Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR GEOFISIKA

GEOMAGNETIK

Disusun Oleh:
1. Marlina H061221004
2. Nurhidayati Darwin H061221015
3. Nurmi M H061221025
4. Nur Insani Sucianti H061221026
5. Zeruya Yudea Siagian H061221029
6. Jenny Dyah Pramesti H061221037

DEPERTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dankarunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
"Geomagnetik ".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah pengantar geofisika yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya.
Oleh karena ina, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..ii

BAB 1 :PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………2
1.3. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………….3

BAB II :PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Geomagnetik………..……….…………………………………….4
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.

BAB III :PENUTUP


3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………
3.2. Saran…………………………………………………………………………….
3.3. Daftar Pustaka………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode magnetik atau sering juga disebut geomagnetik merupakan salah satu metode
geofisika tertua yang mempelajari karakteristik medan magnet bumi. Hampir empat abad lalu
telah diketahui bahwa bumi merupakan magnet yang besar. Sejarah perkembangan Metode
Magnetik telah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu. Ilmuan yang pertama kali melakukan
penelitian mengenai magnetisasi pada bumi adalah Sir William Gilbert (1540-1603). Gilbert
mendapatkan bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah Utara-Selatan sumbu rotasi bumi
(Telford, et.al., 1990). Penemuan Gilbert ini, kemudian dilanjutkan diteliti oleh Van Wrede
(1843) untuk melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur variasi magnet di permukaan
bumi, yang kemudian menjadi dasar pengukuran magnetisasi bumi dan berkembang manjadi
metode geomagnet.

Metode geomagnet adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat
kemagnetan di dalam bumi, untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau
berdasarkan karakteristik magnetiknya. Magnet bumi sendiri, terutama bersumber dari inti bumi,
dan sebagian besar dihasilkan dari inti luar, menyebabkan arus induksi yang menghasilkan
medan magnet kerak bumi. Sebagian besar batuan pada kerak bumi adalah kristal mineral
magnetik, yang menghasilkan sifat magnetis. Sedangkan proses magnetik di ionosfer atmosfer
menjadi sumber medan magnet eksternal. Kemampuan suatu batuan untuk dapat termagnetisasi
sangat dipengaruhi oleh faktor suseptibilitas batuan.

pembelajaran dan pemahaman tentang ilmu geomagnetik sangat penting dalam menjaga
keamanan dan kesejahteraan manusia di Bumi, serta menjaga kelestarian lingkungan. Maka dari
itu dibuatlah makalah geomagnetik ini agar dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai fenomena geomagnetik yang terjadi di bumi dan efeknya terhadap lingkungan serta
kehidupan manusia, dengan begitu dapat memberikan pandangan yang lebih luas mengenai
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan kehidupan
manusia di bumi, dan tidak hanya itu, mempelajari geomagnetik juga dapat memberikan
kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan analitis terhadap fenomena
sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi ilmu pengetahuan dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar geomagnetika?
2. Bagaimana Sifat-sifat Magnet?
3. Bagaimana sifat kemagnetan batuan?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab perubahan medan magnet bumi dapat terjadi ?
5.
6.

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui konsep-konsep dasar geomagnetika.
2. Untuk Mengetahui Sifat-sifat Magnet.
3. Mengetahui sifat kemagnetan batuan.
4. Mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan medan magnet bumi dapat terjadi.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Geomagnetik
Metode geomagnetik didasarkan pada konsep dasar fisika terutama berdasarkan pada
konsep teori potensial, sehingga sering disebut sebagai metode potensial. Dalam pelaksanaan
pengukurannya, metode ini harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi.
Dimana komposisi batuan berkaitan langsung dengan anomali magnetik total, yang
menunjukkan karakteristik bawah permukaan. Medan magnet adalah anomali magnetik yang
disebabkan oleh efek medan magnet bumi. Hal ini berakibat mempengaruhi sifat dari medan
magnet batuan, dan pengaruh ini perlu dilakukan reduksi data sehingga dapat menjelaskan
interpretasi anomali. Jadi, anomali magnetik adalah variasi medan magnetik yang dihasilkan dari
variasi jenis batuan, serta komposisi dan ukuran batuan. Pemetaan variasi tersebut di suatu area
menjadi sangat penting, untuk mendeteksi struktur yang kurang jelas akibat adanya berbagai
mineral di atas permukaan.
Medan geomagnet memiliki data yang lebih komplek dibandingkan dengan medan
gravitasi. Pada metode geomagnetik, data yang diperoleh lebih menunjukkan sifat residual
kompleks. Sehingga memiliki variasi ter- hadap waktu yang lebih besar. Sedangkan dalam
gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Peta anomali magnetik menun-
jukkan sejumlah besar anomali residu tersebut, yang dihasikan dari variasi yang besar pada
mineral magnetik yang terkandung dalam batuan dekat permukaan akibat batuan tersebut
terinduksi magnet. Dengan demikian, hasil pengukuran magnetik memiliki perubahan yang besar
terhadap waktu. Pada suatu titik medan magnet di permukaan bumi, seperti ilustrasi (Gambar
8.1) akan menunjukkan komponen medan magnet.
Gambar ll.1. Komponen Medan Magnet Bumi.
Komponen tersebut terdiri dari komponen vertikal Z yang merupakan vektor medan B adalah
medan magnet total, dan komponen medan horizontal H dalam arah utara magnet. Kemudian,
sudut yang terbentuk antara utara geografis dan utara medan magnet disebut deklinasi (D), dan
sudut antara medan B dan bidang horizontal disebut inklinasi (1). Nilai medan magnet total di
kutub bernilai antara 70.000 nT dan 25.000 nT di ekuator.

B. Sifat-Sifat Magnet
Dalam praktiknya sebuah magnet memiliki karakteristik atau sifat- sifat kemagnetan
yang tidak dimiliki oleh benda atau material lainnya. Sifat magnet menandakan bahwa sebuah
material dapat menjalankan fungsi dan tujuannya dalam konsep kerja kemagnetan sesuai dengan
pengertian magnet di atas. Berikut ini sifat- sifat magnet yang perlu Grameds ketahui agar bisa
membedakan mana material magnet dan mana yang bukan
1. Dapat Menarik Benda Tertentu
Magnet bersifat menarik benda- benda tertentu yang memiliki sifat khusus di sekitarnya.
Itu artinya magnet tidak bisa menarik semua material benda yang ada disekitarnya, melainkan
hanya yang memiliki sifat- sifat khusus yang berkaitan dengan kemagnetan. Bahan- bahan atau
material yang bisa ditarik oleh magnet contohnya jenis logam, meskipun tidak semua jenis
logam dapat ditarik oleh magnet dengan sempurna. Hal tersebut tergantung jenisnya karena
ada perbedaan pada bahan-bahan khusus tersebut dari tingkat kekuatan tertarik oleh magnet.
Ada material bahan yang bisa ditarik dengan kuat, namun ada pula yang sangat lemah daya
tariknya oleh magnet. Hal tersebut juga bisa berkaitan dengan medan magnet yang juga
merupakan salah satu sifat magnet.
2. Memiliki Dua kutub
Magnet pasti memiliki dua kutub, yakni kutub positif dan negatif yang letaknya ada bagian
di ujung magnet. Pada bagian itulah kekuatan magnet yang bisa menjalankan fungsinya untuk
menarik material bahan khusus. Kutub positif dan negatif juga bisa kita sebut dengan kutub
utara dan selatan magnet, meskipun tidak pernah ada penanda penamaan tersebut pada magnet.
Lalu bagaimana cara mengetahui mana kutub utara dan selatan? ketahui bahwa magnet akan
selalu menghadap ke arah bumi bagian utara, dan kutub selatan magnet akan menghadap arah
bumi bagian selatan. Mengapa kutub magnet bisa mengikuti arah bumi seperti itu? Hal tersebut
terjadi karena adanya pengaruh medan mumi yang sangat kuat.
William Gilbert mengungkapkan teori bahwa bumi berfungsi sebagai magnet terbesar atau
batang magnet raksasa yang bisa mempengaruhi semua benda magnet di Bumi. Bumi memiliki
elektromagnetik yang dikelilingi oleh inti cair atau besi dan nikel cair yang didalamnya
mengalir pula aliran listrik. Aliran tersebut mengakibatkan medan magnet umi sangat kuat
hingga mencakup seluruh bagian bumi dan luar angkasa di sekitarnya. Kutub utara magnet
bumi ada disekitar kutub selatan bumi, sebaliknya kutub selatan magnet bumi ada di sekitar
kutub bumi.
Kutub utara pada medan magnet dapat bebas bergerak ke utara karena adanya daya Tarik kutub
selatan magnet bumi yang terletak pada sekitar kutub utara bumi. Selanjutnya kutub selatan
medan magnet dapat bebas bergerak ke selatan karena adanya daya tarik kutub utara bumi
yang berada di sekitar kutub selatan bumi. Jadi konsep medannya adalah arah garis magenta da
di dalam medan magnet bumi dari arah kutub selatan bumi menuju ke kutub utara bumi.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Jadi letak kutub magnet bumi tidaklah tepat pada letak
kutub bumi tersebut. Grameds bisa memperhatikan konsep magnet dengan medan magnet
bumi pada kompas. Jarum kompas akan menunjukan sudut terhadap arus utara selatan maupun
bidang mendatar bumi. Arah sumbu magnet akan membuat jarum kompas membentuk sudut
arah utara dan selatan bumi yang kemudian disebut dengan istilah sudut deklinasi.
Sudut deklinasi adalah bentuk penyimpanan arah jarum kompas dengan adanya arah utara
dan selatan bumi yang sebenarnya. Besarnya sudut deklinasi di berbagai tempat tidak sama dan
setiap tahun sudut ini akan mengalami perubahan yang signifikan. Selain sudut deklinasi,
magnet juga memiliki sudut inklinasi, yakni sudut yang sudah terbentuk oleh sumbu magnet
dari jarum kompas dengan arah datar bumi. Jadi magnet jarum kompas membentuk sudut atas
garis mendatar atau garis horizontal nya bumi.
Contoh pemanfaatan sifat magnet yang memiliki dua kutub ini juga bisa temukan pada
bentuk navigasi yang digunakan oleh kapal laut dan pesawat terbang. Nahkoda dan pilot dapat
mengetahui perkiraan mana utara dan selatan saat menjalankan tunggangannya yakni
menggunakan arah kutub magnet pada jarum kompas. Mereka akan membaca sudut deklamasi
untuk menentukan pergerakan kapal dan pesawat.
Sudut deklamasi yang terus mengalami perubahan setiap tahunnya membuat kompas
kurang akurat jika digunakan untuk penunjuk arah. Apalagi semkain berkembangnya teknologi
saat ini mampu menunjukan arah lebih tepat dan akuran. Seperti Radio Beacons yang
kemudian menggantikan komapsa sebagai alat konfirmasi arah utara dan selatan bumi,
termasuk di dalamnya pula penjuru angina dengan tepat dan akurat.
3. Kutub yang Berbeda Akan Saling Menarik Dan Akan Saling Menolak Jika Bertemu Kutub
Yang Sama
Magnet yang memiliki dua kutub membuatnya memiliki sifat- sifat khusus dalam
praktiknya di medan magnet. Jika kita mendekatkan dua jenis kutub yang sama maka akan
terjadi gaya tolak menolak.
Sebaliknya jika mempertemukan dua kutub yang berbeda maka akan terjadi gaya tarik-
menarik antara kedua magnet tersebut. Jadi kutub utara harus bertemu dengan kutub selatan
agar bisa menghasilkan gaya Tarik menarik. Dalam penemuan magnet alami jika menjumpai
dua magnet yang saling bertolak belakang berarti mereka kutub yang sama, sebaliknya jika
saling Tarik meraik berarto kutub yang bertemu berbeda. Sifat magnet ini mampu memberikan
petunjuk mana letak kutub yang sama dan mana yang berbeda.
Perlu tahu jika sebuah magnet kemudian dipotong-potong menjadi bagian- bagian yang
kecil, maka tetap memiliki sifat kemagnetan. Meskipun mungkin hanya terpotong pada bagian
sudut tertentu saja. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa magnet terdiri dari magnet-magnet
kecil yang letaknya berderet dari kutub utara yang menghadap ke arah kutub selatan dan
sebaliknya dengan kutub selatan yang menghadap ke arah kutub utara. Magnet kecil tersebut
kemudian disebut dengan istilah magnet elementer.
4. Gaya Magnet Dapat Menembus Penghalang
Magnet memiliki kekuatan gaya Tarik yang bisa menembus material penghalang, meskipun
dengan kategori tertentu. Penghalan yang dimaksud adalah misalnya jika ada logam yang
terhalang oleh kaca, atau kertas maka logam tersebut teta bisa tertarik oleh magnet. Kategori
penghalang yang bisa dilewati magnet tidak bisa terlalu tebal. Grameds bisa membuktikan sifat
magnet ini dengan cara menaburkan bubuk besi ke atas kertas dan letakan magnet di bawah
kertas tersebut, maka besi tersebut tetap bisa bergerak tertarik oleh magnet sesuai arah
pergerakan magnet tersebut.
5. Memiliki Medan Magnet
Karena magnet menghasilkan gaya Tarik maupun gaya tolak, maka magnet juga memiliki
medan magnet untuk menghasilkan kekuatan gaya magnet tersebut. Apakah gaya magnet
menguat atau melemah sesuai tingkat kerapatan pada medan magnet tersebut. Lalu apa itu
medan magnet? Medan magnet adalah suatu ruang yang terbentuk dari sekitar magnet yang
masih memiliki gaya Tarik magnet selain di dalam material magnet itu sendiri.
Medan magnet dapat digambarkan seperti garis lengkung yang disebut dengan istilah garis
gaya magnet di luar bentuk magnet. Untuk melihat gambaran garis gaya magnet tersebut
Grameds bisa mencoba menaburkan bubuk besi di atas kertas putih. Coba perhatikan pasti
akan muncul keteraturan bubuk besi tersebut sesuai dengan gaya magnet yang ada di medan
magnet tersebut.
Keteraturan tersebut membentuk pola garis gaya magnet yang sama jenisnya jika
didekatkan dengan garis gaya yang terbentuk saling menjauhi. Sehingga akan muncul seolah
ada ruang kosong di medan magnet tersebut antara kutub utara dan kutub selatan.

C. Sifat Kemagnetan Batuan


Sifat kemagnetan benda padat bergantung pada sifat kemagnetan momen atom atau ion
yang dikandungnya. Momen magnet atom dan ionik adalah sebanding dengan momentum sudut
terkuantisasi yang terkait dengan spin dan lintasan orbital elektronnya. Atom atau ion dalam
benda padat tidak terdistribusi secara acak tetapi menempati posisi tetap dalam kisi reguler yang
mencerminkan simetri struktur kristaldan yang mengontrol interaksi antara ion. Karenanya,
berbagai jenis perilaku magnetik yang diamati di padatan tidak hanya bergantung pada
keberadaan ion dengan putaran tidak berpasangan, tetapi juga pada simetri kisi dan sel ukuran.
Secara umum perilaku magnetik pada suatu bahan berdasarkan suseptibilitas magnet
dapat dibedakan menjadi ada tiga kelas utama yaitu: diamagnetisme,paramagnetisme dan
feromagnetisme.
1. Diamagnetik, merupakan bahan yang kerentanannya rendah dan negatif, yaitu magnetisasi
berkembang dalam arah yang berlawanan dengan yang diterapkanbidang. Contohnya adalah
grafit, marmer, kuarsa dan garam.
2. Paramagnetik memiliki suseptibilitas positif yang rendah, seperti batuan beku asam.
3. Feromagnetik memiliki magnetisasi spontan yang sangat kuat yang dapat eksis bahkan tanpa
adanya medan magnet eksternal dan memiliki suseptibilitas yang sangat tinggi. Beberapa bahan
feromagnetik adalah besi, kobalt dan nikel atau pada berbagai batuan beku basa dan ulstrabasa.
Ada juga beberapa zat yang memiliki sifat magnetik yang mirip dengan feromagnetik yaitu
antiferromagnetikdan ferrimagnetik. Bahan antiferromagnetik seperti hematit sedangkan contoh
bahan ferrimagnetik diantaranya magnetit. Mineral ferrimagnetik sangat penting dalam
geofisika, terutama yang berhubungan dengan analisis bidang paleomagnetik bumi.
D. Variasi Medan Magnetik
Bumi adalah magnet besar, menurut teori dinamo medan magnet bumi berasal dari arus
listrik yang dihasilkan oleh efek kopel konveksi dan rotasi inti luar bumi yang cair dari besi dan
nikel (Untung, 2001). Kemagnetan besi dan nikel dihasilkan dari arus listrik yang berasal dari
aliran elektron mengelilingi inti besi dan nikel serta spin elektron yang tidak berpasangan. Garis–
garis gaya medan magnet bumi merupakan perisai magnetik yang sangat kuat sehingga mampu
menahan ledakan dari matahari yang berupa flare dan CME (Coronal Mass Ejection) yang sangat
dasyat (Sulistiani, 2012). Medan magnet bumi yang sumbernya berasal dari dalam inti bumi dan
kerak bumi relatif tetap sedangkan yang dari luar bumi yang selalu mengalami perubahan atau
variasi setiap saat.
1. Variasi Sekuler
Perubahan durasi yang sangat singkat dibandingkan dengan proses geologi disebut variasi
sekuler. Pengamatan deklinasi yang dilakukan di London sejak 1540, misalnya, menunjukkan
bahwa arah medan di lokasi tersebut hampir menyelesaikan siklus penuh dengan amplitudo
puncak ke puncak 30°. Komponen lain dari medan telah diamati untuk waktu yang lebih
singkat, tetapi mereka juga menunjukkan perubahan cepat yang serupa.
Karakteristik variasi sekuler sering diwakili oleh peta tingkat perubahan komponen bidang
tertentu yang dilapiskan pada peta komponen itu sendiri. Peta semacam itu mengungkapkan
bahwa dunia dapat dipecah menjadi wilayah skala benua di mana komponen tertentu
meningkat atau menurun. Perubahan bisa sebesar 150 nanoteslas per tahun dan bertahan
selama puluhan tahun. Jika peta variasi sekuler dari waktu-waktu selanjutnya diperiksa, banyak
fitur variasi sekuler ditemukan tergeser ke arah barat seiring dengan berjalannya waktu.
2. Variasi Harian
Variasi harian merupakan variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar sumbernya
adalah dari medan magnet luar. Medan magnet luar ini asalnya dari perputaran arus listrik di
dalam lapisan ionosfer. Sumber perputaran tersebut adalah partikel-partikel terionisasi oleh
radiasi matahari.
Efeknya akan menghasilkan fluktasi arus yang bertransformasi menjadi sumber medan
magnet. Jangkauan variasi harian bisa mencapai 30 gamma dengan periode selama 24 jam. Tak
hanya itu, variasi harian juga menghasilkan amplitudonya berkisar 2 gamma dengan perioda 25
jam.
Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara
menambahkan nilai variasi harian yang terekam pada waktu tertentu terhadap data medan
magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka
koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian yang terekam pada waktu
tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi. Secara matematis dapat dituliskan
dalam persamaan.
3. Badai Magnetik
Badai magnet adalah periode variasi medan magnet yang cepat. Itu bisa berlangsung dari jam
ke hari. Badai magnetik memiliki dua penyebab dasar:
 Matahari terkadang memancarkan gelombang angin matahari yang kuat yang disebut
lontaran massa koronal. Hembusan angin matahari ini mengganggu bagian luar medan
magnet bumi yang mengalami osilasi kompleks. Ini menghasilkan arus listrik terkait di
lingkungan luar angkasa dekat Bumi, yang pada gilirannya menghasilkan variasi medan
magnet tambahan -- yang semuanya merupakan "badai magnet".
 Kadang-kadang, medan magnet Matahari berhubungan langsung dengan Bumi. Koneksi
magnetik langsung ini bukanlah keadaan normal. Ketika itu terjadi, partikel bermuatan
yang bergerak di sepanjang garis medan magnet dapat dengan mudah memasuki
magnetosfer, menghasilkan arus, dan menyebabkan medan magnet mengalami variasi
yang bergantung pada waktu.
Terkadang Matahari mengeluarkan lontaran massa koronal pada saat garis medan magnet
Bumi dan Matahari terhubung langsung. Saat peristiwa ini terjadi, kita dapat mengalami badai
magnet yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai