Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PT SUPRA PRIMATAMA NUSANTARA (BIZNET)
KOTA TANGERANG

PROPOSAL SKRIPSI

Ditulis Oleh:
AJENG KARTINI
NIM. 171010502210

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan atas Rahmat dan Karunianya-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini. Proposal skipsi ini menganalisis mengenai

“Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang”.

Penyusunan proposal skripsi ini merupakan langkah dari salah satu persyaratan

kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata I Program Studi Sarjana Manajemen

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang Kota Tangerang

Selatan, Banten.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan karna keterbatasan pengetahuan yang penulis

miliki. Meskipun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin agar dalam

penulisan ini berhasil sebaik-baiknya sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca

dan khususnya rekan mahasiswa/mahasiswi universitas pamulang. Ucapan spesial

terima kasih untuk kedua orang tua saya yang telah melahirkan, merawat dan

membesarkan saya sehingga saya bisa seperti pada sekarang.

Bersama ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis menghanturkan

banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. (H.C). H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya Pamulang

Tangerang Selatan, Banten.

ii
2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si. selaku Rektor Universitas

Pamulang Tangerang Selatan, Banten.

3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA., CMA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang Tangerang Selatan,

Banten.

4. Bapak Dr. Kasmad, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Sarjana

Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen dan Bisnis Universitas Pamulang

Tangerang Selatan, Banten.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Pamulang Tangerang Selatan, Banten.

6. Seluruh staff Program Studi Sarjana Manajemen yang telah membantu dalam

administrasi proposal skripsi.

7. Kedua orang tua saya atas do’a, pengertian, perhatian, dukungan moral,

motivasi serta kasih sayang yang diberikan sangat tulus kepada saya.

8. Pimpinan dan seluruh Karyawan PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet)

Kota Tangerang.

9. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/i Program Studi Sarjana Manajemen

angkatan 2017 Universitas Pamulang, yang telah banyak memberikan waktu,

bantuan, dorongan dan berbagi semangat dalam penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan sampai proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

iii
Atas kebaikan, bantuan serta dukungan dari semua pihak, saya ucapkan

terima kasih dan semoga Allah SWT membalas dengan seluruh bantuan yang

telah diberikan kepada saya, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 20 Maret 2022


Penulis,

Ajeng Kartini
NIM. 171010502210

iv
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

1.5 Sistematika Penelitian ................................................................................... 8

BAB II ................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10
2.1 Landasan Teori ............................................................................................ 10

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 31

2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 46

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ........................................................... 51

BAB III ................................................................................................................. 53


METODE PENELITIAN ...................................................................................... 53
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 53

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 54

3.3 Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 54

3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................... 57

v
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 59

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kinerja Karyawan ........................................................................... 2


Tabel 1.2 Data Kondisi Lingkungan Kerja Fisik .................................................... 4
Tabel 1.3 Data Budaya Organisasi .......................................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 31
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 54
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian............................................................ 56
Tabel 3.3 Skala Likert ........................................................................................... 60
Tabel 3.4 Pedoman Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson (DW Test) ..... 68

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 51

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan inovasi teknologi yang semakin pesat menyebabkan

lingkungan usaha menjadi dinamis. Persaingan antar perusahaan mengakibatkan

peluang usaha untuk survive menjadi kecil. Kunci keberhasilan memenangkan

kompetisi antar pengusaha dan antar perusahaan ini terletak pada sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu faktor terpenting adalah pengelolaan

sumber daya manusia, karena merupakan aset utama.

PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) merupakan perusahaan jasa

telekomunikasi yang berdiri sejak tahun 2000 yang memenuhi kebutuhan internet

sebagian besar masyarakat yang memiliki berbagai cabang di berbagai daerah. PT.

Supra Primatama Nusantara (Biznet) memiliki komitmen untuk membangun

infrastruktur modern dengan tujuan mengurangi kesenjangan digital Indonesia

dengan negara berkembang lainnya.

Menghadapi era globalisasi sekarang ini yang menuntut kinerja karyawan

yang tinggi masih banyak terdapat kendala di lapangan sehingga dapat

menghambat visi perusahaan. Dalam menghadapi persaingan yang semakin pesat

dan terbuka tersebut perusahaan ini membutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Melalui kinerja karyawan yang meningkat, maka efektifitas dan

produktivitas perusahaan akan meningkat, namun untuk mendapatkan kinerja

yang optimal dari karyawan tidak mudah, karena dibutuhkan kesadaran dan rasa

tanggung jawab yang tinggi dari karyawan itu sendiri.


1
Menurut Afandi (2018:83), “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian

tujuan organisasi secara illegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan

dengan moral dan etika”.

kinerja karyawan menjadi hal yang perlu diperhatikan dengan cukup

serius oleh perusahaan, karena kinerja karyawan dengan berbagai aspek yang ada

di dalamnya akan memberikan dampak secara langsung terhadap kinerja

perusahaan secara keseluruhan. Adapun kinerja karyawan PT. Supra Primatama

Nusantara (Biznet) Kota Tangerang dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1. 1
Data Kinerja Karyawan PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota
Tangerang
Jumlah Aktual Standar
No Pernyataan
Karyawan (%) (%)
1 Tingkat kesalahan kerja 103 59 100
2 Pencapaiaan target kerja 103 69 100
3 Tingkat kerjasama dalam kerja 103 78 100
4 Tanggung jawab atas hasil kerja 103 76 100
5 Inisiatif dalam menyelesaikan tugas 103 67 100
Sumber : PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang(2022)

Keterangan :

91 – 100 = SB (Sangat Baik) 71 – 80 = CB (Cukup Baik)

81 – 90 = B (Baik) 61 – 70 = KB (Kurang Baik)

Berdasarkan hasil pra survey di atas menunjukan variabel kinerja

karyawan belum optimal diantaranya tingkat kesalahan kerja 59%, pencapaiaan

target kerja 69%, tingkat kerjasama dalam kerja 78%, tanggung jawab atas hasil

kerja 76%, dan inisiatif dalam menyelesaikan tugas 67%. Tentunya hal ini masih

2
jauh dari harapan perusahaan yang menginginkan kinerja karyawannya dapat

mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu perusahaan masih membutuhkan

usaha-usaha yang dapat memaksimalkan kinerja karyawan guna membantu dalam

mencapai tujuan perusahaan. dalam meningkatkan kinerja karyawan diperlukan

analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan memperhatikan

kebutuhan dari para pegawai, diantaranya adalah Lingkungan Kerja Fisik dan

Budaya Organisasi.

Lingkungan kerja fisik di sekitar tempat kerja harus dijaga agar tidak

mengganggu kinerja, meskipun lingkungan kerja fisik tidak melaksanakan proses

produksi dalam suatu perusahaan namun lingkungan kerja fisik mempunyai

pengaruh langsung terhadap karyawan yang melaksanakan pekerjaannya.

Menurut Sutrisno (2017:118), “Lingkungan kerja adalah keseluruhan

sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar karyawan yang sedang melakukan

pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan”. Lingkungan kerja

yang dimaksud adalah keseluruhan sarana dan prasarana yang ada disekitar

karyawan dan dapat mempengaruhi pekerjaannya lingkungan yang berada di

sekitar tempat kerja harus dijaga agar tidak mengganggu kinerja, seperti tata letak

fasilitas kerja, temperatur/suhu udara dan pencahayaan yang akan memberikan

pengaruh berbeda, karena kemampuan beradaptasi tiap pegawai berbeda. Tata

letak peralatan kerja seperti meja, kursi, komputer dan fasilitas kerja lainnya harus

sesuai dengan kondisi dan besar ruangan, agar tidak mengganggu aktivitas kerja

pegawai, pengawasan dari pimpinan dan hubungan kerja baik dengan atasan

maupun dengan rekan kerja, agar tercipta kondisi lingkungan yang kondusif.

3
Adapun tabel lingkungan kerja fisik yang ada pada PT. Supra Primatama

Nusantara (Biznet).

Tabel 1. 2
Data Kondisi Lingkungan Kerja Fisik PT. Supra Primatama Nusantara
(Biznet) Kota Tangerang
No Pernyataan Aktual % Standar %
1 Fasilitas perusahaan yang memadai 65 100
2 Keamanan kerja cukup memadai 72 100
Penerangan di tempat kerja cukup
3 80 100
memadai
Kelengkapan fasilitas penunjang
4 75 100
pekerjaan
5 Suasana kekeluargaan antar karyawan 80 100
Kenyamanan dalam pekerjaan yang
6 74 100
baik
Rata-rata 74 100
Sumber : PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang (2022)

Berdasarkan data pra survei diatas dapat dilihat kondisi lingkungan

kerja di perusahaan ini dapat dikatakan masih dibawah kurang baik, dimana

pada aspek fasilitas hanya mencapai 65%, Keamanan kerja cukup memadai

hanya mencapai 72%, Penerangan di tempat kerja cukup memadai hanya

mencapai 80%, Kelengkapan fasilitas penunjang pekerjaan hanya mencapai

75%, Suasana kekeluargaan antar karyawan hanya mencapai 80% dan

kenyamanan dalam pekerjaan hanya mencapai 74%. Dengan melihat hal

tersebut perusahaan harus segera memperbaiki lingkungan kerja fisik yang

meliputi indikator (penerangan, suhu udara, suara bising, pewarnaan, ruang

gerak, kebersihan, dan fasilitas) agar karyawan dapat lebih optimal dalam

bekerja.

Dari fenomena diatas disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik pada

PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang belum menciptakan

4
lingkungan kerja fisik yang baik, hal tersebut dapat berpengaruh ke dalam

terbentuknya budaya organisasi, budaya organisasi yang baik dan terkoordinasi

merupakan suatu keharusan bagi organisasi untuk senantiasa bersikap peka

terhadap proses perubahan yang terjadi sekaligus melakukan perubahan-

perubahan organisasional sesuai dengan tuntutan yang diperlukan, terutama

pengelolaan sumber daya manusia yang merupakan proses terpenting dan

determinatif. Berhasil tidaknya proses kerja organisasi sangat diwarnai bahkan

ditentukan oleh memadai atau tidaknya manajemen sumber daya manusia yang

dilaksanakan.

