Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN SIMULASI PROBLEM SOLVING SEMESTER III

Dosen Pengampu : Anis Khotimah, S.KM., M.P.H

Disusun oleh :

Nama : Naila Nur Azizah

NIM : 14.19.4784

Kelas : C/KM/IV

KONSENTRASI MENAJEMEN RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
laporan sebagai tugas dari simulasi dengan judul Laporan Simulasi Problem Solving Semester III.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan hasil observasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan penyusunan laporan-laporan selanjutanya. Besar harapan kami kiranya laporan hasil
observasi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Tasikmalaya, 25 Ferbruari 2021

penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
Bab I PENDAHULUAN..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
1. Latar belakang pemilihan lokasi observasi ........................................................ 4
2. Latar belakang observasi .................................................................................... 4
B. Tujuan Observasi .................................................................................................... 5
1. Umum ................................................................................................................. 5
2. Khusus ................................................................................................................ 5
C. Manfaat Observasi .................................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 6
A. Teori Konsep Sehat dan Sakit ................................................................................. 6
B. Teori Kepuasan Pelayanan ...................................................................................... 6
C. Teori Penentuan Prioritas Masalah yang digunakan ............................................... 7
BAB III HASIL KEGIATAN ............................................................................................. 10
A. Gambaran Umum Lokasi Observasi ....................................................................... 10
B. Analisis Permasalahan di Lokasi Observasi ........................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................... 16
A. Implementasi Prioritas Pemecahan Masalah (P1, P2, P3) ...................................... 16
B. Analisis SWOT ....................................................................................................... 18
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 24
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 24
B. Saran .............................................................................................................. 25
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 26
Lampiran ............................................................................................................................. 27

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar belakang pemilihan lokasi observasi
Latar belakang dari pemilihan lokasi observasi yaitu dikarenakan faktor pandemic
yang belum berakhir sehingga mengakibatkan kami sebagai mahasiswa untuk
memperoleh pembelajaran secara daring/online. Oleh karena itu, pemilihan lokasi atau
tempat observasi yang saya lakukan yaitu di daerah dawagung, kecamatan rajapolah,
kabupaten tasikmalaya (tempat tinggal saya).
Observasi yang dilakukan dengan melihat permasalahan kesehatan di lingkungan
saya. Terdapat beberapa permasalahan kesehatan diantaranya perilaku masyarakat
yang sering membuang sampah ke sungai, kebiasaan merokok yang dimana
mempengaruhi kesehatan (sistem pernapasan yang terganggu) dan menyebabkan
polusi udara, belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk memakai masker ketika
keluar rumah, padalah masih dalam kondisi pandemik covid-19. Dan waktu tidur yang
kurang pada usia remaja (begadang).
Dari permasalah diatas maka pada bab pembahasan selanjutnya akan ada
pemaparan lebih lanjut mengenai observasi yang saya lakukan, pemilihan prioritas
masalah dan sebagainya.

2. Latar belakang observasi


Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan
“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar
aspek dalam fenomena tersebut. Pada dasarnya observasi bertujuan untuk
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-
orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang dilihat beserta aspek
perspektif subjek yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus
kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi sebagai hal yang tidak relevan.
Berangkat dari konsep tersebut, dalam mendeskripsikan hasil kegiatan observasi
pembelajaran, diungkapkan secara detail dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi
dalam setting observasi.

4
Mempelajari problem solving akan lebih lengkap bilamana disertai dengan
kegiatan observasi. Oleh karena itu, sebagai kelanjutan dalam mempelajari problem
solving yang telah dilaksanakan dalam perkuliahan, baik yang telah dilakukan melalui
diskusi ataupun tatap muka secara daring (online), maka dilaksanakan pula kegiatan
observasi pembelajaran. Kegiatan observasi dimaksudkan untuk mengamati
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Adapun observasi yang saya lakukan dengan melihat dari permasalahan kesehatan
yang ada di lingkungan sekitar dengan melakukan problem solving yang akan dibahas
di bab selanjutnya.

B. Tujuan Observasi
1. Umum
Adapun tujuan umum dari observasi yang saya lakukan yaitu mengamati dan
melakukan pemecahan masalah yang terjadi pada kesehatan di masyarakat yang ada
dalam lingkungan sekitar.
2. Khusus
Tujuan khusus dari observasi ini yaitu memproiritaskan dan mengspesifikan
permasalahan yang diperoleh serta melakukan serangkaian pemecahan masalam
(problem solving) dengan metode tertentu. Sehingga didapatkan solusi dari
permasalahan yang terjadi di lingkungan saya.
C. Manfaat Observasi
Adapun manfaat yang bisa di ambil dari observasi ini yaitu dapat memberitahukan
kepada pembaca tentang permasalahan kesehatan yang terjadi pada masyarakat di
lingkungan sekitar saya, dan bagaimana cara melakukan problem solving atau pemecahan
masalah.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Terori konsep sehat dan sakit
1) Terori konsep sehat
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia dengan mencanangkan visi
Indonesia sehat 2010. Visi tersebut merupakan visi yang ideal tentang
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yaitu: kehidupan rakyat indonesia
yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes Rl, 2006).
Sehat adalah keadaan dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan hidup
(Potter & Perry,2005).
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi
seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-
Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis.
konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang
sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya
belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik,
mental, maupun sosial.

2) Terori konsep sakit


Menurut Revelly dalam Effendy (1998), sakit adalah tidak adanya keselarasan
antara lingkungan dengan individu. Menurut Perkins dalam Notosoedirjo & Latipun
(2002), sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani,
dan sosial. istilah tubuh yang tidak fit atau tubuh yg sedang di serang oleh penyakit.

6
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. Sakit artinya
ketidakseimbangan dari kondisi normal tubuh manusia di antaranya sistem biologik
dan kondisi penyesuaian

B. Teori kepuasaan pelanggan

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam


memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan
kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan menurut
Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Definisi Pelayanan Kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun
masyarakat. Sesuai dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan
jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak macamnya.

Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum
dapat dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-
sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok kesehatan masyarakat (public health service) ditandai dengan cara
7
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam suatu organisasi.
Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.
3. Kegiatan & Sasaran Public Relations
Building corporate identity & image

o Membangun identitas & citra perusahaan


o Facing of Crisis (MENGHADAPI KRISIS)
o Promotion Of Public Causes (Mempromosikan Aspek Kemasyarakatan)

Public Relations melalui tahapan-tahapan:

a. Planning
b. Organizing
c. Communicating
d. Controlling
e, Evaluating(follow up)
4. Aktivitas Utama Public Relations Dalam Melakukan Fungsi Menejemen
Perusahaan

a. Communicator
b. Relationship
c. Back Up Management
d. Good Image Maker

C. Teori penentuan prioritas masalah yang digunakan


Metode yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah adalah dengan
menggunakan metode delbecq yaitu metode yang memprioritaskan masalah dengan
memberi skor antara 1-10, hal ini dimaksudkan agar diperoleh variasi nilai yang cukup
luas. Pemberian skor dari masing-masing masalah yang memberikan penilaian disesuaikan
dengan kriteria yang telah ditentukan. Kemudian dengan penentuan kriteria juga
tergantung kepada penilaian masing-masing masalah. Adapun kriteria tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Besarnya masalah, ket : kecil - besar skor ( 0 - 10 )

8
Yaitu cara memprioritas masalah berdasarkan seberapa besar masalah tersebut
sering ditemukan, ditinjau dari factor Man, Place and Time:
b. Kemudahan, ket : sulit - mudah diselesaikan skor ( 0 - 10 )
Yaitu prioritas masalah ditinjau dari tingkat kemudahan dalam penanggulangannya
yang meliputi (5M), yaitu Man (Manusia/SDM), Money (Keuangan), Methode
(Kebijakan), Material (Prasarana, Ruang, Peralatan dll),dan Mechine (Alat-Alat).
c. Kegawatan, ket : ringan - gawat skor ( 0 - 10 )
Yaitu tingkat prevalensi/ kegawatan suatu masalah di tinjau dari seberapa besar
masalah tersebut terjadi.

9
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Gambaran Umum Lokasi Observasi
Lokasi yang menjadi tempat obsevasi saya yaitu di desa dawagung.
Dawagung adalah desa di kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
Tepatnya pada RT/RW 01/001. Lokasi perumahan masyarakat yang dekat dengan jalan
raya, jalan raya ini mengubungkan antara bandung dan tasikmalaya. Tak heran jika jalan
selalu ramai dengan kendaraan. Kondisi masyarakat sebagian besar memiliki pekerjaan
bercocok tani (pagi, sayu-mayur) dan berdagang (kaki lima).
Adapun alasan memilih desa dawagung sebagai tempat observasi yaitu dikarenakan
pandemik covid-19 yang mengharuskan kami (para mahasiswa) untuk melakukan
pembelajaran secara daring dan memaksa kami untuk mempraktekan materi dari simulasi
ini di daerah kami masing-masing.
B. Analisis Permasalahan di Lokasi Observasi
Setelah saya menganalisis masalah yang ada di lingkungan sekitar, terdapat beberapa
permasalahan diantaranya :
1. Identifikasi Masalah
a. Perilaku masyarakat yang sering membuang sampah ke sungai.
b. Kebiasaan merokok yang dimana mempengaruhi kesehatan (sistem pernapasan
yang terganggu) dan menyebabkan polusi udara.
c. Belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk memakai masker ketika keluar
rumah, padalah masih dalam kondisi pandemik covid-19.
d. Waktu tidur yang kurang pada usia remaja (begadang).
2. Penentuan Prioritas Masalah
Metode yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah adalah dengan
menggunakan metode delbecq yaitu metode yang memprioritaskan masalah dengan
memberi skor antara 1-10, hal ini dimaksudkan agar diperoleh variasi nilai yang cukup
luas. Pemberian skor dari masing-masing masalah yang memberikan penilaian
disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan. Kemudian dengan penentuan
kriteria juga tergantung kepada penilaian masing-masing masalah. Adapun kriteria
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Besarnya masalah, ket : kecil - besar skor ( 0 - 10 )

10
Yaitu cara memprioritas masalah berdasarkan seberapa besar masalah tersebut
sering ditemukan, ditinjau dari factor Man, Place and Time:
b. Kemudahan, ket : sulit - mudah diselesaikan skor ( 0 - 10 )
Yaitu prioritas masalah ditinjau dari tingkat kemudahan dalam penanggulangannya
yang meliputi (5M), yaitu Man (Manusia/SDM), Money (Keuangan), Methode
(Kebijakan), Material (Prasarana, Ruang, Peralatan dll),dan Mechine (Alat-Alat).
c. Kegawatan, ket : ringan - gawat skor ( 0 - 10 )
Yaitu tingkat prevalensi/ kegawatan suatu masalah di tinjau dari seberapa besar
masalah tersebut terjadi.

Berikut adalah Analisa Prioritas dan Identifikasi masalah berdasarkan Metode


Delbecq:

Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode Delbecq

Kriteria dan Bobot Masalah (1-10)


Jumlah Prioritas
No. Inventarisasi Masalah
Besar skor Masalah
Kemudahan Kegawatan
Masalah
1. Perilaku masyarakat yang
sering membuang sampah ke 8 7 8 23 III
sungai.
2. Waktu tidur yang kurang pada
7 5 8 20 IV
usia remaja (begadang).
3. Belum adanya kesadaran dari
masyarakat untuk memakai
masker ketika keluar rumah, 9 8 9 26 I
padalah masih dalam kondisi
pandemik covid-19.
4. Kebiasaan merokok yang
dimana mempengaruhi 9 6 9 24 II
kesehatan (sistem pernapasan

11
yang terganggu) dan
menyebabkan polusi udara.

Keterangan : pemberian skor 1 – 10 (dari hasil observasi dan pertimbangan


tertentu). Pada tabel kemudahan pemberian angka 5 pada masalah nomor 2
dikarenakan berkaitan dengan perilaku/karakter dari remaja yang susah untuk
merubah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan remaja tersebut.

Dasar penentuan bobot nilai berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah


diatas. Maka ditemukan hasil prioriatas masalah dengan metode delbecq, diketahui
hasil skor tertinggi adalah “Belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk
memakai masker ketika keluar rumah, padalah masih dalam kondisi pandemik
Covid-19.”

1) Analisis Penyebab Masalah


Berdasarkan hasil penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah diatas hal ini
dapat dianalisa dengan menggunakan Diagram Fishbone. Fishbone diagram (diagram
tulang ikan - karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-
Effect Diagram atau Ishikawa Diagram.
Diagram tulang atau fishbone adalah salah satu metode di dalam meningkatkan
kualitas. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah
permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Adapun kategori penyebabnya dapat
digambarkan dari 5 aspek yaitu Man, Money, Methode, Material, dan Machine. Maka
analisis masalah ditinjau dari beberapa aspek dari diagram fishbone yaitu sebagai
berikut :

12
MAN
Petugas puskesmas
jarang sekali
MACHINE MONEY
memberikan edukasi
Covid-19
Alat berupa kendaraan yang
dipakai petugas puskesmas
mungkin mengalami Pencair
kerusakan mesin atau an dana Belum adanya
kekurangan bensin. yang kesadaran dari
lama masyarakat
untuk
memakai
masker ketika
Proses keluar rumah,
padalah masih
Kurangnya dalam kondisi
kerjasama antara pandemik
petugas puskesmas Covid-19.
dengan kepala
desa/ketua RT dalam
mengrealisasikan Keterbatasan penyediaan
pemakain masker. masker dari pemerintah untuk
MATERIAL mengedukasi masyarakat dan
atau memberikan kepada
METHODE masyarakat sekitar.

Penyebab dari masalah belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk memakai
masker ketika keluar rumah, padalah masih dalam kondisi pandemik Covid-19
adalah :
a. Man yaitu Petugas puskesmas yang jarang sekali memberikan edukasi
mengenai pencegahan covid-19.
b. Money yaitu pencairan dana yang membutuhkan waktu jangka panjang untuk
membeli/membuat masker dan biaya transportasi bagi petugas puskesmas yang
akan mengedukasi ke masyarakat.
c. Machine yaitu alat berupa kendaraan yang digunakan para petugas puskesmas
mungkin mengalami kerusakan atau kekurangan bensin.
d. Methode yaitu kurangnya kerjasama antara petugas puskesmas dengan kepala
desa/ketua RT dalam membantu mengrealisasikan pemakaian masker pada saat
pandemik covid-19.
e. Material yaitu keterbatasan penyediaan masker dari pemerintah yang akan
digunakan untuk mengedukasi dan atau memberikan kepada masyarakat sekitar
puskesmas.

13
2) Alternatif Pemecahan Masalah
Seperti yang terlampir di atas dengan menggunakan methode delbecq pada
penentuan prioritas masalah, maka masalah yang diprioritaskan pada lingkungan
sekitar yaitu belum adanya kesadaran dari masyarakat untuk memakai masker ketika
keluar rumah, padalah masih dalam kondisi pandemik Covid-19. Dengan prioritas
masalah tersebut maka perlu adanya solusi alternative masalah, yaitu sebagai berikut :
a. Petugas puskesmas harus mengadakan edukasi tentang pencegahan terpaparnya
covid-19 salah satunya dengan memakai masker.
b. Diperlukan pembagian masker secara gratis kepada masyarakat untuk menarik
perhatian mereka.
c. Serta melakukan kerja sama antara petugas puskesmas dengan kepala desa/ketua
RT guna tercapainya masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan (memakai
masker).
3) Penentuan Prioritas Pemecahan
Masalah Berdasarkan ketiga solusi tersebut maka akan ditentukan prioritas
pemecahan masalah yang paling utama dengan menggunakan metode analisis delbecq
untuk mengetahui derajat implementasi dari setiap strategi yang dihasilkan.
Tabel pemecahan masalah dengan metode delbeq

Kriteria dan bobot


Jumlah Prioritas
No. Solusi Masalah maksimum
skor masalah
I II III

1. Petugas puskesmas harus


mengadakan edukasi tentang
pencegahan terpaparnya covid- 9 7 9 25 I
19 salah satunya dengan
memakai masker.
2. Diperlukan pembagian masker
secara gratis kepada masyarakat 8 6 7 21 III
untuk menarik perhatian mereka.

14
3. Serta melakukan kerja sama
antara petugas puskesmas
dengan kepala desa/ketua RT
8 7 9 24 II
guna tercapainya masyarakat
yang mematuhi protokol
kesehatan (memakai masker).

Berdasarkan hasil penentuan alternatif pemecahan masalah dengan metode delbecq


diperoleh hasil yang paling tinggi yaitu “Petugas puskesmas harus mengadakan edukasi
tentang pencegahan terpaparnya covid-19 salah satunya dengan memakai masker.”

15
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Implementasi Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan masalah yang telah ditemukan pada bab sebelumnya diatas, maka harus
ada penerapan aplikasi alternatif pemecahan masalah sehingga masalah tersebut dapat
diatasi. Berikut beberapa aplikasi alternatif pemecahan masalah:
a. Perencanaan (P1)
1) Masalah
Masalah yang didapat setelah diambil prioritas tertinggi adalah belum
adanya kesadaran dari masyarakat untuk memakai masker ketika keluar
rumah, padalah masih dalam kondisi pandemik Covid-19.
2) Kegiatan
Petugas puskesmas harus mengadakan edukasi tentang pencegahan
terpaparnya covid-19 salah satunya dengan memakai masker.
3) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang pencegahan covid-19 dan dapat membantu menekan
angka positiv covid-19.
4) Sasaran
Masyarakat di sekitaran puskesmas.
b. Pengorganisasian dan Pelaksanaan (P2)
Berdasarkan prioritas masalah di atas maka dalam pemecahan masalahnya
dapat menggunakan 5M (Man, Materials, Mechine, Methode, Money) dalam
pengorganisasisan sebagai berikut :
1) Man yaitu Petugas puskesmas memberikan edukasi mengenai pencegahan
covid-19.
2) Money yaitu pencairan dana harus cepat dan tepat untuk membeli/membuat
masker dan biaya transportasi bagi petugas puskesmas yang akan
mengedukasi ke masyarakat.
3) Machine yaitu alat berupa kendaraan yang harus disiapkan (baik kondisi
mesin yang baik dan berbensin) untuk para petugas puskesmas.

16
4) Methode yaitu harus menjalin kerjasama antara petugas puskesmas dengan
kepala desa/ketua RT dalam membantu mengrealisasikan pemakaian
masker pada saat pandemik covid-19.
5) Material yaitu pemerinatah harus menyediaan masker yang akan digunakan
untuk mengedukasi dan atau memberikan kepada masyarakat sekitar
puskesmas.
c. Pengawasan dan penilaian (P3)
1) Pengawasan
Pengawasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memantau
kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pengawasan masalah dilakukan melalui
5W + 1H adalah sebagai berikut:
a) What (apa saja yang diawasi ?)
Pengawasan proses pengedukasian tentang pencegahan terpaparnya
covid-19 yang dilakukan oleh petugas puskesmas.
b) When (kapan waktunya ?)
Pengawasan dilakukan sampai pengedukasian tentang pencegahan
terpaparnya covid-19 yang dilakukan oleh petugas puskesmas
terlaksana dan berkelanjutan.
c) Why (mengapa harus dilakukan ?)
Pengawasan dilakukan agar masyarakat benar-benar mendapatkan
edukasi tersebut dan terwujudnya pemakaian masker ketika hendak
keluar rumah.
d) Who (siapa yang mengawasi ?)
Pengawasan dilakukan oleh yang terlibat dalam masyarakat tersebut
yaitu kepala desa/ketua RT di masyarakat sekitaran puskesmas tersebut.
e) Where (bagaimana caranya ?)
Proses pengawasan dilaksanakan di pandopo atau balai desa yang
nantinya akan digunakan sebagai tempat edukasi kepada masyarakat.
f) How
Pengawasan dilakukan dengan melihat langsung bagaimana cara
mereka mengedukasi (penyuluhan).

17
2) Penilaian (Input, Proses, Output dan Feedback)
Penilaian adalah suatu kegiatan menilai kinerja berdasarkan standar yang
telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan.
a) Input : evaluasi dengan melakukan penilaian statistika terhadap
masyarakat yang menggunakan masker saat hendak keluar rumah.
b) Proses : perlu adanya penginputan data statistik ke dalam komputer
puskesmas guna melihat bagaimana perkembangan yang terjadi di
masyarakat.
c) Output : terwujudnya masyarakat yang menggunakan masker saat
hendak keluar rumah.
d) Feedback : kerjasama antara petugas puskesmas dan kepala
desa/ketua RT wajib untuk selalu menjaga, mengawasi masyarakat
dalam pelaksaan dari edukasi yang berkelanjutan tersebut.

B. Analisis SWOT
Analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menenpatkan situasi dan juga kondisi
sebagai faktor masukan, lalu kemudian di kelompokkan menurut konstribusinya masing-
masing. Sebuah analisa yang ditujukkan untuk menggambarkan situasi yang sedang
dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang
bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari Strenght (kekuatan), Weakness( kelemahan),
Opportunity (peluang),dan Threats (ancaman). Dalam menganilisis strategi organisasi
pelayanan kesehatan dapat juga menggunakan analisa SWOT (Strenght, Weakness,
Opportunity, Threat) yang dibagi menjadi dua yaitu:
1. Analisis internal sebagai dasar untuk S (Strenght) dan W (Weakness)
a. Strength (kekuatan) yaitu karakteristik organisasi yang memberikan
kelebihan/keuntungan dibandingkan dengan yang lain. Adapun kekuatan
puskesmas di daerah saya adalah sebagai berikut :
1) Lokasi puskesmas yang berada di pemukiman masyarakat

