Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

  PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI 

  FAKULTAS ILMU KOMPUTER - UNIVERSITAS LANCANG KUNING 


Mata Kuliah Kode Rumpun MK SKS Semester Tanggal Penyusunan
Analisis &
Desain Sistem ISC3183 Rekayasa Sistem Informasi 3 III 11 September 2021
Informasi
Dosen Pengembang RPS Koordinator RMK Ka. PRODI

Otorisasi

Rizki Novendra,
S.Kom.,M.MSI.,MTA Syahtriatna, M.Kom Apriansyah, M.Kom.,MTA
Capaian CP - Program Studi  
Pembelajaran S.1 : Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
(CP) S.11 : Menunjukkan sikap dan kepribadian yang berpedoman pada 7 nilai Unilak (religius, jujur, visioner, bijaksana, disiplin, bermartabat, dan
kerjasama) berlandaskan nilai-nilai budaya melayu
S.14 : Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya
U.17 : Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi
dan data
K.23 : Mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan terorganisasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi
K.24 : Mampu menggunakan dan menerapkan konsep-konsep teoritis dan empiris dalam menyelesaikan masalah di bidang teknologi informasi dan
komunikasi
K.29 : Mampu melakukan simulasi proses bisnis/organisasi yang diusulkan dan memperbaikinya jika diperlukan
K.30 : Mampu memodifikasi/mengkustomisasi proses menyesuaikan kebutuhan budaya & konteks local
K.31 : Mampu menganalisis kebutuhan informasi individu staf, unit organisasi, atau organisasi
K.39 : Mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan termasuk kemampuan untuk mengungkapkan ide dan solusi secara jelas
P.45 : Menguasai konsep dan teori dasar bidang sistem informasi
P.54 : Memiliki wawasan permasalahan bisnis & SI/TI globa
P.57 : Memahami konsep & metode perancangan, pembangunan, implementasi, dan evaluasi aplikasi SI
CP - Mata Kuliah
- Memahami konsep pengembangan sistem dan proses terpadu, pengembangan berorientasi objek dan manajemen proyek. Memahami siapa
itu sistem analis, apa saja jobdesk nya. S.14 K.24 P.45 P.54 P.57
- Mampu membuat dan menganalisis proses bisnis serta mengkonversikannya dalam bentuk diagram UML (Unified Modelling Langguage)
U.17 K.23 K.29 K.30 K.31
- Mampu berkomunikasi dalam pembagian jobdesk secara konsep manajemen proyek K.39

Deskripsi Analisis Disain Sistem Informasi merupakan ilmu dasar yang didalam pendidikan informatika atauilmu komputer. Yang pada dasarnya merupakan
Singkat MK proses Analisis dengan menggunakan tahapanSDLC dan UML (unified modeling language)
Materi Bahan Kajian
Pembelajaran Mata kuliah ini mempelajari tentang Analisis Disain Sistem Informasi dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language)
/ Pokok Pokok Bahasan
Bahasan Dalam matakuliah ini mahasiswa akan mempelajari tentang :
1. Pendahuluan
2. The World Of Modern System Analyst
3. Project Management and Inception Phase
4. The Requirement Dicipline
5. Object Oriented and The Unified Process (SDLC)
6. Use Case
7. Use Case Description
8. Event Table
9. Class Diagram
10. CRUD (Create, Read, Update, Delete )11. Activity Diagram
12. System Sequence Diagram

Pustaka Utama :
Jackson, R. B., Burd, S. D., Satzinger, J. W. (2004). Object-oriented Analysis and Design with the Unified Process. Britania Raya: Course
Technology.
Pendukung :
Rizki, R. N., & Sadar, M. (2019). Pengembangan Sistem Transaksi Penjualan dan Pembelian Pada Peron Sawit Menggunakan Aplikasi. ZONAsi:
Jurnal Sistem Informasi, 1(1), 10-20.
Media Software : Hardware :
Pembelajaran Microsoft Visio PC/Laptop, Infocus, white board
Team 1. Rizki Novendra, S.Kom.,M.MSI.,MTA
Teaching 2. Eddisyah Putra Pane, M.Kom.,MTA
Mata Kuliah -
Syarat