Budaya Organisasi memberikan identitas bagi para pegawai dan

membangkitkan komitmen terhadap keyakinan dan nilai yang lebih besar dari

dirinya sendiri. Menurut Wardiah (2016:196), “Budaya organisasi pada

hakikatnya nilai-nilai dasar organisasi, yang akan berperan sebagai landasan

bersikap, berperilaku, dan bertindak bagi semua anggota organisasi”, budaya

organisasi berfungsi untuk menghubungkan para anggotanya, sehingga mereka

tahu bagaimana berinteraksi satu sama lain, budaya organisasi tersebut

kemudian melekat pada keseharian para pegawai yang di implementasikan

dalam suatu budaya organisasi.

Tabel 1. 3
Budaya Organisasi PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota
Tangerang
No Dimensi Aktual (%) Standar (%)
1 Bekerja dengan fleksibel. 50 100
Mematuhi nilai-nilai serta
2 70 100
aturan yang berlaku.
Taat terhadap aturan perilaku
3 52 100
dalam pekerjaan.

5
No Dimensi Aktual (%) Standar (%)
4 Taat terhadap norma perusahan 69 100
Rata-Rata 60,25 100
Sumber : PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang (1011)

Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan penulis mengenai budaya

organisasi karyawan di PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang

ini ada beberapa permasalahan dengan masih adanya karyawan yang tidak bekerja

dengan fleksibel, tidak taat terhadap aturan perusahaan, tidak taat terhadap

perilaku dalam pekerjaan, dan tidak taat peraturan lainya, dimana masih di bawah

standar dengan nilai rata-ratanya 60,25%. Melihat beberapa permasalahan tersebut

mencerminkan bahwa masih diperlukan upaya efektivitas kerja dalam usaha

meningkatkan kinerja organisasi berkaitan dengan permasalahan-permasalahan

yang dihadapi di perusahaan.

Berdasarkan pada latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik

dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Supra

Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang”.

1.2 Rumusan Masalah

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang masalah, penelitian ini

bermaksud menguji Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan. Secara spesifik, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Karyawan

pada PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang?

6
2. Apakah terdapat Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada

PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang?

3. Apakah terdapat Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan pada PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota

Tangerang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah yang dijelaskan di atas,

penelitian ini bermaksud untuk menguji Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan

Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan. Secara spesifik, tujuan yang ingin

dicapai yakni:

1. Untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja

Karyawan PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang.

2. Untuk mengetahui Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang.

3. Untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota

Tangerang secara simultan dan signifikan

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi referensi pendukung dalam mengembangkan

model penelitian mengenai Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Budaya

7
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan yang lebih komperhensif dengan objek

yang lebih luas.

2. Secara Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak

manajemen PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang sebagai

pengambilan evaluasi maupun kebijaksanaan tentang Lingkungan Kerja Fisik

dan Budaya Organisasi sehingga dapat meningkatkan Kinerja Karyawan yang

lebih positif.

3. Secara Akademik

Penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan bagi Universitas

Pamulang serta memberikan kontribusi bagi peneliti lain dalam

mengembangkan wacana yang berhubungan dalam peningkatan kinerja

karyawan.

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan ini dibuat agar mudah dipahami bagi yang

membacanya. Penulis membagi menjadi tiga bab antara lain didalam bab-bab

tersebut akan dibahas lagi dalam beberapa masalah yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisikan landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka berpikir,

dan pengembangan hipotesis.


8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Mengemukakan metode penelitian yang meliputi jenis

penelitian, tempat dan waktu penelitian, operasional variabel

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari itu penting.

Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang

dikerjakan dapat selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia.

Tujuan tercapai karena terorganisir secara baik.

Menurut Hasibuan (2017:9), “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Menurut Sucahyowati (2017:5), “Manajemen adalah suatu proses yang

terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti Planning, Organizing, Staffing,

Directing dan Controlling yang dilakukan oleh para anggota organisasi

dengan menggunakan seluruh sumber daya organisasi untuk menentukan dan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut Manullang (2015:5), “Manajemen adalah seni dan ilmu

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan

sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan

perencanaan yang dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan.

10
2. Fungsi Manajemen

Dalam menjalankan pekerjaan seharusnya organisasi memperhatikan

fungsi-fungsi manajemen dan fungsi operasional. Adapun yang mendasari

setiap fungsi dasar manajemen yang disebut sebagai dari proses manajemen.

Menurut Gary Dassler dalam Bimpi Arispa Desenja (2019:19) terdapat

lima fungsi dasar dalam manajemen, sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Menentukan sasaran dan standar-standar, membuat aturan-aturan dan

prosedur, menyusun rencana-rencana dan membuat perkiraan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Memberikan tugas spesifik kepada setiap bawahan, membuat divisi- divisi,

mendelegasikan wewenang dan komunikasi, serta mengkoordinasikan

pekerjaan bawahan.

c. Penyusunan staff (Staffing)

Menentukan tipe orang yang harus dipekerjaan, merekrut calon karyawan,

memilih karyawan, menetapkan standar prestasi memberikan kompensasi

kepada karyawaan, mengevaluasi prestasi, memberikan konseling kepada

karyawan, melatih dan mengembangkan karyawan.

d. Pengarahan/kepemimpinan (Directing)

Mendorong orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan

semangat kerja dan memotivasi bawahan

e. Pengendalian (Controlling)

Menetapkan standard seperti kuota penjualan, standard kualitas, atau

11
tingkat produksi, memeriksa untuk melihat bagaimana prestasi yang

dicapai dibandingkan dengan standard-standard ini, dan melakukan

koreksi jika dibutuhkan.

Berdasarkan definisi tersebut manajemen hanya merupakan alat untuk

mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Manajemen yang baik akan

memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan atau organisasi, karyawan, dan

masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna fungsi manajemen

akan dapat ditingkatkan.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa manajemen

merupakan struktural yang meliputi kajian ilmu untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang diinginkan.

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia


1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam mempelajari ilmu manajemen sumber daya manusia kita

diharapkan mampu memahami dan mengerti dari kata Manajemen Sumber

Daya Manusia (MSDM), karena amatlah dipandang penting yang

dikemukakan oleh banyak pandangan dan para ahli yang mengartikan

Manajemen Sumber Daya Manusia itu sendiri. Manajemen berasal dari kata to

manage yang artinya mengatur.

Manusia merupakan elemen terpenting dalam mengelola dan

menggerakan faktor-faktor produksi seperti modal, bahan mentah, peralatan

dan lain-lain untuk mencapai tujuan perusahaan. Bila suatu perusahaan

mengalami perkembangan maka makin sulit pula perencanaan dan

pengendalian pegawainya, hal ini terjadi karena makin kompleksnya


12
permasalahan yang muncul menyertai setiap kemajuan. Dalam situasi yang

seperti ini maka perusahaan wajib memiliki manajer personalia yang handal

untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan pegawainya. Jika suatu

perusahaan mampu mengatasi masalah-masalah tentang karyawan maka

keharmonisan semua komponen perusahaan akan terbangun, hal ini tentu saja

akan membawa dampak positif dalam hal produktifitas.

Menurut Firmansyah (2018:4), “Manajemen adalah seni dan ilmu

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan

daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan

terlebih dahulu”.

Menurut Bintoro dan Daryanto (2017 : 15), “Manajemen sumber daya

manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana cara mengatur hubungan dan

peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki individu secara efisien serta

dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama

perusahaan, karyawan, dan masyarakat menjadi maksimal”.

Menurut Hasibuan (2019:10), “manajemen sumber daya manusia adalah

ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen

sumber daya manusia merupakan proses pengorganisasian, perencanaan,

pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja atau karyawan,

pengembang, kompensasi, pemeliharaan, integrasi, dan pemutusan hubungan

13
kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan perorangan,

organisasi, dan masyarakat. Aspek sumber daya manusia merupakan peran

utama dalam menjalankan organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia

yang berkualitas, memiliki loyalitas yang tinggi dan integritas yang tinggi

organisasi tidak akan dapat mencapai visi dan misinya.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam pelaksanaannya, manajemen sangat mendasari setiap manajer

untuk memanage bawahan dan organisasi yang dipegangnya, Fungsi-fungsi

manajemen sumber daya manusia dikelompokan menjadi 2 (dua) fungsi pokok

sebagai bagian fungsi manajemen, yaitu fungsi manajerial dan operasional.

Menurut Hasibuan dalam Dwi Susanto (2019:21), Menjelaskan bahwa

fungsi manajerial manajemen sumber daya manusia meliputi :

a. Fungsi Manajerial

1) Perencanaan

Fungsi Perencanaan meliputi penentuan programsumber daya

manusia yang akan membantu pencapaian tujuan perusahaan yang telah

ditetapkan.

2) Pengorganisasian

Fungsi Pengorganisasian adalah membentuk organisasi dengan

merancang susunan dari berbagai hubungan antara jabatan, personalia,

dan faktor-faktor fisik.

14
3) Pengarahan

Fungsi Pengarahan adalah Mengusahakan agar karyawan mau

bekerja secara efektif melalui perintah motivasi.

4) Pengendalian

Fungsi Pengendalian adalah mengadakan pengamatan atas

pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana dan mengoreksinya

jika terjadi penyimpangan atau jika perlu menyesuaikan kembali rencana

yang telah dibuat.

b. Fungsi Operasional

1) Pengadaan (Procurement)

Adalah kegiatan jenis dan jumlah karyawan yang tepat dan sesuai

dengan kebutuhan perusahaan melalui proses penarian tenaga kerja dan

penempatan tenaga kerja.

2) Pengembangan (Development)

Adalah mengembangkan karyawan melalui peningkatan

keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui

pendidikan dan pelatihan.

3) Pengintegrasian (integration)

Adalah usaha mempersatukan kepentingan perusahaan dan

kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan

menguntungkan.

4) Kompensasi (Compensation)

Adalah pemberian balas jasa secara langsung baik dalam bentuk

15
imbalan ataupun penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan dalam

membantu tercapainya tujuan perusahaan.

5) Pemeliharaan (Maintenance)

Adalah memelihara dan meningkatkan kondisi fisik serta loyalitas

karyawan agar mereka mau bekerja sama dengan perusahaan dalam

jangka waktu yang cukup lama.

6) Pemberhentian (Separation)

Adalah pemutusan hubungan kerja karyawan dari tempatnya bekerja,

hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya keinginan karyawan itu

sendiri, keputusan perusahaan atau berakhirnya kontrak kerja.

