Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN OBSERVASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PATOLOGIS

DENGAN HIPERTERMI KEPADA NN.E USIA 16 TAHUN

DI PUSKESMAS TAWANGSARI MOJOKERTO

Disusun oleh:

Nafa Khatus saharia

202005013

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN UBS PPNI

TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nafa Khatus Saharia

Nim : 202005013

Judul laporan : asuhan kebidanan pada remaja patologis dengan hipertensi di

puskesmas tawangsari mojokerto

Tanggal : 22 february 2023

Dosen Penguji Mahasiswa

Heni purwati., SST,.M.keb Nafa khatus saharia


KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Laporan Observasi dengan judul “asuhan
kebidanan pada remaja patologis dengan hipertermi di puskesmas tawangsari mojokerto”.

Selesainya penulisan laporan observasi ini adalah berkat bantuan dan dukungan serta
bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimah
kasih yang sebesar-besarnya dengan hati tulus kepada:

1. Dr. Windu Santoso, M.kep selaku Plt. Rektor Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto
yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menempuh pendidikan di Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto.
2. Dr. Tri Ratnaningsih, S.kep., Ners., M.kes selaku dekan fakultas ilmu kesehatan
3. Indra Yulianti, SST., Bd., M.Kes selaku Ka. Prodi S1 Kebidanann Universitas Bina Sehat
PPNI Mojokerto.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang
telah diberikan dan semoga laporan observasi ini dapat terlaksana dengan baik dan
memberikan manfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH............................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................6
1.3 TUJUAN MASALAH.................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................7
2.1 DEVINISI REMAJA...................................................................................................7
2.1 MANIFESTASI KLINIS / TANDA GEJALA.........................................................10
2.2 PEMERIKSAAN FISIK............................................................................................12
2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................................13
2.4 PENATALAKSANAAN..........................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................15
HASIL OBSERVASI...............................................................................................................15
A. DATA SUBJEKTIF......................................................................................................15
B. DATA OBJEKTIF........................................................................................................15
C. ANALISA DATA.........................................................................................................15
D. PENATALAKSANAAN..............................................................................................16
BAB IV....................................................................................................................................17
PEMBAHASAN......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
DOKUMENTASI.................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit
kedalam tubuh seseorang. Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab
kesakitan dan kematian di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bagi penderita, selain
menyebabkan penderitaan fisik, infeksi juga menyebabkan penurunan kinerja dan
produktifitas, yang pada gilirannya akan mengakibatkan kerugian materil yang berlipat-
lipat. Bagi Negara, tingginya kejadian infeksi di masyarakat akan menyebabkan
penurunan produktifitas nasional secara umum, sedangkan dilain pihak juga
menyebabkan peningkatan pengeluaran yang berhubungan dengan upaya pengobatannya. 
Sebagaimana diketahui, infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun
jamur, dan dapat terjadi di masyarakat (community acquired) maupun di rumah sakit
(hospital acquired). Pasien yang sedang dalam perawatan di rumah sakit memiliki resiko
tertular infeksi lebih besar dari pada di luar rumah sakit. Lingkaran infeksi dapat terjadi
antara pasien, lingkungan/vektor, dan mikroba.
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri,
cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000). Ada banyak tipe-tipe
dari ensefalitis, kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
virus-virus. Ensefalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang menyebabkan
peradangan dari otak.
 Dengan gejala-gejala seperti panas badan meningkat, sakit kepala, muntah-
muntah lethargi, kaku kuduk, gelisah, serta gangguan pada
penglihatan, pendengaran, bicara dan kejang. Virus atau bakteri memasuki tubuh melalui
kulit, saluran nafas dan saluran cerna, setelah masuk ke dalam tubuh, virus dan bakteri
akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara. Salah satunya adalah pada
jaringan otak yang nantinya akan menyebabkan ensefalitis.
Berdasarkan faktor penyebab yang sering terjadi maka ensefalitis diklasifikasikan
menjadi enam tipe, yaitu : ensefalitis supurativa, ensefalitis siphylis, ensefalitis virus,
ensefalitis karena fungus, ensefalitis karena parasit, dan riketsiosa serebri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. jelaskan devinisi tentang remaja dan hipertermi ?
2. apasajakah tanda gejala klinis yang di alami pada remaja ?
3. Apasaja yang dilakukan saat melakukan pemeriksaan fisik pada remaja ?
4. Apasaja pemeriksaan penunjang pada remaja ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada remaja ?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui devinisi tentang remaja
2. Untuk mengetahui apasajakah tanda gejala klinis yang di alami pada remaja
3. Untuk mengetahui Apasaja yang dilakukan saat melakukan pemeriksaan fisik pada
remaja
4. Untuk mengetahui Apasaja pemeriksaan penunjang pada remaja
5. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan pada remaja
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEVINISI REMAJA
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa
keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani
menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang
(Kemenkes RI, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam


rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja
adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah.

Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup kematangan


mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa keingintahuan yang
besar dan sedang mengalami proses perkembangan sebagai persiapan memasuki masa
dewasa.

Ciri-ciri Remaja Ciri remaja menurut (Putro, 2017), yaitu:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah
penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya perkembangan
mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini menimbulkan
perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Kalau
remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan
umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja
seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena mencoba bertindak seperti
orang dewasa. Di lain pihak,status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena
status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat
perubahan fisik. Selama awalmasa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat,
perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun,
maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah


masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun
anak perempuan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut
cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya
tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awalmasa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompokmasih tetap


penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan
identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala
hal, seperti sebelumnya. Status remaja yang mendua ini menimbulkan suatu dilema yang
menyebabkan remaja mengalami “krisis identitas” atau masalah-masalah identitas ego
pada remaja.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri, yang tidak
dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang
harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan
bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu.
Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan
sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-cita.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk
meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah
hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup.
Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obatobatan, dan
terlibat dalam perbuatan seks bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa
perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai dengan yang diharapkan
mereka.

 Tahap Perkembangan Remaja Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi


menjadi tiga tahap (Putra, 2013) yaitu :

a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Lebih dekat dengan teman sebaya

2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak

b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Mencari identitas diri

2) Timbulnya keinginan untuk kencan

3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam

4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

5) Berkhayal tentang aktivitasseks

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain

1) Pengungkapan identitas diri

2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

3) Mempunyai citra jasmani dirinya

4) Dapat mewujudkan rasa cinta

5) Mampu berpikir abstrak


 DEVIISI HEPERTERMI / DEMAM
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5 0C.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem yang mengatur pendinginan
suhu tubuh. Akibatnya, muncul keluhan mulai dari kram otot, gangguan otak, hingga
gangguan sistem saraf.
Suhu tubuh yang normal berada pada rentang 36–37,50C. Hipertermia
didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh lebih dari 38,50C yang disebabkan oleh
kegagalan pada sistem pengatur suhu tubuh.
Pada kondisi yang berat, hipertermia dapat
menyebabkan heatstroke. Heatstroke  merupakan kondisi darurat medis karena bisa
menyebabkan kerusakan permanen di otak dan organ lainnya.
Hipertermia berbeda dengan demam. Demam merupakan bagian dari mekanisme
sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi oleh kuman, seperti virus atau bakteri. Demam
biasanya sembuh apabila infeksi sudah teratasi. Selain itu, obat penurun demam tidak
efektif untuk mengatasi hipertermia.

2.1 MANIFESTASI KLINIS / TANDA GEJALA


 Keputihan yang tergolong normal dapat terlihat dari ciri-ciri cairan yang keluar dari
vagina, antara lain:

 Tidak berwarna atau berwarna putih

 Tidak berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat

 Meninggalkan bercak kekuningan di celana dalam

 Memiliki tesktur cairan yang dapat berubah tergantung siklus menstruasi

 Sedangkan pada keputihan yang tidak normal, tanda dan gejalanya adalah sebagai
berikut:

 Cairan keputihan berbeda warna, bau, atau tekstur dari biasanya

 Cairan keputihan keluar lebih banyak dari biasanya

 Keluar darah di luar jadwal haid


 Keputihan yang abnormal tersebut dapat disertai dengan keluhan:

 Gatal di area kewanitaan

 Nyeri di panggul

 Nyeri saat buang air kecil

 Rasa terbakar di sekitar vagina

 Perubahan warna pada cairan keputihan dapat menjadi tanda dari kondisi tertentu,
seperti dijelaskan di bawah ini:

 Keputihan berwarna coklat atau disertai bercak darah bisa disebabkan oleh siklus
menstruasi yang tidak teratur, atau bisa juga merupakan tanda dari kanker pada
rahim atau leher rahim

 Keputihan berwarna hijau atau kekuningan dan berbuih dapat disebabkan oleh
penyakit trikomoniasis

 Keputihan berwarna kelabu atau kekuningan dapat disebabkan oleh gonore

 Keputihan berwarna putih dan kental dapat disebabkan oleh infeksi jamur pada
vagina

 Keputihan berwarna putih, abu-abu, atau kuning, serta disertai dengan bau amis,
dapat disebabkan oleh penyakit vaginosis bakterialis

 Keputihan berwarna merah muda bisa disebabkan oleh peluruhan lapisan rahim
yang terjadi setelah melahirkan

 Hipertermia paling sering disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan dari luar
tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan sistem pengaturan suhu tubuh tidak bisa menjaga
suhu agar tetap normal. Akibatnya, suhu tubuh bisa naik drastis mencapai lebih dari
38,50C. Peningkatan suhu tubuh bisa terjadi karena faktor-faktor berikut:
 Peningkatan suhu yang ada di lingkungan
 Peningkatan produksi panas dari dalam tubuh, misalnya akibat aktivitas berlebihan,
krisis tiroid, atau efek keracunan obat, seperti obat antikolinegik, obat MDMA
(methylenedioxymethamphetamine), dan obat simpatomimetik
 Tubuh tidak mampu untuk membuang panas, misalnya karena tubuh tidak bisa
memproduksi keringat (anhidrosis)

2.2 PEMERIKSAAN FISIK


 Tekanan darah

level normal tekanan darah adalah kurang dari 120/80, sedangkan Anda dikatakan
menderita hipertensi bila tekanan darah lebih dari 130/80.

 Detak jantung

level detak jantung yang normal adalah 60-100.

 Rasio pernapasan

orang dewasa normal bernapas sekitar 12-16 kali per menit. Jika Anda bernapas lebih
dari 20 kali per menit, dokter dapat menduga ada masalah pada jantung atau paru-paru
Anda.

 Suhu tubuh: 

suhu normal tubuh adalah sekitar 36,1-37,2 derajat celcius. Pada dasarnya pemeriksaan
fisik akan meliputi:

 Inspeksi : melihat adakah kelainan pada organ tubuh yang hendak diperiksa.

 Palpasi: menyentuh dengan teknik tertentu untuk memeriksa adakah benjolan, tulang


yang patah, atau kelainan lainnya.

 Perkusi: tubuh akan mengeluarkan suara tertentu walaupun dalam kondisi normal,


misalnya pada paru akan terdengar sonor karena berisi udara, dan pada lambung akan
terdengar timpani karena berisi gas.

 Auskultasi: pada pemeriksaan ini dibutuhkan stetoskop untuk mendengarkan adakah


kelainan pada organ, seperti pada pemeriksaan jantung, paru-paru, dan lambung.

 Pemeriksaan kepala dan leher

Anda akan diminta membuka mulut lebar-lebar karena dokter ingin memeriksa kondisi
tenggorokan dan amandel. Kualitas gigi dan gusi juga akan diperiksa.

 Pemeriksaan dada
Pada prosedur pemeriksaan ini dokter akan melakukan inspeksi, yaitu melihat adakah
kelainan pada dinding dada, penyakit kulit di area dada, serta adanya tarikan napas yang
tampak abnormal atau tidak.

 Pemeriksaan perut

Dalam pemeriksaan fisik head to toe yang satu ini, dokter akan menggunakan beberapa
teknik pemeriksaan, misalnya menepuk-nepuk perut untuk mendeteksi ada atau tidaknya
pembengkakan hati dan cairan di lambung, mendengar suara perut dengan stetoskop,
serta menekan-nekan perut untuk mengecek munculnya rasa nyeri atau tidak.

 Pemeriksaan neurologis

Sistem saraf, kekuatan otot, refleks, keseimbangan, dan kondisi kejiwaan adalah tes
yang termasuk dalam pemeriksaan neurologis.

 Pemeriksaan dermatologis

Dalam pemeriksaan dermatologis, kondisi kulit dan kuku Anda juga akan diperiksa
untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada kedua bagian tubuh tersebut.

 Pemeriksaan ekstremitas

Pemeriksaan fisik head to toe ini bertujuan mendeteksi ada atau tidaknya perubahan
dalam kemampuan fisik maupun sensorik Anda. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan di
bagian sendi pada lengan maupun kaki.

2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman lendir vagina dan mendeteksi tanda
infeksi pada vagina

2. Pemeriksaan sampel cairan vagina, untuk mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau
parasit yang menyebabkan keputihan

3. Tes infeksi menular seksual, untuk mendeteksi tanda atau gejala dari infeksi menular
seksual, seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis

4. Pap smear, untuk mendeteksi kelainan pada jaringan leher rahim (serviks)

5. Tes laboraturium / tes typoid


2.4 PENATALAKSANAAN
1 Pemerian Antibiotik, seperti clindamycin, untuk menghilangkan bakteri penyebab
keputihan. Antibiotik tersedia dalam bentuk pil atau krim oles.

2 Antijamur, seperti fluconazole, clotrimazole, dan miconazole, untuk mengatasi infeksi


jamur yang menyebabkan keputihan. Obat ini tersedia dalam bentuk krim atau gel
yang dioleskan di bagian dalam vagina.

3 Metronidazole atau tinidazole, untuk mengatasi keputihan yang disebabkan oleh


parasit penyebab penyakit trikomoniasis.

6. Hipertermia ringan bisa ditangani dengan pertolongan pertama, seperti beristirahat,


berteduh, serta minum air putih atau larutan elektrolit. Namun, jika gejala hipertermia
tidak kunjung hilang atau makin memburuk, segera periksakan diri ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.

7. Sedangkan hipertermia berat, seperti heat exhaustion dan heatstroke, harus cepat


ditangani. Oleh karena itu, bila Anda melihat keluarga atau teman yang mengalami
gejala-gejala heat exhaustion atau heatstroke, segera bawa ke IGD rumah sakit
terdekat agar mendapatkan pertolongan.

Segera cari pertolongan medis atau bawa pasien ke IGD bila mengalami gejala berupa:

 Perubahan perilaku, seperti linglung, gelisah, dan cepat marah


 Gangguan koordinasi
 Kulit berwarna kemerahan
 Tidak berkeringat walau suhu tubuh sedang tinggi
 Denyut nadi terlalu lemah atau terlalu cepat
BAB III

HASIL OBSERVASI
A. DATA SUBJEKTIF
Nama : Nn. E

Pekerjaan :-

Pendidikan : SMA

Alamat : temenggungan kejagan

Umur : 16 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : perempuan

Keluhan datang : ayah pasien mengatakan demam 2 hari yang tak kunjung turun

setelah diberi obat toko

B. DATA OBJEKTIF
TD : 98 / 70 mmHg
BB : 50 Kg
TB : 158 cm
Suhu : 38,5 C

C. ANALISA DATA
Nn.E usia 16 tahun dengan Hipertensi
D. PENATALAKSANAAN
1. Pasien datang dengan dengan keluhan panas
Hasil : dokter meminta untuk duduk dan dilakukan tindakan lanjutan
2. Dokter melakukan pemeriksaan tekanan darah, dan memeriksa suhu pasien
Hasil : ditemukan tekanan darah 98/70 mmHg, dan suhu 38,5C
3. Lalu dokter meminta pasien untuk berdiri unutk melakukan timbang badan
Hasil : di temukan BB pasien 50kg
4. Lalu Dokter meminta pasien untuk mengukur tinggi badan
Hasil : didapatkan tinggi badan pasien yaitu 158cm
5. Dokter mencatat hasil di lembar data rekam medis pasien
Hasil : data pasien tercatat di buku rekam medis
6. Dokter memberi resep obat pada pasien yaitu paracetamol, omeprazol, dan zinc
Hasil : pasien membawa resep ke apoteker untuk menukar dengan obat
7. Dokter menyarankan untuk banyak istirahat dan makan makanan yang sehat dan
menghindari makanan yang berminyak, juga es dan yang mengandung gula tinggi
Hasil : pasien dan keluarga memahami apa yang di sampaikan dokter
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari data subjektif saya hanya menemukan data diri pasien dari riwayat lembar rekam
medisnya saja, yaitu nama Nn.E, belum berkerja dan masi sekolah SMA, alamat
temenggungan kejagan, umur16 tahun agama islam, dan dengan keluhan yang di sampaikan
oleh ayah pasien bahwa pasien mengalami panas 2 hari yang tak kunjung turun padahal sudah
diberikan obat toko.

Dari data subjektif dokter tidak menanyakan keluhan lain yang menyangkut dengan
kesehatan remaja, yaitu dari pola makan, pola menstruasi atau kebersihan pada pasien.

Seharusnya dokter menanyakan pola menstruasi dan kebersihan pada kesehariannya


untuk memastikan bahwa pasien tidak mengalami masalah penyakit lainnya selain dari yang
dikeluhkan yaitu demam, tetapi dikarenakan di puskesmas sangat banyak pasien dan disini
pasien hanya mengeluhkan demamnya saja jadi dokter hanya berfokus tanya ke penyakit
yang dikeluhkan saja yaitu demam.

Dan dari data objektif yang saya lihat dari apa yang diperiksa oleh dokter yaitu hanya
pegukuran tekanan darah di dapatkan hasil 98/70, suhu 38,5c, tinggi badan 158cm dan berat
badan 50kg. Disini doktertidak melakukan pemeriksaan fisik lainnya seperti pemeriksaan
head to tou atau apapun, dokter juga tidak menyarankan untuk memeriksakan ke
laboraturium untuk di periksa typoidnya.

Dari teori yang saya temui seharusnya dokter memeriksa pemeriksaan fisik pada
pasien seperti head to tou dan lainnya, juga seharusnya dokter memeriksakan pemeriksaan
laboraturium untuk memeriksa typoidnya tinggi atau tidaknya.

Disini dokter tidak melakukan pemeriksaan fisik karena terkendala pasien yang sangat
banyak di puskesmas, jadi dokter hanya memeriksa yang berfokus kepada apa yang
dikeluhkan pada pasien saja yaitu panas yang tidak kunjung turun selama dua hari yang lalu
sementara sudah di belikan obat toko. Da untuk pemeriksaan lab dokter tidak melakukan
mungkin karena sakitnya berlangsung kurang dari 3 hari, jadi dilakukan pemeriksaan lab saat
pasien tidak kunjung turun penyakitnya nanti, setelah oabat habis maka dilakukan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan lab typoid.
Dari pemeriksaan penunjang saya yang saya temui saat tindakan oberlangsung yaitu
1. Pasien datang dengan dengan keluhan panas
Hasil : dokter meminta untuk duduk dan dilakukan tindakan lanjutan
2. Dokter melakukan pemeriksaan tekanan darah, dan memeriksa suhu pasien
Hasil : ditemukan tekanan darah 98/70 mmHg, dan suhu 38,5C
3. Lalu dokter meminta pasien untuk berdiri unutk melakukan timbang badan
Hasil : di temukan BB pasien 50kg
4. Lalu Dokter meminta pasien untuk mengukur tinggi badan
Hasil : didapatkan tinggi badan pasien yaitu 158cm
5. Dokter mencatat hasil di lembar data rekam medis pasien
Hasil : data pasien tercatat di buku rekam medis
6. Dokter memberi resep obat pada pasien yaitu paracetamol, omeprazol, dan zinc
Hasil : pasien membawa resep ke apoteker untuk menukar dengan obat
7. Dokter menyarankan untuk banyak istirahat dan makan makanan yang sehat dan
menghindari makanan yang berminyak, juga es dan yang mengandung gula tinggi
Hasil : pasien dan keluarga memahami apa yang di sampaikan dokter

Dari penatalaksaan yang saya tidak menemui kesenjangan lainnya karena kesenjangan
sudah saya bahas di atas yaitu di bagian data subjektif dan dana objyektif, karena dokter tidak
melakukannya tidak sesuai dengan teori, dan itu sendiri dikarenakan di puskesmas memiliki
banyak pasien sehingga tidak dilakukan pemeriksaan khusus khusus lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Healthline. Diakses pada 2022. Physical Examination.
2. Web MD. Diakses pada 2022. Annual Physical Examinations.
3. Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Physical Examination.
4. Medical News Today. Diakses pada 2022. What To Expect During a Physical Exam.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai