Anda di halaman 1dari 116

PEMBELAAN (PLEDOOI)

PERKARA PIDANA
REGISTER PERKARA NO. 2628/Pid.B/2022/PN Sby
DI PENGADILAN NEGERI SURABAYA
ATAS NAMA : TERDAKWA I. SUGENG GUNADI Bin SUPARNO, TERDAKWA II.
NANANG SUGIYANTO Bin MUHADI, TERDAKWA III. HERLIANTO Bin H
SOLEHUDIN, TERDAKWA IV. ABDUL ROFIK Bin JAZULI, TERDAKWA V. SUPRIYADI
Bin MUH YASIN dan TERDAKWA VI. HERI CAHYONO Bin SARTO

Pro Justitia.

YANG MULIA MAJELIS HAKIM YANG KAMI HORMATI,


JAKSA PENUNTUT UMUM YANG TERHORMAT,
SIDANG YANG TERHORMAT,

Sehubungan telah dibacakannya Tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada hari ...........
tanggal ........... Maret 2023, dengan ini kami selaku Tim Penasehat Hukum PARA
TERDAKWA, hendak menyampaikan Pledooi / Pembelaan dengan sistematika isi
sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN,
II. KETERANGAN SAKSI, AHLI, TERDAKWA,
III. FAKTA-FAKTA HUKUM DI DALAM PERSIDANGAN,
IV. ANALISA YURIDIS,
V. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN,
VI. LAMPIRAN BUKTI-BUKTI.

I. PENDAHULUAN :

Sidang yang terhormat,

Kami, selaku Penasehat Hukum PARA TERDAKWA, pertama-tama mengucapkan


puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat segala rahmat dan
segala perkenan-Nya pada hari ini kita dapat melanjutkan persidangan dengan
acara Pembelaan/Pledoi.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih dan memberi rasa hormat
setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Majelis Hakim, yang dengan segala
kewibawaan telah memimpin jalannya persidangan ini dengan arif dan bijaksana.

Setelah dengan intensif kami mengikuti jalannya pemeriksaan di muka


persidangan, dengan mendengarkan keterangan para saksi maupun ahli dan PARA
TERDAKWA di persidangan, ditinjau dari segi hukum dan kebenaran yang hakiki
serta keadilan, maka kami selaku Penasehat Hukum berkeyakinan dan
berkesimpulan PARA TERDAKWA tidak terbukti bersalah melakukan perbuatan
1
sebagaimana yang didakwakan dan dituntutkan oleh Jaksa Penuntut Umum
dalam perkara ini.

Memang kita sekalian, baik Yang Mulia Majelis Hakim maupun Jaksa Penuntut
Umum dan kami sebagai Penasihat Hukum dari PARA TERDAKWA, walaupun kita
masing-masing didalam peninjauan dan pembahasannya dari sudut pandang
ataupun dari segi yang kadangkala berbeda, akan tetapi kita sekalian sebagai
penegak hukum tentunya mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mencari dan
memperoleh kebenaran materiil dan hakiki.

Yang Mulia Majelis Hakim,

Bahwa memperhatikan adagium hukum pidana yang sangat terkenal, yaitu “lebih
baik membebaskan seribu orang bersalah daripada menghukum satu orang
yang tidak bersalah”, secara tegas membawa pesan bahwa menghukum orang
yang benar adalah suatu kejahatan yang paling kejam dan tidak dapat dibenarkan
sama sekali.

Kami memandang keobjektifitasan yang tinggi dari Yang Mulia Bapak Ketua
Majelis Hakim dan Yang Mulia Hakim Anggota selama jalannya persidangan ini
akan menghasilkan keputusan yang objektif dan berdasarkan kepada fakta-fakta
hukum yang ada.

Tidak berlebihan apabila kami maupun PARA TERDAKWA berkeyakinan bahwa


putusan hakim yang adil berdasarkan kebenaran materiillah yang akan terwujud
dalam putusan perkara ini, yaitu “putusan berkeadilan” yang menjadi harapan
semua orang yang menginginkan agar yang bersalah (siapapun orangnya) harus
dihukum dan YANG TIDAK BERSALAH (SIAPAPUN ORANGNYA) HARUS
DIBEBASKAN DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUMAN.

Bahwa dari hasil keterangan saksi-saksi maupun ahli di bawah sumpah, PARA
TERDAKWA, surat-surat bukti-bukti yang ada serta bukti-bukti petunjuk yang telah
diuraikan selama masa persidangan, maka terbukti adanya fakta-fakta hukum
sebagai berikut:

II. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :

1. Saksi Sdr. SLAMET RAHARJO, S.E., menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Meratus Line sebagai Direktur
Utama sejak tahun 2018 hingga saat ini.
- Saksi benar menerangkan bahwa PT. Meratus Line berdiri sejak Tahun 1957
dengan nama PT. Pelayaran Nusantara Meratus dan pada tahun 2018
berganti nama menjadi PT. Meratus Line sampai sekarang dimana PT.
Meratus Line tersebut bergerak dalam Shipping Company (jasa angkut)
kapal laut yang beralamat di Jl. Alun-alun Priyok No. 27 Surabaya.
2
- Saksi benar menerangkan PT. Meratus Line memiliki 60 Kapal, 45 kapal
dioperasikan oleh PT. Meratus Line dan sisanya disewakan kepada
perusahaan lain.
- Saksi benar menerangkan satu per tiga kapal milik PT. Meratus Line
beroperasi dari Jakarta, sedangkan sisanya berada di kantor pusat di
Surabaya.
- Saksi benar menerangkan vendor pengisian BBM milik PT. Meratus Line
untuk area Surabaya yaitu PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line serta
PT. AKR, untuk vendor yang di Jakarta Saksi tidak ingat / lupa.
- Saksi benar menerangkan telah terjadi dugaan penggelapan BBM jenis HSD
dan MFO di PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan mengetahui adanya dugaan penggelapan BBM
atas laporan dari seseorang (Whistle Blower) pada tanggal 21 September
2021.
- Saksi benar menerangkan setelah menerima laporan terkait penggelapan
BBM milik PT. Meratus Line, kemudian Saksi memerintahkan Tim internal
PT. Meratus Line yaitu Ibu Fenny Karyadi dan kawan-kawan melakukan
investigasi secara langsung yaitu memerintahkan Saksi ARYO dan Saksi
IRWAN mengikuti kapal milik PT. Meratus Line yang berlayar dari Surabaya-
Jakarta-Surabaya apakah terjadi konsumsi BBM yang tidak wajar serta
laporan penggunaan bahan bakar harian yang tidak sesuai dengan fakta riil
dilapangan.
- Saksi benar menerangkan PT. Meratus Line membeli BBM dari PT. Bahana
Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan bahwa PT. Meratus Line membeli BBM kepada
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line sejak tahun 2015 berdasarkan
PO (Purchase Order) dan setiap tahun Kerjasama diperpanjang dan
diperbarui.
- Saksi benar menerangkan bahwa yang menentukan kebutuhan BBM untuk
1 (satu) kapal berdasarkan rute yang akan dilalui adalah Sdr. ERWINSYAH
selaku Bungker Supply Planner setiap 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan yaitu
pada tanggal 1-14 dan tanggal 15-31, setelah itu Bungker Supply Planner
menginformasikan kebutuhan BBM tersebut kepada Bungker Officer,
kemudian Bungker Officer meneruskan informasi tersebut kepada kapal-
kapal yang akan melakukan pengisian BBM dan kemudian dilaporkan
kepada Sdr. Basuki Raharjo dalam bentuk Supply Bunker, dan dari
kebutuhan tersebut kemudian dikirimkan email ke vendor dan dilaporkan
kepada Saksi ONGKO MAYA DEVI.
- Saksi benar menerangkan yang bertugas/berwenang melakukan pengisian
BBM solar atau proses bungker dari kapal Tongkang milik PT. Bahana Line
atau PT. Bahana Ocean Line kedalam tengki Kapal milik PT. Meratus Line
adalah Kepala Kamar Mesin (KKM) dan Bagian Bungker Oficer dengan di
bantu oleh crew Kapal Tongkang (SPOB) PT. Bahana Line atau PT. Bahana
Ocean Line dengan menggunakan alat ukur BBM (Massflowmeter) yang
dihubungkan dari Kapal Tongkang (SPOB) PT. Bahana Line atau PT. Bahana
Ocean Line ke Tangki Kapal PT. Meratus Line setelah proses bungker selesai
KKM menandatangani Berita Acara / Tanda terima berupa Receipt For
3
Bunker yang ditandatangani oleh KKM PT. Meratus Line dengan Crew Kapal
Tongkang PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line dan Bunker Supply
Report yang ditandatangani oleh KKM PT. Meratus Line dengan Bungker
Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan alat ukur BBM (Massflowmeter) milik PT. Meratus
Line selalu di tera setiap tahun oleh BMKG.
- Saksi benar menerangkan setiap kapal PT. Meratus Line memiliki cadangan
BBM untuk 1 Voyage.
- Saksi benar menerangkan standar konsumsi BBM Kapal PT. Meratus Line
secara tepat sulit diprediksi karena dipengaruhi beberapa faktor antara lain
keadaan cuaca, ombak, serta banyaknya muatan yang diangkut oleh kapal.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui secara pasti siapa yang telah
menjual dan membeli BBM milik PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan memperoleh informasi secara lisan maupun
secara tertulis dari Bunker Officer PT. Meratus Line yaitu Saksi EDI
SETYAWAN yang mengakui bahwa Saksi EDI SETYAWAN menerima uang
sebesar Rp. 600.000.000,- setiap bulan dari PT. Bahana Line maupun PT.
Bahana Ocean Line atau Bahana Group terkait hasil penjualan BBM jenis
HSD dan MFO milik PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Saksi EDI SETYAWAN menerima uang hasil dari
penjualan BBM dibayarkan secara tunai dan transfer dari Saksi DAVID dan
Saksi DODIK dan Saksi EDI SETYAWAN tidak mengetahui berapakah bagian
dari orang-orang tersebut.
- Saksi benar menerangkan modus operandi yang dilakukan oleh Bunker
Officer PT. Meratus Line dengan Crew Kapal Tongkang Bahana Group yaitu
Selang pengisian bahan bakar dari tongkang Bahana dilewatkan ke tongkang
milik Bahana lainnya, setelah mencapai jumlah yang disepakati kemudian
selang pengisian bahan bakar tersebut sisanya di masukkan ke dalam kapal
milik PT. Meratus Line dimana jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam
kapal milik PT. Meratus Line adalah lebih sedikit dari jumlah PO yang telah
disetujui oleh Bahana Group.
- Saksi benar menerangkan sebelum melakukan proses bunker seharusnya
ada proses Sounding yang dilakukan oleh Crew Kapal PT. Meratus Line,
tetapi dalam penerapannya dilapangan, tidak tahu apakah proses sounding
tersebut dilakukan atau tidak.
- Saksi benar menerangkan berdasarkan keterangan Saksi EDI SETYAWAN,
Dkk BBM solar jenis HSD/B30 tersebut dijual kepada Vendor Bahana Group
dengan harga sekitar Rp. 2.500,- s/d Rp. 2.750,- per liter sedangkan BBM
jenis MFO dijual dengan harga sekitar Rp. 1.700,- per liter.
- Saksi benar menerangkan berdasarkan keterangan Saksi EDI SETYAWAN,
Dkk hasil penjualan BBM milik PT. Meratus Line dibagi-bagi antara, Bunker
Officer PT. Meratus Line dan Crew Kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan cara penjualan BBM milik PT. Meratus Line
dilakukan dengan cara pertama-tama Bunker Officer PT. Meratus Line yang
sedang bertugas (Saksi EDI SETYAWAN, Saksi NUR HABIB THOHIR, Saksi
ANGGORO PUTRA, Saksi EDIAL NANANG SETYAWAN dan Saksi EKO
LISDIYANTO) menanyakan kepada Crew Kapal terkait berapa banyak sisa
4
stock BBM yang masih ada di kapal, setelah mengetahui informasi sisa BBM
kemudian Bunker Officer PT. Meratus Line berkoordinasi dengan pihak PT.
Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line, setelah itu skenario pengambilan
dan penjualan BBM milik PT. Meratus Line dilakukan oleh pihak PT. Bahana
Line atau PT. Bahana Ocean Line dan kemudian Saksi EDI SETYAWAN
menerima uang hasil dari penjualan BBM dibayarkan secara tunai dan
transfer dari pihak PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line yairu Saksi
DAVID dan Saksi DODIK dan Saksi EDI SETYAWAN membagi uang tersebut
kepada Bunker Officer PT. Meratus Line dengan jumlah sekitar 25-50 juta
per bulan sedangkan Crew Kapal PT. Meratus Line rata-rata hanya
menerima 2-5 juta per bulan.
- Saksi benar menerangkan Saksi EDI SETYAWAN, Saksi NUR HABIB THOHIR,
Saksi ANGGORO PUTRA, Saksi EDIAL NANANG SETYAWAN dan Saksi EKO
LISDIYANTO sebagai Bunker Officer PT. Meratus Line menerima hasil
penjualan BBM milik PT. Meratus Line dari seluruh kapal milik PT. Meratus
Line sedangkan Crew Kapal PT. Meratus Line hanya menerima hasil
penjualan BBM milik PT. Meratus Line dari 1 Kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan yang mengatur penjualan dan pembelian BBM
milik PT. Meratus Line yaitu Saksi EDI SETYAWAN dan Bunker Officer PT.
Meratus lainnya bersama-sama dengan pihak PT. Bahana Line atau PT.
Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan sisa bahan bakar milik PT. Meratus Line yang
dijual masih berada di dalam kapal tongkang vendor yakni PT. Bahana Line
atau PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan secara administrasi proses Bunker PT. Meratus
Line sudah benar, akan tetapi yang terjadi secara riil proses Bunker yang
dilakukan oleh Bunker Officer dan Crew Kapal PT. Meratus Line tidak sesuai
dengan SOP yang berlaku di Perusahaan PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Crew Kapal PT. Meratus Line merupakan
karyawan kontrak PT. Meratus Line dengan masa kerja 11 (sebelas bulan)
dalam 1 tahun dan berada pada kapal-kapal milik PT. Meratus Line yang
berbeda setiap tahunnya.
- Saksi benar menerangkan Crew Kapal PT. Meratus Line dalam menjalankan
tugasnya bertanggung jawab kepada Shift Management PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan pernah melakukan interview kepada Crew Kapal
PT. Meratus Line dan selama proses interview Crew Kapal kooperatif, tidak
berbelit-belit serta mengakui perbuatannya, selain itu Crew Kapal PT.
Meratus Line yaitu Terdakwa NANANG SUGIYANTO telah mengembalikan
uang hasil penjualan BBM dan telah diserahkan kepada penyidik sebagai
barang bukti sebesar Rp.20.000.000,-.
- Saksi benar menerangkan Crew Kapal PT. Meratus Line hanya menerima
sebagian kecil pembagian hasil penggelapan BBM milik PT. Meratus Line,
sedangkan berdasarkan keterangan Bunker Officer PT. Meratus Line (Saksi
EDI SETYAWAN, Saksi NUR HABIB THOHIR, Saksi ANGGORO PUTRA, Saksi
EDIAL NANANG SETYAWAN dan Saksi EKO LISDIYANTO) menerima hasil
penggelapan yang lebih besar karena Bungker Officer menerima hasil
penggelapan BBM dari seluruh kapal milik PT. Meratus Line sedangkan Crew
5
Kapal hanya menerima dari 1 kapal yang menjadi tanggung jawabnya, akan
tetapi berdasarkan pengakuan Saksi EDI SETYAWAN yang lebih banyak
menerima hasil penggelapan BBM milik PT. Meratus Line yaitu pihak-pihak
dari PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line sedangkan nominal yang
diterima berapa Saksi EDI SETYAWAN tidak mengetahui.
- Saksi benar menerangkan bahwa berdasarkan perhitungan yang dilakukan
oleh Internal Audit PT. Meratus Line, estimasi jumlah kerugian yang diderita
atas pembelian BBM kapal yang dioperasikan oleh PT Meratus Line dari
vendor PT Bahana Line dan PT Bahana Ocean Line sejak Mei 2015 s.d.
Januari 2022 mencapai sekitar Rp. 501.015.959.045,- (lima ratus satu milyar
lima belas juta sembilan ratus lima puluh sembilan ribu empat puluh lima
rupiah);

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA tidak keberatan.

2. Saksi Sdri. FENNY KARYADI, M.Sc., menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan bekerja sebagai Deputi of Head Internal Audit
pada Meratus Group sejak Oktober 2021 yang beralamat di Jl. Alun-Alun
Priok 27 Perak Surabaya.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
meningkatkan sumberdaya manusia, kualitas management, melakukan riset
dan penilaian atas proses resiko manajemen dengan menggunakan
software yang tersedia, mengevaluasi pelaksanaan dari praktik yang terbaik
atas inisiatif KPI, SOP, kebijakan dan prosedur di semua proses yang diminta
dan ditetapkan oleh Meratus Group dan laporan untuk peningkatan,
peningkatan yang terus berkelanjutan atas system / tools operasi internal
audit untuk mendukung tim bekerja lebih efektif dan lebih efisien.
- Saksi benar menerangkan telah melakukan internal audit berdasarkan
adanya laporan dari seseorang (Whistle Blower) atas dugaan penggelapan
BBM milik PT. Meratus Line pada tanggal 21 September 2021.
- Saksi benar menerangkan dugaan penggelapan BBM milik PT. Meratus Line
terjadi pada saat proses Bunker yang dilakukan oleh Bungker Officer dan
Crew Kapal PT. Meratus Line bekerjasama dengan Operasional Kapal PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan bahwa pada hari Senin tanggal 24 Januari 2022,
sekira Jam. 15.00 WIB, bertempat di Kantor PT. Meratus Group Jl. Alun-Alun
Priok No. 27 Perak Kota Surabaya, dari hasil interview dan yang mengaku
Saksi EDY SETYAWAN, Saksi EDIAL, Saksi HABIB, Saksi ANGGORO, Saksi
FILTON dan besok paginya yang mengaku Saksi ERWINSYAH dan Saksi EKO
LISDIYANTO kemudian membuat Surat Pernyataan dibuat sebanyak 7 orang
yang mengakui perbuatan adanya dugaan penggelapan BBM milik PT.
Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan bahwa jenis barang yang ditipu atau digelapkan
adalah berupa sisa Bahan Bakar Kapal (poket) Minyak Solar HSD (High Speed
Diesel) dan MFO (Marine Fuel Oil) yang dibeli atau dipesan melalui Purchase
Order ke PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
6
- Saksi benar menerangkan memperoleh data dari Saksi EDY SETYAWAN
berupa jumlah poket yang digelapkan pada periode Februari 2018 sampai
Desember 2021.
- Saksi benar menerangkan bahwa berdasarkan Pengakuan Sdr. EDI
SETYAWAN penggelapan BBM milik PT. Meratus Line dilakukan dengan cara
pada saat pengisian BBM (proses bunker) dari kapal vendor (kapal milik PT.
Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line) ke kapal milik PT. Meratus Line,
kapal vendor memasang selang pendek 6 meter dari tangki barge vendor ke
alat ukur Massflowmeter milik PT. Meratus Line disebut MFM IN dan
memasang selang panjang 30 meter di MFM Out, kemudian selang panjang
tersebut dihubungkan ke tangki kapal vendor (diputar balik) dan pompa
dijalankan sebesar poket / jumlah yang yang telah ditentukan sebelumnya
oleh KKM. Setelah tangki kapal vendor menerima BBM sebesar poket /
jumlah yang telah ditentukan, kemudian pompa dihentikan sementara dan
selang panjang dipindahkan dan dipasangkan ke tangki kapal Meratus
kemudian pompa dijalankan kembali dan selanjutnya pemompaan BBM ke
tangki kapal Meratus sebesar PO dikurangi poket / jumlah yang masuk ke
tangki kapal tongkang vendor.
- Saksi benar menerangkan BBM milik PT. Meratus Line yang digelapkan oleh
Bungker Officer dan Crew Kapal PT. Meratus Line bekerjasama dengan
Operasional Kapal PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line dilakukan di
awal proses bunker atau di akhir proses bunker yang dilakukan dengan cara
pada saat pengisian BBM (proses bunker) dari kapal vendor (kapal milik PT.
Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line) ke kapal milik PT. Meratus Line,
kapal vendor memasang selang pendek 6 meter dari tangki barge vendor ke
alat ukur Massflowmeter milik PT. Meratus Line disebut MFM IN dan
memasang selang panjang 30 meter di MFM Out, kemudian selang panjang
tersebut dihubungkan ke tangki kapal milik PT. Meratus Line dan proses
pengisian BBM berlangsung sampai batas poket / jumlah yang akan masuk
ke tangki vendor yang telah ditentukan oleh Crew Kapal Meratus. Setelah
itu pompa yang ada di kapal tongkang vendor dihentikan sementara dan
selang panjang dipindahkan dari kapal milik PT. Meratus Line dan
dipasangkan ke tangki kapal tongkang vendor kemudian pompa dijalankan
kembali dan dilanjutkan pemompaan BBM ke tangki kapal tongkang vendor
sampai sesuai dengan PO PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan setelah proses bungker selesai KKM
menandatangani 2 jenis Berita Acara / Tanda terima antar lain Receipt For
Bunker yang ditandatangani oleh KKM PT. Meratus Line dengan Crew Kapal
Tongkang PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line dan Bunker Supply
Report yang ditandatangani oleh KKM PT. Meratus Line dengan Bungker
Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter / MFM milik PT. Meratus Line
setiap tahun ditera oleh BMKG, tetapi Massflowmeter / MFM tersebut tidak
di modifikasi.
- Saksi benar menerangkan berdasarkan pengakuan, pernyataan dan data
yang ada di kontak HP milik Saksi EDY SETYAWAN bahwa yang bekerjasama
dalam penggelapan BBM milik PT. Meratus Line yaitu Bunker Officer dan
7
Crew Kapal PT. Meratus Line dan PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean
Line bagian operasional yaitu Saksi DODDY, Saksi DAVID, bagian keuangan
Saksi RATNO dan Saksi TINO yang berperan menyiapkan dan menyerahkan
uang tunai hasil penjualan BBM kepada Saksi EDY SETYAWAN di kantor PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line, Pimpinan Bahana Saksi HENDRO,
Saksi KHALIK yang menentukan harga jual BBM per liter, Kru Tongkang
Bahana Saksi EKO, Saksi ALMA, Saksi ZAENAL, Saksi NANANG, Saksi UDIN,
Saksi ABDU, Saksi WAHID, Saksi CILUK serta bagian marketing PT. Bahana
Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan bahwa Saksi ERWINSYAH yang menentukan
ukuran penerimaan atau pemesanan BBM Solar (PO) PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan yang menentukan Harga BBM Rp/liter adalah
sesuai kesepakatan antara PT. Meratus Line dengan PT. Bahana
Line dan PT. Bahana Ocean Line dimana pada setiap bulan terdapat 2
periode harga yaitu pada tanggal 1-14 dan tanggal 15-31, data penentuan
harga tersebut mengacu pada data dari Pertamina.
- Saksi benar menerangkan vendor pengisian BBM milik PT. Meratus Line
untuk area Surabaya yaitu PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line serta
PT. AKR, untuk vendor yang di Jakarta Saksi tidak ingat / lupa.
- Saksi benar menerangkan melakukan Internal Audit di PT. Meratus Line
dengan cara melakukan interview dan memperoleh barang bukti berupa
rekap dan detail BBM yang digelapkan dan di transaksikan dengan Vendor
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line yang menurut pengakuan dari
Saksi EDY SETYAWAN data tersebut diperoleh dari Saksi DAVID dan Saksi
DODDY (karyawan Bahana) berupa cetakan dari excel dan Whatsapp Chat
tanggal 6 Februari 2022 antara Saksi EDY SETYAWAN dan Saksi DAVID dan
Saksi DODDY) serta data dari Crew Kapal Tongkang Bahana berupa foto
catatan tulisan tangan yang dikirim via WA chat oleh Saksi EDY SETYAWAN
kepada staff internal Audit Meratus dan di google foto di HP milik Saksi EDY
SETYAWAN) untuk beberapa periode mulai Februari 2018 sampai Januari
2022 dengan total volume BBM milik PT. Meratus Line yang digelapkan jenis
HSD sebesar 10.195.000 Liter dan BBM jenis MFO sebesar 1.591.000 Liter
sehingga jumlah total BBM milik PT. Meratus Line yang digelapkan jenis HSD
dan MFO sebesar 11.786.000 liter.
- Saksi benar menerangkan melakukan Audit Internal dengan menghitung
rasio (%) BBM yang digelapkan terhadap total supply BBM dengan vendor
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Menyiapkan data supply BBM untuk semua kapal dan supply yang
dilakukan oleh vendor Bahana Group berdasarkan Invoice dan PO, sesuai
dengan periode yang ada di rekap BBM yang digelapkan dan
ditransaksikan;
b. Membandingkan volume BBM yang digelapkan dengan volume supply
BBM pada periode yang sama dan diperoleh ratio % BBM yang digelapkan
terhadap Supply, selanjutnya Internal Audit membuat asumsi BBM yang
digelapkan terhadap supply yakni 2015-2018 HSD 30%, 2019 HSD 35%,

8
2020-2021 HSD 25%, 2022 HSD 15% serta MFO 2015-2020 sebesar 13%
dan 0% untuk 2021-2022;
c. Dengan menggunakan asumsi diatas, internal audit menghitung perkiraan
kerugian dengan % asumsi terhadap total supply bunker yang dilakukan
oleh Bahan Group sesuai dengan tagihan invoice dari Bahana Group
mulai Mei 2015 – 23 Januari 2022 dengan total kerugian mencapai
Rp.501 Milyar.
- Saksi benar menerangkan melakukan audit internal sebanyak 2 kali yaitu
audit yang pertama Saksi menemukan kerugian yang diderita oleh PT.
Meratus Line sebesar Rp.501 Milyar, sedangkan dari hasil audit internal
kedua Saksi menemukan kerugian sebesar ± Rp.93 Milyar.
- Saksi benar menerangkan selain melakukan audit internal juga dilakukan
audit eksternal dengan hasil dari audit eksternal tersebut PT. Meratus Line
mengalami kerugian sebesar ± Rp.94 Milyar dimana dari hasil audit
eksternal tersebut terdapat perbedaan perhitungan kerugian dengan
perhitungan audit internal yaitu sebesar ± Rp.900 Juta.
- Saksi benar menerangkan selain Bunker Officer yang bekerja di Surabaya
terdapat pula Bunker Officer yang bekerja di Jakarta tetapi Saksi masih
belum menindaklanjuti untuk Bunker Officer yang di Jakarta.
- Saksi benar menerangkan uang hasil penggelapan BBM milik PT. Meratus
Line digunakan untuk membeli mobil, tanah, simpanan pribadi dan
keperluan pribadi lainnya.
- Saksi benar menerangkan sejak tanggal 1 sampai 23 Januari 2022, sebagian
besar BBM yang dipesan oleh PT. Meratus Line yaitu BBM jenis HSD bukan
MFO, hal ini karena PT. Meratus Line mengikuti aturan pemerintah.
- Saksi benar menerangkan Crew Kapal PT. Meratus Line dalam menjalankan
tugasnya bertanggung jawab kepada Shift Management PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan pernah melakukan interview kepada Crew Kapal
PT. Meratus Line dan selama proses interview Crew Kapal kooperatif, tidak
berbelit-belit serta mengakui perbuatannya, selain itu Crew Kapal PT.
Meratus Line yaitu Terdakwa NANANG SUGIYANTO telah mengembalikan
uang hasil penjualan BBM dan telah diserahkan kepada penyidik sebagai
barang bukti sebesar Rp.20.000.000,-.
- Saksi benar menerangkan Crew Kapal PT. Meratus Line hanya menerima
sebagian kecil pembagian hasil penggelapan BBM milik PT. Meratus Line,
sedangkan berdasarkan keterangan Bunker Officer PT. Meratus Line (Saksi
EDI SETYAWAN, Saksi NUR HABIB THOHIR, Saksi ANGGORO PUTRA, Saksi
EDIAL NANANG SETYAWAN dan Saksi EKO LISDIYANTO) menerima hasil
penggelapan yang lebih besar karena Bungker Officer menerima hasil
penggelapan BBM dari seluruh kapal milik PT. Meratus Line sedangkan Crew
Kapal hanya menerima dari 1 kapal yang menjadi tanggung jawabnya, akan
tetapi berdasarkan pengakuan Saksi EDI SETYAWAN yang lebih banyak
menerima hasil penggelapan BBM milik PT. Meratus Line yaitu pihak-pihak
dari PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line sedangkan nominal yang
diterima berapa Saksi EDI SETYAWAN tidak mengetahui;

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA tidak keberatan.


9
3. Saksi Sdri. ONGKO MAYA DEVI, menerangkan dibawah sumpah dalam
persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan pada bulan Januari 2022 PT. Bahana Line
mempertanyakan kepada saksi terkait keterlambatan pembayaran atas
pembelian BBM untuk bulan Desember 2021.
- Saksi benar menerangkan jatuh tempo pembayaran atas pembelian BBM
yaitu selama 14 hari.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line tidak pernah mempertanyakan
atas keterlambatan pembayaran PT. Meratus Line terkecuali apabila PT.
Meratus Line sudah terlambat pembayaran cukup lama.
- Saksi benar menerangkan sesuai informasi dari bagian Finance PT. Meratus
Line terkait keterlambatan pembayaran kepada PT. Bahana Line disebabkan
adanya kepada PT. Meratus Line case dan pembayaran harus mendapat
persetujuan dari tim manajemen.
- Saksi benar menerangkan terkait bunker case selanjutnya dilakukan
investigasi oleh tim internal audit PT. Meratus Line dan tidak melibatkan
dari tim bagian pembelian.
- Saksi benar menerangkan guna keperluan internal audit semua dokumen
terkait pembelian BBM yang dimiliki oleh tim pembelian telah diserahkan
kepada tim internal audit.
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Meratus Line dengan jabatan
sebagai kepala pembelian.
- Saksi benar menerangkan terkait permintaan pembelian BBM berawal
adanya permohonan suplay planning bahan bakar sesuai kebutuhan kapan
dari tim operation bunker secara tertulis yang dikirim melalui email
ditujukan kepada tim bagian pembelian.
- Saksi benar menerangkan atas permintaan pembelian BBM dari tim
operation bunker selanjutnya diberikan kepada bagian keuangan guna
mengetahui kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan.
- Saksi benar menerangkan berdasar permintaan pembelian BBM tim bagian
pembelian mencari dan meminta harga-harga dari vendor-vendor yang
sudah bekerjasama baik di kota Surabaya atau di kota Jakarta sesuai tempat
permintaan.
- Saksi benar menerangkan di kota Surabaya vendor-vendor yang
bekerjasama dengan PT. Meratus Line yaitu PT. Bahana Line, PT. Bahana
Ocean Line dan PT. AKR.
- Saksi benar menerangkan setelah mendapat daftar harga dari vendor-
vendor selanjutnya tim pembelian mengirim email daftar harga sesuai
periode kepada tim internal meratus (bagian keuangan, internal audit dan
bagian yang terkait dengan pembelian BBM) dan ditembuskan kepada
management guna mengetahui harga BBM apakah naik atau turun.
- Saksi benar menerangkan bagian keuangan harus mengetahui daftar harga
dari vendor yang dipergunakan untuk pengecekan apabila telah menerima
incvoice.
- Saksi benar menerangkan dari tim operation bunker menetapkan besaran
bbm yang harus di lakukan pengisian.
10
- Saksi benar menerangkan tim pembelian membuat dokumen dan
mengirimkan dokumen EPO (Elektronik Purchase Order) melalui email
kepada PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan dalam pembuatan EPO harus lengkap, misalkan
jenis BBM, nama kapal, kuantity dan lain-lain.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line melakukan pengisian bahan
bakar di kapal meratus dan tim operation bunker membuat BSR (bunker
suplay report) yang ditandatangani tim operation bunker dan pihak kapal
selanjutnya dokumen BSD dikirim kepada tim pembelian.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line dalam dalam menerbitkan
invoice berdasar nomor PO, kemudian invoice dikirim kepada bagian
keuangan PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan untuk pembelian BBM di PT. Bahana Line
membutuhkan waktu tidak sampai satu minggu, mulai dari permintaan
pengisian BBM dari tim operation bunker sampai pengisian BBM ke kapal
PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan dalam perjanjian kerjasama antara PT. Bahana
Line dengan PT. Meratus Line di tandatangani oleh kepala bagian pembelian
dan kepala bagian operation bunker.
- Saksi benar menerangkan untuk saat ini terkait proses pembelian
BBM/kerjasama pembelian BBM harus ditandatangani oleh direktur PT.
Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan terkait perubahan harga tidak berpengaruh pada
perjanjian kerjasama PT. meratus Line dengan PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan setiap dua minggu pemerintah melakukan
perubahan harga BBM.
- Saksi benar menerangkan perubahan harga tidak berpengaruh terhadap
kasus penggelapan BBM.

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA tidak keberatan.

4. Saksi Sdri. KATHARINA ADI WIKIANDARI, S.Pi, menerangkan dibawah sumpah


dalam persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Meratus Line sebagai koordinat AP
(Account Payable).
- Saksi benar menerangkan bagian koordinat AP bertugas menerima invoice
dari suplayer, pengecekan/kebenaran invoice sesuai dengan ketentuan
hingga mendapat persetujuan dari Cash Management untuk dilakukan
pembayaran.
- Saksi benar menerangkan selama ini secara administrasi pembelian BBM
telah sesuai dengan PO, Invoice, faktur pajak, BSR (bunker suplay report) dll.
- Saksi menerangkan baru mengetahui adanya penggelapan bahan bakar
milik PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan kerugian PT. Meratus line kurang lebih sekitar
lima ratus miliar.

11
- Saksi benar menerangkan tidak pernah melakukan pengecekan dilapangan,
sebab telah terdapat BSR (bunker suplay report) yang sudah
tertandatangani.

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA tidak keberatan.

5. Saksi Sdr. IRWAN BAHRUDIN, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan bekerja sebagai bekerja di meratus line sebagai
technical super intendent.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
memonitor operasional kapal, agar kapal berlayar bisa berlayar dengan
layak.
- Saksi benar menerangkan diperintahkan pimpinan yaitu Yudi selaku Shift
Manager, diperintahkan ikut berlayar dari Jakarta ke Surabaya untuk
memastikan perhitungan konsumsi BBM di Kapal Waingapu milik PT.
Meratus Line, pada saat itu saksi tidak mengetahui ada kejadian atau
perkara ini.
- Saksi benar menerangkan melakukan perhitungan konsumsi BBM pada saat
kapal berlayar di laut lepas dari Jakarta ke Surabaya.
- Saksi benar menerangkan melakukan perhitungan dengan melihat tangki
harian dan menghitung konsumsi BBM per-jam : dengan cara diberi garis
pada glass duga dan flow meter setiap jam sampai menemukan penggunaan
konsumsi BBM per-hari, lalu mencatat dengan membuat tabel perhitungan
konsumsi BBM per-jam sampai dengan per-hari.
- Saksi benar menerangkan melakukan perhitungan pada Kapal Waingapu
dengan kecepatan kapal 10 Knot, dengan kondisi cuaca yang baik.
- Saksi benar menerangkan menemukan adanya perbedaan penggunaan
konsumi BBM perhitungan saksi lebih kecil dengan laporan yang dilaporkan.
- Saksi benar menerangkan menghitung penggunaan BBM kapal Waingapu
rata – rata perjam adalah 9.600 L, dan laporan penggunaan BBM kapal yang
dilaporkan 10.080 L sehingga ada selisih sekitar 400 L per-hari.
- Saksi benar menerangkan sebagai super intendet mengawasi 3 kapal
Meratus yaitu Kapal Meratus Borneo, Kapal Meratus Barito , dan Kapal
Meratus Waingapu.
- Saksi benar menerangkan hanya pernah menghitung 1 (satu) kali saja
penggunaan BBM, yaitu ikut berlayar dengan Kapal Waingapu.
- Saksi benar menerangkan tidak kenal dengan Sdr. Sugeng Gunadi dkk.
- Saksi benar menerangkan kondisi cuaca, ombak, arus, dan muatan kapal
pada saat berlayar sangat berpengaruh terhadap konsumsi BBM kapal.
- Saksi benar menerangkan perbedaan hasil penemuan konsumsi BBM
dengan hasil laporan BBM yang dilakukan oleh KKM tidak terlalu signifikan.
- Saksi benar menerangkan jenis BBM Kapal Waingapu pada saat itu tipe HSD,
dan di Meratus yang melakukan pengisian adalah bungker officer.
- Saksi benar menerangkan tidak mengenal bungker officer secara personal
karena beda divisi.

12
- Saksi benar menerangkan hubungan antara bungker officer dan KKM adalah
terkait pengisian BBM kapal.
- Saksi benar menerangkan tugasnya sebagai super intendent adalah
memastikan perijinan kapal, dan sertifikat – sertifikat kapal lengkap.
- Saksi benar menerangkan yang menjabat sebagai Shift Manager adalah Sdr.
Yudi Purnama, dan General Manager adalah Sdr. Sutak.
- Saksi benar menerangkan pengawasan secara fisik kapal adalah terkait
warna kapal, pengecekan kapal sekoci, pengecekan navigasi-navigasi kapal.
- Saksi benar menerangkan tidak tahu / tidak pernah mengetahui proses
bungker / pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan pada saat ikut berlayar dari Jakarta ke Surabaya
proses pengisian BBM kapal dilakukan di Jakarta.
- Saksi benar menerangkan perjalanan berlayar dari Jakarta ke Surabaya
kurang lebih 30 Jam.

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA tidak keberatan.


6. Saksi Sdr. ARYO DANU SAPUTRO, menerangkan dibawah sumpah dalam
persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan diperintahkan atasan Shift Manager,
diperintahkan ikut berlayar dari Jakarta ke Surabaya untuk memastikan
perhitungan konsumsi BBM di Kapal Waigeo milik PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan memfokuskan perhitungan konsumsi BBM kapal
pada main engine, yaitu menghitung.
- Saksi benar menerangkan pada Kapal Waigeo ada beberapa tangki, dan
saksi memfokuskan perhitungan pada tangki harian.
- Saksi benar menerangkan di kapal waigeo ada 2 tangki, disebelah kiri ada
10.000 KL dan sebelah 11.000 KL saksi yakin jika 2 (dua) tangki tersebut diisi
maka perjalanan berlayar dari Jakarta dan Surabay tidak akan habis.
- Saksi benar menerangkan hanya 2 (dua) tangki harian saja yang terpakai
dengan cara semua tangki yang ada di double bottom maka breaker / main
swift board saksi matikan agar minyak tidak tertransfer ke tangki lain.
- Saksi benar menerangkan dari hasil investigasi perhitungan rata-rata
konsumsi BBM Kapal Waigeo adalah 9.500 L – 9.600 L per-hari.
- Saksi benar menerangkan ada perbedaan antara hasil perhitungan saksi
dengan laporan penggunaan BBM kapal sebelumnya dengan selisih rata-
rata 500 L – 600 L per-hari.
- Saksi benar menerangkan yang bertanggung jawab terhadap laporan
penggunaan BBM kapal adalah masinis 3, laporan pada logbook masinis 3
bertugas melaporkan penggunaan bahan bakar dan laporan tersebut
diparaf atau diketahui oleh KKM.
- Saksi benar menerangkan hasil dari laporan perhitungan saksi diberikan
kepada Shift Manager.
- Saksi benar menerangkan menempuh perjalanan berlayar dari Jakarta ke
Surabaya selama 30 jam.
- Saksi benar menerangkan bahwa terhadap perkara ini yang dirugikan
adalah PT. MERATUS LINE.

13
- Saksi benar menerangkan hanya 1 (satu) kali melakukan investigasi
penggunaan konsumsi BBM Kapal Waigeo.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan penghitungan konsumsi
BBM kapal diketahui oleh KKM Kapal Waigeo pada saat itu.
- Saksi benar menerangkan Kapal Waigeo dan Kapal Waingpu adalah jenis
kapal yang sama.
- Saksi benar menerangkan yang membuat laporan penggunaan BBM kapal
masinis 3 dan yang bertanggung jawab adalah KKM dan diketahui oleh
Nahkoda laporan tersebut diberikan kepada bagian operation.
- Saksi benar menerangkan tidak kenal dengan Sdr. Sugeng Gunadi dkk
- Saksi benar menerangkan tidak pernah menanyakan kepada KKM terkait
perbedaan konsumi BBM hasil laporan temuan saksi dengan laporan BBM
oleh KKM.
- Saksi benar menerangkan terkait laporan penggunaan BBM kapal yang
dibuat oleh KKM, KKM tetap melaporkan sisa penggunaan BBM kapal
setelah selesai berlayar.
- Saksi benar menerangkan di dalam laporan log book yang dibuat oleh KKM
terkait penggunan BBM kapal ada laporan penggunaan BBM kapal yang
sama atau pun lebih kecil dengan hasil perhitungan BBM kapal yang
dilakukan oleh saksi.
- Saksi benar menerangkan didalam log book / laporan penggunaan konsumi
BBM yang dilaporkan oleh KKM penggunaan kapal rata-rata 8.300 L per-
hari, lebih kecil dari hasil penemuan saksi.

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA tidak keberatan.

7. Saksi Sdr. ALMA YULIVAN BAWANI, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di bagian Operasional On Boat (OOB) atau
Juragan Kapal di PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line sejak tahun
2012.
- Saksi benar menerangkan sebelum bekerja di bagian Operasional On Boat
(OOB) atau Juragan Kapal Saksi bekerja di bagian Teknik Kelistrikan sejak
tahun 2007 sampai tahun 2012.
- Saksi benar menerangkan tidak memiliki keahlian khusus di bidang Kelautan
atau Secara Spesifik bagian Bunker dan tidak pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan khusus.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
Mengawasi pelaksanaan bunker BBM kepada kapal customer, Melakukan
sounding kapal kargo PT Bahana Line terkait dengan stok ketersediaan awal
BBM, Ikut bersama kapal kargo Ketika terjadi proses supply/pengisian BBM
kepada kapal customer, Melakukan sounding kapal kargo bersama dengan
kru kapal yang akan di supply untuk mengetahui kadar air dalam BBM yang
akan di supply tersebut, Melakukan sounding BBM sebelum dilakukan
bunker/supply dam dan setelah selesai dilakukan bunker/supply,
Melakukan pengawasan terhadap proses supply BBM, Mengambil sample
BBM, Mengisi Form Receipt For Bunker (RFB) yang telah disediakan sesuai
14
dengan minyak yang di supply dan menandatangani RFB bersama dengan
kapten kapal dan KKM kapal yang di supply.
- Saksi benar menerangkan Susunan manajemen di bagian Operasional PT
Bahana Line antara lain DWI HANDOKO sebagai Manager Operasional,
MOH. HALIK sebagai supervisor Operasional, DAVID dan DODIK sebagai staf
Operasional, SUKARDI sebagai pengawas Operasional khusus untuk supply
BBM kepada kapal PT Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI khusus mengawasi para Juragan
pada waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja sejak pertengahan 2021
sampai Januari 2022 dan sebelum tahun tersebut tidak ada pengawasan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja berdasarkan perintah dari
Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf Operasional PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui adanya surat tugas secara resmi
dari PT. Bahana Line terkait Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan tidak ada petugas / pegawai khusus yang
mengawasi OOB / Juragan Kapal dari PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM menggunakan alat
berupa Pompa permanen yang berada di Kapal Tongkang milik Bahana dan
Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus Line yang terkoneksi dengan
Laptop dari Bunker Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan prosedur bunker yang dilakukan ke kapal milik PT.
Meratus Line dengan cara sebagai berikut :
 Saksi mendapat perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line untuk
melaksanakan bunker / Supply BBM ke Kapal Meratus terkait tempat,
hari dan jumlah BBM yang akan di supply.
 Sebelum melakukan pengisian BBM saksi melakukan sounding
menggunakan Rool Sounding di kapal Petro Ocean milik Bahana yang
memiliki 6 (enam) tangki yaitu 2 (dua) tangki berisi BBM jenis HSD dam 4
(empat) tangki berisi BBM jenis MFO, Apabila stok BBM yang ada dikapal
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line mencukupi maka Saksi
langsung berangkat ke tempat yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak
mencukupi saksi akan mengisi terlebih dahulu ke Depo Pertamina yang
berlokasi di Perak Surabaya.
 Saksi berangkat menuju lokasi yang ditentukan untuk pengisian BBM
milik PT. Meratus Line, sebelum melakukan pengisian BBM saksi
bersama-sama dengan Crew Kapal PT. Meratus Line melakukan sounding
untuk mengetahui volume BBM yang akan di Supply beserta kadar air
BBM.
 Setelah itu kemudian Pipa Out yang terhubung dengan Flowmeter PT.
Bahana dipasang menuju selang In di Massflowmeter milik PT. Meratus
Line dan pipa Out (keluar) dari Massflowmeter PT. Meratus Line
mengarah ke Kapal PT. Meratus Line yang dipasang oleh Sdr. SUKARDI
atau Saksi dengan dibantu oleh Crew kapal PT. Meratus Line, sedangkan
untuk selang out yang mengarah ke dalam tangki kapal PT. Meratus Line
15
dipasang oleh Crew Kapal PT. Meratus Line dengan dibantu oleh Crew
Kapal PT. Bahana Line.
 Setelah semua selang terpasang kemudian petugas bunker dari PT.
Meratus Line mengkonekkan system yang ada di laptop Bunker Officer
(BO) dengan Massflowmeter lalu membawa laptop tersebut ke Kapal PT.
Bahana dan setelah semuanya siap, setelah ada aba-aba dari petugas PT.
Meratus Line selanjutnya dilakukan pengisian BBM.
 Setelah Proses pengisian Bunker hampir selesai kemudian OOB PT.
Bahana memberikan kode kepada bagian mesin PT. Bahana untuk segera
menghentikan pompa agar BBM tidak lagi mengalir.
 Saksi segera membuat Receipt For Bunker (RFB) berdasarkan data PO dan
dalam Massflowmeter kemudian menandatangani Receipt For Bunker
(RFB) Bersama-sama dengan Nakhoda Kapal PT. Bahana dan KKM Kapal
Meratus.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan pengisian BBM tidak pernah
ada masalah pada selang pengisian, masalah yang terjadi seperti rembesan-
rembesan kecil dapat segera diselesaikan dalam waktu yang singkat
sehingga tidak mengganggu proses Bunker ke Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan setelah selesai proses Bunker saksi melaporkan
pekerjaan kepada Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK terkait sisa BBM yang ada di
Kapal Bahana secara lisan dan tanpa menunjukkan dokumen apapun.
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus selalu
dikalibrasi setiap tahun.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line
menjual BBM Jenis HSD dan MFO ke PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Receipt For Bunker (RFB) dibuat dengan
menggunakan mesin ketik dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI bertugas mengawasi Saksi pada
saat Supply BBM sejak pertengahan 2021.
- Saksi benar menerangkan pada saat Proses Bunker berjalan setengah dari
pesanan, Saksi disuruh masuk ke dalam ruangan Kapal untuk membuat
Receipt For Bunker (RFB), dan setelah selesai membuat Receipt For Bunker
(RFB) proses Bunker sudah selesai dan semua selang-selang telah dicabut.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang berada diluar
ruangan pada saat saksi sedang membuat Receipt For Bunker (RFB).
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang telah
melepaskan selang-selang pada saat proses bunker.
- Saksi benar menerangkan flowrate (waktu yang diperlukan dalam pengisian
BBM) saat proses Bunker yaitu 60 KL per 1 Jam, bila proses bunker sebanyak
100 KL maka waktu yang diperlukan sekitar 1,5 Jam.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses Bunker, Sdr. SUKARDI yang
mengawasi selang pengisian.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi melihat Sdr.
SUKARDI dan Sdr. EDI SETYAWAN selalu bertemu dan berkoordinasi tetapi
saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan.

16
- Saksi benar menerangkan disuruh tunduk dan mengikuti segala perintah
Sdr. SUKARDI atas perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi berada di Dek
Kapal Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah ada masalah pada saat pembaruan
kontrak Kerjasama antara Meratus dan Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak mungkin terjadi perpindahan selang dari
kapal Meratus ke Bahana pada saat pengisian BBM / proses bunker karena
akan menyebabkan tumpahan BBM yang banyak ke laut.
- Saksi benar menerangkan telah melakukan proses Bunker sesuai dengan
Standar Operasional and Prosedure (SOP) yang berlaku di Bahana.
- Saksi benar menerangkan mengetahui Sdr. HENDRO SUSENO adalah
direktur PT. Bahana Line dan Sdr. RATNO TUHUTERU adalah direktur PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa HERLIANTO :
- Pemasangan selang dari bunker station Kapal Tongkang Bahana ke MFM PT.
Meratus semua yang melakukan adalah crew kapal Tongkang dari PT.
Bahana, bukan crew dari PT. Meratus.
- Terjadi perpindahan selang selama pengisian BBM dari Kapal Meratus ke
Kapal Tongkang Bahana SANGAT MEMUNGKINKAN dan tidak akan terjadi
terceceran minyak ke laut yaitu dilakukan dengan cara pompa pengalir BBM
yang berada di Tongkang Bahana dihentikan (di Stop) / di sumbat kemudian
BBM akan berhenti mengalir, tetapi Massflowmeter (MFM) milik PT.
Meratus tidak mati hanya menunjukkan angka 0000 kemudian setelah
selang BBM dimasukkan ke dalam kapal tongkang bahana maka pompa
pengalir BBM akan dihidupkan kembali dan Massflowmeter (MFM) PT.
Meratus akan hidup kembali serta berjalan sampai sesuai PO.

8. Saksi Sdr. MOCH. LOSO BIN KHOLIK, menerangkan dibawah sumpah dalam
persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di bagian Operasional On Boat (OOB) atau
Juragan Kapal di PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line sejak tahun
2013.
- Saksi benar menerangkan tidak memiliki keahlian khusus di bidang Kelautan
atau Secara Spesifik bagian Bunker dan tidak pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan khusus.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
Mengawasi pelaksanaan bunker BBM kepada kapal customer, Melakukan
sounding kapal kargo PT Bahana Line terkait dengan stok ketersediaan awal
BBM, Ikut bersama kapal kargo Ketika terjadi proses supply/pengisian BBM
kepada kapal customer, Melakukan sounding kapal kargo bersama dengan
kru kapal yang akan di supply untuk mengetahui kadar air dalam BBM yang
akan di supply tersebut, Melakukan sounding BBM sebelum dilakukan
17
bunker/supply dam dan setelah selesai dilakukan bunker/supply,
Melakukan pengawasan terhadap proses supply BBM, Mengambil sample
BBM, Mengisi Form Receipt For Bunker (RFB) yang telah disediakan sesuai
dengan minyak yang di supply dan menandatangani RFB bersama dengan
kapten kapal dan KKM kapal yang di supply.
- Saksi benar menerangkan Susunan manajemen di bagian Operasional PT
Bahana Line antara lain DWI HANDOKO sebagai Manager Operasional,
MOH. HALIK sebagai supervisor Operasional, DAVID dan DODIK sebagai staf
Operasional, SUKARDI sebagai pengawas Operasional khusus untuk supply
BBM kepada kapal PT Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI khusus mengawasi para Juragan
pada waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja sejak pertengahan 2021
sampai Januari 2022 dan sebelum tahun tersebut tidak ada pengawasan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja berdasarkan perintah dari
Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf Operasional PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui adanya surat tugas secara resmi
dari PT. Bahana Line terkait Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan tidak ada petugas / pegawai khusus yang
mengawasi OOB / Juragan Kapal dari PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM menggunakan alat
berupa Pompa permanen yang berada di Kapal Tongkang milik Bahana dan
Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus Line yang terkoneksi dengan
Laptop dari Bunker Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan prosedur bunker yang dilakukan ke kapal milik PT.
Meratus Line dengan cara sebagai berikut :
 Saksi mendapat perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line untuk
melaksanakan bunker / Supply BBM ke Kapal Meratus terkait tempat,
hari dan jumlah BBM yang akan di supply.
 Sebelum melakukan pengisian BBM saksi melakukan sounding
menggunakan Rool Sounding di kapal Petro Ocean milik Bahana yang
memiliki 6 (enam) tangki yaitu 2 (dua) tangki berisi BBM jenis HSD dam 4
(empat) tangki berisi BBM jenis MFO, Apabila stok BBM yang ada dikapal
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line mencukupi maka Saksi
langsung berangkat ke tempat yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak
mencukupi saksi akan mengisi terlebih dahulu ke Depo Pertamina yang
berlokasi di Perak Surabaya.
 Saksi berangkat menuju lokasi yang ditentukan untuk pengisian BBM
milik PT. Meratus Line, sebelum melakukan pengisian BBM saksi
bersama-sama dengan Crew Kapal PT. Meratus Line melakukan sounding
untuk mengetahui volume BBM yang akan di Supply beserta kadar air
BBM.
 Setelah itu kemudian Pipa Out yang terhubung dengan Flowmeter PT.
Bahana dipasang menuju selang In di Massflowmeter milik PT. Meratus
Line dan pipa Out (keluar) dari Massflowmeter PT. Meratus Line
18
mengarah ke Kapal PT. Meratus Line yang dipasang oleh Sdr. SUKARDI
atau Saksi dengan dibantu oleh Crew kapal PT. Meratus Line, sedangkan
untuk selang out yang mengarah ke dalam tangki kapal PT. Meratus Line
dipasang oleh Crew Kapal PT. Meratus Line dengan dibantu oleh Crew
Kapal PT. Bahana Line.
 Setelah semua selang terpasang kemudian petugas bunker dari PT.
Meratus Line mengkonekkan system yang ada di laptop Bunker Officer
(BO) dengan Massflowmeter lalu membawa laptop tersebut ke Kapal PT.
Bahana dan setelah semuanya siap, setelah ada aba-aba dari petugas PT.
Meratus Line selanjutnya dilakukan pengisian BBM.
 Setelah Proses pengisian Bunker hampir selesai kemudian OOB PT.
Bahana memberikan kode kepada bagian mesin PT. Bahana untuk segera
menghentikan pompa agar BBM tidak lagi mengalir.
 Saksi segera membuat Receipt For Bunker (RFB) berdasarkan data PO dan
dalam Massflowmeter kemudian menandatangani Receipt For Bunker
(RFB) Bersama-sama dengan Nakhoda Kapal PT. Bahana dan KKM Kapal
Meratus.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan pengisian BBM tidak pernah
ada masalah pada selang pengisian, masalah yang terjadi seperti rembesan-
rembesan kecil dapat segera diselesaikan dalam waktu yang singkat
sehingga tidak mengganggu proses Bunker ke Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan setelah selesai proses Bunker saksi melaporkan
pekerjaan kepada Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK terkait sisa BBM yang ada di
Kapal Bahana secara lisan dan tanpa menunjukkan dokumen apapun.
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus selalu
dikalibrasi setiap tahun.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line
menjual BBM Jenis HSD dan MFO ke PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Receipt For Bunker (RFB) dibuat dengan
menggunakan mesin ketik dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI bertugas mengawasi Saksi pada
saat Supply BBM sejak pertengahan 2021.
- Saksi benar menerangkan pada saat Proses Bunker berjalan setengah dari
pesanan, Saksi disuruh masuk ke dalam ruangan Kapal untuk membuat
Receipt For Bunker (RFB), dan setelah selesai membuat Receipt For Bunker
(RFB) proses Bunker sudah selesai dan semua selang-selang telah dicabut.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang berada diluar
ruangan pada saat saksi sedang membuat Receipt For Bunker (RFB).
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang telah
melepaskan selang-selang pada saat proses bunker.
- Saksi benar menerangkan flowrate (waktu yang diperlukan dalam pengisian
BBM) saat proses Bunker yaitu 60 KL per 1 Jam, bila proses bunker sebanyak
100 KL maka waktu yang diperlukan sekitar 1,5 Jam.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses Bunker, Sdr. SUKARDI yang
mengawasi selang pengisian.

19
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi melihat Sdr.
SUKARDI dan Sdr. EDI SETYAWAN selalu bertemu dan berkoordinasi tetapi
saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan.
- Saksi benar menerangkan disuruh tunduk dan mengikuti segala perintah
Sdr. SUKARDI atas perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi berada di Dek
Kapal Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah ada masalah pada saat pembaruan
kontrak Kerjasama antara Meratus dan Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak mungkin terjadi perpindahan selang dari
kapal Meratus ke Bahana pada saat pengisian BBM / proses bunker karena
akan menyebabkan tumpahan BBM yang banyak ke laut.
- Saksi benar menerangkan telah melakukan proses Bunker sesuai dengan
Standar Operasional and Prosedure (SOP) yang berlaku di Bahana.
- Saksi benar menerangkan mengetahui Sdr. HENDRO SUSENO adalah
direktur PT. Bahana Line dan Sdr. RATNO TUHUTERU adalah direktur PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa HERLIANTO :
- Pemasangan selang dari bunker station Kapal Tongkang Bahana ke MFM PT.
Meratus semua yang melakukan adalah crew kapal Tongkang dari PT.
Bahana, bukan crew dari PT. Meratus.
- Terjadi perpindahan selang selama pengisian BBM dari Kapal Meratus ke
Kapal Tongkang Bahana SANGAT MEMUNGKINKAN dan tidak akan terjadi
terceceran minyak ke laut yaitu dilakukan dengan cara pompa pengalir BBM
yang berada di Tongkang Bahana dihentikan (di Stop) / di sumbat kemudian
BBM akan berhenti mengalir, tetapi Massflowmeter (MFM) milik PT.
Meratus tidak mati hanya menunjukkan angka 0000 kemudian setelah
selang BBM dimasukkan ke dalam kapal tongkang bahana maka pompa
pengalir BBM akan dihidupkan kembali dan Massflowmeter (MFM) PT.
Meratus akan hidup kembali serta berjalan sampai sesuai PO.

9. Saksi Sdr. EKO SUWANTO BIN YANTO, menerangkan dibawah sumpah dalam
persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di bagian Operasional On Boat (OOB) atau
Juragan Kapal di PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line sejak tahun
2014.
- Saksi benar menerangkan sebelum bekerja di bagian Operasional On Boat
(OOB) atau Juragan Kapal Saksi bekerja di bagian Koky di Kapal Pamoradan
milik PT. Bahana Line sejak tahun 2012.
- Saksi benar menerangkan tidak memiliki keahlian khusus di bidang Kelautan
atau Secara Spesifik bagian Bunker dan tidak pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan khusus.

20
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
Mengawasi pelaksanaan bunker BBM kepada kapal customer, Melakukan
sounding kapal kargo PT Bahana Line terkait dengan stok ketersediaan awal
BBM, Ikut bersama kapal kargo Ketika terjadi proses supply/pengisian BBM
kepada kapal customer, Melakukan sounding kapal kargo bersama dengan
kru kapal yang akan di supply untuk mengetahui kadar air dalam BBM yang
akan di supply tersebut, Melakukan sounding BBM sebelum dilakukan
bunker/supply dam dan setelah selesai dilakukan bunker/supply,
Melakukan pengawasan terhadap proses supply BBM, Mengambil sample
BBM, Mengisi Form Receipt For Bunker (RFB) yang telah disediakan sesuai
dengan minyak yang di supply dan menandatangani RFB bersama dengan
kapten kapal dan KKM kapal yang di supply.
- Saksi benar menerangkan Susunan manajemen di bagian Operasional PT
Bahana Line antara lain DWI HANDOKO sebagai Manager Operasional,
MOH. HALIK sebagai supervisor Operasional, DAVID dan DODIK sebagai staf
Operasional, SUKARDI sebagai pengawas Operasional khusus untuk supply
BBM kepada kapal PT Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI khusus mengawasi para Juragan
pada waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja sejak pertengahan 2021
sampai Januari 2022 dan sebelum tahun tersebut tidak ada pengawasan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja berdasarkan perintah dari
Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf Operasional PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui adanya surat tugas secara resmi
dari PT. Bahana Line terkait Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan tidak ada petugas / pegawai khusus yang
mengawasi OOB / Juragan Kapal dari PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM menggunakan alat
berupa Pompa permanen yang berada di Kapal Tongkang milik Bahana dan
Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus Line yang terkoneksi dengan
Laptop dari Bunker Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan prosedur bunker yang dilakukan ke kapal milik PT.
Meratus Line dengan cara sebagai berikut :
 Saksi mendapat perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line untuk
melaksanakan bunker / Supply BBM ke Kapal Meratus terkait tempat,
hari dan jumlah BBM yang akan di supply.
 Sebelum melakukan pengisian BBM saksi melakukan sounding
menggunakan Rool Sounding di kapal Petro Ocean milik Bahana yang
memiliki 6 (enam) tangki yaitu 2 (dua) tangki berisi BBM jenis HSD dam 4
(empat) tangki berisi BBM jenis MFO, Apabila stok BBM yang ada dikapal
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line mencukupi maka Saksi
langsung berangkat ke tempat yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak
mencukupi saksi akan mengisi terlebih dahulu ke Depo Pertamina yang
berlokasi di Perak Surabaya.

21
 Saksi berangkat menuju lokasi yang ditentukan untuk pengisian BBM
milik PT. Meratus Line, sebelum melakukan pengisian BBM saksi
bersama-sama dengan Crew Kapal PT. Meratus Line melakukan sounding
untuk mengetahui volume BBM yang akan di Supply beserta kadar air
BBM.
 Setelah itu kemudian Pipa Out yang terhubung dengan Flowmeter PT.
Bahana dipasang menuju selang In di Massflowmeter milik PT. Meratus
Line dan pipa Out (keluar) dari Massflowmeter PT. Meratus Line
mengarah ke Kapal PT. Meratus Line yang dipasang oleh Sdr. SUKARDI
atau Saksi dengan dibantu oleh Crew kapal PT. Meratus Line, sedangkan
untuk selang out yang mengarah ke dalam tangki kapal PT. Meratus Line
dipasang oleh Crew Kapal PT. Meratus Line dengan dibantu oleh Crew
Kapal PT. Bahana Line.
 Setelah semua selang terpasang kemudian petugas bunker dari PT.
Meratus Line mengkonekkan system yang ada di laptop Bunker Officer
(BO) dengan Massflowmeter lalu membawa laptop tersebut ke Kapal PT.
Bahana dan setelah semuanya siap, setelah ada aba-aba dari petugas PT.
Meratus Line selanjutnya dilakukan pengisian BBM.
 Setelah Proses pengisian Bunker hampir selesai kemudian OOB PT.
Bahana memberikan kode kepada bagian mesin PT. Bahana untuk segera
menghentikan pompa agar BBM tidak lagi mengalir.
 Saksi segera membuat Receipt For Bunker (RFB) berdasarkan data PO dan
dalam Massflowmeter kemudian menandatangani Receipt For Bunker
(RFB) Bersama-sama dengan Nakhoda Kapal PT. Bahana dan KKM Kapal
Meratus.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan pengisian BBM tidak pernah
ada masalah pada selang pengisian, masalah yang terjadi seperti rembesan-
rembesan kecil dapat segera diselesaikan dalam waktu yang singkat
sehingga tidak mengganggu proses Bunker ke Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan setelah selesai proses Bunker saksi melaporkan
pekerjaan kepada Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK terkait sisa BBM yang ada di
Kapal Bahana secara lisan dan tanpa menunjukkan dokumen apapun.
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus selalu
dikalibrasi setiap tahun.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line
menjual BBM Jenis HSD dan MFO ke PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Receipt For Bunker (RFB) dibuat dengan
menggunakan mesin ketik dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI bertugas mengawasi Saksi pada
saat Supply BBM sejak pertengahan 2021.
- Saksi benar menerangkan pada saat Proses Bunker berjalan setengah dari
pesanan, Saksi disuruh masuk ke dalam ruangan Kapal untuk membuat
Receipt For Bunker (RFB), dan setelah selesai membuat Receipt For Bunker
(RFB) proses Bunker sudah selesai dan semua selang-selang telah dicabut.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang berada diluar
ruangan pada saat saksi sedang membuat Receipt For Bunker (RFB).

22
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang telah
melepaskan selang-selang pada saat proses bunker.
- Saksi benar menerangkan flowrate (waktu yang diperlukan dalam pengisian
BBM) saat proses Bunker yaitu 60 KL per 1 Jam, bila proses bunker sebanyak
100 KL maka waktu yang diperlukan sekitar 1,5 Jam.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses Bunker, Sdr. SUKARDI yang
mengawasi selang pengisian.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi melihat Sdr.
SUKARDI dan Sdr. EDI SETYAWAN selalu bertemu dan berkoordinasi tetapi
saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan.
- Saksi benar menerangkan disuruh tunduk dan mengikuti segala perintah
Sdr. SUKARDI atas perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi berada di Dek
Kapal Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah ada masalah pada saat pembaruan
kontrak Kerjasama antara Meratus dan Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak mungkin terjadi perpindahan selang dari
kapal Meratus ke Bahana pada saat pengisian BBM / proses bunker karena
akan menyebabkan tumpahan BBM yang banyak ke laut.
- Saksi benar menerangkan telah melakukan proses Bunker sesuai dengan
Standar Operasional and Prosedure (SOP) yang berlaku di Bahana.
- Saksi benar menerangkan mengetahui Sdr. HENDRO SUSENO adalah
direktur PT. Bahana Line dan Sdr. RATNO TUHUTERU adalah direktur PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa HERLIANTO :
- Pemasangan selang dari bunker station Kapal Tongkang Bahana ke MFM PT.
Meratus semua yang melakukan adalah crew kapal Tongkang dari PT.
Bahana, bukan crew dari PT. Meratus.
- Terjadi perpindahan selang selama pengisian BBM dari Kapal Meratus ke
Kapal Tongkang Bahana SANGAT MEMUNGKINKAN dan tidak akan terjadi
terceceran minyak ke laut yaitu dilakukan dengan cara pompa pengalir BBM
yang berada di Tongkang Bahana dihentikan (di Stop) / di sumbat kemudian
BBM akan berhenti mengalir, tetapi Massflowmeter (MFM) milik PT.
Meratus tidak mati hanya menunjukkan angka 0000 kemudian setelah
selang BBM dimasukkan ke dalam kapal tongkang bahana maka pompa
pengalir BBM akan dihidupkan kembali dan Massflowmeter (MFM) PT.
Meratus akan hidup kembali serta berjalan sampai sesuai PO.

10.Saksi Sdr. BAMBANG SISWANTO, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di bagian Operasional On Boat (OOB) atau
Juragan Kapal di PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line sejak tahun
2013.
23
- Saksi benar menerangkan tidak memiliki keahlian khusus di bidang Kelautan
atau Secara Spesifik bagian Bunker dan tidak pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan khusus.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
Mengawasi pelaksanaan bunker BBM kepada kapal customer, Melakukan
sounding kapal kargo PT Bahana Line terkait dengan stok ketersediaan awal
BBM, Ikut bersama kapal kargo Ketika terjadi proses supply/pengisian BBM
kepada kapal customer, Melakukan sounding kapal kargo bersama dengan
kru kapal yang akan di supply untuk mengetahui kadar air dalam BBM yang
akan di supply tersebut, Melakukan sounding BBM sebelum dilakukan
bunker/supply dam dan setelah selesai dilakukan bunker/supply,
Melakukan pengawasan terhadap proses supply BBM, Mengambil sample
BBM, Mengisi Form Receipt For Bunker (RFB) yang telah disediakan sesuai
dengan minyak yang di supply dan menandatangani RFB bersama dengan
kapten kapal dan KKM kapal yang di supply.
- Saksi benar menerangkan Susunan manajemen di bagian Operasional PT
Bahana Line antara lain DWI HANDOKO sebagai Manager Operasional,
MOH. HALIK sebagai supervisor Operasional, DAVID dan DODIK sebagai staf
Operasional, SUKARDI sebagai pengawas Operasional khusus untuk supply
BBM kepada kapal PT Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI khusus mengawasi para Juragan
pada waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja sejak pertengahan 2021
sampai Januari 2022 dan sebelum tahun tersebut tidak ada pengawasan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja berdasarkan perintah dari
Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf Operasional PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui adanya surat tugas secara resmi
dari PT. Bahana Line terkait Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan tidak ada petugas / pegawai khusus yang
mengawasi OOB / Juragan Kapal dari PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM menggunakan alat
berupa Pompa permanen yang berada di Kapal Tongkang milik Bahana dan
Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus Line yang terkoneksi dengan
Laptop dari Bunker Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan prosedur bunker yang dilakukan ke kapal milik PT.
Meratus Line dengan cara sebagai berikut :
 Saksi mendapat perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line untuk
melaksanakan bunker / Supply BBM ke Kapal Meratus terkait tempat,
hari dan jumlah BBM yang akan di supply.
 Sebelum melakukan pengisian BBM saksi melakukan sounding
menggunakan Rool Sounding di kapal Petro Ocean milik Bahana yang
memiliki 6 (enam) tangki yaitu 2 (dua) tangki berisi BBM jenis HSD dam 4
(empat) tangki berisi BBM jenis MFO, Apabila stok BBM yang ada dikapal
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line mencukupi maka Saksi
langsung berangkat ke tempat yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak
24
mencukupi saksi akan mengisi terlebih dahulu ke Depo Pertamina yang
berlokasi di Perak Surabaya.
 Saksi berangkat menuju lokasi yang ditentukan untuk pengisian BBM
milik PT. Meratus Line, sebelum melakukan pengisian BBM saksi
bersama-sama dengan Crew Kapal PT. Meratus Line melakukan sounding
untuk mengetahui volume BBM yang akan di Supply beserta kadar air
BBM.
 Setelah itu kemudian Pipa Out yang terhubung dengan Flowmeter PT.
Bahana dipasang menuju selang In di Massflowmeter milik PT. Meratus
Line dan pipa Out (keluar) dari Massflowmeter PT. Meratus Line
mengarah ke Kapal PT. Meratus Line yang dipasang oleh Sdr. SUKARDI
atau Saksi dengan dibantu oleh Crew kapal PT. Meratus Line, sedangkan
untuk selang out yang mengarah ke dalam tangki kapal PT. Meratus Line
dipasang oleh Crew Kapal PT. Meratus Line dengan dibantu oleh Crew
Kapal PT. Bahana Line.
 Setelah semua selang terpasang kemudian petugas bunker dari PT.
Meratus Line mengkonekkan system yang ada di laptop Bunker Officer
(BO) dengan Massflowmeter lalu membawa laptop tersebut ke Kapal PT.
Bahana dan setelah semuanya siap, setelah ada aba-aba dari petugas PT.
Meratus Line selanjutnya dilakukan pengisian BBM.
 Setelah Proses pengisian Bunker hampir selesai kemudian OOB PT.
Bahana memberikan kode kepada bagian mesin PT. Bahana untuk segera
menghentikan pompa agar BBM tidak lagi mengalir.
 Saksi segera membuat Receipt For Bunker (RFB) berdasarkan data PO dan
dalam Massflowmeter kemudian menandatangani Receipt For Bunker
(RFB) Bersama-sama dengan Nakhoda Kapal PT. Bahana dan KKM Kapal
Meratus.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan pengisian BBM tidak pernah
ada masalah pada selang pengisian, masalah yang terjadi seperti rembesan-
rembesan kecil dapat segera diselesaikan dalam waktu yang singkat
sehingga tidak mengganggu proses Bunker ke Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan setelah selesai proses Bunker saksi melaporkan
pekerjaan kepada Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK terkait sisa BBM yang ada di
Kapal Bahana secara lisan dan tanpa menunjukkan dokumen apapun.
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus selalu
dikalibrasi setiap tahun.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line
menjual BBM Jenis HSD dan MFO ke PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Receipt For Bunker (RFB) dibuat dengan
menggunakan mesin ketik dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI bertugas mengawasi Saksi pada
saat Supply BBM sejak pertengahan 2021.
- Saksi benar menerangkan pada saat Proses Bunker berjalan setengah dari
pesanan, Saksi disuruh masuk ke dalam ruangan Kapal untuk membuat
Receipt For Bunker (RFB), dan setelah selesai membuat Receipt For Bunker
(RFB) proses Bunker sudah selesai dan semua selang-selang telah dicabut.

25
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang berada diluar
ruangan pada saat saksi sedang membuat Receipt For Bunker (RFB).
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang telah
melepaskan selang-selang pada saat proses bunker.
- Saksi benar menerangkan flowrate (waktu yang diperlukan dalam pengisian
BBM) saat proses Bunker yaitu 60 KL per 1 Jam, bila proses bunker sebanyak
100 KL maka waktu yang diperlukan sekitar 1,5 Jam.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses Bunker, Sdr. SUKARDI yang
mengawasi selang pengisian.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi melihat Sdr.
SUKARDI dan Sdr. EDI SETYAWAN selalu bertemu dan berkoordinasi tetapi
saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan.
- Saksi benar menerangkan disuruh tunduk dan mengikuti segala perintah
Sdr. SUKARDI atas perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi berada di Dek
Kapal Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak mungkin terjadi perpindahan selang dari
kapal Meratus ke Bahana pada saat pengisian BBM / proses bunker karena
akan menyebabkan tumpahan BBM yang banyak ke laut.
- Saksi benar menerangkan telah melakukan proses Bunker sesuai dengan
Standar Operasional and Prosedure (SOP) yang berlaku di Bahana.
- Saksi benar menerangkan mengetahui Sdr. HENDRO SUSENO adalah
direktur PT. Bahana Line dan Sdr. RATNO TUHUTERU adalah direktur PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa HERLIANTO :
- Pemasangan selang dari bunker station Kapal Tongkang Bahana ke MFM PT.
Meratus semua yang melakukan adalah crew kapal Tongkang dari PT.
Bahana, bukan crew dari PT. Meratus.
- Terjadi perpindahan selang selama pengisian BBM dari Kapal Meratus ke
Kapal Tongkang Bahana SANGAT MEMUNGKINKAN dan tidak akan terjadi
terceceran minyak ke laut yaitu dilakukan dengan cara pompa pengalir BBM
yang berada di Tongkang Bahana dihentikan (di Stop) / di sumbat kemudian
BBM akan berhenti mengalir, tetapi Massflowmeter (MFM) milik PT.
Meratus tidak mati hanya menunjukkan angka 0000 kemudian setelah
selang BBM dimasukkan ke dalam kapal tongkang bahana maka pompa
pengalir BBM akan dihidupkan kembali dan Massflowmeter (MFM) PT.
Meratus akan hidup kembali serta berjalan sampai sesuai PO.

11.Saksi Sdr. ZAINAL ABIDIN BIN DJASMAN, menerangkan dibawah sumpah


dalam persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di bagian Operasional On Boat (OOB) atau
Juragan Kapal di PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line sejak tahun
2014.
26
- Saksi benar menerangkan sebelum bekerja di bagian Operasional On Boat
(OOB) atau Juragan Kapal Saksi bekerja di bagian Koky di Kapal Pamoradan
milik PT. Bahana Line sejak tahun 2012.
- Saksi benar menerangkan tidak memiliki keahlian khusus di bidang Kelautan
atau Secara Spesifik bagian Bunker dan tidak pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan khusus.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
Mengawasi pelaksanaan bunker BBM kepada kapal customer, Melakukan
sounding kapal kargo PT Bahana Line terkait dengan stok ketersediaan awal
BBM, Ikut bersama kapal kargo Ketika terjadi proses supply/pengisian BBM
kepada kapal customer, Melakukan sounding kapal kargo bersama dengan
kru kapal yang akan di supply untuk mengetahui kadar air dalam BBM yang
akan di supply tersebut, Melakukan sounding BBM sebelum dilakukan
bunker/supply dam dan setelah selesai dilakukan bunker/supply,
Melakukan pengawasan terhadap proses supply BBM, Mengambil sample
BBM, Mengisi Form Receipt For Bunker (RFB) yang telah disediakan sesuai
dengan minyak yang di supply dan menandatangani RFB bersama dengan
kapten kapal dan KKM kapal yang di supply.
- Saksi benar menerangkan Susunan manajemen di bagian Operasional PT
Bahana Line antara lain DWI HANDOKO sebagai Manager Operasional,
MOH. HALIK sebagai supervisor Operasional, DAVID dan DODIK sebagai staf
Operasional, SUKARDI sebagai pengawas Operasional khusus untuk supply
BBM kepada kapal PT Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI khusus mengawasi para Juragan
pada waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja sejak pertengahan 2021
sampai Januari 2022 dan sebelum tahun tersebut tidak ada pengawasan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja berdasarkan perintah dari
Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf Operasional PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui adanya surat tugas secara resmi
dari PT. Bahana Line terkait Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan tidak ada petugas / pegawai khusus yang
mengawasi OOB / Juragan Kapal dari PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM menggunakan alat
berupa Pompa permanen yang berada di Kapal Tongkang milik Bahana dan
Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus Line yang terkoneksi dengan
Laptop dari Bunker Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan prosedur bunker yang dilakukan ke kapal milik PT.
Meratus Line dengan cara sebagai berikut :
 Saksi mendapat perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line untuk
melaksanakan bunker / Supply BBM ke Kapal Meratus terkait tempat,
hari dan jumlah BBM yang akan di supply.
 Sebelum melakukan pengisian BBM saksi melakukan sounding
menggunakan Rool Sounding di kapal Petro Ocean milik Bahana yang
memiliki 6 (enam) tangki yaitu 2 (dua) tangki berisi BBM jenis HSD dam 4
27
(empat) tangki berisi BBM jenis MFO, Apabila stok BBM yang ada dikapal
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line mencukupi maka Saksi
langsung berangkat ke tempat yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak
mencukupi saksi akan mengisi terlebih dahulu ke Depo Pertamina yang
berlokasi di Perak Surabaya.
 Saksi berangkat menuju lokasi yang ditentukan untuk pengisian BBM
milik PT. Meratus Line, sebelum melakukan pengisian BBM saksi
bersama-sama dengan Crew Kapal PT. Meratus Line melakukan sounding
untuk mengetahui volume BBM yang akan di Supply beserta kadar air
BBM.
 Setelah itu kemudian Pipa Out yang terhubung dengan Flowmeter PT.
Bahana dipasang menuju selang In di Massflowmeter milik PT. Meratus
Line dan pipa Out (keluar) dari Massflowmeter PT. Meratus Line
mengarah ke Kapal PT. Meratus Line yang dipasang oleh Sdr. SUKARDI
atau Saksi dengan dibantu oleh Crew kapal PT. Meratus Line, sedangkan
untuk selang out yang mengarah ke dalam tangki kapal PT. Meratus Line
dipasang oleh Crew Kapal PT. Meratus Line dengan dibantu oleh Crew
Kapal PT. Bahana Line.
 Setelah semua selang terpasang kemudian petugas bunker dari PT.
Meratus Line mengkonekkan system yang ada di laptop Bunker Officer
(BO) dengan Massflowmeter lalu membawa laptop tersebut ke Kapal PT.
Bahana dan setelah semuanya siap, setelah ada aba-aba dari petugas PT.
Meratus Line selanjutnya dilakukan pengisian BBM.
 Setelah Proses pengisian Bunker hampir selesai kemudian OOB PT.
Bahana memberikan kode kepada bagian mesin PT. Bahana untuk segera
menghentikan pompa agar BBM tidak lagi mengalir.
 Saksi segera membuat Receipt For Bunker (RFB) berdasarkan data PO dan
dalam Massflowmeter kemudian menandatangani Receipt For Bunker
(RFB) Bersama-sama dengan Nakhoda Kapal PT. Bahana dan KKM Kapal
Meratus.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan pengisian BBM tidak pernah
ada masalah pada selang pengisian, masalah yang terjadi seperti rembesan-
rembesan kecil dapat segera diselesaikan dalam waktu yang singkat
sehingga tidak mengganggu proses Bunker ke Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan setelah selesai proses Bunker saksi melaporkan
pekerjaan kepada Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK terkait sisa BBM yang ada di
Kapal Bahana secara lisan dan tanpa menunjukkan dokumen apapun.
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus selalu
dikalibrasi setiap tahun.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line
menjual BBM Jenis HSD dan MFO ke PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Receipt For Bunker (RFB) dibuat dengan
menggunakan mesin ketik dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI bertugas mengawasi Saksi pada
saat Supply BBM sejak pertengahan 2021.
- Saksi benar menerangkan pada saat Proses Bunker berjalan setengah dari
pesanan, Saksi disuruh masuk ke dalam ruangan Kapal untuk membuat
28
Receipt For Bunker (RFB), dan setelah selesai membuat Receipt For Bunker
(RFB) proses Bunker sudah selesai dan semua selang-selang telah dicabut.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang berada diluar
ruangan pada saat saksi sedang membuat Receipt For Bunker (RFB).
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang telah
melepaskan selang-selang pada saat proses bunker.
- Saksi benar menerangkan flowrate (waktu yang diperlukan dalam pengisian
BBM) saat proses Bunker yaitu 60 KL per 1 Jam, bila proses bunker sebanyak
100 KL maka waktu yang diperlukan sekitar 1,5 Jam.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses Bunker, Sdr. SUKARDI yang
mengawasi selang pengisian.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi melihat Sdr.
SUKARDI dan Sdr. EDI SETYAWAN selalu bertemu dan berkoordinasi tetapi
saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan.
- Saksi benar menerangkan disuruh tunduk dan mengikuti segala perintah
Sdr. SUKARDI atas perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi berada di Dek
Kapal Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah ada masalah pada saat pembaruan
kontrak Kerjasama antara Meratus dan Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak mungkin terjadi perpindahan selang dari
kapal Meratus ke Bahana pada saat pengisian BBM / proses bunker karena
akan menyebabkan tumpahan BBM yang banyak ke laut.
- Saksi benar menerangkan telah melakukan proses Bunker sesuai dengan
Standar Operasional and Prosedure (SOP) yang berlaku di Bahana.
- Saksi benar menerangkan mengetahui Sdr. HENDRO SUSENO adalah
direktur PT. Bahana Line dan Sdr. RATNO TUHUTERU adalah direktur PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa HERLIANTO :
- Pemasangan selang dari bunker station Kapal Tongkang Bahana ke MFM PT.
Meratus semua yang melakukan adalah crew kapal Tongkang dari PT.
Bahana, bukan crew dari PT. Meratus.
- Terjadi perpindahan selang selama pengisian BBM dari Kapal Meratus ke
Kapal Tongkang Bahana SANGAT MEMUNGKINKAN dan tidak akan terjadi
terceceran minyak ke laut yaitu dilakukan dengan cara pompa pengalir BBM
yang berada di Tongkang Bahana dihentikan (di Stop) / di sumbat kemudian
BBM akan berhenti mengalir, tetapi Massflowmeter (MFM) milik PT.
Meratus tidak mati hanya menunjukkan angka 0000 kemudian setelah
selang BBM dimasukkan ke dalam kapal tongkang bahana maka pompa
pengalir BBM akan dihidupkan kembali dan Massflowmeter (MFM) PT.
Meratus akan hidup kembali serta berjalan sampai sesuai PO.