Dari definisi yang diuraikan secara singkat mengenai fungsi dan

Manajemen Sumber Daya Manusia, dapat diketahui secara garis besar

mengenai fungsi dan Manajemen Sumber Daya Manusia didalam suatu

perusahaan atau organisasi, dimana ternyata antara fungsi yang satu dengan

yang lainya terdapat suatu keterkaitan yang erat dan secara berurutan dan

tahap demi tahap membentuk suatu kesatuan yang membantu perusahaan atau

organisasi didalam mengelola dan mengembangkan Sumber Daya Manusia

agar menjadi lebih maju dan berkembang.

Sehingga penulis berpendapat bahwa fungsi manajemen yang lainya

karena tidak bisa dipisahkan dengan fungsi manajemen yang lainya karena

sudah menjadi suatu tatanan yang menyeluruh untuk membangun dan

mengembangkan Sumber Daya Manusia agat dapat maju dan berkembang

dalam suatu organisasi atau lingkungan kerja perusahaan.

16
3. Komponen Sumber Daya Manusia

Komponen sumber daya manusia menurut Hasibuan dalam Dwi Susanto

(2019:26), yaitu tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas

pengusaha, karyawan, dan pemimpin.

a. Pengusaha

Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk

memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu

tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.

b. Karyawan

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan karena tanpa

keikutsertaannya aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan

aktif dalam menetapkan rencana, system, proses, dn tujuan yang ingin

dicapai.

Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapatkan

kompensasi yang besarnya telah di tetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib

dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak

memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam

suatu perusahaan di bedakan antara karyawan operasional dan karyawan

manajerial (pimpinan).

c. Pimpinan (Manajer)

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab

atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan

17
adalah gaya seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya agar mau

bekerjasama dan bekerja secara efektif sesuai dengan perintahnya. Asas–

asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan rasional, bertindak konsisten

dan berlaku jujur dan adil.

4. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Setiap organisasi, termasuk perusahaan menetapkan tujuan-tujuan

tertentu yang ingin mereka capai dalam memanajemeni setiap sumbar dayanya

termasuk sumber daya manusia, tujuan sumber daya manusia adalah

memperbaiki kontribusi orang-orang atau tenaga kerja terhadap perusahaan

dengan cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis dan sosial.

Menurut Cushway dalam Bimpi Arispa Desenja (2019:28) tujuan

manajemen sumber daya manusia meliputi:

a. Memberi pertimbangan manajemen dalam membuatan kebijakan sumber

daya manusia untuk memastikan bahwa organisasi memliki pekerja yang

selalu siap mengatasi perubahan dan memenuhi kewajiban pekerjaan secara

legal.

b. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur sumber

daya manusia yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya.

c. Membantu dalam mengembangkan arah keseluruhan organisasi dan strategi,

khususnya yang berkaitan dengan implikasi sumber daya manusia.

d. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer ini mencapai

tujuan.

e. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antara pekerja

18
untuk meyakinkan bahwa tidak menghambat organisasi dalam mencapai

tujuan.

f. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi.

g. Bertindak sebagai pemelihara standar organisional dan nilai dalam

manajemen sumber daya manusia.

2.1.3 Lingkungan Kerja


1. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang

penting untuk diperhatikan dalam melaksanakan proses produksi. Lingkungan

kerja didesain sedemikian rupa agar dapat tercipta hubungan kerja yang

mengikat pekerja dengan lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik, yaitu

apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman

dan nyaman. Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja

serta waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan

sistem kerja yang efisien.

Menurut Afandi (2018:66), “Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada

di lingkungan para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas seperti temperatur, kelembaban, ventilasi, penerangan,

kegaduhan, kebersihan tempat dan memadai tidaknya alat-alat perlengkapan

kerja”.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2017), “lingkungan kerja adalah

suatu tempat bagi sejumlah kelompok dimana di dalamnya teradapat beberapa

fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan

misi perusahaan”.
19
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para pegawai melakukan

aktifitas. Lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan rasa aman dan

nyaman yang memungkinkan pegawai untuk dapat bekerja secara optimal.

Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai

tersebut akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktifitas sehingga waktu

kerja dapat dipergunakan secara efektif. Produktivitas akan semakin tinggi dan

otomatis kinerja pegawai juga akan semakin tinggi.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja


Seseorang akan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik,

sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh

suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu lingkungan dikatakan baik atau

sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal,

aman, dan nyaman.

Menurut Farida (2016:108), ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi Lingkungan Kerja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Hubungan Sosial

Hubungan seorang karyawan dengan karyawan lain dan pimpinan

terjalin dengan baik, maka dapat membuat karyawan merasa

nyaman berada di lingkungan kerjanya. Dengan begitu kinerja

karyawan akan meningkat dan tujuan organisasi bisa dicapai.

b. Kelembapan

Udara yang panas dan kelembapan tinggi akan menimbulkan

pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran (karena


20
sistem penguapan). Sehingga mempengaruhi semakin cepatnya

denyut jantung, karena makin aktifnya peredaran darah untuk

memenuhi kebutuhan oksigen.

c. Bau

Pemakaian AC yang tepat dapat menghilangkan bau yang

mengganggu disekitar.

d. Siklus Udara

Udara normal mengandung 21% oksigen, 0,03% karbondioksida,

dan 0,9% gas campuran. Siklus udara yang tidak baik apabila

terdapat gejala sesak nafas pada tubuh orang normal. Maka siklus

udara yang baik adalah ventilasi cukup dan tanaman.

e. Penerangan

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan

guna mendapatkan keselamatan dan kelancaran dalam

melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu perlu diperhatikan

adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak

menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan

lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya

menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan.

f. Kebersihan

Setiap perusahaan seharusnya selalu menjaga kebersihan

lingkungan sebab selain mempengaruhi kesehatan, dapat

mempengaruhi kejiwaan seseorang. Lingkungan kerja yang

21
bersih pasti akan menimbulkan rasa senang bagi karyawan. Dan

rasa senang ini dapat mempengaruhi seseorang untuk bekerja

lebih semangat dan bergairah.

g. Keamanan

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam

keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya.

Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat

memanfaatkan tenaga manusia (satpam) dan elektronik (cctv).

h. Getaran Mekanis

Getaran dipengaruhi oleh intensitas, frekuensi, dan lamanya

getaran. Getaran yang tidak baik ditandai dengan adanya gejala

konsentrasi menurun, kelelahan, dan gangguan mata, syaraf dan

otot.

3. Indikator Lingkungan Kerja Fisik


Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Afandi (2018:71) adalah

sebagai berikut :

a. Pencahayaan

Cahaya penerangan yang cukup memancarkan dengan tepat akan

menambah efisiensi kerja para karyawan, karena mereka dapat

bekerja dengan lebih cepat lebih sedikit membuat kesalahan dan

matanya tak lekas menjadi lelah.

b. Warna

Warna merupakan salah satu faktor yang penting untuk

memperbesar efisiensi kerja para karyawan, khususnya warna


22
akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka dengan memakai

warna yang tepat pada dinding ruang dan alat-alat lainnya

kegembiraan dan ketenangan bekerja para karyawan akan

terpelihara.

c. Udara

Mengenai faktor udara ini, yang sering sekali adalah suhu udara

dan banyaknya uap air pada udara itu.

d. Suara

Untuk mengatasi terjadinya kegaduhan, perlu kiranya meletakkan

alat- alat yang memiliki suara yang keras, seperti mesin ketik,

pesawat telepon, parkir motor, dan lain-lain. Pada ruang khusus,

sehingga tidak mengganggu pekerja lainnya dalam melaksanakan

tugasnya.

2.1.4 Budaya Organisasi


1. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Wardiah (2016:196), “Budaya organisasi pada hakikatnya nilai-

nilai dasar organisasi, yang akan berperan sebagai landasan bersikap,

berperilaku, dan bertindak bagi semua anggota organisasi. Budaya organisasi

adalah cara orang berperilaku dalam organisasi dan ini merupakan satu set

norma yang terdiri dari keyakinan, sikap, nilai-nilai inti, dan pola perilaku

bersama dalam organisasi”.

Sedangkan menurut Darto (2016:79), “Budaya organisasi adalah sebuah

sistem bersama yang meliputi keyakinan, nilai-nilai dan perilaku kelompok

yang memiliki perbedaan dengan organisasi lain”.


23
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan

budaya organisasi adalah perilaku dalam organisasi dan nilai-nilai perilaku

kelompok yang memiliki perbedaan dengan organisasi lain. Budaya organisasi

sangat berpengaruh terhadap perilaku para anggota organisasi atau perusahaan

karena nilai-nilai yang terkandung dalam budaya pada suatu perusahaan dapat

dijadikan sebagai acuan perilaku dari anggota perusahaan, sehingga apabila

budaya organisasi dari suatu perusahaan baik, maka tidak mengherankan jika

anggota perusahaan tersebut merupakan orang-orang yang baik kualitasnya,

dan sebaliknya bila budaya organisasi dalam suatu perusahaan tidak baik

maka kualitas anggotanya menjadi tidak baik pula.

2. Peran Budaya Organisasi


Robbins dan Judge (2015:377) menyebutkan bahwa budaya organisasi

memiliki peran sebagai berikut:

a. Berperan dalam batas organisasi

Budaya organisasi membatasi fisik dan non fisik antara satu organisasi

dengan organisasi yang lain mengenai apa yang boleh dan yang tidak

boleh dilakukan oleh anggota organisasi tersebut, umumnya batasan

tersebut berupa norma yang tidak tertulis dalam peraturan perusahaan.

b. Berperan dalam memberi identitas

Budaya organisasi menggambarkan identitas anggota organisasi yang

berhubungan dengan karakteristik suatu organisasi.

c. Berperan dalam merekatkan komitmen karyawan

Budaya organisasi dapat meningkatkan komitmen anggota organisasi.

Contohnya pada saat organisasi mengalami krisis ekonomi, budaya


24
organisasi dapat menyatukan komitmen para anggotanya untuk berjuang

bersama agar dapat keluar dari krisis tersebut.

d. Berperan sebagai pengarah tindakan

Budaya organisasi dapat menjadi pengendali dan pengarah tindakan

mengenai perilaku yang diperbolehkan maupun yang dilarang.

e. Berperan sebagai pengatur dalam kehidupan berorganisasi

Budaya organisasi dapat menambah semangat kebersamaan antar anggota

organisasi sehingga dapat meredam konflik yang terjadi antar sesama

anggota.

3. Indikator Budaya Organisasi


Menurut Robbins (2018:63-64), “Budaya organisasi adalah suatu

persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu, dan juga

sebagai suatu pola asumsi-asumsi mendasar yang dipahami bersama dalam

sebuah organisasi terutama dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi”. Ada beberapa indikator yang menjabarkan budaya sebuah

organisasi, masing-masing dari indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Keberanian mengambil risiko (inovation and risk taking) yaitu seberapa

besar organisasi mendorong para karyawannya untuk bersikap inovatif dan

berani mengambil resiko,

b. Perhatian terhadap detil/ketelitian (attention to detail) yaitu seberapa besar

ketelitian, analisis, dan perhatian pada detail yang dituntut,

c. Berorientasi kepada hasil (outcome orientation) yaitu seberapa besar

organisasi menekankan pada pencapaian sasaran (hasil), ketimbang pada

cara mencapai sasaran (proses),


25
d. Berorientasi tim (team orientation) yaitu seberapa besar organisasi

menekankan pada kerja kelompok (tim), ketimbang kerja individu, dalam

menyelesaikan tugas-tugas,

e. Agresifitas (aggressiveness) yaitu seberapa besar organisasi mendorong

para karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

2.1.5 Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Pada dasarnya pengertian kinerja berkaitan dengan tanggung jawab

individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang menjadi wewenang dan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja bisa mempengaruhi berlangsungnya kegiatan suatu organisasi

perusahaan, semakin baik kinerja yang ditunjukkan oleh para karyawan akan

sangat membantu dalam perkembangan organisasi atau perusahaan tersebut.

Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat

dipisahkan dalam suatu lembaga organisasi, baik itu lembaga pemerintahan

maupun lembaga swasta. Kinerja berasal dari kata Job Performance atau

Actual Performance yang merupakan prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai seseorang.

Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang

karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun pendapat

para ahli mengenai pengertian kinerja, sebagai berikut :

Menurut Mangkunegara dalam Tri Sri Wulan (2019:100), ”Kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang


26
diberikan kepadanya”.

Menurut Sedarmayanti dalam Anggazul Akbar (2019:37), “Kinerja

merupakan terjemahan dari performance yang berarti Hasil kerja seorang

pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan,

dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit

dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa

kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan sesuai

dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu.

2. Tujuan Penilaian Kerja


Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan

kinerja organisasi melalui peningkatana sumber daya organisasi. Secara lebih

spesifik, tujuan dari penilaian kinerja sebagaimana dikemukakan oleh Agus

Suyono dalam Anggazul Akbar (2019:38) yaitu:

a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan

kinerja.

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka

termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang- kurangnya

berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.

c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan

dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau

terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.

d. Mendefnisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga

karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.


27
e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui

rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu dirubah.

3. Manfaat Penilaian Kinerja


Bagi pihak manajemen perusahaan ada banyak manfaat dengan

dilakukannya penilaian kinerja. Menurut Notoatmojo dalam Anggazul Akbar

(2019: 39) Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

memotivasi karyawan secara maksimum.

b. Membantu mengambil keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,

seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan

dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

f. Manfaat yang diperoleh dari penilaian kinerja ini terutama menjadi

pedoman dalam melakukan tindakan evaluasi bagi pembentukan

organisasi sesuai dengan pengharapan dari berbagai pihak, yaitu bagi

pihak manajemen serta komisaris perusahaan.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut Moorhead

dan Chung/Megginson dalam Anggazul Akbar (2019:39), Kinerja karyawan


28
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work)

Merupakan tingkat baik atau buruknya sesuatu pekerjaan yang diterima

bagi seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi ketelitian dan kerapihan

kerja, keterampilan dan kecakapan.

b. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work)

Merupakan seberapa besarnya beban kerja atau sejumlah pekerjaan yang

harus diselesaikan oleh seorang pegawai. Diukur dari kemampuan secara

kuantitatif didalam mencapai target atau hasil kerja atas pekerjaan-

pekerjaan baru.

c. Pengetahuan Pekerjaan (Job Knowledge)

Merupakan proses penempatan seorang pegawai yang sesuai dengan

background pendidikan atau keahlian dalam suatu pekerjaan. Hal ini

ditinjau dari kemampuan pegawai dalam memahami hal-hal yang berkaitan

dengan tugas yang mereka lakukan.

d. Kerjasama Tim (Teamwork)

Melihat bagaimana seorang pegawai bekerja dengan orang lain dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya sebatas secara

vertikal ataupun kerjasama antar pegawai, tetapi kerjasama secara

horizontal merupakan faktor penting dalam suatu kehidupan organisasi

yaitu dimana antar pimpinan organisasi dengan para pegawainya terjalin

suatu hubungan yang kondusif dan timbal balik yang saling

menguntungkan.

29
e. Kreatifitas (Creativity)

Merupakan kemampuan seorang pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaannya dengan cara atau inisiatif sendiri yang dianggap mampu

secara efektif dan efisien serta mampu menciptakan perubahan- perubahan

baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi.

f. Inovasi (Inovation)

Kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan

kemajuan organisasi. Hal ini ditinjau dari ide-ide cemerlang dalam

mengatasi permasalahan organisasi.

g. Inisiatif (Initiative)

Melingkupi beberapa aspek seperti kemampuan untuk mengambil langkah

yang tepat dalam menghadapi kesulitan, kemampuan untuk melakukan

sesuatu pekerjaan tanpa bantuan, kemampuan untuk mengambil tahapan

pertama dalam kegiatan.

5. Indikator Kinerja Karyawan


Menurut Mangkunegara dalam Anggazul Akbar (2019:46), menyatakan

indikator dari kinerja sebagai berikut:

a. Kualitas Kerja

adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang harus

dikerjakan.

b. Kuantitas Kerja

adalah seberapa lama seorang karyawan bekerja dalam satu harinya.

Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu

masing-masing.
30
c. Pelaksanaan Tugas

adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan

akurat.

d. Tanggung Jawab terhadap pekerjaan

adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan

yang diberikan perusahaan.

2.1 Penelitian Terdahulu

Menurut Triono (2019:12), “Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk

mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk

penelitian selanjutnya disamping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat

memposisikan peneliti serta menunjukan orsinaitas dari penelitian”.

Terdapat penelitian terdahulu yang relevan yang menyangkut Lingkungan

Kerja Fisik dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan. Penelitian

tersebut akan dijelaskan pada Tabel 2.1 meliputi nama peneliti, judul penelitian,

metode penelitian dan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut sebagai

berikut:

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
1. Siti Maisarah Pengaruh Metode (H1) :
Hasibuan & Kepemimpinan, penelitian yang kepemimpinan
Syaiful Bahri Lingkungan dilakukan berpengaruh
(2018) Kerja dan adalah positif dan
Motivasi Kerja penelitian signifikan
Jurnal Ilmiah Terhadap eksploratif, terhadap kinerja
Magister Kinerja Metode personil dari nilai
Manajemen pengumpulan 0,011< 0,05 dan
data dilakukan thitung 2,590 >
Vol. 1, No. 1, dengan 1.662 ttabel.
31
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
September, wawancara (H1) : lingkungan
Hal 71-80 (interview). kerja berpengaruh
positif dan
ISSN 2623- signifikan
2634 terhadap kinerja
dari nilai 0,037 <
Pascasarjana 0,05 dan thitung
Universitas 2,118 > 1,662
Muhammadi ttabel
yah Sumatera (H3) : motivasi
Utara kerja berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
personil polri dari
nilai 0,030 < 0,05
dan nilai thitung
2.207 > 1,662
(H4) : F hitung
sebesar 9,792 > F
tabel 2.71 dan
signifikansinya
adalah sebesar
0.000 < 0,05.
Maka dengan
demikian Ho
ditolak dan
variabel bebas
yaitu
kepemimpinan,
lingkungan kerja
dan motivasi
kerja berpengaruh
secara simultan
dan positif
terhadap kinerja
personil polri.
2. Elfiana Pengaruh Teknik yang (H1) : lingkungan
Septiya Rini, Lingkungan digunakan kerja
Siti Maria, & Kerja, Budaya adalah menunjukkan
Syaharuddin Organisasi Dan observasi, hasil memiliki
(2018) Stres Kerja wawancara dan pengaruh positif
Terhadap penyebaran dan signifikan
Jurnal Forum Kinerja Pegawai kuesioner. terhadap kinerja
32
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
Ekonomi Di Puskesmas Metode analisis karyawan dilihat
Merancang data yang dari nilai
Vol. 20, Kabupaten digunakan signifikansi 0,000
No.2, 2018, Berau adalah analisis < 0,05, dan
Hal 81-86 regresi linier thitung 5,340 >
berganda 1,668 ttabel.
ISSN Online: (H2) : budaya
2528-150X organisasi
menunjukkan
Fakultas hasil memiliki
Ekonomi dan pengaruh positif
Bisnis dan signifikan
Universitas terhadap kinerja
Mulawarman, karyawan dilihat
Samarinda dari nilai
signifikansi 0,009
< 0,05 dan thitung
2.747 > 1,668
ttabel.
(H3) :
stres kerja
menunjukkan
pengaruh negatif
dan tidak
signifikan
terhadap kinerja
karyawan dilihat
dari nilai
signifikansi nilai
signikansi 0,081
> 0.05 dan thitung
-1,793 < 1,668
ttabel.
(H4) : nilai
fhitung adalah
11,505 sedangkan
ftabel dengan
taraf signifikansi
0,05 dengan
df1=3 dan df2=36
adalah sebesar
0,349 maka
fhitung 11,505 >
0,349 ftabel dan
33
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
juga nilai
signifikan 0,000 <
0,05 maka dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa lingkungan
kerja, budaya
organisasi dan
stres kerja secara
bersama-sama
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
3. Dewi Lingkungan penelitian ini (H1) : lingkungan
Fitriani, kerja fisik, adalah kerja fisik
Nurlaela & lingkungan kerja penelitian Diperoleh nilai
Dirarini non fisik, dan kuantitatif, signifikan t
Sudarwadi disiplin kerja dengan sebesar 0,449 dan
(2018) Terhadap pendekatan alpha 0,05
kinerja pegawai asosiatif. (0,449 > 0,05)
Management guru smk negeri maka dapat
Business 1 manokwari disimpulkan Ho
Journal diterima dan H1
ditolak yang
Vol. 1, No.1, berarti bahwa
2018, Hal variable
119-133 lingkungan kerja
fisik secara
Fakultas parsial tidak
Ekonomi dan berpengaruh
Bisnis, signifikan
Universitas terhadap kinerja
Papua, pegawai.
Indonesia (H2) : lingkungan
kerja non fisik
diperoleh nilai
signifikan t
sebesar 0,961 dan
alpha 0,05 (0,961
> 0,05) maka
dapat disimpulkan
Ho diterima dan
34
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
H2 Ditolak yang
berarti bahwa
variabel
lingkungan kerja
non fisik secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
pegawai
(H3) : Disiplin
kerja diperoleh
nilai signifikan t
0,000 dan alpha
0,05. Karena
nilai signifikan t
kurang dari alpha
(0,000 < 0,05)
maka dapat
Disimpulkan Ho
ditolak dan H3
diterima. Yang
berarti bahwa
variabel disiplin
kerja secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel
kinerja pegawai.
(H4) : Nilai
signifikan F
sebesar 0,000 dan
Alpha 0,05.
Dengan nilai
signifikansi F
kurang dari alpha
0,05 (0,00 < 0,05)
maka dapat
disimpulkan
bahwa semua
variabel bebas
lingkungan
Kerja fisik,
35
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
lingkungan kerja
non fisik, disiplin
kerja secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel
terikat kinerja
pegawai.

4. Fachreza, Pengaruh Pengambilan (H1) : motivasi


Said Musnadi Motivasi Kerja, sampel kerja diperoleh t-
dan M. Lingkungan dilakukan hit sebesar 2,772
Shabri Abd Kerja, Dan dengan lebih besar dari t-
Majid Budaya menggunakan tabel sebesar
(2018) Organisasi metode 1,9840, dengan
Terhadap “Proportionated nilai probalitas
Jurnal Kinerja Stratified 0,021 dibawah
Magister Karyawan Dan Random 0,05, artinya
Manajemen Dampaknya Sampling” secara parsial
Fakultas Pada Kinerja motivasi kerja
Ekonomi dan Bank Aceh berpengaruh
Bisnis Syariah Di Kota secara signifikan
Unsyiah Banda Aceh terhadap kinerja
karyawan pada
Vol. 2, No. 1, Bank Aceh
Januari, Hal Syariah
115-122 (H2) : lingkungan
kerja diperoleh t-
ISSN 2302- hit sebesar 3,134
0199 lebih besar dari t-
tabel sebesar
Fakultas 1,9840, dengan
Ekonomi dan nilai probalitas
Bisnis 0,002 dibawah
Universitas 0,05, artinya
Syiah Kuala secara parsial
lingkungan kerja
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
karyawan pada
Bank Aceh
Syariah.
36
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
(H3) : budaya
organisasi
diperoleh t-hit
sebesar 2,577
lebih besar dari t-
tabel sebesar
1,9840, dengan
nilai probalitas
0,045 dibawah
0,05, artinya
secara parsial
budaya organisasi
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
karyawan.
(H4) : Nilai F-hit
sebesar 654,164
dengan nilai
probabilitas
(signifikan) =
0,00 dibawah
0,05, artinya
hipotesis dalam
penelitian ini
menerima Ha dan
menolak Ho,
berarti terdapat
pengaruh secara
simultan motivasi
kerja, lingkungan
kerja, dan budaya
organisasi
terhadap kinerja
karyawan pada
Bank Aceh
Syariah.
5. Lili Sularmi Pengaruh Metode yang (H1) : budaya
dan Nurul Budaya digunakan organisasi
Hikmah Organisasi Dan adalah metode berpengaruh
Apriyanti Disiplin deskriptif positif dan
(2019) Terhadap dengan signifikan
Kinerja pendekatan terhadap kinerja
Jurnal Ilmiah, Karyawan Pada asosiatif karyawan sebesar
37
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
Manajemen PT. Mega 41,4%. Uji
Sumber Daya Perintis Tbk hipotesis secara
Manusia parsial diperoleh t
hitung > t tabel
Vol 3, No.1, atau (6,623 >
September, 1,999).
Hal 125-139 (H2) : disiplin
kerja berpengaruh
Fakultas positif dan
Ekonomi signifikan
Universitas terhadap kinerja
Pamulang karyawan sebesar
32,7%. Uji
hipotesis secara
parsial diperoleh t
hitung > t tabel
atau (5,483 >
1,999).
(H3) : budaya
organisasi dan
disiplin kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kineja
karyawan dengan
koefisien
determinasi
sebesar 47,3%,
sedangkan
sisanya sebesar
52,7%
dipengaruhi
faktor lain. Uji
hipotesis
diperoleh nilai F
hitung > F tabel
atau (33,915 >
2,760).
6. Lucia Pengaruh Metode (H1) :
Maduningtias Lingkungan penelitian yang Hasil uji regresi
(2019) Kerja Dan digunakan linier sederhana
Budaya adalah menunjukan
Jurnal Ilmiah, Organisasi penelitian lingkungan kerja
38
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
Manajemen Terhadap deskriptif/kuanti berpengaruh
Sumber Daya Produktivitas tatif positif dan
Manusia Karyawan Pada signifikan
PT. terhadap
Vol. 2, No. 3, L’ESSENTIAL produktivitas
Mei, Hal karyawan dengan
394-400 koefisiensi
sebesar 0,694 dan
Fakultas nilai koefisiensi
Ekonomi determinasi serta
Universitas diperoleh
Pamulang persamaan
regresi Y =
18,619 + 0,702
(H2) : Hasil uji
regresi linier
sederhana
menunjukan
budaya organisasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
produktivitas
karyawan dengan
koefisiensi
sebesar 0,533 dan
nilai koefisiensi
determinasi serta
diperoleh
persamaan
regresi Y =
18,619 + 0,494
(H3) : Hasil uji F
menunjukkan
Fhitung = 44,597
sedangkan Ftabel
= 3,20 (Fhitung >
Ftabel) dengan
taraf signifikansi
0,000 < 0,05,
maka dapat
disimpulkan
bahwa terdapat
39
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
pengaruh positif
dan signifikan
antara
Lingkungan
Kerja dan Budaya
Organisasi secara
simultan terhadap
Produktivitas
Karyawan.
7. Nur Buana, Pengaruh Penelitian ini (H1) : budaya
Mansyur Budaya merupakan organisasi
Ramly dan Organisasi, penelitian diperoleh nilai t-
Ramlawati Lingkungan kuantitatif hitung sebesar
Ramlawati Kerja dan Gaya asosiatif, (0,958) < t-tabel
(2019) Kepemimpinan Metode (1,673), memiliki
Terhadap pengumpulan nilai signifikan
CENTER OF Kinerja Pegawai data yang sebesar 0,342 >
ECONOMIC digunakan 0,05. Dari hasil
STUDENT dalam penelitian ini, dapat
JOURNAL ini adalah disimpulkan
menmberikan bahwa variabel
Vol 2, No. 2, kuesioner. Budaya
April, Hal Organisasi tidak
77-85 berpengaruh
signifikan
Universitas terhadap Kinerja
Muslim Pegawai.
Indonesia (H2) : variabel
lingkungan kerja,
diperoleh nilai t-
hitung sebesar
(3,045) > t-tabel
(1,673) dan
memiliki nilai
signifikan sebesar
0,004 < 0,05.
Dari hasil ini,
dapat
disimpulkan
bahwa variabel
lingkungan kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
40
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
terhadap Kinerja
Pegawai.
(H3) : variabel
gaya
kepemimpinan,
diperoleh nilai
thitung (2,047) >
t-tabel sebesar
(1,673) dan nilai
signifikan sebesar
0,045 < 0,05.
Dari hasil ini,
dapat
disimpulkan
bahwa gaya
kepemimpinan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
(H4) : budaya
organisasi,
lingkungan kerja,
dan gaya
kepemimpinan
secara simultan
berpengaruh
terhadap kinerja
pegawai
diperoleh nilai r =
0,525 karena nilai
r positif dan
mendekati 1
8. Nico Pengaruh Metode (H1) : Disiplin
Harumanu Disiplin Kerja, penelitian yang Kerja
Feel, Toni Budaya digunakan berpengaruh
Herlambang, Organisasi Dan adalah signifikan
dan Yusron Lingkungan penelitian terhadap Kinerja
Rozzaid Kerja Terhadap kuantitatif Pegawai pada
(2018) Kinerja Pegawai Kantor Kelurahan
Sekarputih. Hal
Jurnal ini ditunjukkan
Penelitian dengan nilai t
41
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
Ipteks hitung (4,158) > t
tabel (2,074).
Vol. 3, No. 2, (H2) : Budaya
Juli, Hal 176- Organisasi
185 berpengaruh
signifikan
E- terhadap Kinerja
ISSN:2528- Pegawai pada
0570 Kantor Kelurahan
Sekarputih. Hal
Fakultas ini ditunjukkan
Ekonomi dengan nilai t
Universitas hitung (2,932) > t
Muhammadi tabel (2,074).
yah Jember (H3) :
Lingkungan
Kerja
berpengaruh
signifikan
terhadap Kinerja
Pegawai pada
Kantor Kelurahan
Sekarputih. Hal
ini ditunjukkan
oleh nilai t hitung
sebesar 3,479
yang berarti t
hitung > t tabel
(2,074).
(H4) : Variabel
bebas yang terdiri
dari Disiplin
Kerja, Budaya
Organisasi, dan
Lingkungan
Kerja secara
simultan
(bersama-sama)
berpengaruh
signifikan
terhadap Kinerja
Pegawai pada
Kantor Kelurahan
Sekarputih Kec.
42
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
Tegalampel Kab.
Bondowoso. Hal
ini ditunjukkan
dengan F hitung
> F tabel, yaitu
sebesar 48,752
untuk Fhitung
dan 3,444 untuk
Ftabel.
9. Rizki Pengaruh Metode yang (H1) : Hasil
Wahyuniardi, Budaya digunakan pengolahan data
Sidik Organisasi dan adalah metode menunjukkan
Nurjaman, Lingkungan deskriptif bahwa budaya
Muhamad Kerja terhadap kuantitatif organisasi
Rafi Kepuasan Kerja mempunyai
Ramadhan dan Kinerja pengaruh secara
(2018) Karyawan langsung dan
positif terhadap
Jurnal kepuasan kerja
Optimasi dengan nilai
Sistem koefisien
Industri standardized
0,741 dan nilai p
VOL. 17, sebesar 0,000.
NO. 2, 2018, (H2) :
Hal 143-151 Lingkungan kerja
mempunyai
ISSN pengaruh secara
(Online) langsung dan
2442-8795 positif terhadap
kepuasan kerja
Fakultas dengan nilai
Teknik, koefisien
Universitas standardized
Pasundan 0,956 dan nilai p
sebesar 0,000.
(H3) : kepuasan
kerja mempunyai
pengaruh secara
langsung dan
positif terhadap
kinerja karyawan
dengan nilai
koefisien
43
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
standardized
0,735 dan nilaip
sebesar 0,003.
(H4) : budaya
organisasi
mempunyai
pengaruh secara
langsung
terhadap kinerja
karyawan secara
positif dengan
nilai koefisien
standardized
0,895 dan nilai p
sebesar 0,000.
Budaya
organisasi juga
mempunyai
pengaruh yang
tidak langsung
yaitu melalui
kepuasan kerja
dengan nilai
koefisien
standardized
sebesar 0,545.
(H5) : lingkungan
kerja mempunyai
pengaruh secara
langsung dan
positif terhadap
kinerja karyawan
secara positif
dengan nilai
koefisien
standardized
0,866 dan nilaip
sebesar 0,000.
Budaya
organisasi juga
mempunyai
pengaruh yang
tidak langsung
yaitu melalui
44
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
kepuasan kerja
dengan nilai
koefisien
standardized
0,703.
10. Syahrul Ihsan Pengaruh Metode yang (H1) : nilai
dan Azhar Lingkungan digunakan koefisien
Latief Kerja Fisik dan adalah metode pengaruh
(2021) Budaya deskriptif lingkungan kerja
Organisasi kuantitatif fisik terhadap
Vol. 3, No. 1, Terhadap kinerja pegawai
2021, Hal Kinerja Pegawai sebesar 0,315
928-936 Dinas dengan nilai p =
Kehutanan 0,00 < 0,05, hal
eISSN: 2721- Provinsi ini didukung
5725 Kalimantan dengan hasil uji T
Timur yaitu nilai thitung
Universitas sebesar 4,905
Muhammadi dengan
yah signifikansi
Kalimantan sebesar 0,00 dan
Timur, ttabel sebesar
Samarinda 1,658 dengan
tingkat
signifikansi yang
ditentukan 0,05
atau 5% Ini
menunjukkan
bahwa
lingkungan kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
(H2) : nilai
koefisien
pengaruh budaya
organisasi
terhadap kinerja
pegawai sebesar
0,612 dengan
nilai p = 0,00 <
0,05, hal ini
45
NO NAMA JUDUL METODE HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN
didukung dengan
hasil uji T yaitu
nilai thitung
sebesar 6,097
dengan
signifikansi
sebesar 0,00 dan
ttabel sebesar
1,658 dengan
tingkat
signifikansi yang
ditentukan 0,05
atau 5%. Ini
menunjukkan
bahwa budaya
organisasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
(H3) : Dalam
pembahasan ini
dapat dikatakan
bahwa dari semua
variabel
penelitian yang
ada, terdapat satu
variabel yang
sangat
berpengaruh
dominan terhadap
kinerja pegawai.
Sumber : Data Diolah oleh penulis (2022)

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan

antara variabel independen dan dependen. Menurut Sudaryono (2018:158),

“Kerangka berpikir merupakan inti dari teori yang telah dikembangkan yang

46
mendasari perumusan hipotesis yaitu teori yang telah dikembangkan dalam rangka

memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah”.

1. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik secara parsial terhadap Kinerja

Karyawan

Lingkungan kerja fisik sangat berpengaruh terhadap kinerja dan produktivitas

karyawan. Ketika karyawan berada di lingkungan yang sangat mendukung ide

kreatifnya, ia akan bekerja lebih efektif dan menghasilkan pekerjaan yang

maksimal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan & Bahri (2018: 71-80),

Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja

Karyawan, dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa “Lingkungan

Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sebesar 29,8% . Dengan

demikian apabila lingkungan kerja baik maka kinerja juga akan membaik dan hal

tersebut dapat dilihat dari nilai signifikan terhadap kinerja dari nilai 0,037 < 0,05

dan thitung 2,118 > 1,662 ttabel.”

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini, Maria dkk (2018:81-86), Pengaruh

Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi Dan Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Di Puskesmas Merancang Kabupaten Berau, dalam penelitiannya menghasilkan

kesimpulan bahwa “nilai signifikansi variabel lingkungan kerja 0,000 < 0,05, dan

thitung 5,340 > 1,668 ttabel, hal ini menunjukan bahwa variabel lingkungan kerja

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan.

Sedangkan menurut Fitriani, Nurlaela dkk (2018:119-133), Lingkungan Kerja

Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai

47
Guru Smk Negeri 1 Manokwari, dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan

bahwa “Lingkungan kerja fisik secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai dapat dilihat dari signifikan t sebesar 0,449 dan alpha

0,05 (0,449 > 0,05).”

2. Pengaruh Budaya Organisasi secara parsial terhadap Kinerja Karyawan

Budaya organisasi berdampak pada kinerja jangka panjang organisasi.

Bahkan mungkin merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan atau

kegagalan organisasi. Budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja sehingga

produktivitas organisasi meningkat.

Hasil penelitian dari Fachreza, Musnadi dkk (2018:115-122), Pengaruh

Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Karyawan Dan Dampaknya Pada Kinerja Bank Aceh Syariah Di Kota Banda

Aceh, dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa “Budaya organisasi

diperoleh t-hit sebesar 2,577 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,9840, dengan nilai

probalitas 0,045 dibawah 0,05, artinya secara parsial budaya organisasi

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.”

Hasil Penelitian Sularmi & Apriyanti (2019:125-139), Pengaruh Budaya

Organisasi Dan Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Mega Perintis

Tbk, dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa “Budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 41,4%. Uji

hipotesis secara parsial diperoleh t hitung > t tabel atau (6,623 > 1,999).

Sedangkan Hasil Penelitian Nur Buana, Ramly dkk (2019:77-85), Pengaruh

Budaya Organisasi, Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap

48
Kinerja Pegawai, dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa “Budaya

Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai dapat dilihat

dari nilai t-hitung sebesar (0,958) < t-tabel (1,673), memiliki nilai signifikan

sebesar 0,341 > 0,05.

3. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi secara simultan

terhadap Kinerja Karyawan

Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan

kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor

kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan

membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu

persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya

untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang

paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup

organisasi tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada

didalamnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kerangka berpikir merupakan

penjelasan sementara mengenai hubungan antara variabel dengan berbagai faktor

lainnya dalam penelitian. Dalam penelitian ini, ada 2 faktor yang dianggap

mempengaruhi Kinerja Karyawan yaitu, Lingkungan Kerja Fisik dan Budaya

Organisasi. Kedua faktor ini akan diuji untuk dapat diketahui pengaruhnya

terhadap Kinerja Karyawan.

Hasil penelitian dari Wahyuniardi, Nurjaman dkk (2018:143-151), Pengaruh

Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

49
Karyawan, dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa “Budaya

organisasi mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan

secara positif dengan nilai koefisien standardized 0,895 dan nilai p sebesar 0,000.

lingkungan kerja mempunyai pengaruh secara langsung dan positif terhadap

kinerja karyawan secara positif dengan nilai koefisien standardized 0,866 dan nilai

p sebesar 0,000”.

Sedangkan Hasil Penelitian Ihsan & Latief (2021:928-936), Pengaruh

Lingkungan Kerja Fisik dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, dalam penelitiannya menghasilkan

kesimpulan bahwa “Semua variabel penelitian yang ada, terdapat satu variabel

yang sangat berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai”. Berikut merupakan

model kerangka berpikir dalam sebuah penelitian:

50
Lingkungan Kerja (X1)
1. Pencahayaan
2. Warna
3. Suara Kinerja Karyawan (Y)
4. Udara 1. Kualitas kerja
2. Kuantitatas kerja
Sumber : Farida (2016:108) 3. Pelaksanaan tugas
4. Tanggung jawab

Sumber :
Budaya Organisasi (X1) Mangkunegaran
1. Keberanian (2019:75)
mengambil resiko
2. Perhatian terhadap
detail atau ketelitian
3. Berorientasi kepada
hasil
4. Berorientasi tim
5. Agresifitas
Sumber : Robins (2018:63)

Sumber: data diolah oleh penelitti (2022)

Gambar 2. 1
Kerangka Berpikir

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:63), “Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data atau kuisioner”.

51
Sedangkan menurut Suryani & Hendryadi (2015:105), “Hipotesis adalah

dugaan sementara dari masalah yang diajukan pada rumusan masalah dugaan ini

disusun berdasarkan kerangka berpikir yang sudah dijelaskan sebelumnya”.

Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis

mengemukakan hipotesis sebagai berikut diduga :

H01 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja Fisik (X1) terhadap

Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet)

Kota Tangerang.

Ha1 : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja Fisik (X1) terhadap

Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet)

Kota Tangerang.

H02 : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh antara Budaya Organisasi (X1) terhadap

Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet)

Kota Tangerang.

Ha2 : β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh antara Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja

Karyawan (Y) pada PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota

Tangerang.

H01,2 : β1,2 = 0 Tidak terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan

Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT.

Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang.

Ha1,2 : β1,2 ≠ 0 Terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan

Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT.

Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang.

52
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2018:2), “Cara untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Tujuan adanya metode

penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti tentang

bagaimana penelitian dilakukan, sehingga permasalahan dapat diselesaikan.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2018:14), “Metode penelitian

kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan landas filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti populasi pada sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data mengunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan karakteristik masalah penelitian ini merupakan penelitian

asosiatif kausal, menurut Sugiyono (2018:44), “Penelitian asosiatif merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan

antara dua variabel atau lebih”. Metode asosiatif ini berbentuk kausal yaitu

hubungan yang sifatnya sebab akibat yang artinya keadaan satu variabel

disebabkan atau ditentukan oleh keadaan satu atau lebih variabel lain.

53
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian


Menurut Sugiyono (2018:31), “Tempat penelitian adalah sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

yang objektif”. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Supra Primatama Nusantara

(Biznet) yang berlokasi di Jalan MH. Thamrin, Ruko Mahkota Mas Blok C No.3-

4 Cikokol - Tangerang.

3.2.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai selesai.

Adapun kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 1
Jadwal Penelitian
Feb Mar Apr
No Keterangan Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

2 Pendaftaran Seminar

3 Revisi Proposal

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian Menurut Sugiyono (2018:96), “suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, sehingga menjadi faktor-faktor yang dapat diukur”.

54
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang akan diteliti, yaitu

Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan Budaya Organisasi (X1) sebagai variabel bebas

serta Kinerja Karyawan (Y) sebagai variabel terikat. Variabel penelitian ini dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

3.3.1 Variabel Independen (Bebas)

Menurut Sugiyono (2018:33) berpendapat “variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas

merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel

lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih oleh peneliti

untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel

bebas yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

1. Lingkungan Kerja menurut Afandi (2018:66) adalah “Lingkungan kerja

adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas seperti temperatur,

kelembaban, ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat dan

memadai tidaknya alat-alat perlengkapan kerja”. Adapun indikator yang

digunakan meliputi: pencahayaan, warna, suara, udara.

2. Budaya Organisasi Menurut Robbins (2018:63-64) budaya organisasi

adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi

itu, dan juga sebagai suatu pola asumsi-asumsi mendasar yang dipahami

bersama dalam sebuah organisasi terutama dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi. Adapun indikatornya sebagai berikut: Keberanian

mengambil risiko, Perhatian terhadap detil/ketelitian, Berorientasi kepada

55
hasil, Berorientasi tim, Agresifitasi.

3.3.2 Variabel Dependen (Terikat)

Menurut Sugiyono (2018:39) berpendapat “Variabel dependen sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau terikat yaitu variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Menurut Mangkunegara (2019:75), “Kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Adapun indikator

yang digunakan sebagai berikut: kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan kerja,

pelaksanaan tugas, tanggungjawab.

Secara rinci operasional variabel dalam penelitian ini dibuat tabel

variabel, indikator dan nomor pertanyaan, seperti terlihat bawah ini :

Tabel 3. 2
Operasional Variabel Penelitian
Definisi Operasional Nomor
Variabel Indikator Skala
Variabel Kuesioner
Lingkungan Lingkungan kerja adalah
Kerja (X1) segala sesuatu yang ada Pencahayaan 1,2,3
disekitar para pekerja/
Sumber: karyawan yang dapat
Affandi mempengaruhi kepuasan
(2018:71) kerja karyawan dalam
melaksanakan Warna 4,5
pekerjaannya sehingga
akan diperoleh hasil kerja Skala
yang maksimal, dimana Likert
dalam lingkungan kerja
tersebut terdapat fasilitas Suara 6,7
kerja yang mendukung
karyawan dalam
menyelesaikan tugas
yang dibebankan kepada
Udara 8,9,10
karyawan guna
meningkatkan kerja
56
Definisi Operasional Nomor
Variabel Indikator Skala
Variabel Kuesioner
karyawan dalam suatu
perusahaan
Budaya Budaya organisasi adalah Keberanian
Organisasi suatu persepsi bersama mengambil 1,2
(X1) yang dianut oleh risiko
anggota-anggota Perhatian
Sumber: organisasi itu, dan juga terhadap 3,4
Robbins sebagai suatu pola detil/ketelitian Skala
(2018:63) asumsi-asumsi mendasar Berorientasi Likert
yang dipahami bersama 5,6
kepada hasil
dalam sebuah organisasi
terutama dalam Berorientasi tim 7,8
memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi. Agresifitas 9.10
Kinerja adalah hasil kerja
dan perilaku kerja yang Kuantitas kerja 1,2
telah dicapai dalam
menyelesaikan tugas- Kualitas kerja 3,4
Kinerja
tugas dan tanggung
Karyawan
jawab yang diberikan
(Y)
dalam suatu periode Pengetahuan 5,6
Skala
tertentu”. Makna dari kerja
Sumber: Likert
pernyataan tersebut
Mangkuneg
adalah kinerja Pelaksanaan 7,8
ara
merupakan hasil kerja tugas
(2019:75)
seorang karyawan dalam
menyelesaikan tugas
Tanggung jawab 9,10
yang diberikan dalam
periode tertentu.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2018:215) “Populasi adalah jumlah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2014:173),

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

57
Dari pengertian di atas, disimpulkan populasi adalah keseluruhan

karakteristik atau sifat subjek atau objek yang dapat ditarik sebagai sampel.

Dalam penelitian ini populasinya adalah karyawan PT. Supra Primatama

Nusantara (Biznet) Kota Tangerang yang berjumlah 103 karyawan.

3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dengan demikian sampel

adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa

mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi.

Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di

perusahaan PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang yang

berjumlah 103 karyawan.

Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam

penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat

digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel,

namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin

untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

𝑁
n=
1+𝑁 (𝑒)2

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Kesalahan

58
Penelitian ini dilakukan di PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota

Tangerang dengan jumlah karyawan 103 orang dengan tingkat kesalahan 5%.

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang diperoleh penelitian ini adalah :

103
n= = 82
1+103(0,05)2

Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang menjadi responden dalam

penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 82 orang atau sekitar 79% dari

seluruh total karyawan PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet) Kota Tangerang.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil

pengujian yang lebih baik. Sampel yang diambil berdasarkan teknik probability

sampling yaitu simple random sampling, dimana peneliti memberikan peluang

yang sama bagi setiap anggota populasi (karyawan) untuk dipilih menjadi sampel

yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

itu sendiri.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017:224), “Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data”. Sedangkan Menurut Azuar, Irfan dkk

(2016:115), “Teknik pengumpulan data adalah apa dan bagaimana cara peneliti

dalam mengumpulkan data”.

Dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data adalah suatu hal yang

penting dalam penelitian dengan menggunakan teknik dokumentasi. Bila dilihat

59
dari berbagai sumber data maka pengumpulan data dapat menggunakan data

primer dan data sekunder.

3.5.1 Data Primer

Menurut Sekaran & Bougie (2017:130), “Data primer merupakan informasi

yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama terkait dengan variabel yang

akan diteliti. Data primer dapat diperoleh melalui survei langsung ke lapangan

seperti melakukan wawancara, observasi, diskusi dan penyebaran kuisioner

kepada beberapa responden”.

Pernyataan-pernyataan yang disajikan didalam kuesioner akan disertai

dengan alternatif jawaban yang dipilih oleh responden dan diukur menggunakan

skala Likert, Menurut Sugiyono (2018:133) “Skala Likert digunakan untuk

mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial”.

Tabel 3. 3
Skala Likert
No Kriteria Skor
1. Sangat tidak setuju 1
2. Tidak setuju 2
3. Ragu-ragu 3
4. Setuju 4
5. Sangat setuju 5

3.5.2 Data Sekunder

Menurut Sekaran & Bougie (2017:130) mengemukakan bahwa Data

sekunder merupakan informasi yang dikumpulan dari sumber-sumber yang sudah

60
ada. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang telah diolah oleh pihak pertama”.

Menurut Sugiyono (2017:137), “Data sekunder adalah sumber data yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari orang lain

ataupun dokumen”. Dengan demikian data sekunder merupakan jenis data

penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2018:333) “Teknik analisis data yaitu diarahkan

untuk meajawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dalam penelitian. Teknik analisis data bertujuan untuk menjawab rumusan

masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian”. Data

yang akan dianalisis dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara

variabel-variabel penelitian. Adapun analisis data yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2018:121), “Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di

ukur”. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan

kuesioner. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas kuesioner adalah

menggunakan rumus product moment person yaitu :

𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 } {𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 }

61
Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi

X : Skor butir

Y : Skor total yang diperoleh

N : Jumlah responden

Dengan ketentuan penilaian uji validasi sebagai berikut :

1. Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikan 5%) maka dapat dikatakan

valid.

2. Apabila rhitung < rtabel (pada taraf signifikan 5%) maka dapat dikatakan

tidak valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana mengukur data

memberikan hasil relatif konsisten bila dilakukan pengukuran ulang pada subyek

yang sama, fungsi dari uji realibilitas adalah mengetahui sejauh mana keadaan alat

ukur atau kuesioner (angket) tersebut. Menurut Sugiyono (2018:121) “Instrumen

yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, instrument

yang reliable berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama”, uji reliabilitas

kuesioner menggunakan prosedur yang sama dengan uji validitas. Reliabel artinya

konsisten atau stabil, suatu alat ukur dikatakan reliable apabila hasil alat ukur

tersebut konsisten sehingga dapat dipercaya. Cara yang digunakan untuk menguji

reliabilitas kuisioner adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach :

62
𝑘 ∑ 𝜏𝜃2
𝑟11 = [ ] [1 − ]
(𝑘−1) 𝜎21

Keterangan :

𝑟11 : Reliabilitas instrument

k : Reliabilitas instrument
2
∑𝜎 : Total varians butir
𝑏

2
𝜎1 : Total varians

Adapun kriteria pengujian reliabilitas adalah :

1. Data dianggap reliabel jika rhitung > rtabel (Pada Taraf signifikan 5%)

2. Data dianggal reliabel jika r croncbach > 0,60

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi dapat digunakan atau tidak. Menurut Ghozali (2018:33), “Uji asumsi

klasik juga akan menguji instrumen yang digunakan dalam penelitian tidak bias

atau memenuhi kriteria Best Linear Unbias Estimator (BLUE)”. Uji asumsi klasik

dapat dilakukan dengan beberapa pengukuran sebagai berikut :

1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi

nilai residual memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali

(2018:160), ” terdapat dua cara dalam memprediksi apakah residual memiliki

distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik”.

a. Analisis Grafik

Analisis grafik ini salah satu cara termudah untuk mengetahui normalitas
63
dengan penyebaran data pada sumber diagonal pada 60 grafik normal P-

Plot of regression standardized residual sebagai dasar pengambilan

keputusan dalam analisis ini sebagai berikut :

1) Apabila data menyebar disekitar garis diagonal serta mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya hal ini menujukkan bahwa pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan ataupun tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram hal ini tidak

menunjukkan bahwa pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Analisis Statistik

Selain dengan menggunakan grafik normal P-Plot, uji statistik yang dapat

digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan rumus sebagai berikut

√𝒏𝟏+𝒏𝟐
KD : 1,36
𝒏𝟏𝒏𝟐

Keterangan :

KD : Jumlah kolmogorov-smirnov yang dicari

n1 : Jumlah sampel yang diperoleh

n2 : Jumlah sampel yang diharapkan

Menurut Ghazali (2017:161) dasar pengambilan keputusan dari analisis ini

apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas sebagai berikut:

64
1) Apabila nilai Sig > 0,05 maka nilai residual bersdistribusi normal.

2) Apabila nilai Sig < 0,05 maka nilai residual bersdistribusi tidak normal.

2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat

korelasi yang tinggi atau sempurna antara variabel bebas atau tidak dalam

model regresi. Untuk mendeteksi adanya korelasi yang tinggi antar variabel

independen dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan

menggunakan Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Menurut

Ghazali (2017:36) “Tolerance mengukur variabilitas variabel independen

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya”. Jadi,

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Asumsi dari

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat dinyatakan sebagai

berikut:

a. Jika VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0.10 maka terjadi multikolinearitas.

b. Jika VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0.10 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

Rumus yang digunakan :

𝟏
VIF =
𝟏− 𝑹𝟐𝟏

Keterangan :

VIF : Faktor Inflasi Ragam

𝑹𝟐𝟏 : Koefisien Determinasi dari regresi variable bebas ke-1

3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018:139) “heteroskedastisitas memiliki arti bahwa
65
terdapat varian variabel pada model regresi yang tidak sama”. Apabila terjadi

sebaliknya varian variabel pada model regresi miliki nilai yang sama maka

disebut homoskedastitas. Untuk mendeteksi adanya masalah

hetrodekedastitas dapat menggunakan metode analisis grafik. Metode grafik

ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel

dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2018). Dasar

analisis metode ini yaitu :

a. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka menunjukkan bahwa telah terjadi

heteroskedastisitas.

b. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas selain

dengan uji scatterplot adalah dengan melakukan uji glejser. Uji Glejser

mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel

independen. Rumus yang digunakan dalam uji Glesjer :

Ln = (𝜺𝟐𝟏 ) = 𝜷𝟎 + 𝑳𝒏𝑿𝒊 + 𝝁𝒊
Keterangan :

Ln : Regresi

𝜺𝟐𝟏 : Kuadrat nilai unstandardized residual dan uji regresi

66
𝜷𝟎 : Konstanta regresi

𝑳𝒏𝑿𝒊 : Konstanta regresi variabel independent

𝝁𝒊 : Residual test

Menurut Ghozali (2018:142) hasil probabilitas dikatakan signifikan jika :

a. nilai signifikasinya diatas 0,05 (5%).

b. Jika nilai signifikasi antara variabel independen dengan absolut residual >

0.05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai signifikasi

< 0.05 maka telah terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi
Menurut Ghazali (2018:93) “Uji autokorelasi ini dimaksudkan untuk

menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan

penganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya)”. Apabila terjadi korelasi maka terdapat problem autokorelasi.

Model regresi yang dianggap baik apabila terlepas dari autokorelasi. Dalam

mendeteksi data apakah terdapat autokorelasi dapat dilakukan dengan

beberapa cara salah satunya adalah dengan menggunakan metode Durbin

Watson. Penentuan uji Durbin Watson dengan kritertia sebagai berikut :

a. Apabila nilai DW terletak diantara batas bawah dan batas atas

(dL<d<dU) atau DW terletak diantara 4-dU dan 4-dL (4-dU<DW<4-

dL), hasilnya tidak dapat disimpulkan karena berada pada daerah yang

tidak meyakinkan (inconclusive).

b. Apabila nilai DW melampaui 4-dL (DW>4-dL) berarti ada

autokorelasi negatif.

c. Apabila nilai DW terletak antara batas atas dan 4-dU (du<DW<4-dU),


67
berarti tidak terdapat autokorelasi.

d. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dilakukan Uji Durbin-

Watson dengan ketentuan :

Tabel 3. 4
Pedoman Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson (DW Test)
Kriteria Keterangan
<1,000 Ada autokorelasi
1,100 - 1,550 Tanpa kesimpulan
1,550 - 2,460 Tidak ada autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
>2,900 Ada autokorelasi

3.6.4 Analisis Regresi Linear Berganda


Regresi linear berganda digunakan untuk penelitian yang memiliki lebih

dari satu variabel independen. Menurut Ghozali (2018) “analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variable

independen terhadap variabel dependen”. Hasil dari analisis regresi linear

berganda akan menguji seberapa besar pengaruh kepemilikan institusional,

profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.

Persamaan regresi linier berganda biasanya dinyatakan dalam bentuk formula

sebagai berikut :

Y = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝑒
Keterangan :

Y : Kinerja

𝛼 : Konstanta

68
𝛽1 𝛽2 : Koefisien regresi linier masing-masing variabel

𝑋1 : Lingkungan Kerja Fisik

𝑋2 : Budaya Organisasi

e : Standar kesalahan

3.6.5 Analisis korelasi


Merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan

antar variabel. Menurut Sugiyono (2018:224) “Koefisien korelasi merupakan

angka hubungan kuatnya antara dua variabel atau lebih.”. Arah dinyatakan dalam

bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan

dalam besarnya koefisien korelasi. Analisis korelasi berguna untuk menentukan

suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan

variabel lain.

Rumus yang digunakan adalah:

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
rxy =
√{∑ 𝑥 2 −∑ 𝑥 2 } {∑ 𝑦 2 ∑ 𝑦 2 }

Keterangan :

rxy : Koefisien

n : Banyaknya responden

∑𝑥 : Jumlah total variabel X

∑𝑦 : Jumlah total variabel Y

∑ 𝑥𝑦 : Jumlah hasil perkalian variabel X dengan total variabel Y

69
3.6.6 Uji Koefisien Determinasi (R1)
Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam

regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang

terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa

dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Menurut

Priyatno (2017) “Adjusted R Square adalah R Square yang telah disesuaikan dan

nilai ini selalu lebih kecil dari R Square”. Angka ini bisa memiliki nilai negatif

bahwa untuk regresi dengan lebih dua variabel bebas digunakan Adjusted R

Square sebagai koefisien determinasi. Koefisien determinasi (regresi) digunakan

untuk mengetahui seberapa besar kontribusi X terhadap naik turunnya Y.

Koefisien determinasi sama dengan 1 atau 100% berarti variabel dependen dapat

ditafsirkan oleh variabel independen secara sempurna.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X1 dan X1 terhadap nilai Y

dapat dihitung suatu koefisien yang disebut koefisien penentuan, yang dirumuskan

sebagai berikut :

KD = r2 x 100%
Keterangan :

KD : Koefisien Determinasi

r2 : Koefisien Korelasi antara X1, X2 dan Y

100% : Pengalian yang dipresentasikan

Besar kecilnya nilai koefisien determinasi ini menunjukkan besar

kecilnya kontribusi atau sambungan variabel babas (X1 dan X2) terhadap variabel

terikat (Y).

70
3.6.7 Uji Hipotesis
1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2018:23) ” Uji t ini bertujuan untuk mengetahui

besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) secara individual

(parsial) terhadap variabel dependen (terikat)”. Menentukkan tingkat signifikan

(α) yaitu sebesar 5% dapat dilakukan dengan berdasarkan nilai probabilitas,

dengan cara pengambilan keputusan adalah :

a. Jika nilai probabilitas > 0.05 maka Ho diterima

b. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak

Atau dengan cara melihat tabel t, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika thitung > ttabel , maka Signifikansi (H0 ditolak, Ha diterima)

b. Jika thitung < ttabel, maka Signifikansi (H0 ditolak, Ha dierima)

2. Hipotesis Simultan (Uji F)


Menurut Ghozali (2018:98) “Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

terikat”. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter

dalam model sama dengan nol. Apabila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0

dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain menerima hipotesis

alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independent secara serentak

dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Menurut Sugiyono (2018:252), “Rumus uji digunakan untuk mengetahui

signifikan pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat”.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

71
𝑅 2 /𝑘
F=
(1 − 𝑅2 )/(𝑛 − 𝑘 −1)

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

Jika >, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

72
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan
Indikator). Riau: Zanafa Publishing.
Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Wardiah, M. L. (2016). Teori Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Pustaka
Setia.
Hasibuan, M. S. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sucahyowati, H. (2017). Manajemen Sebuah Pengantar
Firmansyah, A. (2018). Pengantar Manajemen. Edisi ke-1. yogyakarta:
Deepublish.
Bintoro, & Daryanto. (2017). Manajemen Penlaian Kinerja Karyawan.
Yogyakarta: Gava Media.
Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika
Aditama.
Farida, U. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia II. Ponorogo: Pusat
Penerbitan Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Manullang, M. 2015. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press

Jurnal :
Siti Maisarah Hasibuan & Syaiful Bahri (2018), Pengaruh Kepemimpinan,
Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja, Jurnal Ilmiah
Magister Manajemen, Vol. 1, No. 1, ISSN : 2623-2634, Hal : 71-80.

73
Elfiana Septiya Rini, Siti Maria & Syaharuddin (2018), Pengaruh Lingkungan
Kerja, Budaya Organisasi dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di
Puskesmas Merancang Kabupaten Berau, Jurnal Forum Ekonomi, Vol. 20,
No.2, E-ISSN : 2528-150, Hal : 81-86
Dewi Fitriani, Nurlaela dan Dirarini Sudarwadi (2018), Lingkungan Kerja Fisik,
Lingkungan Kerja Non Fisik, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Guru Smk Negeri 1 Manokwari, Management Business Journal, Vol. 1, No.1,
Hal : 119-133.
Fachreza, Said Musnadi & M. Shabri Abd Majid (2018), Pengaruh Motivasi
Kerja, Lingkungan Kerja, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan dan Dampaknya Pada Kinerja Bank Aceh Syariah Di Kota Banda
Aceh, Jurnal Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah,
Vol. 2, No. 1, ISSN 2302-019, Hal : 115-122
Lili Sularmi & Nurul Hikmah Apriyanti (2019), Pengaruh Budaya Organisasi dan
Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Mega Perintis Tbk. Jurnal
Ilmiah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol 3, No.1, Hal : 125-139.
Lucia Maduningtias (2019), Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Budaya Organisasi
Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT. L’ESSENTIAL, Jurnal Ilmiah,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 2, No. 3, Hal : 394-400
Nur Buana, Mansyur Ramly & Ramlawati Ramlawati (2019), Pengaruh Budaya
Organisasi, Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai, Center Of Economic Student Journal, Vol 2, No. 2, Hal : 77-85.
Nico Harumanu Feel, Toni Herlambang, & Yusron Rozzaid (2018), Pengaruh
Disiplin Kerja, Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai, Jurnal Penelitian Ipteks, Vol. 3, No. 2, E-ISSN: 2528-057, Hal 176-
185.
Rizki Wahyuniardi, Sidik Nurjaman, & Muhamad Rafi Ramadhan (2018),
Pengaruh Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja
dan Kinerja Karyawan, Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 17, No. 2, E-
ISSN: 2442-8795, Hal : 143-151.

74
Syahrul Ihsan & Azhar Latief (2021), Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Timur, Vol. 3, No. 1, eISSN : 2721-5725, Hal : 928-936.

75

Anda mungkin juga menyukai