Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATERI MATA KULIAH TEORI DAN SEJARAH SASTRA


ANGKATAN 1980–1990-AN

Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Teori dan Sejarah
Sastra yang diampu oleh Yunita Anas Sriwulandari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh
Bayu Setiawan (2201000310104)

IKIP BUDI UTOMO MALANG


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas UAS yang
berupa makalah mata kuliah Teori dan Sejarah Sastra materi “ANGKATAN 1980–
1990-AN” dengan baik tanpa ada halangan suatu apa pun.

Tugas UAS ini diselesaikan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan


dalam mata kuliah Teori dan Sejarah Sastra materi “ANGKATAN 1980–1990-
AN”. Oleh karena itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah membantu secara maksimal dalam penyelesaian tugas UAS ini baik
secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas UAS ini dengan baik.
2. Ibu Yunita Anas Sriwulandari, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen pengampu
mata kuliah Teori dan Sejarah Sastra.
3. Dan tidak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
yang telah mendukung terlaksananya tugas UAS ini.

Di luar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas UAS ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca. Semoga pembaca dapat
menambah wawasan dari tugas UAS ini.

Demikian yang bisa penulis sampaikan. Mudah-mudahan tugas UAS ini


dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk
semua pihak, terima kasih.

Malang, 14 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................... 2
1.3 TUJUAN ............................................................................................. 2
1.4 MANFAAT ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 SEJARAH SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN ......................... 3
2.2 LATAR BELAKANG MUNCULNYA SASTRA ANGKATAN
1980–1990-AN .......................................................................................... 4
2.3 KARAKTERISTIK ANGKATAN 1980–1990-AN ........................... 5
2.4 TOKOH-TOKOH SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN ............. 5
2.5 KARYA-KARYA SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN ............. 5
2.6 KUALITAS SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN ....................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9
3.1 KESIMPULAN ................................................................................... 9
3.2 SARAN ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam


karya sastra. Di istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi
terutama dalam cakupan geografi dan sejarah politik di wilayah tersebut. Karya
sastra di Indonesia di bagi ke dalam beberapa periode yaitu pujangga lama, sastra
melayu lama, angkatan balai pustaka, pujangga baru, angkatan 1945, angkatan 50-
an, angkatan 66-70-an, angkatan 80-an, angkatan Reformasi.
Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamis yang bergerak bersama
masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupan yang baru dengan wawasan
konstitusional. Seperti yang dikatakan Putu Wijaya bahwa kesusastraan itu adalah
alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh
dan makna itu proses mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan
serta mengembangkan hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.
Pada angkatan-angkatan tersebut yang paling melekat di kalangan
sastrawan adalah angkatan 1980–1990-an, karena pada masa itu pemerintahan
Indonesia dipimpin oleh Soeharto yang terkenal otoriter. Lahirnya sastra angkatan
80–90-an diwarnai dengan aturan-aturan yang bersifat mengikat dan dipengaruhi
oleh kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan otoriter
Soeharto era orde baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di
militer dan sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat
kuat dengan perlindungan dari militer. Era orde baru mempunyai ciri yaitu semua
keputusan bergantung pada presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada
sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan,
menyinggung dan merugikan maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto
dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja yang terkenal waktu itu berhenti
terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan
kesenian Indonesia.
Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang menekankan
pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada
masa itu yang sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan,
menyinggung dan merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun
didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada
masa itu perekonomian di Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter
pertengahan tahun 1997.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan pembahasan dan penyusunan tugas UAS yang berupa
makalah ini, maka saya memilah pembahasan yang akan dikaji dalam materi
“Angkatan 1980–1990-an” sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sejarah sastra angkatan1980– 1990-an?
2. Bagaimana latar belakang angkatan 1980–1990-an?
4. Siapa saja tokoh-tokoh angkatan 1980–1990-an?
5. Apa saja karya-karya angkatan 1980–1990-an?
6. Bagaimana kualitas sastra angkatan 1980 - 1990-an?

1.3 TUJUAN

Dalam pemilihan suatu topik pembuatan makalah, ada tujuan tertentu


mengapa memilih topik tersebut. Berikut tujuan dibuatnya tugas UAS berupa
makalah dengan materi “Angkatan 1980–1990-an”:
1. Untuk mengetahui sejarah angkatan 1980–1990-an.
2. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang terbentuknya angkatan
1980–1990-an.
3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh angkatan 1980–1990-an.
4. Untuk mengetahui karya angkatan 1980–1990-an.
5. Untuk mengetahui kualitas sastra angkatan 1980–1990-an.

1.4 MANFAAT
Alasan penulis memilih materi ini adalah selain untuk memenuhi tugas UAS
yang berupa makalah, penulis berharap juga bahwa makalah ini bisa menambah
wawasan kepada semua pihak. Selain itu penulis juga mengerti tentang pembahasan
materi. Dari ini penulis tahu bagaimana sejarah angkatan 1980–1990-an, latar
belakang angkatan 1980–1990-an, tokok sastrawan angkatan 1980–1990-an, karya
angkatan 1980–1990-an, dan kualitas sastra angkatan 1980–1990-an. Demikian,
semoga memberikan manfaat bagi semua orang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN


Sastra 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami
depolitisasi yang nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan
mahasiswa sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala macam
aktivitas politik. Karya sastra Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980,
ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang
menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada angkatan
ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum.
Kelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat.
Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Soeharto
pada masa itu masih berdiri suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik
Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari
militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan berporos pada
presiden dan hak bersuara sangat dasar. Ketika ada sebuah karya yang sifatnya
provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan maka akan
langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya majalah Djaja
yang terkenal waktu itu berhenti terbit, majalah tersebut memuat masalah-masalah
budaya bangsa dan kesenian Indonesia.
Sebab-sebab di atas menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan pada
tahun 80-an, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu
yang sifatnya tidak provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan
merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini didasari oleh kemajuan
ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu
perekonomian di Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan
tahun 1997. Periode sebelumnya telah terjadi pergeseran dan pergeseran estetik
khususnya pada kata. Dasar penyebab lahirnya periode 80-an menekankan pada
pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra. Periode 80-an ini merupakan
sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia menuju
kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional. Kesusastraan itu adalah
alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh
dan makna itu digunakannya disalurkan agar mengalami proses mengembang dan
mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang
sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia. Periode 80-an lahir dari konsepsi
improvisasi dalam penggarapan karya sastra menuju hasil dan bobot maksimal serta
konsep baru dari konsep yang konsep pada satu kehidupan. Para sastrawan
mengikuti perkembangan jaman yang dituntut keberanian dan kreativitas untuk
kreativitas. Banyak karya sastra yang dijadikan radio drama.

3
2.2 LATAR BELAKANG MUNCULNYA SASTRA ANGKATAN
1980–1990-AN

Sastra Angkatan 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya


mengalami depolitisasi yang nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa
ditertibkan dan mahasiswa dijadikan organ kampus yang tidak dapat dilepaskan
dari segala macam aktivitas politik. Politik stabilitas, pendekatan keamanan ,
normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan lingkungan tempat
para sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra hanya ada Horison dan Basis .
Karya sastra yang lahir pada tahun 80-an, proses depolitisasi tersebut. Oleh
karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik
serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa
itu. Globalisasi dengan ekonomi sebagai panglima menempatkan pusat dunia tidak
lagi pada lembar-lembar diskursif sastrawi. Jargon-jargon politik yang hiruk-pikuk
dan menakutkan telah berlalu. Mereka berbicara oleh jargon-jargon modisme yang
meriah, kerlap-kerlip, dan tidak terasa menakutkan.
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980 , edisi
dengan banyaknya percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa
tersebut Yaitu Marga T . Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini di berbagai
majalah dan majalah umum. Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan
dekade 1980-an antara lain adalah: Remy Sylado , Yudistira Ardinugraha, Noorca
Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad
Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini
Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang
menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah
Kapal , Namaku Hiroko , La Barka , Pertemuan Dua Hati , dan Hati Yang Damai .
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan
fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama
dalam novel mereka adalah wanita. Namun, yang tidak boleh dilupakan pada era
1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel
populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya .
Justru dari kemasan yang ngepop inilah yang menciptakan generasi gemar
baca yang kemudian tertarik untuk membaca karya-karya yang lebih berat.
Sastra populer atau yang lebih dikenal dengan sebutan sastra pop, model
sebagai sastra yang esensinya lebih rendah dari sastra non-pop. Sastra pop yang
membaca tidak memiliki keindahan dari segi pemaknaan karena seorang pembaca
dapat langsung melihat yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Tidak seperti sastra non-pop, sastra pop cenderung lebih mengutamakan
permintaan pasar keindahan estetik yang tersaji lewat penyampaian maupun makna
yang tersirat di karya tersebut. Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas
Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said , antara lain: La Rose ,
Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.

4
2.3 KARAKTERISTIK ANGKATAN 1980–1990-AN

Setiap angkatan sastra yang menggambarkannya masing-masing yang


membedakan dengan yang lain. Berikut adalah puisi sastra angkatan 1980:

1. Puisi yang dihasilkan bercorak spiritual religius, seperti karya yang berjudul
“Kubakar Cintaku” karya Embah Ainun Najib;
2. Sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;
3. Sastrawan menggunakan konsep improvisasi;
4. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan masyarakat
yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;
5. Menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;
6. Bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;
7. Konsepsi kata dari pemahaman;
8. Mulai kuat pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya
mempunyai konflik dengan pemikiran timur;
9. Didominansi oleh roman percintaan;
10. Novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat yang tokoh
utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh
antagonisnya.

2.4 TOKOH-TOKOH SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN

Adapun tokoh-tokoh di dalam sastra angkatan 80-an, sebagai berikut:


1. Hilman Hariwijaya;
2. Marga T;
3. Nh. Dini;
4. Mira Widjaja;
5. Ahmadun Yosi Herfanda;
6. Emha Ainun Najib (Cak Nun).

2.5 KARYA-KARYA SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN

Tokoh angkatan 80-an dapat dikenal melalui karya-karyanya yang apik.


Beberapa dari karya sastra tersebut pun menuai kesuksesan pada zamannya.
Berikut adalah beberapa karya sastra pada angkatan 80-an:
1. Hilman Hariwijaya
Berikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman Hariwijaya, di antaranya:
a. Lupus
Lupus adalah karakter tokoh laki-laki yang diciptakan Hilman ditahun 1986 melalui
cerpen di majalah Hai . Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus
berprofesi sebagai wartawan dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal
bersama Mami dan adiknya yang bernama Lulu.

5
b. Olga
Olga adalah karakter wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di majalah
Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan Olga sebagai pelajar
yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Gaga. Ia tinggal bersama
kedua orang tuanya, dan memiliki sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul
film dan 3 musim sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu,
dan Sissy Priscillia yang berperan sebagai Olga.
c. Lulu
Lulu adalah pemekaran dari cerita Lupus, tokoh sang adik. Buku ini ditulis Hilman
bersama Boim Le Bon dan Gusur Adhikarya.
d. Keluarga Hantu
Keluarga Hantu adalah seri keempat Hilman yang ditulis bersama Boim.
Mengisahkan tentang Luyut, anak hantu yang ingin bergaul dengan manusia.
Namun ditentang oleh Nates (ayah) dan Kanalitnuk (ibu).
e. Vanya
Vanya adalah seri kelima karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra pada
tahun 1994. Dikisahkan Vanya adalah wanita Jakarta yang kuliah di Bandung. Buku
ini telah disinetronkan dan diperankan oleh Astrid Tiar.
f. Vladd
Vladd adalah seri keenam karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra.
Dikisahkan Vladd adalah pelajar SD yang genius. Selain buku, Hilman Hariwijaya
juga menciptakan sinematografi. Beberapa judulnya antara lain Topi-topi Centil
(sebagai Lupus) tahun 1991, Tangkaplah Daku Kau Kujitak tahun 1989, Makhluk
Manis Dalam Bis tahun 1990, Anak Mami Sudah Besar tahun 1992, Lupus 5.

2. Marga T
Marga T. dikenal sebagai penulis sastra populer yang produktif. Sampai saat
ini Marga T telah menerbitkan 80 cerita pendek, 50 tulisan untuk anak-anak (novel,
novelet, dan kumpulan cerpen), dan 38 novel lengkap. Seiring dengan berjalannya
waktu dan bertambahnya pengalaman, tulisan Marga T. yang kini dokter
merangkap ibu rumah tangga semakin bervariasi. Tidak hanya kisah-kisah cinta
yang manis, tetapi juga novel detektif, spionase, dan bahkan cerita satire. Karyanya
banyak dimuat dalam Sinar Harapan, Star Weekly, Jaya, Kompas, femina, Dewi,
Mitra, Gadis, Rias, Balita, dan Suara Karya. Cerpennya yang pernah disiarkan
melalui media televisi berjudul "Saga Merah". Cerpen tersebut diadaptasi menjadi
film dengan judul "Bayang-Bayang" dan ditayangkan oleh televisi Surabaya. Karya
Marga T. lainnya yang pernah difilmkan antara lain adalah novel Badai Pasti
Berlalu dan Karmila. Novel-novel Marga T. Yang sudah terbit adalah Rumahku
adalah Istanaku (1969), Karmila (1971, dibukukan (1973), Badai Pasti Berlalu
(1974), Gema Sebuah Hati (1976), Bukan Impian Semusim (1976), Sepotong Hati
Tua (1977), Lagu Cinta: kumpulan cerpen (1979), Sebuah Ilusi (1982), Monik:
sekumpulan cerpen (1982), Fatamorgana (1984), Saga Merah (1984), Rahasia
Dokter Sabara (1984), Bukit Gundaling (1984), Ketika Lonceng Berdentang: cerita
misteri (1986), Kisi: buku kedua trilogi (1987), Batas Masa Silam: Balada Sungai
Musi (1987), Oteba: buku ketiga trilogi (1987), Ranjau-ranjau Cinta (1987), Saskia:
sebuah trilogi (1987), Untukmu Nana (1987).

6
3. Nh. Dini
Peraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah
Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri
mengaku hanya seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan,
pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya.
Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu,
Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan
nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka
(1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati
(1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk
kumpulan cerpen, novel, atau cerita kenangan. Di antara novel-novelnya bercerita
tentang wanita.

4. Mira Widjaja
Novel Mira Widjaja Yang Paling Terkenal berjudul “Di sini Cinta Pertama
Kali Bersemi” yang diterbitkan pada Tahun 1980. Ia terus menghasilkan karya,
berkiblat pada penulis-penulis seperti Nh. Dini, Agatha Christie , YB
Mangunwijaya dan Harold Robbins. Mira, bersama dengan Marga T, sebagai
seorang pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, menjadi inspirasi bagi
penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng.

5. Ahmadun Yosi Herfanda


Karya-karya Ahmadun dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi
puisi yang terbit di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison , Ulumul Qur'an ,
Kompas , Media Indonesia , Republika , Bahana ( Brunei ), antologi puisi Secreets
Need Words (Ohio University , AS , 2001), Waves of Wonder (The International
Library of Poetry, Maryland, AS , 2002), jurnal Indonesia and The Malay World
(London, Inggris, November 1998), The Poets 'Chant (The Literery Section,
Committee of The Festival Istiqlal II, Jakarta, 1995).

6. Emha Ainun Najib (Cak Nun)


Lahir di Jombang 27 mei 1953, penyair yang sangat banyak menulis puisi-
puisi religius islamis, budayawan, dramawan, mubalig, dengan atensi sangat tinggi
terhadap masalah-masalah sosial dan banyak membela kaum tertindas sehingga
pernah cukup lama dicekal oleh penguasa otoriter. Karya beliau sebagai berikut:
Kumpulan Puisi: Cahaya Maha Cahaya 1988, Seribu Masjid Satu Jumlahnya 1990,
Syair Istirah, Isra’ mi’raj yang Asyik. Fiksi: “Gerakan Punokawan atawa Arus
Bawah”, “Patung Kekasih”, “Lautan Jilbab”, “Perahu Retak”, “Mas Dukun”, dll.

7
2.6 KUALITAS SASTRA ANGKATAN 1980–1990-AN

Setiap angkatan karya sastra pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,


seperti pada angkatan 80-an.

a) Kelebihan karya sastra angkatan 80-an:


1. Memiliki wawasan estetik yang luas.
2. Bertema tentang roman percintaan dan kisah kehidupan yang
indah bagi masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan bagi
pembacanya.
3. Menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya
sastra.
4. Periode 80-an bergerak ini merupakan sastra yang dinamik yang
dinamik bersama masyarakat Indonesia menuju kehidupannya yang
baru dengan wawasan konstitusional.
5. Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut
keberanian dan kreativitas untuk kreativitas.
6. Periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat.
7. Karya sastra era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran
pop.

b) Kekurangan karya sastra angkatan 80-an


1. Karya sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang
ketat dan terkendali oleh kegiatan politik.
2. Karya sastra yang lahir pada tahun 80-an, proses depolitisasi.
3. Sastra yang muncul jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik
serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif
masyarakat pada masa itu.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengaruh kesusastraan terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa


Indonesia menimbulkan dampak yang begitu besar bagi bangsa Indonesia. Kaidah-
kaidah yang terkandung dalam setiap periode, setiap karya sastra mendorong rakyat
untuk berpikir luas dan kritis. Gencarnya kekuatan politik waktu itu membuat
pengaruh dalam karya kesusastraan yang membuat sastrawan tunduk terhadap
kebijakan pemerintahan waktu itu. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
perkembangan kesusastraan Indonesia harus dijadikan sejarah dan arsip nasional
yang sangat berharga. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda yang merupakan
penerus dan pewaris kesusastraan bangsa Indonesia, sudah menjadi kewajiban
bahwa memelihara dan mempelajari sejarah kesusastraan kita demi masa depan
bangsa yang lebih baik.

3.2 SARAN

Dari hasil pembahasan di atas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk


memelihara dan mengajak semua pihak untuk mengenal kesusastraan Indonesia,
mulai dari sejarah maupun karya-karya yang telah tercipta oleh sastrawan yang
andal dalam membuat karya sastra yang mengedepankan unsur Indonesia dari segi
politik dan sosial budaya yang berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Maka
dari itu sudah selaiknya semua pihak mempelajari kesusastraan bangsa Indonesia
yang sudah berlangsung lama dan patut dijaga keutuhannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Galang, Anandya. 2012. Sastra Angkatan 80-an.


http://anandyaga.blogspot.com/2012/09/sastra-angkatan-80an.html. (diakses
tanggal 13 Januari 2021).

Fatiimah. 2012. Angkatan 1980–1990-an. http://onz-


fatiimah.blogspot.com/2012/03/angkatan-1980-1990an-hilman-
hariwijaya.html?m=1. (diakses tanggal 13 Januari 2021).

10

Anda mungkin juga menyukai