Rencana Pembelajaran Semester

Mg Bahan Kajian Kriteria Penilaian


Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Metode Pembelajaran Waktu Bobot Nilai
Ke - (Materi Ajar) (Indikator)
1 1. Memahami sistem perkuliahan, sistem 1. RPS Ceramah, diskusi Mahasiswa mencatat 5%
penilaian, dan tata tertib kuliah 2. Kontrak kuliah dan tanya jawab. semua informasi secara
2. Mengetahui maksud dan tujuan 3. Pendahuluan ringkas pada logbook
perkuliahan 4. Pembentukan 3x50menit
Kelompok
5. Penjelasan Tugas
Proyek
Mahasiswa memahami tentang system analyst, 1. Menjelaskan peran Ceramah, diskusi dan Mahasiswa merespon aktif 5%
jobdeks nya serta kemampuan apa yang harus dari system analyst Contextual Teaching materi yang diberikan
dimiliki pada bisnis Learning dengan cara bertanya dan
2. Menjelaskan berdiskusi.
berbagai jenis sistem
yang mungkin
dikerjakan oleh sistem
analis
2 3. Menjelaskan 3x50menit
pentingnya teknis,
people, dan business
skills untuk
seorang analist
4. Menjelaskan banyak
jenis dari teknologi
yang harus di pahami
analyst
Mahaiswa mampu memahami tentang 1. Menjelaskan elemen Ceramah, diskusi dan Mahasiswa merespon aktif 5%
project management and inception phases and dari managemen Contextual Teaching materi yang diberikan
unified process proyek dan tanggung Learning dengan cara bertanya dan
jawab dari seorang berdiskusi.
project manager
2. Menggambarkan
bagaimana
disiplin UP(unified
process)dari business
modeling dan
environment
berhungungan dengan
3 3x50menit
fase-fase awal
3. Menjelaskan
aktifitas
managemen proyek
yang dilakukan selama
fase awal
4. Membuat jadwal
proyek menggunakan
WBS, PERT dan Gantt
Chart

Mahasiswa mampu memahami the 1. Menjelaskan Ceramah, diskusi dan Mahasiswa merespon aktif 5%
requirement dicipline aktifitas dari Contextual Teaching materi yang diberikan
requirement discipline Learning dengan cara bertanya dan
2. Menjelaskan berdiskusi
perbedaan antara
fungsional dan non
4 fungsional 3x50menit
system requirements
3. Menjelaskan jenis
dari
informasi yakni yang
dibutuhkan untuk
mengembangkan
system
1. Menjelaskan tujuan Ceramah, diskusi dan Mahasiswa merespon aktif 5%
dan berbagai tahapan Contextual Teaching materi yang diberikan
SDLC (soffware Learning dengan cara bertanya dan
development life berdiskusi
cycle)
2. Menjelaskan kapan
menggunakan
pendekatan adaptif
kepada SDLC di
tempat SDLC yang
lebih
Mahaiswa bisa memahami materi object prediktif
5 3x50menit
oriented and unified process 3. Menjelaskan
bagaimana siklus
hidup proses terpadu
(UP) yang lebih
adaptif menggunakan
pengembangan iteratif
dan
inkremental
4. Menjelaskan
perbedaan antara
model, tool, teknik dan
metodologi
Mahaiswa bisa memahami dan membuat 5. Pengertian usecase Project Based Learnig Mahasiswa mengerjakan 5%
usecase diagram & usecase description diagram & usecase tugas dalam bentuk project
description dengan cara berkolaborasi
6. Atribut dan notasi dalam satu kelompok.
usecase diagram Dosen bertugas sebagai
6 7. Membuat usecase 3x50menit tutor yang mendampingi
diagram & usecase dan memfasilitasi kegiatan
description diskusi
berdasarkan soal kasus
Project Based Learnig Mahasiswa mengerjakan 5%
1. Pengertian usecase tugas dalam bentuk project
description dengan cara berkolaborasi
2. Atribut dan notasi dalam satu kelompok.
7 Mahaiswa bisa memahami dan membuat usecase description Dosen bertugas sebagai
3x50menit
usecase description 3. Membuat usecase tutor yang mendampingi
description dan memfasilitasi kegiatan
berdasarkan soal kasus diskusi

8 UJIAN TENGAH SEMESETER

Project Based Learnig Mahasiswa mengerjakan 5%


1. Pengertian event tugas dalam bentuk project
table dengan cara berkolaborasi
Mahasiswa dapat memahami dan membuat 2. Membuat event dalam satu kelompok.
9 3x50menit Dosen bertugas sebagai
event table table
berdasarkan soal tutor yang mendampingi
kasus dan memfasilitasi kegiatan
diskusi
1. Pengertian class Ceramah, diskusi dan Mahasiswa merespon aktif 5%
diagram Contextual Teaching materi yang diberikan
Mahasiswa dapat memahami dan membuat dengan cara bertanya dan
10 2. Membuat class Learning 3x50menit
class diagram berdiskusi
diagram berdasarkan
soal kasus
Mahasiswa dapat memahami dan Project Based Learnig Mahasiswa mengerjakan 5%
membuat CRUD tugas dalam bentuk project
dengan cara berkolaborasi
1. Pengertian CRUD
dalam satu kelompok.
11 2. Membuat CRUD 3x50menit
Dosen bertugas sebagai
berdasarkan soal kasus
tutor yang mendampingi
dan memfasilitasi kegiatan
diskusi
Mahasiswa dapat memahami dan membuat Project Based Learnig Mahasiswa mengerjakan 5%
activity diagram tugas dalam bentuk project
1. Pengertian activity dengan cara berkolaborasi
diagram dalam satu kelompok.
12 2. Membuat activity 3x50menit Dosen bertugas sebagai
diagram berdasarkan tutor yang mendampingi
soal kasus dan memfasilitasi kegiatan
diskusi
13 Mahasiswa dapat mengerti dan membuat 1. Pengertian system Project Based Learnig . Mahasiswa mengerjakan 5%
system sequence diagram sequence diagram tugas dalam bentuk project
2. Membuat system dengan cara berkolaborasi
sequence diagram dalam satu kelompok.
berdasarkan soal kasus 3x50menit Dosen bertugas sebagai
tutor yang mendampingi
dan memfasilitasi kegiatan
diskusi
14 Mahasiswa dapat mengerti dan membuat 1. Pengertian system Project Based Learnig Mahasiswa mengerjakan 5%
User Interface User Interface tugas dalam bentuk project
2. Membuat system dengan cara berkolaborasi
User Interface dalam satu kelompok.
3x50menit t
berdasarkan soal kasus Dosen bertugas sebagai
tutor yang mendampingi
dan memfasilitasi kegiatan
diskusi
15 Mahasiswa melakukan refleksi atas 1. Mahasiswa Ceramah, diskusi dan Mahasiswa mampu 5%
pembelajaran yang telah dilaksanakan selama Merangkum materi Contextual Teaching merefleksi pembelajaran
14 pertemuan sebelumnya selama 14 pertemuan Learning
dan melakukan 3x50menit
relfeksi terhadap
materi yang telah
diberikan

16 UJIAN AKHIR SEMESTER


Deskripsi Tugas

NO PERTEMUAN DESKRIPSI TUGAS

1 Pertemuan 2 1. Jelaskan siapa itu sistem analis?

2. Apa saja tugas pokok dari sistem analis?

3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang sistem analis?

2 Pertemuan 3 1. Apa saja tanggung jawab dari seorang manajer proyek?

2. Jelaskan tahapan dari unified process

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan WBS dan Gantt Chart, serta fungsinya

4. Buatlah jadwal proyek menggunakan WBS, PERT dan Gantt Chart

3 Pertemuan 4 1. Jelaskan aktifitas dari requirement discipline


2. Jelaskan perbedaan antara fungsional dan non fungsional system requirements
3. Jelaskan jenis dari informasi yakni yang dibutuhkan untuk mengembangkan system requirement

4 Pertemuan 5 1. Jelaskan tujuan dan berbagai tahapan SDLC (soffware development life cycle)
2. Jelaskan kapan menggunakan pendekatan adaptif kepada SDLC di tempat SDLC yang lebih
prediktif
3. Jelaskan bagaimana siklus hidup proses terpadu (UP) yang lebih adaptif menggunakan
pengembangan iteratif dan inkremental
4. Jelaskan perbedaan antara model, tool, teknik dan metodologi

5 Pertemuan 6 1. Jelaskan Pengertian usecase diagram & usecase description


2. Sebutkan dan jelaskan Atribut dan notasi usecase diagram
3. Buatlah usecase diagram berdasarkan kasus berikut :

Proses Bisnis

Kontrol dan Perawatan Tanaman

3 produk daun teh yang dijual oleh Wittea adalah hasil produksi dari kebun pribadi milik
perusahaan yang terletak di Bandung. 3 jenis daun teh tersebut adalah white tea, black tea, dan
green
tea. Kebun teh Wittea memiliki luas 16,2 ha dan dibagi ke dalam 12 sektor dengan masing-masing
sektor
seluas 1,35 ha. Mengingat permintaan green tea yang besar di pasar Indonesia, maka untuk
penanaman
green tea menggunakan 6 sektor, yaitu di Sektor 1 sampai Sektor 6. Sedangkan untuk penanaman
black
tea dilakukan di Sektor 7 sampai Sektor 9 (3 sektor). Sektor 10 sampai Sektor 12 untuk penanaman
white tea (3 sektor). Pembagian tanah ke dalam beberapa sektor ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perawatan dan kontrol tanaman.

Terdapat 8 orang yang bertugas di dalam masing-masing sektor, dengan komposisi 7 orang
petugas dan 1 orang supervisor. Kedelapan orang ini lah yang akan bertanggungjawab untuk
melakukan
kontrol dan perawatan rutin atas tanaman-tanaman teh di masing-masing sektornya. Kontrol
kesehatan
tanaman dilakukan oleh para petugas setiap 3 hari sekali dengan melakukan tes keasaman (pH)
tanah di
9 titik yang telah ditentukan dalam tiap sektor. Setelah tes dilakukan, para petugas akan
melaporkannya
kepada supervisor masing-masing sektor untuk dibuatkan catatan hasil kontrol yang merincikan
hasil tes
keasaman di tiap titik.
Apabila di dalam hasil tes ditemukan tanah dengan tanda-tanda penurunan atau peningkatan
tingkat keasaman yang tidak wajar, maka supervisor akan meminta petugas yang menemukan kasus
tersebut untuk mengambil tindakan. Supervisor kemudian akan mencatat tindakan yang telah
dilakukan,
petugas yang melakukannya, dan bahan/alat apa yang dipakai.

Selain kontrol tanaman, petugas-petugas juga melakukan perawatan rutin dengan melakukan
penyiraman dan pemangkasan daun-daun tua setiap 3 hari sekali, serta pemupukan tanaman setiap 3
minggu sekali. Setiap perawatan rutin telah dilakukan, petugas-petugas akan melaporkannya
kepada
supervisor dan akan membuat catatan perawatan rutin. Apabila pada saat kontrol tanaman ataupun
perawatan rutin ditemukan tanaman yang rusak akibat terserang hama atau sakit, maka petugas
akan
melaporkannya kepada supervisor masing-masing sektor dan tanaman yang rusak atau sakit
tersebut
akan dicabut seutuhnya dan dicatat ke dalam catatan tanaman rusak.
6 Pertemuan 9 1. Buatlah event table berdasarkan soal kasus berikut :
Proses Bisnis

Kontrol dan Perawatan Tanaman

3 produk daun teh yang dijual oleh Wittea adalah hasil produksi dari kebun pribadi milik
perusahaan yang terletak di Bandung. 3 jenis daun teh tersebut adalah white tea, black tea, dan
green
tea. Kebun teh Wittea memiliki luas 16,2 ha dan dibagi ke dalam 12 sektor dengan masing-masing
sektor
seluas 1,35 ha. Mengingat permintaan green tea yang besar di pasar Indonesia, maka untuk
penanaman
green tea menggunakan 6 sektor, yaitu di Sektor 1 sampai Sektor 6. Sedangkan untuk penanaman
black
tea dilakukan di Sektor 7 sampai Sektor 9 (3 sektor). Sektor 10 sampai Sektor 12 untuk penanaman
white tea (3 sektor). Pembagian tanah ke dalam beberapa sektor ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perawatan dan kontrol tanaman.

Terdapat 8 orang yang bertugas di dalam masing-masing sektor, dengan komposisi 7 orang
petugas dan 1 orang supervisor. Kedelapan orang ini lah yang akan bertanggungjawab untuk
melakukan
kontrol dan perawatan rutin atas tanaman-tanaman teh di masing-masing sektornya. Kontrol
kesehatan
tanaman dilakukan oleh para petugas setiap 3 hari sekali dengan melakukan tes keasaman (pH)
tanah di
9 titik yang telah ditentukan dalam tiap sektor. Setelah tes dilakukan, para petugas akan
melaporkannya
kepada supervisor masing-masing sektor untuk dibuatkan catatan hasil kontrol yang merincikan
hasil tes
keasaman di tiap titik.

Apabila di dalam hasil tes ditemukan tanah dengan tanda-tanda penurunan atau peningkatan
tingkat keasaman yang tidak wajar, maka supervisor akan meminta petugas yang menemukan kasus
tersebut untuk mengambil tindakan. Supervisor kemudian akan mencatat tindakan yang telah
dilakukan,
petugas yang melakukannya, dan bahan/alat apa yang dipakai.

Selain kontrol tanaman, petugas-petugas juga melakukan perawatan rutin dengan melakukan
penyiraman dan pemangkasan daun-daun tua setiap 3 hari sekali, serta pemupukan tanaman setiap 3
minggu sekali. Setiap perawatan rutin telah dilakukan, petugas-petugas akan melaporkannya
kepada
supervisor dan akan membuat catatan perawatan rutin. Apabila pada saat kontrol tanaman ataupun
perawatan rutin ditemukan tanaman yang rusak akibat terserang hama atau sakit, maka petugas
akan
melaporkannya kepada supervisor masing-masing sektor dan tanaman yang rusak atau sakit
tersebut
akan dicabut seutuhnya dan dicatat ke dalam catatan tanaman rusak.

Pertemuan 10 1. Buatlah Class Diagram berdasarkan kasus berikut :

Kontrol dan Perawatan Tanaman

3 produk daun teh yang dijual oleh Wittea adalah hasil produksi dari kebun pribadi milik
perusahaan yang terletak di Bandung. 3 jenis daun teh tersebut adalah white tea, black tea, dan
green
tea. Kebun teh Wittea memiliki luas 16,2 ha dan dibagi ke dalam 12 sektor dengan masing-masing
sektor
seluas 1,35 ha. Mengingat permintaan green tea yang besar di pasar Indonesia, maka untuk
penanaman
green tea menggunakan 6 sektor, yaitu di Sektor 1 sampai Sektor 6. Sedangkan untuk penanaman
black
tea dilakukan di Sektor 7 sampai Sektor 9 (3 sektor). Sektor 10 sampai Sektor 12 untuk penanaman
white tea (3 sektor). Pembagian tanah ke dalam beberapa sektor ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perawatan dan kontrol tanaman.

Terdapat 8 orang yang bertugas di dalam masing-masing sektor, dengan komposisi 7 orang
petugas dan 1 orang supervisor. Kedelapan orang ini lah yang akan bertanggungjawab untuk
melakukan
kontrol dan perawatan rutin atas tanaman-tanaman teh di masing-masing sektornya. Kontrol
kesehatan
tanaman dilakukan oleh para petugas setiap 3 hari sekali dengan melakukan tes keasaman (pH)
tanah di
9 titik yang telah ditentukan dalam tiap sektor. Setelah tes dilakukan, para petugas akan
melaporkannya
kepada supervisor masing-masing sektor untuk dibuatkan catatan hasil kontrol yang merincikan
hasil tes
keasaman di tiap titik.

Apabila di dalam hasil tes ditemukan tanah dengan tanda-tanda penurunan atau peningkatan
tingkat keasaman yang tidak wajar, maka supervisor akan meminta petugas yang menemukan kasus
tersebut untuk mengambil tindakan. Supervisor kemudian akan mencatat tindakan yang telah
dilakukan,
petugas yang melakukannya, dan bahan/alat apa yang dipakai.

