Anda di halaman 1dari 15

Laporan Eksperimen Fisika

PERCOBAAN HABMBURAN RUTHERFORD


Dendri Fazillah1, Syahrul Romadhon1
1Program Studi Fisika, Jurusan Sains, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia.
E-mail ke Penulis: dendri.121110032i@student.itera.ac.id, syahrul.121110039@student.itera.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRACT


Kata kunci : Rutherford The Rutherford scattering experiment was conducted to prove
scattering experiment, Thomson's atomic theory. In this experiment, alpha particles were
Thomson's atomic theory, emitted into metal plates at various angles to measure the enumeration
alpha particles, metal rate of alpha particles scattered by gold and aluminum plates as a
plates, scattering rate, gold function of theta, and to obtain the atomic number value of aluminum.
plates, aluminum plates, The chamber served as the scattering space, the Am-241 preparation
atomic number, chamber, (alpha particle source), and the counter was the tool used to measure
Am-241 source, scattering the scattering enumeration rate. The results of the experiment showed
space, counter, physical that the structure of the atom was far more complex than initially
phenomena, atomic believed, as alpha particles were not only reflected or collided, but also
structure. scattered at varying angles. However, the obtained scattering rate
values were inconsistent with the existing theory due to the sensitivity
of the instrument used. Therefore, the Rutherford scattering
experiment has made a significant contribution to the development of
our understanding of atomic structure and related physical
phenomena.

Hak cipta © 2023 Fisika. Seluruh hak cipta.

Pendahuluan

Pada awal abad ke-20, para ilmuwan sudah memiliki pemahaman yang relatif baik
tentang atom, tetapi masih banyak aspek dari struktur atom yang belum dipahami dengan
baik. Pada waktu itu, teori atom yang paling populer adalah teori atom Thomson, yang
menyatakan bahwa atom terdiri dari muatan positif yang tersebar merata di dalam bola
elektron. [1]
Namun, Ernest Rutherford dan rekan-rekannya di Laboratorium Cavendish di University of
Cambridge, Inggris, tidak sepenuhnya yakin dengan teori atom Thomson. Mereka
memutuskan untuk melakukan eksperimen untuk menguji teori tersebut. [2]
Pada tahun 1909, Rutherford dan Hans Geiger melakukan eksperimen hamburan partikel
alfa pada foil emas yang sangat tipis. Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa
melintasi foil emas tanpa mengalami hamburan apa pun, tetapi beberapa partikel alfa
mengalami hamburan yang sangat besar, bahkan mengalami pembalikan arah. Temuan ini
menunjukkan bahwa teori atom Thomson mungkin tidak akurat. [3]
Kemudian, pada tahun 1911, Rutherford dan dua mahasiswa doktornya, Hans Geiger dan
Ernest Marsden, melakukan eksperimen hamburan partikel alfa yang lebih canggih pada foil
emas. Eksperimen ini menggunakan partikel alfa yang lebih terfokus dan foil emas yang lebih

1
tipis daripada eksperimen sebelumnya. Hasil dari eksperimen ini menunjukkan bahwa
sebagian besar partikel alfa melintasi foil emas tanpa hamburan yang signifikan, tetapi
sejumlah kecil partikel alfa mengalami hamburan yang sangat besar. [2]
Temuan ini sangat mengejutkan, karena berarti atom harus terdiri dari dua bagian utama: inti
atom yang sangat kecil dengan muatan positif yang sangat besar, dan elektron yang berputar
di sekitarnya. Eksperimen Hamburan Rutherford menjadi salah satu titik balik penting dalam
sejarah fisika modern, membantu memperkuat pemahaman kita tentang struktur atom dan
mengarah pada pengembangan teknologi seperti sinar-X dan radioaktif. [4]

