Anda di halaman 1dari 4

5.

Kondisi Geografis dan Demografis Peradaban Romawi Kuno

Peradaban Romawi Kuno yang diawali dengan lahirnya kota Roma. Yang
secara historis, Kota Roma dibangun oleh petani-petani latin yang tinggal
dikawasan sebelah utara Semenanjung Italia. Secara legenda, ditemukannya dua
bayi kembar yang bernama Romulus dan Remus, mereka dibuang dan diasuh oleh
seekor serigala bernama Lupa (Aized, 2014:477). Setelah beranjak dewasa mereka
ditemukan oleh seorang pengembala dan diasuhnya setelah dewasa mereka mulai
mendirikan kota Roma.(Djaja, 2012:22)

Gambar Serigala sedang menyusui 2 anak kembar, Remulus dan Remus


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Romulus_dan_Remus

Kota Roma yang awalnya dimulai dari perkampungan kecil di bukit-bukit


Palatine dan Aventine. Peradaban Romawi dulunya dikembangkan oleh Suku
Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Mereka menamakan tempatnya
dengan nama ‘Latium’. Dulunya Latium ini merupakan kawasan lembah
pegunungan yang memiliki tanah subur untuk pertanian. Penduduk Latium
kemudian disebut bangsa Latin. Di daerah Latium inilah berkembangnya banga
Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya
pada masa itu. (Blackde, 2015:212)
Secara geografi, letak wilayah Romawi Kuno ini berada di Semenanjung
Apenina atau Italia sekitar abad ke-19 SM. Terletak di sepanjang Laut
Mediterania dan berpusat pada kota Roma, sehingga Romawi Kuno berkembang
menjadi salah satu kerajaan terbesar di dunia kuno. Wilayah Romawi di sebelah
barat dibatasi laut Tirrenia serta laut Liguria, sedangkan di sebelah timur dibatasi
Laut Ionia, Laut Swiss dan Laut Adriatik. Di sebelah utara terdapat pegunungan
Alpen. Sedangkan sebelah selatan, Romawi berbatasan dengan Pulau Sisilia dan
Laut Tengah. Lokasinya yang strategis disekitaran kawasan Laut Tengah cocok
untuk perdagangan dan aman dari serbuan atau serangan negara asing karena
terlindung oleh alam. (Aized, 2014:482-483).

Gambar : Letak Geografis Wilayah Peradaban Romawi Kuno


Sumber : https://www.siswapedia.com/peradaban-romawi-kuno/

Iklimnya yang nyaman dan tanahnya yang subur membuat penduduk


untuk melakukan kegiatan pertanian. Mereka hidup dari sektor perdagangan,
pertanian, dan pelayaran. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pengolahan
logam, penggunaan batu untuk bangunan, teknik lengkung (arch) serta teknik
pengeringan rawa yang diproses daeri suku Etruska (Aized, 2014:482-483).
Bangsa Romawi Kuno telah tumbuh menjadi salah satu peradaban terbesar
di dunia pada abad kuno, dengan populasi seramai kira-kira 50 sampai 90 juta
jiwa (sekitar 20% dari keseluruhan populasi dunia pada zamannya.
(p2k.stekom.ac.id)

Dalam bidang ilmu pengetahuan bangsa Romawi lebih menekankan segi


kepraktisan, bukan teori semata. Sumbangan bangsa Romawi dalam bidang
kedokteran dan obat-obatan sangat besar bagi dunia sekarang. Begitu juga di
bidang hukum, bangsa Romawi memberikan sumbangan besar bagi menegakkan
keadilan. Konsep bahwa semua orang sama di depan hukum serta adanya asas
praduga tak bersalah telah dikembangkan pada hukum Romawi Kuno. (Djaja,
2012:32).

Pada masa Republik Romawi terdapat pembagian penduduk, yaitu Patricia


(kalangan pemilik tanah yang luas dan orang bangsawan) Patrisia asal kata bahasa
latin patres yang berarti ayah, dan Plebea (Warga negara secara penuh) Plebea
merupakan golongan masyarakat biaa dan dianggap sebagai warga negara secara
tidak penuh, namun masih memiliki beberapa politik dan hak untuk
mengumpulkan kekayaan. Susunan masyarakatnya terdiri atas Optimat
(bangsawan dan rakyat kaya), Equitas (Pedagang dan pengusaha-populus), rakyat
biasa yang memiliki suara di Dewan Rakyat, Budak (tawanan yang tidak memiliki
hak), Proletar (warga negara Roma yang hanya memiliki dirinya sendiri). (Aized,
2014 : 486-491).

Rekayasa Ide : Letaknya yang strategis membuat wilayah Bangsa Romawi cocok
untuk perdagangan jalur laut dan aman dari serangan musuh. Selain itu bangsa
Romawi yang terkenal dengan sistem Patrilineal dimana, perempuan tidak
diperbolehkan untuk memegang kendali dalam hal politik dan hukum seperti
menjadi konsul. Karena sistem ini menerapkan hanya garis keturunan ayah ke
anak laki-laki atau hanya mencakup keluarga laki-laki saja yang berhak ikut
dalam politik kerajaan. Tak hanya pada masa Romawi Kuno saja, Bangsa
Indonesia juga menerapkan hal seperti dan untuk beberapa suku ada yang
menerapkan namanya matrilineal, seperti suku Minang.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unsri.ac.id/25223/2/Isi%20%2816%29.pdf

Aized, Rezim. (2014). Kitab sejarah Terlengkap Peradaban-Peradaban Besar

Dunia : Dari Sebelum Masehi Hingga Modern. Yogyakarta: Laksana.

Blakde, Richart. (2015). Konspirasi Romawi : Perebutan Kekuasaan, Asmara, dan

Kehancuran Imperium Romawi. Tangerang : Pustaka Alvabet.

Djaja, Wahyudi. (2012). Sejarah Eropa Dari Eropa Kuno Sampai Eropa Modern.

Yogyakarta : Ombak.

Eva, Lister.Sejarah Eropa Kuno Hingga Kini.Medan: Universitas Negeri Medan

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Romawi_Kuno#:~text=Kekaisaran
%20Romawi%20tumbuh%20menjadi%salah,persegi%20pada%20tahun
%20117%20M

Anda mungkin juga menyukai