Selain kontrol tanaman, petugas-petugas juga melakukan perawatan rutin dengan melakukan
penyiraman dan pemangkasan daun-daun tua setiap 3 hari sekali, serta pemupukan tanaman setiap 3
minggu sekali. Setiap perawatan rutin telah dilakukan, petugas-petugas akan melaporkannya
kepada
supervisor dan akan membuat catatan perawatan rutin. Apabila pada saat kontrol tanaman ataupun
perawatan rutin ditemukan tanaman yang rusak akibat terserang hama atau sakit, maka petugas
akan
melaporkannya kepada supervisor masing-masing sektor dan tanaman yang rusak atau sakit
tersebut
akan dicabut seutuhnya dan dicatat ke dalam catatan tanaman rusak

Pertemuan 11 1. Buatlah CRUD berdasarkan kasus berikut :

Kontrol dan Perawatan Tanaman

3 produk daun teh yang dijual oleh Wittea adalah hasil produksi dari kebun pribadi milik
perusahaan yang terletak di Bandung. 3 jenis daun teh tersebut adalah white tea, black tea, dan
green
tea. Kebun teh Wittea memiliki luas 16,2 ha dan dibagi ke dalam 12 sektor dengan masing-masing
sektor
seluas 1,35 ha. Mengingat permintaan green tea yang besar di pasar Indonesia, maka untuk
penanaman
green tea menggunakan 6 sektor, yaitu di Sektor 1 sampai Sektor 6. Sedangkan untuk penanaman
black
tea dilakukan di Sektor 7 sampai Sektor 9 (3 sektor). Sektor 10 sampai Sektor 12 untuk penanaman
white tea (3 sektor). Pembagian tanah ke dalam beberapa sektor ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perawatan dan kontrol tanaman.

Terdapat 8 orang yang bertugas di dalam masing-masing sektor, dengan komposisi 7 orang
petugas dan 1 orang supervisor. Kedelapan orang ini lah yang akan bertanggungjawab untuk
melakukan
kontrol dan perawatan rutin atas tanaman-tanaman teh di masing-masing sektornya. Kontrol
kesehatan
tanaman dilakukan oleh para petugas setiap 3 hari sekali dengan melakukan tes keasaman (pH)
tanah di
9 titik yang telah ditentukan dalam tiap sektor. Setelah tes dilakukan, para petugas akan
melaporkannya
kepada supervisor masing-masing sektor untuk dibuatkan catatan hasil kontrol yang merincikan
hasil tes
keasaman di tiap titik.

Apabila di dalam hasil tes ditemukan tanah dengan tanda-tanda penurunan atau peningkatan
tingkat keasaman yang tidak wajar, maka supervisor akan meminta petugas yang menemukan kasus
tersebut untuk mengambil tindakan. Supervisor kemudian akan mencatat tindakan yang telah
dilakukan,
petugas yang melakukannya, dan bahan/alat apa yang dipakai.

Selain kontrol tanaman, petugas-petugas juga melakukan perawatan rutin dengan melakukan
penyiraman dan pemangkasan daun-daun tua setiap 3 hari sekali, serta pemupukan tanaman setiap 3
minggu sekali. Setiap perawatan rutin telah dilakukan, petugas-petugas akan melaporkannya
kepada
supervisor dan akan membuat catatan perawatan rutin. Apabila pada saat kontrol tanaman ataupun
perawatan rutin ditemukan tanaman yang rusak akibat terserang hama atau sakit, maka petugas
akan
melaporkannya kepada supervisor masing-masing sektor dan tanaman yang rusak atau sakit
tersebut
akan dicabut seutuhnya dan dicatat ke dalam catatan tanaman rusak

Pertemuan 12 1. Buatlah Activity Diagram berdasarkan kasus berikut :

Kontrol dan Perawatan Tanaman

3 produk daun teh yang dijual oleh Wittea adalah hasil produksi dari kebun pribadi milik
perusahaan yang terletak di Bandung. 3 jenis daun teh tersebut adalah white tea, black tea, dan
green
tea. Kebun teh Wittea memiliki luas 16,2 ha dan dibagi ke dalam 12 sektor dengan masing-masing
sektor
seluas 1,35 ha. Mengingat permintaan green tea yang besar di pasar Indonesia, maka untuk
penanaman
green tea menggunakan 6 sektor, yaitu di Sektor 1 sampai Sektor 6. Sedangkan untuk penanaman
black
tea dilakukan di Sektor 7 sampai Sektor 9 (3 sektor). Sektor 10 sampai Sektor 12 untuk penanaman
white tea (3 sektor). Pembagian tanah ke dalam beberapa sektor ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perawatan dan kontrol tanaman.

Terdapat 8 orang yang bertugas di dalam masing-masing sektor, dengan komposisi 7 orang
petugas dan 1 orang supervisor. Kedelapan orang ini lah yang akan bertanggungjawab untuk
melakukan
kontrol dan perawatan rutin atas tanaman-tanaman teh di masing-masing sektornya. Kontrol
kesehatan
tanaman dilakukan oleh para petugas setiap 3 hari sekali dengan melakukan tes keasaman (pH)
tanah di
9 titik yang telah ditentukan dalam tiap sektor. Setelah tes dilakukan, para petugas akan
melaporkannya
kepada supervisor masing-masing sektor untuk dibuatkan catatan hasil kontrol yang merincikan
hasil tes
keasaman di tiap titik.

Apabila di dalam hasil tes ditemukan tanah dengan tanda-tanda penurunan atau peningkatan
tingkat keasaman yang tidak wajar, maka supervisor akan meminta petugas yang menemukan kasus
tersebut untuk mengambil tindakan. Supervisor kemudian akan mencatat tindakan yang telah
dilakukan,
petugas yang melakukannya, dan bahan/alat apa yang dipakai.

Selain kontrol tanaman, petugas-petugas juga melakukan perawatan rutin dengan melakukan
penyiraman dan pemangkasan daun-daun tua setiap 3 hari sekali, serta pemupukan tanaman setiap 3
minggu sekali. Setiap perawatan rutin telah dilakukan, petugas-petugas akan melaporkannya
kepada
supervisor dan akan membuat catatan perawatan rutin. Apabila pada saat kontrol tanaman ataupun
perawatan rutin ditemukan tanaman yang rusak akibat terserang hama atau sakit, maka petugas
akan
melaporkannya kepada supervisor masing-masing sektor dan tanaman yang rusak atau sakit
tersebut
akan dicabut seutuhnya dan dicatat ke dalam catatan tanaman rusak

Pertemuan 13 1. Buatlah System Sequence Diagram berdasarkan kasus berikut :

Kontrol dan Perawatan Tanaman

3 produk daun teh yang dijual oleh Wittea adalah hasil produksi dari kebun pribadi milik
perusahaan yang terletak di Bandung. 3 jenis daun teh tersebut adalah white tea, black tea, dan
green
tea. Kebun teh Wittea memiliki luas 16,2 ha dan dibagi ke dalam 12 sektor dengan masing-masing
sektor
seluas 1,35 ha. Mengingat permintaan green tea yang besar di pasar Indonesia, maka untuk
penanaman
green tea menggunakan 6 sektor, yaitu di Sektor 1 sampai Sektor 6. Sedangkan untuk penanaman
black
tea dilakukan di Sektor 7 sampai Sektor 9 (3 sektor). Sektor 10 sampai Sektor 12 untuk penanaman
white tea (3 sektor). Pembagian tanah ke dalam beberapa sektor ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perawatan dan kontrol tanaman.

Terdapat 8 orang yang bertugas di dalam masing-masing sektor, dengan komposisi 7 orang
petugas dan 1 orang supervisor. Kedelapan orang ini lah yang akan bertanggungjawab untuk
melakukan
kontrol dan perawatan rutin atas tanaman-tanaman teh di masing-masing sektornya. Kontrol
kesehatan
tanaman dilakukan oleh para petugas setiap 3 hari sekali dengan melakukan tes keasaman (pH)
tanah di
9 titik yang telah ditentukan dalam tiap sektor. Setelah tes dilakukan, para petugas akan
melaporkannya
kepada supervisor masing-masing sektor untuk dibuatkan catatan hasil kontrol yang merincikan
hasil tes
keasaman di tiap titik.

Apabila di dalam hasil tes ditemukan tanah dengan tanda-tanda penurunan atau peningkatan
tingkat keasaman yang tidak wajar, maka supervisor akan meminta petugas yang menemukan kasus
tersebut untuk mengambil tindakan. Supervisor kemudian akan mencatat tindakan yang telah
dilakukan,
petugas yang melakukannya, dan bahan/alat apa yang dipakai.

Selain kontrol tanaman, petugas-petugas juga melakukan perawatan rutin dengan melakukan
penyiraman dan pemangkasan daun-daun tua setiap 3 hari sekali, serta pemupukan tanaman setiap 3
minggu sekali. Setiap perawatan rutin telah dilakukan, petugas-petugas akan melaporkannya
kepada
supervisor dan akan membuat catatan perawatan rutin. Apabila pada saat kontrol tanaman ataupun
perawatan rutin ditemukan tanaman yang rusak akibat terserang hama atau sakit, maka petugas
akan
melaporkannya kepada supervisor masing-masing sektor dan tanaman yang rusak atau sakit
tersebut
akan dicabut seutuhnya dan dicatat ke dalam catatan tanaman rusak

Pertemuan 14 1. Buatlah User Interface berdasarkan kasus berikut :

Kontrol dan Perawatan Tanaman

3 produk daun teh yang dijual oleh Wittea adalah hasil produksi dari kebun pribadi milik
perusahaan yang terletak di Bandung. 3 jenis daun teh tersebut adalah white tea, black tea, dan
green
tea. Kebun teh Wittea memiliki luas 16,2 ha dan dibagi ke dalam 12 sektor dengan masing-masing
sektor
seluas 1,35 ha. Mengingat permintaan green tea yang besar di pasar Indonesia, maka untuk
penanaman
green tea menggunakan 6 sektor, yaitu di Sektor 1 sampai Sektor 6. Sedangkan untuk penanaman
black
tea dilakukan di Sektor 7 sampai Sektor 9 (3 sektor). Sektor 10 sampai Sektor 12 untuk penanaman
white tea (3 sektor). Pembagian tanah ke dalam beberapa sektor ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perawatan dan kontrol tanaman.
Terdapat 8 orang yang bertugas di dalam masing-masing sektor, dengan komposisi 7 orang
petugas dan 1 orang supervisor. Kedelapan orang ini lah yang akan bertanggungjawab untuk
melakukan
kontrol dan perawatan rutin atas tanaman-tanaman teh di masing-masing sektornya. Kontrol
kesehatan
tanaman dilakukan oleh para petugas setiap 3 hari sekali dengan melakukan tes keasaman (pH)
tanah di
9 titik yang telah ditentukan dalam tiap sektor. Setelah tes dilakukan, para petugas akan
melaporkannya
kepada supervisor masing-masing sektor untuk dibuatkan catatan hasil kontrol yang merincikan
hasil tes
keasaman di tiap titik.

Apabila di dalam hasil tes ditemukan tanah dengan tanda-tanda penurunan atau peningkatan
tingkat keasaman yang tidak wajar, maka supervisor akan meminta petugas yang menemukan kasus
tersebut untuk mengambil tindakan. Supervisor kemudian akan mencatat tindakan yang telah
dilakukan,
petugas yang melakukannya, dan bahan/alat apa yang dipakai.

Selain kontrol tanaman, petugas-petugas juga melakukan perawatan rutin dengan melakukan
penyiraman dan pemangkasan daun-daun tua setiap 3 hari sekali, serta pemupukan tanaman setiap 3
minggu sekali. Setiap perawatan rutin telah dilakukan, petugas-petugas akan melaporkannya
kepada
supervisor dan akan membuat catatan perawatan rutin. Apabila pada saat kontrol tanaman ataupun
perawatan rutin ditemukan tanaman yang rusak akibat terserang hama atau sakit, maka petugas
akan
melaporkannya kepada supervisor masing-masing sektor dan tanaman yang rusak atau sakit
tersebut
akan dicabut seutuhnya dan dicatat ke dalam catatan tanaman rusak

Anda mungkin juga menyukai