Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HUKUM BISNIS

“HAK TANGGUNGAN DALAM HUKUM BENDA”

DISUSUN OLEH:

NAMA :IMELDA NUR AZARAH

NIM :B1C121134

KELAS :C

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat-Nya yang melimpah, yang telah
memungkinkan saya untuk menyusun artikel ini secara lugas baik dari segi bentuk maupun
isinya. Makalah ini dimaksudkan untuk berfungsi sebagai panduan, referensi, dan arahan.
Agar saya dapat meningkatkan konten artikel ini dan membuatnya lebih baik di masa depan,
saya berharap pembaca akan mendapat manfaat darinya dengan mendapatkan lebih banyak
informasi dan pengalaman. Saya sadar bahwa masih banyak kesalahan dalam makalah ini,
oleh karena itu setiap kritik dan rekomendasi akan diterima dengan penuh syukur untuk
membantu membuatnya lebih baik. Akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua orang yang berkontribusi selama seluruh proses penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................................................................
i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A.Latar belakang..........................................................................................................................1

B.Identifikasi masalah..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2

2.1 Pengertian Hak Tanggungan....................................................................................................2

2.2 Dasar Hukum Hak Tanggungan...............................................................................................2

2.3 Objek Hak Tanggungan...........................................................................................................2

2.4 Pemberi Dan Pemegang Hak Tanggungan...............................................................................4

2.5 Tata Cara Pemberian,pendaftaran,peralihan,dan hapusnya hak tanggungan............................4

2.6 Eksekusi Hak Tanggungan......................................................................................................7

2.7 Pencoretan Hak Tanggungan...................................................................................................7

2.8 Sanksi Administratif................................................................................................................8

2.9 Ketentuan Peralihan.................................................................................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Hak Tanggungan adalah jaminan yang dikenakan atas hak atas tanah sebagaimana
didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria,
bersama dengan atau tanpa benda lain yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari tanah,
untuk pembayaran utang tertentu, memberikan prioritas kepada kreditor lain di atas kreditor
lainnya. Hak kepemilikan, penggunaan, dan bangunan adalah contoh hak atas tanah yang
dapat dibebani dengan Hak Tanggungjawab. Hak atas tanah berupa hak pakai atas tanah
Negara merupakan tambahan atas hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan, yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Sebelum penerbitan Hak Tanggungan, dibuat komitmen untuk memberikan Hak Tanggungan
sebagai jaminan pembayaran utang tertentu, yang dirinci dalam perjanjian dan merupakan
elemen fundamental dari perjanjian utang yang berlaku atau perjanjian lain yang
menimbulkan kewajiban tersebut. Penting untuk mendaftarkan tanggungan ke Kantor
Pertanahan. Pendaftaran selesai selambat-lambatnya tujuh hari kerja setelah akta pemberian
hak tanggungan ditandatangani.

Hukum dan peraturan sering diterapkan secara berbeda di masyarakat daripada di teori. Ada
hak-hak yang tidak dimiliki oleh Kantor Pertanahan. Akibatnya, ada masalah dengan hak-hak
tanggungan ini. Selain itu, periode tertentu Undang-Undang tentang Hak Tanggungan untuk
pendaftaran hak tanggungan sering terlewatkan.

B.IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi kekurangan yang dapat disimpulkan dari latar belakang ini adalah:
1.Apa langkah-langkah untuk mendaftarkan, mentransfer, memberikan, dan menghapus hak
tanggungan? Apa dasar hukum untuk hak tanggungan?

2. Apa akibat hukum yang timbul dari hak yang tidak terdaftar di Kantor Pertanahan?
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Tanggungan

Hak-hak tanggungan tersebut dijelaskan dalam Undang-Undang No.4 tanggal 9 April 1996,
Pasal 1 Ayat 1 sebagai berikut: "Hak Tanggung Jawab atas Tanah dan Benda-benda yang
Berkaitan dengan Tanah, yang selanjutnya dikenal dengan Hak Tanggungan, adalah hak
jaminan yang dikenakan atas hak atas tanah sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria, Bersama dengan atau Tanpa
Bersama dengan Benda-benda Lain yang Merupakan Bagian Integral dari Tanah, untuk
Pembayaran Utang Tertentu Menurut kerangka legislatif saat ini, posisi keunggulan ini sama
sekali tidak mengurangi preferensi piutang negara.

2.2 Dasar Hukum Hak Tanggungan

Dasar hukum hak tanggungan sebagai berikut:

1. UUPA Pasal 25, 33, 39 mengenai Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
sebagai objek Hak Tanggungan dan Pasal 51.

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta
Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah.

3. PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

4. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1996 tentang Bentuk Surat
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, Akta Pemberian Hak Tanggungan, Buku Hak
Tanggungan, dan Sertifikat Hak Tanggungan.

5. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 4 Tahun 1996 tentang Penetapan Batas
Waktu Penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk Menjamin Pelunasan
Kredit-Kredit Tertentu.

6. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 5 Tahun 1996 tentang Pendaftaran
Hak Tanggungan.
7.Pasal 53 PP No.40 Tahun 1996 yang berbunyi”Hak pakai atas tanah negara dan atas tanah
hak pengelolaan dapa dijadikan jaminan hutang dengan dibebani hak tanggungan”(pasal 53
PP No.4\1996

Setelah Undang-Undang disahkan, hak jaminan tanah baru yang dikenal sebagai Hak
Dependan tersedia sebagai pengganti lembaga hypotheek dan credietverband, dengan Hak
Milik, Hak Guna, dan Hak Guna Bangunan sebagai sitaan yang mungkin. Terlepas dari
kenyataan bahwa UUPA disahkan lebih dari 30 tahun yang lalu, lembaga Hak Tanggungan
belum dapat beroperasi secara efektif karena kurangnya undang-undang yang sepenuhnya
mengatur sebagaimana diperlukan oleh ketentuan Pasal 51 undang-undang.Oleh karena itu,
maka pada tanggal 18 Maret 1996, DPR telah menyetujui rancangan Undang-Undang (RUU)
tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah,
disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tang- gal 9 April 1996, Lembaran
Negara 1996 Nomor 42.

2.3 Objek Hak Tanggungan

Menurut UUPA, hak tanggungan adalah hak jaminan yang ditempatkan pada hak atas
tanah. Hak-hak yang mungkin menjadi subjek hak-hak tanggungan tercantum dalam
Pasal 4, yaitu:

1) Hak atas properti

2) Kegunaan

3) Hak penggunaan untuk bangunan

4) Hak untuk menggunakan barang milik negara harus terdaftar dan dapat dialihkan
secara alami, dan harus digunakan sesuai dengan hukum yang berlaku.

5) Hak atas tanah dan setiap bangunan, tanaman, dan pekerjaan lain yang ada atau di
masa depan yang merupakan bagian dari tanah dan yang pembebanannya secara khusus
diakui dalam akta yang memberikan hak tanggungan yang relevan.

Dengan penghapusan hak-hak ini, hak tanggungan dengan jaminan hak penggunaan
bisnis, hak guna bangunan, dan hak pakai juga dihilangkan. Hak pakai atas tanah negara
dan hak pengelolaan tanah adalah hak pakai yang dapat dikenakan tanggung jawab.
Sementara itu, hak tanggungan tidak dapat mengganggu kemampuan untuk menggunakan
tanah milik pribadi. Namun, jika syarat-syarat tersebut telah dipenuhi, hak pakai atas
harta ini nantinya dapat digunakan sebagai jaminan utang dengan dibebani dengan hak
tanggungan (Penjelasan Umum Nomor A.1. 5 UU No. 4 Tahun 1996)
Beberapa hak tanggungan dapat dilampirkan pada objek tanggungan sebagai jaminan
untuk pembayaran kembali beberapa utang. Jika demikian, pangkat masing-masing
tanggungan ditetapkan sesuai dengan tanggal pendaftarannya ke kantor pertahanan.
Potensi pengalihan atau pengalihan dari pemegang hak pertama kepada pihak lain
merupakan objek pertanggungjawaban. Jika ini terjadi, hak objek dependen terus
mengikuti objek yang dimilikinya. Jika debitur wanprestasi, siapa pun yang memiliki hak
atas objek kewajiban tetap dapat menggunakan hak kreditor untuk mengeksekusi.

2.4 Pemberi dan pemegang hak tanggungan

Orang perseorangan atau badan hukum yang memiliki kekuasaan untuk mengajukan
gugatan terhadap objek tanggungan yang bersangkutan adalah pemberi hak tanggungan;
Pemberi hibah harus memiliki kuasa ini pada saat pendaftaran hak tanggungan selesai.
Kewenangan untuk mengajukan gugatan terhadap subjek hak tanggungan harus ada pada
pemberi hak tanggungan pada saat buku tanah tanggungan dibuat karena hak tanggungan
lahir pada saat pendaftarannya. Sedangkan orang atau badan hukum yang memegang hak
tanggungan berada pada posisi pihak yang bertanggung jawab atas utang tersebut.

2.5 Tata cara pemberian,pendaftaran,peralihan dan hapusnya hak tanggungan

1.cara pemberian hak tanggungan

Janji untuk memberikan hak tanggung jawab sebagai jaminan untuk pembayaran utang
tertentu datang sebelum pemberian hak yang sebenarnya, dan jaminan pembayaran utang
adalah bagian dari janji itu.
Pemberian hak tanggungan terjadi bersamaan dengan permohonan pendaftaran hak atas
tanah yang bersangkutan jika subjek hak tanggung jawab dalam bentuk hak atas tanah
dihasilkan dari konversi hak sebelumnya yang tidak terdaftar.
Hak-hak tanggungan harus dinyatakan dalam akta.:

1) Nama dan identitas pemegang dan pemberi hak tanggungan


2)Domisili pemegang dan pemberi hak tanggungan

3)Penunjukan secara jelas utang atau utang-utang yang dijamin denganobyek hak
tanggungan yang bersangkutan

4) Nilai tanggungan

5) Uraian yang jelas mengenai hak tanggungan

Akta hak tanggungan juga dapat berisi janji antara pemberi dan pemegang hak
tanggungan, asalkan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, selain hal-hal yang
tercantum di atas. Contoh perjanjian yang membatasi kemampuan pemberi tanggungan
untuk menyewakan harta benda tertanggung, atau perjanjian lain sebagaimana
ditunjukkan dalam pasal 11 ayat 2. Janji tersebut memiliki arti penting secara hukum dan
dapat ditegakkan terhadap pihak ketiga jika dimasukkan dalam akta kepemilikan yang
dicatat di kantor pertanahan.. Untuk melindungi kepentingan debitur dan pemberi hak
tanggungan lainnya, terutama jika nilai objek hak tanggungan melebihi jumlah utang
yang dijamin, janji yang memungkinkan pemegang hak tanggungan untuk memiliki
subjek hak tertanggung dalam hal cedera pada janji batal demi hukum (pasal 12).
Meskipun tidak dilarang bagi pemegang hak tanggungan untuk membeli subjek hak
tanggung jawab melalui proses yang ditentukan untuk implementasinya, pemegang hak
tanggungan tidak diizinkan untuk memperoleh subjek hak tanggung jawab karena debitur
gagal bayar segera.
.
2.Pendaftaran hak tanggungan

Pada saat pendaftaran hak tanggungan lahir, pendaftaran hak tanggungan dilakukan di
Kantor Pertanahan setempat. Pada titik ini, pendaftaran dilakukan untuk penerbitan
sertifikat hak tanggungan selain mendaftarkan dalam buku tanah hak atas tanah yang
telah dibebani dengan hak tanggungan. Hak Tanggungan harus didaftarkan di Kantor
Pertanahan, dan ini berfungsi sebagai bukti keberadaannya., Kantor Pendaftaran Tanah
menerbitkan Sertifikat Hak Tanggungan yang memuat irah-irah DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA (Pasal 13 ayat (I), Pasal 14 ayat
(1) dan (2) Undang-undang No. 4 Tahun 1996)

3.Peralihan hak tanggungan

Menurut pasal 16 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas
Tanah dan Benda yang Terkait dengan Tanah (diundangkan sebagai realisasi pasal 51
Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960), pengalihan Hak Tanggungan dan
Sertifikat Hak Tanggungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan
merupakan peristiwa hukum dalam perjanjian pengenaan jaminan. Pengalihan Hak
Tanggungan pada dasarnya berdampak pada Sertifikat Hak Tanggungan. Karena
berlakunya Pengalihan Hak Tanggungan bagi Pihak Ketiga, yaitu pada hari pencatatan,
ketentuan tersebut memuat perintah dan kewajiban bagi pemegang Hak Tanggungan
untuk mendaftarkan pengalihan Hak Tanggungan pada Kantor Pertanahan beserta Akta
Pembebanan Hak Tanggungan dan Sertifikat Hak Tanggungan.Pengalihan hak
tanggungan harus didaftarkan oleh kreditur baru ke kantor pertanahan setiap kali piutang
yang dijamin dengan hak tanggungan dialihkan sebagai akibat dari cessie, subrogasi,
warisan, atau sebab lainnya.

4.Hapusnya hak tanggungan

Hak Tanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut:

1. Pembatalan kewajiban yang dijamin oleh hak tanggungan

Utang yang dijamin oleh hak tanggungan akan, secara teori, menentukan hak tanggungan. Ini
berarti bahwa hak tanggungan juga dibatalkan jika utang diampuni sebagai akibat dari debitur
membayar kewajiban atau karena alasan lain.

2. Pemegang hak tanggungan harus melepaskannya.


Pernyataan tertulis dari pemegang hak tanggungan kepada pemberi hak tanggungan yang
menyatakan bahwa hak tanggungan dilepaskan harus diberikan untuk menghapus hak
tanggungan yang telah dilepaskan oleh pemegangnya.

3. Pembebasan Hak Tanggungan berdasarkan penilaian Ketua Pengadilan Negeri

Pembeli properti yang tanahnya dibebankan dengan hak tanggung jawab untuk menghapus
hak tanggungan dapat mengajukan permohonan agar hak tanggungan dibersihkan
berdasarkan penetapan peringkat ketua pengadilan negeri.

Pembeli dapat meminta agar pemegang tanggungan menghapus tanggungan melebihi harga
pembelian (baik dalam penjualan sukarela atau dalam pelelangan umum yang dilakukan oleh
ketua pengadilan negeri). Pernyataan tertulis dari pemilik hak tanggungan dapat digunakan
untuk mencapai hal ini.

4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan.

Hak atas tanah dapat dihapus karena beberapa alasan, seperti (i) pencabutan hak, (ii)
pelepasan secara sukarela oleh pemilik tanah, (iii) penelantaran tanah, (iv) pelanggaran
terhadap persyaratan dari pemegang hak atas tanah, dan (v) tanah tersebut musnah.

2.6 Eksekusi hak tanggungan

Ketika seorang debitur gagal untuk secara bebas memenuhi tanggung jawabnya atau ketika
sanksi diwajibkan oleh hukum, pelaksanaan yang tepat dari hak-hak tanggungan adalah
upaya kuat yang dilakukan oleh kreditor atau pengadilan.

Jika janji menyebabkan kerugian bagi debitur, barang yang diasuransikan akan dijual di
pelelangan umum sesuai dengan hukum dan aturan untuk pembayaran piutang pemegang hak
tanggungan, yang akan memiliki prioritas di atas kreditor lain. Menurut (pasal 20 ayat 1),
penjualan subjek tanggung jawab didasarkan pada:

Judul eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat hak tanggungan yang disebutkan dalam
pasal 14 ayat 2 atau hak pemegang hak tanggungan pertama untuk menjual barang
tertanggung sebagaimana dimaksud dalam pasal 6.Pemberi dan pemegang hak tanggungan
dapat menyetujui penjualan harta berwujud hak tanggungan jika hal itu menguntungkan
semua pihak (pasal 20, Pasal 20). Hanya ketika satu (satu) bulan telah berlalu setelah
pemberi dan/atau pemegang hak tanggungan memberitahukan kepada pihak yang
berkepentingan secara tertulis dan/atau menerbitkan pengumuman paling sedikit dua surat
kabar lokal dan/atau lokal atau media masa setempat.Selain itu, tidak ada pihak yang
keberatan (Pasal 20 Ayat 3). Setiap janji untuk melaksanakan pelaksanaan hak-hak
tertanggung dengan cara yang bertentangan dengan ketentuan ayat 1 dan 2 pasal 20 adalah
batal. Pemegang hak tanggungan tetap diperbolehkan untuk melaksanakan semua hak yang
diperolehnya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, meskipun pemberi hak tanggungan
tersebut dinyatakan pailit.

2.7 Pencoretan Hak Tanggungan

Setelah hak tanggungan hapus, Kantor Pertanahan mencatat catatan hak tanggungan dalam
sebuah buku dan mengesahkannya. Buku tanah atas hak tanggungan dinyatakan tidak berlaku
lagi oleh Kantor Pertanahan, dan sertifikat hak tanggungan akan ditarik. Jika sertifikat untuk
memegang tanggungan tidak sampai ke Kantor Pertanahan karena alasan apa pun, Kantor
Pertanahan akan memasukkan informasi ini dalam buku tentang memegang tanggungan..

Sertifikat hak milik dengan catatan dari kreditur yang menyatakan bahwa hak tanggung
jawab telah dihapus karena piutang yang dijamin untuk pelunasan telah lunas, pernyataan
tertulis dari kreditur yang menyatakan bahwa hak tanggung jawab telah dihapus karena
piutang yang dijamin untuk dilunasi dengan hak tanggung jawab telah lunas, atau pernyataan
tertulis dari peminjam harus dilampirkan pada aplikasi untuk penghapusan hak untuk
menutupi.

Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri
untuk mendapatkan penghapusan tanggungan jika kreditor menolak untuk membuat
pernyataan tertulis yang ditunjukkan sebelumnya.. Saat mengajukan permohonan kepada
Kantor Pertanahan untuk penghapusan hak tanggungan, pihak yang berkepentingan harus
memberikan salinan putusan atau keputusan jika permohonan disetujui. Dalam waktu tujuh
hari kerja setelah menerima aplikasi, Kantor Pertanahan akan menghapus hak tanggungan.

Secara teori, beberapa hak atas tanah tunduk pada hak bersalah. Para pihak dapat
menyepakati, sesuai dengan akta yang memberikan hak tanggungan, bahwa utang yang
dijamin dapat dibayar dengan angsuran, dan hak tanggung jawab akan dilepaskan sesuai
dengan angsuran yang dibayarkan oleh debitur.

Hanya sisa utang yang belum dibayar yang akan dijamin oleh hak tanggungan yang masih
ada. Karena itu, hanya hak-hak tanggungan yang telah dikompensasikan oleh debitur yang
akan memiliki catatan mereka di buku tanah dan sertifikat hak dicoret.

2.8 Sanksi Administrasi

Setiap pejabat yang gagal melakukan tugasnya sesuai dengan hukum N0. No. 4 Tahun 1996
dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 23
mengatur secara eksplisit bahaya pelanggaran ayat 11, 13, dan 1 ayat 15 dengan pidana
administratif berupa:

a)Teguran lisan

b)Teguran tertulis

c)Pemberhentian sementara dari jabatan

d)Pemberhentian dari jabatan

Materi yang diatur oleh pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut:

a)Pasal 11 ayat 1 (tentang data yang wajib dicantumkan dalam akta pemberian hak
tanggungan)

b)Pasal 13 ayat 2 (tentang kewajiban PPAT mengirim akta pemberian haktanggungan kepada
kantor pertanahan)

c)Pasal 15 ayat 1 (tentang pembuatan dan persyaratan surat kuasamembebankan hak


tanggungan)Kepada setiap pejabat yang melanggar atau lalai dalam melaksanakantugasnya,
selain dikenakan sanksi administratif atau sanksi pidana, apabilamemenuhi syarat yang
diperlukan, yang bersangkutan masih dapat digugat secara perdata, terhadap kerugian yang
diderita oleh pihak lain.
2.9 Ketentuan Konvergen

Menurut ketentuan peralihan Pasal 24, hak-hak tanggungan yang ada sebelum berlakunya
Undang-Undang No. 4 Tahun 1996, yang menggunakan persyaratan hyphoteek dan
credietverband yang diatur oleh Pasal 57 UUPA, masih diakui. Hyphoteek dan
credietverband selanjutnya akan terus ada sebagai hak tanggungan di bawah Undang-Undang
sampai hak itu berakhir.

Ketika piutang adalah subjek dari perjanjian pokok, hak tanggung jawab adalah perjanjian
assesoir. Karena pengalihan perikatan pokok, seperti melalui cessie, subrogasi, warisan, atau
faktor lainnya, Hak Tanggungan ini juga dapat dialihkan.

Pada hari ketujuh setelah diterimanya sertifikat lengkap dan perlu, yaitu ketika pengalihan
Hak Tanggung Jawab terjadi, pengalihan ini harus didaftarkan di Kantor Pertanahan dan
dicatat dalam buku tanah Hak Tanggung Jawab dan hak atas tanah yang menjadi subjek Hak
Tanggungan..
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Hak untuk memiliki tanah dan semua barang yang berhubungan dengannya dikenal sebagai
hak tanggung jawab. Dalam hal pembayaran utang tertentu, Hak Tanggungan adalah hak
jaminan yang dikenakan atas hak atas tanah sebagaimana didefinisikan dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria, beserta atau tanpa benda lain
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari tanah. Tentu saja, prioritas diberikan kepada
kreditor tertentu di atas kreditor lain. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak
Tanggungan mengatur tentang hak tanggungan. Kepastian hukum seputar pengikatan jaminan
dengan real estat dan barang-barang yang terkait dengan real estat sebagai jaminan, yang
telah diatur oleh peraturan Creditverband di masa lalu, diantisipasi akan disediakan oleh
pengesahan RUU tersebut.

Menurut Pasal 13 Undang-Undang Hak Tanggungan, pemberian hak tanggungan harus


didaftarkan di Kantor Pertanahan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah penandatanganan
akta pemberian. PPAT harus mengirimkan akta pemberian dan surat perintah lain yang
diperlukan. Kantor Pertanahan menerbitkan sertifikat hak tanggungan sebagai bukti adanya
hak tanggungan. Kantor Pertanahan masih memproses pendaftaran hak tanggungan, sehingga
tidak masalah apakah hak tanggungan terlambat didaftarkan. Hukuman administratif hanya
berlaku bagi pihak-pihak yang mendaftarkan hak tanggungannya setelah batas waktu..

Jika hak tanggungan tidak terdaftar, itu berbeda. Hak tanggungan tidak akan menerima
sertifikat hak tanggungan jika tidak terdaftar. Kantor Pertanahan Nasional bertanggung jawab
untuk menerbitkan sertifikat hak milik. Menurut Pasal 14 Undang-Undang tentang Hak
Tanggungan, sertifikat hak tanggungan adalah bukti bahwa hak tersebut ada. Karena hak-hak
tanggungan tidak terdaftar di Kantor Pertanahan, mereka tidak memiliki sertifikat hak
tanggungan, yang akan memungkinkan mereka untuk memberikan hak kepada kreditor,
seperti sertifikat hak tanggungan dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan, dan
kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum yang tetap.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010

Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2014

Boedi Harsono dan Sudranto, Konsepsi Pemikiran tentang UUHT, Makalah Semiinar
Nasional, Bandung, 1996

Herowati Poesoko, Parate Executie Obyek Hak Tanggungan, Aswaja, Yogyakarta,


2007

M. Bahsan, Hukum Jaminan dan jaminan kredit, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007

Masruhan, Metode Penelitian Hukum, Hilal Pustaka, Surabaya, 2013

Munir Fuady, Hukum Jaminan Utang, Erlangga, Jakarta, 2013

Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta, 2007

Anda mungkin juga menyukai