Klasifikasi Massa Batuan PDF
Klasifikasi Massa Batuan PDF
Disusun Oleh:
Fatma Widiyaningsih 21100113120007
Putri Agustin 21100113120009
Wahyu Prasetyo 21100113120011
Laode Faisal Rahman 21100113120015
Bima Rudistira Putra 21100113120017
Syahronidavi Al Ghifari 21100113120019
Kurnia Dewi Mulyani 21100113120021
Fandy Fahreza 21100113120023
SEMARANG
DESEMBER 2015
KLASIFIKASI MASSA BATUAN
A. Pengertian
Massa batuan adalah susunan blok-blok material batuan yang
dipisahkan oleh berbagai tipe ketidak menerusan geologi.
Deskriptif kuantitatif memiliki prospek dimasa mendatang → seluruh
karakter material batuan dan ketidak menerusan geologi akan dinyatakan
dalam bentuk bobot (nilai) sehingga dapat mudah dihitung.
Tujuan dari pengklasifikasian massa batuan antara lain:
Dapat mengelompokkan batuan dan mengetahui jenis, karakter
atau data-data lain mengenai batuan tersebut.
Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi
kelakuan/sifat massa batuan.
Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang
mempunyai kesamaan sifat dan kualitas.
Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap
kelas massa batuan.
Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan
di suatu tempat dengan kondisi massa batuan di tempat lain.
Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik.
Menyediakan dasar acuan untuk komunikasi antara geologist dan
engineer.
B. Jenis – jenis Klasifikasi Massa Batuan
Perkembangan – perkembangan klasifikasi massa batuan:
c. Discontinuitas Spacing
Jarak antar (spasi) bidang diskontinu didefinisikan sebagai
jarak tegak lurus antara dua diskontinuitas berurutan sepanjang
garis pengukuran yang dibuat sembarang. Menurut ISRM, jarak
antar (spasi) diskontinuitas adalah jarak tegak lurus antara bidang
diskontinu yang berdekatan dalam satu setdiskontinuitas.
n= 90 – d
O
Gambar 4. Scanline
Dimana:
RQD adalah Rock Quality Designation
Jn adalah jumlah set kekar
Jr adalah nilai kekasaran kekar
Ja adalah nilai alterasi kekar
Jw adalah faktor air tanah
SRF adalah faktor berkurangnya tegangan
RQD/Jn Menunjukkan struktur massa batuan.
Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekan
diantara bidang kekar stsu material pengisi.
Jw/SRF merepresentasikan tegangan aktif yang bekerja.
Berdasarkan nilai Q kemudian dapat ditentukan jenis
penyanggaan yang dibutuhkan untuk terowongan.
4. Discontinuity condition
Lima karakteristik diskontinuitas yang masuk dalam pengertian
kondisi diskontinuitas menurut Bieniawski 1989, meliputi :
1. Kemenerusan (persistence)
Panjang dari suatu kekar dapat dikuantifikasi secara kasar
dengan mengamati panjang jejak kekar pada suatu bukaan.Pengukuran
ini masih sangat kasar dan belum mencerminkan kondisi kemenerusan
kekar sesungguhnya. Seringkali panjang jejak kekar pada suatu
bukaan lebih kecil dari panjang kekar sesungguhnya, sehingga
kemenerusan yang sesungguhnya hanya dapat ditebak. Jika jejak
sebuah kekar pada suatu bukaan berhenti atau terpotong kekar lain
atau terpotong oleh solid/massive rock, ini menunjukkan adanya
kemenerusan.
- Square Set
Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang
vertical (raise / winze)
c. Penyangga Beton
Beton adalah campuran antara semen, pasir dan air yang
kadang-kadang ditambah CaCl2 (calsium chlorida) yang berfungsi
sebagai pemencepat waktu pengerasan (curring time).Jenis – jenis
penyangga beton :
- Shotecete
Shotcrete sendiri secara bahasa adalah “beton tembak”.
Namun lebih dari itu shotcrete secara umum adalah campuran
antara semen,aggregate/kerikil,air ,fibre plastic atau baja, dan
semua admiktur/campuran tambahan. Yang disemprotkan
dengan mengunakan udara bertekanan tinggi.Kata shot/tembak
disini berarti disemprotkan dengan udara bertekanan tinggi
sekitar 6000 Psi.sebuah tekanan udara yang cukup untuk
menjebol dinding rumah biasa. Tekanan tinggi diperlukan untuk
dapat menyemprotkan beton dengan berbagai macam
campurannya yang sangat liat,menggumpal dan keras.Campuran
shotcrete dirancang untuk segera bereaksi sesaat setelah semua
bahan dicampur dalam truk pengaduk.ada begitu banyak
keunggulan shotcrete dibanding dengan system penyangga lain.
Shotcrete bisa digunakan di berbagai tipe batuan kecuali
pasir,mudah dioperasikan karena hanya butuh 1 orang
operator,dapat menggeras dengan sangat cepat.dibeberapa
percobaan shotcrete bahkan dapat mengeras hanya dalam waktu
1 jam, dengan penggunaan campuran tambahan. Tinggkat
kekuatannya juga mengagumkan,melebihi campuran beton yang
dikenal oleh orang awam. Dalam waktu 1-6 jam. Sebuah
dinding yang disemprot dengan shotcreteterbukti mampu
menahan tabrakan dari alat berat sejenis wheel loader,dan hanya
tergores sedikit di permukaannya.juga mampu menahan getaran
peledakan yang mempunyai tekanan dari puluhan sampai
ratusan ribu Psi per detik. Kekuatan ini didapat dari campuran
yang tepat. Sesaat begitu shotcrete disemprot, permukaan batuan
tambang akan mengalami hidrasi/naiknya suhu campuran
shotrete akibat dari digunakannya campuran gamping pada
semen dan campuran kimia lain. Ketika hidrasi terjadi semua
campuran yang menggumpal akan meleleh menjadi semacan
lem yang akan mengikat kuat satu sama lain terutama dengan
permukaan lubang galian.setelah semua celah di antara shotcrete
dan batuan tertutup terciptalah perkuaatan yang akan
menyangga dinding lunbang bukaan dari potensi bahaya yang
mungkin timbul seperti runtuh. Jadi jika dilihat secara kasat
mata, seolah olah terowongan tersebut tidak disangga oleh
penyangga biasa seperti kayu atau besi yang menahan atap
secara virtual. Dinding terowongan hanya akan terlihat seperti
gua biasa. Meskipun mahal secara biaya, cara ini sangat efektif
dan praktis untuk digunakan di tambang bawah tanah.
- Concrete
Biasa digunakan sebagai bahan penyangga di tempat yang
dipertahankan dalam waktu lama, seperti mulut terowongan,
lubang bukaan vertikal dan ruang mesin. Untuk mengatasi kuat tarik
yang rendah, sehingga ditempat yang tekanan batuannya kuat, beton
dipasang tulangan baja yang ditanam/dipasang di dalam konstruksi
beton sehingga membentuk satu kesatuan yang disebut beton
bertulang (reinforced concrete). Ditempat yang mudah terjadi swelling
karena lantainya mengandung air adakalanya dilakukan pengerjaan
“inverted” yaitu membeton dengan menggali bagian lantai.
Gambar 19 Concrete
Kelebihan :
- Sebagai material kompresif, beton memiliki kekuatan yang tinggi dan
relative ekonomis
- Komponen yang membuat beton (semen, agregat, air) mudah didapat
dalam berbagai kualitas
- Sifat dari komponen-komponen tersebut sangat “straightforward”
- Beton dapat dengan mudah dilakukan dihampir semua tempat
- Penggunaannya (mencampur, mengangkut, menuang) dapat
dilakukan secara mekanis dan menghemat biaya
- Merupakan material paling aman dalam hal ketahanan terhadap api
- Karena pembetonan menghasilkan permukaan yang halus, maka
tahanan terhadap aliran udara ventilasi dapat diminimalkan
Kekurangan :
- Memiliki sifat ketahanan terhadap gaya tarik yang lemah, sehingga
tidak cocok bila didesain untuk kondisi dengan tegangan (tension),
atau bila harus digunakan dalam kondisi seperti ini, maka harus
diperkuat dengan baja.
- Dapat hancur atau patah secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan
seperti misalnya penyeratan pada kayu atau deformasi pada baja.
- Beton yang patah atau hancur tidak lagi memiliki nilai. Tidak seperti
kayu yang masih bisa digunakan lagi potongan hasil patahannya,
potongan dari hancuran beton tak bisa lagi digunakan dan harus
disingkirkan.
- Karena kuat tekan (compressive strength) dari beton akan
dipengaruhi oleh pembuatannya, jumlah kandungan dan
komposisinya, lama waktu “curing” dsb, yang semuanya harus
dikontrol secara hati-hati. Karena itu, penggunaan beton akan
membutuhkan sepervisi yang ekstra bila dibandingkan dengan
penggunaan material lainnya.
2. Penyangga Aktif
Bersifat melakukan reaksi langsung (yield) dan memperkuat
batuan tersebut secara langsung (reinforcement).Jenis – jenis
Penyangga Aktif :
a. Roof Bolts (Rock bolt system)
Rockbolts tanam mekanis mungkin adalah bentuk tertua
untuk jenis penguatan batuan yang digunakan dalam pertambangan
bawah tanah dan masih bentuk paling umum dari penguatan batuan
yang digunakan di tambang Kanada. Asalkan batu cukup sulit
untuk memberikan pegangan yang baik untuk jangkar, jangkar
ekspansi shell yang juga terpasang biasanya akan memungkinkan
rockbolt dikencangkan secara maksimal. Pada kenyataannya, jika
baut kelebihan beban, biasanya akan gagal pada urutan di salah
satu pelat muka atau ujung jangkar daripada di slip jangkar.
Tekanan dari rockbolts sangat efektif dalam mempertahankan
blok longgar atau sebagai pengganjal batuan dekat permukaan
penggalian. Blok ini mungkin telah dilonggarkan oleh perpotongan
kekar dan bidang datar pada batuan atau mungkin juga terbentuk
karena peledakan yang buruk. Dalam kasus lainnya, jatuhnya
batuan lepas akan menciptakan kondisi kerja yang tidak aman dan
membutuhkan beberapa bentuk penyangga pendukung.
Karena jumlah lepasan biasanya tidak menembus jauh hingga
ke massa batuan, dukungan ini hanya diperlukan untuk menahan
beban mutlak dari material lepas. Rockbolts mekanis dipasang,
dengan penambahan mesh karena potongan-potongan batu kecil
cenderung rontok di antara baut, kondisi ini akan memberikan
dukungan yang sangat efektif. Tekanan dari baut, biasanya sekitar
70% dari beban utamanya,ini diperlukan dalam rangka agar
memperkeras blok yang lepas dan terpotong dan untuk memberikan
sebanyak mungkin sambungan antara blok. Hal ini akan membantu
batuan untuk menyangga dirinya sendiri dan dengan mencegah
terurai lebih lanjut dan kerusakan massa batuan tekanan rockbolts
akan memberikan dukungan yang efektif.
Sayangnya, rockbolts mekanis mengalami beberapa masalah.
Ada kecenderungan jangkar slip secara bertahap terhadap waktu,
mungkin sebagai akibat dari getaran yang diinduksi oleh peledakan
di dekatnya. Oleh karena itu, rockbolts tua yang telah jelas
kehilangan semua takanannya sering terlihat di tambang bawah
tanah. Masalah lain berkaitan dengan karat dari baut-baut dalam
massa batuan dengan air tanah yang agresif, misalnya, dalam
sulfida masif. Kadang-kadang, umur baut yang tak terlindungi akan
kurang dari satu tahun dalam keadaan tersebut dan jika
menginginkan umur yang lebih panjang, baut harus digrout di
tempat.
Yang di butuhkan dari rockbolts mekanis agar tidak
berkurang secara signifikan adalah dengan peledakan yang baik
dan dengan skala yang benar.Teknik ini mengurangi jumlah batuan
lepas yang harus didukung dan kebutuhan untuk baut dan mesh.
Salah satu kelemahan utama dari rockbolts mekanis adalah
bahwa, jika jangkar tergelincir atau baut yang rusak, kapasitas baut
turun ke nol dan batu yang didukung bisa jatuh. Masalah ini kurang
parah dalam kasus dowel penuh digrout atau gesekan berlabuh
karena, bahkan jika tergelincir tidak terjadi atau jika pelat muka
terdiam, sisa panjang dowel masih berlabuh dan akan terus
memberikan dukungan.
b. Hydraulic Props
Hidraulic Prop adalah tiang penyangga yang pada dasarnya
terdiri dari dua silinder dimana silinder yang satu bergerak didalam
silinder yang lainnya dengan mekanismenya menggunakan sistem
hidraulic.Penyangga ini umumnya digunakan untuk penyangga
sementara pada lubang-lubang produksi, lubang bukaan untuk
pelayanan dan penambangan.
c. Powered Roof Support (PRS)
Powered Roof Support (PRS) adalah suatu bentuk penyangga
yang diterapkan disuatu tambang batubara dipenambangan “ Long
Wall ”. Penyangga ini tidak hanya berfungsi menyangga atap,
tetapi juga untuk mendorong “ conveyor “ bergerak maju dengan
tenaga hidrolik
DAFTAR PUSTAKA