Dasar Teori dan Perhitungan


Eksperimen Hamburan Rutherford dilakukan untuk mempelajari struktur atom,
khususnya untuk menguji teori atom yang ada pada waktu itu, yaitu teori atom Thomson.
Teori atom Thomson menyatakan bahwa atom terdiri dari bola positif yang berisi elektron
yang tersebar merata di dalamnya. Eksperimen sebelumnya telah membuktikan bahwa atom
memiliki muatan positif dan negatif, tetapi belum ada bukti eksperimental yang meyakinkan
tentang struktur atom secara keseluruhan. [5]
Ernest Rutherford dan rekan-rekannya percaya bahwa atom mungkin tidak seperti bola
Thomson, melainkan terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan padat, yang terdiri dari
proton dan neutron, dengan elektron yang bergerak mengelilingi inti. Untuk menguji teori ini,
Rutherford melakukan eksperimen hamburan partikel alfa pada foil emas yang sangat tipis.
Partikel alfa adalah partikel yang terdiri dari dua proton dan dua neutron, yang secara
kimiawi identik dengan inti atom helium. Ketika partikel alfa ditembakkan pada benda,
seperti foil emas, mereka bisa jatuh ke dalam benda, melewatinya, atau dipantulkan kembali
ke arah asalnya. [2]
Rutherford dan timnya menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa melintasi foil
emas tanpa mengalami hamburan apa pun, tetapi beberapa partikel alfa mengalami
hamburan yang sangat besar, bahkan mengalami pembalikan arah. Temuan ini menunjukkan
bahwa atom harus terdiri dari dua bagian utama: inti atom yang sangat kecil dengan muatan
positif yang sangat besar, dan elektron yang berputar di sekitarnya. [6]
Teori ini menjadi dasar bagi pemahaman modern tentang struktur atom dan mengarah
pada pengembangan teknologi seperti sinar-X dan radioaktif. Eksperimen Hamburan
Rutherford merupakan salah satu titik balik penting dalam sejarah fisika modern dan
memberikan kontribusi besar dalam memperkuat pemahaman kita tentang struktur atom. [2]
Adapun perhitungan yang digunakan dalam percobaan hamburan Rutherford untuk mencari
data adalah sebagai berikut:

Menghitung rata - rata Menghitung fungsi sudut


∑ 𝑛(𝜃) 1
Nm(θ) = (1) f(θ) = 𝜃 (4)
𝑁 𝑠𝑖𝑛4 ( 2 )

Menghitung Counting rate Menghitung ZAL


𝑛𝑚(𝜃) 𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝐴𝑈×𝑍𝐴𝐿
Nd(θ) = (2) ZAL =√ (5)
𝑡 𝑁𝐴𝑈(𝜃)×𝑑𝐴𝐿

2
Menghitung N(θ)
2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 (3)

Keterangan:
Nm (θ) = Menghitung rata-rata
NAU (θ) = Menghitung nilai foil emas
NAL (θ) = Menghitung nilai foil alumunium
ZAL = menghitung AL
dAU (θ) = Menghitung AU
𝜋 = Digunakan 3,14

Metodologi Eksperimen

Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat yang dilakukan pada ekperimen ini:
• Waktu : Jumat, 17 Maret 2023
• Tempat : Labolatoriun 1, Lantai 3 Ruang Eksperimen Fisika, Institut Teknologi
Sumatera

Alat yang digunaka pada praktikum ini:


1. Preparasi Am-241 (sumber partikel 𝛼)
2. Counter
3. Kamar hamburan
4. Foil/lembaran Emas dan Alumunium
5. Pre-Amplifier Diskriminator
6. Catu Daya

Set-up Alat

Gambar 1. Desain Percobaan Hamburan Rutherford

3
Diagram Alir

Percobaan hamburan menggunakan Percobaan hamburan menggunakan


emas Alumunium

Main Main

Siapkan alat dan Siapkan alat dan


bahan bahan

Pasangkan preparasi Am-241 Pasangkan preparasi Am-241


dan emas pada chamber dan alumunium pada chamber
scattering ke soket scattering ke soket

Tutup rapat chamber sampai Tutup rapat chamber sampai


tidak bisa terbuka lalu tidak bisa terbuka lalu
nyalakan dan tunggu vacum nyalakan dan tunggu vacum
chamber selama 2 menit chamber selama 2 menit

Atur diskriminator dan Atur diskriminator dan


siapkan stopwatch digital siapkan stopwatch digital
untuk perhitungan waktu untuk perhitungan waktu

Atur sudut scattering Atur sudut scattering


rutherford pada sudut -20°, - rutherford pada sudut -20°, -
15°, -10°, -5°, 5°, 10°, 15°, 20° 15°, -10°, -5°, 5°, 10°, 15°, 20°
kemudian catat laju cacahan kemudian catat laju cacahan
hamburan dan waktu untuk hamburan dan waktu untuk
mencacah selama 3 kali mencacah selama 3 kali
perulangan perulangan

End 4 End
Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Nilai yang diukur dengan foil emas

Sudut θ (º) Gate Time Nilai Nilai rata- Counting N(θ)


t(θ) Tunggal rata rate Nd(θ)
15
-20 º 10 24 20,33 2,03 -4,36
22
6
-15 º 10 13 13,66 1,36 -2,21
22
8
-10 º 10 5 7,66 0,76 -0,82
10
14
-5 º 10 11 12,66 1,26 -0,68
13
16
5º 10 20 14,00 1,4 0,76
6
9
10 º 10 362 216,33 21,63 23,58
278
404
15 º 10 487 407 40,7 66,15
330
411
20 º 10 131 335,33 33,53 72,01
464

Tabel 2. Nilai yang di ukur dengan foil aluminium


Sudut θ (º) Gate Time Nilai Nilai rata- Counting N(θ)
t(θ) Tunggal rata rate Nd(θ)
217
-20 º 10 353 344,66 34,46 -74,01
464
226
-15 º 10 53 125,66 12,56 -20,41
98
478
-10 º 10 479 407,66 40,76 --44,45
266
469
-5 º 10 358 321,00 32,1 -17,57
136
453

3
5º 10 442 449,33 44,93 24,42
453
344
10 º 10 474 368,66 36,86 40,20
288
457
15 º 10 456 450,33 45,03 73,67
438
260
20 º 10 155 279,33 27,93 39,99
423

Tabel 3. Hamburan partikel α sebagai fungsi sudut


Sudut θ (º) F(θ)
-20º 1099,813
-15º 3445,15
-10º 17330,69
-5º 276236,93
5º 276236,93
10º 17330,69
15º 3445,15
20º 1099,81

Tabel 3. kurva hamburan fungsi sudut (θ) dan counting rate Nd (θ) pada sampel aluminium

Dapat dilihat setelah melakukan percobaan berikut grafik antara sudut (θ) dan counting
rate Nd (θ) pada foil emas dan alumunium, berdasarkan pada sampel emas diketahui jika
semakin besar sudut hamburan, maka tingkat hamburan pada partikel alfa meningkat.

Gambar 2. kurva hamburan pada sampel Emas

2
Begitupun grafik antara sudut sudut (θ) dan counting rate Nd (θ) pada alumunium,
dapat dilihat dari Gambar 3 kurva tersebut dapat dilihat bahwa nilai counting rate pada
sampel alumunium tersebut tidak konsisten.

Gambar 3. kurva hamburan pada sampel Alumunium

Pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan grafik F(θ) terhadap (θ) dapat dilihat
pada Gambar 4 grafik yang didapat dilihat yaitu sudut positif tingkat hamburan partikel alfa
berbanding lurus dengan frekuensinya.

Gambar 4. Kurva hamburan partikel α sebagai fungsi sudut

Pada nilai laju hamburan digunakan untuk mendapatkan nomor atom dari lempeng
yang dtembakan oleh partikel alfa. Secara teori nilai pada alumunium yaitu 13 kemudian
setelah perhitungan mendapatkan nilai yang sangat bervariasi, dan nilai yang paling
mendekati yaitu 24,42. Secara teori dengan hasil yang di dapat karena counting rate yang di
dapat belum sesuai dengan nilai secara teori.

3
Percobaan hamburan Rutherford ini dapat dilihat di set-up alat pada Gambar 1. Untuk
yang pertama digunakan chamber untuk dihubungkan pada discriminator, kemudian
hubungkan kabel pada dicriminator dan counter ke tegangan listrik, pasangkan preparasi
Am-241 dan alumunium/emas pada chamber scattering ke soket, tutup rapat chamber sampai
tidak bisa terbuka lalu nyalakan dan tunggu vacum chamber selama 2 menit, Atur
diskriminator dan siapkan stopwatch digital untuk perhitungan waktu, Atur sudut scattering
rutherford pada sudut -20°, -15°, -10°, -5°, 5°, 10°, 15°, 20° kemudian catat laju cacahan
hamburan dan waktu untuk mencacah selama 3 kali perulangan.