18
2) Adanya dokter yang menjaga di puskesmas tersebut setiap harinya sesuai jam
kerja
3) Ruang pendaftaran yang cukup baik
4) Terdapat beberapa poster tentang edukasi kesehatan yang di simpan pada ruang
tunggu
b. Weakness (kelemahan) yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kelemahan pada
organisasi dibandingkan dengan yang lain. Adapun kelemahannya adalah sebagai
berikut:
1) Lambatnya dalam pemberian data pasien yang akan di lakukan pemeriksaan
(bahkan mereka sempat lupa untuk memberikan data pasien yang akan di
periksa).
2) Tidak adanya cairan anti septik di ruang tunggu pasien.
3) Pelayanan yang diberikan tidak ramah, cenderung jutek, judes dan cuek.
2. Analisis eksternal sebagai dasar untuk O (Opportunity) dan T (Threat)
a. Oppptunities (peluang) yaitu peluang yang dimanfaatkan bagi organisasi untuk
dapat berkembang dikemudian hari. Adapun peluang puskesmas di daerah saya ini
adalah sebagai berikut :
1) Peluang yang terbuka sangat besar dalam penyuluhan atau pengedukasian
kesehatan (pencegahan covid-19) kepada masyarakat sekitar.
2) Peluang untuk menjalinnya kerjasama antara kepala desa/ketua RT dalam
merealisasikan masyarakat yang hendak keluar rumah untuk memakai masker.
b. Threats (ancaman) yaitu ancaman yang dihadapi oleh organisasi yang dapat
menghambat perkembangannya. Adapun ancaman puskesmas di daerah saya ini
adalah sebagai berikut:
1) Masyarakat yang masih keras kepala/ngeyel ketika diingatkan untuk memakai
masker
2) Ketersediaan masker yang terbatas kecuali mengadakan pembuatan masker dan
menggunakan masyarakat (ibu rumah tangga) untuk membantu dalam
pembuatan.
Berdasarkan pembahasan diatas analisis SWOT merupakan instrument yang
bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk

19
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi atau kantor serta
menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Langkah selanjutnya adalah menganalisanya untuk membantu dalam
pengambilan keputusan dan dapat dilakukan dengan : Analisa Grand Strategy yaitu
dalam menganalisa Grand Strategy terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan
yaitu pemberian skor (nilai) 1 sampai 3 setiap poin – poin SWOT dalam IFAS (Internal
Factors Analysis Summary) atau ringkasan analisis faktor – faktor internal dan EFAS
(External Factors Analysis Summary) atau ringkasan analisis faktor –faktor eksternal.
Adapun analisis SWOT dari puskesmas di daerah saya adalah sebagai berikut :

Analisis IFAS Strenght


Bobot Skor
Strenght
3 2 1
Lokasi puskesmas yang berada di

pemukiman masyarakat
Adanya dokter yang menjaga di
puskesmas tersebut setiap harinya sesuai √
jam kerja
Ruang pendaftaran yang cukup baik √
Terdapat beberapa poster tentang
edukasi kesehatan yang di simpan pada √
ruang tunggu
3x2 = 6 2x2 = 4
Total Strenght +10

Analisis IFAS Weakness


Bobot Skor
Weakness
3 2 1
Lambatnya dalam pemberian data pasien
yang akan di lakukan pemeriksaan √
(bahkan mereka sempat lupa untuk

20
memberikan data pasien yang akan di
periksa).

Tidak adanya cairan anti septik di ruang



tunggu pasien
Pelayanan yang diberikan tidak ramah,

cenderung jutek, judes dan cuek
3x1 = 3 2x1 = 2 1x1 = 1
Total Weakness -6

Analisis EFAS Opportunity


Bobot Skor
Opportunity
3 2 1
Peluang yang terbuka sangat besar
dalam penyuluhan atau pengedukasian

kesehatan (pencegahan covid-19)
kepada masyarakat sekitar.
Peluang untuk menjalinnya kerjasama
antara kepala desa/ketua RT dalam

merealisasikan masyarakat yang hendak
keluar rumah untuk memakai masker.
2x2 = 4
Total Opportunity +4

Analisis EFAS Threats


Bobot Skor
Threats
3 2 1
Masyarakat yang masih keras
kepala/ngeyel ketika diingatkan untuk √
memakai masker
Ketersediaan masker yang terbatas

kecuali mengadakan pembuatan masker
21
dan menggunakan masyarakat (ibu
rumah tangga) untuk membantu dalam
pembuatan.
2x1 = 2 1x1 = 1
Total Threats -3

Dari 4 tabel diatas maka diperoleh hasil dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
1. IFAS (X) = S + W = (+10) + (-6)= (+4)
2. EFAS (Y) = O + T = (+4) + (-3) = (+1)
Jadi Internal, Eksternal = (x,y) = (+4,+1)
Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas dapat kita ketahui nilai X= +4
sedangkan nilai Y= +1 analisa selanjutnya menggunakan diagram kuadran SWOT
untuk melihat hubungan lebih cendrung positif atau negatif atau diantara positif dan
negatif. Adapun hasil dari kuandran SWOT adalah sebagai berikut :

Opportunity

(-,+) Ubah (+,+) Progresif


Strategi

Kuadran III Kuadran I

Weakness Strength

Kuadran IV Kuadran II

(-,-) Strategi (+,-) Diversifikasi


Bertahan Strategi

Threats
22
Penjelasan kuadran SWOT:
Kuadran I (positif, positif)
Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan
kekuatan yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Hasil analisa masalah dengan metode SWOT di puskesmas di daerah saya,
bahwa saat ini instansi tersebut berada di kuadran I, yaitu pada kondisi progresif,
yang artinya puskesmas tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk mendukung kebijakan yang
akan membuat rumah sakit tersebut mengalami pertumbuhan dan menjadi lebih
baik.

23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan
“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut. Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas
dan makna kejadian yang dilihat beserta aspek perspektif subjek yang terlibat dalam
kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus
dipenuhi sebagai hal yang tidak relevan. Berangkat dari konsep tersebut, dalam
mendeskripsikan hasil kegiatan observasi pembelajaran, diungkapkan secara detail dan
sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam setting observasi.
Tujuan khusus dari observasi ini yaitu memproiritaskan dan mengspesifikan
permasalahan yang diperoleh serta melakukan serangkaian pemecahan masalam (problem
solving) dengan metode tertentu. Sehingga didapatkan solusi dari permasalahan yang
terjadi di lingkungan saya.
Adapun manfaat yang bisa di ambil dari observasi ini yaitu dapat memberitahukan
kepada pembaca tentang permasalahan kesehatan yang terjadi pada masyarakat di
lingkungan sekitar saya, dan bagaimana cara melakukan problem solving atau pemecahan
masalah.
Sehat adalah keadaan dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan hidup
(Potter & Perry,2005). Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
Sakit artinya ketidakseimbangan dari kondisi normal tubuh manusia di antaranya sistem
biologik dan kondisi penyesuaian
Metode yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah adalah dengan
menggunakan metode delbecq yaitu metode yang memprioritaskan masalah dengan
memberi skor antara 1-10, hal ini dimaksudkan agar diperoleh variasi nilai yang cukup
luas. Pemberian skor dari masing-masing masalah yang memberikan penilaian disesuaikan

24
dengan kriteria yang telah ditentukan. Kemudian dengan penentuan kriteria juga
tergantung kepada penilaian masing-masing masalah.
Hasil analisa masalah dengan metode SWOT di puskesmas di daerah saya, bahwa
saat ini instansi tersebut berada di kuadran I, yaitu pada kondisi progresif, yang artinya
puskesmas tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
dan kekuatan yang ada untuk mendukung kebijakan yang akan membuat rumah sakit
tersebut mengalami pertumbuhan dan menjadi lebih baik.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun ara pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dafid. 2008.Konsep Sehat-SakitMenurut Budaya Masyarakat.http://dafidpekajanqan.

Definisimu.com https://definisimu.com/2012/08/definisi-pelayanan-kesehatan.html

Fajri, Olong. 2008.Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat.http://www.iemberpost.com

Nadya.https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/konsep-sehat-dan-sakit

Rizkyalfarizy,https://id.scribd.com/doc/244463484/Latar-Belakang-Kegiatan-Observasi

Sisteminformasikesehatan.com http://sisteminformasikesehatan.com/2015/12/makalah-
organisasi-manajemen-kesehatan.html

26
Lampiran

 Dokumentasi

Masyarakat sekitar yang keluar rumah tidak memakai masker.

27
Masyarakat sekitar yang membuang sampah ke sungai/kali

Sampah yang ada di kali/sungai

28

Anda mungkin juga menyukai