Anda di halaman 1dari 16

PESERTA DIDIK

Ananda Muhammad Ilyas

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

a.milyas.plh@gmail.com

Abstrak

Peserta didik adalah seorang individu yang membutuhkan ilmu pengetahuan, juga sikap dan tingkah lakunya peserta

didik adalah anggota masyarakat yang selalu mengembangkan potensi diri dari proses atau tahapan pembelajaran.

Peserta didik juga disebut sebagai orang belum dewasa memiliki potensi dasar yang harus dikembangkan. Peserta

didik merupakan bahan dasar untuk mencapai perubahan dan internalisasi, yang sangat teracu keberhasilannya melalui

sebuah proses. Kepribadian dengan ciri-ciri khas peserta didik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya,

yang mana sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia bergaul. Peserta didik dan pendidikan adalah satu kombinasi

yang tidak dapat dipisahkan. Peserta didik juga tentunya harus mengetahui etika dan karakter yang sesuai dengan

ajaran pendidikan Islam.

Kata Kunci: Peserta didik, Pembelajarann, Pendidikan.

Abstract

Learners are individuals who need knowledge, as well as their attitudes and behavior. Students are members of the

community who always develop their potential from the learning process or stages. Learners are also referred to as

minors who have basic potential that must be developed. Students are the basic material for achieving change and

internalization, whose success is highly referenced through a process. Personality with the characteristics of students

in accordance with their growth and development, which is strongly influenced by the environment in which they

hang out. Students and education are a combination that cannot be separated. Students also of course must know the

ethics and character in accordance with the teachings of Islamic education.

Keywords: Learners, Learning, Education.

Pendahuluan

1
Islam adalah agama yang mempunyai ciri khas Universal. Universalitas Islam terletak pada ajarannya yang

diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, eternalitas Islam tampak pada otentisitas ajarannya, berlaku sepanjang

masa dan selalu up-todate tak ketinggalan zaman. Sedangkan kesempurnaan Islam terlihat pada misinya yang

menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia dalam hubungannya dengan sesama, alam sekitar dan dengan

Allahswt. sebagai pencipta seluruh makhluk, sebagaimana diungkap dalam QS: al-An‟âm:38 ; al-Nahl:89 mâ

farraṭ-nâ fî al-kitâb min syai’(tidak kami alpakan sesuatu pun dalam al-Qur'an).

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan manusia yang mendapat perhatian penting dalam

Islam, mengingat perannya yang sangat dominan dalam pengembangan sumber daya insani (human

resources) menuju terbentuknya manusia sempurna (al insânal-kâmil).Manusia memang telah dikarunia

kemampuan dasar yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, agar dengannya manusia mampu mengarungi hidup

dengan sejahtera dan sesuai dengan rambu-rambu yang telah digariskan Allah swt. Akan tetapi kemampuan

dasar tersebut tidak akan banyak artinya apabila tidak dikembangkan dan diarahkan melalui proseskependidikan.

Dengan demikian boleh dikatakan bahwa pendidikan merupakan kunci dari segala keberhasilan hidup manusia.

Dalam pengertian etimologi bahasa Arab peserta didik disebut dengan Tilmidzun dengan jamaknya adalah

Talaamidun, memiliki arti murid, yaitu orang yang mengingini pelajaran atau pendidikan. Juga ada yang menyebutkan

Tholibun, jamaknya Thullabun, memiliki arti mencari/menuntut, maknanya orang-orang yang mencari/menuntu ilmu.

Munurut pasal 1 ayat 4 UU RI No.20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan Nasional, peserta didik disebut anggota

masyarakat yang selalu mengembangkan potensinya dengan jalur dan jenis pendidikan tertentu. Dalam proses

pengembangannya peserta didik memiliki kebutuhan- kebutuhan yang dipenuhi oleh pendidik diantaranya: kebutuhan

jasmani dan rohani, kebutuhan sosial, dan kebutuhan intelektual.

Terhadap pendidikan Islam peserta didik disebut miniatur orang dewasa yang mempunyai pandangan/dunia

tersendiri. Peserta didik adalah insan yang memiliki perkembangan, pertumbuhan, dan kebutuhan, baik menyangkut

rohani dan jasmani. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki potensi (fitrah) dapat dikembangkan dan selalu

berkembang secara penuh semangat juga kuat.

Komponen penting dalam pendidikan adalah peserta didik, tidak ada peserta didik sama dengan tidak ada

proses pendidikan. Sangat perlu dipahami dan diketahui secara mendalam terakait tentang peserta didik oleh semua

pihak, supaya tidak terjadi kemelencengan atau salah paham yang sangat jauh degan tujuan pendidikan. Peserta didik

2
memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) menuju potensi dirinya dan menuju kedewasaan. Potensi tidak akan

tumbuh dan berkembang tanpa bimbingan pendidik secara optimal.

Semua makhluk pada dasarnya adalah peserta didik dalam falsafah pendidikan islam. Hakikatnya Allah lah

pendidik bagi seluruh makhluk yang ia ciptakan. Dialah yang mencipta dan memelihara seluruh makhluk. Allah

memelihara sekaligus mendidik, karenanya falsafah islam menjelaskan bahwa peserta didik itu mencakup seluruh

makhluk Allah Ta’ala seperti malaikat, jin, manusia, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Mempelajari ilmu adalah

tugas utama peserta didik sekaligus mengamalkannya sepanjang kehidupan. Terkait tugas utama peserta didik, Nabi

saw. menegaskan: menuntut ilmu itu ialah wajib atas setia laki-laki muslim dan perempuan muslim. Membaca yang

tersirat ataupun yang tersurat, mengeksplorasi, meneliti, dan mencermati fenomena diri, alam semesta, dan sejarah

ummat islam misalnya, berpikir, diskusi, berdialog, musyawara, dll. Itu merupakan sebuah proses peserta didik untuk

mempelajari ilmu. Untuk mencapai potensi diri, kedewasaan, dll. Yang pastinya dibarengi dangan mengamalkan apa

yang telah didapatkan dan dipelajari di kehidupan sehari-hari.

Anak yang aktif adalah pandangan orang-orang tentang peserta didik yang secara alami ingin belajar dan dan

selalu belajar selama mereka tidak putus asa terhadap pelajaran yang mereka dapat. Makanya para pendidik harus

sangat tau hakikat dan ciri peserta didik yaitu: peserta didik mampu untuk menggunakan dirinya untuk belajar,

mempunyai keinginan untuk berkembang kearah dewasa, peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda.

Peserta didik mempunyai potensi dasar yang memang sudah dimilikinya untuk mejelajahi alam sekitarnya.

Metode

Metode yang dilakukan pada penelitan adalah review literature dan studi pustaka. Sumber penelitian ini

didapat dari data yang dikumpulkan dari e-book, teks, dan sumber lain yang relevan dengan artikel yang akan dibuat

yaitu tentang peserta didik. Mencakup pengertian peserta didik menurut Al-qur’an dan Hadits, etika peserta didik

menurut Al-qur’an dan Hadits, karakter peserta didik menurut kitab klasik, dan problematika peserta didik di era

milenial.

Hasil dan Pembahasan Penelitian

Potensi dan perkembangan adalah fitrahnya peserta didik, yang pastinya denga usaha untuk melalui berbagai

macam proses. Peserta didik hendaknya menanamkan sifat-sifat yang terpuji atau sifat ideal kedalam dirinya,

3
mencakup berkemauan keras, berjuang dan pantang menyerah, mempunyai motivasi yang tinggi, sabar, tabah, tidak

mudah putus asa, dan pastinya harus selalu rajin berdoa. Pendapat Ibn Khaldun mengenai proses belajar bahwa, dalam

menuntut ilmu atau proses belajar disamping dari tekun, rajin, semangat, dan sungguh-sungguh, juga harus memiliki

bakat. Menurutnya terlepas dari semua itu keberhsilan peserta didik dalam proses belajar adalah sangat memerlukan

pengajar juga dalam upaya mencapai tujuan pendidikan Islam. Tunas bangsa adalah peserta didik, sebagaimana kita

merawat tanaman apabila yang kita berikan adalah yang terbaik seperti pupuk terbaik, air berkualitas, dan sinaran

matahari yang pas maka nantinya akan menghasilkan pertumbuhan yang luar biasa. Begitu juga peserta didik, apa bila

yang para pendidikan berikan adalah yang terbaik, pelajaran terbaik, pemahaman terbaik, maka juga nantinnya akan

menghasilkan pertumbuhan potensi dan kedewasaan yang luar biasa bagi peserta didik.

A. Pengertian Peserta Didik Menurut Al-qur’an dan Hadits

Kepala pokok atau inti pokok dari belajar-mengajar adalah peserta didik maka wajarlah jika peserta didik

menjadi fokus pokok atau tumpuan perhatian. Peserta didik adalah pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan,

dan ingin mencapainya dengan sungguh-sungguh dalam proses belajar-mengajar yang optimal. Faktor penentu dalam

pendidikan adalah peserta didik, peserta didik sebagai acuan untuk mempengaruhi semua hal yang ingin ia capai.

Dengan kata lain dalam konsep pendidikan Islam, memberikan tuntunan, mendidik, dan mengajar sama halnya dengan

menuntun ke surga maka sebaliknya, menjerumskan ke dalam neraka jika menelantarkan konsep dari pendidikan

Islam yang telah saya sebutkan tadi. Sebagaiana Nabi saw. bersabda: “Muliakanlah dan didiklah anak-anakmu dengan

yang baik-baik” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2/1211, Al-Albani menilainya hadits dhaif).

Dalam Al-Quran dijelaskan: “Dan Allah mengeluarkan hamba-hambanya lewat perut ibunya yakni dari

rahimnya, dan pada saat itu hambanya tidak mengetahui sesuatu pun, dan Allah memberi pendengaran, penglihatan,

dan hati agar hambanya bersyukur”. (An-Nahl: 78). Pendidik dalam membimbing peserta didik harus membimbing,

dan menemani dengan sepenuhnya untuk mencari nilai- nilai hidup. Dalam ajaran islam disebutkan, saat anak

dilahirkan ia terlahir denga keadaan lemah dan fitrah, adapun yang akan memberi corak warna dalam

perkembangannya dan pendidikan agama adalah alam sekitarnya. Sesuai denga hadits Nabi saw. artinya: Anak-anak

yang telah dilahirkan itu pasti membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), hanya sanya kedua orang

tuanyalah yang menjadikan dan membuat anak tersebut jadi beragama Yahudi, Nasrani, dan Majusi (HR. Imam

Muslim). Nah menurut hadits ini manusia lahir membawa kemampuan-kemampuan, yang mana kemampuan itulah

4
disebut dengan pembawaan. Dalam Hadits tadi disubut fitrah, fitrah sama dengan potensi diri, potensi diri sama dengan

kemampuan, jadi fitrah yang dimaksud disini adalah suatu pembawaan. Yang mencakup atau maksud lingkungan

dalam hadits tersebut adalah Ayah dan Ibu karena keduanyalah yang menentukan perkembangan peserta didik. Allah

berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah

kepada fitrah Allah yang telah mencitakan manusia sesuai fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah

agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar-Rum: 30).

Pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah, dari ayat dan hadits jelas tersebut bahwa anak sangat

bergantung pada pendidiknya sekaligus pembimbing dalam mengembangkan fitrah tersebut sesuai dengan usia anak

dalam masa pertumbuhannya. Para pendidik dan pembimbing harus sejak dini menamkan pendidikan agama Islam

kepada peserta didik agar kelak nantinya ia tidak kesulitan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang diberikan

pada nanti saat dewasa kelak. Agar pendidikan Islam dapat berhasil dengan sangat baik maka harus menempuh jalan

yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, seperti yang telah disebutkan Nabi yang artinya:

“Berdiskusilah atau berbicaralah kepada orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangan akalnya ” (Al-

Hadits).

B. Etika Peserta Didik Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits

Etika sebagai asas dasar yang menjadi pedoman suatu masyarakat dalam berprilaku, memiliki sinonim yaitu

moral dan akhlak. Makna ketiganya pada intinya sama atau serupa hanya saja memiliki karakter yang beda-beda. Etika

sebagaimana yang telah disebutkan adalah asas nilai, sementara moral adalah adat dan cara hidup, adapun akhlak

adalah tata prilaku yang digunakan oleh Islam untuk mengatur bagaimana seseorang bersikap dalam kehidupannya

sehari-hari. Maka dari itu peserta didik memiliki kaitan yang erat dengan etika (wajib mempunyai etika) apakan lagi

etika yang sesuai dengan dasar hukum kita yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

Etika peserta didik terhadap dirinya yaitu: berniat ikhlas karena Allah semata. Sebelum memulai

pelajaran, siswa harus lebih dahulu membersihkan dirinya dari segala sifat buruk karena belajar itu termasuk ibadah,

dan ibadah yang diterima Allah adalah ibadah yang dilakukan dengan tulus ikhlas. Oleh karena itu, belajar yang

diniatkan bukan karena Allah akan sia-sia. Nabi SAW bersabda: artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan itu dilandasi

atas niat…”.

5
Seorang peserta didik haruslah menanamkan sifat tawadhu dalam dirinya. Oleh sebab itu sangat sesuai

dengan hadits di bawah ini:

ُ‫ضع ُ ْوا ِل َم ْن تَع َ َّل ُم ْونَ ِم ْنه‬ َ ‫تَع َ َّل ُم ْوا ْالع ِْلم َ َوتَع َ َّل ُم ْوا ل ِْلع ِْل ِم ال َّس ِك ْينَ َة َو ْال َو َق‬
َ ‫ار َوت َ َوا‬

Artinya: Pelajarilah ilmu dan pelajarilah ketentraman dan ketenangan. Dan tawadhulah kepada orang-orang yang

belajar darinya.

Dalam hadist ini dijelaskan bahwa selain mempelajari ilmu yang ia dapatkan, peserta didik harus mempelajari

adab juga. Selain itu, peserta didik harus rendah diri (tawadhu) terhadap gurunya, karena ilmu yang ia miliki itu

merupakan ilmu yang diberikan oleh gurunya. Ibaratkan ilmu adalah air, peserta didik adalah cawan, dan pendidik

adalah teko. Air dari teko tidak akan bisa mengisi cawan jika cawan tersebut lebih tinggi daripada teko. Oleh karena

itu, peserta didik harus tawadhu terhadap gurunya supaya ia mendapatkan ilmu yang banyak, berkah, dan bermanfaat

baginya dan banyak orang.

Etika peserta didik terhadap pendidik yaitu: Etikanya atau adabnya peserta didik terhadap pendidik (guru)

mengagungkan, memuliakan, dan menghormati guru lillah, karna Allah, sebab Allah dan selalu menyenangkan hati

guru dengan cara baik dan benar. Nabi Bersabda yang artinya: “Bukanlah masuk golongan kami orang yang enggan

memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi dan mengasihi yang lebih muda.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Berhadapan dengan pendidik atau guru haruslah bersikaplah sopan, serta mencintai guru karena Allah. Etika dan adab

kepada guru juga datang lebih awal dari pada guru, dengan pakaian sopan berpenampilan rapi, dan memperlihatkan

semangat belajar. Juga Nabi mengajarkan bahwa peserta didik harus selektif dalam bertanya dan jika hendak berbicara

haruslah mendapat izin darinya.

Peserta didik juga harus memiliki etika pada masyarkat atau lingkungan luar yang sangat berdampak

kepada perkembangan peserta didik. Masyarakat dan lingkungan sangat berhubungan langsung dengan kebutuhan

sosial supaya peserta didik dapat hubungan, ikatan, dan jalan dengan masyarakat di sekitar linkungannya. Secara

singkat dapat disimpulkan bahwa etika peserta didik terhadap lingkungan dan sosial yakni bagaimana dia bergaul dan

berteman, memilih mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik tanpa menyinggung masyarakat. Sebagaimana

firman Allah swt:

‫ير‬ َ َ‫ارفُ َٰٓو ۟ا ۚ إِ َّن أ َ ْك َر َمكُ ْم عِندَ ٱللَّ ِه أَتْقَىكُ ْم ۚ إِ َّن ٱللَّه‬
ٌ ِ‫علِي ٌم َخب‬ ُ ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱل َّن‬
َ َ‫اس إِ َّنا َخلَ ْقنَكُم مِن ذَك ٍَر َوأُنثَى َو َجعَ ْلنَكُ ْم شُعُوبًا َوقَبَآَٰئِلَ ِلتَع‬

6
Artinya: Wahai manusia! Bahwasanya kami menciptakan kamu dari pada seorang laki-laki dan seorang

perempuan, dan menjadikanmu berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

Bahwasanya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.

Bahwasanya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

C. Karakter Peserta Didik Menurut Kitab Klasik

Al-Hasan Al-Bashari mengatakan: “Ketika seseorang mempelajari ilmu agama, tidak perlu menunggu lama-

lama untuk melihat perubahan dari sikapnya, kebiasaannya, dari lisannya dan tangannya”. Kalau kita niat ikhlas

menuntut ilmu karena Allah, jadi akan lebih khusyuk dalam belajar. Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa anak muda

yang bersungguh-sungguh belajar agama akan terlihat lebih dewasa daripada usianya, sikapnya, perilakunya, pola

berpikirnya, lisannya, dan sebagainya.

Didalam kitab Ta’lim Muta’allim karya dari Imam Az-Zarnuji dijelaskan tentang seorang peserta didik

bahwa pesta didik haruslah mampu memetik faidah dan pelajaran dalam setiap hal dan kejadian yang ia temui dan

alami. Untuk itu beliau menyarankan agar seorang peserta didik haruslah selalu membawa alat tulis, sehingga ia dapat

menulis atau mencatat faidah-faidah dan juga ilmu yang ia dengar ketika menemui atau mengalami hal-hal sewaktu

beraktivitas sehari-hari. Imam Az-Zarnuji juga menyarankan agar seorang peserta didik memiliki sifat wara` yaitu

menjauhi dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt. beliau mengatakan bahwa seorang peserta didik

yang memiliki sifat wara` itu ilmunya akan lebih bermanfaat dan juga proses belajarnya pun akan lebih mudah.

Niat yang benar dalam belajar adalah untuk mencari keridoaan Allah SWT, agar memperoleh kebahagiaan

di dunia dan di akhirat. Maka dengan niat yang baik maka karakter peserta didik akan mengikut baik pula. Niat belajar

juga dipertegas dengan selalu berusaha memerangi kebodohan baik pada diri sendiri ataupun orang lain,

mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam, serta mensyukuri nikmat Allah SWT. Jika kita sebagai seorang

penunut ilmu maka dalam perihal menentukan niat untuk belajar haruslah benar dan tidak boleh keliru, hindari niat

belajar hanya semata-mata untuk dunia misalnya niatnya untuk mencari kekuasaan atau pengaruh, mendapatkan gelar,

mendapatkan kenikmatan duniawi atau kehormatan dan kedudukan tertentu. Niat dalam menuntut ilmu harus baik dan

benar, jika tentang perihal niat sudah benar , tentu ia akan merasakan betapa nikmatnya ilmu dan amal, serta

berkuranglah kecintaannya pada hal-hal yang bersifat duniawi , dan tentunya juga akan terbentuknya karakter peserta

didik yang baik. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai karakteristik peserta didik yaitu:

7
a. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa, karena peserta didik mempunyai dunianya sendiri, jangan

menyamakan anak atau peserta didik dengan orang dewasa. Orang dewasa atau orang tua harusnya menyadari bahwa

dunia anak jauh lebih berbeda dengan orang dewasa sehingga dalam membuat aturan harus mempertimbangkan

tingkat perkembangan kejiwaan peserta didik dan apabila menetapkan apakah perilaku pesera didik sudah benar atau

belum jangan menggunakan tolak ukur orang sehingga peserta didik tidak kehilangan dunianya.

b. Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, maka peserta

didik memerlukan bimbingan serta pengarahan yang tentunya harus konsisten menuju kearah titik optimal tujuan

pembelajaran. Dengan demikian dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tersebut peserta didik mempunyai

kebutuhan-kebutuhan yang mana kebutuhan-kebutuhan tersebut haruslah dipenuhi. Baik kebutuhan jasmani,

rohaniah, social, ataupun kebutuhan intelektual.

c. Setiap individu peserta didik adalah unik, masing-masing dari peserta didik mempunyai kemampuan atau tingkatan

dan karakter yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Sehingga dapat

dismpulkan bahwa peserta didik yang satu memiliki perbedaan dalam hal tertentu dengan peserta didik yang lain.

Baik perbedaan dalam perkembangan intelektual, latar belakang pengalaman, kemampuan berbahasa, bakat dan

minat, gaya belajar ataupun dalam kepribadian dari peserta didik.

d. Peserta didik merupakan subjek dan objek dalam pendidikan. Peserta didik tidak hanya berperan sebagai objek

dalam pendidikan, tetapi juga menjadi subjek dalam pendidikan tersebut. Peserta didik sangat tepat dijadikan sebagai

subjek karena peserta didik harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengemukakan ide,

berkreatifitas, produktif, aktif, sera dapat berinteraksi dengan lingkungan demi memperoleh pengalaman-

pengalaman belajar yang baru.

e. Peserta didik mengikuti masa perkembangan tertentu dalam mempunyai pola perkembangan, serta tempo dan

iramanya. Implikasi dalam pendidikan yaitu bagaimana proses pendidikan itu dapat menyesuaikan dengan pola dan

tempo, serta irama perkembangan peseta didik.

Dalam upaya untuk mencapai sebuah tujuan Pendidikan Islam, peserta didik diharapkan mempunyai serta

menanamkan sifat-sifat yang baik dalam diri dan kepribadiannya dan harus menanamkan niat yang baik pula dalam

8
menuntut ilmu. Diantara sifat-sifat yang diharapkan misalnya; berkemauan keras atau pantang menyerah, selalu

bersemangat, optimis, memiliki motivasi yang tinggi, sabar, tabah, tidak mudah putus asa dan sebagainya.

D. Problematika Peserta Didik di Era Milenial

Pemerintah Indonesia sudah menghimbau kepada masyarakat Indonesia terhadap percepatan arus teknologi

dan informasi dalam semua aspek, terutama pada aspek pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah kekuatan

pendorong untuk melakukan suatu perubahan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mempersiapkan revolusi industri keempat dapat dilakukan dengan penguatan pendidikan karakter, sehingga sains

tidak bebas dari nilai dan tidak ada pernyataan bahwa manusia sebagai robot tanpa nurani. Dalam hal ini, pendidikan

agama Islam memainkan peranan pentingnya dalam mengendalikan kekuatan Industri 4.0 yakni melalui pendidikan

karakter. Namun pada kenyataannya, saat ini pengembangan karakter yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk

belum dapat terealisasi dengan maksimal. Hal itu tercermin dari semakin maraknya kasus kriminalitas, perusakan

lingkungan alam, pelanggaran hak asasi manusia, pergaulan bebas, pornografi, tawuran antar pelajar, kerusuhan serta

korupsi. Gambaran perilaku tersebut menunjukkan bahwa bangsa kita tengah menghadapi krisis moral atau akhlak.

Hal ini terjadi karena pendidikan di era digital saat ini tidak hanya dapat dinikmati oleh orang dewasa saja, melainkan

anak-anak sekolah juga sudah dapat menikmati hasil dari perkembangan teknologi tersebut, bahkan anakanak

balitapun saat ini sudah pandai memainkan gawai.

Siswa atau peserta didik adalah penerus bangsa yang tentunya menjadi akar bangsa kita yaitu bangsa

Indonesia dimasa mendatang yang diharapkan mampu mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Sebagai generasi

penerus kita harus menyadari betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara. Generasi penerus

harus mempunyai karakter yang baik dan kuat, memiliki kepribadian yang tinggi, berjiwa saing, serta mampu

memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global dan membangun bangsa atau negaranya. Namun,

generasi penerus bangsa tidak hanya harus mementingkan atau hanya menguasai IPTEK saja, tetapi juga diharapkan

mempunyai skill yang dapat dikembangkan melalui kehidupan dan pengalaman kerja, keterampilan dan keahlian ini

juga harus dikembangkan karena melihat semakin tingginya tuntutan dunia kerja pada saat ini, yang tidak hanya

mengandalkan bukti lembar ijazah yang dimiliki pelamar kerja, tetapi juga harus memiliki pengalaman, keahlian

ataupun keterampialn dari diri pelamar. Pada saat ini terdapat fenomena menarik yang sedang ramai diperbincangkan

dikalangan masyarakat, yaitu generasi millennial. Hal ini dianggap sebagai dampak dari arus globalisasi yang marak

9
dan tak terbendung. Generasi gadget adalah istilah yang sering digunakan untuk menandakan lahirnya generasi

millennial. Salah satu proses penting dari globalisasi yaitu lahirnya generasi gadget, istilah ini sering digunakan untuk

menandakan lahirnya generasi millennial.

Menurut pendapat para ahli disebutkan bahwa produksi teknologi dapat mengikuti gaya atau pola hidup

masyarakat pada era millennial. Hal ini disebabkan oleh perubahan atau pergeseran perilaku seiring pesatnya

perkembangan teknologi pada saat ini. Misalnya pada saat ini banyak pelajar yang mengonsumsi atau menggunakan

layanan streaming video yang mana hal ini dapat kita simpulkan bahwa perilaku pelajar pada generasi millennial saat

ini sudah tidak bisa dilepaskan dari menonton video secara online atau daring dalam pembelajaran. Berkaitan dengan

hal yang terjadi saat ini, tindakan yang serius sangat diperlukan untuk menyikapi keadaan yang terjadi. Maka sangat

diharapkan hubungan antara lembaga pendidikan dan keluarga haruslah terjalin dengan baik karena ini menjadi salah

satu solusi dalam mencegah dampak negatinya. Misalnya ketika pelajar atau peserta didik berada di lingkungan

sekolah, maka yang berperan aktif untuk mengawasi atau menunjang proses pembelajaran peserta didik adalah pihak

sekolah. Dan ketika peserta didik berada dilingkungan rumah atau keluarga, maka yang berperan aktif untuk

mengawasi atau menunjang proses pembelajaran peserta didik adalah pihak kelurga atau orang tua karena peran serta

orang tua sangatlah penting dan harus lebih maksimal dalam mengawasi putra putrinya untuk bias menggunakan

teknologi dengan bijak dan benar sebagai sarana untuk memudahkan peserta didik dalam belajar.Selain dampak positif

ternyata ketika berada dalam dunia maya juga memiliki dampak negatif, dampak negatifnya yaitu mengenai privasi

dan keamanan para penggunanya. Misalnya para pengguna yang dengan mudahnya mereka berbagi kata sandi dan

tanpa mereka sadari hal tersebut berpotensi mengorbankan keamanan dari diri mereka sendiri.

Para generasi millennial kecanduan terhadap handphone (HP). Memang saat ini penggunaan Hp tidak bisa

lepas dari kehidupan semua orang, baik dari kalangan anak-anak, remaja bahkan orang tua sekalipun. HP memang

mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positifnya misalnya yaitu mempermudah menjalin komunikasi,

mengakses berbagai ilmu pengetahuan, menambah wawasan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk dampak

negatifnya di antaranya yaitu membuat penggunanya lupa waktu, bisa berakibat buruk terhadap kesehatan karena efek

radiasi yang ditimbulkan, rawan terhadap tindak kejahatan, sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku

pelajar atau penggunanya, menciptakan lingkungan pergaulan yang tidak sehat, mengundang sifat hedonism pada

anak.

10
Maraknya penggunaan medsos atau media sosial. Media social ini adalah sebuah wadah untuk menjalin

komunikasi serta berinteraksi dengan orang lain, baik orang yang dekat ataupun orang yang jauh sekalipun. Hampir

semua kalangan dimasyarakat menggunakan media sosial. Mulai dari anak-anak, remaja serta oranag tua. Bagi

kalangan remaja penggunaan media sosial kini dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dan sebuah keharusan.

Namun banyak kalangan remaja dan pelajar tidak memanfaatkan dengan baik media social yang mereka gunakan, hal

ini menjadi kekhwatiran akan dampak negatif yang ditimbulkan.

Selain problematika yang dibahas diatas masih banyak problematika generasi milineal yang lainnya.

Misalnya saja generasi millennial cenderung lebih acuh terhadap keadaan sosial di sekitar lingkungan mereka. Padahal

penggunaan teknologi misalnya gadget dalam kehidupan generasi millennial ini akan lebih memudahkan untuk

melakukan berbagai hal, hanya saja banyak kaum milenial yang kurang bijak dalam menggunakan teknologi atau

gadgetnya sehingga akan timbul dampak negatifnya.

Diketahui bahwa revolusi industri pertama kali tercetus pada abad ke-18 sekitar tahun 2000, dimana pada

saat itu banyak ditemukannya berbagai macam mesin-mesin canggih yang memiliki tenaga uap, sehingga manusia

memanfaatkannya dengan cara beralih ke mesin-mesin produksi mekanis. Secara umum arti dari revolusi industri

yakni adanya kemajuan teknologi industri yang besar dan disertasi dengan perubahan sosial ekonomi dan budaya yang

sangat pesat. Perkembangan revolusi industri yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya era disrupsi, yakni

munculnya industri-industri berbasis digital/online yang bukan hanya komputer saja melainkan teknologi mobile yang

sudah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga semua orang dapat saling berkomunikasi secara online dalam

jarak dekat maupun jarak jauh sekalipun.

Beberapa karakter generasi millennial yaitu bagi generasi millenial komputer adalah hal yang biasa saja,

kehadiran identitas diri tidak lagi nyata, lebih mengutamakan hasil dari pada teori, proses pembelajarannya mirip

dengan sebuah permainan yang menggunakan metode trial and error, sangat nyaman jika mereka diberikan tugas yang

beragam, generasi millenial adalah orang-orang yang anti melakukan penundaan (Suissa, 2015). Kecanggihan dalam

mengakses berbagai informasi melalui teknologi yang ada memerlukan suatu tindakan yang proaktif untuk mencegah

atau memperkecil terjadinya penurunan nilai-nilai karakter dikalangan masyarakat. Karena, jika hal ini tidak dilakukan

maka tentu saja akan menimbulkan berbagai persoalan-persoalan yang serius misalnya kasus kriminal, pelecehan

seksual, kasus siswa yang menganiaya gurunya, anak yang melawan pada orang tua, dan perilaku negatif lainnya.

11
Daradjat mengemukakan penyebab merosotnya moral para pelajar saat ini yakni akibat dari perkembangan

teknologi dan informasi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas budi pekerti atau akhlak peserta didik.

Keadaan sosial dan budaya pada masyarakat juga mempengaruhi kemerosotan pada moral peserta didik. Melihat

masih rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia, maka tugas kita yakni harus memperbaiki sedikitnya

dua masalah yang utama, yakni meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat dan gambaran mengenai kemampuan

masyarakat dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada kenyataannya banyak solusi yang

mampu dijadikan sebagai upaya untuk menghadapi percepatan kemajuan teknologi, diantaranya kesiapan sumber daya

manusia dalam memanfaatkan ICT, pengembangan nilai-nilai karakter pada peserta didik, kesesuaian antara berbasis

digital.

Ada banyak problematika yang mempengaruhi pengembangan pendidikan karakter peserta didik, baik yang

bersifat internal maupun eksternal.Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang merupakan

fitrah dan bawaan sejak manusia itu lahir ke dunia. Setiap manusia yang lahir ke dunia telah dibekali oleh Allah swt

naluri keagamaan yang nantinya akan membentuk karakter atau akhlak manusia itu sendiri, antara lain: Pertama,

Naluri atau instink. Instink adalah suatu kesiapan maupun tingkah laku untuk melakukan hal-hal yang sifatnya

kompleks tanpa adanya sebuah latihan dan bersifat spontanitas (tanpa disadari). Kedua, kebiasaan. Kebiasaan menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan karakter. Ketiga, keturunan. Keturunan atau dalam

bahasa Arab disebut dengan alWaratsah yakni warisan sifat-sifat. Warisan sifat-sifat ini ada yang secara langsung

maupun tidak langsung terhadap anaknya. Peran terpenting dari tugas orang tua saat ini yakni memberikan teladan

dengan berperilaku yang baik terhadap keturunannya, sehingga anak akan memiliki sifat yang baik pula. Keempat,

keinginan atau kemauan keras. Keinginan menjadi sebuah kekuatan tersendiri di balik perilaku manusia. Tujuan dari

keinginan atau kehendak manusia yakni untuk mencapai sesuatu. Oleh karenanya, orang yang memiliki sebuah

keinginan ataupun kehendak maka dia akan termotivasi untuk menggapainya dengan sungguh-sungguh. Adanya

kemauan yang kuat merupakan modal utama dalam tercapainya suatu tujuan. kelima Kelima, hati nurani. Hati nurani

termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan pendidikan karakter. Dalam diri manusia terdapat

suatu kekuatan dimana pada waktu-waktu tertentu kekuatan itu akan memberikan sebuah peringatan (isyarat) apabila

perilaku manusia itu sendiri di ambang keburukan. Kekuatan itu disebut dhamir atau suara batin/hati. Sementara itu,

faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi perilaku manusia. Faktor dari luar sangat

12
berpengaruh terhadap perkembangan karakter peserta didik. Faktor tersebut diantaranya pergaulan bebas, adanya

pengaruh gawai, pengaruh negatif televisi, pengaruh keluarga dan pengaruh sekolah.

Kesimpulan

Dalam pengertian etimologi bahasa Arab peserta didik disebut dengan Tilmidzun dengan jamaknya

adalahTalaamidun, memiliki arti murid, yaitu orang yang mengingini pelajaran atau pendidikan. Juga ada yang

menyebutkanTholibun, jamaknya Thullabun, memiliki arti mencari/menuntut, maknanya orang-orang

yang mencari/menuntu ilmu . Munurut pasal1ayat 4 UU RI No.20 Tahun 2003 mengenai sistempendidikan Nasional,

peserta didik disebut anggota masyarakat yang selalu mengembangkan potensinya dengan jalur dan

jenis pendidikan tertentu. Dalam upaya untuk mencapai sebuah tujuan Pendidikan Islam, peserta didik diharapkan

mempunyai serta menanamkan sifat-sifat yang baik dalam diri dan kepribadiannya dan harus menanamkan niat yang

baik pula dalam menuntut ilmu. Diantara sifat-sifat yang diharapkan misalnya; berkemauan keras atau pantang

menyerah, selalu bersemangat, optimis, memiliki motivasi yang tinggi, sabar, tabah, tidak mudah putus asa dan

sebagainya.

Potensi dan perkembangan adalah fitrahnya peserta didik, yang pastinya denga usaha untuk melalui berbag

aimacam proses. Peserta didik hendaknya menanamkan sifat-sifat yang terpuji atau sifat ideal kedalam

dirinya,mencakup berkemauan keras, berjuang dan pantang menyerah, mempunyai motivasi yang tinggi, sabar, tabah,

tidakmudah putus asa,dan pastinya harus selalu rajin berdoa. Pendapat Ibn Khaldun mengenai proses belajar bahwa,

dalammenuntut ilmu atau proses belajar disamping dari tekun, rajin, semangat, dan sungguh-sungguh, juga harus

memilikibakat. Menurutnya terlepas dari semua itu keberhsilan peserta didik dalam proses belajar adalah sangat

memerlukanpengajar juga dalam upaya mencapai tujuan pendidikan Islam.

Dalam Al-Quran dijelaskan: “Dan Allah mengeluarkan hamba-hambanya lewat perut ibunya yakni

darirahimnya, dan pada saat itu hambanya tidak mengetahuisesuatu pun, dan Allah memberi pendengaran,

penglihatan, dan hati agar hambanya bersyukur”.(An-Nahl: 78). Pendidik dalam membimbing peserta didik harus

membimbing dan menemani dengan sepenuhnya untuk mencari nilai- nilai hidup. Dalam ajaran Islam disebutkan, saat

anakdilahirkan ia terlahir denga keadaan lemah dan fitrah, adapun yang akan memberi corak warna

dalamperkembangannya dan pendidikan agama adalah alam sekitarnya. Sesuai denga hadits Nabi saw. Artinya: Anak-

anakyang telah dilahirkan itu pastimembawa fitrah (kecenderungan untukpercaya kepada Allah), hanya sanya kedua

13
orangtuanyalah yang menjadikan dan membuat anak tersebut jadi beragama Yahudi, Nasrani, dan Majusi (HR.

ImamMuslim).

Etika peserta didik terhadap dirinya yaitu: berniat ikhlas karena Allah semata. Sebelum memulaipelajaran,

siswa harus lebih dahulu membersihkan dirinya dari segala sifat buruk karena belajar itu termasuk ibadah, dan ibadah

yang diterima Allah adalah ibadah yang dilakukan dengan tulus ikhlas. Etika peserta didik terhadap pendidik atau

guru: Berhadapan dengan pendidik atau guru haruslah bersikaplah sopan, serta mencintai guru karena Allah. Etika

dan adabkepada guru juga datang lebih awal dari pada guru, dengan pakaian sopan berpenampilan rapi, dan

memperlihatkansemangat belajar. Juga Nabi mengajarkan bahwa peserta didik harus selektif dalam bertanya dan jika

hendak berbicaraharuslah mendapat izin darinya. Etika peserta terhadap lingkungan masyarakat: Etika peserta didik

terhadap lingkungan dan sosial yakni bagaimana dia bergaul danberteman, memilih mana pergaulan yang baik dan

mana yang tidak baik tanpa menyinggung masyarakat.

Didalam kitab Ta’lim Muta’allim karya dari Imam Az-Zarnuji dijelaskan tentang seorang peserta didik

bahwa pesta didik haruslah mampu memetik faidah dan pelajaran dalam setiap hal dan kejadian yang ia temui dan

alami. Untuk itu beliau menyarankan agar seorang peserta didik haruslah selalu membawa alat tulis, sehingga ia dapat

menulis atau mencatat faidah-faidah dan juga ilmu yang ia dengar ketika menemui atau mengalami hal-hal sewaktu

beraktivitas sehari-hari. Imam Az-Zarnuji juga menyarankan agar seorang peserta didik memiliki sifat wara` yaitu

menjauhi dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt. beliau mengatakan bahwa seorang peserta didik

yang memiliki sifat wara` itu ilmunya akan lebih bermanfaat dan juga proses belajarnya pun akan lebih mudah. Niat

yang benar dalam belajar adalah untuk mencari keridoaan Allah SWT, agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di

akhirat. Maka dengan niat yang baik maka karakter peserta didik akan mengikut baik pula. Niat belajar juga dipertegas

dengan selalu berusaha memerangi kebodohan baik pada diri sendiri ataupun orang lain, mengembangkan dan

melestarikan ajaran Islam, serta mensyukuri nikmat Allah SWT.

Para generasi millennial kecanduan terhadap handphone (HP). Memang saat ini penggunaan Hp tidak bisa

lepas dari kehidupan semua orang, baik dari kalangan anak-anak, remaja bahkan orang tua sekalipun. HP memang

mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positifnya misalnya yaitu mempermudah menjalin

komunikasi,mengakses berbagai ilmu pengetahuan, menambah wawasan dan lain sebagainyaSedangkan

untuk dampak negatifnya di antaranya yaitu membuat penggunanya lupa waktu, bisa berakibat buruk terhadap

14
kesehatan karena efek radiasi yang ditimbulkan, rawan terhadap tindak kejahatan, s angat berpotensimempengaruhi

sikap dan perilaku pelajar atau penggunanya, menciptakan lingkungan pergaulan yang tidak sehat,mengundang

sifat hedonism pada anak.Maraknya penggunaan medsos atau media sosial. Media social ini adalah sebuah wadah

untuk menjalinkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain, baik orang yang dekat ataupun orang yang jauh

sekalipun . Hampirsemua kalangan dimasyarakat menggunakan media sosial. Mulai dari anak-anak, remaja serta

oranag tua. Bagikalangan remaja penggunaan media sosial kini dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dan

sebuahkeharusan.Namun banyak kalangan remaja dan pelajar tidak memanfaatkan dengan baik media social

yang mereka gunakan, hal ini menjadi kekhwatiran akan dampak negatif yang ditimbulkan.

Daftar Pustaka

M. Ramli, (2015), Hakikat Pendidik dan Peserta Didik, Tarbiyah Islamiyah, Vol. 5, (No. 1), 60-80.

M. Indra Saputra, (2015), Hakekat Pendidik dan Peserta Didik Dalam Islam, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam,

Vol. 6, 241-249.

Nurfadilah, (2019), Teori dan Konsep Peserta Didik Menurut Al-Qur'an, eduprof Islamic Education Journal, Vol. 1

(No.2), 168-180.

Saihu, (2020), Etika Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta'lim Muta'alim, Al-Amin Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam,

Vol. 3, (No. 1), 104-110.

Rosniati Hakim, (2014), Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Pendidikan Berbasis Al-Qur'an, Jurnal

Pendidikan Karakter, Vol. 5, (No.2), 126-133.

Meti Hendayani, (2019), Problematika Pengembangan Karakter Peserta Didik di Era 4.0, Jurnal Penelitian Pendidikan

Islam, Vol. 7, (No. 2), 188-195.

15
Lampiran bukti bahwa artikel telah diverifikasi melalui perangkat lunak anti-plagiarisme https://www.paperpass.net/.

16

Anda mungkin juga menyukai