Percobaan ini digunakan partikel alfa karena bermuatan positif, percobaan ini
dilakukan Rotherford karena hamburan sinar alfa lembaran yang sangat tipis hanya setebal
atom emas dan sebagian partikel alfa dapat tembus karena melalui daerah hampa.

Chamber digunakan agar sinar alfa yang diterima dapat dihentikan oleh media udara
dalam waktu yang sangat singkat sehingga mudah dihamburkan. Chamber diperlukan untuk
menghindari tumbukan dengan molekul udara yang dapat mengurangi energi sebenarnya.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil eksperimen Hamburan Rotherford
ini antara lain yaitu
1. Menguji teori atom merupakan bola pejal positif yang apabila terkena partikel alfa
akan dipantulkan atau dibelokan.
2. Grafik hubungan antara sudut sudut (θ) dan counting rate Nd (θ) Alumunium
maupun emas tidak konsisten karena tidak sesuai dengan teori.
3. Pada hasil nomor atom pada alumunium berbeda dengan nomor atom alumunium
secara teoritis.
4. Berkas partikel alfa yang diteruskan menandakan bahwa terdapat ruang yang kosong
di sekitar inti atom yang merupakan orbit elektron
5. Pada nilai laju hamburan mendapatkan nomor atom, secara teori nilai pada
alumunium yaitu 13 kemudian setelah perhitungan mendapatkan nilai yang sangat
bervariasi, dan nilai yang paling mendekati yaitu 24,42.

Apresiasi
Kami sangat mengapresiasi kepada pihak-pihak yang telah membatu kami dalam
melaksanakan praktikum terutama kepada kampus Institut Teknologi Sumatera yang telah
memfasilitasi kami dalam melaksanakan praktikum, kami ucapkan juga kepada dosen yang
telah membimbing dan memberikan materi pengenalan praktikum beberapa minggu sebelum
praktikum dilaksanakan, kepada asisten praktikum kami ucapkan terima kasih telah
membimbing dan menuntun kami dalam melaksanakan praktikum serta kepada teman teman
satu kelas mata kuliah eksperimen fisika yang telah membantu kami memberikan informasi
tentang praktikum.

4
Referensi

[1] Leybold, "General Catalogue of Physics Experiments," 1998.

[2] R. L. Sime, "Lise Meitner and the discovery of nuclear fission," Physics Today, pp. 26-32, 1995.

[3] A. Baiser, konsep fisika modern, 4 ed., Jakarta: erlangga, 1987.

[4] L. Hsu, "the discovery of atomic structure.Spinger," p. 2019.

[5] J. L. Campbell, "Rutherford’s gold foil experiment," Nature Education Knowledge, p. 4, 2017.

[6] k. andi, Esensi fisika modern, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011.

[7] Rutherford, "The scattering of α and β particles by matter and the structure of the atom.,"
Philosophical Magazine, pp. 669-688, 1911.

[8] K. Krane, Modern Physics, 2nd ed., John Wiley & Sons, 1996.

3
Lampiran

1. Tabel 1 Nilai Foil Emas(AU)

• Sudut (θ) = -20 º


∑ 𝑛(𝜃) 15+24+22
Nm(θ) = = = 20,33
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 20,33
Nd(θ) = = = 2,03
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −20°) (2,03) = −4,36

• Sudut (θ) = -15 º


∑ 𝑛(𝜃) 6+13+22
Nm(θ) = = = 13,66
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 13,66
Nd(θ) = = = 1,36
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −15°) (1,36) = −2,21

• Sudut (θ) = -10 º


∑ 𝑛(𝜃) 8+5+10
Nm(θ) = = = 7,66
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 7,66
Nd(θ) = = = 0,76
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −10°) (0,76) = −0,82

• Sudut (θ) = -5 º
∑ 𝑛(𝜃) 14+11+13
Nm(θ) = = = 12,66
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 12,66
Nd(θ) = = = 1,26
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −5°) (1,26) = −0,68

• Sudut (θ) = 5 º
∑ 𝑛(𝜃) 16+20+6
Nm(θ) = = = 14
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 14
Nd(θ) = = = 1,4
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin 5°) (1,4) = 0,76

6
• Sudut (θ) = 10 º
∑ 𝑛(𝜃) 9+362+278
Nm(θ) = = = 216,33
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 216,33
Nd(θ) = = = 21,63
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin 10°) (21,63) = 23,58

