ternyata belanjaan ku yang dibawanya pun tertinggal! Betapa egoisnya aku, tanpa basa basi aku marahi
dia dengan perkataan yang sangat kasar dan semua itu baru kusadari.
“nes tolong pegang belanjaan ku, Soalnya berat bangeet nih” kataku!
“yaa deh sini aku bawa belanjaannya, aku takut kamu kecapekan karena keberatan” nesa menjawab
“oke deh, kamu memang sahabat aku yang paling pengertian” jawabku
“hehe iyalah sesama sahabat kan harus saling membantu” jawabnya sambil tersenyum, lalu kami pun
saling berpelukan
“makan yuk! Aku traktirin deh, aku juga lapar” sambil menatap wajahku dengan lemas.
Berapa menit kemudian kami pun selesai makan dan segera untuk pulang
“eh sepertinya aku ada ketinggalan sesuatu deh, tapi apa ya?”, tanyanya dengan muka terheran-heran
“hem?”, jawabnya
“Astaga… Oh iya aku lupa, ketinggalan di warung pas kita makan tadi”, jawabnya dengan merasa
bersalah
“apa? Ketinggalan? Yang bener aja? Kita kan sudah berada jauh dari warung tadi?” jawabku dengan
nada kesal
“aduh, maafin aku ya sobat, aku benar-benar lupa tadi!” jawabnya dengan bercucuran keringat
“apa? Minta maaf? Kamu pikir dengan minta maaf bisa menyelesaikan masalah? Ha? Iya? Enggak tau!!
Seenak kata kata mu aja kamu minta maaf”. Jawabku dengan nada kesal, lalu tanpa basa basi pun aku
pergi meninggalkannya.
Keesokan harinya dia datang membawa belanjaanku dan dia meminta maaf kepada ku tetapi
dihiraukannya. Dari hikmah ini aku mengerti bahwa egoisannya aku. Aku baru sadar hal itu semua