Anda di halaman 1dari 19

Kerajaan islam

Di Sulawesi
1
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK
A.A.MUNI CANDRA KUSUMA WARDANI (02)

I KETUT JUNA ARIANTO (11)

KADEK CANDRA ADITYA PRATAMA (22)

NI KADEK RENITA DIVANI (25)

PANDE KADE WIDHI ANTARA (30)

2
ISI MATERI
SEJARAH KERAJAAN
ISLAM DI SULAWESI

RAJA RAJA YANG RAJA RAJA YANG


SEJARAH KERAJAAN SEJARAH KERAJAAN PERNAH MEMIMPIN
PERNAH MEMIMPIN WAJO
GOWA TALO KERAJAAN WAJO
KERAJAAN GOWA TALLO

MASA KEJAYAAN RUNTUHNYA KERAJAAN RUNTUHNYA KERAJAAN MASA KEJAYAAN


KERAJAAN GOWA TALLO GOWA TALO WAJO KERAJAAN WAJO

KEHIDUPAN SOSIAL KEHIDUPAN SOSIAL


PENINGGALAN PENINGGALAN
BUDAYA, EKONOMI, BUDAYA, EKONOMI,
KERAJAAN GOWA TALO KERAJAAN WAJO
POLITIK KERAJAAN POLITIK KERAJAAN WAJO
GOWA TALO
KERAJAAN
ISLAM DI SULAWESI
SEJARAH KERAJAAN
GOWA TALO
SEJARAH KERAJAAN
GOWA TALO
RAJA RAJA YANG
PERNAH MEMIMPIN
KERAJAAN GOWA TALLO
MASA KEJAYAAN
KERAJAAN GOWA TALLO
KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA, EKONOMI,
POLITIK KERAJAAN
GOWA TALO

1. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

2. KEHIDUPAN EKONOMI

3. KEHIDUPAN POLITIK
PENINGGALAN
KERAJAAN GOWA TALO 4

1. ISTANA BALLA LOMPOA 2. ISTANA TAMALATE 3. MASJID KATANGKA 4. BENTENG SOMBA OPU 5. BENTENG FORT
Balla Lompoa merupakan istana yang pernah
menjadi hunian para Raja Gowa dan terletak di
Selain Balla Lompoa, ada juga Istana
Tamalate sebagai jejak peninggalan
Masjid Katangka atau saat ini disebut
Masjid Al-Hilal adalah salah satu masjid
Benteng Somba Opu termasuk saksi ROTTERDAM
bisu sejarah Kerajaan Makassar yang
Kota Sungguminasa. Saat ini, Istana Balla dari kejayaan Kesultanan Gowa yang tertua di Sulawesi Selatan yang dahulu sebelumnya dijadikan pusat Fort Rotterdam atau Benteng Ujung
Lompoa sudah menjadi situs budaya.
juga berlokasi di Kota Sungguminasa.

menjadi masjid Kesultanan Gowa. pemerintahan sekaligus perdagangan. Pandang merupakan bekas markas
pasukan katak Kerajaan Gowa Tallo
yang setelah Perjanjian Bongaya
menjadi milik Belanda.
RUNTUHNYA
KERAJAAN
GOWA TALO
Saat VOC menguasai sebagian besar kerajaan kecil di Sulawesi, Sultan
Hasanuddin berupaya melawannya dengan bantuan dari satuan kekuatan
seluruh kerajaan Indonesia Timur.

Peperangan melawan Belanda saat itu langsung dipimpin oleh Sultan

6 Hasanuddin. Namun, penjajah justru menambah pasukan yang membuat


kubu Gowa melemah dan terdesak. Pada 1667, Kerajaan Makassar mengakui
kekalahannya dengan bersedia menandatangani Perjanjian Bongaya.
Perjanjian ini dinilai merugikan Gowa. Pertempuran dengan pihak penjajah
pun kembali terjadi. Saat itu, VOC kembali meminta pasukan tambahan
yang akhirnya berhasil merobohkan benteng kekuasaan Kesultanan Gowa.
Pasca kalah, Sultan Hasanuddin turun tahta dan mengundurkan diri dari
kerajaan. Perjanjian tersebut disebut-sebut sebagai penyebab runtuhnya
Kesultanan Gowa. Kesultanan Makassar mulai mengalami transisi
kepemimpinan. Saat dipimpin Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin,
kesultanan resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Kerajaan Wajo yaitu sebuah kerajaan yang didirikan sekitar tahun


1450, di wilayah yang dihasilkan menjadi Kabupaten Wajo kala ini di

SEJARAH
Sulawesi Selatan. Penguasanya disebut "Raja Wajo". Wajo yaitu
kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yaitu Cinnotabi. Mempunyai
tradisi lisan yakni pau-pau rikadong diasumsikan sebagai kisah
terbentuknya Wajo. Mempunyai juga tradisi lisan lain yaitu kisah La

KERAJAAN WAJO Banra, seorang pangeran Soppeng yang merantau ke Sajoanging


dan buka tanah di Cinnotabi. Wajo memeluk Islam secara resmi
pada tahun 1610 pada pemerintahan La Sangkuru patau mulajaji
sultan Abdurahman dan Dato Sulaiman dihasilkan menjadi Qadhi
pertama Wajo.
Pada pemerintahan La Salewangeng to tenrirua Arung
Matowa ke 30, dia membangun Wajo pada sisi ekonomi dan
militer dengan cara membentuk koperasi dan menerapkan
pembelian senjata serta menerapkan pelatihan
penggunaan senjata. Pada 100 tahun Ishak Manggabarani,
persekutuan Wajo dengan Bone membuat keterlibatan
Wajo secara tidak langsung pada Rumpa'na Wajo. Wajo
dibawah Republik Indonesia Serikat, atau tepatnya Negara
Indonesia Timur, berwujud swapraja pada tahun 1945-1949.
Setelah Konferensi Meja Bundar, Wajo bersama swapraja
lain akhir-akhirnya dihasilkan menjadi kabupaten pada
tahun 1957. Antara tahun 1950-1957 pemerintahan tidak
berlanjut secara maksimal diakibatkan gejolak
pemberontahan DI/TII. Setelah 1957, pemimpin di Wajo yaitu
seorang Bupati. Wajo yang dahulunya kerajaan, kemudian
dihasilkan menjadi Onderafdeling, selanjutnya Swapraja,
dan akhir-akhirnya dihasilkan menjadi kabupaten.
RAJA RAJA YANG
PERNAH MEMIMPIN
KERAJAAN WAJO

1.La Tenri Bali

Dia adalah raja pertama yang mengubah nama Boli menjadi Wajo, karena upacara
pelantikannya diadakan di bawah pohon Bajo dan diberi judul ‘Batarawajo

2.La Mata Esso

Mata Esso menjabat sebagai Batala wajonya selama sepuluh tahun

3.La Taddampareq Puwang Ri Maggalatung

Dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa Raja La Taddampareq Puwang Ri Maggalatung


memerintah Kerajaan Wajo selama 30 tahun.

4.La Salewangeng

La Salewangeng mengabdi di kerajaan Wajo selama 21 tahun. Ia dikenal sebagai Arung Matowa
Wajo yang membuat rencana besar pemerintahan yang pertama.

5.La Maddukelleng

merupakan seorang petualang Bugis yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi Wajo pada
perempat kedua abad ke-18.

MASA KEJAYAAN
KERAJAAN WAJO
KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA, EKONOMI,
POLITIK KERAJAAN WAJO

1. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA 2. KEHIDUPAN EKONOMI

3. KEHIDUPAN POLITIK
PENINGGALAN
KERAJAAN WAJO

SAORAJA MALLANGGA

MAKAM LASALEWANGENG TENRIRUWA.

MASJID TELO

MUSOLA TUA MENGE


RUNTUHNYA KERAJAAN WAJO
Pada zaman Ishak Manggabarani, persekutuan Wajo dengan Bone
membuat keterlibatan Wajo secara tidak langsung pada Rumpa'na Bone.
Saat itu Belanda melancarkan politik pasifikasi untuk memaksa semua
kerajaan di Sulawesi Selatan tunduk secara totalitas. Kekalahan Bone
melawan Kompeni juga harus ditanggung oleh Wajo sehingga [[Wajo]]
harus membayar denda perang pada Kompeni dan menandatangani Korte
Veklaring sebagai pembaruan dari Large Veklaring.[[Wajo]] dibawah
Republik Indonesia Serikat, atau tepatnya Negara Indonesia Timur,
berbentuk swapraja pada tahun 1945-1949. Setelah Konferensi Meja Bundar,
Wajo bersama swapraja lain akhirnya menjadi kabupaten pada tahun 1957.
Antara tahun 1950-1957 pemerintahan tidak berjalan secara maksimal
disebabkan gejolak pemberontahan DI/TII. Setelah 1957, pemimpin di Wajo
adalah seorang Bupati. Wajo yang dulunya kerajaan, kemudian menjadi
Onderafdeling, selanjutnya Swapraja, dan akhirnya menjadi kabupaten.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai