Penglihatan Tunanetra
Temuan ilmiah ini berupa kornea rekayasa dari kulit babi untuk
memulihkan penglihatan bagi para penyandang tunanetra maupun bagi yang
penglihatannya rendah. penelitian ini di kembangkan di Linköping University
(LiU) dan LinkoCare Life Sciences AB Swedia. Kornea rekayasa dari kulit babi
tersebut telah mengembangkan implan yang terbuat dari protein kolagen dari kulit
Dan peneliti juga mengembangkan jika kornea dari kulit babi ini juga bisa
di simpan selama dua tahun sebelum di gunakan, berbeda dari kornea yang di
sumbangakan yang harus di gunakan dalam waktu 2 minggu. Para peneliti juga
memasatikan implementasi dan efektivitas dari bioteknologi ini. Para peneliti
telah mengembangkan metode baru yang minimal invasif. Sayatan kecil dibuat, di
mana implan dimasukkan ke dalam kornea yang ada. Sayatan dapat dibuat dengan
laser canggih, tetapi juga, bila diperlukan, dengan tangan memakai instrumen
bedah sederhana.
Hubungan Nilai Dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Dan penelitian ini juga bebas dengan nilai, di karena penemuan bersifat
objektif, penelitian ini berkembang dalam kontek ruang dan waktu tertentu, dan
tidak muncul secara mendadak begitu saja, ada konteks yang memengaruhnya
atau penelitian dengan konteks penemuan(context of discovery) bukannya Cuma
itu penenelitian ini juga juga dalam kontek pembenaran ( contexf of justification)
dimana penemuan dan penelitian memiliki data yang fakta atau absah dalam
metode penellitiannya. Berdasarkan dari konteks nilai dan ilmu pengetahuan maka
penelitian tentang kornea rekayasa dari kulit babi ini memulihkan penglihatan
tunanetra. Sehingga penelitian dan penemuan ini layak di gunakan dan sangat
berguna bagi dunia kesehatan, mengingat kurang lebih 12,7 juta manusia
mengalami kebutaan di Karenakan kerusakan pada kornea meraka dan minimnya
pendonor mata setiap tahunnya yaitu hanya mampu melakukan 1 tranplatasi dari
70 manusia yang mengalami kebutaan atau gangguan penglihatan. Transplantasi
kornea adalah operasi untuk menghilangkan semua bagian kornea mata yang
rusak, kemudian menggantinya dengan jaringan kornea sehat dari mata pendonor
yang sesuai. Kornea merupakan bagian mata yang berperan melindungi mata dari
debu, kotoran, serta sinar uv yang dapat merusak mata.Oleh sebab itu penemuan
ini juga akan sangat membatu masyarat dalam memulihkan penglihatan mereka,
penelitian ini juga sudah menggunakan metode baru yang minimal invansif.
Kornea hasil rekayasa hasil bioteknologi hayati ini juga terbuat dari protein
kolagen dan di produksi secara ketat untuk manusia, sehingga lebih aman di
gunakan untuk manusia. Penelitian dan penemuan ini juga menunjukan bahwa
dunnia medis dan kesehatan sangat modern dan konsen dalam mengembangakan
teknologi untuk pengobatan masayarakat dunia, salah satunya dalm pemulihan
penglihatan bagi penyandang tunanetra dan penglihatannya rendah.
Baju Astronot Buatan NASA Bisa Membantu Ringankan
Penderita Menopause
Baju astronot buatan nasa yang bisa membatu ringankann penderita
menopause di temukan dan di kembangkan di Florida, Amerika Serikat. Baju
astronot ternyata mampu membantu mengatur hot flashes yang terkait dengan
menopause, hal ini akan membantu memberikan rasa kenyamanan pada dalam
perubahan fase yang dialami penderita monopouse, tidak ada obat biologis untuk
menopause, tetapi tampaknya masalah ini dapat dibantu dengan teknologi baju
astronot yang disebut outlast.
Setelah bagian luar pengisap yang lebar membuat segel dengan suatu
benda, otot berkontraksi dan mengendurkan area yang ditangkupkan di belakang
untuk menambah dan melepaskan tekanan. Ketika banyak pengisap terlibat, itu
menciptakan ikatan perekat yang kuat yang sulit untuk dilepaskan. Desainnya
dibuat untuk melakukan fungsi yang sama seperti pengisap gurita, mengaktifkan
pelekatan yang andal ke objek dengan tekanan ringan. Ideal untuk menempel pada
permukaan datar dan melengkung. Setelah mengembangkan mekanisme perekat,
mereka juga membutuhkan cara bagi sarung tangan untuk merasakan objek dan
memicu adhesi., yang menambahkan serangkaian sensor jarak optik. Pengisap dan
LIDAR kemudian dihubungkan melalui mikrokontroler untuk memasangkan
penginderaan objek dengan pengisap. Sehingga meniru sistem saraf dan otot
gurita. Tim peneliti juga menginginkan sesuatu yang terasa alami bagi manusia
dan memungkinkan mereka mengambil barang dengan mudah. Beradaptasi
dengan berbagai bentuk dan ukuran seperti yang dilakukan gurita.
Solusi mereka adalah sarung tangan dengan pengisap sintetis dan sensor
yang terintegrasi erat, harmoni sistem yang dapat dikenakan yang menangkap
berbagai bentuk di bawah air. Mereka menyebutnya Octa-glove. dengan
menggabungkan bahan perekat yang lembut dan responsif dengan elektronik
tertanam, kita dapat menggenggam objek tanpa harus meremasnya. Itu membuat
penanganan benda basah atau bawah air jauh lebih mudah dan lebih alami.
Elektronik dapat mengaktifkan dan melepaskan adhesi dengan cepat. Gerakkan
saja tangan Anda ke arah suatu objek, dan sarung tangan akan bekerja untuk
menggenggam. Itu semua bisa dilakukan tanpa pengguna menekan satu tombol.
https://sains.sindonews.com/read/886347/767/baju-astronot-buatan-nasa-bisa-
membantu-ringankan-penderita-menopause-1663254587?showpage=all
https://nationalgeographic.grid.id/read/133374984/imuwan-mengembangkan-
sarung-tangan-yang-terinspirasi-dari-gurita?page=all
https://nationalgeographic.grid.id/read/133428055/kornea-rekayasa-dari-kulit-
babi-ini-memulihkan-penglihatan-tunanetra?page=all
REKAYASA IDE
NIM: 8226182021
Kelas: B1 Dikdas
2022