Anda di halaman 1dari 8

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik
merupakan penelitian yang meneliti mengkaji hubungan antara dua variabel
ataupun lebih dan peneliti cukup hanya mengamati tanpa melakukan
intervensi pada subjek penelitian. Pendekatan cross sectional merupakan jenis
penelitian yang hanya melakukan pengukuran data pengamatan subjek
penelitian sebanyak satu kali pada satu saat. Satu saat yang dimaksudkan di
sini bukanlah semua subjek penelitian diteliti secara bersamaan di saat yang
sama, akan tetapi tiap subjek hanya diobservasi sebanyak satu kali dan
pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat tersebut (Harlan and Johan,
2018).

B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
RSUD Dr. Moewardi, dan RS UNS.

C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa preklinik di Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta serta dokter muda di
RSUD dr. Moewardi dan RS UNS.
2. Subjek
Mahasiswa preklinik serta dokter muda yang memiliki kriteria
inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
1) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif
2) Mahasiswa preklinik telah mengikuti kegiatan perkuliahan
setidaknya selama 2 semester (bukan mahasiswa baru)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Dokter muda yang tengah menjalani masa kepaniteraan klinik


b. Kriteria eksklusi
1) Sedang mengalami sakit fisik berat
2) Mengonsumsi obat-obatan & zat psikoaktif tanpa pengawasan
dokter
3) Mengundurkan diri dari penelitian.

D. Teknik Sampling dan Besar Sampel


Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah
proportionate stratified random sampling. Teknik proportionate stratified
random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan cara
membagi populasi menjadi populasi yang lebih kecil ke dalam strata,
kemudian dari setiap strata tersebut diambil sampel secara acak secara
proporsional. Teknik sampling ini digunakan apabila dalam populisa terdapat
unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono,
2019).
Pada penelitian ini mahasiswa preklinik yang diteliti adalah mahasiswa
aktif yang sudah menjalani perkuliahan selama 2 semester (mahasiswa
angkatan 2018, 2019, dan 2020) serta dokter muda yang tengah menjalani
masa kepaniteraan klinik di rumah sakit (tidak sedang cuti ataupun dalam
waiting list). Pemilihan kriteria ini disebabkan oleh mahasiswa yang baru saja
masuk program studi kedokteran memiliki faktor pemicu kecemasan/tekanan
eksternal yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang sudah menjalani
masa perkuliahan dan kepaniteraan klinik. Beberapa tekanan eksternal yang
dapat memicu kecemasan di antara lain seperti masalah finansial, masalah
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, tinggal di lingkungan asing dan jauh
dari orang tua (Mofatteh, 2020).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini dihitung menggunakan


rumus perhitungan sampel penelitian cross sectional (Masturoh and Anggita,
2018) yaitu :
𝑍 2 𝑝(1 − 𝑝)𝑁
𝑛=
𝑑 2 (𝑁 − 1) + 𝑍 2 𝑝(1 − 𝑝)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Z = Derajat kepercayaan pada tingkat 95% (1,96)
p = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (0,50)
d = Derajat penyimpangan terhadap populasi (0,10)
Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang harus diambil untuk
penelitian ini adalah sebesar :
1,962 . 0,5(1 − 0,5)1072
𝑛=
0,12 (1072 − 1) + 1,962 . 0,5(1 − 0,5)
1.029,5488
𝑛=
11,6704
𝑛 = 88,2188099808 = 89
Kemudian dilakukan penghitungan besaran sampel per-strata, dengan
strata yang dimaksud adalah mahasiswa preklinik angkatan 2018, 2019, dan
2020 serta dokter muda dengan tahun masuk kepaniteraan klinik 2019, 2020,
dan 2021. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung besaran sampel
per strata menurut Ibrahim (2020) adalah sebagai berikut:
𝑁𝑖
𝑛𝑖 = 𝑛
𝑁
Keterangan :
ni = Jumlah sampel menurut strata
n = Total jumlah sampel
Ni = Jumlah populasi menurut strata
N = Total jumlah populasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Maka jumlah anggota sampel perstratanya adalah sebagai berikut


1. Mahasiswa Preklinik
a. Angkatan 2018
213
𝑛𝑖 = . 89
1072
𝑛𝑖 = 17,68376866 = 18
b. Angkatan 2019
210
𝑛𝑖 = . 89
1072
𝑛𝑖 = 17,43470149 = 18
c. Angkatan 2020
238
𝑛𝑖 = . 89
1072
𝑛𝑖 = 19,75932836 = 20
2. Dokter Muda
a. Tahun masuk 2019
30
𝑛𝑖 = . 89
1072
𝑛𝑖 = 2,49067164 = 3
b. Tahun masuk 2020
223
𝑛𝑖 = . 89
1072
𝑛𝑖 = 18,51399254 = 19
c. Tahun masuk 2021
158
𝑛𝑖 = . 89
1072
𝑛𝑖 = 13,11753731 = 14
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan
adalah sekurang-kurangnya sebanyak 89 sampel. Dengan rincian sampel
mahasiswa preklinik angkatan 2018 sebanyak 18 orang, angkatan 2019
sebanyak 18 orang, angkatan 2020 sebanyak 20 orang. Sedangkan rincian
sampel dokter muda tahun masuk 2019 sebanyak 3 orang, tahun 2020
sebanyak 19 orang, dan tahun 2021 sebanyak 14 orang. Sehingga total akan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diambil sebanyak 92 sampel, perbedaan jumlah sampel akhir dan sampel awal
dikarenakan adanya pembulatan ke atas pada perhitungan sampel perstrata.

E. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan studi observasional
analitik. Hal ini berarti penelitian ini menggunakan studi observasional
pada rancangan studi analitik. Studi analitik merupakan sebuah studi yang
meneliti hubungan antara dua buah variabel ataupun lebih (Purwanita and
Cahyaningrum, 2019). Studi analitik kemudian dapat dibagi menjadi dua,
yaitu studi observasional dan studi eksperimental. Pada studi
observasional, seperti yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti hanya
melakukan observasi pada sampel penelitian tanpa melakukan intervensi
apapun. Sedangkan pada studi eksperimental peneliti melakukan
intervensi pada sampel dan mengamati hasil intervensi tersebut pada
subjek penelitian.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian cross sectional.
Pendeketan penelitian cross sectional berfungsi untuk meneliti hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen (Adiputra et al.,
2021). Ciri khas dari pendekatan ini adalah pengumpulan data dilakukan
pada satu waktu yang sama. Akan tetapi maksud satu waktu yang di sini
bukanlah maksud secara harfiah. Yang dimaksudkan di sini adalah
pengumpulan data cukup dilakukan satu kali saja dan pengukuran datanya
dilakukan cukup saat itu saja. Tidak perlu melakukan follow up dan
pengukuran data berulang kali.
Terdapat beberapa keunggulan pada metode pendekatan penelitian
cross sectional, di antara lain adalah efisien, praktis, hasil penelitian mudah
dan cepat didapat. Selain itu jarang sekali subjek penelitian memutuskan
untuk drop out dari penelitian cross sectional. Akan tetapi terdapat juga
kekurangan dari metode pendekatan ini, di antara lain adalah tidak terdapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

adanya follow up sehingga tidak dapat menjelaskan proses perkembangan


penyakit. Selain itu dibutuhkan juga sampel penelitian yang cukup besar
untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Berdasarkan pertimbangan
mengenai keunggulan serta kekurangan itu lah yang menjadikan alasan
penggunaan metode pendekatan cross sectional pada penelitian ini.

F. Identifikasi Variabel Penelitian


1. Variabel Bebas
Jenjang pendidikan kedokteran berupa status mahasiswa preklinik dan
dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Variabel Terikat
Tingkat kecemasan mahasiswa preklinik dan dokter muda Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Variabel Luar
Faktor eksternal yang memicu timbulnya kecemasan seperti riwayat
gangguan kecemasan ataupun gangguan mental lainnya pada diri sendiri
ataupun keluarga, permasalahan ekonomi, tertimpa musibah, dan masalah
pada keluarga.

G. Definisi Operasional Variabel


1. Jenjang Pendidikan
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Jenjang pendidikan Kuisioner 1. Mahasiswa Nominal
merupakan tahapan Preklinik
pendidikan yang dilalui 2. Dokter Muda
oleh peserta didik. Pada
pendidikan kedokteran
jenjang pendidikan ini
dapat dibedakan menjadi
mahasiswa preklinik dan
dokter muda
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tingkat kecemasan
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Menurut (Sadock et al., 1. Skor 20-44 :
2017) kecemasan Tidak Cemas
merupakan kondisi 2. Skor 45-59 :
dimana otak Cemas Ringan
mengirimkan sinyal 3. Skor 60-74 :
yang memprediksi Cemas Sedang
bahaya yang akan 4. Skor 75-80 :
Zung Self-
datang, akan tetapi Cemas Berat
Rating Anxiety Ordinal
bahaya tersebut tidak
Scale
segera muncul. Hal ini
(SAS/SRAS)
akan memicu kondisi
ketidaknyaman dan
abnormalitas pada tubuh
yang distimulasi oleh
sistem simpatis,
parasimpatis, dan
endokrin.

H. Alat dan Bahan Penelitian


1. Lembar informed consent
2. Lembar formulir data diri
3. Kuisioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SARS)

I. Cara Kerja Penelitian


1. Memberi responden lembar informed consent dan data diri untuk diisi
2. Responden diminta untuk mengisi kuesioner Zung Self-Rating Anxiety
Scale sesuai petunjuk dan panduan peneliti. Kuisioner ini berfungsi untuk
mengukur tingkat kecemasan responden, dengan rincian hasil sebagai
berikut :
a. 20 – 44 : Tidak Cemas / Normal
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. 45 – 59 : Cemas Ringan
c. 60 – 74 : Cemas Sedang
d. 75 – 80 : Cemas Berat
3. Peneliti melakukan perhitungan skor kuesioner tiap sampel
4. Peneliti melakukan analisis data sampai data mempunyai makna.

Gambar 3.1. Alur Penelitian

J. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah uji t
tidak berpasangan. Uji t tidak berpasangan merupakan uji statistik untuk
menguji perbedaan mean dari satu grup sampel dengan grup sampel lainnya.
Dari uji ini berfungsi untuk melihat apakah terdapat perbadaan mean yang
signifikan pada kedua sampel (Ismail, 2018).

Anda mungkin juga menyukai