12.Saksi Sdr. FUAD FAUZY, menerangkan dibawah sumpah dalam persidangan


sebagai berikut :
29
- Saksi benar menerangkan bekerja di bagian Operasional On Boat (OOB) atau
Juragan Kapal di PT. Bahana Line atau PT. Bahana Ocean Line sejak tahun
2013.
- Saksi benar menerangkan tidak memiliki keahlian khusus di bidang Kelautan
atau Secara Spesifik bagian Bunker dan tidak pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan khusus.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab Saksi antara lain
Mengawasi pelaksanaan bunker BBM kepada kapal customer, Melakukan
sounding kapal kargo PT Bahana Line terkait dengan stok ketersediaan awal
BBM, Ikut bersama kapal kargo Ketika terjadi proses supply/pengisian BBM
kepada kapal customer, Melakukan sounding kapal kargo bersama dengan
kru kapal yang akan di supply untuk mengetahui kadar air dalam BBM yang
akan di supply tersebut, Melakukan sounding BBM sebelum dilakukan
bunker/supply dam dan setelah selesai dilakukan bunker/supply,
Melakukan pengawasan terhadap proses supply BBM, Mengambil sample
BBM, Mengisi Form Receipt For Bunker (RFB) yang telah disediakan sesuai
dengan minyak yang di supply dan menandatangani RFB bersama dengan
kapten kapal dan KKM kapal yang di supply.
- Saksi benar menerangkan Susunan manajemen di bagian Operasional PT
Bahana Line antara lain DWI HANDOKO sebagai Manager Operasional,
MOH. HALIK sebagai supervisor Operasional, DAVID dan DODIK sebagai staf
Operasional, SUKARDI sebagai pengawas Operasional khusus untuk supply
BBM kepada kapal PT Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI khusus mengawasi para Juragan
pada waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja sejak pertengahan 2021
sampai Januari 2022 dan sebelum tahun tersebut tidak ada pengawasan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus saja berdasarkan perintah dari
Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf Operasional PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui adanya surat tugas secara resmi
dari PT. Bahana Line terkait Sdr. SUKARDI menjadi pengawas khusus pada
waktu supply BBM kepada kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan tidak ada petugas / pegawai khusus yang
mengawasi OOB / Juragan Kapal dari PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM menggunakan alat
berupa Pompa permanen yang berada di Kapal Tongkang milik Bahana dan
Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus Line yang terkoneksi dengan
Laptop dari Bunker Officer PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan prosedur bunker yang dilakukan ke kapal milik PT.
Meratus Line dengan cara sebagai berikut :
 Saksi mendapat perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line untuk
melaksanakan bunker / Supply BBM ke Kapal Meratus terkait tempat,
hari dan jumlah BBM yang akan di supply.
 Sebelum melakukan pengisian BBM saksi melakukan sounding
menggunakan Rool Sounding di kapal Petro Ocean milik Bahana yang
memiliki 6 (enam) tangki yaitu 2 (dua) tangki berisi BBM jenis HSD dam 4
30
(empat) tangki berisi BBM jenis MFO, Apabila stok BBM yang ada dikapal
PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line mencukupi maka Saksi
langsung berangkat ke tempat yang telah ditentukan, tetapi apabila tidak
mencukupi saksi akan mengisi terlebih dahulu ke Depo Pertamina yang
berlokasi di Perak Surabaya.
 Saksi berangkat menuju lokasi yang ditentukan untuk pengisian BBM
milik PT. Meratus Line, sebelum melakukan pengisian BBM saksi
bersama-sama dengan Crew Kapal PT. Meratus Line melakukan sounding
untuk mengetahui volume BBM yang akan di Supply beserta kadar air
BBM.
 Setelah itu kemudian Pipa Out yang terhubung dengan Flowmeter PT.
Bahana dipasang menuju selang In di Massflowmeter milik PT. Meratus
Line dan pipa Out (keluar) dari Massflowmeter PT. Meratus Line
mengarah ke Kapal PT. Meratus Line yang dipasang oleh Sdr. SUKARDI
atau Saksi dengan dibantu oleh Crew kapal PT. Meratus Line, sedangkan
untuk selang out yang mengarah ke dalam tangki kapal PT. Meratus Line
dipasang oleh Crew Kapal PT. Meratus Line dengan dibantu oleh Crew
Kapal PT. Bahana Line.
 Setelah semua selang terpasang kemudian petugas bunker dari PT.
Meratus Line mengkonekkan system yang ada di laptop Bunker Officer
(BO) dengan Massflowmeter lalu membawa laptop tersebut ke Kapal PT.
Bahana dan setelah semuanya siap, setelah ada aba-aba dari petugas PT.
Meratus Line selanjutnya dilakukan pengisian BBM.
 Setelah Proses pengisian Bunker hampir selesai kemudian OOB PT.
Bahana memberikan kode kepada bagian mesin PT. Bahana untuk segera
menghentikan pompa agar BBM tidak lagi mengalir.
 Saksi segera membuat Receipt For Bunker (RFB) berdasarkan data PO dan
dalam Massflowmeter kemudian menandatangani Receipt For Bunker
(RFB) Bersama-sama dengan Nakhoda Kapal PT. Bahana dan KKM Kapal
Meratus.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan pengisian BBM tidak pernah
ada masalah pada selang pengisian, masalah yang terjadi seperti rembesan-
rembesan kecil dapat segera diselesaikan dalam waktu yang singkat
sehingga tidak mengganggu proses Bunker ke Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan setelah selesai proses Bunker saksi melaporkan
pekerjaan kepada Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK terkait sisa BBM yang ada di
Kapal Bahana secara lisan dan tanpa menunjukkan dokumen apapun.
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter (MFM) milik PT. Meratus selalu
dikalibrasi setiap tahun.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line
menjual BBM Jenis HSD dan MFO ke PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Receipt For Bunker (RFB) dibuat dengan
menggunakan mesin ketik dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUKARDI bertugas mengawasi Saksi pada
saat Supply BBM sejak pertengahan 2021.
- Saksi benar menerangkan pada saat Proses Bunker berjalan setengah dari
pesanan, Saksi disuruh masuk ke dalam ruangan Kapal untuk membuat
31
Receipt For Bunker (RFB), dan setelah selesai membuat Receipt For Bunker
(RFB) proses Bunker sudah selesai dan semua selang-selang telah dicabut.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang berada diluar
ruangan pada saat saksi sedang membuat Receipt For Bunker (RFB).
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa saja yang telah
melepaskan selang-selang pada saat proses bunker.
- Saksi benar menerangkan flowrate (waktu yang diperlukan dalam pengisian
BBM) saat proses Bunker yaitu 60 KL per 1 Jam, bila proses bunker sebanyak
100 KL maka waktu yang diperlukan sekitar 1,5 Jam.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses Bunker, Sdr. SUKARDI yang
mengawasi selang pengisian.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi melihat Sdr.
SUKARDI dan Sdr. EDI SETYAWAN selalu bertemu dan berkoordinasi tetapi
saksi tidak mengetahui apa yang dibicarakan.
- Saksi benar menerangkan disuruh tunduk dan mengikuti segala perintah
Sdr. SUKARDI atas perintah dari Sdr. DAVID dan Sdr. DODIK selaku staf
Operasional PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses bunker saksi berada di Dek
Kapal Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah ada masalah pada saat pembaruan
kontrak Kerjasama antara Meratus dan Bahana.
- Saksi benar menerangkan tidak mungkin terjadi perpindahan selang dari
kapal Meratus ke Bahana pada saat pengisian BBM / proses bunker karena
akan menyebabkan tumpahan BBM yang banyak ke laut.
- Saksi benar menerangkan telah melakukan proses Bunker sesuai dengan
Standar Operasional and Prosedure (SOP) yang berlaku di Bahana.
- Saksi benar menerangkan mengetahui Sdr. HENDRO SUSENO adalah
direktur PT. Bahana Line dan Sdr. RATNO TUHUTERU adalah direktur PT.
Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa HERLIANTO :
- Pemasangan selang dari bunker station Kapal Tongkang Bahana ke MFM PT.
Meratus semua yang melakukan adalah crew kapal Tongkang dari PT.
Bahana, bukan crew dari PT. Meratus.
- Terjadi perpindahan selang selama pengisian BBM dari Kapal Meratus ke
Kapal Tongkang Bahana SANGAT MEMUNGKINKAN dan tidak akan terjadi
terceceran minyak ke laut yaitu dilakukan dengan cara pompa pengalir BBM
yang berada di Tongkang Bahana dihentikan (di Stop) / di sumbat kemudian
BBM akan berhenti mengalir, tetapi Massflowmeter (MFM) milik PT.
Meratus tidak mati hanya menunjukkan angka 0000 kemudian setelah
selang BBM dimasukkan ke dalam kapal tongkang bahana maka pompa
pengalir BBM akan dihidupkan kembali dan Massflowmeter (MFM) PT.
Meratus akan hidup kembali serta berjalan sampai sesuai PO.

32
13.Saksi Sdr. TJENDRA RUSTAN, menerangkan dibawah sumpah dalam
persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Bahana Line sejak tahun 2008
sebagai staf keuangan yang bertugas untuk melakukan transaksi/transfer
keuangan untuk kegiatan perusahaan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUTINO TUHUTERU sebagai manager
keuangan PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. SUTINO TUHUTERU bertugas melakukan
pengawasan terhadap kinerja karyawan bagian keuangan perusahaan.
- Saksi benar menerangkan terhadap semua slip pembayaran yang sudah
ditandatangani di kembalikan kepada Sdr. SUTINO TUHUTERU.
- Saksi benar menerangkan dalam melakukan transaksi/transfer keuangan
atas dasar perintah Sdr. SUTINO TUHUTERU.
- Saksi benar menerangkan pernah melakukan penyetoran yang ditujukan
ke- Rekening BCA a.n Sdr. SUPRIYADI, dikarenakan telah dititipi uang dari
Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH PERKASA.
- Saksi benar menerangkan titipan uang dari Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan
Sdr. DODI TEGUH PERKASA untuk keperluan pembelian barang, dengan
besaran transfer 20 sampai 50 juta.
- Saksi benar menerangkan karyawan PT. Bahana Line tidak dapat keluar
pada saat jam kerja sehingga Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI
TEGUH PERKASA menitipkan uang kepada saksi untuk dilakukan
penyetoran/transfer di Bank.
- Saksi benar menerangkan Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH
PERKASA telah memberikan uang tunai/cash untuk dilakukan penyetoran
ke Bank dengan atas nama penyetor Sdr. TJENDRA RUSTAN, sebab sesuai
prosedur perbankan setiap kali penyetoran harus tertulis nama penyetor.
- Saksi benar menerangkan slip penyetoran uang sudah dari Sdr. DAVID ELLIS
SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH PERKASA.
- Saksi benar menerangkan dalam proses pengisian slip setoran hampir
setiap kali penyetoran/transfer ditulis oleh Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan
Sdr. DODI TEGUH PERKASA dan kadang kala di tulis oleh Sdr. DWI
HANDOKO LELONO.
- Saksi benar menerangkan mekanisme transfer selalu di laporkan kepada
Sdr. SUTINO TUHUTERU.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui transfer uang hanya berdasar
perintah dari Sdr. SUTINO TUHUTERU.
- Saksi benar menerangkan direktur PT. Bahana Line adalah Ratno Tuhuteru.
- Saski benar menerangkan direktur utama PT. Bahana Line adalah Hendro
Suseno.
- Saksi benar menerangkan hanya bertanggungjawab kepada Sdr. SUTINO
TUHUTERU.
- Saksi benar menerangkan apabila terdapat kendala teknis yang tidak sesuai
maka pihak kantor akan menghubungi saksi.
- Saksi benar menerangkan bukti transfer akan diserahkan kepada Sdr.
DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH PERKASA.

33
- Saksi benar menerangkan dalam penulisan slip setoran tertulis atas nama
penyetor Sdr. TJANDRA RUSTAN.
- Saksi benar menerangkan dalam penulisan slip setoran pernah tertulis
dengan atas nama penyetor dikosongi.
- Saksi benar menerangkan dalam slip setoran pernah tertulis atas nama
orang lain.
- Saksi benar menerangkan pihak perbankan menerima apabila slip setoran
tertulis dengan nama penyetor kosong atau dengan atas nama orang lain
asalkan nomor rekening tujuan telah sesuai.
- Saksi benar menerangkan dalam slip setoran tertulis penyetor atas nama
Sdr. TJANDRA RUSTAN ditulis oleh saksi sendiri.
- Saksi benar menerangkan mengetahui dalam slip setoran ditujukan kepada
Sdr. SUGENG GUNADI, atas perintah Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr.
DODI TEGUH PERKASA.
- Saksi benar menerangkan bagian keuangan PT. Bahana Line sebagai
manager Sdr. SUTINO TUHUTERU, di bawah manager terdapat Staf
Keuangan/saksi, dan dibawahnya terdapat admin.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui sejak kapan Sdr. SUTINO
TUHUTERU menempati posisi sebagai manager keuangan.
- Saksi benar menerangkan setiap melakukan setoran di perbankan melalui
setoran tunai.
- Saksi benar menerangkan pernah melakukan pembayaran secara
tunai/cash kepada vendor, biasanya hanya pembayaran kepada kontraktor.
- Saksi benar menerangkan biasanya terdapat titipan penyetoran di bank
sebanyak 4 orang dan lima setiap kali melakukan penyetoran uang ke Bank.
- Saksi benar menerangkan pernah mengirim uang kepada Sdr. SUPRIYADI.
- Saksi benar menerangkan pernah mengirim uang secara transfer kepada
Sdr. ALMA dengan besaran sekitar 1 sampai 2 juta.
- Saksi benar menerangkan atas perintah Sdr. SUTINO TUHUTERU pernah
menandatangani invoice dengan tertulis sebagai Finance Manager.
- Saksi benar menerangkan sesuai barang bukti no. 42 halaman 9 telah
menandatangani invoice dengan tertulis sebagai Finance Manager.
- Saksi benar menerangkan telah menandatangani invoice atas nama
Finance Manager hanya mendapat tugas atau perintah lisan dari Sdr.
SUTINO TUHUTERU, sebab Sdr. SUTINO TUHUTERU sering berpergian
diluar pulau.
- Saksi benar menerangkan mengirim uang secara transfer sebanyak SATU
KALI pengiriman sebesar 20-50 juta.
- Saksi benar menerangkan telah menandatangani slip setoran dengan
mengatasnamakan pengirim yaitu Sdr. SUGENG GUNADI / Sdr. SUPRIYADI
dan TIDAK PERNAH mendapat kuasa/izin dari Sdr. SUGENG GUNADI/ Sdr.
SUPRIYADI.
- Saksi benar menerangkan slip setoran dengan mengatasnamakan Sdr.
SUGENG GUNADI sebagai pengirim berdasar perintah dari Sdr. DAVID
ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH PERKASA.

34
- Saksi benar menerangkan titipan uang dari Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan
Sdr. DODI TEGUH PERKASA tidak hanya sebagai keperluan pembelian
barang namun juga untuk keperluan cicilan rumah.
- Saksi benar menerangkan Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH
PERKASA sebagai staf operasional PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan yang berhak memberikan perintah kepada saksi
yaitu Sdr. SUTINO TUHUTERU.
- Saksi benar menerangkan Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH
PERKASA sebagai staf operasional.
- Saksi benar menerangkan kenal dengan LOSO, ALMA, ZAINAL ABIDIN
sebagai OOB.
- Saksi benar menerangkan pernah memberikan uang kepada Sdr. Alma
secara tunai sebesar satu juta rupiah.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa SUGENG GUNADI.


- Terdakwa tidak mengenal dengan saksi/Sdr. TJENDRA RUSTAN, Sdr. DAVID
ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH PERKASA.
- Terdakwa tidak pernah memberikan kuasa kepada Sdr. TJENDRA RUSTAN
untuk menandatangani slip setoran tunai.

Terdakwa SUPRIYADI
- Terdakwa tidak kenal dengan Sdr. TJENDRA RUSTAN.
- Terdakwa tidak pernah melakukan/menyuruh untuk bayar cicilan ataupun
pembelian barang atupun pembelian rumah.

14.Saksi Sdr. ANANG AGUS SETYONO, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Bahana Line sejak tahun 2018
sebagai Operasional On Boat (OOB).
- Saksi benar menerangkan tugas dan kewenangan OOB untuk melakukan
sonding kapal Bahana Line, kemudian untuk dapat dibuatkan Receipt For
Bunker (RFB) untuk dilaporkan kepada staf operasional.
- Saksi benar menerangkan setiap melakukan pekerjaan selalu dilaporkan
kepada Sdr. DAVID ELLIS SINAGA dan Sdr. DODI TEGUH PERKASA.
- Saksi benar menerangkan dalam melakukan pekerjaan tidak ada
pengawasan.
- Saksi benar menerangkan dalam pembuatan RFB di kapal PT. Meratus Line
di awasi oleh Sdr. SUKARDI.
- Saksi benar menerangkan Sdr. Sukardi melakukan pengawasan dalam
bentuk mengawasi serta mengambilalih tugas dari OOB khusus dalam
pengisian BBM di kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pertengahan pengisian BBM Sdr.
Sukardi telah mengambil alih tugas OOB dan selanjutnya OOB
diperintahkan masuk kedalam ruangan guna melakukan mengetikkan RFB.
35
- Saksi benar menerangkan pada saat pengetikan RFB didalam ruangan Sdr.
Sukardi tetap berapa di bunker kapal.
- Saksi benar menerangkan selama proses pengetikan RFB saksi tetap berada
didalam ruangan dan tetap menunggu sampai ada perintah dari Sdr.
SUKARDI untuk kembali ke bunker.
- Saksi benar menerangkan mekanisme penyusunan RFB sesuai perintah dari
staf operasional.
- Saksi benar menerangkan ketika tidak ada pengawasan dari Sdr. Sukardi
maka pembuatan RFB dilakukan di saat akhir pengisian.
- Saksi benar menerangkan dalam pengisian bahan bakar posisi kapal PT.
Bahana Line menempel dengan kapal PT. Meratus Line, kemudian selang
pengisian dari kapal PT. Bahana Line diarahkan menuju ke kapal PT.
Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan masflometer terdapat di kapal PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan yang dapat membaca data masflometer yaitu
orang dari PT. Meratus Line, dimana masflometer tersebut di bawa dari
kapal PT. Meratus Line ke kapal PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan yang menguasai laptop orang dari PT. Meratus
Line dan tidak ada pemantauan dari orang PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian bahan bakar Sdr. Sukardi
memerintahkan kepada OOB untuk melakukan pengetikan RFB didalam
ruangan.
- Saksi benar menerangkan tugas OOB diambil alih oleh Sdr. Sukardi dalam
melaksanakan pengawasan pengisian bahan bakar.
- Saksi benar menerangkan masflometer tidak dapat berhenti yang
disebabkan karena error teknis, akan tetapi masflometer dapat dihentikan.
- Saksi benar menerangkan melakukan pemeriksaan di awal pengisian BBM
dan diakhir pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah menemukan selisih nilai dalam
pengisian bahan bakar.
- Saksi benar menerangkan hasil pengawasan dari Sdr. Sukardi tidak pernah
dilaporkan kepada OOB.
- Saksi benar menerangkan kerjasama antara PT. Bahana Line dengan PT.
Meratus Line berjalan normal.
- Saksi benar menerangkan sonding awal untuk mengetahui stok awal BBM.
- Saksi benar menerangkan dalam proses pencopotan selang yang dilakukan
oleh krew kapal PT. Bahana Line di bantu oleh krew kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan pemasangan selang dilakukan oleh dua orang,
dimana selang dari masflometer menuju ke kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan panjang dari selang kurang lebih tiga puluh
meter.
- Saksi bener menerangkan tanki dari kapal PT. Bahana Line berjumlah
delapan tanki.

36
- Saksi benar menerangkan tanki BBM berbeda-beda sesuai dengan jenis
BBM.
- Saksi benar menerangkan kapal PT. Bahana Line tidak bisa membawa dua
jenis BBM yang berbeda, meskipun terdapat delapan tanki dalam kapal.
- Saksi benar menerangkan orang yang bertugas membawa alat masflometer
dari PT. Meratus Line, yakni orang yang berbeda-beda.
- Saksi benar menerangkan kode stop dalam pengisian BBM biasanya kurang
dari 500 KL menggunakan aba-aba penghitungan lima, empat, tiga, dua,
satu dan stop.
- Saksi benar menerangkan biasanya Sdr. Sukardi memerinthakan untuk
menyetop pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan selang pengisian BBM tidak pernah bocor.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line tidak menjual jenis BBM MFO
kepada PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. Sukardi ketika melakukan pengawasan tidak
pernah memberitahukan kedatangan kepada para OOB sebelumnya.
- Saksi benar menerangkan pada saat melakukan pengisian BBM ke kapal PT.
Meratus Line dari delapan tanki BBM di kepal PT. Bahana Line terdapat
tanki kosong.
- Saksi benar menerangkan dalam pemasangan selang pengisian BBM
dibantu oleh dua orang dengan orang yang berganti-ganti.
- Saksi benar menerangkan PT. Bahana Line menjual BBM kepada PT.
Meratus Line, yang dibeli PT. Bahana Line dari PT. Pertamina.
- Saksi benar menerangkan terdapat empat tanki dalam kapan milik PT.
Bahana Line dengan kapasitas masing-masing 500 KL untuk jenis BBM MSD
dan MFO.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM di Pertamina berdasar
DO dari PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan para OOB melakukan pengecekan pengisian BBM
apakah telah sesuai dengan PO.
- Saksi benar menerangkan untuk pengisian 100 KL di kapal PT. Meratus Line
maka PT. Bahana Line melakukukan pembelian ke Pertamina sebanyak 100
KL.
- Saksi benar menerangkan terdapat selang masuk untuk pengisian BBM dari
Pertamina dan terdapat selang keluar untuk pengisian BBM ke kapal PT.
Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan selang keluar untuk pengisan BBM ke kapal PT.
Meratus Line dapat dipasang juga ke selang pengisian kapal PT. Bahana
Line.
- Saksi benar menerangkan posisi masflometer terdapat di kapal PT. Bahana
Line pada saat pengisian BBM kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan yang pihak kapal PT. Meratus Line akan
memberikan aba-aba apabila kapal PT. Meratus siap untuk dilakukan
pengisian BBM.
37
- Saksi benar menerangkan bertugas mengawasi flowmeter pada saat
pengisian BBM sampai pengisian selesai apabila tidak ada Sdr. Sukardi.
- Saksi benar menerangkan melakukan pengetikan RFB pada saat selesai
pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan bahan untuk melakukan pengetikan RFB dari
flow meter.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah mengawasi masflometer pada saat
Sdr. Sukardi melakukan pengawasan.
- Saksi benar menerangkan selama saksi bertugas dan selama tidak ada Sdr.
Sukardi tidak pernah ada pemindahan selang.
- Saksi benar menerangkan kenal dengan Sdr. DAVID ELLIS SINAGA, Sdr.
DODI TEGUH PERKASA dan Sdr. EDI SETYWAN.
- Saksi benar menerangkan pernah bertemu dengan Sdr. Edi Setywan pada
saat pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan waktu yang dibutuhkan selama dua jam untuk
dapat melakukan pengisian BBM sebanyak 100 KL
- Saksi benar menerangkan tidak pernah terdapat sisa BBM di tanki kapal PT.
Bahana Line pada saat pengisian BBM ke kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan dalam pengisian BBM tidak pernah
menggunakan jasa pihak ketiga/surveyor untuk memastikan pengisian BBM
telah sesuai dengan PO, akan tetapi pihak PT. Meratus Line yang
memastikan pengisian BBM telah sesuai dengan PO.
Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA akan menanggapi di dalam
Pembelaan.

15. Saksi Sdr. MUHAMMAD MUJAHIDIN, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan merupakan OOB dari PT.Meratus Line sejak tahun
2013
- Saksi benar menerangkan memiliki tugas dan wewenang untuk mengawasi
proses supply BBM dan melakukan sounding sebelum dan sesudah proses
supply BBM dan penandatanganan RFB
- Saksi benar menerangkan mengetahui dan kenal dengan Staf yang bekerja
dari PT Bahana yaitu saudara Dodit dan saudara David,
- Saksi benar menerangkan pak sukardi yang bertugas mengawasi semua
kinerja OOB sejak 2021
- Saksi benar menerangkan pak sukardi hadir di lokasi maka pekerjaan saksi
diambil alih kemudian saksi disuruh masuk untuk mengetik RFB.
- Saksi benar menerangkan prosedur awal pengisian BBM adalah dari pihak
operasional jika terdapat PO akan memberi tahu kepada saksi mengenai
stok awal, posisi kapal, nama, jam, banyaknya BBM kemudian barulah
dibawa RFBnya.
- Saksi benar menerangkan hasil pengecekan untuk sisa stok bbm yang ada di
kapal Bahana hanya diucapkan secara lisan, tak pernah terekap secara jelas
namun hanya coret”an saja.
38
- Saksi benar menerangkan yang menunggu proses supply bunker dari awal
sampai akhir adalah Pak Sukardi.
- Saksi benar menerangkan proses pengisiannya adalah sebagai berikut,
pertama-tama kapal tersebut dalam posisi sandar, setelah itu pihak dari
meratus menurunkan massflowmeter ke kapal bahana, setelah itu dilakukan
crosscheck sounding awal sama orang kapal meratus di kapal bahana.
- Saksi benar menerangkan hasil sounding tersebut akan dilaporkan ke staf
operasional yaitu Dodik dan David
- Saksi benar menerangkan yang tercantum di RFB hanya jumlah
massflowmeter yang keluar sesuai PO yang dicocokan dengan
massflowmeter.
- Saksi benar menerangkan laptop yang merupakan Apilkasi massflowmeter
yang dibawa dari kapal meratus ke atas kapal bahana selalu dibawa oleh
Pak Edi.
- Saksi benar menerangkan lama estimasi supply bunker kurang lebih 1 jam.
- Saksi benar menerangkan Kapal tongkang bahana ada 5.
- Saksi benar menerangkan pernah bekerja di 5 kapal bahana yaitu Kapal
Petro Ocean 2, Petro Ocean 3, Petro Ocean 10, Petro Ocean 15, SPT.
- Saksi benar menerangkan 5 kapal tersebut memiliki isi tanki berbeda beda,
maksimal ada yang 500kl, paling kecil sekitar 250-300kl.
- Saksi benar menerangkan Pak Edi melakukan pengawasan terhadap
pengisian tersebut kurang lebih sekitar 1-2x khusus untuk kapal PT Meratus.
- Saksi benar menerangkan bahan bakar yang diperjualbelikan dan menjadi
objek kerja sama dengan PT. Meratus adalah bahan bakar B30 dan MFO,
namun MFO sudah lama tidak diperjualbelikan lagi.
- Saksi benar menerangkan mekanisme pengisian bahan bakar B30 dan MFO
sama, jika pengisian MFO maka pertama-tama massflometer turun, stelah
itu dillakukan crosscheck sounding tangki bahana, setelah itu pemasangan
massflometer antara massflometer bahana terhubung dengan
massflometer meratus, baru lah terhubung ke kapal meratus.
- Saksi benar menerangkan perbedaan B30 dengan MFO adalah bahan bakar
B30 adalah sejenis solar sedangkan MFO adalah sejenis minyak hitam. Atas
hal tersebut keduanya tidak boleh dicampur sehingga harus dibedakan.
- Saksi benar menerangkan jika pengisian BBM tersebut akan selesai, maka
yang memberi aba aba berhenti adalah Pak Edi.
- Saksi benar menerangkan penandatanganan RFB dilakukan jika crosscheck
sudah sesuai, jika terdapat komplain dari pihak meratus maka tidak dapat
dilakukan penandatanganan.
- Saksi benar menerangkan hanya kenal dengan Pak Edi dari PT Meratus.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah melakukan komunikasi dengan Pak
Edi, karna urusan saksi hanya dengan staf operasional yaitu Dodik dan
David.
- Saksi benar menerangkan tidak ada perubahan perjanjian antara PT.
Meratus dengan PT. Bahana.
- Saksi benar menerangkan Rekening saksi yang memegang saksi sendiri,
tidak ada orang lain.

39
- Saksi benar menerangkan tidak tahu jika terdapat transfer dana dari Pak Edi
dan tak pernah cek keberadaan uangnya.
- Saksi benar menerangkan hanya punya 1 rekening yaitu rek BCA tersebut.
- Saksi benar menerangkan uang gaji yang diterima sebesar Rp. 4.200.000,00
ditransfer secara langsung ke rekening istri, tidak tercampur dengan gaji.
- Saksi benar menerangkan terdapat jual beli vespa dengan Pak Edi.
- Saksi benar menerangkan jarang berkomunikasi dengan Pak Edi, hanya
kenal Pak Edi sebagai karyawan dari PT. Meratus.
- Saksi benar menerangkan RFB yang mengecek adalah OOB dan Pak Edi,
tugas Pak Sukardi hanya melihat saja.
- Saksi benar menerangkan tidak ada komplain mengenai RFB dari 2013-
2022.
- Saksi benar menerangkan dampak dari kasus ini adalah saksi sekarang
sudah jarang melakukan pelayaran dan sudah jarang naik kapal.
- Saksi benar menerangkan tidak mengerti bagaimana menyisihkan BBMnya,
hanya Pak Sukardi yang tau mengenai penyisihannya.
- Saksi benar menerangkan bahwa selama bekerja tangki pernah diisi full dan
memang dapat diisi full.
- Saksi benar menerangkan mendapat loading dari pertamina selalu lebih,
toleransi 100kl bisa mencapai 150kl.
- Saksi benar menerangkan harus ada sisa dan melebihi dari PO karna
takutnya tidak bisa terhisap karena kotoran, loading tidak mungkin kurang,
sudah pasti lebih.
- Saksi benar menerangkan tidak hafal dengan kru yang melakukan
pemasangan selang in atau out.
- Saksi benar menerangkan yang melakukan sounding adalah saksi sendiri
yaitu sounding di awal (kapal bahana) saja,
- Saksi benar menerangkan pada saat berangkat tangki HSD dan MFO tidak
pasti terisi penuh,
- Saksi benar menerangkan dimungkinkan tidak hanya melakukan pengisian
terhadap kapal meratus saja.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian meratus paling banyak bisa
mencapai 80Kl an.
- Saksi benar menerangkan mengetahui Pengisian BBM meratus sejak tahun
2013.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian, jika tidak ada Pak Sukardi
maka posisi saksi berada di depan, jika ada Pak Sukardi maka saksi disuruh
masuk sekitar setengah jam, ketika sudah selesai melakukan pengisian, Pak
Sukardi masuk ke dalam kemudian bilang ke saksi jika sudah selesai dan
meminta tolong pada saksi untuk cek laptop atau crosscheck sounding
akhir.
- Saksi benar menerangkan pada saat saksi masuk keruangan, saksi hanya
menulis nama kapal pada RFB, mengenai pengisian quantity pada RFB
dilakukan setelah liat laptop/ massflowmeter, setelah itu baru melakukan
sounding lagi.
- Saksi benar menerangkan bahwa Kelebihan toleransi stok awalnya
dilaporkan kepada David dan Dodi dalam bentuk lisan.
40
- Saksi benar menerangkan tidak tahu sisa 50kl dikemanakan karna itu
merupakan stok akhir.

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA akan menanggapi di dalam


Pembelaan.

16. Saksi Sdr. EDI SETYAWAN, menerangkan dibawah sumpah dalam persidangan
sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi kenal dengan para terdakwa namun
hanya kenal dengan Abdul Rofiq, Heri Cahyono, Herlianto, yang lain hanya
sekedar tahu.
- Saksi benar menerangkan merupakan driver dari PT.Meratus Line sejak
tahun 2013.
- Saksi benar menerangkan Tugas driver adalah sebagai asisten bunker
officer.
- Saksi benar menerangkan tugas asisten Bunker Officer adalah memindahkan
massflowmeter dari darat ke laut.
- Saksi benar menerangkan saksi merupakan karyawan outsourcing dari PT.
Mirsan.
- Saksi benar menerangkan PO harian didapat dari bunker officer yaitu Pak
Edial, Pak Habib, dan Pak Anggoro.
- Saksi benar menerangkan Kapal di PT Meratus ada hampir 40 kapal, semua
yang handle adalah saksi dan Pak Eko yang bergerak dalam 2 tim yang
terpisah.
- Saksi benar menerangkan pengisian dengan bahana dalam 1 minggu bisa 3-
4x pengisian.
- Saksi benar menerangkan Proses pemindahan massflowmeter berawal dari
kapal sandar di pelabuhan, setelah itu minta tolong crane dari Pelabuhan
untuk memindahkan massflowmeter, tugas saksi dalam pemindahan crane
itu hanya memberi intruksi saja.
- Saksi benar menerangkan yang memegang laptop aplikasi massflowmeter
tersebut adalah Bunker officer dengan saksi yang sama-sama ikut
memantau laptop tersebut.
- Saksi benar menerangkan Trouble pengisian dalam kapal itu macam-
macam, seperti halnya dalam pindah tangki, jika satu tangki sudah penuh
maka pengisian perlu diberhentikan sesuai permintaan berhenti, tidak mesti
sesuai PO, terserah dibagi mereka tergantung kapasitas dari tangki, yang
memberi aba-aba berhenti rata-rata adalah masinis 2.
- Saksi benar menerangkan BBM yang masuk selalu konstan sama, selisih
hanya koma sedikit tapi koma sedikit tersebut akan masuk ke RFB yang
dibuat oleh OOB.
- Saksi benar menerangkan OOB yang membuat RFB nantinya akan
dikonfirmasi ke saksi.
- Saksi benar menerangkan yang dilakukan cek oleh saksi adalah berkaitan
dengan volume PO dengan koma terakhir yang mana harus presisi dan
sesuai dengan yang tertera di laptop.

41
- Saksi benar menerangkan selama dilakukan crosscheck dengan RFB tidak
pernah selisih dengan laptop, jika terdapat selisih maka saksi ajukan revisi
dengan bunker officer kaitannya dengan salah titik koma.
- Saksi benar menerangkan saksi menyebut OOB dengan sebutan juragan,
saksi tidak hafal namanya namun hanya tau orangnya.
- Saksi benar menerangkan Pak Sukardi Kadang ada kadang tidak ada.
- Saksi benar menerangkan Jika Pak Sukardi ada, maka Pak Sukardi akan
membantu pasang selang, OOB atau juragan kapal malah jarang membantu
pasang selang, yang sering melakukan teknis adalah Pak Sukardi.
- Saksi benar menerangkan pemindahan tangki ke tongkang lain tidak akan
terekap, hanya alirannya terhenti atau nol.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian sering memberhentikan
massflowmeter, jika ada instruksi dari orang kapal masinis 2 atau KKM. Jika
tidak ada instruksi maka saksi tidak akan memberhentikan
massflowmeternya.
- Saksi benar menerangkan yang memberi intruksi untuk memberhentikan
massflowmeter yaitu Rofiq, Supriadi tidak pernah jaga, yang beri aba aba
berhenti mereka.
- Saksi benar menerangkan melakukan pemindahan selang khususnya B30
dan MFO, namun MFO sudah lama tidak diisi ke Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan Objek bahan bakar dari PT. Meratus dan PT.
Bahana adalah B30 dan MFO.
- Saksi benar menerangkan MFO tidak diperjualkan lagi sejak tahun 2018-
2019, lewat dari tahun itu hanya menjual B30.
- Saksi benar menerangkan cara pemindahan tangkinya dengan cara jika ada
PO dan dari pihak kapal menginformasikan jika ada stok 20 KL, maka akan
diisi 80 Kl saja, setelah isi 80 Kl maka selangnya dipindah ke tangki lain.
- Saksi benar menerangkan stelah dilakukan pengisian B30 tersebut tidak
pernah dilakukan cek ulang oleh bunker officer yaitu Pak Edial, Nurhabib,
Anggoro karna sudah kesepakatan dengan kapal.
- Saksi benar menerangkan yang membuat kesepakatan penyelewengan BBM
adalah pihak dari KKM, masinis 2 yaitu terdakwa dalam kasus ini adalah Pak
Rofiq, Pak Heri selaku masinis 2, yang lainnya hanya nyuruh masinis 2,
dengan pihak bunker officer.
- Saksi benar menerangkan peran saksi hanya sebagai pemain lapangan.
- Saksi benar menerangkan Sisa stok yang ada tidak pernah dilaporkan ke PT.
Meratus.
- Saksi benar menerangkan sumber keuntungannya didapat hanya dari sisa
stok yang tidak dilaporkan ke PT. Meratus dalam kurun waktu 2017-2019.
- Saksi benar menerangkan awal mula kegiatan ini diinisiasi oleh orang kapal
yang menyadari ada stok namun tidak dilaporkan.
- Saksi benar menerangkan saksi tidak pernah berkomunikasi khusus dengan
pihak bahana, namun hanya komunikasi kaitannya dengan urusan
operasional.
- Saksi benar menerangkan secara aturan yang ada, setelah kapal PT. Meratus
berlayar, maka mereka harus mencantumkan di sisa stok bahan bakar di

42
LPBB (Laporan Pemakaian Bahan Bakar), yang membuat seharusnya adalah
orang kapal yaitu masinis 2 dan KKM kemudian disampaikan ke kantor.
- Saksi benar menerangkan Tidak ada kewajiban melaporkan sisa BBM dari
Meratus ke Bahana.
- Saksi benar menerangkan adanya Rekapan dengan Pak David karna saksi
tidak pernah catat mengenai rekap data tersebut sehingga karna saksi
butuh informasi maka saksi menghubungi Pak David via chat.
- Saksi benar menerangkan saksi melakukan penyelewengan dana BBM
berkoordinasi dengan David dan Dodi sebelum tahun 2019.
- Saksi benar menerangkan berhubungan dengan juragan kapal hanya di
lapangan saja.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah melakukan transfer ke juragan
kapal, hanya dikasikan ke kapten dan anak buah kapal.
- Saksi benar menerangkan tidak kenal tetapi tahu dengan Pak Mujahidin
- Saksi benar menerangkan tidak pernah berhubungan intens dengan Pak
Mujahidin melainkan hanya di lapangan saja operasional mengenai Meratus
dan Bahana.
- Saksi benar menerangkan Lupa pernah transfer dengan Pak Mujahidin.
- Saksi benar menerangkan dasar adanya transfer sebesar 77 juta rupiah
adalah untuk uang makan ABK kapal, biasanya diberi secara langsung
namun karna mungkin tagihan uang makannya menumpuk jadinya di
transfer dengan meminjam rekening.
- Saksi benar menerangkan mengetahui bahwa uang yang ditransfer sebesar
77 juta rupiah adalah uang dari penjualan bbm secara illegal.
- Saksi benar menerangkan mengakui bahwa uang yang ditransfer sebesar 77
juta rupiah adalah uang dari hasil penyelewengan bbm.
- Saksi benar menerangkan Selain Pak Mujahidin, OOB lain yang mendapat
uang adalah Pak Alma dan Pak Eko.
- Saksi benar menerangkan pernah mendapat rekapan dari anak buah kapal
dari pihak tanker bahana yang bernama Anang dan Alma untuk meminta
uang ke saksi, karna jika minta ke David dan Dodik maka dimarahi, sehingga
mintanya ke saksi.
- Saksi benar menerangkan yang memindah selang adalah orang tanker
Bahana, saksi tidak pernah memindah selang, posisi saksi hanya disamping
laptop dan memberi aba aba saja.
- Saksi benar menerangkan cara penyelewengan dananya yaitu pertama
orang kapal info ke saksi dan Bunker Officer, setelah itu orang kapal akan
memberitahukan mengenai stok sisa dan memberi arahan untuk dimasukan
setelah itu saksi hanya tinggal melaksanakan, setelah itu saksi melapor ke
operasional.
- Saksi benar menerangkan posisi saksi hanya sebagai pintu dari KKM/masinis
2 ke staf operasional.
- Saksi benar menerangkan dari pihak bahana yang melakukan pembayaran
adalah David dan Dodi, antara kedua orang itu.
- Saksi benar menerangkan pembayaran dilakukan secara tunai, jarang
dilakukan secara transfer, jika secara transfer maka akan melalui rekening
BCA.
43
- Saksi benar menerangkan melakukan transfer ke Melati yang merupakan
istri saksi.
- Saksi benar menerangkan uang yang di transfer ke saksi khusus untuk
pegawai Meratus karna David dan Dodi meminta untuk pembayaran secara
1 pintu, tidak usah orang lain.
- Saksi benar menerangkan Muhammad Khalik ikut menyelewengkan dana
bbm selaku kepala operasional.
- Saksi benar menerangkan setiap bulannya saksi menjual bbm dalam 1
minggu sebanyak 3-4 kali, dalam 1 bulan bisa mencapai 15-20 kali pejualan,
mengenai jumlah per liternya dihargai oleh Dodi dan David pernah sampai
harga Rp. 2500/L - Rp. 2700/L dengan jenis HSD.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui harga jual normal dari harga
perliternya ketika ada penyelewengan dana .
- Saksi benar menerangkan jika Bunker Officer (Edial, Nurhabib, Anggoro,
Erwinsyah) sudah lama tidak dibayar maka semuanya akan bertanya dan
meminta uang pada saksi.
- Saksi benar menerangkan yang paling sering memberi tau ada stok untuk
dijual adalah konsisten semuanya yaitu KKM / Masinis 2.
- Saksi benar menerangkan Pak Erwinsyah mengetahui jika di kapal terdapat
adanya stok sisa BBM.
- Saksi benar menerangkan Pak Sugeng Gunadi mengetahui jika terdapat
uang hasil penyelewengan dana.
- Saksi benar menerangkan selain dari para Bunker Officer dan KKM, pihak
dari meratus lain yang menerima uang dari saksi adalah Pak Erwin, Anggoro,
Edial, Nurhabib, Supriadi, Pak Mujahidin, Pak Nanang yang merupakan KKM,
Pak Herlianto, Abdul Rofiq, Heri Cahyono.
- Saksi benar menerangkan untuk menyambungkan laptop dengan
massflowmeter memakai wifi yang berjarak 100 meter, sehigga tidak bisa
jauh.
- Saksi benar menerangkan modus tersebut dilakukan sejak akhir 2015.
- Saksi benar menerangkan pengawas dari kapal Bahana ganti-ganti, Pak
Sukardi kadang ada kadang tidak ada.
- Saksi benar menerangkan caranya agar laptop mengikuti PO dengan cara
menghubungkan selang out dari massflowmeter ke kapal meratus, setelah
masuk ke kapal meratus barulah melakukan pengisian, ketika sudah akan
stop, yang menyampaikan stop adalah KKM atau masinis 2 yang naik ke
tanker, barulah aba-aba dari Pak Edi yang bilang stop ke orang tongkang,
setelah itu selangnya turun ke tangki tongkang bahana, begitu sudah masuk
maka diselesaikan dulu pengisiannya baru pengisian RFB, hasil dari RFB
harus diakhir pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan Angka di RFB selalu sama dengan angka
massflowmeter.
- Saksi benar menerangkan saksi dengan staf operasional berkoordinasi
mengenai cara pembayaran dengan bertemu di pinggir jalan, jika sudah
dapat uangnya maka nanti bertemu dengan orang kapal untuk
menyerahkan uangnya secara tunai.

44
- Saksi benar menerangkan porsi pembagian uang penjualan BBM pada tahun
2016-2019, yaitu Rp. 1900/L untuk orang kapal / KKM, KKM hanya terima 1
kapal saja, sisanya Saya menerima sebesar Rp. 800/L, staf operasional oob
bahana biasanya menerima sebesar Rp. 500/L, Rp. 50-100 /L untuk ABK,
untuk saksi dibagi 5 bunker officer.
- Saksi benar menerangkan Bunker Officer (Anggoro, Edial, Habib), David dan
Dodi mendapatkan uang tersebut dari seluruh kapal meratus, ada total
sekitar 40 kapal, dalam sebulan bisa 20-an kapal.
- Saksi benar menerangkan perbulan saksi mendapat uang sekitar 50-80 juta
rupiah dari hasil praktek penjualan BBM milik Kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan keterangan yang benar adalah keterangan saksi
dalam persidangan.
- Saksi benar menerangkan hasil penyelewengan bbm lebih banyak untuk
senang senang.
- Saksi benar menerangkan menerima dari Dodi berupa sertifikat dan uang
570 juta rupiah, saksi dibelikan oleh Dodi kemudian dikasikan kepada saksi.
- Saksi benar menerangkan barang bukti yang diberikan pada polisi adalah
sertifikat rumah di di Putat Jaya, sementara rumah di Sukomanunggal sudah
punya lama, di Petemon dan Driyorejo merupakan kepunyaan dari istri
saksi.
- Saksi benar menerangkan tidak pernah menjual vespa ke Bapak Mujahidin,
melainkan saksi menjual vespa dengan Khalik.
- Saksi benar menerangkan tidak kenal dengan Tjandra Restan.
- Saksi benar menerangkan lama pengisian BBM dari Meratus ke Bahana
sekitar 20 menit.
- Saksi benar menerangkan penyerahan Uang tunai oleh Dodi dan David
dilakukan dengan janjian diluar dikantor Bahana di sebuah warung, jika
transaksi dilakukan pada malam hari maka dilakukan didalam kantor.
- Saksi benar menerangkan tidak ada ancaman ketika KKM tidak memberikan
informasi stok.
- Saksi benar menerangkan mendapatkan informasi ketika ada stok BBM
disaat kapal merapat dan bisa juga melalui WA.

Atas keterangan saksi diatas, PARA TERDAKWA akan menanggapi di dalam


Pembelaan.

17.Saksi Sdr. EKO ISLINDAYANTO, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Meratus Line sejak tahun 2011 dan
sejak tahun 2014 sebagai sopir / driver bunker.
- Saksi benar menerangkan selain sebagai sopir bunker saksi juga ikut serta
membantu dalam proses sounding kapal atau sebagai asisten para bunker
officer.
- Saksi benar menerangkan dalam preses pengisian BBM terlebih dahulu
dilakukan sounding pengisian pada tanki kapal.
- Saksi benar menerangkan yang berwenang untuk melakukan sounding
yaitu para bunker officer.
45
- Saksi benar menerangkan proses sounding dilakukan pada awal pengisian
BBM.
- Saksi benar menerangkan untuk hasil sounding terdapat rekapan data yang
dibuat oleh office bunker yakni Nur Habib dan Anggoro.
- Saksi benar menerangkan terhadap hasil sounding kemudian dilaporkan
kepada Sdr. Erwinsyah.
- Saksi benar menerangkan istilah poket diartikan sebagai sisa bahan bakar
yang tidak dilaporkan.
- Saksi benar menerangkan yang memiliki dan mengetahui poket yaitu para
KKM dan Masinis II.
- Saksi benar menerangkan para KKM dan Masinis II bertugas melaporkan
ketersediaan poket.
- Saksi benar menerangkan para KKM dan Masinis II telah menitipkan atas
poket yang dilaporkan, misalkan pengisian BBM 100 KL namun yang di isi
80 KL dan untuk sisa 20 KL diputar di kapal tongkang.
- Saksi benar menerangkan Sdr. Sukardi telah mempersiapkan cara untuk
memutar BBM ke kapal tonkang.
- Saksi benar menerangkan Sdr. Sukardi sebagai pengawas di PT. Bahana
Line.
- Saksi benar menerangkan cara memutar poket dengan cara menyetop
pompa kemudian selang pengisian diganti oleh Sdr. Sukardi dan BBM di
masukkan kembali di dalam tanki kapal PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan Sdr. Sugeng Gunadi dkk yang telah memiliki
ide/niat untuk melaporkan poket BBM guna dilakukan penjualan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. Edi Setyawan telah mengajari dan
memberikan perintah atas poket dapat dijual.
- Saksi benar menerangkan telah mengetahui dalam proses penjualan BBM.
- Saksi benar menerangkan telah bertugas mematikan/menghentikan
Massflometer.
- Saksi benar menerangkan telah terima uang dari Sdr. Edi Setyawan atas
penjualan sisa BBM yang disisihkan.
- Saksi benar menerangkan Sdr. Edi Setyawan yang berkoordinasi atau
berkomunikasi secara intens dengan PT. Bahana Line atas pembayaran
penjualan poket BBM.
- Saksi benar menerangkan Para KKM dan Masinis II titip poket untuk
dijualkan.
- Saksi benar menerangkan biasanya Para KKM dan Masinis II menitipkan
poket untuk dijual sebanyak dua kali.
- Saksi benar menerangkan setiap bulan menerima uang secara tunai/cash
dari Sdr. Edi Setyawan paling banyak sebesar Rp. 30.000.000,- dan rata-
rata Rp. 25.000.000,- atas penjualan BBM milik PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan PT. Meratus Line memiliki kurang lebih empat
puluh kapal.
- Saksi benar menerangkan semua kapal yang dimiliki meratus mayoritas
memiliki poket BBM.
- Saksi benar menerangkan setiap poket yang dijual selalu melalui Sdr. Edi
Setyawan ataupu melalui bunker officer.
46
- Saksi benar menerangkan kenal dengan Abdul Rofik sebagai KKM, Hariyanto
sebagai KKM, dan Heri Cahyono sebagai Masinis II.
- Saksi benar menerangkan Masinis I dan Masinis III mengetahui dan
membiarkan proses penjualan BBM.
- Saksi benar menerangkan bentuk koordinasi dengan Para KKM dan Masinis
II hanya memberitahukan jumlah poket untuk dijual.
- Saksi benar menerangkan para KKM yang membuat laporan penggunaan
BBM.
- Saksi benar menerangkan proses sounding dilakukan di kapal meratus.
- Saksi benar menerangkan bunker officer telah memerintahkan kepada
saksi untuk proses sounding.
- Saksi benar menerangkan sounding adalah merapatkan kapal untuk
melakukan pengisian bahan bakar di tangki kapal.
- Saksi benar menerangkan saksi sebagai sopir bertugas untuk mengantar
masflometer di kapal PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan crew dari kapal PT. Bahana Line yang bertugas
mempersiapkan selang dalam proses pengisian bahan bakar BBM.
- Saksi benar menerangkan tugas pokok officer bunker untuk melakukan
sounding.
- Saksi benar menerangkan saksi hanya bertugas membantu untuk
melakukan sounding.
- Saksi benar menerangkan tim bunker officer yang mengetahui selesih BBM
atau poket yang dijual.
- Saksi benar menerangkan poket sebagai sisa bahan bakar yang tidak
dilaporkan di kantor.
- Saksi benar menerangkan yang memiliki niat dan ide untuk melakukan
penjualan BBM yaitu Sdr. Edi Setyawan bukan dari KKM dan Masinis II.
- Saksi benar menerangkan terhadap BBM milik PT. Meratus Line yang dijual
yaitu sisa BBM yang berada di dalam tangki kapal PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan terhadap sisa BBM dilakukan dengan cara selang
diputar, misalkan dalam pengisian BBM sesuai PO 100 KL namun BBM
yang dimasukkan dalam kapal PT. Meratus Line hanya 80 KL dan terhadap
sisa 20 KL di masukkan kembali di kapal PT. Bahan Line dengan cara selang
pengisian BBM masuk kembali di PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan dalam proses pengisian sisa bahan bakar biasanya
saksi berada di kapal PT. Bahana Line atau di kapal PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan saksi dan bunker officer biasanya bertugas
mengoperasikan laptop dalam pengisian bahan bakar.
- Saksi benar menerangkan dalam pengisian sisa bahan bakar untuk masuk
kembali di kapal PT. Bahana Line menggunakan selang lainnya.
- Saksi benar menerangkan crew kapal PT. Bahana Line bertugas melepas
selang atas perintah Sdr. Sukardi.
- Saksi benar menerangkan yang memerintahkan menyetop pompa
pengisian BBM yaitu saksi sendiri bersama officer bunker Nur Habib,
Anggoro dan Edial.

47
- Saksi benar menerangkan setelah pompa berhenti kemudian selang diganti
dan dimasukkan ke dalam tanki yang berbeda bukan tanki pengisian BBM
di kapal PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan Para KKM dan Masinis II tidak benar
memerintahkan untuk menyetop pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan menyetop pengisian BBM dilakukan dengan cara
memberikan kode kepada Sdr. Sukardi.
- Saksi benar menerangkan dalam proses pemutaran selang yang berperan
yaitu saksi sendiri, bunker officer dan Sdr. Sukardi dan bukan Para KKM
dan Masinis II.
- Saksi benar menerangkan proses pemutaran selang bisa dilakukan di awal
dan diakhir pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan untuk proses pemutaran selang yang dilakukan
diawal pengisian menggunakan selang lain dan dimasukkan kembali di
tangki kapal PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan praktik penjualan BBM dilakukan mulai tahun
2017.
- Saksi benar menerangkan dari total penjualan BBM telah menerima uang
dengan total sebesar kurang lebih Rp. 1.000.000.000,-.
- Saksi benar menerangkan uang penjualan BBM yang diterima saksi
dipergunakan untuk pembelian tanah seluas 78 M2 sesuai SHM yang
terletak di Ds. Kepatihan Menganti Kab. Gresik, tanah seluas 78 M2 sesuai
SHM yang terletak di Ds. Kepatihan Menganti Kab. Gresik dan pembelian
mobil Pajero Dakar.
- Saksi benar menerangkan telah mengenal Sdr. Sukardi pada tahun 2021.
- Saksi benar menerangkan BBM yang dijual yaitu BBM yang telah disisihkan
di kapal PT. Bahana Line.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa SUGENG GUNADI :


- Setiap akhir voyage para KKM membuat laporan penggunaan BBM
kemudian di informasikan kepada Sdr. Edi Setyawan dan Bunker Officer.

Terdakwa NANANG SUGIYANTO :


- Para KKM tidak bisa pindah dari satu kapal satu ke kapal lain.
- Benar inisiatif dalam penjualan BBM dari Sdr. Edi Setyawan.
- Peran di kapal PT. Bahana Line hanya Sdr. Edi Setyawan dan Para KKM dan
Masinis II hanya berada di kapal PT. Meratus Line.

Terdakwa HERLIANTO :
- Sisa bahan bakar yang berada di kapal PT. Meratus Line laporkan kepada
Sdr. Edi Setyawan dan untuk lain-lain dilaporkan kepada Bunker Officer
secara lisan.

Terdakwa ABDUL ROFIQ :

48
- Inisatif untuk melakukan penjualan BBM dari Sdr. Edi Setyawan, dan tidak
mungkin inisiatif penjuaalan BBM berasal dari Para KKM dan Masinis II,
karna Para KKM dan Masinis II tidak kenal dan tidak pernah berinteraksi
dengan crew kapal PT. Bahana Line.
- Kalaupun Para KKM dan Masinis II dikatakan sebagai inisator dalam proses
penjualan BBM maka Para KKM dan Masinis II sudah kaya sejak awal.

Terdakwa HERI CAHYONO :


- Tidak benar Masinis II turun di kapal PT. Bahana Line padahal saya
bertanggungjawab diatas kapal PT. Meratus Line untuk memastikan ada
tidaknya kebocoran dalam pengisian BBM.
- Biasanya Masinis II turun hanya sesekali untuk menanyakan pengisian BBM
sudah selesai atau belum sebab berkaitan dengan proses bongkar muat.

Terdakwa SUPRIYADI :
- Sdr. Edi Setyawan yang inisiatif untuk melakukan penjualan BBM para KKM
hanya bertanggungjawab terhadap mesin kapal.
- Para KKM dan Masinis II menerima uang sebesar sedikit dari Sdr. Edi
Setyawan atas penjualan BBM.
- Para KKM dan Masinis II menerima uang setiap bulannya sebanyak satu
atau dua kali, sedangkan bunker officer menerima uang setiap hari
sebanyak tiga sampai empat kali.

18.Saksi Sdr. NUR HABIB THOHIR, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut :
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Meratus Line sebagai Bunker
Officer sejak awal tahun 2015.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab saksi mengawal
kegiatan supply bunker dari mulai kegiatan sampai dengan selesai untuk
memastikan volume yang diisi sesuai dengan PO.
- Saksi benar menerangkan pengiriman PO sesuai dengan data dari Erwinsyah
Urbanus, kemudian data tersebut dikirim melalui email dengan mengetahui
kebagian purchasing, dan operasional.
- Saksi benar menerangkan bunker officer memiliki 2 tim, di kantor dan
dilapangan. Di kantor hanya sebatas persiapan PO kemudian berkoordinasi
dengan pihak Vendor yaitu PT Bahana dengan Saudara David dan Dodik,
sedangkan tim dilapangan melakukan persiapan supply bunker.
- Saksi benar menerangkan proses Bunker dilakukan dengan cara
mengkondisikan kapal tanker / tongkang bersandar di kapal Meratus,
kemudian driver bunker Edi / Eko menyiapkan Masflowmeter dengan
dinaikkan menggunakan crane dan diturunkan di Kapal Tanker Bahana,
setelah itu Maslowmeter di instalasi dan disiapkan dari daya listrik, pipa-
pipa, dan selang. Kemudian dari outer Bahana masuk ke in Flowmeter
Meratus menggunakan selang pendek sekitar 3 meter kemudian dari outer
Flowmeter Meratus ke bunker station (pipa masuk ke kapal Meratus)
menggunakan selang sepanjang 30 meter.

49
- Saksi benar menerangkan Massflowmeter milik PT. Meratus Line digunakan
untuk pengisian BBM dari PT. Bahana Line dan PT. Bahana Ocean Line,
Massflowmeter terkonek dengan laptop dan yang mengoperasikan yaitu
dari Bunker Officer.
- Saksi benar menerangkan poket merupakan sisa bahan bakar kapal dalam 1
voyage yang tidak dilaporkan.
- Saksi benar menerangkan menurut keterangan saksi sendiri ada istilah
poket yang ditoleransi dimana poket tersebut ditemukan setelah stock
opname setiap tahun sebanyak 5 KL ditoleransi, maksudnya jika tidak
dilaporkan tidak apa-apa, batas toleransi poket tergantung dari struktur
kapal, GT (berat) kapal.
- Saksi benar menerangkan KKM PT. Meratus Line mengetahui adanya poket
di toleransi, karena setiap tangki di Kapal Meratus ada poket yang tidak
boleh digunakan karena terdapat endapan lumpur yang tidak boleh
digunakan di Kapal.
- Saksi benar menerangkan terkait poket yang diperjualbelikan tidak tahu
pasti berapa jumlahnya karena situasi di setiap kapal berbeda.
- Saksi benar menerangkan bagian mesin kapal Meratus Line yang
mengetahui berapa jumlah poket disetiap kapal.
- Saksi benar menerangkan mengetahui jumlah bahan bakar yang akan
dijual dari Edi Setyawan, sedangkan saksi sendiri sangat jarang
berkomunikasi dengan KKM kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan KKM / Masinis hanya melaporkan poket, terkait
ide penjualan BBM berapa jumlahnya, berapa harga jualnya yang
mengetahui hanya Edi Setyawan, saksi hanya menerima bersih dari Edi
Setyawan setiap bulan.
- Saksi benar menerangkan teknis transaksi jual-beli BBM yang mengatur
semuanya Edi Setyawan, saksi hanya melakukan sounding di awal dan
akhir bunker, di akhir bunker saksi berkoordinasi dengan Juragan Kapal
dari pihak Bahana.
- Saksi benar menerangkan proses bunker diawal saksi memastikan semua
berjalan lancar, tidak ada yang bocor, dan aliran berjalan sesuai dengan
yang terbaca di Masflowmeter.
- Saksi benar menerangkan sisa bahan bakar yang akan dijual semuanya
dilakukan oleh tim operasional Bahana, saksi hanya bertanggung jawab
sebatas mengawasi laptop dan angka yang ada di masflowmeter.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui teknis pemindahan bahan
bakar dari Meratus ke Bahana, karena semua yang melakukan
pemindahan bahan bakar melalui Juragan Kapal / OOB Bahana.
- Saksi benar menerangkan masflowmeter hanya dapat berfungsi jika ada
aliran bahan bakar, masflowmeter akan berhenti karena banyak faktor
antara lain jika dalam keadaan force majeure, pemindahan bahan bakar dari
satu tangki ke tangki lainnya, tidak ada keterangannya dalam system dan
tidak termuat, system masflowmeter hanya membaca dalam dua keadaan
saja yaitu jalan dan berhenti.

50
- Saksi benar menerangkan pembayaran jual beli bahan bakar hanya Edi
Setyawan yang mengetahui, saksi hanya menerima bersih dari Edi Setyawan
secara cash sebesar 30-50 juta setiap bulan.
- Saksi benar menerangkan saksi tidak pernah menerima hasil penjualan BBM
milik Meratus selain dari Edi Setyawan.
- Saksi benar menerangkan menerima uang hasil penjualan BBM milik
Meratus tidak hanya sebulan sekali, bisa saja dua bulan sekali.
- Saksi benar menerangkan penjualan BBM milik Meratus dilakukan
terhadap semua kapal milik Meratus sejumlah kurang lebih 40 kapal.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui siapa yang menentukan harga
penjualan BBM milik Meratus.
- Saksi benar menerangkan sejak tahun 2016 telah menerima uang hasil
penjualan BBM milik Meratus dari Edi Setyawan sebesar Rp.
2.400.0000.000,-
- Saksi benar menerangkan jenis bahan bakar yang dijual milik Meratus
yaitu jenis HSD dan MFO, sejak tahun 2019 mayoritas yang dijual jenis
HSD.
- Saksi benar menerangkan uang hasil penjualan BBM milik Meratus sebesar
Rp. 2.400.0000.000,- digunakan oleh saksi untuk membeli mobil Pajero
Sport tahun 2018, membeli rumah di Banyuwangi, membeli emas, untuk
senang-senang dan kegiatan sosial.
- Saksi benar menerangkan jika tidak mengikuti menjual BBM milik meratus
maka saksi akan dipersulit dalam pekerjaan terutama komunikasi atau
koordinasi di lapangan, termasuk koordinasi dengan pihak Bahana yaitu
David dan Dodik.
- Saksi benar menerangkan praktik jual beli BBM terjadi sejak lama dan sudah
terorganisir oleh Bunker Officer, KKM, Pihak vendor yaitu David dan Dodik
serta OOB atau juragan kapal.
- Saksi benar menerangkan terkait bahan bakar milik PT. Meratus yang akan
dijual oleh vendor PT. Bahana dikoordinasikan langsung oleh Edi Setyawan
dengan KKM atau Masinis II.
- Saksi benar menerangkan pihak-pihak yang aktif terkait jumlah BBM milik
Meratus yang akan dijual dikoordinasikan langsung oleh tim kapal Bahana
antara lain David dan Dodik serta OOB atau juragan kapal dan Sukardi.
- Saksi benar menerangkan yang bertanggung jawab dalam memindahkan
selang dari Meratus ke Bahana yaitu pihak OOB atau juragan kapal dari
Bahana.
- Saksi benar menerangkan laptop yang terkoneksi dengan MFM milik
Meratus dioperasionalkan oleh saksi.
- Saksi benar menerangkan setelah mendapat informasi dari Sukardi terkait
jumlah BBM yang akan disisihkan maka saksi akan menuruti perintah
tersebut, dan mempersiapkan pemindahan BBM.
- Saksi benar menerangkan yang memberi informasi untuk menstop
pengisian BBM dari kapal Meratus yaitu Bunker Officer dan crew kapal
Tongkang Bahana termasuk OOB atau juragan kapal.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui berapa harga jual BBM milik
Meratus per liternya.
51
- Saksi benar menerangkan berkoordinasi dengan David dan Dodik hanya
terkait pekerjaan saja antara lain jumlah bbm yang akan di supply, waktu
dan tempat pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan proses pengisian Supply BBM milik PT. Meratus
Line sudah sesuai dengan Prosedur dan SOP di PT. Meratus Line.
- Saksi benar menerangkan bunker officer yang bertugas di kantor hanya
terkait administrasi, sedangkan bunker officer yang bertugas di Lapangan
berkoordinasi dengan vendor terkait pengisian BBM dan memastikan telah
sesuai dengan PO dan SOP.
- Saksi benar menerangkan kejadian penyisihan BBM milik Meratus yang
dijual ke Bahana tanpa adanya peran dari Bunker Officer maka penyisihan
dan penjualan BBM milik Meratus tidak akan terjadi, saksi mengakui telah
membiarkan terjadinya penyisihan dan penjualan BBM milik Meratus.
- Saksi benar menerangkan mengenal dan pernah bertemu dengan para
Terdakwa.
- Saksi benar menerangkan melakukan sounding terhadap semua tangki kapal
Meratus dan melaporkan poket dari hasil sounding tersebut dan dibawa ke
kantor.
- Saksi benar menerangkan David dan Dodik mengetahui jumlah BBM yang
akan dijual dari tim kapal yaitu OOB dan Edi Setyawan dari pihak Meratus.
- Saksi benar menerangkan istilah poket yang ditoleransi tidak dikenal oleh
Karyawan Meratus, istilah poket yang ditoleransi hanya istilah yang dibuat
oleh saksi sendiri.
- Saksi benar menerangkan sebelum melakukan pengisian BBM kapal
Meratus saksi sebelumnya melihat dari LPBB dan kemudian melakukan
sounding yang tercatat masih ada di LPBB dan kemudian saksi mengetahui
poket dari kapal Meratus tersebut.
- Saksi benar menerangkan sisa bahan bakar milik PT. Meratus Line yang
dijual masih berada di dalam kapal tongkang vendor yakni PT. Bahana Line
atau PT. Bahana Ocean Line.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa SUGENG GUNADI :


- Praktik penjualan BBM sudah lama terorganisir, jika tidak mengikuti akan
mempersulit pengisian BBM, padahal bunker officer dalam hal ini saksi
sendiri sudah mengetahui jadwal pengisian BBM, lokasi dan tempat.

Terdakwa HERLIANTO :
- KKM tidak pernah mempersulit dalam berkomunikasi maupun
berkoordinasi dalam pengisian BBM malah sebaliknya jika tidak ada poket
yang dilaporkan kepada tim Bunker Officer kapal akan dipersulit dalam
pengisian BBM.

19.Saksi Sdr. EDIAL NANANG SETIAWAN, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut:
52
- Saksi benar menerangkan pernah di BAP di kepolisian dan keterangannya
sudah benar.
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Meratus Line sebagai Bunker
Officer sejak awal tahun 2016.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab saksi yaitu supaya
kegiatan supply bunker bisa berjalan dengan maksimal dan sesuai standar
operating procedure (SOP).
- Saksi benar menerangkan proses bunker supply yang sesuai SOP yaitu
diawali dari menerima email dari kantor tentang kegiatan supply kapal,
kemudian menentukan waktu kegiatan akan dilakukan yang sesuai dengan
kondisi dan jadwal kapal, melakukan koordinasi, dan sebelum kegiatan
supply bunker memulai aplikasi pengawasan ada di laptop, dan melakukan
kegiatan supply bunker sesuai angka yang ditetapkan oleh Perusahaan dan
yang terbaca di Masflowmeter, kemudian menandatangani BSR dan RFB.
- Saksi benar menerangkan bahwa peran dari masing-masing Bunker Officer
yaitu operasional laptop dan flowmeter, dan dapat dilakukan di Tongkang,
dan Kapal Meratus baik di dalam maupun di luar ruangan.
- Saksi benar menerangkan pengiriman PO sesuai dengan data dari Erwinsyah
Urbanus, kemudian data tersebut dikirim melalui email dengan mengetahui
kebagian purchasing, dan operasional.
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi mengetahui Bunker Driver yaitu Edi
dan Eko.
- Saksi benar menerangkan bahwa Bunker Driver mengikuti proses supply
bunker dan membantu sebagai asisten Bunker Officer dan mengikuti
kegiatan bunker sampai selesai.
- Saksi benar menerangkan bahwa Bunker Driver dapat menjalankan aplikasi
laptop jika bunker officer berhalangan atau sakit.
- Saksi benar menerangkan bahwa sounding bisa dilakukan oleh Bunker
Officer, Bunker Driver, KKM, dan Masinis.
- Saksi benar menerangkan bahwa sounding dilakukan di awal dan akhir
yang dibuat dalam bentuk laporan tertulis atau BSR.
- Saksi benar menerangkan bahwa sounding diketahui oleh KKM dan Masinis
II karena mereka menyaksikan proses sounding.
- Saksi benar menerangkan poket merupakan istilah yang dipakai di dunia
pelayaran umumnya terkait sisa bahan bakar kapal dalam 1 voyage yang
tidak dilaporkan.
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi tidak tahu peruntukkan dari poket
tersebut.
- Saksi benar menerangkan bahwa KKM dan Crew Kapal Meratus yang
mengetahui tentang poket.
- Saksi benar menerangkan menurut pengetahuan saksi bahwa adanya
budaya poket sudah dilakukan sejak saksi bekerja di lapangan yaitu pada
tahun 2017.
- Saksi benar menerangkan bahwa sebagai Bunker Officer, ketika proses
pengisian BBM hampir selesai, saksi diberikan instruksi dari Pak Edi atau
Pak Eko untuk mematikan pengisian ketika angka mencapai 80 di laptop.

53
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi baru mengenal KKM saat
persidangan, dan tidak pernah berinteraksi di lapangan, KKM yang
dimaksud oleh saksi saat menstop pengisian BBM bukan para Terdakwa.
- Saksi benar menerangkan yang memiliki ide untuk menyisihkan BBM sudah
terjadi sejak lama, sejak saksi training di kantor dan terjun di lapangan
penyisihan BBM telah terjadi.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM saksi berkonsentrasi
penuh pada pengawasan laptop.
- Saksi benar menerangkan ketika menstop pengisian BBM, MFM tidak akan
merekam adanya aliran BBM ke kapal Meratus.
- Saksi benar menerangkan bahwa saat proses pemindahan selang dilakukan
Crew dari Bahana yaitu Pak Sukardi.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses pemindahan selang, selang
utama masih tetap berada di kapal Meratus bahwa ada lebih dari dua
selang saat proses pengisian BBM, dan saksi sebagai Bunker Officer tetap
memantau laptop untuk melihat massflowmeter.
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi tidak mengetahui jika bunker officer
lain menerima perintah yang sama terkait penyisihan BBM.
- Saksi benar menerangkan bahwa kapal milik Meratus, setahu saksi
berjumlah 50-60 kapal, dimana setiap kapal memiliki 1 KKM dan 3 Masinis.
- Saksi benar menerangkan yang melakukan komunikasi secara intens terkait
penyisihan BBM dengan pihak PT. Bahana yaitu Edi Setyawan.
- Saksi benar menerangkan sejak bekerja di PT. Meratus telah terjadi
penyisihan BBM milik Meratus untuk dijual, saksi hanya mengikuti perintah
saja dari Edi Setyawan.
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi menerima setiap bulan dari Edi
sekitar 5 juta sampai dengan 30 juta yang diberikan secara tunai.
- Saksi benar menerangkan dalam satu bulan dapat menerima uang sebanyak
2 sampai 3 kali dari Edi Setyawan yang diberikan secara cash.
- Saksi benar menerangkan yang menerima uang hasil penjualan BBM milik
Meratus antara lain KKM dan para crew kapal namun terkait berapa
bagiannya saksi tidak mengetahui, bunker officer dan driver bunker officer.
- Saksi benar menerangkan jenis BBM yang dijual hanya B30/HSD.
- Saksi benar menerangkan tidak mengetahui berapa harga jual BBM milik
Meratus yang dijual.
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi menerima uang sejak tahun 2016
sebesar Rp. 1.000.000.000 dari Edi yang digunakan untuk karaoke bersama
Bunker Officer lain dan membeli tanah di Blitar.
- Saksi benar menerangkan jika tidak mengikuti menyisihkan untuk menjual
BBM maka saksi akan dipersulit dalam bekerja.
- Saksi benar menerangkan KKM yang mengetahui sisa minyak / BBM yang
ada di Kapal, Driver Bunker Officer menyiapkan MFM dan Laptop untuk
pengisian BBM, Bunker Officer mengawasi laptop dan MFM saat pengisian
BBM dan melakukan sounding sebelum dan sesudah pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan sebelum melakukan pengisian BBM memperoleh
data dari Bunker Planner, tetapi tidak mengetahui apakah bunker planner
menerima uang atau tidak.
54
- Saksi benar menerangkan yang melakukan penyisihan BBM dan penjualan
BBM semuanya dikontrol oleh Edi Setyawan.
- Saksi benar menerangkan sebagai bunker officer saksi mengoperasionalkan
laptop dalam pengisian BBM, laptop berada di kapal tongkang Bahana.
- Saksi benar menerangkan saat pengisian BBM laptop hanya ada 1 buah dan
terkoneksi wifi dengan MFM dalam jarak 3 m, saat pengawasan laptop saksi
kadang berada diluar atau di dalam ruangan terutama saat terjadi hujan.
- Saksi benar menerangkan pada saat pengisian BBM, saksi yang
memerintahkan stop ketika telah mencapai angka yang sudah disepakati
untuk dilakukan penjualan BBM.
- Saksi benar menerangkan didampingi oleh KKM kapal meratus ketika
pengisian BBM, akan tetapi yang dimaksud bukan KKM para Terdakwa
Sugeng Gunadi, Nanang, Herliyanto, Abdul Rofiq, Supriyadi, dan Masinis II
Heri Cahyono. Para Terdakwa Sugeng Gunadi, Nanang, Herliyanto, Abdul
Rofiq, Supriyadi, dan Masinis II Heri Cahyono tidak pernah memerintahkan
stop kepada Bunker Officer pada saat proses bunker karena KKM berada di
Kapal Meratus bukan di Bahana.
- Saksi benar menerangkan Para Terdakwa tidak pernah memberikan
informasi terkait sisa BBM milik Meratus yang dapat dijual.
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang
menerima hasil penjualan bahan bakar, dan harga BBM yang dijual.
- Saksi benar menerangkan bahwa saksi mengikuti kegiatan jual beli bahan
bakar karena mengikuti perintah KKM, dan mengikuti arus.
- Saksi benar menerangkan bahwa hanya pernah melihat Para Terdakwa,
tidak pernah berinteraksi, diperintah, atau memberikan berita setor kepada
Saksi.
- tetapi merupakan outsourcing.
- Saksi benar menerangkan sisa BBM milik Meratus yang dijual ke Bahana
masih berada di Kapal Tongkang Bahana.
- Saksi benar menerangkan penagihan penjualan BBM milik Meratus kepada
PT. Bahana sedangkan penagihan penjualan penyisihan BBM milik Meratus
kepada Oknum yang berada di PT. Bahana namun kepada siapanya, saksi
tidak mengetahui.
- Saksi benar menerangkan ada 40 kapal Meratus dan ada 40 KKM, tetapi
saksi tidak pernah berinteraksi dengan para KKM para Terdakwa Sugeng
Gunadi, Nanang, Herliyanto, Abdul Rofiq, Supriyadi, dan Masinis II Heri
Cahyono.
- Saksi benar menerangkan selama kontrak belum selesai maka KKM atau
Masinis II tidak akan berpindah kapal.
- Saksi benar menerangkan dari pihak Bahana selain Sukardi ada juragan
kapal dari Bahana seperti Loso, Mujahidin yang melakukan koordinasi
dengan saksi saat pengisian BBM.
- Saksi benar menerangkan yang aktif dalam melakukan pemindahan atau
pemasangan selang saat pengisian BBM yaitu Pak Sukardi sedangkan OOB /
juragan kapal tidak berada di dek kapal.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :


55
Terdakwa ABDUL ROFIQ :
- Untuk yang menginformasikan stop saat pengisian BBM bukan para KKM,
- KKM tidak mengetahui tentang operasional laptop.

20.Saksi Sdr. ANGGORO PUTRO, menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan bekerja di PT. Meratus Line sebagai Bunker
Officer sejak awal tahun 2015.
- Saksi benar menerangkan tugas dan tanggung jawab saksi memastikan
kuantitas dan kualitas BBM sesuai dengan Pesanan dari Kantor.
- Saksi benar menerangkan kualitas BBM diperiksa melalui proses Sounding
pada saat akan Bunker.
- Saksi benar menerangkan SOP pengisian BBM Meratus dilakukan di awal
dan di akhir Bunker.
- Saksi benar menerangkan data-data saat sounding tercantum di Bunker
Supply Report (BSR), kemudian data BSR tersebut disimpan.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses pengisian BBM, MFM dibawa
oleh driver bunker yaitu Edi Setyawan.
- Saksi benar menerangkan Edi Setyawan mengantar MFM.
- Saksi benar menerangkan yang mengendalikan laptop untuk proses
pengisian BBM yaitu Bunker Officer, juga Driver Bunker Officer yaitu Edi
Setyawan dan Eko.
- Saksi benar menerangkan pada saat proses pengisian BBM, KKM dan
Masinis ada di Kapal Meratus, Bunker Officer ada di Kapal Tongkang.
- Saksi benar menerangkan pengiriman PO sesuai dengan data dari Erwinsyah
Urbanus selaku bunker planner, kemudian data tersebut dikirim melalui
email dengan mengetahui kebagian purchasing, dan operasional.
- Saksi benar menerangkan bunker officer ada 2 bagian, di kantor dan di
lapangan.
- Saksi benar menerangkan yang dimaksud dengan poket yaitu sisa bahan
bakar dalam 1 voyage yang akan dititipkan.
- Saksi benar menerangkan yang mengetahui sisa bahan bakar yaitu orang
kapal antara lain masinis 2 dan KKM.
- Saksi benar menerangkan sisa BBM dilaporkan kepada Bunker Officer atau
Driver Bunker Officer.
- Saksi benar menerangkan hanya diinfokan bahwa ada yang jaga di
Tongkang.
- Saksi benar menerangkan hanya mengetahui apa yang terjadi di kapal, jika
di luar kapal saksi kurang mengetahui.
- Saksi benar menerangkan mengenal Pak Sukardi sebagai Juragan saja.
- Saksi benar menerangkan tidak mengenal Pak David dan Pak Dodi.
- Saksi benar menerangkan lupa mengenai teknis penjualan dari Meratus ke
Bahana.
- Saksi benar menerangkan menerima bagian uang dari Edi sekitar Rp
35.000.000 – Rp 50.000.000 per bulannya dan atas uang tersebut untuk diri

56
sendiri, namun beberapa kali juga didistribusikan kepada KKM dan masinis
2.
- Saksi benar menerangkan tidak tau cara penjualan bahan bakar minyak dan
secara teknis notanya datang dari Edi.
- Saksi benar menerangkan keuntungan yang didapat dari 2015-2020 sekitar
Rp. 2.500.000.000,- dan uang tersebut didapatkan dengan cara transfer ke
rekening bank bca atas nama saksi sendiri dan rekening bca sebesar Rp.
2.148.564.000,- dan saksi terima tunai kemudian saksi setorkan ke rekening
bca milik saksi sejumlah Rp.2.249.000.000,- jadi uang yang saksi terima dari
saudara Edi sekitar Rp. 4.397.564.000,-.
- Saksi benar menerangkan bahwa uang yang ditransfer dari Edi ke saksi
adalah untuk didistribusikan ke crew kapal.
- Saksi benar menerangkan berfikir karena ini pekerjaan dari rekan – rekan di
kantor tentu akan menyulitkan mereka juga kalau sampai ketahuan tim
audit.
- Saksi benar menerangkan jenis BBM yang dijual adalah HSD dan MFO
namun saksi lupa sejak kapan tidak menjual MFO lagi.
- Saksi benar menerangkan melakukan komunikasi tentang penjualan BBM
dengan staf operasional menginfokan kepada yang jaga di kapal tongkang
bahana.
- Saksi benar menerangkan uang yang didapat dipergunakan untuk membeli
rumah dan merenovasi rumah.
- Saksi benar menerangkan terjadi perubahan data atau manipulasi pada
laporan LPPB yang mana merupakan kewenangan masinis 2 diketahui KKM.
LPPB tersebut belum masuk SOP dan LPPB merupakan tambahan saja untuk
BSR, kadang disuruh mengumpulkan terkadang tidak.
- Saksi benar menerangkan atas data laporan LPPB seharusnya Pak Hendry
mengetahui, sehingga dapat menjadi dasar Pak Hendry untuk menentukan
alokasi bunker untuk kapal kapal.
- Saksi benar menerangkan keberadaan poket tersebut berada di semua
kapal meratus.
- Saksi benar menerangkan yang membeli bbm hasil penyisihan milik PT.
Meratus Line adalah perseorangan bukan perusahaan.
- Saksi benar menerangkan masuk ke divisi perijinan pada tahun 2020 setelah
itu keluar dari meratus.
- Saksi benar menerangkan alasan keluar dari meratus berkaitan dengan
masalah ini.
- Saksi benar menerangkan ada banyak nama yang mentrasfer ke rekening
saksi.
- Saksi benar menerangkan saat diinterogasi tidak menyerahkan apapun
kepada meratus.
- Saksi benar menerangkan bahwa pekerjaan Pak Edi banyak termasuk
mengantarkan flowmeter dan membantu bunker officer.
- Saksi benar menerangkan pernah bersama dengan Pak Edi dan Pak Eko
dalam satu job yaitu pada saat bunker, job bunker officer yaitu mengawasi
pengisian disitu kadang saksi bersama Pak Edi kadang bersama Pak Eko.

57
- Saksi benar menerangkan bahwa sempat menanyakan maksud transferan
dari Pak Edi dan Pak Edi hanya menjawab bahwa itu bagian saksi tanpa
menjelaskan yang lain.
- Saksi benar menerangkan saat melakukan pengawasan adalah melakukan
pengawasan kegiatan pengisian BBM dan laptopnya. Pasangan kerja saksi
tidak selalu dengan driver, terakhir kali bekerja adalah saksi bekerja sendiri.
- Saksi benar menerangkan saksi minta tolong orang kapal untuk pemasangan
laptop dan yang membaca laptop tersebut adalah saksi.
- Saksi benar menerangkan yang memerintahkan stop volume pengisian
sebelum 90 KL adalah saksi sendiri yang memberi kode kepada Crew
Bahanan yang menjaga di tongkang.
- Saksi benar menerangkan setelah saksi memerintahkan stop volume
pengisian, saksi tidak mengetahui apa yang selanjutnya dilakukan oleh crew
kapal Bahana karena saat itu saksi posisinya berada di dalam ruangan saat
di tongkang.
- Saksi benar menerangkan adapaun cara memindahkan bagian solar waktu
supply solar dari kapal vendor ke kapal meratus line, sedangkan sisanya
dimasukkan kembali ke kapal vendor PT. Bahana Line.
- Saksi benar menerangkan saksi tidak pernah menerima uang dari lainnya
selain dari Pak Edi.
- Saksi benar menerangkan uang yang diterima Pak Hendry diperoleh dari
Pak David dan Pak Dodi, saksi mengetahui hal tersebut karena diceritakan
sendiri oleh Pak Hendry.
- Saksi benar menerangkan saksi mengenal Pak Sukardi sejak tahun sekitar
2018-2019. Sebelum 2020 sudah ada Pak Sukardi di kapal tongkang dan
sering melakukan koordinasi dengan saksi.
- Saksi benar menerangkan bahwa Pak Sukardi menerima perintah dari saksi
untuk melakukan koordinasi di kapal tongkang.
- Saksi benar menerangkan sebelum melaksanakan pekerjaan bunker officer,
sebelum proses bunker, saksi menerima informasi dan perintah dari KKM
terkait mengurangi BBM. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh
semua KKM : Sugeng Gunadi, Nanang, Herliyanto, Abdul Rofiq, Supriyadi,
Heri Cahyono. Saksi kenal dengan semua KKM selama kerja di bunker dan
telah bertemu lebih dari 5 kali. Semua KKM pernah bilang ke saksi mengenai
poket.
- Saksi benar menerangkan bahwa pernah di whatsapp oleh KKM, chatnya
meliputi : ”merapat kapan? dan diinfo.10”.
- Saksi benar menerangkan mendistribusikan uang kepada crew kapal lainnya
melalui mobile banking dan saksi tau rekening – rekening para crew kapal
dari Pak Edi.
- Saksi benar menerangkan terkadang tidak dilakukan sounding karena faktor
ketidakakuratan dalam perhitungan serta tempat melakukan sounding
berbahaya.
- Saksi benar menerangkan bunker officer memiliki 2 tim, di kantor dan
dilapangan. Di kantor hanya sebatas persiapan PO kemudian berkoordinasi
dengan pihak Vendor yaitu PT Bahana dengan Saudara David dan Dodik,
sedangkan tim dilapangan melakukan persiapan supply bunker.
58
TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa NANANG SUGIYANTO :


- Terdakwa tidak pernah memanipulasi data yang dimasukkan di LPBB.
- Pemakaian BBM telah ditetapkan oleh kantor.
- Dalam membuat LPBB dibuat 4 rangkap yang pertama untuk operasional, kedua
untuk super intendent ketiga untuk staf bunker dan keempat untuk arsip kapal
sehingga semua orang bisa mengontrol LPBB.

Terdakwa HERLIANTO :
- Laptop milik Meratus pada saat pengisian BBM selalu ada di Kapal Tongkang,
tidak pernah di Meratus

21.Saksi Sdr. ERWINSYAH URBANUS menerangkan dibawah sumpah dalam


persidangan sebagai berikut:
- Saksi benar menerangkan bahwa ia bekerja di PT Meratus sebagai Bunker
Planner, pekerjaan utama adalah melakukan perencanaan supply bunker
dalam waktu satu bulan, dalam dalam setiap bulan supply bunker dibagi
dalam 2 kloter, kloter pertama tanggal 1 sampai dengan 14, dan berikutnya
tanggal 15 sampai dengan 30 itu untuk semua kapal yang beroperasi di
Meratus.
- Saksi benar menerangkan bahwa dasar menyusun perencaan supply bunker
adalah semua kapal meratus yang dioperasikan sudah ada schedule, dari
schedule itu selanjutnya membuat planning bunkernya, planning bunker
nya mengacu pada LPBB (Laporan Pemakaian Bahan Bakar).
- Saksi benar menerangkan bahwa di dalam satu LPBB berisi penggunaan
bahan bakar, termasuk supply awal.
- Saksi benar menerangkan bahwa yang paling mengetahui sisa bahan bakar
dari setiap kapal adalah KKM, LPBB yang diberikan pada orang kapal yang di
tandatangani oleh KKM bersama Bunker, jadi yang membuat LPBB itu
adalah pihak kapal, semua terkait bunker.
- Saksi benar menerangkan bahwa bahan bakar sisa perjalanan, setiap ROB
sisa mesti dilaporkan, karena didalam LPBB ada kolom-kolom, supply awal
yang selanjutnya kolom supply akhir, diantara itu ada kolom koreksi, yang
berisi sisa pemakaian bahan bakar.
- Saksi benar menerangkan bahwa terkait tanda tangan LPBB yang
ditandatangani oleh KKM dan Masinis diserahkan kepada Terkait LPBB yang
ditandatangani KKM bukan bersama Masinis Dua. Alur setelah kapal sampai
di kombes, diserahkan ke MSM / Shift Management yang akan
mendistribusikan.
- Saksi benar menerangkan bahwa tugas dan tanggung jawab yang membuat
PO awal adalah Bunker officer, PO akhir adalah Purchasing, setelah ada
planning akan di bagikan kepada tim operasi, tim bunker officer, tim
keuangan, dan tim MSM, lalu tim audit.
- Saksi benar menerangkan bahwa mekanisme supply bunker di PT. Meratus
mengacu quantity voltmeter, quantinty akhir yang akan dibuat didalam RFB
(Risk Of Banker) mengacu pada data voltmeter.
59
- Saksi benar menerangkan bahwa proses suppy bunker, yang diterima
selama ini dari BSR (Bunker Officer) dan Reciver Bunker sudah cocok.
- Saksi benar menerangkan bahwa salah satu tugas bunker officer adalah
sebelum atau sesudah supply bunker bersama-sama crew kapal melakukan
sounding awal dan sounding akhir.
- Saksi benar menerangkan bahwa di BSR mencantumkan sounding awal dan
sounding akhir, termasuk data flowmeter.
- Saksi benar menerangkan bahwa selama ini tidak pernah menandatangani
apapun terkait Bunker Officer, akan tetapi di Meratus ada internal audit
melakukan cek di lapangan.
- Saksi benar menerangkan bahwa Bahana merupakan salah satu pihak yg
melakukan kerja sama dengan meratus.
- Saksi benar menerangkan bahwa jenis bahan bakar yg di supply dari Bahana
ke Meratus yg terakhir adalah HSD B30, sedangkan bahan MFO sekitar satu
dua tahun belakangan ini sudah tidak disupply lagi.
- Saksi benar menerangkan bahwa poket adalah sisa bahan bakar yang tidak
dilaporkan. Faktor tidak dilaporkan detail yang mengetahui orang kapal
(bukan tanggung jawab saksi), sedangkan kelanjutan poket tersebut saksi
tidak mengetahui.
- Saksi benar menerangkan bahwa ia dipanggil ke polisi dan dijelaskan lebih
detail terkait penggelapan bahan bakar, sedangkan mekasime penggelapan
bahan bakar tidak pernah tahu.
- Saksi benar menerangkan bahwa pernah menerima uang dari Sdr. Edy ± Rp.
250.000.000,- pada tahun 2018, 2019 sampai tahun 2021 yang diberikan
secara tunai, tidak tahu apakah uang tersebut merupakan hasil dari
penggelapan bahan bakar dari Meratus ke Bahana.
- Saksi benar menerangkan bahwa ia tidak mengetahui jenis bahan bakar
yang di jual ke Bahana.
- Saksi benar menerangkan bahwa setiap kapal ada standar konsumsi, setiap
bulan melakukan meeting evaluasi bunker antara tim operasi dan MSM.
LPBB yg sudah di kantor akan diinput oleh program bunker, lalu keluar lah
hasil evaluasi.
- Saksi benar menerangkan bahwa orang yang paling mengetahui terkait
standar konsumsi adalah orang kapal (KKM dan Masinis II).
- Saksi benar menerangkan bahwa orang yang paling mengetahui terkait
Poket adalah Masinis II, karena orang yang bertanggung jawab mengenai
bahan bakar adalah Masinis II.
- Saksi benar menerangkan bahwa ia mengetahui Sdr. Edy dan Sdr. Eko yang
mempunyai tanggung jawab sebagai Driver.
- Saksi benar menerangkan bahwa ia tidak mengetahui mengenai Asisten
Bunker Officer.
- Saksi benar menerangkan bahwa mekanisme supply bahan bakar,
flowmeter akan diangkat menggunakan crane, selangnya diturunkan ke
tongkang lalu dihubungkan ke flowmeter dan akan terhubung ke kapal.
- Saksi benar menerangkan bahwa yang memindahkan flowmeter ialah Driver
dan Bunker Officer, yang mana pada saat mengisi bahan bakar selalu
bersama antara Driver dan Bunker Officer.
60
- Saksi benar menerangkan bahwa terkait orang yang memantau jalan
masuknya flowmeter sekaligus memantau aplikasi yang ada di laptop adalah
Bunker Officer.
- Saksi benar menerangkan bahwa sisa bahan bakar yang tidak sesuai PO
adalah sisa dari Bahana yang seharusnya milik Meratus yang telah dijual.
- Saksi benar menerangkan bahwa uang yang telah ia terima dari Sdr. Edy
senilai ± Rp. 250.000.000,- dipergunakan untuk membeli kendaraan 1 unit
dan kebutuhan sehari-hari.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak pernah menerima uang dari Sdr. Eko
ataupun dari orang lain.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak mengetahui mekanisme penjualan
bahan bakar yang terjadi antara PT. Meratus dengan PT. Bahana.
- Saksi benar menerangkan bahwa uang yang diterima dari Sdr. Edy tidak
diberikan secara rutin.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak mengetahui terkait waktu penjualan
poket kapan dilakukan.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak pernah berkomunikasi dengan PT.
Bahana, juga tidak mengenal Sdr. David, Sdr. Dody, Sdr. Sukadi.
- Saksi benar menerangkan bahwa proses pengisian jarang turun ke lapangan,
hanya pada saat ada eksternal audit saja (setiap tahun terdapat audit).
- Saksi benar menerangkan bahwa bekerja di PT Meratus sejak tahun 2006
sampai tahun 2021. Selain ditempatkan di bagian Bunker, juga pernah
ditempatkan di bagian tehnik kapal (bagian OCC).
- Saksi benar menerangkan bahwa terkait penjualan poket sebetulnya tidak
pernah ada.
- Saksi benar menerangkan bahwa Sdr. Edy tidak pernah menyampaikan
praktek penjualan sisa bahan bakar.
- Saksi benar menerangkan bahwa jumlah kapal meratus sekitar 50 dan
setiap kapal ada 1 KKM yang berganti secara berkala, karena crew kapal
sistemnya kontrak.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak mengetahui data LPBB apakah di
manipulasi atau tidak.
- Saksi benar menerangkan bahwa ia bekerja di Bunker Officer Head Office,
yang bertugas menghandle administrasi Bunker, yang mana saat ini
terdapat 3 (tiga) orang, yaitu, Bapak Basuki sebagai manajer, Bapak Agung
sebagai data analis, dan Saksi sebagai Bunker Planner sekaligus Bunker
Koordinator. Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2018 terdapat Bunker
Planner.
- Saksi benar menerangkan bahwa LPBB akan dilaporkan pada setiap kapal
yang sandar.
- Saksi benar menerangkan bahwa planning yang dibuat akan di sharing
kepada pihak yang terkait lalu akan di follow up oleh Bunker Officer Cabang,
yang selanjutnya akan mengirim email pemberitahuan ke masing masing
kapal. Bahwa isi pemberitahuan setiap kapal disebutkan nomor voyage,
estimasi tiba termasuk kuantitas sesuai planning.
- Saksi benar menerangkan bahwa yang memberikan tugas atau membagi
KKM adalah MSM (Meratus Manajemen).
61
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak pernah melakukan komunikasi
dengan KKM ataupun dengan Sdr. Edy terkait pengisian LPBB (jumlah yang
diisi kemarin ataupun nanti yang akan diisi berapa).
- Saksi benar menerangkan bahwa Edy tidak mempunyai wewenang untuk
melakukan sounding ataupun melakukan pengawasan terhadap laptop.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak mengetahui kinerja crew Meratus
dalam bekerja.
- Saksi benar menerangkan bahwa dilaksanakan planner yakni sebelum kapal
supply terdapat ROB, guna untuk mengantisipasi pada saat rencana bunker
dibuat, stok bahan bakar yang ada di lokasi supply kosong, untuk supply
berikutnya akan menggunakan acuan yang sudah terjadi sebelumnya.
- Saksi benar menerangkan bahwa faktor perjalanan irit, jumlah muatan,
angin, gelombang yang memengaruhi pergerakan kapal, sehingga
menyebabkan adanya poket / sisa bahan bakar perjalanan.
- Saksi benar menerangkan bahwa dalam merencanakan kebutuhan bahan
bakar kapal berdasarkan pada dokumen LPBB, berisi detail-detail
pergerakan kapal beserta jumlah penggunaan bahan bakar dalam
pergerakan tersebut, juga dalam LPBB terdapat kolom koreksi yang berisi
selisih dari jumlah bahan bakar yang diisi sebelum berangkat dan
penggunaan dalam perjalanan, sedangkan kapal yang tidak menggunakan
flowmeter akan menggunakan standar posisi.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak mengetahui adanya poket yang tidak
ketahuan.
- Saksi benar menerangkan bahwa alasan planning yang dibuat dalam 15 hari
ialah adanya perubahan harga di Pertamina pada awal bulan dan pada
pertengahan bulan.
- Saksi benar menerangkan bahwa LPBB wajib dibuat oleh orang kapal dan
mendistribusikan ke kantor.
- Saksi benar menerangkan bahwa planning bunker pada setiap kapal yang
ada di PT. Meratus berbeda-beda.
- Saksi benar menerangkan bahwa ada kemungkinan pada tiap kapal memiliki
poket.
- Saksi benar menerangkan bahwa planning hanya merencakan supply,
sedangkan konsumsinya di evaluasi secara terpisah setiap bulan.
- Saksi benar menerangkan bahwa setiap hari Rabu ada eksternal audit.
- Saksi benar menerangkan bahwa tidak mengetahui mengenai adanya
pembatasan penulisan pada kolom koreksi LPBB.

TANGGAPAN DARI PARA TERDAKWA :

Terdakwa HERLIANTO :

- Poket selalu dilaporkan dan dimasukkan ke dalam kolom koreksi di kolom


LPBB.
- Tetapi ada pembatasan sebesar 500 Lt sampai 1 KL di kolom LPBB, KKM tidak
mengetahui kenapa selalu ada pembatasan di kolom LPBB.

62
III. KETERANGAN SAKSI A de Charge

Saksi A de Charge Sdr. TAUFIQ DERMAWAN, memberikan keterangan


dibawah sumpah dalam persidangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi menjelaskan saat ini bekerja di meratus dengan jabatan


sebagai BUNKER OFFICER.
- Bahwa saksi menjelaskan sebelumnya saksi bukan sebagai Bunker Officer,
jabatan sebelumnya adalah di (depo) semarang dari juli sampe agustus
2021, kemudian agustus pindah ke surabaya dan menjabat sebagai admin
HO, vessel dan bunkering sejak september hingga januari.
- Bahwa saksi menjelaskan bahwa saksi diangkat menjadi BUNKER OFFICER
sejak 28 Januari 2022.
- Bahwa saksi menjelaskan tugas dan wewenang dari admin HO adalah
menginput kecepatan kapal dan juga konsumsi bahan bakar.
- Bahwa saksi menjelaskan terkait dengan kebutuhan konsumsi bahan bakar
yang menentukan adalah pihak bunker planer yaitu pak erwinsyah.
- Bahwa saksi menjelaskan Terkait dengan LPBB adalah berasal dari pihak
kapal, sedangkan tugas saksi hanya melakukan input ke system.
- Bahwa saksi menjelaskan yang digunakan untuk menentukan kebutuhan
pengisian bahan bakar di meratus menggunakan data planer dari pak
erwinsyah.
- Bahwa saksi menjelaskan Tugas dan Wewenang dari BUNKER OFFICER
adalah memastikan bahan bakar yang dipesan sudah sesuai dengan bahan
bakar yang masuk ke kapal.
- Bahwa saksi menjelaskan yang Memastikan bahan bakar disini dinilai dari
kualitas bahan bakar dan jumlah bahan bakar yang masuk ke kapal.
- Bahwa saksi menjelaskan mengenai alur dari pengisian bahan bakar yang
dimulai dari pertama-tama BUNKER OFFICER dari kantor membawa
massflowmeter ke kapal, dan massflowmeter dinaikan ke meratus, Setelah
itu BUNKER OFFICER naik kekapal dan memastikan checklist yang dilakukan
oleh orang kapal, Kemudian dilakukanlah sounding kapal, setelah itu
Memastikan selang terhubung ke manifold kapal dan dilakukan instal
laptopbunker dan massflowmeter, Stelah itu baru mulai proses bunkernya.
- Bahwa saksi menjelaskan bahwa saksi diajari sebagai BUNKER OFFICER dari
edi setyawan, namun diajari tersebut hanya hanya sebatas penjelasan saja.
- Bahwa saksi menjelaskan Saat diajari edi, yang terlibat langsung proses
bunker di kapal multi ekspress adalah KKM namaya pak sugeng, saksi
hanya melihat ia orang kapal standby di kapal Meratus, kemudian saksi
diarahkan oleh pak erwin ke bas atau crew kapal dan pertama kali
bertemu dengan edi setyawan, setelah itu saksi diajari untuk
mengaktifkan masssflowmeter, laptop dan menginstalnya, namun

63
mengenai selang dll tidak tau karna keadaan saksi disana sudah dimulai
proses bunkernya
- Bahwa saksi menjelaskan pada saat proses bunker yang mengajari saksi
yaitu edi setyawan, posisi saksi saat itu tidak mengetahui siapa edi
setyawan, namun saksi baru tau edi setyawan ketika saksi balik kantor
ketika saksi bertanya ke orang kantor.
- Bahwa saksi menjelaskan Pada saat proses bunker, posisi KKM berada di
kapal meratus.
- Bahwa saksi menjelaskan Pada saat pengisian bunker, KKM tidak pernah
turun untuk mengobrol atau mengendalikan laptop atau Massflowmeter.
- Bahwa saksi menjelaskan Pada saat bunker, KKM dan masinis 2 standby di
bunker manifold di kapal Meratus, memastikan tidak ada yang Bocor.
- Bahwa saksi menjelaskan Pada saat bunker, waktu yang diperlukan tidak tau
karna posisi saksi saat datang sudah dilakukan proses, dan waktu balik pun
masih belum selesai, saksi berada di kapal dan mengamati proses bunker
sekitar 45 menit.
- Bahwa saksi menjelaskan Pada saat proses bunker yang mengamati
Massflowmeter dan laptop yaitu edi setyawan sendiri, tidak ada Bunker
Officer lain.
- Bahwa saksi menjelaskan Tidak ada kru bahana yang membantu edi
setyawan.
- Bahwa saksi menjelaskan mengenai saksi yang melihat proses pengisian
pada saat itu, awalnya saksi ada janjian di kantor untuk input LPBB dn pada
waktu itu saksi inisiatif ke kapal untuk melihat proses bunker secara
langsung, dan meminta ijin ke pak erwin, kemudian pada tanggal 25 oktober
saksi diajak pak erwin ke kapal multi ekspress yang pada waktu itu sandar,
dan pada waktu datang keadaan dikapal kegiatan bunker telah dimulai,
setelah itu saksi bertemu dengan pak sugeng, masinis 2 dll, stelah itu pak
erwin mengarahkan saksi ikut edi setyawan ke tongkang, di tongkang, edi
setyawan menjelaskan kinerja laptop bunker dan Massflowmeter yang
ada di tongkang kurang lebih 20 menit kemudian dipanggil pak erwin utk
balik ke kantor.
- Bahwa saksi menjelaskan Melihat proses pengisian BBM tersebut hanya
sekali sbelum saksi menjadi BUNKER OFFICER.
- Bahwa saksi menjelaskan saksi menjadi BUNKER OFFICER ketika edi
setyawan dll sudah tidak bekerja lagi.
- Bahwa saksi menjelaskan Saat diajarkan oleh edi setyawan saat proses
bunker, laptop berada di tongkang bahana bukan di meratus.
- Bahwa saksi menjelaskan Pada saat sekarang saksi jadi BUNKER OFFICER,
Massflowmeter dan laptop di kapal meratus.
- Bahwa saksi menjelaskan menurut SOPnya, bawa Massflowmeter ke atas
kapal, dan proses Massflowmeter dan laptop berada diatas kapal meratus.
- Bahwa saksi menjelaskan Saat bunker selasai, dokumen yang
ditandatangani ada BSR / bunker supply report yang ditandatangani oleh
64
KKM dan Bunker Officer, BDR / bunker delivery report ditandatangani
oleh KKM dan pihak vendor, dan RFB / receipt for bunker ditandatangani
oleh KKM dan pihak vendor.
- Bahwa saksi menegaskan bahwa Laptop hanya sebagai mirror dari
massflowmeter, apabila Massflowmeter mati, maka dilaptop tidak terdapat
pergerakan.
- Bahwa saksi menjelaskan pada saat pengisian, bbm dapat distop dan
selangnya diputar namun Massflowmeter tidak mati.
- Bahwa saksi menjelaskan pada saat pemindahan selang, tidak akan terjadi
kebocoran karna ditutup oleh flank dari Massflowmeter, terdapat on dan
off disitu, kemudian setelah dipindah selang dan printah start lagi
Massflowmeter bisa berjalan sampai sesuai PO-nya.
- Bahwa saksi menjelaskan Massflowmeter akan berputar jika ada bbm
yang mengalir, pada saat pemindahan selang, yang berhenti adalah
pompanya, flometer tidak mati namun hanya menunjukan tekanan yang
dihasilkan adalah 0 di laptop, kemudian stelah selang dipindahkan dan
ada aliran baru maka tekanannya naik kembali melanjutkan yang
sebelumnya.
- Bahwa saksi menjelaskan pada saat proses start/stop yang berwenang
adalah BUNKER OFFICER.
- Bahwa saksi menjelaskan tidak pernah melihat KKM melakukan stop atau
start tsb, KKM hanya menjadi pengawas jika ada yang bocor saja.
- Bahwa saksi menjelaskan pada saat diajari oleh edi setyawan, posisi laptop
dan Massflowmeter di tongkang bahana yang mengoperasikan adalah edi
setyawan sendiri
- Bahwa saksi menegaskan yang melakukan stop adalah BUNKER OFFICER,
tidak ada perintah dari atasan, kalau full ya stop, kalau printah dari
BUNKER OFFICER semua.
- Bahwa saksi menjelaskan yang menyiapkan Massflowmeter kalau edi
setyawan ga bekerja ada 2 orang yaitu saksi sendiri dan mas (jodi).
- Bahwa saksi menjelaskan massflometer memiliki panjang 1,5 m dan berat
600kg sehingga tidak dapat diangkat orang dan harus menggunakan alat
crane.
- Bahwa saksi menjelaskan yang menutup keran dari Massflowmeter adalah
BUNKER OFFICER.
- Bahwa saksi menjelaskan pada saat bunker, flometer yang digunakan ada 2,
1 dari meratus dan 1 nya dari bahana.
- Bahwa saksi menjelaskan kalau dulu, 2 Massflowmeter milik tongkang dan
meratus berada di tongkang, kalau sekarang Massflowmeter berada di
masing” kapal yaitu 1 di meratus dan 1 di tongkang.
- Bahwa saksi menjelaskan Yang memberi aba aba stop pada saat proses
bunker adalah BUNKER OFFICER, sedangkan yang menghentikan adalah
orang tongkang,

65
- Bahwa saksi menjelaskan Orang tongkang yang di bunker ada 3-5 orang,
semuanya aktif
- Bahwa saksi menjelaskan Kalau pak eko sendiri hanya kenal namanya,
namun tak tau komunikasi ataupun berjumpa
- Bahwa Saksi melakukan tugasnya bertanggungjawab pada pak basuki sebagi
manajer bunker.
- Bahwa saksi menjelaskan Sekarang BUNKER OFFICER ada sekitar 13 orang.
- Bahwa saksi menjelaskan LPBB dibuat oleh pihak kapal, yaitu KKM dan
masinis 2.
- Saksi hanya menginput LPBB ke sistem, dan yang dapat mengakses system
tersebut adalah BUNKER OFFICER dan bunker analist.
- Bahwa saksi menjelaskan bahwa LPBB yang melakukan crosscheck adalah
bunker analist
- Bahwa saksi menjelaskan bentuk Pengawasan dari LPBB adalah dengan
mengecek / menyesuaikan data.
- Bahwa saksi menjelaskan bunker analist pernah melakukan pengecekan
LPBB di lapangan
- Bahwa saksi menjelaskan Bunker manifold adalah tempat masuknya bahan
bakar ke kapal
- Bahwa saksi menjelaskan Selama saksi menjadi Bunker Officer, KKM dan
masinis ikut ke tongkang untuk melakukan sounding dan mengetahui
flowmeter yang ada di tongkang setelah itu KKM dan masinis 2 balik ke
kapal Meratus untuk mengawasi proses bunker.
- Bahwa saksi menjelaskan BUNKER OFFICER juga melakukan komunikasi
pada bahana yaitu pada pihak staf operasional untuk menentukan jam
sandar tongkang ke kapal meratus,
- Bahwa saksi menjelaskan Ketika pemindahan selang, angkanya berhenti
dan dapat terbaca di massflowmeter dan dapat dibaca oleh orang
manajemen di kantor, Bunker Officer, bunker analis, tetapi KKM dan
masinis 2 tidak mengetahui.
- Bahwa saksi menjelaskan Massflow dengan laptop terconnect dengan jarak
maksimal koneksi sejauh 10 meter,
- Bahwa saksi menjelaskan Pada saat pengisian selesai, yang dilakukan oleh
KKM dan masinis 2 adalah melakukan sounding kapal meratus sendiri dan
menghitung BBM yang masuk sesuai dengan PO
- Bahwa saksi menjelaskan pada Saat pengisian BBM selesai tidak langsung
berangkat, namun ada space 1 hari untuk bongkar muat, setelah itu
berangkat.
- Bahwa saksi menjelaskan Tidak ada tekanan dari senior.
- Bahwa saksi menjelaskan praktek penggelapan BBM yang lama sudah tidak
ada.
- Bahwa saksi menjelaskan mengetahui permainan solar tersebut.
- Bahwa saksi menjelaskan untuk sekarang, Vendor bukan lagi dari bahana
melainkan vendor lain.
66
IV. KETERANGAN AHLI

Dr. BAMBANG SUHERYADI S.H., M.Hum. memberikan keterangan ahli


dibawah sumpah dalam persidangan sebagai berikut :

- Ahli menerangkan Sebagian Dosen di Universitas Airlangga Surabaya


dengan disiplin Ilmu Pidana;
- Ahli menerangkan pernah diperiksa atau di BAP di penyidik;
- Ahli menerangkan pernah memberikan keterangan di BAP terkait
Penggelapan dan Tindak Pidana Pencucian Uang;
- Ahli menerangkan sebelum menjelaskan Pasal 374 KUHP, Ahli menjelaskan
terlebih dahulu Pasal induknya yaitu Pasal 372 KUHP.
- Ahli menerangkan unsur Pasal 372 KUHP yaitu unsur Subjek Pelaku dimana
di dalam KUHP yaitu orang-perorangan, unsur Subyektifnya sikap batin
pelaku terhadap perbuatan itu seperti apa, dengan maksud, dengan
sengaja, unsur sifat melawan hukum yaitu unsur perbuatan Ketika
seseorang mengaku sebagai milik kemudian dia melakukan aktifitas yang
tidak berhak untuk itu, kaitannya dengan Pasal 374 KUHP Ketika antara
pelaku dan korban ada hubungan mendapat upah atau adanya hubungan
pekerjaan;
- Ahli menerangkan dalam KUHP yang termasuk unsur Barangsiapa sebagai
unsur subyek pelaku adalah orang-perseorangan;
- Ahli menerangkan misal A membeli barang 100 Kg kepada B, tetapi
karyawan A mengatakan kepada karyawan B untuk memasukkan barang
hanya sebanyak 80 Kg, maka perbuatan karyawan A dapat dikatakan
penggelapan dalam jabatan;
- Ahli menerangkan perbuatan diatas merugikan A, dan adanya Kerjasama
antara karyawan A dan karyawan B maka karyawan dari kedua perusahaan
tersebut dapat dimintai pertanggungjawaban pidananya;
- Ahli menerangkan perbedaan antara penipuan dengan penggelapan, yaitu
penipuan barang berpindah dari korban ke pelaku karena ada unsur-unsur
yang menggerakkan seperti tipu muslihat, rangkaian kebohongan, kalau
penggelapan barang sudah dikuasai oleh pelaku.
- Ahli menerangkan pengertian barang dikuasai oleh pelaku dapat dikuasai
secara fisik ataupun nonfisik.
- Ahli menerangkan paradigma TPPU seharusnya yang dicari asetnya dulu
baru orangnya, bukan sebaliknya, tidak perlu penadaan itu misalnya
pencurian itu dibuktikan dahulu. Yang dikejar asetnya dulu, TPPU itu
fokusnya dalam mengejar aset.
- Ahli menerangkan TPPU pada dasarnya menyamarkan. Ketika perbuatan
mengirim dan mengalihkan itu harus dilihat tujuannya dahulu, namun
secara konteksnya tetap saja berusaha menyamarkan

67
- Ahli menerangkan tindak pidana awal sebelum TPPU harus dibuktikan
dahulu.
- Ahli menerangkan beban pembuktian TPPU berada di penyidik, namun
pelaku dapat membuktikan bahwa uang yang didapat bukan dari hasil
TPPU. Selama pelaku tidak melakukan pembuktian tersebut maka dapat
dianggap jika uang yang didapat pelaku adalah hasil dari TPPU
- Ahli menerangkan berkaitan dengan Pasal 480 KUHP ketika seseorang
menerima titipan dan lain sebagainya patut diduga / diketahui /
sepatutnya diduga merupakan hasil kejahatan, namun selanjutnya perlu
dibuktikan.
- Ahli menerangkan Pasal 55 KUHP dibagi menjadi ada yang melakukan,
yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan serta ada juga
yang membantu melakukan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 56
KUHP.
- Ahli menerangkan antara turut serta dan membantu memiliki perbedaan
yang sangat tipis, terutama pada tujuannya.
- Ahli menerangkan dalam Pasal 55 KUHP, Pembuat (dader) terdiri atas
Pelaku (Pleger) yang melakukan tindak pidana, yang menyuruh melakukan
(Doenpleger) orang yang menyuruh lakukan perbuatan dengan perantara
orang lain, yang turut serta (Medepleger) orang yang sengaja turut
berbuat atau turut mengerjakan terjadinya sesuatu yang ditandai dengan
adanya kerjasama secara sadar dan dilaksanakan bersama-sama,
penganjur (Uitlokker) orang yang menggerakkan orang lain untuk
melakukan suatu tindak pidana;
- Ahli menerangkan didalam turut serta memiliki peran yang berbeda-beda
tetapi harus memenuhi unsur dilakukan dengan kehendak yang sama dan
dilakukan secara fisik bersama-sama;
- Ahli menerangkan TPPU dilakukan dengan tujuan untuk menyamarkan
yang dilakukan dengan cara placement, layering, integration sesuai dengan
unsur-unsur yang ada di dalam Pasal 3, 4, dan 5 UU TPPU, namun harus
dibuktikan apakah benar tujuannya untuk menyamarkan;
- Ahli menerangkan beban pembuktian TPPU disamping oleh Penuntut
Umum maka Terdakwa juga dapat membuktikan bahwa harta yang
diperoleh bukan hasil dari tindak pidana;
- Ahli menerangkan dalam Pasal 11 UU No.8 Tahun 2010 tentang TPPU, hasil
PPATK dapat digunakan oleh aparat penegak hukum dalam membantu
membuktikan tindak pidana TPPU.
- Ahli menerangkan jelas jelas kalau memang apabila tidak mengetahui
maka tidak bisa dikatakan bersalah, tapi jika driver tau tujuan dan sikap
batinnya sama dengan pelaku maka driver bisa dikatakan turut serta.
Karena ketauannya itu driver dikatakan turut serta membantu. Yang
membedakan antara pembantu dengan pelaku adalah ancamannya;
- Ahli menerangkan jika, kalau turut serta sepanjang kehendaknya sama dan
pelaksanaan fisiknya sama maka dapat dikatakan turut serta. sehingga
68
ancaman pidananya sama dengan pelaku utama, walaupun pembantu
dapat bagian sedikit ancama pidananya tetap sama dengan pelaku utama,
yang relevan di pasal 55 adalah apakah para peserta mempunyai kehendak
yang sama dan melaksanakan satu visi bersama sama;
- Ahli menerangkan yang bisa diminta pertanggungjawaban adalah pribadi
masing masing individu yaitu bisa dari oknum PT A ataupun oknum PT B;
- Ahli menerangkan fokusnya tindak pidana ini bukan pada invoice yang
dipalsukan tapi pada bbm yang seharusnya dikirimkan namun tidak
dikirimkan;
- Ahli menerangkan invoice yang tidak sesuai antara yang dipesan dengan
yang dikirim merupakan kesengajaan dari oknum yang mengirim invoice;
- Ahli menerangkan LHA (LAPORAN HASIL ANALISIS) tidak apple to apple
dengan alat bukti surat dan tidak otomatis menjadi surat, karena masih
belum betul betul materiil dan masih umum;
- Ahli menerangkan membiarkan terjadinya tindak pidana tapi tidak ada
kehendak untuk melakukan tindak pidana. Di dalam hukum pidana ada
delik komisionis dan omisionis;
- Ahli menerangkan Pasal 55 harus ada unsur sikap batin yg sama. Kalo tidak
menjerumuskan tidak bisa;
- Ahli menerangkan menghendaki perbuatan tersebut namun dia diam, dia
bisa dikenakan pasal 55. Namun jika dia tidak menghendaki perbuatan
tersebut namun dia diam, maka tidak bisa dikenakan pasal 55. Kalo dia
diam dan dia diuntungkan maka berubah menjadi pasal 56. Kalau dia
mempunyai kehendak yang sama, tapi dia diam dan tidak mencegah agar
dia diuntungkan maka dapat masuk Pasal 55.
- Ahli menerangkan Sebagian Dosen di Universitar Airlangga Surabaya
dengan disiplin Ilmu Pidana;
- Ahli menerangkan pernah diperiksa atau di BAP di penyidik;
- Ahli menerangkan pernah memberikan keterangan di BAP terkait
Penggelapan dan Tindak Pidana Pencucian Uang;
- Ahli menerangkan sebelum menjelaskan Pasal 374 KUHP, Ahli menjelaskan
terlebih dahulu Pasal induknya yaitu Pasal 372 KUHP.
- Ahli menerangkan unsur Pasal 372 KUHP yaitu unsur Subjek Pelaku dimana
di dalam KUHP yaitu orang-perorangan, unsur Subyektifnya sikap batin
pelaku terhadap perbuatan itu seperti apa, dengan maksud, dengan
sengaja, unsur sifat melawan hukum yaitu unsur perbuatan Ketika
seseorang mengaku sebagai milik kemudian dia melakukan aktifitas yang
tidak berhak untuk itu, kaitannya dengan Pasal 374 KUHP Ketika antara
pelaku dan korban ada hubungan mendapat upah atau adanya hubungan
pekerjaan;
- Ahli menerangkan dalam KUHP yang termasuk unsur Barangsiapa sebagai
unsur subyek pelaku adalah orang-perseorangan;
- Ahli menerangkan misal A membeli barang 100 Kg kepada B, tetapi
karyawan A mengatakan kepada karyawan B untuk memasukkan barang
69
hanya sebanyak 80 Kg, maka perbuatan karyawan A dapat dikatakan
penggelapan dalam jabatan;
- Ahli menerangkan perbuatan diatas merugikan A, dan adanya Kerjasama
antara karyawan A dan karyawan B maka karyawan dari kedua perusahaan
tersebut dapat dimintai pertanggungjawaban pidananya;
- Ahli menerangkan perbedaan antara penipuan dengan penggelapan, yaitu
penipuan barang berpindah dari korban ke pelaku karena ada unsur-unsur
yang menggerakkan seperti tipu muslihat, rangkaian kebohongan, kalau
penggelapan barang sudah dikuasai oleh pelaku.
- Ahli menerangkan pengertian barang dikuasai oleh pelaku dapat dikuasai
secara fisik ataupun nonfisik.
- Ahli menerangkan paradigma TPPU seharusnya yang dicari asetnya dulu
baru orangnya, bukan sebaliknya, tidak perlu penadaan itu misalnya
pencurian itu dibuktikan dahulu. Yang dikejar asetnya dulu, TPPU itu
fokusnya dalam mengejar aset.
- Ahli menerangkan TPPU pada dasarnya menyamarkan. Ketika perbuatan
mengirim dan mengalihkan itu harus dilihat tujuannya dahulu, namun
secara konteksnya tetap saja berusaha menyamarkan
- Ahli menerangkan tindak pidana awal sebelum TPPU harus dibuktikan
dahulu.
- Ahli menerangkan beban pembuktian TPPU berada di penyidik, namun
pelaku dapat membuktikan bahwa uang yang didapat bukan dari hasil
TPPU. Selama pelaku tidak melakukan pembuktian tersebut maka dapat
dianggap jika uang yang didapat pelaku adalah hasil dari TPPU
- Ahli menerangkan berkaitan dengan Pasal 480 KUHP ketika seseorang
menerima titipan dan lain sebagainya patut diduga / diketahui /
sepatutnya diduga merupakan hasil kejahatan, namun selanjutnya perlu
dibuktikan.
- Ahli menerangkan Pasal 55 KUHP dibagi menjadi ada yang melakukan,
yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan serta ada juga
yang membantu melakukan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 56
KUHP.
- Ahli menerangkan antara turut serta dan membantu memiliki perbedaan
yang sangat tipis, terutama pada tujuannya.
- Ahli menerangkan dalam Pasal 55 KUHP, Pembuat (dader) terdiri atas
Pelaku (Pleger) yang melakukan tindak pidana, yang menyuruh melakukan
(Doenpleger) orang yang menyuruh lakukan perbuatan dengan perantara
orang lain, yang turut serta (Medepleger) orang yang sengaja turut
berbuat atau turut mengerjakan terjadinya sesuatu yang ditandai dengan
adanya kerjasama secara sadar dan dilaksanakan bersama-sama,
penganjur (Uitlokker) orang yang menggerakkan orang lain untuk
melakukan suatu tindak pidana;

70
- Ahli menerangkan didalam turut serta memiliki peran yang berbeda-beda
tetapi harus memenuhi unsur dilakukan dengan kehendak yang sama dan
dilakukan secara fisik bersama-sama;
- Ahli menerangkan TPPU dilakukan dengan tujuan untuk menyamarkan
yang dilakukan dengan cara placement, layering, integration sesuai dengan
unsur-unsur yang ada di dalam Pasal 3, 4, dan 5 UU TPPU, namun harus
dibuktikan apakah benar tujuannya untuk menyamarkan;
- Ahli menerangkan beban pembuktian TPPU disamping oleh Penuntut
Umum maka Terdakwa juga dapat membuktikan bahwa harta yang
diperoleh bukan hasil dari tindak pidana;
- Ahli menerangkan dalam Pasal 11 UU No.8 Tahun 2010 tentang TPPU, hasil
PPATK dapat digunakan oleh aparat penegak hukum dalam membantu
membuktikan tindak pidana TPPU.
- Ahli menerangkan jelas jelas kalau memang apabila tidak mengetahui
maka tidak bisa dikatakan bersalah, tapi jika driver tau tujuan dan sikap
batinnya sama dengan pelaku maka driver bisa dikatakan turut serta.
Karena ketauannya itu driver dikatakan turut serta membantu. Yang
membedakan antara pembantu dengan pelaku adalah ancamannya;
- Ahli menerangkan jika, kalau turut serta sepanjang kehendaknya sama dan
pelaksanaan fisiknya sama maka dapat dikatakan turut serta. sehingga
ancaman pidananya sama dengan pelaku utama, walaupun pembantu
dapat bagian sedikit ancama pidananya tetap sama dengan pelaku utama,
yang relevan di pasal 55 adalah apakah para peserta mempunyai kehendak
yang sama dan melaksanakan satu visi bersama sama;
- Ahli menerangkan yang bisa diminta pertanggungjawaban adalah pribadi
masing masing individu yaitu bisa dari oknum PT A ataupun oknum PT B;
- Ahli menerangkan fokusnya tindak pidana ini bukan pada invoice yang
dipalsukan tapi pada bbm yang seharusnya dikirimkan namun tidak
dikirimkan;
- Ahli menerangkan invoice yang tidak sesuai antara yang dipesan dengan
yang dikirim merupakan kesengajaan dari oknum yang mengirim invoice;
- Ahli menerangkan LHA (LAPORAN HASIL ANALISIS) tidak apple to apple
dengan alat bukti surat dan tidak otomatis menjadi surat, karena masih
belum betul betul materiil dan masih umum;
- Ahli menerangkan membiarkan terjadinya tindak pidana tapi tidak ada
kehendak untuk melakukan tindak pidana. Di dalam hukum pidana ada
delik komisionis dan omisionis;
- Ahli menerangkan Pasal 55 harus ada unsur sikap batin yg sama. Kalo tidak
menjerumuskan tidak bisa;
- Ahli menerangkan menghendaki perbuatan tersebut namun dia diam, dia
bisa dikenakan pasal 55. Namun jika dia tidak menghendaki perbuatan
tersebut namun dia diam, maka tidak bisa dikenakan pasal 55. Kalo dia
diam dan dia diuntungkan maka berubah menjadi pasal 56. Kalau dia

71
mempunyai kehendak yang sama, tapi dia diam dan tidak mencegah agar
dia diuntungkan maka dapat masuk Pasal 55.

V. KETERANGAN PARA TERDAKWA

TERDAKWA I. SUGENG GUNADI Bin SUPARNO, memberikan keterangan dalam


persidangan sebagai berikut :
 Terdakwa benar menerangkan tugas utama Para KKM untuk membawa
kapal milik PT. Meratus Line dari pelabuhan awal menuju pelabuhan tujuan,
tugas lain permesinan kapal, perhitungan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan tugas dari Masinis II untuk melakukan
penghitungan bahan bakar kapal.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB sudah ditentukan oleh pihak kantor
untuk mesin-mesin dalam kapal, sedangkan para KKM hanya memasukkan
penggunaan bahan bakar untuk setiap jamnya maka akan diketahui
kebutuhan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan sebelum proses bunker terlebuh dahulu
email diterima oleh kapal yang terhubung oleh kantor, kemudian di
informasikan kepada orang mesin yang lagi berjaga Masinis I atau Masinis II
dan kemudian disampaikan kepada para KKM.
 Terdakwa benar menerangkan terkait bunker pelaksanaannya dilakukan
oleh Masinis dan kemudian masinis menginformasikan kepada KKM.
 Terdakawa benar menerangkan para KKM umumnya bertanggungjawab
semua terkait permesinan, dan sesekali para KKM mengontrol turun
kekamar mesin dan bahkan para KKM juga turun ke kapal tonkang untuk
mengetahui jalannya proses bunker.
 Terdakwa benar menerangkan para kkm turun ke kapal tonkang hanya
menanyakan kurang berapa lama proses bunker akan selesai, sebab para
kkm akan ditanya oleh pihak operation.
 Terdakwa benar menerangkan terkait sonding tergantung pelaksana dalam
kapal tersebut, kalau kkm akan memasrahkan semua pelaksanaan ke
masinis II dan dilaporkan ke KKM.
 Terdakwa benar menerangkan masinis II melakukan pengecekan sebelum
proses bunker dan bunker officer juga melakukan pengecekan untuk
melakukan sonding kapal.
 Terdakwa benar menerangkan hasil sonding yang didapatkan terkait volume
dari tanki yang akan di sonding.
 Terdakwa benar menerangkan terkait istilah pocket diartikan sebagai stok
bahan bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan bunker officer yang menentukan jadwal dan
pengisian bahan bakar.

72
 Terdakwa benar menerangkan posisi masflometer berada di kapan tonkang
tidak pernah berada di kapan milik PT. Meratus Line.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengoperasikan masflometer yaitu
bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan KKM tidak bisa mengoperasikan masflometer
ataupun mengoperasikan laptop.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian para kkm berada
diatas kapal pt. meratus line yang bertugas mengecek apakah proses bunker
aman sampai selesai.
 Terdakwa benar menerangkan pihak PT. Bahana Line bertugas
mempersiapkan selang dalam proses pengisian bahan bakar sedangkan
pihak crew PT. Meratus Line hanya membantu menginformasikan kran
pengisian yang akan dipergunakan, sebab terdapat dua kran jenis HSD dan
MFO, misalkan pengisian HSD pihak crew kapal pt. meratus line hanya
menginformasikan kran yang dipergunakan.
 Terdakwa benar menerangkan crew kapal PT. Meratus Line tidak pernah
membantu mempersiapkan selang pengisian bbm hanya dari pihak kapal
tonkang.
 Terdakwa benar menerangkan jenis bbm yang disupley dari kapal bahan line
ke kapal PT. meratus berjenis HSD, sedangkan untuk jenis MFO pernah
dipergunakan pada tahun 2018.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker pernah bertemu
dengan bunker officer dan bunker officer mempertanyakan sisa stok bahan
bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui proses pemindahan
selang.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker yang di
tandatangani oleh KKM dokumen RFB dan BSR.
 Terdakwa benar menerangkan BSR telah di buat bunker officer sedangkan
kkm dan masinis II hanya tandatangan dan mengetahui.
 Terdakwa benar menerangkan mengetahui edi setyawan hanya sebagai
orang kantor dan setelah adanya permasalahan ini baru mengetahui
sebagai driver.
 Terdakwa benar menerangkan pernah tidak mengikuti perintah dari edy
setywan, dan ternyata setelah proses bunker BBM stok bbm di kapal
meratus minus, dan tidak pernah mengetahui PO bbm yang masuk dalam
kapal.
 Terdakwa benar menerangkan dengan adanya minus pengisian BBM edy
setywan menawarkan pembagian sebagian kepada KKM dan KKM menolak,
sebab keberangkatan kapal akan bermasalah.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian bahan bakar
berkomunikasi dengan bunker officer bernama edial.

73
 Terdakwa benar menerangkan terkait kejaidian tersebut pernah
melaporkan kepada bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui dijual kemana atas sisa
BBM yang seharusnya di isi penuh ke kapal.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengetahui proses bunker masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan poket tidak dilaporkan ke Meratus.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB dilaporkan 6 jam sebelum proses
bunker, setelah kapal sandar di dermaga dan akan melakukan bunker maka
dilakukan sounding kembali.
 Terdakwa benar menerangkan ada selisih selama 1 voyage, tetapi tidak
banyak.
 Terdakwa benar menerangkan poket yang tidak dilaporkan datanya selalu
diminta oleh Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak pernah menitip poket untuk dijual
kepada Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan sisa BBM yang tidak dimasukkan ke dalam
kapal Meratus tetap berada di dalam kapal Tongkang Bahana.
 Terdakwa benar menerangkan mendapat bagian dari Penjualan BBM milik
PT. Meratus dari Edi Setyawan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui sisa BBM yang tidak
dimasukkan ke dalam kapal PT. Meratus apakah dijual kesiapa, kapan dan
dimana, karena para Terdakwa setelah proses bunker selesai langsung
berlayar.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui terjadi proses pemindahan
selang dari kapal Meratus ke kapal Bahana, karena para Terdakwa berada
diatas kapal Meratus melakukan perawatan mesin.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat hendak proses bunker, Terdakwa
dihubungi oleh Bunker Officer dan menanyakan terkait adanya poket.
 Terdakwa benar menerangkan poket selalu dilaporkan kepada Bunker
Officer yang bertugas saat itu.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang dari Edi Setyawan sebesar
Rp. 20 Jt sampai Rp. 37,5 Jt setiap bulan.
 Terdakwa benar menerangkan telah mengetahui praktik penyisihan dan
pengambilan BBM milik Kapal Meratus sejak Terdakwa menjabat sebagai
Masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan telah memperoleh penghasilan yang layak
dari PT. Meratus, tetapi karena lingkungan pekerjaan yang menghambat
mereka dalam bekerja jika tidak memberi informasi terkait BBM yang akan
disisihkan maka Terdakwa akan dihambat atau dipersulit dalam proses
bunker dan berakibat akan terlambat dalam proses bongkar muat maupun
proses pengiriman barang.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang setiap bulan dari Edi
Setyawan secara cash atau transfer.
74
 Terdakwa benar menerangkan terhadap uang yang diterima dari Edi
Setyawan dibagi-bagi kepada anak buah kapal.
 Terdakwa benar menerangkan pernah menerima uang secara transfer
dengan pengirim dari pihak PT. Bahana yaitu Sdr. Tjendra Rustan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak pernah menjual BBM atau sisa BBM
kepada vendor melalui Edi Setyawan.
 Terdakwa benar menerangkan uang yang diterima dari Edi Setyawan sudah
habis digunakan untuk berfoya-foya.

TERDAKWA II. NANANG SUGIYANTO Bin MUHADI, memberikan keterangan


dalam persidangan sebagai berikut :
 Terdakwa benar menerangkan tugas utama Para KKM untuk membawa
kapal milik PT. Meratus Line dari pelabuhan awal menuju pelabuhan tujuan,
tugas lain permesinan kapal, perhitungan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan tugas dari Masinis II untuk melakukan
penghitungan bahan bakar kapal.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB sudah ditentukan oleh pihak kantor
untuk mesin-mesin dalam kapal, sedangkan para KKM hanya memasukkan
penggunaan bahan bakar untuk setiap jamnya maka akan diketahui
kebutuhan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan sebelum proses bunker terlebuh dahulu
email diterima oleh kapal yang terhubung oleh kantor, kemudian di
informasikan kepada orang mesin yang lagi berjaga Masinis I atau Masinis II
dan kemudian disampaikan kepada para KKM.
 Terdakwa benar menerangkan terkait bunker pelaksanaannya dilakukan
oleh Masinis dan kemudian masinis menginformasikan kepada KKM.
 Terdakawa benar menerangkan para KKM umumnya bertanggungjawab
semua terkait permesinan, dan sesekali para KKM mengontrol turun
kekamar mesin dan bahkan para KKM juga turun ke kapal tonkang untuk
mengetahui jalannya proses bunker.
 Terdakwa benar menerangkan para kkm turun ke kapal tonkang hanya
menanyakan kurang berapa lama proses bunker akan selesai, sebab para
kkm akan ditanya oleh pihak operation.
 Terdakwa benar menerangkan terkait sonding tergantung pelaksana dalam
kapal tersebut, kalau kkm akan memasrahkan semua pelaksanaan ke
masinis II dan dilaporkan ke KKM.
 Terdakwa benar menerangkan masinis II melakukan pengecekan sebelum
proses bunker dan bunker officer juga melakukan pengecekan untuk
melakukan sonding kapal.
 Terdakwa benar menerangkan hasil sonding yang didapatkan terkait volume
dari tanki yang akan di sonding.
 Terdakwa benar menerangkan terkait istilah pocket diartikan sebagai stok
bahan bakar yang tidak dilaporkan.

75
 Terdakwa benar menerangkan bunker officer yang menentukan jadwal dan
pengisian bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan posisi masflometer berada di kapan tonkang
tidak pernah berada di kapan milik PT. Meratus Line.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengoperasikan masflometer yaitu
bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan KKM tidak bisa mengoperasikan masflometer
ataupun mengoperasikan laptop.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian para kkm berada
diatas kapal pt. meratus line yang bertugas mengecek apakah proses bunker
aman sampai selesai.
 Terdakwa benar menerangkan pihak PT. Bahana Line bertugas
mempersiapkan selang dalam proses pengisian bahan bakar sedangkan
pihak crew PT. Meratus Line hanya membantu menginformasikan kran
pengisian yang akan dipergunakan, sebab terdapat dua kran jenis HSD dan
MFO, misalkan pengisian HSD pihak crew kapal pt. meratus line hanya
menginformasikan kran yang dipergunakan.
 Terdakwa benar menerangkan crew kapal PT. Meratus Line tidak pernah
membantu mempersiapkan selang pengisian bbm hanya dari pihak kapal
tonkang.
 Terdakwa benar menerangkan jenis bbm yang disupley dari kapal bahan line
ke kapal PT. meratus berjenis HSD, sedangkan untuk jenis MFO pernah
dipergunakan pada tahun 2018.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker pernah bertemu
dengan bunker officer dan bunker officer mempertanyakan sisa stok bahan
bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui proses pemindahan
selang.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker yang di
tandatangani oleh KKM dokumen RFB dan BSR.
 Terdakwa benar menerangkan BSR telah di buat bunker officer sedangkan
kkm dan masinis II hanya tandatangan dan mengetahui.
 Terdakwa benar menerangkan mengetahui edi setyawan hanya sebagai
orang kantor dan setelah adanya permasalahan ini baru mengetahui
sebagai driver.
 Terdakwa benar menerangkan pernah tidak mengikuti perintah dari edy
setywan, dan ternyata setelah proses bunker BBM stok bbm di kapal
meratus minus, dan tidak pernah mengetahui PO bbm yang masuk dalam
kapal.
 Terdakwa benar menerangkan dengan adanya minus pengisian BBM edy
setywan menawarkan pembagian sebagian kepada KKM dan KKM menolak,
sebab keberangkatan kapal akan bermasalah.

76
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian bahan bakar
berkomunikasi dengan bunker officer bernama edial.
 Terdakwa benar menerangkan terkait kejaidian tersebut pernah
melaporkan kepada bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui dijual kemana atas sisa
BBM yang seharusnya di isi penuh ke kapal.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengetahui proses bunker masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan poket tidak dilaporkan ke Meratus.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB dilaporkan 6 jam sebelum proses
bunker, setelah kapal sandar di dermaga dan akan melakukan bunker maka
dilakukan sounding kembali.
 Terdakwa benar menerangkan ada selisih selama 1 voyage, tetapi tidak
banyak.
 Terdakwa benar menerangkan poket yang tidak dilaporkan datanya selalu
diminta oleh Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak pernah menitip poket untuk dijual
kepada Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan sisa BBM yang tidak dimasukkan ke dalam
kapal Meratus tetap berada di dalam kapal Tongkang Bahana.
 Terdakwa benar menerangkan mendapat bagian dari Penjualan BBM milik
PT. Meratus dari Edi Setyawan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui sisa BBM yang tidak
dimasukkan ke dalam kapal PT. Meratus apakah dijual kesiapa, kapan dan
dimana, karena para Terdakwa setelah proses bunker selesai langsung
berlayar.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui terjadi proses pemindahan
selang dari kapal Meratus ke kapal Bahana, karena para Terdakwa berada
diatas kapal Meratus melakukan perawatan mesin.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat hendak proses bunker, Terdakwa
dihubungi oleh Bunker Officer dan menanyakan terkait adanya poket.
 Terdakwa benar menerangkan poket selalu dilaporkan kepada Bunker
Officer yang bertugas saat itu.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang dari Edi Setyawan sebesar
Rp. 20 Jt sampai Rp. 37,5 Jt setiap bulan.
 Terdakwa benar menerangkan telah mengetahui praktik penyisihan dan
pengambilan BBM milik Kapal Meratus sejak Terdakwa menjabat sebagai
Masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan telah memperoleh penghasilan yang layak
dari PT. Meratus, tetapi karena lingkungan pekerjaan yang menghambat
mereka dalam bekerja jika tidak memberi informasi terkait BBM yang akan
disisihkan maka Terdakwa akan dihambat atau dipersulit dalam proses
bunker dan berakibat akan terlambat dalam proses bongkar muat maupun
proses pengiriman barang.
77
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang setiap bulan dari Edi
Setyawan secara cash atau transfer.
 Terdakwa benar menerangkan terhadap uang yang diterima dari Edi
Setyawan dibagi-bagi kepada anak buah kapal.
 Terdakwa benar menerangkan telah mengembalikan uang sebesar Rp. 20
Juta.
 Terdakwa benar menerangkan uang yang diterima dari Edi Setyawan sudah
habis digunakan untuk berfoya-foya.

TERDAKWA III. HERLIANTO Bin H SOLEHUDIN, memberikan keterangan dalam


persidangan sebagai berikut :
 Terdakwa benar menerangkan tugas utama Para KKM untuk membawa
kapal milik PT. Meratus Line dari pelabuhan awal menuju pelabuhan tujuan,
tugas lain permesinan kapal, perhitungan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan tugas dari Masinis II untuk melakukan
penghitungan bahan bakar kapal.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB sudah ditentukan oleh pihak kantor
untuk mesin-mesin dalam kapal, sedangkan para KKM hanya memasukkan
penggunaan bahan bakar untuk setiap jamnya maka akan diketahui
kebutuhan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan sebelum proses bunker terlebuh dahulu
email diterima oleh kapal yang terhubung oleh kantor, kemudian di
informasikan kepada orang mesin yang lagi berjaga Masinis I atau Masinis II
dan kemudian disampaikan kepada para KKM.
 Terdakwa benar menerangkan terkait bunker pelaksanaannya dilakukan
oleh Masinis dan kemudian masinis menginformasikan kepada KKM.
 Terdakawa benar menerangkan para KKM umumnya bertanggungjawab
semua terkait permesinan, dan sesekali para KKM mengontrol turun
kekamar mesin dan bahkan para KKM juga turun ke kapal tonkang untuk
mengetahui jalannya proses bunker.
 Terdakwa benar menerangkan para kkm turun ke kapal tonkang hanya
menanyakan kurang berapa lama proses bunker akan selesai, sebab para
kkm akan ditanya oleh pihak operation.
 Terdakwa benar menerangkan terkait sonding tergantung pelaksana dalam
kapal tersebut, kalau kkm akan memasrahkan semua pelaksanaan ke
masinis II dan dilaporkan ke KKM.
 Terdakwa benar menerangkan masinis II melakukan pengecekan sebelum
proses bunker dan bunker officer juga melakukan pengecekan untuk
melakukan sonding kapal.
 Terdakwa benar menerangkan hasil sonding yang didapatkan terkait volume
dari tanki yang akan di sonding.
 Terdakwa benar menerangkan terkait istilah pocket diartikan sebagai stok
bahan bakar yang tidak dilaporkan.

78
 Terdakwa benar menerangkan bunker officer yang menentukan jadwal dan
pengisian bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan posisi masflometer berada di kapan tonkang
tidak pernah berada di kapan milik PT. Meratus Line.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengoperasikan masflometer yaitu
bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan KKM tidak bisa mengoperasikan masflometer
ataupun mengoperasikan laptop.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian para kkm berada
diatas kapal pt. meratus line yang bertugas mengecek apakah proses bunker
aman sampai selesai.
 Terdakwa benar menerangkan pihak PT. Bahana Line bertugas
mempersiapkan selang dalam proses pengisian bahan bakar sedangkan
pihak crew PT. Meratus Line hanya membantu menginformasikan kran
pengisian yang akan dipergunakan, sebab terdapat dua kran jenis HSD dan
MFO, misalkan pengisian HSD pihak crew kapal pt. meratus line hanya
menginformasikan kran yang dipergunakan.
 Terdakwa benar menerangkan crew kapal PT. Meratus Line tidak pernah
membantu mempersiapkan selang pengisian bbm hanya dari pihak kapal
tonkang.
 Terdakwa benar menerangkan jenis bbm yang disupley dari kapal bahan line
ke kapal PT. meratus berjenis HSD, sedangkan untuk jenis MFO pernah
dipergunakan pada tahun 2018.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker pernah bertemu
dengan bunker officer dan bunker officer mempertanyakan sisa stok bahan
bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui proses pemindahan
selang.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker yang di
tandatangani oleh KKM dokumen RFB dan BSR.
 Terdakwa benar menerangkan BSR telah di buat bunker officer sedangkan
kkm dan masinis II hanya tandatangan dan mengetahui.
 Terdakwa benar menerangkan mengetahui edi setyawan hanya sebagai
orang kantor dan setelah adanya permasalahan ini baru mengetahui
sebagai driver.
 Terdakwa benar menerangkan pernah tidak mengikuti perintah dari edy
setywan, dan ternyata setelah proses bunker BBM stok bbm di kapal
meratus minus, dan tidak pernah mengetahui PO bbm yang masuk dalam
kapal.
 Terdakwa benar menerangkan dengan adanya minus pengisian BBM edy
setywan menawarkan pembagian sebagian kepada KKM dan KKM menolak,
sebab keberangkatan kapal akan bermasalah.

79
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian bahan bakar
berkomunikasi dengan bunker officer bernama edial.
 Terdakwa benar menerangkan terkait kejaidian tersebut pernah
melaporkan kepada bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui dijual kemana atas sisa
BBM yang seharusnya di isi penuh ke kapal.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengetahui proses bunker masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan poket tidak dilaporkan ke Meratus.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB dilaporkan 6 jam sebelum proses
bunker, setelah kapal sandar di dermaga dan akan melakukan bunker maka
dilakukan sounding kembali.
 Terdakwa benar menerangkan ada selisih selama 1 voyage, tetapi tidak
banyak.
 Terdakwa benar menerangkan poket yang tidak dilaporkan datanya selalu
diminta oleh Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak pernah menitip poket untuk dijual
kepada Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan sisa BBM yang tidak dimasukkan ke dalam
kapal Meratus tetap berada di dalam kapal Tongkang Bahana.
 Terdakwa benar menerangkan mendapat bagian dari Penjualan BBM milik
PT. Meratus dari Edi Setyawan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui sisa BBM yang tidak
dimasukkan ke dalam kapal PT. Meratus apakah dijual kesiapa, kapan dan
dimana, karena para Terdakwa setelah proses bunker selesai langsung
berlayar.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui terjadi proses pemindahan
selang dari kapal Meratus ke kapal Bahana, karena para Terdakwa berada
diatas kapal Meratus melakukan perawatan mesin.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat hendak proses bunker, Terdakwa
dihubungi oleh Bunker Officer dan menanyakan terkait adanya poket.
 Terdakwa benar menerangkan poket selalu dilaporkan kepada Bunker
Officer yang bertugas saat itu.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang dari Edi Setyawan sebesar
Rp. 20 Jt sampai Rp. 37,5 Jt setiap bulan.
 Terdakwa benar menerangkan telah mengetahui praktik penyisihan dan
pengambilan BBM milik Kapal Meratus sejak Terdakwa menjabat sebagai
Masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan telah memperoleh penghasilan yang layak
dari PT. Meratus, tetapi karena lingkungan pekerjaan yang menghambat
mereka dalam bekerja jika tidak memberi informasi terkait BBM yang akan
disisihkan maka Terdakwa akan dihambat atau dipersulit dalam proses
bunker dan berakibat akan terlambat dalam proses bongkar muat maupun
proses pengiriman barang.
80
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang setiap bulan dari Edi
Setyawan secara cash atau transfer.
 Terdakwa benar menerangkan terhadap uang yang diterima dari Edi
Setyawan dibagi-bagi kepada anak buah kapal.
 Terdakwa benar menerangkan uang yang diterima dari Edi Setyawan sudah
habis digunakan untuk berfoya-foya.

TERDAKWA IV. ABDUL ROFIK Bin JAZULI, memberikan keterangan dalam


persidangan sebagai berikut :
 Terdakwa benar menerangkan tugas utama Para KKM untuk membawa
kapal milik PT. Meratus Line dari pelabuhan awal menuju pelabuhan tujuan,
tugas lain permesinan kapal, perhitungan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan tugas dari Masinis II untuk melakukan
penghitungan bahan bakar kapal.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB sudah ditentukan oleh pihak kantor
untuk mesin-mesin dalam kapal, sedangkan para KKM hanya memasukkan
penggunaan bahan bakar untuk setiap jamnya maka akan diketahui
kebutuhan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan sebelum proses bunker terlebuh dahulu
email diterima oleh kapal yang terhubung oleh kantor, kemudian di
informasikan kepada orang mesin yang lagi berjaga Masinis I atau Masinis II
dan kemudian disampaikan kepada para KKM.
 Terdakwa benar menerangkan terkait bunker pelaksanaannya dilakukan
oleh Masinis dan kemudian masinis menginformasikan kepada KKM.
 Terdakawa benar menerangkan para KKM umumnya bertanggungjawab
semua terkait permesinan, dan sesekali para KKM mengontrol turun
kekamar mesin dan bahkan para KKM juga turun ke kapal tonkang untuk
mengetahui jalannya proses bunker.
 Terdakwa benar menerangkan para kkm turun ke kapal tonkang hanya
menanyakan kurang berapa lama proses bunker akan selesai, sebab para
kkm akan ditanya oleh pihak operation.
 Terdakwa benar menerangkan terkait sonding tergantung pelaksana dalam
kapal tersebut, kalau kkm akan memasrahkan semua pelaksanaan ke
masinis II dan dilaporkan ke KKM.
 Terdakwa benar menerangkan masinis II melakukan pengecekan sebelum
proses bunker dan bunker officer juga melakukan pengecekan untuk
melakukan sonding kapal.
 Terdakwa benar menerangkan hasil sonding yang didapatkan terkait volume
dari tanki yang akan di sonding.
 Terdakwa benar menerangkan terkait istilah pocket diartikan sebagai stok
bahan bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan bunker officer yang menentukan jadwal dan
pengisian bahan bakar.

81
 Terdakwa benar menerangkan posisi masflometer berada di kapan tonkang
tidak pernah berada di kapan milik PT. Meratus Line.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengoperasikan masflometer yaitu
bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan KKM tidak bisa mengoperasikan masflometer
ataupun mengoperasikan laptop.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian para kkm berada
diatas kapal pt. meratus line yang bertugas mengecek apakah proses bunker
aman sampai selesai.
 Terdakwa benar menerangkan pihak PT. Bahana Line bertugas
mempersiapkan selang dalam proses pengisian bahan bakar sedangkan
pihak crew PT. Meratus Line hanya membantu menginformasikan kran
pengisian yang akan dipergunakan, sebab terdapat dua kran jenis HSD dan
MFO, misalkan pengisian HSD pihak crew kapal pt. meratus line hanya
menginformasikan kran yang dipergunakan.
 Terdakwa benar menerangkan crew kapal PT. Meratus Line tidak pernah
membantu mempersiapkan selang pengisian bbm hanya dari pihak kapal
tonkang.
 Terdakwa benar menerangkan jenis bbm yang disupley dari kapal bahan line
ke kapal PT. meratus berjenis HSD, sedangkan untuk jenis MFO pernah
dipergunakan pada tahun 2018.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker pernah bertemu
dengan bunker officer dan bunker officer mempertanyakan sisa stok bahan
bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui proses pemindahan
selang.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker yang di
tandatangani oleh KKM dokumen RFB dan BSR.
 Terdakwa benar menerangkan BSR telah di buat bunker officer sedangkan
kkm dan masinis II hanya tandatangan dan mengetahui.
 Terdakwa benar menerangkan mengetahui edi setyawan hanya sebagai
orang kantor dan setelah adanya permasalahan ini baru mengetahui
sebagai driver.
 Terdakwa benar menerangkan pernah tidak mengikuti perintah dari edy
setywan, dan ternyata setelah proses bunker BBM stok bbm di kapal
meratus minus, dan tidak pernah mengetahui PO bbm yang masuk dalam
kapal.
 Terdakwa benar menerangkan dengan adanya minus pengisian BBM edy
setywan menawarkan pembagian sebagian kepada KKM dan KKM menolak,
sebab keberangkatan kapal akan bermasalah.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian bahan bakar
berkomunikasi dengan bunker officer bernama edial.

82
 Terdakwa benar menerangkan terkait kejaidian tersebut pernah
melaporkan kepada bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui dijual kemana atas sisa
BBM yang seharusnya di isi penuh ke kapal.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengetahui proses bunker masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan poket tidak dilaporkan ke Meratus.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB dilaporkan 6 jam sebelum proses
bunker, setelah kapal sandar di dermaga dan akan melakukan bunker maka
dilakukan sounding kembali.
 Terdakwa benar menerangkan ada selisih selama 1 voyage, tetapi tidak
banyak.
 Terdakwa benar menerangkan poket yang tidak dilaporkan datanya selalu
diminta oleh Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak pernah menitip poket untuk dijual
kepada Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan sisa BBM yang tidak dimasukkan ke dalam
kapal Meratus tetap berada di dalam kapal Tongkang Bahana.
 Terdakwa benar menerangkan mendapat bagian dari Penjualan BBM milik
PT. Meratus dari Edi Setyawan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui sisa BBM yang tidak
dimasukkan ke dalam kapal PT. Meratus apakah dijual kesiapa, kapan dan
dimana, karena para Terdakwa setelah proses bunker selesai langsung
berlayar.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui terjadi proses pemindahan
selang dari kapal Meratus ke kapal Bahana, karena para Terdakwa berada
diatas kapal Meratus melakukan perawatan mesin.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat hendak proses bunker, Terdakwa
dihubungi oleh Bunker Officer dan menanyakan terkait adanya poket.
 Terdakwa benar menerangkan poket selalu dilaporkan kepada Bunker
Officer yang bertugas saat itu.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang dari Edi Setyawan sebesar
Rp. 20 Jt sampai Rp. 37,5 Jt setiap bulan.
 Terdakwa benar menerangkan telah mengetahui praktik penyisihan dan
pengambilan BBM milik Kapal Meratus sejak Terdakwa menjabat sebagai
Masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan telah memperoleh penghasilan yang layak
dari PT. Meratus, tetapi karena lingkungan pekerjaan yang menghambat
mereka dalam bekerja jika tidak memberi informasi terkait BBM yang akan
disisihkan maka Terdakwa akan dihambat atau dipersulit dalam proses
bunker dan berakibat akan terlambat dalam proses bongkar muat maupun
proses pengiriman barang.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang setiap bulan dari Edi
Setyawan secara cash atau transfer.
83
 Terdakwa benar menerangkan terhadap uang yang diterima dari Edi
Setyawan dibagi-bagi kepada anak buah kapal.
 Terdakwa benar menerangkan uang yang diterima dari Edi Setyawan sudah
habis digunakan untuk berfoya-foya.

TERDAKWA V. SUPRIYADI Bin MUH YASIN, memberikan keterangan dalam


persidangan sebagai berikut :
 Terdakwa benar menerangkan tugas utama Para KKM untuk membawa
kapal milik PT. Meratus Line dari pelabuhan awal menuju pelabuhan tujuan,
tugas lain permesinan kapal, perhitungan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan tugas dari Masinis II untuk melakukan
penghitungan bahan bakar kapal.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB sudah ditentukan oleh pihak kantor
untuk mesin-mesin dalam kapal, sedangkan para KKM hanya memasukkan
penggunaan bahan bakar untuk setiap jamnya maka akan diketahui
kebutuhan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan sebelum proses bunker terlebuh dahulu
email diterima oleh kapal yang terhubung oleh kantor, kemudian di
informasikan kepada orang mesin yang lagi berjaga Masinis I atau Masinis II
dan kemudian disampaikan kepada para KKM.
 Terdakwa benar menerangkan terkait bunker pelaksanaannya dilakukan
oleh Masinis dan kemudian masinis menginformasikan kepada KKM.
 Terdakawa benar menerangkan para KKM umumnya bertanggungjawab
semua terkait permesinan, dan sesekali para KKM mengontrol turun
kekamar mesin dan bahkan para KKM juga turun ke kapal tonkang untuk
mengetahui jalannya proses bunker.
 Terdakwa benar menerangkan para kkm turun ke kapal tonkang hanya
menanyakan kurang berapa lama proses bunker akan selesai, sebab para
kkm akan ditanya oleh pihak operation.
 Terdakwa benar menerangkan terkait sonding tergantung pelaksana dalam
kapal tersebut, kalau kkm akan memasrahkan semua pelaksanaan ke
masinis II dan dilaporkan ke KKM.
 Terdakwa benar menerangkan masinis II melakukan pengecekan sebelum
proses bunker dan bunker officer juga melakukan pengecekan untuk
melakukan sonding kapal.
 Terdakwa benar menerangkan hasil sonding yang didapatkan terkait volume
dari tanki yang akan di sonding.
 Terdakwa benar menerangkan terkait istilah pocket diartikan sebagai stok
bahan bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan bunker officer yang menentukan jadwal dan
pengisian bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan posisi masflometer berada di kapan tonkang
tidak pernah berada di kapan milik PT. Meratus Line.

84
 Terdakwa benar menerangkan yang mengoperasikan masflometer yaitu
bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan KKM tidak bisa mengoperasikan masflometer
ataupun mengoperasikan laptop.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian para kkm berada
diatas kapal pt. meratus line yang bertugas mengecek apakah proses bunker
aman sampai selesai.
 Terdakwa benar menerangkan pihak PT. Bahana Line bertugas
mempersiapkan selang dalam proses pengisian bahan bakar sedangkan
pihak crew PT. Meratus Line hanya membantu menginformasikan kran
pengisian yang akan dipergunakan, sebab terdapat dua kran jenis HSD dan
MFO, misalkan pengisian HSD pihak crew kapal pt. meratus line hanya
menginformasikan kran yang dipergunakan.
 Terdakwa benar menerangkan crew kapal PT. Meratus Line tidak pernah
membantu mempersiapkan selang pengisian bbm hanya dari pihak kapal
tonkang.
 Terdakwa benar menerangkan jenis bbm yang disupley dari kapal bahan line
ke kapal PT. meratus berjenis HSD, sedangkan untuk jenis MFO pernah
dipergunakan pada tahun 2018.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker pernah bertemu
dengan bunker officer dan bunker officer mempertanyakan sisa stok bahan
bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui proses pemindahan
selang.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker yang di
tandatangani oleh KKM dokumen RFB dan BSR.
 Terdakwa benar menerangkan BSR telah di buat bunker officer sedangkan
kkm dan masinis II hanya tandatangan dan mengetahui.
 Terdakwa benar menerangkan mengetahui edi setyawan hanya sebagai
orang kantor dan setelah adanya permasalahan ini baru mengetahui
sebagai driver.
 Terdakwa benar menerangkan pernah tidak mengikuti perintah dari edy
setywan, dan ternyata setelah proses bunker BBM stok bbm di kapal
meratus minus, dan tidak pernah mengetahui PO bbm yang masuk dalam
kapal.
 Terdakwa benar menerangkan dengan adanya minus pengisian BBM edy
setywan menawarkan pembagian sebagian kepada KKM dan KKM menolak,
sebab keberangkatan kapal akan bermasalah.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian bahan bakar
berkomunikasi dengan bunker officer bernama edial.
 Terdakwa benar menerangkan terkait kejaidian tersebut pernah
melaporkan kepada bunker officer.

85
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui dijual kemana atas sisa
BBM yang seharusnya di isi penuh ke kapal.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengetahui proses bunker masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan poket tidak dilaporkan ke Meratus.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB dilaporkan 6 jam sebelum proses
bunker, setelah kapal sandar di dermaga dan akan melakukan bunker maka
dilakukan sounding kembali.
 Terdakwa benar menerangkan ada selisih selama 1 voyage, tetapi tidak
banyak.
 Terdakwa benar menerangkan poket yang tidak dilaporkan datanya selalu
diminta oleh Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak pernah menitip poket untuk dijual
kepada Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan sisa BBM yang tidak dimasukkan ke dalam
kapal Meratus tetap berada di dalam kapal Tongkang Bahana.
 Terdakwa benar menerangkan mendapat bagian dari Penjualan BBM milik
PT. Meratus dari Edi Setyawan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui sisa BBM yang tidak
dimasukkan ke dalam kapal PT. Meratus apakah dijual kesiapa, kapan dan
dimana, karena para Terdakwa setelah proses bunker selesai langsung
berlayar.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui terjadi proses pemindahan
selang dari kapal Meratus ke kapal Bahana, karena para Terdakwa berada
diatas kapal Meratus melakukan perawatan mesin.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat hendak proses bunker, Terdakwa
dihubungi oleh Bunker Officer dan menanyakan terkait adanya poket.
 Terdakwa benar menerangkan poket selalu dilaporkan kepada Bunker
Officer yang bertugas saat itu.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang dari Edi Setyawan sebesar
Rp. 20 Jt sampai Rp. 37,5 Jt setiap bulan.
 Terdakwa benar menerangkan telah mengetahui praktik penyisihan dan
pengambilan BBM milik Kapal Meratus sejak Terdakwa menjabat sebagai
Masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan telah memperoleh penghasilan yang layak
dari PT. Meratus, tetapi karena lingkungan pekerjaan yang menghambat
mereka dalam bekerja jika tidak memberi informasi terkait BBM yang akan
disisihkan maka Terdakwa akan dihambat atau dipersulit dalam proses
bunker dan berakibat akan terlambat dalam proses bongkar muat maupun
proses pengiriman barang.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang setiap bulan dari Edi
Setyawan secara cash atau transfer.
 Terdakwa benar menerangkan terhadap uang yang diterima dari Edi
Setyawan dibagi-bagi kepada anak buah kapal.
86
 Terdakwa benar menerangkan pernah menerima uang secara transfer
dengan pengirim dari pihak PT. Bahana yaitu Sdr. Tjendra Rustan.
 Terdakwa benar menerangkan uang yang diterima dari Edi Setyawan sudah
habis digunakan untuk berfoya-foya.

TERDAKWA VI. HERI CAHYONO Bin SARTO, memberikan keterangan dalam


persidangan sebagai berikut :
 Terdakwa benar menerangkan tugas utama Para KKM untuk membawa
kapal milik PT. Meratus Line dari pelabuhan awal menuju pelabuhan tujuan,
tugas lain permesinan kapal, perhitungan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan tugas dari Masinis II untuk melakukan
penghitungan bahan bakar kapal.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB sudah ditentukan oleh pihak kantor
untuk mesin-mesin dalam kapal, sedangkan para KKM hanya memasukkan
penggunaan bahan bakar untuk setiap jamnya maka akan diketahui
kebutuhan bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan sebelum proses bunker terlebuh dahulu
email diterima oleh kapal yang terhubung oleh kantor, kemudian di
informasikan kepada orang mesin yang lagi berjaga Masinis I atau Masinis II
dan kemudian disampaikan kepada para KKM.
 Terdakwa benar menerangkan terkait bunker pelaksanaannya dilakukan
oleh Masinis dan kemudian masinis menginformasikan kepada KKM.
 Terdakawa benar menerangkan para KKM umumnya bertanggungjawab
semua terkait permesinan, dan sesekali para KKM mengontrol turun
kekamar mesin dan bahkan para KKM juga turun ke kapal tonkang untuk
mengetahui jalannya proses bunker.
 Terdakwa benar menerangkan para kkm turun ke kapal tonkang hanya
menanyakan kurang berapa lama proses bunker akan selesai, sebab para
kkm akan ditanya oleh pihak operation.
 Terdakwa benar menerangkan terkait sonding tergantung pelaksana dalam
kapal tersebut, kalau kkm akan memasrahkan semua pelaksanaan ke
masinis II dan dilaporkan ke KKM.
 Terdakwa benar menerangkan masinis II melakukan pengecekan sebelum
proses bunker dan bunker officer juga melakukan pengecekan untuk
melakukan sonding kapal.
 Terdakwa benar menerangkan hasil sonding yang didapatkan terkait volume
dari tanki yang akan di sonding.
 Terdakwa benar menerangkan terkait istilah pocket diartikan sebagai stok
bahan bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan bunker officer yang menentukan jadwal dan
pengisian bahan bakar.
 Terdakwa benar menerangkan posisi masflometer berada di kapan tonkang
tidak pernah berada di kapan milik PT. Meratus Line.

87
 Terdakwa benar menerangkan yang mengoperasikan masflometer yaitu
bunker officer.
 Terdakwa benar menerangkan KKM tidak bisa mengoperasikan masflometer
ataupun mengoperasikan laptop.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian para kkm berada
diatas kapal pt. meratus line yang bertugas mengecek apakah proses bunker
aman sampai selesai.
 Terdakwa benar menerangkan pihak PT. Bahana Line bertugas
mempersiapkan selang dalam proses pengisian bahan bakar sedangkan
pihak crew PT. Meratus Line hanya membantu menginformasikan kran
pengisian yang akan dipergunakan, sebab terdapat dua kran jenis HSD dan
MFO, misalkan pengisian HSD pihak crew kapal pt. meratus line hanya
menginformasikan kran yang dipergunakan.
 Terdakwa benar menerangkan crew kapal PT. Meratus Line tidak pernah
membantu mempersiapkan selang pengisian bbm hanya dari pihak kapal
tonkang.
 Terdakwa benar menerangkan jenis bbm yang disupley dari kapal bahan line
ke kapal PT. meratus berjenis HSD, sedangkan untuk jenis MFO pernah
dipergunakan pada tahun 2018.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker pernah bertemu
dengan bunker officer dan bunker officer mempertanyakan sisa stok bahan
bakar yang tidak dilaporkan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui proses pemindahan
selang.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses bunker yang di
tandatangani oleh KKM dokumen RFB dan BSR.
 Terdakwa benar menerangkan BSR telah di buat bunker officer sedangkan
kkm dan masinis II hanya tandatangan dan mengetahui.
 Terdakwa benar menerangkan mengetahui edi setyawan hanya sebagai
orang kantor dan setelah adanya permasalahan ini baru mengetahui
sebagai driver.
 Terdakwa benar menerangkan pernah tidak mengikuti perintah dari edy
setywan, dan ternyata setelah proses bunker BBM stok bbm di kapal
meratus minus, dan tidak pernah mengetahui PO bbm yang masuk dalam
kapal.
 Terdakwa benar menerangkan dengan adanya minus pengisian BBM edy
setywan menawarkan pembagian sebagian kepada KKM dan KKM menolak,
sebab keberangkatan kapal akan bermasalah.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat proses pengisian bahan bakar
berkomunikasi dengan bunker officer bernama edial.
 Terdakwa benar menerangkan terkait kejaidian tersebut pernah
melaporkan kepada bunker officer.

88
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui dijual kemana atas sisa
BBM yang seharusnya di isi penuh ke kapal.
 Terdakwa benar menerangkan yang mengetahui proses bunker masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan poket tidak dilaporkan ke Meratus.
 Terdakwa benar menerangkan LPBB dilaporkan 6 jam sebelum proses
bunker, setelah kapal sandar di dermaga dan akan melakukan bunker maka
dilakukan sounding kembali.
 Terdakwa benar menerangkan ada selisih selama 1 voyage, tetapi tidak
banyak.
 Terdakwa benar menerangkan poket yang tidak dilaporkan datanya selalu
diminta oleh Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan tidak pernah menitip poket untuk dijual
kepada Bunker Officer.
 Terdakwa benar menerangkan sisa BBM yang tidak dimasukkan ke dalam
kapal Meratus tetap berada di dalam kapal Tongkang Bahana.
 Terdakwa benar menerangkan mendapat bagian dari Penjualan BBM milik
PT. Meratus dari Edi Setyawan.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui sisa BBM yang tidak
dimasukkan ke dalam kapal PT. Meratus apakah dijual kesiapa, kapan dan
dimana, karena para Terdakwa setelah proses bunker selesai langsung
berlayar.
 Terdakwa benar menerangkan tidak mengetahui terjadi proses pemindahan
selang dari kapal Meratus ke kapal Bahana, karena para Terdakwa berada
diatas kapal Meratus melakukan perawatan mesin.
 Terdakwa benar menerangkan pada saat hendak proses bunker, Terdakwa
dihubungi oleh Bunker Officer dan menanyakan terkait adanya poket.
 Terdakwa benar menerangkan poket selalu dilaporkan kepada Bunker
Officer yang bertugas saat itu.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang dari Edi Setyawan sebesar
Rp. 20 Jt sampai Rp. 37,5 Jt setiap bulan.
 Terdakwa benar menerangkan telah mengetahui praktik penyisihan dan
pengambilan BBM milik Kapal Meratus sejak Terdakwa menjabat sebagai
Masinis II.
 Terdakwa benar menerangkan telah memperoleh penghasilan yang layak
dari PT. Meratus, tetapi karena lingkungan pekerjaan yang menghambat
mereka dalam bekerja jika tidak memberi informasi terkait BBM yang akan
disisihkan maka Terdakwa akan dihambat atau dipersulit dalam proses
bunker dan berakibat akan terlambat dalam proses bongkar muat maupun
proses pengiriman barang.
 Terdakwa benar menerangkan menerima uang setiap bulan dari Edi
Setyawan secara cash atau transfer.
 Terdakwa benar menerangkan terhadap uang yang diterima dari Edi
Setyawan dibagi-bagi kepada anak buah kapal.
89
 Terdakwa benar menerangkan uang yang diterima dari Edi Setyawan sudah
habis digunakan untuk berfoya-foya.

VI. FAKTA-FAKTA HUKUM DI DALAM PERSIDANGAN :

YANG MULIA MAJELIS HAKIM yang terhormat,

Bahwa sebelum Tim Penasehat Hukum menyampaikan fakta hukum dalam


perkara aquo, terlebih dahulu mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pemeriksa
Perkara, terkait adanya kejanggalan-kejanggalan fakta hukum yang disampaikan
oleh Jaksa Penuntut Umum dari halaman ................... sampai dengan
halaman ................ surat tuntutan yang sama sekali tidak didukung dengan alat
bukti ataupun tidak terungkap dalam persidangan, antara lain:

1. TIDAK BENAR MENGENAI HUBUNGAN ANTARA SAKSI LIANAWATI SETYO


DENGAN TERDAKWA ADALAH HUBUNGAN KERJASAMA PEMBEBASAN
LAHAN TANAH

Bahwa Jaksa Penuntut Umum menyampaikan kerjasama untuk pembebasan


tanah antara Saksi LIANAWATI SETYO dan TERDAKWA dimulai dengan
hubungan per telpon sekitar bulan Juni 2020;

Bahwa Fakta hukum hubungan per telpon ini hanya didasarkan pada
keterangan Saksi Pelapor sendiri dan tanpa didukung oleh keterangan saksi
lainnya dan sesuai asas ”ullus testis nullus testis”, maka fakta ini sama sekali
tidak dapat dipastikan kebenarannya.

Bahwa Jaksa Penuntut Umum mengajukan 2 (dua) orang saksi yaitu Saksi SRI
HARTATIK dan saksi DIAN ABSARI guna menerangkan adanya fakta hukum
kerjasama pembebasan lahan antara Saksi LIANAWATI SETYO dengan
TERDAKWA.

Bahwa keterangan kedua orang saksi tersebut sama sekali TIDAK RELEVAN
dan DIRAGUKAN KEBENARANNYA, mengingat:

a. Bahwa saksi SRI HARTATIK dan Saksi DIAN ABSARI adalah pegawai yang
memperoleh gaji dari Saksi Pelapor, sehingga patut diragukan
keobyektivitas dan kebenaran keterangan yang disampaikan;
b. Bahwa pengetahuan Saksi SRI HARTATIK mengenai adanya kerjasama
adalah bukan berasal dari apa yang Saksi SRI HARTATIK lihat, dengar atau
alami sendiri melainkan berdasarkan pemberitahuan dari Sdri.
LIANAWATI SETYO.

Hal ini dapat disimpulkan dari isi surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum
halaman 19 baris ke-17 mengenai keterangan Saksi HARTATIK, dimana

90
bahwa sekitar tanggal 30 Juni 2020 saksi diberitahu Sdri. LIANAWATI
SETYO bahwa ada kerjasama dengan TERDAKWA.

c. Bahwa Saksi DIAN ABSARI juga menerangkan berdasarkan dari isi surat
tuntutan Jaksa Penuntut Umum halaman 20 baris ke-23, Saksi DIAN
ABSARI tidak mengetahui secara langsung awal terjadinya penawaran,
tetapi pengetahuan adanya penawaran kerjasama pembebasan lahan
oleh TERDAKWA baru muncul setelah Saksi diajak oleh Sdri. LIANAWATI
SETYO untuk melakukan penagihan kepada TERDAKWA.

Bahwa dengan demikian sebenarnya Fakta Hukum tentang adanya penawaran


kerjasama pembebasan lahan oleh TERDAKWA kepada Saksi LIANAWATI
SETYO adalah TIDAK BENAR dan diduga merupakan REKAYASA.

Sedangkan secara fakta atas uang yang diterima oleh TERDAKWA dari saksi
LIANAWATI SETYO adalah berkaitan dengan hutang piutang yang terjadi
sejak Februari 2020 secara bertahap dan sudah terjadi pengembalian
pembayaran hutang pokok sebagian secara berangsur total sebesar Rp.
24.635.000.000,- dan pembayaran bunga Rp. 1.313.205.000, serta terkait sisa
pinjaman total sebesar Rp. 48.900.000.000,- (empat puluh delapan miliar
sembilan ratus juta rupiah) SUDAH TERJADI PEMBAYARAN BUNGA OLEH
TERDAKWA KEPADA SAKSI LIANAWATI SETYO, HINGGA BULAN FEBRUARI
2021 (SUDAH LUNAS) bersesuaian dengan email yang dikirim oleh saksi SRI
HARTATIK alias TATIK RAFIF selaku karyawan saksi LIANAWATI SETYO.

Terkait hutang piutang yang terjadi antara TERDAKWA dengan saksi


LIANAWATI SETYO adalah benar terjadi sejak bulan Februari 2021,
sebagaimana yang DIAKUI dan DIBENARKAN oleh saksi LIANAWATI SETYO
terkait perjanjian tanggal 26 November 2020 di rumah kakak Saksi yang
bernama ANDRIANI, khususnya jatuh tempo pinjaman adalah benar pada
bulan Februari 2021, tetapi Laporan Polisi telah dibuat oleh saksi LIANAWATI
SETYO pada tanggal 11 Desember 2020 secara TIDAK SAH.

2. BUKTI PERCAKAPAN WHATSAPP YANG DIJADIKAN ALAT BUKTI OLEH JAKSA


PENUNTUT UMUM TIDAK DILENGKAPI DENGAN HASIL ANALISA
PEMERIKSAAN ALAT BUKTI DIGITAL

Bahwa syarat untuk dapat diterimanya bukti digital dalam persidangan telah
diatur dalam ketentuan Pasal 5 jo. Pasal 6 jo. Pasal 15 dan Pasal 16 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(“ITE”) jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
Bahwa SYARAT FORMIL diatur dalam Pasal 5 UU ITE, yaitu bahwa informasi
atau dokumen elektronik bukanlah dokumen atau surat yang menurut
perundang-undangan harus dalam bentuk tertulis dan harus diperoleh
dengan cara yang sah.
91
Bahwa SYARAT MATERIIL diatur dalam Pasal 6, Pasal 15, dan Pasal 16 UU ITE,
yang pada intinya informasi dan dokumen elektronik harus dapat dijamin
keotentikannya, keutuhannya, dan ketersediaanya. Karenanya untuk
menjamin terpenuhinya persyaratan materil yang dimaksud, dalam banyak hal
dibutuhkan digital forensik.

Bahwa secara nyata, dalam berkas perkara maupun dalam surat tuntutan
terhadap bukti-bukti percakapan Whatsapp yang dijadikan alat bukti terhadap
diri TERDAKWA dalam perkara aquo sama sekali TIDAK DILENGKAPI dengan
Hasil Analisa Pemeriksaan Barang Bukti Digital yang dikeluarkan oleh
Laboratorium Forensik ataupun Berita Acara Pemeriksaan Barang Bukti
Digital oleh Ahli Digital Forensik.

Bahwa dengan demikian, terhadap bukti-bukti percakapan Whatsapp tersebut


belum terpenuhi syarat formil mengenai perolehan dengan cara yang sah
maupun syarat materiil keotentikan, keutuhan dan ketersediaannya untuk
dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah dan alat bukti tersebut haruslah
dikesampingkan oleh Majelis Hakim yang terhormat dan dianggap tidak
mempunyai nilai pembuktikan oleh Pengadilan.

3. FAKTA HUKUM JAKSA PENUNTUT UMUM HANYA DIDASARKAN PADA


KETERANGAN SAKSI PELAPOR SAJA TANPA DIDUKUNG ALAT BUKTI YANG
LAIN.

Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutannya menyampaikan


adanya fakta hukum Saksi LIANAWATI SETYO sempat mau berhenti pada saat
transfer keempat, tetapi TERDAKWA mengatakan kalau tidak diberi maka
pembebasan tanah tidak selesai.

Bahwa penyampaian Jaksa Penuntut Umum ini hanya didasarkan pada


keterangan 1 (satu) orang saksi pelapor LIANAWATI SETYO sendiri tanpa
didukung dengan alat bukti lain, tetapi oleh Jaksa Penuntut Umum dianggap
sebagai fakta hukum.

Dengan demikian, Jaksa Penuntut Umum telah sengaja menyampaikan fakta-


fakta hukum dalam surat tuntutan TANPA DIDUKUNG ALAT BUKTI YANG SAH
semata-mata untuk memajukan kepentingan Saksi Pelapor.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan
dihubungkan dengan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, sebenarnya
TERDAKWA DALAM PERKARA INI TELAH DIDAKWA DAN DITUNTUT SAMA
SEKALI TIDAK BERDASARKAN pada keterangan saksi-saksi dibawah sumpah
yang OBJEKTIF, RELEVAN dan SALING BERHUBUNGAN, tegasnya surat
dakwaan dan surat tuntutan TIDAK SESUAI dengan fakta maupun surat bukti
serta hasil persidangan.

92
Bahwa memperhatikan keterangan saksi-saksi dan Ahli di bawah sumpah serta
TERDAKWA maupun surat-surat bukti yang ada, terbukti adanya fakta-fakta
hukum yang terungkap di Persidangan sebagai berikut:

1. Bahwa hubungan hukum antara saksi LIANAWATI SETYO alias CIK CU


dengan TERDAKWA adalah hubungan utang-piutang yang terjadi sejak
Bulan Februari 2020 dan atas hutang mana dengan beban bunga sebesar
1,5% per bulan.

2. Bahwa hubungan utang-piutang diantara TERDAKWA dengan Saksi


LIANAWATI SETYO secara kebiasaan terjadi sebagai berikut :

a. Atas utang piutang tidak ada perjanjian secara tertulis, tetapi


semuanya dibuat secara lisan atas dasar saling kepercayaan saja.

b. Atas pinjaman dikenakan beban Bunga 1,5% per bulan.

c. Pinjaman ada jaminan berupa 10 (sepuluh) buah buku BPKB kendaraan


bermotor yang diterima oleh Saksi LIANAWATI SETYO pada tanggal 18
November 2020. (VIDE BUKTI T-1)

d. Pinjaman yang diterima oleh TERDAKWA dari Saksi LIANAWATI SETYO


secara bertahap dan TERDAKWA menyerahkan cek bertanggal mundur
sebagai formalitas pegangan atas pinjaman yang diterima oleh
TERDAKWA dengan nilai nominal yang tertera pada cek yang
diserahkan oleh TERDAKWA, nilainya jauh lebih besar atau tidak sama
dengan pinjaman yang diterima.

Contoh :
Pinjaman yang diterima TERDAKWA sebesar Rp. 4.800.000.000,-
(empat milyar delapan ratus juta Rupiah) dan cek yang diserahkan
sebagai pegangan yang diterima oleh Saksi LIANAWATI SETYO adalah
sebesar Rp. 12.800.000.000,- (dua belas milyar delapan ratus juta
Rupiah).

e. Terkait hutang piutang sesuai kebiasaan yang terjadi antara


TERDAKWA dengan Saksi LIANAWATI SETYO, bilamana :

- TERDAKWA sudah memiliki dana yang cukup, baru kemudian


TERDAKWA memberitahukan kepada Saksi LIANAWATI SETYO untuk
mencairkan cek sebagai pegangan tersebut dan atau dapat
ditransfer secara langsung sebagai pembayaran kepada Saksi
LIANAWATI SETYO sebagai pembayaran hutang.

- TERDAKWA belum ada uang yang cukup, maka TERDAKWA terus


dibebani pembayaran uang bunga sesuai jangka waktu
keterlambatan pembayaran uang pokok pinjaman.
93
- Perhitungan pembebanan bunga 1,5% per bulan.

3. Bahwa benar TERDAKWA telah menyerahkan 7 (tujuh) lembar cek Bank


BCA kepada Saksi LIANAWATI SETYO total sebesar Rp. 92.300.000.000,-
(Sembilan puluh dua miliar tiga ratus juta rupiah) sebagai pegangan atas
pinjaman yang diterima, sedangkan secara nyata sebenarnya pinjaman
yang diterima oleh TERDAKWA dan menjadi kewajiban TERDAKWA adalah
hanya sebesar Rp. 48.900.000.000,- (empat puluh delapan miliar
sembilan ratus juta rupiah) sesuai :

(i) Rekapitulasi perhitungan pokok pinjaman + Bunga Cik LILY yang dibuat
oleh Saksi SRI HARTATIK alias TATIK RAFIF selaku karyawan saksi
LIANAWATI SETYO tertanggal 15 November 2020 dan atas sisa
pinjaman sebesar Rp. 48.900.000.000,- (empat puluh delapan miliar
sembilan ratus juta rupiah) telah dibayar bunga sampai dengan
Februari 2021; (VIDE BUKTI T-3)

(ii) Laporan hasil perhitungan Bunga dan pokok Pinjaman terhutang


TERDAKWA kepada Saksi LIANAWATI SETYO alias CIK CU periode
Februari 2020 sampai dengan Februari 2021 yang dibuat oleh Kantor
Akuntan Publik Drs. BASRI HARDJOSUMARTO, M.SI, AK & REKAN. (VIDE
BUKTI T- 4)

4. Bahwa secara fakta hukum, 7 (tujuh) lembar cek Bank BCA yang diserahkan
oleh TERDAKWA kepada Saksi LIANAWATI SETYO sebagai pegangan
tersebut adalah sebagaimana terinci dibawah ini:

4.1. Cek Bank BCA No. EI 298679 dengan nominal Rp. 12.800.000.000,-
(dua belas milyar delapan ratus juta Rupiah)

4.2. Cek Bank BCA No. EH 828501 dengan nominal Rp. 8.000.000.000,-
(delapan milyar Rupiah)

4.3. Cek Bank BCA No. EH 828510 dengan nominal Rp. 5.600.000.000,-
(lima milyar enam ratus juta Rupiah)

4.4. Cek Bank BCA No. EI 298677 dengan nominal Rp. 5.600.000.000,-
(lima milyar enam ratus juta Rupiah)

4.5. Cek Bank BCA No. EI 298681 dengan nominal Rp. 12.800.000.000,-
(dua belas milyar delapan ratus juta Rupiah)

4.6. Cek Bank BCA No. EI 298680 dengan nominal Rp. 12.800.000.000,-
(dua belas milyar delapan ratus juta Rupiah)

94
4.7. Cek Bank BCA No. EH 828518 dengan nominal Rp. 34.700.000.000,-
(tiga puluh empat milyar tujuh ratus juta Rupiah)

5. Bahwa untuk pinjaman yang terjadi, juga telah dibuatkan perhitungan


pinjaman dari Saksi LIANAWATI SETYO kepada TERDAKWA dengan beban
bunga, berdasarkan VIDE BUKTI T-3.

Dimana berdasarkan perhitungan yang dibuat sendiri oleh Saksi


LIANAWATI SETYO tersebut, sisa pinjaman TERDAKWA kepada Saksi
LIANAWATI SETYO per tanggal 15 November 2020 adalah sebesar Rp.
48.900.000.000,- (empat puluh delapan miliar sembilan ratus juta
rupiah).

6. Bahwa pada tanggal 26 November 2020 sekitar jam 21.00 WIB,


TERDAKWA telah diundang oleh Saksi LIANAWATI SETYO melalui hubungan
telpon untuk datang ke rumah kakak Saksi LIANAWATI SETYO, dimana
dalam pertemuan tanggal 26 November 2020 tersebut, TERDAKWA
diminta oleh Saksi LIANAWATI SETYO untuk menandatangani Surat
Perjanjian Kerjasama tertanggal 30 Juni 2020 yang sudah disiapkan
terlebih dahulu oleh Saksi LIANAWATI SETYO, dengan ancaman kepada
TERDAKWA, antara lain sebagai berikut :

 Jika TERDAKWA tidak mau menandatangani Surat Perjanjian


Kerjasama tersebut, maka TERDAKWA tidak diperbolehkan untuk
meninggalkan rumah Sdri. ANDRIANI (Kakak Saksi LIANAWATI SETYO)
dan pihak kepolisian Polda Jatim yang sudah dipersiapkan malam itu
juga oleh Saksi LIANAWATI SETYO, akan menjemput dan menangkap
TERDAKWA untuk dimasukkan ke dalam tahanan;

7. Bahwa dalam keadaan ketakutan, stress dan kelelahan dalam menghadapi


tekanan-tekanan / ancaman dan paksaan yang dilakukan oleh Saksi
LIANAWATI SETYO bersama – sama kakak Saksi LIANAWATI SETYO
tersebut dan bahkan secara tidak langsung telah menyandera TERDAKWA
dengan tidak memberikan izin kepada TERDAKWA untuk pulang, meskipun
TERDAKWA telah meminta berulang kali untuk diizinkan pulang, tetapi
ditolak oleh Saksi LIANAWATI SETYO dan kakak Saksi LIANAWATI SETYO,
akhirnya TERDAKWA dengan sangat terpaksa dan dalam keadaan stress /
ketakutan telah menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama tanggal 30
Juni 2020 tersebut, walaupun sebenarnya penandatanganan surat
perjanjian kerjasama tersebut terjadi pada tanggal 27 November 2020
sekitar pukul 03.00 pagi.

8. Bahwa terkait kebenaran adanya pembuatan Perjanjian Kerjasama


tertanggal 30 Juni 2020 yang dibuat Back Date tersebut, secara FAKTA
HUKUM juga telah DIAKUI oleh Saksi LIANAWATI SETYO melalui Kuasa
Hukumnya Achmad Nizam & Associates dalam Surat Eksepsi dan Jawaban
TERGUGAT, TURUT TERGUGAT I dan TURUT TERGUGAT II Dalam Perkara
95
No. 29/Pdt.G/2021/PN.Sby tanggal 05 April 2021 pada Halaman 5 Nomor
11, yang menerangkan: (VIDE BUKTI T-6)

“Pada tanggal 26 November 2020 di kediaman TURUT TERGUGAT I (Sdri.


ANDRIANI) dan TURUT TERGUGAT II (Sdri. CHRISTIN) dan pada saat itu
juga diadakan dan dibuat suatu Perjanjian Kerjasama pembebasan
lahan (Back Date) tertanggal 30 Juni 2020”

9. Bahwa adapun isi Perjanjian Kerjasama tertanggal 30 Juni 2020 tersebut


berbunyi sebagai berikut : (VIDE BUKTI T-2)

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA


Para Pihak yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Lianawati Setyo
No KTP : 3578186309650001
Tempat tanggal lahir : Blitar, 23 September 1965
Alamat : Surabaya, Palm Hill FI – 18A

Bertindak selaku atas nama diri sendiri, selanjutnya dalam Perjanjian ini
disebut PIHAK PERTAMA

Nama : LILY YUNITA


No KTP : 3515086504730003
Tempat tanggal lahir : Semarang, 25 April 1973
Alamat : Puri Matahari 1101

Bertindak selaku atas nama diri sendiri, selanjutnya dalam Perjanjian ini
disebut PIHAK KEDUA

Pada hari ini, selasa, 30 Juni 2020, masing – masing pihak telah sepakat
untuk mengadakan perjanjian kerjasama usaha dengan ketentuan –
ketentuan dan syarat – syarat yang diatur dalam 4 pasal sebagai
berikut:

Pasal 1
Ketentuan Umum
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama selanjutnya
disebut PARA PIHAK. PARA PIHAK dengan ini terlebih dahulu
menerangkan hal – hal sebagai berikut :

1. Pihak Pertama (TERGUGAT I) selaku pemilik modal menyerahkan


sejumlah uang tertentu kepada Pihak Kedua (PENGGUGAT) untuk
dipergunakan sebagai modal usaha pembelian tanah di tambak
Osowilangon.
2. Pihak Kedua selaku pengelola Modal dari Pihak Pertama
bertanggungjawab untuk mengelola usaha pembelian tanah di
tambak Osowilangon
96
3. Pihak Kedua menerima modal dalam bentuk uang dari Pihak Pertama
yang diserahkan pada saat perjanjian ini disepakati dan
ditandatangani.
4. Berdasarkan uraian diatas, baik Pihak Pertama dan Pihak Kedua
sepakat bekerjasama dalam permodalan usaha dan perjanjian usaha.

Pasal 2
Sistem Pembayaran
1. Berdasarkan Pasal 1 ayat 1, besar uang usaha sebesar Rp.
48.900.000.000 dan modal Pihak Pertama tersebut diserahkan
kepada Pihak Kedua setelah akad ini ditandatangani oleh kedua
belah pihak
2. Keuntungan usaha adalah keuntungan bersih, berupa keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan usaha sebesar Rp. 43.400.000.000
3. Keuntungan tersebut akan dibayarkan oleh Pihak Kedua setelah
penjualan tanah dilaksanakan
4. Pihak Kedua berkewajiban mengembalikan modal usaha kepada
Pihak Pertama dalam jangka waktu 8 Bulan sejak Perjanjian ini
disepakati dan ditandatangani yang berjatuh tempo pada tanggal 16
Februari 2021
5. Apabila sampai pada waktu yang disepakati modal usaha belum
dikembalikan, Maka Pihak Kedua akan dikenakan denda 1 permil
perhari.

Pasal 3
Ketentuan Hukum
Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kontrak ini dengan segala
akibatnya, maka PARA PIHAK sepakat memilih tempat kediaman hukum
(domisili) yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri.

Pasal 4
Penutup
Segala perubahan dan hal – hal lain yang belum diatur dan/atau belum
cukup diatur dalam perjanjian ini akan dimusyawarahkan lebih lanjut
oleh PARA PIHAK dan hasilnya akan dituangkan ke dalam suatu
addendum yang ditandatangani oleh PARA PIHAK yang merupakan satu
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Demikian perjanjian ini dibuat dan disepakati PARA PIHAK,


ditandatangani di depan saksi – saksi dan dalam keadaan sehat walafiat
tanpa tekanan dari siapapun

Surabaya, 30 Juni 2020


97
Tertanda,
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
ttd diatas materai ttd
(Lily Yunita) (Lianawati Setyo)

Saksi 1 Saksi 2

Ttd
(Andriani Setyo Prajitno) (Christin Adni S)

10.Bahwa lebih lanjut, meskipun SURAT PERJANJIAN KERJASAMA


TERTANGGAL 30 JUNI 2020 telah ditandatangani pada tanggal 27
November 2020 pukul 03:00 WIB dini hari oleh TERDAKWA dengan
kesepakatan pengembalian jatuh tempo pada tanggal 16 Februari 2021
dan bilamana terlambat maka TERDAKWA akan dikenakan denda 1
permil perhari, ternyata Saksi LIANAWATI SETYO pada tanggal 30
November 2020 tetap menguangkan 7 (tujuh) lembar cek atas nama PT.
DOE SUN BAKERY, berakibat ke-7 (tujuh) lembar Cek tersebut ditolak oleh
Bank dan selanjutnya rekening dilakukan penutupan.

11.Bahwa selanjutnya Saksi LIANAWATI SETYO pada tanggal 11 Desember


2020 membuat laporan polisi terhadap TERDAKWA dengan tuduhan
melakukan Tindak Pidana Penipuan dan atau Penggelapan dan atau tindak
Pidana Pencucian Uang, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP
dan atau Pasal 372 KUHP dan atau Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2010 sesuai Laporan Polisi Nomor :
LP-B/9399/XII/RES.I.II/2020/UM/APKT POLDA JATIM tanggal 11 Desember
2020, dengan surat bukti yaitu antara lain berupa 7 (tujuh) lembar cek
yang telah ditolak oleh bank.

12.Bahwa secara fakta hukum, berdasarkan perhitungan dari KANTOR


AKUNTAN PUBLIK Drs. BASRI HARDJOSUMARTO, M.SI, AK & REKAN yang
telah menghitung utang-piutang Saksi LIANAWATI SETYO dengan
TERDAKWA, termasuk pembayaran bunga dan pengembalian pokok yang
telah dilakukan oleh TERDAKWA, secara nyata :

 Atas sisa pinjaman pokok adalah sebesar Rp. 48.900.000.000,- (empat


puluh delapan miliar sembilan ratus juta rupiah) BUKAN sebesar Rp.
92.300.000.000,- (Sembilan puluh dua miliar tiga ratus juta rupiah)
sebagaimana yang tercantum dalam total 7 (tujuh) lembar Cek Bank
BCA atas nama PT. DOE SUN BAKERY yang diuangkan oleh Pelapor.

 bunga atas pinjaman pokok hingga bulan Januari 2021 telah dibayar
LUNAS dan beban bunga pinjaman yang belum dibayar oleh
TERDAKWA kepada Saksi LIANAWATI SETYO untuk bunga bulan
Februari 2021 adalah masih tersisa sebesar Rp. 170.115.000,-

98
VII. ANALISA YURIDIS :

YANG MULIA MAJELIS HAKIM dan Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,

Bahwa setelah memperhatikan hal-hal yang terurai di atas, menyangkut


keterangan PARA TERDAKWA dan keterangan saksi-saksi dan Ahli dibawah
sumpah maupun surat-surat bukti yang ada serta fakta-fakta hukum yang
terungkap di persidangan, maka sampailah kami Penasehat Hukum pada
pembahasan Yuridis atas Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, dimana PARA
TERDAKWA telah didakwa melanggar :

- KESATU :
Pasal 374 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

ATAU

- KEDUA :
Pasal 372 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

DAN
- KESATU :
Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo. Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.

ATAU

- KEDUA :
Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo. Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.

ATAU

- KETIGA :
Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo. Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.

YANG MULIA MAJELIS HAKIM dan Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,

Bahwa apabila Jaksa Penuntut Umum menyampaikan berdasar hati nurani Jaksa
Penuntut Umum, PARA TERDAKWA terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan Tindak Pidana sebagaimana Dakwaan Pertama Kesatu Atau Kedua dan
Dakwaan Kedua Kesatu Atau Kedua Atau Ketiga, maka Kami selaku Tim Penasehat
Hukum tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum, dikarenakan Jaksa
Penuntut Umum tidak dapat menunjukkan bukti kesalahan PARA TERDAKWA dan
99
berdasarkan kebenaran materiil yang terungkap dan terbukti dalam persidangan
PARA TERDAKWA sama sekali tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar Dakwaan Pertama Kesatu Atau Kedua dan Dakwaan Kedua Kesatu
Atau Kedua Atau Ketiga, berdasarkan alasan-alasan Hukum sebagai berikut :

DAKWAAN PERTAMA :

KESATU : Pasal 374 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dengan unsur-unsur
sebagai berikut :

Ad. 1. Barangsiapa
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa atas unsur ini tidak akan kami bahas secara mendetail, karena unsur
barang siapa tersebut dapat dimaksudkan siapa saja sebagai subyek hukum dan
dalam hal ini tidak berarti TERDAKWA I. SUGENG GUNADI Bin SUPARNO,
TERDAKWA II. NANANG SUGIYANTO Bin MUHADI, TERDAKWA III. HERLIANTO Bin
H SOLEHUDIN, TERDAKWA IV. ABDUL ROFIK Bin JAZULI, TERDAKWA V. SUPRIYADI
Bin MUH YASIN dan TERDAKWA VI. HERI CAHYONO Bin SARTO sebagai PARA
TERDAKWA, karenanya harus dibuktikan terlebih dahulu dalam pembahasan
unsur-unsur lainnya.

Ad. 2. Dengan sengaja dan melawan hukum, Memiliki barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang
ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, Yang dilakukan
oleh orang yang penguasaannya terhadap barang karena ada
hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah
untuk itu
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa apa yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum pada halaman …………
sampai dengan ………………… mengenai adanya hubungan telpon dan
permintaan uang dari TERDAKWA kepada Saksi PELAPOR terkait kerjasama
pembebasan tanah / lahan sama sekali tidak didukung dengan alat bukti lain
yang cukup dan sah, semata-mata didasarkan pada keterangan Saksi PELAPOR
saja.

2. Bahwa sesuai fakta hukum, telah terjadi hubungan utang-piutang, dimana Saksi
LIANAWATI SETYO dengan TERDAKWA telah sebanyak 34 (tiga puluh empat)
kali melakukan transaksi dengan beban bunga 1,5% per bulan yang dimulai
sejak bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Agustus 2020, sehingga
terbukti penyerahan uang TIDAK DIMULAI SEJAK BULAN JUNI 2020
sebagaimana yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum dan terbukti
secara nyata bertentangan dengan :
(i) bukti email dari saksi SRI HARTATIK alias TATIK RAFIF selaku karyawan
saksi LIANAWATI SETYO tertanggal 15 November 2020 ;
(ii) Laporan hasil perhitungan Bunga dan pokok Pinjaman terhutang LILY
YUNITA kepada LIANAWATI SETYO alias CIK CU periode Februari 2020

100
sampai dengan Februari 2021 yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik
Drs. BASRI HARDJOSUMARTO, M.SI, AK & REKAN.
(VIDE BUKTI T-3 dan T-4)

3. Bahwa transaksi pinjam-meminjam uang secara bertahap dengan pembebanan


bunga diatas diantara Saksi LIANAWATI SETYO dan TERDAKWA telah terjadi
sejak bulan Februari 2020 sampai dengan Agustus 2020 bersesuaian pula
dengan keterangan saksi SRI HARTATIK alias TATIK RAFIF yang dibenarkan oleh
TERDAKWA, diperkuat dengan bukti email tertanggal 15 November 2020
terkait perhitungan pinjaman dan bunga cik Lily / TERDAKWA yang dibuat oleh
saksi SRI HARTATIK alias TATIK RAFIF selaku karyawan bagian keuangan dari
saksi LIANAWATI SETYO.

4. Bahwa secara fakta hukum hutang piutang dengan pembayaran bunga yang
terjadi antara TERDAKWA selaku yang berhutang dengan Saksi LIANAWATI
SETYO selaku pemberi pinjaman, terjadi sejak 18 Februari 2020 secara
bertahap total sebesar Rp. 69.210.000.000,- dan sudah dibayar sebagian
secara berangsur total sebesar Rp. 24.635.000.000,- berikut pembayaran
bunga sebesar Rp. 1.313.205.000,- sehingga sisa pinjaman TERDAKWA kepada
Saksi LIANAWATI SETYO adalah sebesar Rp. 48.900.000.000,- (VIDE BUKTI T-3
dan T-4)

5. Bahwa atas hutang piutang yang tersisa sebesar Rp. 48.900.000.000,- telah
dibayar bunga oleh TERDAKWA kepada saksi LIANAWATI SETYO dengan baik
sampai bulan Februari 2021 dan jatuh tempo pembayaran hutang tersebut
bulan Februari 2021 tetapi Laporan yang dibuat oleh Pelapor saksi LIANAWATI
SETYO pada tanggal 11 Desember 2020 jelas merupakan Laporan yang tidak
sah dan melawan hukum serta merupakan manipulasi / kriminalisasi terhadap
diri TERDAKWA untuk membayar atas hutangnya yang belum jatuh tempo.

6. Bahwa penyerahan uang pinjaman dibebani beban bunga oleh Saksi


LIANAWATI SETYO kepada TERDAKWA SAMA SEKALI TIDAK DISERTAI DENGAN
KATA-KATA BOHONG ATAUPUN PENAWARAN PEMBEBASAN LAHAN TANAH,
tetapi sebenarnya merupakan suatu kesepakatan pinjam-meminjam uang
diantara Saksi LIANAWATI SETYO dengan TERDAKWA dengan pembayaran
bunga, dan bunga pinjaman pun telah dibayar sampai dengan Bulan Februari
2021.

7. bahwa halmana bersesuaian dengan keterangan ahli dibawah sumpah dalam


persidangan yaitu :

 Dr. SHOLEHUDDIN, SH., MH. :


“bahwa dalam suatu perjanjian yang belum jatuh tempo atau habis
waktu dalam perjanjian tersebut, maka dalam kacamata hukum pidana
belum terjadi suatu delik sehingga tidak dapat dilaporkan secara
pidana tapi masuk dalam ranah perdata”

101
Ad. 3. Yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta
melakukan perbuatan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa atas unsur ini tidak akan kami bahas secara mendetail, karena unsur
barang siapa tersebut dapat dimaksudkan siapa saja sebagai subyek hukum dan
dalam hal ini tidak berarti TERDAKWA I. SUGENG GUNADI Bin SUPARNO,
TERDAKWA II. NANANG SUGIYANTO Bin MUHADI, TERDAKWA III. HERLIANTO Bin
H SOLEHUDIN, TERDAKWA IV. ABDUL ROFIK Bin JAZULI, TERDAKWA V. SUPRIYADI
Bin MUH YASIN dan TERDAKWA VI. HERI CAHYONO Bin SARTO sebagai PARA
TERDAKWA, karenanya harus dibuktikan terlebih dahulu dalam pembahasan
unsur-unsur lainnya.

8. Bahwa dengan demikian terbukti TIDAK ADA MAKSUD UNTUK


MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI SECARA MELAWAN HUKUM menggerakkan
orang lain untuk/supaya menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau
memberi hutang, maupun menghapuskan piutang dari TERDAKWA dalam
perkara aquo, dan karenanya unsur Pasal 378 KUHP ini sama sekali tidak
terpenuhi.

Ad. 3. Dengan menggunakan cara :


 Memakai nama palsu atau martabat palsu,
 Tipu muslihat, ataupun
 Rangkaian Kebohongan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutannya halaman 78-84


menguraikan unsur Ad. 3 diatas terpenuhi dikarenakan TERDAKWA
digambarkan telah menawarkan kerjasama pembebasan lahan kepada Saksi
LIANAWATI SETYO dan selanjutnya TERDAKWA menyerahkan cek yang tidak
dapat dicairkan oleh Saksi LIANAWATI SETYO.

2. Bahwa hal ini sama sekali TIDAK BENAR dikarenakan :

a. TIDAK ADA SATU ALAT BUKTI-pun yang disajikan oleh Jaksa Penuntut
Umum ataupun yang terungkap dalam fakta persidangan tentang
TERDAKWA menawarkan kerjasama pembebasan lahan kepada Saksi
LIANAWATI SETYO.

Keterangan Saksi Pelapor / Saksi LIANAWATI SETYO mengenai adanya


penawaran kerjasama hanya didukung oleh keterangan Saksi SRI
HARTATIK dan Saksi DIAN ABSARI, dimana kedua saksi tersebut sama
sekali tidak mengetahui bagaimana dan kapan kerjasama terjadi, dan
hanya memperoleh pengetahuan adanya kerjasama dikarenakan
diberitahu oleh Saksi LIANAWATI SETYO dan diketahui setelah terjadi
102
penagihan oleh Saksi LIANAWATI SETYO, bukan di awal-awal terjadinya
perbuatan kerjasama yang mana perbuatan tersebut TIDAK PERNAH
ADA / MERUPAKAN REKAYASA dari Saksi LIANAWATI SETYO.

b. Penyerahan cek dilakukan atas permintaan dari Saksi LIANAWATI SETYO


dan sejak awal Saksi LIANAWATI SETYO sudah mengetahui tidak ada
dana pada rekening TERDAKWA, dikarenakan :

- Saksi LIANAWATI SETYO sejak awal mengetahui bahwa cek yang


diserahkan belum ada dananya, dikarenakan cek yang diserahkan
adalah cek mundur (postdate cheque).
- Saksi LIANAWATI SETYO dan TERDAKWA telah memiliki hubungan
utang-piutang yang cukup lama sejak bulan Februari 2020.

c. Cek tersebut diserahkan oleh TERDAKWA setelah uang pinjaman


diterima oleh TERDAKWA atas permintaan Saksi LIANAWATI SETYO dan
tempus penyerahan cek tersebut setelah uang pinjaman berada pada
terdakwa, karenanya penyerahan cek dari TERDAKWA bukanlah
merupakan suatu perbuatan tipu muslihat, halmana bersesuaian pula
dengan keterangan Ahli dibawah sumpah dalam persidangan yaitu :

 Dr. SHOLEHUDDIN, SH., MH.: “dalam cek mundur (postdate


cheque) salah satu pihak menyerahankan cek tesebut sebagai
jaminan hutang, pada saat cek tersebut diserahkan dan para pihak
mengetahui pada hari itu tidak ada dananya maka hal ini tidak
memenuhi unsur bedrog atau unsur penipuan.

 Dr. BAMBANG WINARNO S.H. : “penyerahan cek tanggal mundur


(postdate cheque) termasuk ranah hukum perdata, karena telah
disepakati oleh kedua belah pihak.”

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas TIDAK PERNAH ADA tipu


muslihat, maupun rangkaian kebohongan yang dilakukan oleh
TERDAKWA, halmana bersesuaian pula dengan kaidah-kaidah hukum dalam
yurisprudensi sebagai berikut :
 Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 1645 K/Pid/1987, tanggal 27
September 1989 yang salah satu pertimbangannya menyatakan :
“Penarikan Giro Bilyet Kosong bukan merupakan perbuatan pidana
penipuan ex Pasal 378 KUHP, melainkan merupakan perbuatan
dalam hubungan keperdataan”.
 Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 42PK/Pid/2002, yang salah
satu pertimbangannya menyatakan :
“Bahwa perbuatan TERDAKWA tidak membayar hutangnya tersebut
adalah karena tidak melaksanakan isi perjanjian, in casu
tidak/belum membayar lunas biaya cargo adalah perbuatan cidera
janji dalam lingkup hukum perdata, bukan perbuatan melawan
hukum dalam lingkup hukum pidana”
103
 Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 291/K/Pid/2014 :
“Hubungan Hukum antara terdakwa dengan Pelapor adalah hubungan
perjanjian kerjasama, dimana pelapor sebelumnya telah memperoleh
keuntungan dari terdakwa, dengan demikian perbuatan terdakwa berada
dalam domain hukum perdata.

Bahwa dengan demikian terbukti TIDAK ADA perbuatan menggunakan


memakai nama palsu atau martabat palsu, tipu muslihat, ataupun
Rangkaian Kebohongan nama palsu atau martabat palsu, tipu muslihat
ataupun rangkaian kebohongan dari TERDAKWA dalam perkara aquo, dan
karenanya unsur Pasal 378 KUHP ini sama sekali tidak terpenuhi

DAKWAAN KEDUA :

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan


Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan unsur-unsur sebagai
berikut :

Ad. 1. Barangsiapa
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa atas unsur ini tidak akan kami bahas secara mendetail, karena unsur
barang siapa tersebut dapat dimaksudkan siapa saja sebagai subyek hukum dan
dalam hal ini tidak berarti Sdri. LILY YUNITA sebagai TERDAKWA, karenanya harus
dibuktikan terlebih dahulu dalam pembahasan unsur-unsur lainnya.

Ad. 2. Telah menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,


membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahui
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan
atau menyamarkan asal usul harta kekayaan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Bahwa berdasar ketentuan Pasal 69 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang


Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, untuk dapat
dilakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
terhadap tindak pidana pencucian uang tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu
tindak pidana asalnya dan Mahkamah Konstitusi Nomor 77/PUU-XII/2014
tanggal 15 Desember 2014 menegaskan penyidikan tindak pidana pencucian
uang bisa dilakukan tanpa perlu dibuktikan adanya tindak pidana asalnya
terlebih dahulu. Dimana dimuat dalam pertimbangan hukum putusan
tersebut, yaitu: “Bahwa yang dimaksud dengan “tidak wajib dibuktikan
terlebih dahulu” dalam pasal terkait, yaitu tidak wajib dibuktikan dengan
adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Akan tetapi setelah TPPU terbukti, maka pidana asalnya wajib dibuktikan
kemudian.
104
2. Bahwa dengan demikian, untuk seseorang dapat dituntut dengan dakwaan
Tindak Pidana Pencucian Uang, maka harta kekayaan itu harus merupakan
hasil dari salah satu atau beberapa tindak pidana asal (predicate crimes atau
predicate offence) dan tegasnya tidak ada tindak pidana pencucian uang
apabila tidak ada tindak pidana asal (predicate crimes atau predicate offence).

3. Bahwa dalam perkara aquo, hubungan antara Saksi LIANAWATI SETYO dan
TERDAKWA adalah murni hubungan hukum utang-piutang dan perbuatan
pinjam-meminjam uang disertai pembebanan bunga BUKAN merupakan suatu
TINDAK PIDANA.

4. Bahwa hubungan pinjam-meminjam uang juga diakui sebagai perbuatan yang


sah berdasar ketentuan Pasal 1754 KUHPerdata yang berbunyi: “Pinjam
meminjam ialah perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada
pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena
pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan
mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama
pula.”

5. Bahwa TERDAKWA dinyatakan oleh Penuntut Umum telah merugikan Saksi


LIANAWATI SETYO atas pinjaman yang tertunggak dan belum dikembalikan
sebesar Rp. 48.900.000.000,- (empat puluh delapan miliar sembilan ratus juta
rupiah) sebagaimana jumlah/nilai cek yang telah diserahkan oleh TERDAKWA
kepada Saksi LIANAWATI SETYO.

6. Bahwa penyerahan 7 (tujuh) lembar cek Rp. 48.900.000.000,- oleh TERDAKWA


kepada Saksi LIANAWATI SETYO sesuai fakta hukum terbukti adalah atas
permintaan Saksi LIANAWATI SETYO sendiri guna menjamin adanya suatu
kepastian terhadap angka utang TERDAKWA dan untuk menjamin
TERDAKWA melakukan pembayaran secara tepat waktu sesuai tanggal jatuh
tempo cek, dimana penyerahan cek tersebut bukan murni atas kemauan
TERDAKWA sendiri tetapi karena diminta oleh Saksi LIANAWATI SETYO.

7. Bahwa bilamana seorang yang melakukan pinjam-meminjam uang dari orang


lain kemudian menggunakan uang tersebut untuk menjalankan akitivitas
usaha, kemudian gagal mengembalikan pinjaman dikarenakan penurunan
ekonomi, kegagalan usaha, persaingan usaha, atau alasan-alasan lainnya,
maka kegagalan mengembalikan uang tesebut, sama sekali bukan merupakan
perbuatan pidana ataupun TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG.

8. Bahwa pertanggungjawaban gagal bayar terhadap pinjaman yang diterima


oleh TERDAKWA dari Saksi LIANAWATI SETYO adalah suatu permasalahan
hukum yang harus dipertimbangkan oleh Yang Mulia Majelis Hakim dalam
perkara ini, dimana hubungan utang-piutang jelas merupakan ranah
hubungan hukum privat / keperdataan.

105
9. bahwa hal-hal tersebut diatas bersesuaian pula dengan keterangan Ahli yang
telah menerangkan dibawah sumpah dalam persidangan yaitu :

 Dr. SHOLEHUDDIN, SH., MH. :

“bahwa terhadap uang hasil kejahatan Tindak Pidana Uang harus benar
dibuktikan, jika uang tersebut diapakai tanpa adanya kebohongan
maka hal tesebut hanya sebagai kejahatan tunggal, dianggap sebagai
kejahatan lanjutan bila uang tersebut digunakan dengan maksud
disembunyikan atau dipalsukan (layering).”

10. Bahwa berdasarkan hal-hal diatas dan mengingat pula ketentuan Pasal 19 ayat
2 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, telah
mengatur:

“Tidak seorangpun atas putusan pengadilan boleh dipidana penjara atau


kurungan berdasarkan atas alasan ketidakmampuan untuk memenuhi
suatu kewajiban dalam perjanjian utang piutang.”

11. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan, terbukti


penggunaan uang yang diterima oleh TERDAKWA dari Saksi LIANAWATI SETYO
dipergunakan untuk menjalankan usaha toko kue TERDAKWA dan sebagian
untuk membayar utang TERDAKWA kepada pihak ketiga dan sama sekali tidak
dapat diketahui atau tidak patut diduga bahwa uang tersebut merupakan hasil
tindak pidana, baik disisi TERDAKWA selaku penerima pinjaman maupun
orang-orang ataupun supplier barang yang menerima uang dari TERDAKWA
dalam rangka menjalankan usaha TERDAKWA sendiri.

12. Bahwa karenanya sama sekali TIDAK TERBUKTI adanya kesengajaan pada diri
TERDAKWA untuk menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau
perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan.

BERDASARKAN KETERANGAN AHLI DALAM LEGAL OPINION AHLI M. YAHYA


HARAHAP, SH TERDAKWA TIDAK TERBUKTI MELAKUKAN TINDAK PIDANA DAN
PERBUATAN TERDAKWA ADALAH RANAH PERDATA

Selain daripada uraian-uraian yuridis diatas, berdasarkan LEGAL OPINION dari Ahli
M. YAHYA HARAHAP, SH (VIDE BUKTI T-5) mengenai pendapatnya tentang dugaan
tindak pidana dalam perkara ini yang pada intinya sebagai berikut :

I. TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (TPPU) YANG DISANGKAKAN KEPADA


DEBITUR /TERLAPOR : TIDAK MEMENUHI SYARAT PASAL 2 AYAT (1) UU

106
TPPU KARENA PREDICATE CRIME YANG DILAPORKAN PELAPOR/KREDITUR
TIDAK MEMENUHI UNSUR DELIK :

Sesuai Dengan Ketentuan Pasal 2 Ayat (1) UU TPPU !!! Supaya Uang Atau
Harta Kekayaan Dikategori Diperoleh Dari TPPU,Uang Atau Harta Kekayaan
Yang Ada Pada Tangannya, HARUS DIDAPAT/DIPEROLEH DAN BERSUMBER
DARI HASIL PIDANA ASAL Atau “PREDICATE CRIME”

Predicate crime TPPU, disebut jenis dan bentuknya diantaranya pada huruf
q dan r Pasal 2 ayat (1) UU TPPU, tindak pidana PENGGELAPAN (huruf q)
dan PENIPUAN (huruf r), merupakan jenis dan bentuk PREDICATE CRIME
TPPU

TENTANG PREDICATE CRIME PASAL 372 KUHP


Berdasar teori dan praktek peradilan (yurisprudensi) supaya memiliki suatu
barang secara melawan hukum dikategori memenuhi unsur delik Pasal 372
KUHP : “Si pelaku TIDAK DAPAT menunjukkan sesuatu KETENTUAN
HUKUM YANG BERLAKU” sebagai dasar, bahwa pemilikan yang
dilakukannya adalah SAH atau “wettig” (lawfull)

Kalau begitu ! Jika benar fakta yang dikemukakan Debitur / Terlapor,


bahwa :
1) Uang yang dimilikinya berasal dari PINJAMAN KREDIT DENGAN
BUNGA dari Kreditur atau Pelapor,berdasar Perjanjian Pinjam
Meminjam,uang dengan Bunga.
2) Berarti Debitur/Terlapor,dapat menunjukkan dengan terang dan jelas
landasan dasar KEABSAHAN pemilikan yang dilakukannya atas uang
yang berasal dari Kreditur/Pelapor tersebut, karena hal itu sesuai
dengan ketentuan Pasal 1765 KUHPerd tentang “Pinjam Meminjam”
dengan Bunga.

Dengan demikian ! Tindak pidana PENGGELAPAN yang dilaporkan


Kreditur/Pelapor,tidak dapat dan TAK SAH SERTA TAK VALID atau
“ONWETTIG en INVALIDATED” (unlawfull and invalidity) dijadikan sebagai
PREDICATE CRIME berdasar Pasal 2 ayat (1) UU TPPU untuk menduga dan
menyangka Debitur/Terlapor melakukan TPPU Pasal 3,Pasal 4 atau Pasal
5 UU TPPU.

TENTANG PREDICATE CRIME PASAL 378 KUHP


Juga jika benar secara nyata dan objektif bahwa PENERBITAN Cek yang
dilaporkan Kreditur sebagai CEK KOSONG itu BUKAN DENGAN
MEMPERGUNAKAN NAMA PALSU atau KEADAAN PALSU atau TIPU
MUSLIHAT Debitur supaya Kreditur bersedia melakukan PEMBUATAN
PERJANJIAN PINJAMAN UANG DENGAN BUNGA yang dituangkan dalam
Surat Perjanjian Kredit antara Pelapor/Kreditur dengan Terlapor/Debitur ;
berarti menurut hukum :

107
1) Tidak TERPENUHI unsur delik PENIPUAN ex Pasal 378 KUHPerd
2) Oleh karena itu ! Ketentuan Pasal 378 KUHP tersebut TIDAK SAH
(onwettig,unlawfull) sebagai PREDICATE CRIME untuk menduga dan
menyangka Debitur melakukan tindak pidana Pasal 3,Pasal 4 atau Pasal
5 UU TPPU

Tidak terpenuhi unsur KEDUA DELIK :


tidak ada kesengajaan atau “dolus” atau “mens-rea” atau niatnya jahat
Terlapor / Debitur atas penerbitan ke 7 lembar Cek itu untuk melakukan
“kejahatan penipuan” dalam bentuk “CEK KOSONG” kepada Kreditur /
Pelapor, karena tempus penyerahan cek-cek tersebut tidak lama setelah
pinjaman diterima oleh Terlapor, sehingga terbitnya cek-cek tersebut
bukanlah suatu alat yang menggerakkan Pelapor untuk menyerahkan
suatu barang yaitu uang.
karena penerbitan ke 7 lembar Cek tersebut MURNI SEBAGAI JAMINAN
(borg,surety) PINJAMAN UANG yang dipinjamnya dari Kreditur yang
SEMULA berbentuk Perjanjian Pinjaman LISAN antara Pelapor sebagai
Kreditur dan Terlapor sebagai Debitur.

Dengan demikian ! Bertitik tolak dari fakta unsur KEDUA yang dijelaskan :
TIDAK TERBUKTI unsur kedua, karena penerbitan ke 7 lembar Cek
tersebut,sama sekali:
TIDAK BERTUJUAN dan BERMAKSUD untuk menguntungkan diri
Terlapor sendiri atau orang lain,
akan tetapi MURNI BERTUJUAN dan DIMAKSUDKAN sebagai JAMINAN
(borg,surety) kepada Pelapor/ Kreditur atas pinjaman Terlapor/Debitur
yang diterimanya dari Pelapor/Kreditur sesuai dengan COMMON
BUSINESS PRACTICE atau KEBIASAAN BISNIS yang berlaku di Indonesia.

Tidak terpenuhi unsur KEEMPAT, karena untuk MENGGERAKKAN HATI


Pelapor/Kreditur memberi PINJAMAN itu,Terlapor/Debitur TIDAK
menggunakan salah sarana penggerak yang disebut dalam rumusan Pasal
378 KUHP, karena Terlapor/Debitur baik pada persetujuan pinjaman uang
tersebut,tidak ada fakta yang membuktikan dilakukannya dengan cara :
 memakai NAMA PALSU atau KEADAAN PALSU, atau
 memakai AKAL LICIK atau TIPU MUSLIHAT, maupun
 dengan cara memakai RANGKAIAN KATA-KATA BOHONG, atau
 MEMBUJUK RAYU Pelapor/Kreditur
Semua berjalan NORMAL dan TERANG BENDERANG secara nyata dan
objektif apa adanya kondisi dan keadaan Terlapor/Debitur baik pada
perjanjian pinjaman maupun pada penerbitan Cek tersebut secara
CONDITIONAL yaitu syarat ditentukan jatuh tempo pencairannya pada
tanggal 16 Februari 2021

Sehubungan dengan fakta-fakta dan Pasal-Pasal yang dijelaskan diatas


Peristiwa dan hubungan hukum yang terjadi dalam kasus ini, MURNI
PERISTIWA HUBUNGAN HUKUM PERDATA, yaitu Perjanjian PINJAM
108
MEMINJAM UANG DENGAN BUNGA yang dijamin dengan AGUNAN 7
lembar Cek sesuai ketentuan Pasal 1764 Jo Pasal 1765 KUHPerd

Oleh karena unsur delik Pasal 378 KUHP TIDAK TERPENUHI, berarti tidak
terpenuhi SEMUA unsur delik secara KUMULATIF Maka menurut hukum :
dalam pemberian pinjaman uang yang dijamin Debitur / Terlapor
dengan 7 lembar Cek,tidak terbukti terjadi tindak pidana
PENIPUAN,sesuai Pasal 378 KUHP
dengan demikian ! Tindak pidana PENIPUAN yang dilaporkan Pelapor
ini TIDAK SAH dan TIDAK VALID (onwettig en invalidated,unlawful
and invalidity) menurut Pasal 2 ayat (1) UU TPPU dijadikan sebagai
PREDICATE CRIME kepada Terlapor Debitur melakukan TPPU Pasal
3,Pasal 4 maupun Pasal 5 UU TPPU .
Memang benar dan betul ! Pasal 67 UU TPPU TIDAK MENSYARATKAN
proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan disidang pengadilan
terhadap seseorang melakukan TPPU wajib membuktikan terlebih
dahulu TINDAK PIDANA ASALNYA atau “PREDICATE CRIME” yang
bersangkutan !!! Pasal 67 UU TPPU itu berbunyi “Untuk dapat dilakukan
penyidikan,penuntutan,dan pemeriksaan disidang pengadilan terhadap
tindak pidana pencucian uang TIDAK WAJIB DIBUKTIKAN TERLEBIH
DAHULU tindak pidana asalnya”

Jika bertitik tolak dari fakta-fakta dan dasar hukum yang dijelaskan
diatas :
 Peristiwa hukum yang terjadi adalah MURNI peristiwa hukum
“hubungan PERDATA,dalam bentuk Hukum Perjanjian PINJAM
MEMINJAM UANG dengan JAMINAN/AGUNAN dan BENDA“ sesuai
Pasal 1754 Jo Pasal1765 KUHPerd,
 Oleh karena itu pada prinsip dan hakikatnya CUKUP DASAR ALASAN
bagi Penyidik untuk menerapkan Pasal 109 ayat (2) KUHAP dan
Pasal 74 UU TPPU ; yaitu MENERBITKAN Surat Penghentian
Penyidik atau SP3 baik terhadap PREDICATE CRIME Pasal 372 dan
Pasal 378 KUHP yang dilaporkan Pelapor maupun terhadap TPPU
Pasal 3,Pasal 4 atau Pasal 5 UU TPPU
 Pasal 109 ayat (2) KUHAP menyatakan “Dalam hal Penyidik
menghentikan penyidikan karena TIDAK CUKUP BUKTI atau
PERISTIWA disebut ternyata BUKAN MERUPAKAN TINDAK
PIDANA....”
Sehubungan dengan itu ! Oleh karena PENGGELAPAN berdasar Pasal 372
KUHP dan PENIPUAN berdasar Pasal 378 KUHP yang dilaporkan Pelapor
TIDAK TERBUKTI,tetapi MURNI HUBUNGAN PERISTIWA PERDATA.

Pasal 74 UU TPPU penyidikan sebagai berikut : “Penyidikan tindak


pidana Pencucian Uang dilakukan oleh Penyidik tindak pidana asal
sesuai dengan ketentuan HUKUM ACARA dan ketentuan perundang-
undang,kecuali ditentukan dan menurut undang-undang ini”

109
Sehubungan itu ! Oleh karena PREDICATE CRIME atau PIDANA ASAL
Pasal 372 dan Pasal 378 KUHP dijadikan landasan TPPU dalam kasus ini :
 tidak terbukti, dalam arti TIDAK MEMENUHI secara KUMULATIF tidak
memenuhi unsur delik yang terdapat dalam Pasal 372 dan Pasal 378,
 hubungan hukum yang terjadi pada “predicate crime” yang
disangkakan kepada Terlapor/Debitur, adalah MURNI HUBUNGAN
PERDATA

II. OLEH KARENA PERISTIWA HUBUNGAN HUKUM atau RECHTSBETREKKING


atau “LEGAL RELATIONSHIP” YANG TERJADI ANTARA PELAPOR/KREDITUR
DAN TERLAPOR/DEBITUR, BUKAN PERISTIWA PIDANA PENGGELAPAN (EX
PASAL 372 KUHP) DAN / ATAU PENIPUAN (EX PASAL 378 KUHP) TETAPI
MURNI PINJAM MEMINJAM UANG (EX PASAL 1765 KUHPerd) !!! MAKA
SEGALA SESUATU ALIRAN DANA YANG DITERIMA PIHAK KETIGA DARI
TERLAPOR SECARA OBJEKTIF ADALAH MERUPAKAN TRANSAKSI
KEUANGAN YANG SAH (WETTIG,LAWFULL)

TINDAK PIDANA ASAL atau PREDICATE CRIME yang dilaporkan


PELAPOR/Kreditur dan disangkakan Penyidik kepada Terlapor/Debitur yang
berkaitan dengan hubungan hukum TRANSAKSI KEUANGAN / dalam
BENTUK PINJAM MEMINJAM, adalah
BENAR-BENAR MURNI HUBUNGAN PERDATA dalam bentuk PINJAM
MEMINJAM UANG EX Pasal 176-Pasal 1769 KUHPerd
BUKAN peristiwa pidana,Penggelapan ex Pasal 372 KUHP, dan / atau
Penipuan ex Pasal 378 KUHP, karena SAMA SEKALI TIDAK TERPENUHI
SEMUA UNSUR DELIK secara KUMULATIF
oleh karena itu ! Berdasar Pasal 2 ayat (1) UU TPPU, kedua atau salah
satu dari bentuk tindak pidana tersebut TIDAK SAH dan TIDAK VALID
dijadikan PREDICATE CRIME TPPU yang disebut pada Pasal 3,Pasal 4 atau
Pasal 5 UU TPPU

Memang benar ! Antara Terlapor dengan pihak ketiga pada masa yang
bersamaan setelah Terlapor mendapat PINJAMAN tersebut dari Pelapor
telah melakukan BEBERAPA jenis bentuk TRANSAKSI KEUANGAN yang
disebut dalam Pasal 1.4 UU TPPU,antara lain

1) Penyetoran uang kepada pihak ketiga yang timbul dari jual beli
kendaraan
2) Pembayaran pembelian bahan usaha sembako

Transaksi keuangan yang dapat dijadikan SALAH SATU unsur TPPU yang
dirumuskan pada Pasal 3,Pasal 4 maupun Pasal 5 UU TPPU dijelaskan dan
didiskripsi pada Pasal 1.4 UU TPPU yang berbunyi “Transaksi Keuangan
adalah transaksi untuk melakukan atau menerima pendapatan,
PENYETORAN, penarikan, pemindah bukuan, PENTRANSFERAN,
PEMBAYARAN, hibah, sumbangan, penutupan dan / atau penukaran

110
atas segala uang atau tindakan dan/ atau kegiatan lain yang
berhubungan dengan uang “

Dengan demikian ! Penyetoran dan pembayaran yang dilakukan Terlapor


dengan pihak ketiga tersebut berdasar Pasal 1.4 UU TPPU termasuk salah
satu bentuk transaksi keuangan yang menjadi UNSUR delik Pasal 3,Pasal
4, dan Pasal 5 UU TPPU ! Dengan syarat apabila uang yang digunakan
Terlapor dalam transaksi keuangan itu berdasar/diperoleh dari salah satu
PREDICATE CRIME yang disebut Pasal 2 ayat (1) UU TPPU.

Peristiwa hukum yang terjadi antara hubungan hukum pinjam meminjam


uang tersebut antara Pelapor dengan Terlapor adalah MURNI peristiwa
PERDATA dalam bentuk hubungan hukum PINJAM MEMINJAM UANG ex
Pasal 1765 KUHPerd maka :
transaksi keuangan yang terjadi antara Terlapor dengan pihak
ketiga,bukan hasil PREDICATE CRIME Penggelapan (ex Pasal 372
KUHP) dan PENIPUAN (ex Pasal 378 KUHP)

Dengan demikian ! Penyidik tidak berwenang dan tidak valid menerapkan


Pasal 71 ayat (1) UU TPPU dan Pasal 38 KUHAP Jo Pasal 74 UU TPPU
yaitu pemblokiran dan/ atau penyitaan terhadap uang yang diterima
pihak ketiga dari Terlapor.

(LEGAL OPINION - VIDE BUKTI T-5)

Bahwa dari seluruh uraian yuridis di atas, telah terbukti perbuatan TERDAKWA
sama sekali tidak memenuhi unsur Pasal 378 KUHP dan Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang, dan oleh karenanya TERDAKWA harus dibebaskan dari
Dakwaan Kesatu Pertama dan Dakwaan Kedua Jaksa Penuntut Umum dalam
Perkara ini.

Majelis Hakim yang mulia;

Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya hanya membuktikan Dakwaan Kesatu


Pertama dan Dakwaan Kedua. Namun demikian untuk kepentingan pembelaan,
kami merasa perlu untuk membahas alternatif Dakwaan Kesatu Kedua meskipun
secara singkat saja.

DAKWAAN KESATU
KEDUA : Pasal 372 KUHP, dengan unsur-unsur :

Ad. 1. Barangsiapa
Ad. 2. Dengan sengaja, a. melawan hukum, b. memiliki barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain; c. tetapi yang ada dalam
kekuasaannya bukan karena kejahatan.

111
Bahwa unsur-unsur Dakwaan Kesatu Kedua Pasal 372 KUHP tidak dapat
diterapkan terhadap diri TERDAKWA, dikarenakan :

1. Dalam fakta persidangan, sama sekali tidak ada 1 (satu) orang pun saksi
ataupun satupun alat bukti yang membuktikan adanya perbuatan
kepemilikan yang dilakukan oleh TERDAKWA untuk memiliki uang milik
Saksi LIANAWATI SETYO yang dipinjamkan kepada TERDAKWA.

2. Bahwa sebaliknya dalam perkara aquo, terdapat perbuatan


penyalahgunaan keadaan oleh Saksi LIANAWATI SETYO untuk
menggerakkan TERDAKWA menyerahkan cek dengan menyalahgunakan
keadaan yang sedang dihadapi oleh TERDAKWA. Dalam hal ini Saksi
LIANAWATI SETYO selaku pihak kreditur dalam suatu perjanjian-peminjam
uang telah memanfaatkan keadaan debitur yang berada posisi lemah di
mana ia sangat membutuhkan uang untuk suatu keperluan yang sangat
mendesak, sehingga terpaksa menyetujui permintaan penyerahan cek yang
ditetapkan oleh Saksi LIANAWATI SETYO.

3. Bahwa terbukti sebelum jatuh tempo utang, Saksi LIANAWATI SETYO telah
mencoba mencairkan cek yang telah diketahuinya sendiri tidak ada
dananya sehingga terindikasi adanya itikad buruk Saksi PELAPOR untuk
mengkriminalisasi perkara perdata utang piutang menjadi perkara tindak
pidana.

4. Bahwa dalam pemeriksaan persidangan pidana, tidak terbukti adanya niat


untuk memiliki barang / uang yang bukan milik TERDAKWA mengingat:

a. Uang yang diserahkan oleh saksi LIANAWATI SETYO kepada TERDAKWA


adalah berasal dari hubungan hukum kesepakatan utang piutang dengan
pembayaran bunga sebesar 1,5% per bulan.

b. Atas utang yang diterima oleh TERDAKWA dari saksi LIANAWATI SETYO
total sebesar Rp. 69.210.000.000,- dan sudah dibayar sebagian secara
berangsur total sebesar Rp. 24.635.000.000,- berikut pembayaran bunga
sebesar Rp. 1.313.205.000,- sehingga sisa pinjaman TERDAKWA kepada
Saksi LIANAWATI SETYO adalah sebesar Rp. 48.900.000.000,-
bersesuaian dengan Surat Bukti No. 3 dan Bukti No. 4.

c. Atas hutang yang terjadi pada saat saksi LIANAWATI SETYO melaporkan
TERDAKWA di Polda Jatim dalam perkara ini, belum jatuh tempo
pembayaran, dimana laporan dilakukan oleh saksi LIANAWATI SETYO
pada tanggal 11 Desember 2020 sedangkan jatuh tempo pembayaran
pada bulan Februari 2021 sebagaimana diakui pula oleh saksi
LIANAWATI SETYO dalam persidangan maupun dari hasil audit serta
email perhitungan pokok pinjaman + Bunga Cik Lily yang dikirim oleh
karyawan saksi LIANAWATI SETYO yaitu saksi SRI HARTATIK alias TATIK
112
RAFIF pada tanggal 15 November 2020 dan diketahui oleh saksi
LIANAWATI SETYO.

d. Bahwa dengan demikian sama sekali tidak ada niatan ataupun


keinginan dari diri TERDAKWA untuk tidak membayar utang kepada
Saksi LIANAWATI SETYO sebesar Rp. 48.900.000.000,-, terlebih lagi
hutang piutang yang terjadi belum jatuh tempo pembayaran tetapi
secara tidak sah TERDAKWA dilaporkan oleh saksi LIANAWATI SETYO
dalam perkara ini secara melawan hukum.

5. Bahwa karenanya sama sekali tidak terbukti adanya perbuatan TERDAKWA


secara melawan hukum untuk memiliki barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain tetapi yang ada dalam kekuasaannya
bukan karena kejahatan sehingga unsur-unsur Dakwaan Kesatu Kedua
Pasal 372 KUHP tidak dapat diterapkan terhadap diri TERDAKWA.

Bahwa berdasarkan segala apa yang telah terurai diatas, Jaksa Penuntut Umum
terbukti telah menyusun Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan TANPA DIDUKUNG
ALAT BUKTI YANG SAH dan KARENANYA Surat Dakwaan yang dibacakan pada
tanggal 27 Juli 2021 MAUPUN SURAT TUNTUTAN NO. REG. PERKARA
PDM-234/Eoh.2/05/2021 TANGGAL 22 Desember 2021 YANG DIBUAT JAKSA
PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA INI ADALAH TIDAK SAH dan CACAT
HUKUM.

VIII. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

YANG MULIA MAJELIS HAKIM dan Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang terhormat
Persidangan yang Terhormat,

Setelah kami Penasehat Hukum, menguraikan dan melakukan pembahasan Yuridis


secara seksama sebagaimana yang terurai di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
secara nyata dan terbukti di dalam persidangan dalam perkara ini bahwa
TERDAKWA TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN telah melakukan
perbuatan sebagaimana yang didakwakan maupun yang dituntutkan oleh Jaksa
Penuntut Umum atau sama sekali tidak memenuhi unsur-unsur yang
dimaksudkan baik dalam Dakwaan Kesatu Pertama dan Dakwaan Kesatu kedua
maupun Dakwaan Kedua.

Bahwa bahkan terbukti Jaksa Penuntut Umum telah merekayasa dan


mengabaikan fakta-fakta kebenaran materiil yang telah terungkap dalam
persidangan yaitu sebagai berikut :

1. Bahwa hubungan hukum yang terjadi sebenarnya diantara TERDAKWA dan


PELAPOR ADALAH MURNI HUBUNGAN UTANG PIUTANG DENGAN
PEMBAYARAN BUNGA SEBESAR 1,5% PER BULAN dan atas hutang piutang
113
mana juga ada jaminan TERDAKWA yang telah diterima SAKSI LIANAWATI
SETYO secara SAH yaitu berupa 10 (sepuluh) buah buku BPKB Kendaraan
Bermotor sebagaimana terurai dalam Surat Tanda Terima tanggal 18
November 2020; (VIDE BUKTI T-1)

2. Bahwa utang piutang yang terjadi, pada saat TERDAKWA dilaporkan oleh saksi
LIANAWATI SETYO di Polda Jatim pada tanggal 11 Desember 2020 atas utang
piutang mana belum jatuh tempo yaitu jatuh tempo atas hutang pokok adalah
pada bulan Februari 2021 sebagaimana yang telah disepakati oleh saksi
PELAPOR / LIANAWATI SETYO dengan TERDAKWA dan terbukti pula atas
bunga hutang / pinjaman telah dibayar oleh TERDAKWA dan diterima dengan
baik oleh saksi LIANAWATI SETYO sampai bulan Februari 2021 sesuai surat
bukti email saksi SRI HARTATIK alias TATIK RAFIF dan Laporan hasil
perhitungan Bunga dan pokok Pinjaman terhutang LILY YUNITA kepada
LIANAWATI SETYO alias CIK CU periode Februari 2020 sampai dengan Februari
2021 yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik Drs. BASRI HARDJOSUMARTO,
M.SI, AK & REKAN;

3. Bahwa terkait pembayaran utang pokok maupun bunga yang dilakukan oleh
TERDAKWA kepada Saksi Pelapor / Sdri. LIANAWATI SETYO secara fakta hukum
telah diabaikan oleh Jaksa penuntut Umum tanpa suatu alasan yang SAH.

4. Bahwa TERDAKWA dan PELAPOR telah menandatangani Perjanjian Kerjasama


tertanggal 30 Juni 2020, dimana telah disepakati antara lain:
- Pihak Kedua berkewajiban mengembalikan modal usaha kepada Pihak
Pertama dalam jangka waktu 8 Bulan sejak Perjanjian ini disepakati dan
ditandatangani yang berjatuh tempo pada tanggal 16 Februari 2021
- Apabila sampai pada waktu yang disepakati modal usaha belum
dikembalikan, Maka Pihak Kedua akan dikenakan denda 1 permil perhari.

5. Bahwa tegasnya dalam hal ini secara nyata Saksi PELAPOR / LINAWATI SETYO
yang telah ingkar janji terhadap Perjanjian Kerjasama tanggal 30 Juni 2020
yang ditandatanganinya bersama-sama dengan TERDAKWA, yaitu sebelum
tanggal jatuh tempo tanggal 16 Februari 2021, TERDAKWA telah dilaporkan
oleh Saksi PELAPOR melakukan tindak pidana penipuan, penggelapan dan
pencucian uang.

6. Bahwa dalam hal ini secara fakta hukum telah terjadi suatu upaya rekayasa
dan kriminalisasi terhadap diri TERDAKWA dalam hubungan utang-piutang
yang faktanya sebenarnya telah diketahui tetapi tetap diabaikan oleh Jaksa
Penuntut Umum.

7. Bahwa TERDAKWA SAMA SEKALI tidak melakukan perbuatan melawan


hukum dan kewajiban hutang antara PELAPOR sebagai Kreditur dengan
TERDAKWA sebagai debitur adalah SEMATA-MATA DALAM HUBUNGAN
KEPERDATAAN SAJA.
114
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kami Penasehat Hukum dengan
segala kerendahan hati memohon kepada Yang Mulia Majelis hakim yang
terhormat dan bijaksana berkenan untuk memutuskan sebagai berikut :

1. Menyatakan Surat Dakwaan maupun Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum


dalam perkara ini yang TIDAK SAH dan BATAL DEMI HUKUM, karenanya tidak
dapat menjadi dasar untuk mendakwa maupun menuntut TERDAKWA dalam
perkara ini.

2. Membebaskan TERDAKWA dari segala dakwaan maupun segala tuntutan


hukum (vrijspraak) dan atau setidak-tidaknya menyatakan TERDAKWA lepas
dari segala tuntutan hukum (ontslag van rechsvervolging).

3. Memulihkan hak TERDAKWA baik dalam kemampuan, kedudukan dan hak-


hak serta martabatnya.

4. Menyatakan penyitaan terhadap barang-barang sitaan atau barang-barang


berharga atau dokumen-dokumen yang terkait dalam perkara ini adalah
TIDAK SAH dan karenanya Demi Hukum harus dikembalikan seluruhnya
kepada pihak-pihak terkait pada saat penyitaan tersebut dilaksanakan.

5. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

Atau : Apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, kami memohon
putusan yang seadil-adilnya.

Demikian pembelaan/pledoi ini kami sampaikan kepada Majelis Hakim Yang


Terhormat untuk dapat dipertimbangkan secara adil dan bijaksana.

Atas perhatian Yang Mulia Majelis Hakim kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 29 Desember 2021,

Hormat kami,
Penasehat Hukum
TERDAKWA LILY YUNITA

ADE DHARMA MARYANTO, SH., M.Kn.

IX. LAMPIRAN SURAT BUKTI :

115
T-1 Tanda Terima jaminan berupa 10 (sepuluh) buah buku BPKB kendaraan
bermotor yang diterima oleh saksi LIANAWATI SETYO pada tanggal 18
November 2020 ;

T-2 Surat Perjanjian Kerjasama tertanggal 30 Juni 2020 antara saksi


LIANAWATI SETYO sebagai Pihak Pertama dan TERDAKWA sebagai Pihak
Kedua;

T-3 Email dari akun karyawan saksi LIANAWATI SETYO bernama saksi SRI
HARTATIK alias TATIK RAFIF : tatikrafif@yahoo.co.id kepada TERDAKWA
dengan akun : eugenialiviana99@gmail.com tanggal 15 November 2020
dengan lampiran dokumen PDF yang berisi Perhitungan pinjaman dan
bunga Cik Lily / TERDAKWA dan rekapitulasi Perhitungan pinjaman dan
bunga Cik Lily dari pihak saksi LIANAWATI SETYO kepada TERDAKWA
dengan beban bunga sebagaimana yang telah diemail oleh karyawan saksi
LIANAWATI SETYO yang bernama saksi SRI HARTATIK alias TATIK RAFIF dan
diterima oleh TERDAKWA pada tanggal 15 November 2020;

T-4 Laporan Hasil Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman Terhutang


TERDAKWA / LILY YUNITA kepada saksi LIANAWATI SETYO alias CIKCU
Periode Februari 2020 s.d Februari 2021 oleh Kantor Akuntan Publik Drs.
Basri Hardjosumarto,M.Si., AK & Rekan;

T-5 Pendapat Hukum Yahya Harahap,SH, tanggal 05 Febuari 2021.

T-6 Surat Eksepsi dan Jawaban Tergugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II
Dalam Perkara No. 29/Pdt.G./2021/PN.Sby tanggal 05 April 2021 yang
dibuat oleh Achmad Nizam & Associates Kuasa Hukum Saksi LIANAWATI
SETYO.

116

Anda mungkin juga menyukai