• Sudut (θ) = 15 º
∑ 𝑛(𝜃) 404+487+330
Nm(θ) = = = 407
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 407
Nd(θ) = = = 40,7
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 =2 × 3,14(sin 15°) (40,7) = 66,15

• Sudut (θ) = 20 º
∑ 𝑛(𝜃) 411+131+464
Nm(θ) = = = 335,33
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 335,33
Nd(θ) = = = 33,53
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin 20°) (33,53) = 72,01

2. Tabel 2 Nilai Foil Alumunium(AL)

• Sudut (θ) = -20 º


∑ 𝑛(𝜃) 217+353+464
Nm(θ) = = = 344,66
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 394,66
Nd(θ) = = = 34,46
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −20°) (34,46) = −74,02

• Sudut (θ) = -15 º


∑ 𝑛(𝜃) 226+53+98
Nm(θ) = = = 125,66
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 125,66
Nd(θ) = = = 12,56
𝑡 10

N(θ ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −15°) (12,56) = −20,41

• Sudut (θ) = -10 º

3
∑ 𝑛(𝜃) 478+479+266
Nm(θ) = = = 407,66
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 407,66
Nd(θ) = = = 40,76
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −10°) (407,66) = −44,45

• Sudut (θ) = -5 º
∑ 𝑛(𝜃) 469+358+136
Nm(θ) = = = 321
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 321
Nd(θ) = = = 32,1
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin −5°) (32,1) = −17,57

• Sudut (θ) = 5 º
∑ 𝑛(𝜃) 453+442+453
Nm(θ) = = = 449,33
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 449,33
Nd(θ) = = = 44,93
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin 5°) (44,93) = 24,42

• Sudut (θ) = 10 º
∑ 𝑛(𝜃) 344+374+288
Nm(θ) = = = 368,66
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 368,66
Nd(θ) = = = 36,86
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin 10 °) (36,86) = 40,20

• Sudut (θ) = 15 º
∑ 𝑛(𝜃) 457+456+438
Nm(θ) = = = 450,33 =
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 450,33
Nd(θ) = = = 45,03
𝑡 10

N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin 15°) (45,03) = 73,67

• Sudut (θ) = 20 º
∑ 𝑛(𝜃) 15+24+22
Nm(θ) = = = 20,33 = 279,33
𝑁 3

𝑛𝑚(𝜃) 279,33
Nd(θ) = = = 27,93
𝑡 10
N(θ) = 2𝜋 sin(𝜃)𝑁𝑑𝜃 = 2 × 3,14(sin 20°) (27,93) = 59,99

8
3. Nilai Fungsi Sudut

1
• Sudut -20 = −20 = 1099,81
sin4 ( 2 )

1
• Sudut -20 = −15 = 3445,15
sin4 ( 2 )

1
• Sudut -20 = −10 = 17330,69
sin4 ( 2 )

1
• Sudut -20 = −5 = 276256,93
sin4 ( 2 )

1
• Sudut -20 = 5 = 276236,93
sin4 ((2)

1
• Sudut -20 = 10 = 17330,69
sin4 ( )
2

1
• Sudut -20 = 15 = 3445,15
sin4 ( 2 )

1
• Sudut -20 = 20 = 1099,81
sin4 ( 2 )

4. Nilai ZAL

𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 −74,02×2×792
• -20 = √ =√ = 162,73
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 −4,36×8

𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 −20,41×2×792
• -15 = √ =√ =120,03
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 −2,21×8

𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 −44,45×2×792
• -10 = √ =√ = 290,82
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 −0,82×8

𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 −17,57×2×792
• -5= √ =√ = 200,78
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 −0,68×8

𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 24,42×2×792
• 5=√ =√ = 223,90
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 0,76×8

3
𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 40,20×2×792
• 10 = √ =√ = 51,57
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 23,58×8

𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 73,67×2×792
• 15 = √ =√ = 41,68
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 66,15×8

𝑁𝐴𝐿(𝜃)×𝑑𝑎𝑈×𝑧𝐴𝑈 59,99×2×792
• 20 = √ =√ = 36,05
𝑁𝐴𝑈𝜃×𝑑𝐴𝐿 72,01×8

5.

10
3

Anda mungkin juga menyukai