Anda di halaman 1dari 2

FAO (2022) melaporkan bahwa terdapat sekitar 1.

3 juta orang di seluruh dunia meninggal dunia


karena bakteri yang telah mengalami resistensi antimikroba atau biasa disebut dengan AMR
(antimicrobial resistance). Selaras dengan laporan tersebut Who (2022) juga melaporkan bahwa
terdapat lebih dari 50% bakteri berbahaya yang telah mengalami resistensi terhadap antibiotik.
Selam ini antibiotik dan antimikroba telah sangat berperan penting dalam keberhasilan dalam
dunia Kesehatan. Namun penggunaan yng berlebihan dan penyalahgunaan peggunaannya telah
menjadi salah satu alasan berkurangnnya efektivitas dari antibiotik (Fao, 2022).
https://www.fao.org/newsroom/detail/antimicrobial-resistance-now-is-the-time-for-collective-
action/en
AMR telah menjadi ancaman besar terhadap bukan hanya Kesehatan manusia namun juga pada
Kesehatan hewan, keamanan pangan dan lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi (Who, 2022).
Fao (2022) menuliskan bahwa jika resistensi terhadap antimikroba ini tidak segera ditangani
dengan baik maka akan terjadi peningkatan biaya Kesehatan yang akan mendorong
meningkatnya persentasi kemiskinan di masyarakat terutama pada negara-negara yang
berpenghasilan rendah.
European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) (2022) juga melaporkan bahwa
setiap tahun lebih dari 670.000 infeksi disebabkan oleh bakteri yang kebal terhadap antibiotik
dan sekitar 33.000 orang meninggal sebagai akibat langsung. ecara keseluruhan di EU/EEA,
persentase AMR untuk kombinasi spesies bakteri-kelompok antimikroba dalam pengawasan
terus tinggi, dengan resistensi karbapenem pada Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae (K.
pneumoniae) dan resistensi vankomisin pada Enterococcus faecium menunjukkan peningkatan
yang signifikan selama tahun 2016 –2020

Selain itu, tingginya tingkat resistensi terhadap pengobatan dilaporkan pada bakteri yang sering
menyebabkan infeksi aliran darah di rumah sakit, menurut laporan Global Antimicrobial
Resistance and Use Surveillance System (GLASS), berdasarkan data tahun 2020 dari 87 negara.

Bacteriocin was effective against pathogens such as Bacillus pumilus, Bacillus


amyloliquefaciens, Staphylococcus aureus, and Listeria monocytogenes leslie
Many strains of lactic acid bacteria related to food groups could produce bacteriocins or antibacterial
proteins highly effective against foodborne pathogens such as Staphylococcus aureus, Pseudomonas
fluorescens, P. aeruginosa, Salmonella typhi, Shigella flexneri, Listeria monocytogenes, Escherichia coli
O157:H7, and Clostridium botulinum

Shigella flexneri(yuhanjiang)
 L. monocytogenes  (LM)(pato) Ying Xie

staphylococcus aureus
lestari,yuhangjiang,

S. aureus and Gram-negative bacteria as E. coli.degiani


S. aureus ATCC 25923, B. cereus ATCC 21332, S. thpymurium ATCC 14028, E. coli
ATCC 25922, and P. aeruginosa ATCC 27853 fatmarani

Listeria monocytogenes, Salmonella enteritidis, Clostridium difficile, Staphylococcus aureus, and


vancomycin-resistant enterococci (VRE).14 

t S. pyogenes, followed by S. typhi and P. aeruginosa ciamak

ereus, Klebsiella pneumonia, S. typhimurium, S. aureus, and E. coli. Emmanuel


Edoghogho

Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Bacillus thuringiensis, Escherichia coli, and Salmonella
enteritis Arooj Ahsan
Staphylococcus by enterocins, Enterococcaceae by GarML, and Clostridium ozgun

S. typhi Muhammad Rayhan Firdaus,sogandi

Salmonella Enteritidis
Yizhouxiang
Dana Gebhart, Clostridium difficile

t EPEC K1.1, S. aureus, S. typhosa, S typhimurium, and Proteus sp.arido

Staphylococcus aureus and Acinetobacter baumannii,mahreen

S. aureus and E. coli,nurulhidayah

(Salmonella sp.), 14.25 mm (Escherichia coli), and 12.25 mm (Staphylococcus aureus).hayati

(S. mutans, S aureus, B. subtilis) and Gram-negative bacteria (P. aeruginosa, E. coli, S. typhi).endah

Anda mungkin juga menyukai