Resume Pricing Tripod-1
Resume Pricing Tripod-1
Dulu Sekarang
Penetapan harga jasa biasanya didorong Kebebasan yang cukup besar dalam menetapkan
oleh perspektif keuangan dan akuntansi, harga dan berdasarkan nilai dan kompetitif
yaitu cost-plus pricing (value-based & competitive pricing)
Rincian harga sering kali dibatasi oleh Rincian harga kreatif dan sistem manajemen
kebijakan pemerintah pendapatan yang modern
Cost plus pricing: produsen menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya
sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang
diinginkan (disebut margin) pada unit tersebut
Cost plus pricing: BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL
Biaya material: Rp25.000.000, Biaya tenaga kerja: Rp10.000.000, Biaya lain (seperti
sewa kantor, penyusutan alat-alat, gaji pimpinan, dsb.): Rp5.000.000, Sehingga jumlah
total biaya adalah Rp40.000.000
Apabila ia menghendaki laba sebesar 20% dari biaya total, maka:
Harga jual total = biaya total + laba
= Rp40.000.000 + (20% x Rp40.000.000) =Rp48.000.000
Harga berdasar nilai dan kompetisi (value-based & competitive pricing)
• Nilai: cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan
daya belinya
• estimasi untuk permintaan barang (harga yang diharapkan konsumen, volume
penjualan)
• reaksi dalam persaingan (sejenis, subtitusi, pendatang baru)
• Strategi siklus produk (pengenalan, pertumbuhan, dewasa, penurunan)
• Jenis Penetapan harga: (1) markup, (2) nilai anggapan, (3) Harga nilai, (4) Going
rate, (5) lelang
Landasan strategi penetapan harga adalah tiga kaki dalam penetapan harga tripod:
Biaya yang harus ditutup perusahaan menentukan harga minimum atau dasarnya.
Persepsi nilai pelanggan atas tawaran jasa menentukan harga maksimum atau
plafonnya.
Harga yang dikenakan dalam jasa pesaing menentukan berapa harga yang pantas
dikenakan, di antara harga dasar dan plafon
Kaki pertama dari tiga tumpuan penetapan harga adalah biaya yang ditanggung perusahaan
(Cost-Based Pricing).
Biaya-biaya jasa sering kali rumit. Jasa-jasa biasanya memiliki biaya tetap yang
tinggi, pendayagunaan kapasitas yang beragam, dan infrastruktur bersama yang
besar (KAI, RS, Jaringan telekomunikasi, armada transportasi) yang membuat
perusahaan sulit untuk menentukan biaya unit.
Apabila jasa-jasa memiliki proporsi biaya variabel dan/atau semivariabel yang besar,
pendekatan akuntansi-biaya lebih tepat digunakan (misalnya, menggunakan analisis
kontribusi dan titik impas).
Biaya tetap: biaya ekonomis yang ada sekalipun tidak ada jasa yang dijual: sewa,
penyusutan, peralatan, pajak, asuransi, gaji, sekuritas, dan pembayaran bunga
Biaya variabel: biaya ekonomis yang terkait dengan melayani pelanggan
tambahan (relatif kecil, contoh: menambah kursi pada penerbangan. Besar kalau
berkaitan dengan makanan, tambah fasilitas khusus)
Biaya semi-variabel: mewakili pengeluaran yang meningkat atau menurun
seiring dengan peningkatan atau penurunan volume bisnis
Kontribusi adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah semua biaya langsung
yang dikurangkan dari pendapatan.
Break even analysis atau analisis titik impas adalah penghitungan dan
pemeriksaan margin yang menunjukkan usaha balik modal (safety margin).
Akan tetapi, untuk jasa-jasa yang kompleks dengan infrastruktur yang digunakan
bersama, pendekatan pembiayaan berbasis aktivitas (Activity-Based Costing ABC)
MANAJEMEN PENDAPATAN
Kecermatan yang tinggi harus diupayakan dalam menerapkan penetapan harga dan
manajemen pendapatan dalam bisnis jasa untuk menjamin agar kepuasan dan persepsi
keadilan pelanggan tidak terganggu.
Sistem manajemen pendapatan yang dirancang baik dapat meramalkan dengan cukup
akurat (1) berapa banyak pelanggan yang akan menggunakan jasa tertentu pada waktu
tertentu (2) pada tiap tingkat harga tertentu
Manajemen pendapatan (MP) meningkatkan pendapatan bagi perusahaan melalui
pendayagunaan kapasitas yang lebih baik dan menyisakan kapasitas untuk segmen yang
bersedia membayar lebih tinggi. Secara spesifik, MP:
Merancang produk dengan menggunakan batas-batas harga fisik dan nonfisik, dan
mengenakan harga berdasarkan segmen yang beragam menurut harga reservasi
spesifik mereka.
Menetapkan harga berdasarkan perkiraan tingkat permintaan dari berbagai segmen
pelanggan (penting ini).
Bekerja baik dalam bisnis-bisnis jasa yang memiliki karakteristik (1) biaya tetap yang
tinggi dan persediaan yang mudah rusak, (2) beberapa segmen pelanggan dengan
berbagai elastisitas harga, dan (3) permintaan yang variatif dan tidak menentu.