Anda di halaman 1dari 3

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama: WAHYU RAMDHANI

Masalah yang
telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi
No.
diidentifikasi masalah penyebab masalah

(1) (2) (3) (4)

1 Kurangnya Minat Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


membaca Buku oleh • Menurut pendapat Hasanah & terhadap hasil kajian literatur
Peserta Didik dan wawancara, serta
Kumalasari (2015) jika siswa
sering menggunakan gadget dikonfirmasi melalui
dengan berlebihan maka akan observasi/pengamatan dapat
timbul permasalahan pada diketahui bahwa penyebab
proses belajarnya. Hal ini masalah kurangnya minat
sejalan dengan Saroinsong membaca buku peserta didik
(2016) yang mengemukakan hal ini dikarenakan
siswa yang sering 1. peserta didik
menggunakan gadget dapat kebanyakan waktu
merugikan keterampilan untuk main Gegjed dan
interpersonalnya. Dampak mencari jawaban dari
yang lain yang akan tugas-tugas yang ada.
mempengaruhi terhadap 2. Kurangnya Fasilitas
prestasi belajar siswa, siswa Buku diperpustakaan
sehingga peserta didik
dibanding harus belajar ia lebih
tidak tertarik
memilih mengandalkan gadget keperpustakaan
(Harfiyanto dkk, 2015 ( Dian 3. Belum tersedianya
Kurniawan : Pengaruh Gedged pojok baca di kelas
Terhadap Prstasi siswa )

2 Anak- anak kurang fokus Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
dalam pembelajaran di Menurut Jurnal Al-Ta’dib 2014 sudut terhadap hasil kajian literatur
dalam maupun di luar kelas pandang inilah sehingga pengelolaan dan wawancara, serta
kelas juga bermakna pembinaan. dikonfirmasi melalui
Ahmad Rohani mengatakan: observasi/pengamatan dapat
Pengelolaan kelas adalah menunjuk
diketahui bahwa penyebab
kepada kegiatan-kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan masalah kurangnya minat
kondisi yang optimal bagi terjadinya membaca buku peserta didik
proses belajar (pembinaan raport, hal ini dikarenakan
penghentian tingkah laku peserta didik 1. Guru kurang
yang menyelewengkan perhatian kelas, menguasai kelas
pemberian ganjaran bagi ketepatan 2. Guru kurang bisa
waktu, penyelesaikan tugas oleh
menciptakan
penetapan norma kelompok yang
produktif dan sebagainya). Pengelolaan suasana yang
kelas merupakan usaha untuk mengatur menyenangkan
kegiatan proses belajar mengajar secara 3. Guru belum
sistematis. Usaha tersebut diarahkan menggunakan alat
pada persiapan materi pembelajaran, peraga yang
menyiapkan sarana dan alat peraga, menarik.
pengaturan ruang belajar, mewujudkan
situasi dan kondisi pembelajaran dan .
pengaturan waktu, sehingga proses
belajar mengajar berjalan dengan baik
dan tujuan kurikuler dapat tercapai
secara efektif efisien. Guru sebagai
tenaga profesional dituntut mampu
mengelola kelas yaitu menciptakan dan
mempertahankan kondisi belajar yang
optimal bagi tercapainya tujuan
pengajaran.
3 Kurangnya komunikasi Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
dan kerjasama antara Menurut Yosal Iriantara, dkk, terhadap hasil kajian literatur
guru dengan orang tua Komunikasi pendidikan, (Bandung : dan wawancara, serta
Simbiosa Rekatama Media 2013) dikonfirmasi melalui
Komunikasi guru dalam proses belajar observasi/pengamatan dapat
mengajar di sekolah yang merupakan diketahui bahwa penyebab
masalah Kurangnya
tahapan pada ranah pendidikan rumah
komunikasi dan kerjasama
tangga, sekolah dan masyarakat.
antara guru dengan orang tua
Lembaga pendidikan formal, dalam hal maka guru perlu
ini sekolah merupakan salah satu 1. Guru kurang
wadah yang dinilai efektif untuk membangun
membina budi pekerti anak sehingga komunikasi yang baik
sebagian masyarakat memberikan dengan orang tua siswa
kepercayaan penuh kepada pendidikan baik secara langsung
formal untuk membina dan mendidik maupun tidak
anak-anak mereka. Kuantitas waktu langsung,(home visit/
keberadaan anak lebih banyak di rumah whatsApp)
dan masyarakat. Kegiatan pembelajaran 2. Karena orang tua siswa
bukan saja tanggung jawab guru di terlalu sibuk bekerja,
sekolah tetapi juga merupakan tidak pernah hadir
tanggung jawab semua pihak termasuk dalam setiap kegiatan
orang tua peserta didik. sekolah yang
mengundang orangtua
siswa

4 Pada Pembelajaran Dalam Undang-Undang Republik Setelah dilakukan analisis


dikelas Guru Belum Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang terhadap hasil kajian literatur
menguasai Model-Model Sisdiknas disebutkan, dan wawancara, serta
Pembelajaran yang 1. Bahwa pendididkan dikonfirmasi melalui
seharusnya diterapka merupakan usaha dasar dan observasi/pengamatan dapat
untuk menarik minat terencana untuk mewujudkan diketahui bahwa
belajar siswa suasana belajar dan proses penyebabnya
pembelajaran peserta didik
secara aktif mengembangkan • kurangnya kompetensi
potensi dirinya. guru namun hal ini
2. Pada abad pengetahuan, yaitu dapat dilakukan dengan
abad 21, diperlukan sumber berbagai cara antara
daya manusia dengan kualitas lain melalui kualifikasi
tinggi, kreatif terampil, akademik guru,
memahami berbagai budaya, pendidikan dan
mampu belajar sepanjang pelatihan, uji sertifikasi,
hayat. memberi kesempatan
3. Belajar pada hakikatnya adalah perbaikan
suatu proses interaksi terhadap pembelajaran.
semua situasi yang ada di
sekitar individu siswa. Belajar
dapat dipandang sebagai
proses yang diarahka
( Dikutip dari tuliasan Rifda Septia
wulandari )Konsep dan
Pengembangan Pembelajaran
Inovatif )
5 Konsentrasi belajar anak Menurut Asmani (2013: 27) ada 2 Konsentrasi merupakan
yang rendah sehingga indikator yang dapat dijadikan tolak modal utama bagi siswa
menimbulkan ukur keberhasilan proses belajar yaitu dalam menerima materi ajar
miskonsepsi. daya serap terhadap pelajaran dan serta menjadi indicator
perilaku siswa. Salah satu factor yang pelaksanaan pembelajaran.
dapat mempengaruhi rendahnya daya
serap siswa adalah konsentrasi. Jika konsentrasi siswa
rendah, maka akan
Daud menyatakan konsentrasi menimbulkan aktivitas yang
merupakan pemusatan perhatian dalam berkualitas rendah pula serta
proses perubahan tingkah laku yang menimbulkan miskonsepsi
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, dari belajar.
penggunaan, dan penilaian terhadap
sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan Ketidakseriusan itulah awal
kecakapan dasar yang terdapat dalam terbentuknya rasa malas dan
berbagai bidang studi (Sahid, 2012: 1- bosan sehingga berpengaruh
2). pada prestasi belajar siswa.

Bahwa rendahnya prestasi belajar siswa Kurangnya konsentrasi


sebagian besar disebabkan oleh karena rasa ingin tahu yang
lemahnya kemampuan anak untuk rendah.
melakukan konsentrasi (Surya,
2003:20).
Kurangnya kemampuan
berkomunikasi dan mengenal
konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan
lingkungan.

6 Guru belum maksimal Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


memanfaatkan teknologi Menurut Haag dan Keen (1996), terhadap hasil kajian literatur
/ TIK dalam teknologi Informasi adalah seperangkat dan wawancara, serta
alat yang membantu anda bekerja dikonfirmasi melalui
pembelajaran observasi/pengamatan dapat
dengan informasi dan melakukan tugas-
tugas yang berhubungan dengan diketahui bahwa analisis
pemrosesan informasi. Martin (1999) penyebabnya :
mengatakan bahwa teknologi Informasi 1. Kurang memiliki
tidak hanya terbatas pada teknologi wawasan dalam
komputer (perangkat keras, perangkat pemanfaatan
teknologi
lunak) yang digunakan untuk
2. Mindset/keengganan
memproses dan menyimpan informasi, guru untuk
melainkan juga mencakup teknologi berinovasi dengan
komunikasi untuk mengirimkan teknologi.
informasi. Teknologi Informasi adalah 3. Belum cukup waktu
teknologi yang menggabungkan mempersiapkan nya.
komputasi (komputer) dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang
membawa data, suara, dan video
(Williams dan Sawyer 2003).

Anda mungkin juga menyukai