Anda di halaman 1dari 40

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

GAMBARAN KARAKTERISTIK GERAKAN SAYANG IBU

DI KELURAHAN PAAL LIMA KECATAMAN

KOTA BARU KOTA JAMBI

DOSEN PEMBIMBING :
Maria Ulfha, S.Pd,M.Pd

OLEH :
1. Nur Hezlina (PO71240220022)
2. Putri Nadya Gladys (PO71240220020)
3. Tarisa Dwi Novega Rahma (PO71240220008)
4. Tary Khoirunnisa’ (PO71240220024)
5. Vera Haizah (PO71240220023)
6. Widya Nata Manurung (PO71240220019)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

DIPLOMA DIII JURUSAN KEBIDANAN


TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
KaruniaNya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Gambaran
Karakteristik GerakanSayang Ibu Di Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi
Tahun 2006”

Selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Yth:

1. Bapak Syamsul Ridjal,SKM,MM,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Jambi.

2. Ibu Hj. Taty Nurti,SPd,M.Kes,selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Jarnbi.

3.Ibu Nuraidah, SPd,M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya
untuk membimbing, memberi arahan dan dorongan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Hj. Yusdar Muchtar, SPd, SKM,MM selaku pembimbing yang telah banyak, memberi
arahan dan dorongan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

5. Semua Bapak/Ibu Dosen di Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kebidanan yang telah
banyak membimbing penulis dalam perkiliahan.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini

Jambi, September 2006


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dari pelayanan dasar yangtidak dapat menjangkau

seluruh masyarakat karena keterbatasan sumber daya yang mengakibatkan pelayanan kesehatan tidak

memenuhi sasaran antara lain masih tingginya angka kematian ibu (AKI). Upaya dalam menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) dapat terlaksana secara optimal apabila penyebab kematian dapat

diantispasi yaitu dengan meningkatkan pelayanan kesehatan pada maternal secara seksama sebagai

wujud dari pelaksanaan program safe motherhood (Depkes RI, 2002:6).

Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad masyarakat yang

optimal. Salah satu indikator dan keberhasilan pembangunan kesehatan adalah penurunan AKI dan

AKB.Perilaku nasyarakat Indonesia pada tahun 2010 diharapkan adalah masyarakat yang proaktif

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi

diri dan keluarga dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan

masyarakat (Depkes RI, 1999:41).

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara antara lain dinilai dengan perbandingan tinggi

rendahnya AKI. Penyebab kematian ibu hamil dan bersalin diketahui 80% disebabkan oleh trias

klasik yakni perdarahan 40-60%, infeksi jalan.

28
lahir 20-30% dan eklamsi 20-30%. Trias tersebut berkaitan erat dengan kesadaran hidup sehat,

jangkauan mutu pelayanan kesehatan dan adanya kesenjangan ekonomi, pendidikan, tradisi, sosial

budaya dan geografis yang menyebabkan lemahnya akses ibu terhadap pemeliharaan kesehatan.

Disamping hal diatas tiga terlambat(3T)yakni terlambat mengenali kelainan pada ibu sehingga

terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa/transportasi dan terlambat mendapat

pertolongan dan empat terlalu (4T) yakni terlalu muda < 19 tahun maupun terlalu tua > 35 tahun,

jumlah anak lebih dari 3 orang, jarak kehamilan atau persalinan kurang 2 tahunn, kondisi ibu yang

jelek antara lain gizi buruk, anemi dan lain sebagainya (Menupw,1996:5).

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menurunkan AKI antara lain melalui mother

friendly movement yakni Gerakan Sayang Ibu (GSI), safe motherhood initiative yakni gerakan

kesejahteraan ibu, program making pregnancy safer yakni kehamilan yang bersih (Fauzi,2004:29)

Gerakan sayang ibu (GSI) adalah suatu gerakan bersama semua unsur baik pemerintah secara

lintas sektoral, LSM, swasta, masyarakat dalam upaya percepatan penurunan AKI dan angka

kematian bayi (AKB) serta upaya kesejahteraan ibu hamil, bersalin dan nifas. Pelaksanaan GSI

merupakan peningkatan peran serta kaum laki-laki disamping kaum wanita, pemantauan

berkelanjutan dan terarah, koordinasi efektif dari pemerintah. Kegiatan GSI dalam mencegah 3T dan

4T antara lain mendirikan bidan siaga, tabulin, ambulan desa dan donor darah (Menupw, 1999:7)

Hasil Survey Kesehatan Nasional (SURKESNAS)2001 menunjukkan AKI 216,3 per 100.000

KH,tahun 2002 terdapat 216,3 KH, tahun 2003 terjadi 215,8 per

28
100.000 KH dan tahun 2004 berkisar 214,8 per 100.000 KH. Diharapkan sasaran pembangunan

kesehatan di Propinsi Jambi pada tahun 2005 AKI mencapai 187,2 per 100.000 KH,tahun 2006

mencapai 178,4 per 100.000 KH dan pada tahun 2008 pada visi dan misi Jambi Sehat tercapai 170

per 100.000 KH (Dinkes Propinsi Jambi,2006)

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2004 adalah 71,39% jumlah

kematian maternal di Propinsi Jambi tercatat 59 orang yang terdiri dari jumlah kematian ibu hamil 7

orang, kematian ibu bersalin 43 dan kematian ibu nifas 9 orang, sedangkan di kota Jambi tercatat

angka kematian ibu (AKI) sebesar 7 orang(Profil Kesehatan Kota Jambi 2005).

Program gerakan sayang ibu (GSI) pada tahun 2005 di Propinsi Jambi dilaksanakan atau

dilembagakan pada 10 Kabupaten/Kota, 29 Kecamatan dan 59 desa. Di Kota Jambi kelembagaan

telah terlaksana pada 8 kecamatan (laporan terlampir). GSI yang aktif berjumlah 6 kecamatan dengan

berbagai kegiatan antara lain telah terlaksana tabungan ibu bersalin (tabulin), ambulan desa,

kelompok donor darah. GSI ini diselenggarakan atas dasar partisipasi masyarakat beserta lintas

sektoral, kegiatan dilaksanakan mingguan, bulanan dengan kesepakatan bersama dengan memadukan

gerakan advokasi dan KIE secara kelompok maupun individu (Dinkes Kota Jambi,2006:14).

Kecamatan Kotabaru terdiri dari 13 kelurahan dan 4 buah Puskesmas. (Puskesmas Paal

V,Puskesmas Paal X, Puskesmas Kenali Besar dan Puskesmas Rawasari). Dari 13 kelurahan,

kelurahan Paal Lima merupakan penyelenggara GSI 100.000 KH dan tahun 2004 berkisar 214,8 per

100.000 KH.Diharapkan sasaran pembangunan kesehatan di Propinsi Jambi pada tahun 2005 AKI

28
mencapai 187,2 per 100.000 KH,tahun 2006 mencapai 178,4 per 100.000 KH dan pada tahun 2008

pada visi dan misi Jambi Sehat tercapai 170 per 100.000 KH (Dinkes Propinsi Jambi,2006)

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2004 adalah 71,39% jumlah

kematian maternal di Propinsi Jambi tercatat 59 orang yang terdiri dari jumlah kematian ibu hamil 7

orang, kematian ibu bersalin 43 dan kematian ibu nifas 9 orang,sedangkan di kota Jambi tercatat

angka kematian ibu (AKI) sebesar 7 orang (Profil Kesehatan Kota Jambi 2005).

Program gerakan sayang ibu (GSI) pada tahun 2005 di Propinsi Jambi dilaksanakan atau

dilembagakan pada 10 Kabupaten/Kota, 29 Kecamatan dan 59 desa. Di Kota Jambi kelembagaan

telah terlaksana pada 8 kecamatan (laporan terlampir). GSIyang aktif berjumlah 6 kecamatan dengan

berbagai kegiatan antara lain telah terlaksana tabungan ibu bersalin (tabulin), ambulan desa,

kelompok donor darah. GSI ini diselenggarakan atas dasar partisipasi masyarakat beserta lintas

sektoral, kegiatan dilaksanakan mingguan, bulanan dengan kesepakatan bersama dengan memadukan

gerakan advokasi dan KIE secara kelompok maupun individu (Dinkes Kota Jambi,2006:14).

Kecamatan Kotabaru terdiri dari 13 kelurahan dan 4 buah Puskesmas. (Puskesmas Paal V,

Puskesmas Paal X,Puskesmas Kenali Besar dan Puskesmas Rawasari). Dari 13 kelurahan, kelurahan

Paal Lima merupakan penyelenggara GSI dengan kelembagaan dikoordinatori Kecamatan Kotabaru,

dibantu dengan satuan tugas (Satgas) GSI dalam pelaksanaan kegiatan.

Laporan Puskesmas Paal Lima didapatkan sasaran ibu harnil pada tahun 2005 sebanyak 1010

orang dan sasaran resti 202 orang terdeteksi oleh nakes sebesar 33,66% dan yang belum terdekteksi

28
di kecamatan lain sementara pada data persalinan tercatat persalinan oleh nakes 90% dan oleh dukun

terlatih 0,10%, (Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Jambi,2006).

Berdasarkan data tersebut di atas, penulis ingin untuk meneliti tentang gambaran pelaksanaan

GSI di Kelurahan Paal Lima Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui gambaran Karakteristik gerakan

sayang ibu (GSI) meliputi bidan siaga, tabulin, ambulan desa dan donor darah di Kelurahan Paal

Lima Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian yang timbul adalah

1. Bagaimana kegiatan bidan siaga dalam kegiatan GSI terlaksana di Kelurahan Paal Lima

Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

2. Bagaimana pelaksanaan tabulin dalam kegiatan GSI di Kelurahan Paal Lima Kecamatan

Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

3. Bagaimana penyediaan ambulan desa dalam kegiatan GSI di Kelurahan Paal Lima

Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

4. Bagaimana pelaksanaan kelompok donor darah dalam kegiatan GSI di Kelurahan Paal Lima

Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

C. Tujuan Penelitian

28
1. Tujuan Umum

Dapat mengetahui gambaran karakteristik GSI di Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru

Kota Jambi tahun 2006.

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya gambaran kegiatan bidan siaga dalam pelaksanaan GSI di Kelurahan Paal

Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

b. Diperolehnya gambaran pelaksanaan tabulin dalam kegiatan GSI di Kelurahan Paal Lima

Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

c. Diperolehnya gambaran pelaksanaan penyediaan ambulan desa dalam kegiatan GSI di

Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

d. Diperolehnya gambaran kelompok donor darah dalam kegiatan GSI di Kelurahan Paal Lima

Kecamatan Kotabaru Kota Jambi tahun 2006.

D. Manfaat Penelitian

1. Dinas Keschatan Kota Jambi

Dapat dipakai sebagai bahan pedoman atau masukan dalam perencanaan,

pengendalian, penilaian dan penentuan kebijakan dalam meningkatkan program terutama

GSI.

2. Puskesmas Paal Lima

Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi atau bahan acuan dalam meningkatkan

kegiatan GSI.

28
3. Kelurahan Paal Lima

Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi atau bahan acuan serta motivasi dalam

kegiatan GSI.

4. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan (Peneliti lain)

Perlu penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain tentang keefektifan gerakan sayang ibu

GSI.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, menggunakan
kuesioner dalam pengumpulan data. Penelitian ini dimulai sejak bulan Februari tahun 2006 dan
pengambilan data dilakukan di Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi pada bulan
Juli 2006 untuk meneliti pelaksanaan GSI meliputi kegiatan bidan siaga, pelaksanaan tabulin,
pelaksanaan penyediaan ambulan desa dan pelaksanaan kelompok donor darah. Populasi adalah ibu
hamil dan satgas GSI (bidan, tokoh masyarakat dan kader) sampel adalah ibu hamil resti diambil 20%
dari 202 = 41 orang dan semua sargas GSI (4 orang yang berkaitan langsung dengan operasional
GSI), analisis data menggunakan univariat.

28
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gerakan Sayang Ibu


1. Pengertian

Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan upaya untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan
dan mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dan
gerakannya adalah gerakan masyarakat yakni Suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat,
bekerjasama dengan pemerintah untuk peningkatan perbaikan kualitas hidup perempuan (sebagai
sumber daya manusia) melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
penurunan angka kematian ibu karena hamil,melahirkan, nifas dan kematian bayi
(Menupw,2002:15).

GSI adalah suatu gerakan dari masyarakat bersama pemerintah dalam upaya peningkatan
kesejahteraan ibu hamil, bersalin dan nifas. Gerakan yang dicanangkan oleh Presiden pada
peringatan Hari Ibu ke-68 tanggal 22 Desember 1996 ini pada dasarnya merupakan mobilisasi
potensi sumber daya yang berguna memperbaiki kualitas wanita, khususnya penurunan kematian
maternal, dalam rangka pembangunan sumber daya manusia masa depan (Menupw, 1997:7).

Upaya sosialisasi dan dukungan pelaksanaan GSI terlihat dengan telah diadakannya rapat
koordinasi nasional GSI pada bulan Maret 1997 bersama utusan daerah yang dipimpin para Wakil
Gubernur dan utusan sector atau instansi terkait tingkat pusat, serta organisasi kemasyarakatan
tingkat nasional.

Pertemuan tersebut telah mengeluarkan kesepakatan,antara lain:

a. Memperkuat komitmen menurunkan AKI sebesar 50% pada akhir Pelita VI dibanding tingkat
AKI tahun 1990.

28
b. Mempertegas makna penurunan AKI sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan
daerah.
c. Membangun dua komponen GSI yaitu Kecamatan Sayang Ibu dan Rumah Sakit Sayang Ibu.

(Menupw,1997:3).

2. Landasan Hukum

Terdapat 16 produk hukum yang melandasi GSI (Menupw, 1997:9) berupa


UU,PP,Kepres,Inpres,Permendagri,Inmendagri,SK Menupw,produk hukum tersebut adalah:

a. UU No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah.


b. UU No.5 Tahun 1976 tentang Pemerintahan Desa ditambah Kelurahan.
c. UU No.7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Wanita.
d. UU No.10 Tahun 1992 tentang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
e. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
f. PP No.6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
g. Keppres No.29 Tahun 1990 tentang Kedudukan Lembaga Sosia Desa menjadi LKMD
h. Keputusan Presiden No.44 Tahun 1993 tentang Kedudukan,Tugas Pokok, Fungsi Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara
i. Permendagri No. 9 Tahun 1992 tentang Penyempurnaan Pedoman Penyusunan Perencanaan
dan Pengendalian
j. Instruksi Presiden No.5 Tahun 1995 tentang Peningkatan Peranan Wanita dalam
Pembangunan Daerah
k. Keputusan Menupw No.07/KEP/Menupw/II/1994 tentang Kedudukan, Tugas,Fungsi Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Staf Menupw
l. Inmendagri No.9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Pelayanan Pos
Pelayanan Terpadu
m. Inmendagri No.13 Tahun 11996 tentang Petunjuk Teknis Pelaaksanaan Pengelolaan Program
Peningkatan Peranan Waanita dalam Pembangunan di Daerah

28
n. Keputusan Menupw No.45 Tahun 1997 tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan
Peningkatan Peranan Wanita dalam Pembangunaan di Tingkat Pusat
o. Surat Keputusan Menupw No.47/Kep/Menupw/X/1996 tentang Pembentukan Kelompok
Kerja Tetap GSI

3.Tujuan

Tujuan pelaksanaan GSI menurut Menupw (1998:13)meliputi:

a. Tujuan Umum GSI:


Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,kesejahteraan wanita,terutama untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,kesejahteraan wanita,terutama


untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu.

b. Tujuan Khusus

1) Menurunkan angka kematian ibu karena hamil,persalinan dan nifas serta menurunkan angka
kematian bayi.

2) Meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga tentang PMS,HIV/Aids, kehamilan, persalinan,


pemberianASI ekslusif, perawatan bayi,aborsi, kesehatan reproduksi remaja, perkawinan usia
dewasa dan KB.

3) Meningkatkan pengetahuan,wawasan dan komitmen,kepedulian dan dukungan pihak Pemda


dan sektor terkait baik tingkat Propinsi maupun tingkat Kota atau Kabupaten.

4) Memantapkan pengetahuan, wawasan komitmen dan dukungan dari Kepala Daerah


(Gubernur, Wali Kota, Bupati, camat), sektor terkait, masyarakat dan swasta tentang berbagai
sektor yang berhubungan dengan kesakitan dan kematian ibu, bayi serta melakukan
peningkatan penanggulangannya secara terpadu.

28
5) Memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk mampu membangun mekanisme
rujukan yang sesuai dengan kondisi daerah sehingga ibu dan bayi tidak terlambat di tolong
oleh petugas kesehatan (bidan atau dokter).

6) Meningkatkan fungsi dan peran institusi terkait baik dari unsur pemerintah, masyarakat dan
swasta (LSM, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi baik dalam perencanaan,
pelaksanaan maupun pemantauan serta pengumpulan data bulin,bumil,bufas ditingkat desa
dan kecamatan.

7) Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam
pelayanan kesehatan yang aman,nyaman,ramah bagi ibu dan bayi. Serta dalam meningkatkan
jumlah akseptor KB dan ASI ekslusif.

8) Meningkatkan upaya masyarakat dalam mengubah kebiasaan yang merugikan kesehatan ibu
hamil, melahirkan,nifas dan bayi.

9) Meningkatkan upaya dana pengembangan perawatan ibu hamil dan perawatan bayi setiap
wilayah kelurahan dan desa di bawah koordinasi camat serta dana untuk mendukung
pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

4.Sasaran

Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (1998:48),sasaran GSI dibagi dalam dua golongan
sebagai berikut:

a. Sasaran langsung dari GSI adaiah:

C.alon pengantin, khususnya wanita usia subur (WUS),ibu hamil,bersalin, dan nifas beserta suami
dan semua anggota keluarganya.

b. Sasaran tidak langsung dari GSI adalah:

1) Pimpinan formal daerah yang berperan untuk membina dan mengkoordinir kegiatan program.

28
2) Pimpinan institusi atau organisasi masyarakat yang berperaan untuk mengkoordinasi
pertolongan ibu bersalin dan meningkatkan keterlibatan masyarakat umumnya dalain GSI.

3) Tokoh masyarakat yang berperan mengembangkan berbagai upaya penanggulangan tiga


terlambatmengenali bahaya dan penentuan keputusan, terlambat dalam transportasi dan
terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang adekuat.

4) Staf dan petugas kesehatan di rumah sakit maupun institusi kesehatan lainnya yang
berperanuntuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang ramah dan bermutu.

5) Seluruh potensi yang ada dalam masyarakat yang berperan meningkatkan keterlibatan seluruh
anggota masyarakat dalam upaya GSI,termasuk pendataan dan pemantauan ibu hamil,
bersalin, dan nifas.

6) Kaum pria yang berperan memberi perhatian khusus kepada ibu yakni Suami Siap Antar Jaga
atau SIAGA.

5. Program Dasar

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (2004:25-57) menyatakan bahwa program GSI


dilapangan ada 2 komponen yang harus dikembangkan yakni Kecamatan Sayang Ibu dan Bayi
(KSIB) dan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB). Komponen tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya tiga terlambat. KSIB bertujuan untuk mencegah terlambat fase 1,2,3 sedang
RSSIB untuk mencegah terlambat fase 3 dan mencegah kematian yang memerlukan pelayanan
medik.

Kegiatan dalam mencegah faktor tiga terlambat tersebut meliputi;

a. Meningkatkan aksessibilitas penduduk miskin ke pelayanan kesehatan dasar.

b. Meningkatkan pemanfaatan KB yang efektif dan aman.

c. Memenuhi kebutuhan perempuan dan bayi

28
d. Meningkatkan efektifitas strategi kelangsungan hidup anak di daerah kota dan desa.

e.Menurunkan angka kesakitan, kematian bayi melalui peyediaan neonatal intensive care services

f. Promosi pemeliharaan keluarga terhadap neonatal (bayi umur 0-28 hari).

g. Pemberian imunisasi dan pelayanan kesehatan anak dari keluarga miskin.

h. Menurunkan angka buta huruf dari keluarga miskin.

i. Meningkatkan pemberian ASI ekslusif.

6. Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan GSI (Menteri pemberdayaan perempuan ,2004:55) antara lain :

a. Peningkatan peran bidan


1) Pendataan ibu hamil, ibu nifas dan bayi lahir dan pembuatan peta.
2) Melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak melaksanakan pemeriksaan selama
kehamilan.
3) Melakukan kunjungan rumah bagi ibu yang baru melahirkan dan bayi lahir.

b. Pengembangan tata cara rujukan

1) Camat bersama tokoh masyarakat formal dan non formal dalam mengembangkan tata cara
rujukan ibu bersalin.
2) Pengembangan khusus bagi desa terpencil dan keluarga ibu hamil yang tidak mampu dengan
pondok sayang ibu atau sesuai dengan kreasi daerah.
3) Pengembangan mekanisme penghubung antara pihak-pihak terkait bila ada persalinan atau
rujukan melalui kelompok masyarakat.
4) Peningkatan pendampingan bidan pada persalinan di tolong oleh dukun bayi dan kerja sama
antara bidan dan dukun bayi.
5) Pengembangan sistem transportasi desa yang memanfaatkan potensi dan fasilitas yang tersedia.

7. Karakteristik Gerakan Sayang Ibu

28
Tim kelompok kerja dan tim satuan tugas diarahkan mampu mendorong ide-ide kreatif
masyarakat untuk berperan aktif dalam melaksanakan GSI didaerahnya yang kegiatannya
ditunjang beberapa hal (Menteri pemberdayaan perempuan,2004:13) antara lain:

a. Menggalang dana bersalin atau Tabungan Ibu Bersalin

Tabungan ibu bersalin (Tabulin) adalah kegiatan masyarakat (para ibu hamil, PUS)
mengumpulkan dana bersama anggotanya, untuk keperluan dana persalinan anggotanya.

b. Ambulan Desa

Ambulan desa adalah suatu sistem transportasi yang dilakukan oleh masyarakat yang digunakan
sebagai ambulan desa dipakai kapan saja untuk membantu merujuk ibu hamil, ibu bersalin resti
ke tempat pelayanan yang lengkap. Warga masyarakat yang tergabung dalam kelompok GSI
diwilayahnya melakukan terobosan menyediakan ambulan desa berupa mobil (berupa
transportasi) yang akan digunakan untuk merujuk atau penangulangan masalah transportasi.

c. Donor Darah

Menurut Winarso (2004:5) donor darah adalah kelompok donor darah sebagai penyedia darah,
dalam membantu ibu bersalin.Caranya tergantung dari kesepakatan dalam kelompok masyarakat
itu sendiri.

d. Bidan Siaga

Bidan siaga adalah bidan yang ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam desa siaga yang
merupakan kegiatan GSI dalam memberikan pelayanan kebidanan pada masyarakat.

8. Satuan Tugas(Satgas)Gerakan Sayang Ibu

a. Pengertian

Menurut menteri negara pemberdayaan perempuan(2004:64) satuan tugas GSI adalah personil
yang terdiri dari unsur-unsur desa yang terlibat dalam kegiatan GSI antara lain Kepala

28
desa/kelurahan, Dewan kelurahan, PLKB, tim penggerak PKK, bidan di desa,LKMD,karang
taruna.

b. Pengurus Satgas GSI Desa/Kelurahan

Menurut Meneg PP (2004:64) susunan pengurus Satgas GSI Desa/kelurahan adalah:

1) Penasehat/Penanggungjawab
2) Ketua Pelaksana
3) Wakil Ketua
4) Sekretaris
5) Bendahara
6) Bidang-bidang;
a) Bidang Advokasi,KIE dan Konseling
b) Bidang pendidikan dan latihan
c) Bidang pemantauan,evaluasi dan pelaporan

c. Tujuan Satgas

Menurut Meneg PP (2004:66) tugas pokok dari satgas GSI di tingkat kelurahan adalah
meliputi:

1) Mengumpulkan informasi ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki,bayi baru lahir.
2) Melakukan penyuluhan kepada tokoh masyarakat, tokoh aagama, keluarga serta ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki.
3) Menyusun rencana kerja termasukpengumpulan dana bersalin (tabulin), penyediaan
ambulan desa dan kelompok donor darah serta mengaktifkan bidan siaga.
4) Memberi tanda pada rumah ibu hamil beresiko tinggi untuk pemantauan, informasi
kepada bidan siaga serta membantu merujuk ke pelayanan yang lebih lengkap.
9. Pengorganisasian

GSI merupakan gerakaan nasional yang bersifat lintas sektor dan melibatkan banyak
pihak, sehingga pelaksanaannya harus dilakukan secara

28
sinergis dan integratif (terpadu). Wadah pelaksanaan tersebut mengacu pada

pedoman:

a. Inpres No. 5 tahun 1995 tentang Peningkatan Peraanan Wanita dalam Pembangunan Daerah.

b. Inmendagri No. 17 tahun 1996 tentang petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Program
P2W dalam Pembangunan di Daerah.

Pelaksanaan GSI dilakukan di tiap tingkat pemerintah, dari tingkat pusat, provinsi, hingga
tingkat desa/kelurahan,dengan membentuk kelompok kerja tetap (Pokjatap) GSI di tingkat Pusat,
Propinsi, Kabupaten/Kotamadya dan Satgas GSI di tingkat Kecamatan dan desa/kelurahan.

Susunan kepengurusan di tiap tingkat pemerintahan adalah sebagai berikut:

a. Di Tingkat Pusat

Dibentuk kelompok kerja tetap GSI tingkat pusat dan Tim Asistensi GSI (SK Menupw
Np.47/ KEP/MENUPW/X/1996 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Tetap GSI)

b. Di Tingkat Propinsi:

Ketua:Wagub bidang Pemerintahan dan Kesra dan Sekwilda atau pejabat yang ditunjuk oleh
Gubernur

Sekretaris :1. Karo Binsos

2 Kadit PMD

Anggota : Sektor,LSM,Organisasi Wanita,PKK,Organisasi Profesi yang sesuai kondisi


daerah

c. Di Tingkat Kabupaten/Kotamadya

Ketua : Bupati/Walikotamadya atau pejabat yang ditunjuk

Wakil Ketua : Ka. Bappeda dan pejabat yang ditunjuk oleh Bupati/Walikotamadya

28
Sekretaris : 1.Kabag kesra

2.Kakan PMD tingkat II

Anggota : Sektor LSM,Organisasi Wanita,PKK,Organisasi Profesi, yang sesuai kondisi


daerah.

d. Di Tingkat Kecamatan:

Ketua : Camat

Sekretaris : Kasie PMD

Anggota: Instansi terkait (Puskesmas, Depdikbud,


Pertanian,TP,PKK,Agama,PLKB,Penerangan, Sektor Swasta,LSM,dll)

e. Di Tingkat Desa/Kelurahan:

Ketua : Kepala Desa/Ketua Umum LKMD

Ketua Pelaksana I : Ketua I LKMD

Ketua pelaksana II : Ketua LKMD/Ketua TP.PKK

Sekretaris : TP.PKK

Anggota : Seksi-seksi LKMD,swasta/LSM.

10. Hasil yang diharapkan


a. jangka Panjang

Dalam pelaksanaan program gerakan sayang ibu (GSI) sesuai dengan komitrnen nasional,
dalam jangka panjang diharapkan setiap daerah mampu menurunkan angka kematian ibu
hingga 50% dari jumlah kematian ibu yang terjadi saat ini,pada tahun 2000. Sedangkan
hasil jangka pendek yang diharapkan adalah:

b. Meningkatkan seluruh potensi masyarakat.


1) Berkurangnya kasus keterlambatan rujukan

28
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang adekuat
3) Meningkatkan dana khusus untuk pertolongan persalinan.
4) Kebijakan, Strategis, Program Dasar dan Perencanaan Kebijaksanaan
5) Peningkatan komitmen pemerintah daerah
6) Pendataan, pemantauan dan rujukan ibu hamil, bersalin,dan nifas dilakukan bersama oleh
pemerintah dan masyarakat.
7) Peningkatan status wanita
8) Pemberdayaan bumil, bulin, bufas, suami beserta keluarga daan masyarakat.
9) Pelayanan KB bagi PUS yang membutuhkan.
10) Pelayananantenatal bagi semua ibu hamil
11) Pelayanan gawat darurat obstetri.
12) Penyediaan perangkat pendukung dalam rangka penurunaan AKI.
13) 1Pembiayaan bagi pelaksanaan GSI melalui APBN,APBD dan sumber lain.

c.Strategi Dasar

1) peningkatan kepedulian,komitmen,dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam


menjaga dan memberikan pelayanan kesehatan wanita sebelum hamil, hamil,bersalin,dan
nifas.
2) Peningkatan keterpaduan pendataan dan pemantauannya terhadap bumil dan bulin.
3) Peningkatan pendidikan wanita dan kemitrasejajaran pria dan wanita dalam meningkatkan
kualitas kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan reproduksi.
5) Pemantapan pelaksanaan gerakan KB.
6) Pemantauan pelaksanaan pemeriksaan kehamilan (antenatal care)
7) Peningkatan keterpaduan pelayanan bagi PUS, ibu hamil, bersalin, dan nifas dengan
menumbuh kembangkan RS sayang Ibu (RSSI) dan kecamatan Sayang Ibu (KSI).
8) Peningkatan kualitas pelayanan rujukan di RS Kabupaten.
9) Menumbuh kembangkan swadaya masyarakat, keluarga, dan anggota keluarga lainnya dalam
mengupayakan sarana pendukung untuk mempercepat pertolongan ibu bersalin.

28
10) Peningkatan peran serta dan fungsi bidan dan kemitraan kerja antara bidan dan dukun bayi
dalam memberikan perawatan bumil dan pertolongan persalinan.
11) Program Dasar
12) Advokasi untuk kebijakan dan program.
13) Pengembangan organiosasi dan tata laksana(GSI)
14) Pemberdayaan bumil dan keluarga.
15) Orientasi dan pelatihan
16) Pendataan dan pemantauan bumil,bulin,dan bufas.
17) Pengembangan tata cara rujukan.
18) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
19) Pemberdayaan suami dan kaum pria.
20) Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan dalam rangka pelaksanaan GSI disusun dengan mekanisme


perencanaan pembangunan yang berlaku sebagaimana peraturan Mendagri No. 9 tahun 1982
tentang P5D (Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah)

21) Pencatatan, Pelaporan,dan Umpan Balik


22) Kepala desa/ Kelurahan sebagai ketua satgas GSI tingkat Desa/Kelurahan menyampaikan
laporan pelaksanaan GSI kepada camat setiap satu bulan sekali.
23) Camat sebagai ketua satgas GSI tingkat kecamatan menyampaikan laporan pelaksanaan
kepada Bupati/ Walikotamadya setiap satu bulan sekali.
24) Tim Pokjatap Kabupaten/Kotamdya merangkum laporan dari camat menjadi laporan triwulan
unuk disampaikan kepada Gubernur. Dilakukan juga analisis terhadap data yang selanjutnya
akan dijadikan bahan umpan balik ke tingkatan di bawah.
25) Tim Pokjatap Provinsi merangkum laporan dari Bupati/Walikota menjadi laporan enam
bulanan dari Gubernur, untuk disampaikan kepada Pokjatap GSI pusat. Analisis data juga
dilakukan sebagai bahan umpan balik dan bahan evaluasi tahunan pelaksanaan GSI, termasuk
penilaian KSI dan RSSI.
26) Pemantauan dilakukan di setiap tingkat pemerintah.

28
Pemantauan disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang timbul di
lapangan.Tim Pokjatab Provinsi melakukan pemantauan pada tingkat provinsi dan tingkat
Kabupaten/Kodya. Tim Pokjatap Kabupaten/Kodya melakukan pemantauan pada tingkat
Kabupaten/Kodya dan tingkat kecamataan. Camat melakukan pemantauan pada tingkat
kecamatan dan tingkat Desa/Kelurahan. Kepala desa/kelurahan melakukan pemantauan pada
tingkat Desa/Kelurahan dan tingkat Dusun/RW.

11. Evaluasi

Evaluasi terhadap pelaksanaan GSI dilakukan pada semua tingkatan mulai dari tingkat
provinsi sampai dengan tingkat desa/kelurahan. Tim Pokjatap provinsi melakukan evaluasi
pada seluruh tingkat Kabupaten/Kodya. Tim Pokjatap Kabupaten/Kodya melakukaan evaluasi
pada seluruh tingkat kecamatan, satgas GSI tingkat kecamatan melakukan evaluasi pada
seluruh tingkat Desa/Kelurahan.

12. Tolak Ukur Keberhasilan

a. Kecamatan Sayang Ibu

1) Tolak ukur komitmen politis, untuk mengukur tingkat komitmen politis penguasa daerah
dan sektor terkait dalam upaya percepatan penurunan AKI.
a) Adanya Pokjatap GSI di tingkat Daati I dan II, sertaa satgas GSI di tingkat Kecamatan
dan Desa/Kelurahan dan serangkaian upaya dalam rangka penurunan AKI.
b) Adanya alokasi dana untuk upaya penurunan AKI dari APBD I dan II dengan jumlah
yang memadai.
c) Tingginya komitmen Bupati/Walikotamadya, camat dan kepala Desa/Lurah dalam
upaya penurunaan AKI.
d) Keterlibatan langsung kepala daerah/wilayah dalam pemantaauan bumil dan bufas.
2) Tolak Ukur Proses
a) Berfungsinya pendataan dan pemetaan bumil secara dinamis dan akurat di
desa/kelurahan

28
b) Berfungsinya petugas dan alat transportasi untuk membawa bumil/bulin yang
memerlukan pertolongan di Puskesmas dan RS Kabupaten dan Kota.
c) Berfungsinya kecamatan dalam melaporkan kejadian kematian ibu.
d) Berfungsinya kabupaten/kodya yang menerapkan pertolongan persalinaan gratis bagi
ibu dari keluarga yang tidak mampu.
e) Berfungsinya PMI kebupaten/kodya dan unit transfusi darah RSSL.
3) Tolak Ukur Efektifitas Upaya

Untuk mengukur efektifitas upaya penurunan AKI yang telah dilakukan. Pada akhirnya,
tolak ukur inilah yang paling dekat untuk memulai dampak upaya yang dilakukan terhadap
penurunan AKI.

a) Cakupan pemeriksaan kehamilan (minimal 4 kali).


b) Cakupan pertolongan persalinan oleh/didampingi NAKES
c) Persentase ibu yang beresiko dan komplikasi kebutuhan yang ditangani dan
diselamatkan.
d) Persentase PUS yang mengikuti KB
e) Turunnya jumlah kematian bulin dibandingkan dengan jumlah kematian bulin tahun
sebelumnya.
b. Rumah Sakit Sayang Ibu
1) Tolak Ukur Kualitas Pelayanan
a) Kelengkapan jenis pelayanan kesehatan dan prosedur tetap pelayanan secar tertulis.
b) BOR untuk bagian kebidanan
c) Pelayanan kedaruratan kebidanan dilaksaanakan 24 jam.
d) Persentase kematian ibu kurang dari 48 jam setelah masih di RS.
2) Tolak Ukur Kualitas Jaringan Rujukan Kebidanan
a) Adanya jadwal pembinaan Puskesmas
b) Adanya kegiatan magang (BBI) dan pembinaan Balai Pengobatan Swasta (BPS).
c) Adanya kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP).
3) Tolak Ukur Dukungan Pemda dan Depkes

28
a) Adanya perda yang mengatur pelayanan bagi bumil/bulin/nifas.
b) Adanya dana subsidi untuk penanganan kedaruratan kebidanan RS Kabupaten dan
Kotal untuk bumil tidak mampu.
c) Jumlah dana yang diberikan oleh kabupaten untuk RSSI Menteri pemberdayaan
perempuan,2000:55)

BAB III

28
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada pedoman gerakan sayang ibu yang
dikemukakan oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI (2004:13) yakni
mampu mendorong ide-ide kreatif masyarakat untuk berperan aktif dalam melaksanakan
GSI meliputi prioritas dan komitmen masyarakat atau pemerintah berupa adanya
transportasi atau ambulan desa, tabulin, kelompok donor darah, perilaku petugas antara
lain bidan desa atau bidan siaga. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada bagan kerangka
konsep penelitian dibawah ini

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Karakteristik GSI
meliputi :
Satgas/Bidan
Siaga Tabulin
Ambulan Desa
Donor Darah

28
B. Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL CARA/ALAT/SKALA/HASIL


UKUR
1. Satgas/ Semua yang ditunjuk Cara:Observasi
Bidan Siaga untuk bertanggungjawab Alat:Lembar Observasi
pada desa siaga/kegiatan Skala:ordinal
GSI dalam memberikan Hasil ukur:
pelayanan kebidanan 1=Ada
kepada masyarakat 0=Tidak
setempat sesuai SK (Menupw,2004:13)

2. Tabulin Tabulin adalah kegiatan Cara:Wawancara


masyarakat (para ibu Alat:Kuesioner
hamil, PUS) Skala:Ordinal
mengumpulkan Hasil ukur:
dana 1=Terlaksana
ersama anggotanya, 0=Tidak terlaksana
untuk keperluan dana Menupw,2004:13)
persalinan anggotanya.

3. Ambulan Alat transportasi yang Cara:Wawancara


Desa digunakan Alat:Kuesioner
sebagai Skala:Ordinal
ambulan desa dipakai Hasil ukur:
kapan, saja untuk 1=Ada
membantu merujuk ibu 0=Tidak
hamil, ibu bersalin resti Menupw,2004:13)
ke tempat pelayanan yang
lengkap.
4. Donor darah kelompok donor darah Cara:Wawancara
sebagai penyedia darah, Alat:Kuesioner
dalam membantu ibu Skala:Ordinal
bersalin. Caranya Hasil ukur:
tergantung 1=Ada
dari 0=Tidak
kesepakatan dalam Menupw,2004:13)
kelompok masyarakat
itu sendiri.

28
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional dimana pengumpulan menggunakan kuesioner untuk memperoleh gambaran
Karakteristik GSI meliputi Bidan siaga, tabulin, ambulan desa dan kelompok donor darah di
Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kota baru Kota Jambi.
B. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kota baru Kota
Jambi, penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari tahun 2006 dan pengambilan data
dilaksanakan pada Juli 2006.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi menurut Arikunto (2002:108) adalah keseluruhan subjek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil resti sebanyak 202 orang dan Satgas
sesuai yang terdaftar dalam SK di Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kota baru Kota
Jambi.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari sebagian dari populasi menurut Arikunto
(2003: 109) bila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua,
kalau populasi lebih dari 100 diambil 10-15% dari populasi. Sampel dalam penelitian ini
ibu hamil 20% dari 202 = 41 orang dan semua Satgas GSI sesuai dengan SK(4 orang
yang berkaitan langsung dengan operasional GSI).
Kriteria sampel:
1. Ibu hamil pada saat penelitian
2. Ibu Bersalin pada saat penelitian
3. Ibu nifas pada saat penelitian.
Pada saat penelitian berlangsung, peneliti tidak menemukan ibu bersalin dan ibu nifas,
sehingga sampel penelitian hanya ibu hamil dan Satgas.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu pengumpulan data
dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang terdiri atas pertanyaan terstruktur

28
kepada responden pada ibu hamil meliputi ada atau tidak tabulin, donor darah, transportasi
atau ambulan desa, bidan dan format observasi siaga di Kelurahan Paal Lima Kecamatan
Kota baru Kota Jambi.
E. Pengolahan data
Data yang sudah dikumpulkan diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing, untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran jawaban responden
b. Coding, memberikan kode pada setiap data yang ada
c. Skoring, menetapkan skor untuk setiap variabel
d. Entry, data yang telah diperiksa dan diberi kode dimasukkan ke dalam tabel atau
diagram.
e. Cleaning, tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan data tidak
terdapat kesalahan dalam memasukkan data sehingga siap untuk dianalisis.
F. Analisis Data
Analisis dilakukan melalui analisis univariat berujuan untuk memperoleh gambaran
pelaksanaan satgas, tabulin, ambulan desa dan donor darah dalam kegiatan GSI di
Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kota baru Kota Jambi. tahun 2006 dengan menyajikan
frekuensi dan persentase dalam bentuk tabel

28
32

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Kualitas Data
Penelitian karakteristik gerakan sayang ibu (GSI) di Kelurahan Paal Lima
Kecamatan Kota baru Kota Jambi, dimulai sejak Februari 2006 dan pengambilan
data pada Juli 2006 dengan teknik wawancara langsung menggunakan kuesioner
dan pengamatan menggunakan lembar observasi pada kegiatan satuan tugas
GSI.Data yang diperoleh berdasarkan wawancara langsung menggunakan
kuesioner meliputi variabel kegiatan satgas, tabulin, ambulan desa dan kelompok
donor darah. Kebenaran data tergantung dari kejujuran responden menjawab dan
ketelitian penulis dalam observasi.

B. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Gerakan


Sayang Ibu (GSI)
1. Distribusi responden berdasarkan kegiatan satgas GSI di Kelurahan Paal Lima
Kecamatan Kota baru tahun 2006
Hasil penelitian tentang kegiatan satgas GSI di Kelurahan Paal Lima
Kecamatan Kota baru dapat di lihat pada tabel 5.1 dibawah ini

Tabel 5.1
Hasil Observasi Kegiatan Satgas GSI di Kelurahan Paal Lima Kecamatan
Kotabaru tahun 2006
Pelaksanaan
No Kegiatan Satgas GSI Tida Tdk
Ada
k Lengkap

Satgas GSI memberi tanda waspada pada rumah


1. V
ibu hamil resiko tinggi

28
32

2. Rencana kerja Satgas/peta wilayah V


a. Data (bumil,bulin,bufas) V
b. Ambulan Desa
V
c. Kelompok donor darah
d. Bidan siaga V

3. Jadwal penyuluhan Satgas V

Arsip laporan pembukuan kegiatan Satgasa. V


a. Keuangan tubulin V
b. Kartu anggota
c. SK ambulan desa V
d. SK Bidan V
e. SK Satgas
f. SK Kelompok donor darah V
V

Hasil penelitian tentang kegiatan Satgas GSI tabel diatas menunjukkan


bahwa. Satgas memberi tanda waspada pada rumah ibu hamil yang beresiko tinggi
kurang lengkap, Satgas GSI mempunyai rencana kerja kegiatan pada peta wilayah
tentang adanya data mengenai ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, data mengenai
ambulan desa, mempunyai data tentang kelompok donor darah dan data mengenai
kegiatan bidan siaga serta Satgas GSI juga mempunyai jadwal penyuluhan.
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Satuan Tugas GSI di Kelurahan
Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi Tahun 2006
NO Uraian f %

1. Penyuluhan GSI
36 87,8
-Dapat
5 12,2
-Tidak

2. Yang memberi penyuluhan GSI 36 87,8


- Bidan siaga 38 90,68
-Satgas 34 82,93

28
32

- Kepala Desa
26 63,41
-Puskesmas

3. Tempat mendapat pertolongan 100


jika ada keluhan 41 100
- Bidan siaga 41 -
-Satgas - 95,12
-Camat 39 36,59
-Ibu RT 15 66,98
-Tetangga 25
-Keluarga

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa responden yang mendapat


penyuluhan 36 responden (87,8%),yang memberi penyuluhan GSI pada responden
sebagian besar adalah satgas 38 responden (92,68%). Bidan siaga 36
responden(87,8%), kepala desa 34 responden (82,93%) dan Puskesmas 26
responden(63,41%).
Berdasarkan tempat ibu hamil mendapatkan pertolongan jika mengalami keluhan
sebagai berikut : bidan siaga atau satgas 41 responden (100%), ibu RT 39 responden
(95,12%), keluarga 25 responden (60,98%) dan tetangga 15 responden(36,59%)
(2. Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Satuan Tugas Gerakan Sayang Ibu GSI)
Berdasarkan hasil penelitian pada 41 responden, diketahui semua ibu hamil
telah mengikuti tabulin dalam bentukuang yang dikumpulkan satu bulan sekali.
Koordinator tabulin adalah satgas (bagian tabungan) di Kelurahan Paal Lima
Kecamatan Kota baru.
3. Distribusi Respondn Berdasarkan Ambulan Desa
Hasil penelitian tentang ada atau tidaknya ambulan desa di Kelurahan Paal
Lima Kecamatan Kota baru, maka dari 41 responden mengatakan ada ambulan desa,
pernyataan responden tentang ambulan desa disiapkan untuk transfortasi ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas dalam keadaan bahaya. Jumlah ambulan desa yang disiapkan 6
unit mobil masyarakat.
4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Donor darah

28
32

Donor darah merupakan hal yang penting dipersiapkan dalam kegiatan GSI
yakni untuk mengantisipasi kemungkinan adanya ibu hamil, ibu bersalin atau ibu nifas
yang membutuhkan darah secara tiba-tiba.
Kelopompok donor darah di Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kota baru
sudah tersedia dan datanya sudah ada pada satgas. Jumlah masyarakat yang bersedia
menjadi donor darah sebanyak 120 orang

28
34

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara
lain, jumlah variabel yang di analisis dalam penelitian ini tidak bersifat menyeluruh, hanya
terbatas pada gambaran karakteristik gerakan sayang ibu (GSI) meliputi kegiatan dari satgas,
pelaksanaan tabulin, ambulan desa dan kelompok donor darah. Sasaran GSI adalah caten,
Wus, ibu hamil, ibu bersalin,ibu nifas serta seluruh suami dan anggota keluarga. Penelitian ini
hanya pada ibu hamil karena keterbatasan, kemampuan dan dana penulis.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dengan rancangan cross sectional, dimana
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung untuk memperoleh
gambaran GSI. Sesuai sasaran dari pelaksanaan program GSI adalah calon penganten, wanita
usia subur (WUS) dan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas serta suami dan seluruh anggota
keluarganya, namun penelitian ini hanya mengambil ibu hamil sebagai objek yang diteliti
walaupun sebenarnya sasaran dari GSI cukup banyak.
Program GSI di kelurahan Paal Lima mulai berjalan sejak bulan Mei tahun 1999
sesuai SK Camat Kota baru tahun 1999 tentang pembentukan tim Gerakan Sayang Ibu (GSI),
pembentukan organisasi ini telah sesuai dengan Menupw
(1999:11) tentang 16 produk hukum yang mendasari program GSI berupa UU,PP,
Kepres,Inpres,Permendagri,Inmendagri dan SK Menupw.(Menupw,1997:9).
1. Kegiatan satgas GSI
Hasil observasi pada satgas, ternyata satgas belum lengkap memberi tanda waspada
pada rumah ibu hamil resti, selebihnya semua kegiatan sudah dilaksanakan. Kurang
lengkapnya pemberian tanda waspada pada rumah ibu hamil resti disebabkan oleh
kurangnya dana untuk mencetak stiker dan tranportasi petugas. Hal ini tidak sesuai dengan
menpuw (1996:15) tentang tugas satgas antara lain adalah memberi tanda waspada pada
semua rumah ibu hamil resti.
Semua personil yang tercantum dalam SK, dalam melaksanakan tugas-tugasnya
terlaksana dengan baik antara lain adanya jadwal penyuluhan dari satgas, adanya laporan-
laporan dan mengarsipan dari laporan atau pembukuan dengan rapi dan terkoordinir antara
lain laporan keuangan tabulin, kartu anggota, SK bidan siaga, SK ambulan desa, SK
satgas dan SK kelompok donor darah, Kegiatan satgas yang belum mencapai sasaran
semua responden adalah penyuluhan, dimana ada 5 responden yang tidak mendapat
penyuluhan karena responden tidak berada di tempat dan bidan tidak melakukan
kunjungan rumah.

35
34

Hal ini sesuai dengan meneg pemberdayaan perempuan (2004:66) mengatakan tugas
satgas memberi penyuluhan kepada tokoh masyarakat, keluarga serta ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki. Penyuluhan tentang ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu meneteki sudah diberikan oleh bidan siaga, satgas, kepala desa dan Puskesmas.
Adapun penyuluhan yang telah diberikan pada responden meliputi tanda-tanda bahaya,
pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan tenaga kesehatan, imunisasi, penyuluhan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi dan anak balita. Ibu sudah mengetahui adanya
keluhan pada kehamilan, persalinan, nifas untuk melaporkan ke bidan siaga. Ibu-ibu sudah
melaksanakan tabulin dengan baik serta pengalokasiannya juga sudah terkoordinir dengan
baik. Ibu-ibu juga sudah mengetahui dan membentuk kelompok donor darah, ambulan
desa,yang mana kesemuanya sudah berjalan dengan baik.
2. Gambaran responden berdasarkan tubulin
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui semua ibu hamil telah mengikuti tabulin dalam
bentuk uang yang dikumpulkan satu bulan sekali. Koordinator tabulin adalah satgas
(bagian tabungan).
Bentuk kegiatan yang dilakukan di kelurahan ini adalah adanya tabungan ibu bersalin
yang melibatkan ibu hamil dan keluarga serta masyarakat untuk persiapan dana untuk
membantu biaya persalinan ibu dengan resiko tinggi. Hal ini sesuai dengan karakteristik
pelaksanaan GSI tentang tabulin. Tabulin adalah kegiatan masyarakat (ibu hamil dan
PUS) mengumpulkan dana bersama anggota untuk keperluan dana persalinan anggotanya
(menpuw: 2004:13).
3. Gambaran Responden Berdasarkan Ambulan Desa
Hasil penelitian tentang ada atau tidaknya ambulan desa di Kelurahan Paal Lima
Kecamatan Kota baru, maka dari 41 responden mengatakan ada ambulan desa,pernyataan
responden tentang ambulan desa disiapkan untuk transfortasi ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas dalam keadaan bahaya. Jumlah.

35
37

ambulan desa yang disiapkan 6 unit mobil masyarakat. Tersedianya ambulan


desa, dalam hal ini berupa kendaraan dari anggota masyarakat yang dapat
dipergunakan sewaktu-waktu bila diperlukan dalam sistem rujukan.
Ambulan desa adalah suatu sistem transportasi yang dilakukan oleh
masyarakat yang digunakan sebagai ambulan desa dipakai kapan saja untuk
membantu merujuk ibu hamil, ibu bersalin resti ke tempat pelayanan yang
lengkap.Warga masyarakat yang tergabung dalam kelompok GSI di wilayahnya
melakukan terobosan menyediakan ambulan desa berupa mobil (berupa
transportasi) yang akan digunakan untuk merujuk atau penangulangan masalah
transportasi.
4. Gambaran Responden Berdasarkan Kelompok Donor darah
Kelopompok donor darah di Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru sudah
tersedia dan datanya sudah ada pada satgas. Jumlah masyarakat yang bersedia
menjadi donor darah sebanyak 120 orang. Adanya donor darah berjalan hal ini
dapat dilihat dari adanya daftar nama-nama calon donor darah dan golongan
darannya yang nantinya bersedia untuk mendonorkan darahnya jika diperlukan.
Menurut Winarso (2004:5) donor darah adalah kelompok donor darah sebagai
penyedia darah, dalam membantu ibu bersalin. Caranya tergantung dari
kesepakatan dalam kelompok masyarakat itu sendiri.

31
37

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian dan hasil pembahasan tentang pelaksanaan GSI di
Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kota baru Kota Jambi,maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kegiatan satgas terlaksana dengan baik.
2. Kegiatan tabulin terlaksana dengan baik
3. Kelompok donor darah ada
4. Ambulan desa ada.
B. Saran
1. Dinas Kesehatan Kota Jambi
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota
Jambi agar memberi reward pada Puskesmas yang telah melaksanakan GSI dengan
baik.
2. Puskesmas Paal Lima
Diharapkan Kepala Puskesmas memberikan pembinaan berkesinambungan
terhadap satgas GSI dan menyediakan dana dalam pelaksanaan GSI.

39
3. Kelurahan Paal Lima
Diharapkan dapat mengaktifkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan GSI.
4. Pengembangan ilmu pengetahuan(Peneliti lain)
Perlu penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain tentang keefektifan
gerakan sayang ibu GSI.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2002
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praldek Rineka Cipta.Jakarta.
Depkes RI,1999
Program Safe Motherhood. Di Indonesia.Modul Pelatihan KIE.Depkes
RI
Jakarta Dinkes Propinsi Jambi, 2005
Indikator Jambi Sehat 2008, Jambi
Dinkes Kota Jambi, 2004
Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Jambi, Jambi

Menteri Pemberdayaan Perempuan. 2002


Pedoman Gerakkan Sayang Ibu. Jakarta

.2004
Pedoman Gerakkan Sayang Ibu. Jakarta
Menteri Negara Urusan Peranan Wanita,1996
Pokok pikiran Tentang Kebijakan Nasional Gerakkan Sayang Ibu.
Jakarta
1998
Pedoman Gerakan Sayang Ibu. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai