PEMULIHAN PSIKOLOGIS
KASUS KEKERASAN SEKSUAL
DI PERGURUAN TINGGI
Dian Indraswari
Yayasan Pulih
The Founders
Prof. Irwanto PhD, Psychologist Dr. Karlina Supelli Ali Aulia Ramly, SPsi, MA
Organisasi profesional bukan untuk profit yang berdiri sejak tahun 2002. Secara singkat Yayasan Pulih adalah
: Lembaga bantuan psikologis & penguatan psikososial 2
Visi:
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan tangguh melalui pemberdayaan
psikososial yang menjunjung tinggi martabat dan hak asasi manusia
Misi:
1. Mengarusutamakan penguatan psikososial untuk rakyat dalam pelayanan
publik
2. Menguatkan peran psikologi dalam proses hukum untuk mendukung
tercapainya keadilan dalam penanganan kasus kekerasan
3. Menguatkan kapasitas psikososial lembaga dan pekerja kemanusiaan
4. Menjadikan Pulih lembaga acuan utama model penguatan psikososial bagi
penanganan kekerasan pada kelompok rentan
5. Menjadikan Pulih organisasi yang kompeten, terjangkau, terpercaya, mandiri
dan terus berkembang
Dampak Psikologis/Mental KS • Mengalami kebingungan; rasa tidak percaya; • Dampak jangka pendek masih bisa terus
hampa; marah; sedih; tidak berdaya; malu; dialami;
menjadi agresif; menyalahkan diri sendiri; • Alami gangguan psikologis lebih berat,
• Menyesali keadaan dalam arti memiliki misalnya: depresi, gangguan identitas
pikiran-pikiran “seandainya aku….”, dll; terpecah (split personality)
• Mempertanyakan atau menyalahkan Tuhan; • Bunuh diri atau keinginan untuk bunuh diri;
• Menghindari tempat kejadian atau tempat • Mengalami gangguan stres pascatrauma
yang serupa dengan tempat kejadian; • Mengalami gangguan makan; gangguan tidur;
• Rasa takut atau muak pada pelaku atau orang • Memiliki masalah personal dengan lawan
yang menyerupai pelaku; jenis; hasrat seksual menurun; menjadi tidak
• Mengalami mimpi buruk; sulit tidur tertarik pada lawan jenis
• Menarik diri; sulit berkonsentrasi; kehilangan • Perilaku seks berisiko yang tertampil dalam
nafsu makan; bentuk berganti-ganti pasangan;
• Merasa diri kotor atau tidak berharga; • Perilaku yang melanggar aturan dan hukum
kehilangan kepercayaan diri; merasa jijik pada seperti mencuri atau membolos;
diri sendiri; merasa jijik pada segala sesuatu • Skeptis pada sistem hukum dan nilai-nilai
yang mengingatkan korban pada pelaku atau kehidupan;
kejadian;
• Memiliki pikiran yang berulang-ulang tentang
kejadian;
Dampak Kekerasan Seksual Dampak jangka pendek,
jangka panjang & kompleks
bagi korban/penyintas.
Dampak bervariasià
karakteristik kejadian traumatis Contoh : kehamilan krn
& penghayatan korban. pemerkosaan (dampak fisik) -
-> jijik/rendah diri (dampak
Kepribadian, usia, gender, Fisik psikologis)à stigma
disabilitas, pola asuh, masyarakat (dampak sosial).
pengalaman traumatis
sebelumnya, tingkat sosial
ekonomi, budayaà
mempengaruhi penghayatan Psikis Sosial,
Diperlukan “layanan”
korban terhadap kejadian. Ekonomi
Dukungan keluarga & lingkungan sosial àmempengaruhi tingkat keparahan & resiliensi/kemampuan korban untuk pulih.
Penyelidikan ataupun proses hukum perlu mempertimbangkan reaksi-reaksi tersebut agar tindakan yang dilakukan tidak
memperburuk kondisi penyintas selama pemulihan.
4 Layanan untuk Merespons KBG
Layanan Layanan
kesehatan kesehatan mental
FOKUS MATERI
Layanan
Layanan
penegakan dan
keamanan
bantuan hukum
Webinar Series Yayasan Pulih
Permendikbudristek 30/2021
Pendampingan
Pencegahan Penanganan dan Pemulihan
Perlindungan
Stres Trauma
• Tidak didahului peristiwa • Didahului peristiwa traumatis
traumatis • Mendadak
• Bertahap, Menumpuk, • Umumnya berjangka panjang
sedikit demi sedikit
• Pengaruh trauma umumnya
• Dampak hilang ketika sama bagi setiap orang, yaitu
stressor hilang kengerian
• Reaksi stres bisa berbeda
untuk setiap seseorang
Korban atau Penyintas?
• Korban adalah orang yang telah mengalami Kekerasan
Berbasis Gender (termasuk kekerasan seksual).
• Istilah“korban”dan penyintas dapat dipergunakan secara
bergantian.
• “Korban” adalah istilah yang seringkali digunakan untuk
sektor hukum dan medis.
• Penyintas adalah istilah umum yang lebih disukai oleh sektor
yang memberikan pelayanan dukungan psikologi dan sosial
karena istilah ini mengandung unsur kekuatan untuk
bertahan (survive).
Apa itu resiliensi?
• Proses untuk beradaptasi dengan baik dalam menghadapi
kesulitan, trauma, tragedi, ancaman atau sumber stres lainnya yang
signifikan.
• Resiliensi bukanlah merupakan karakter yang dimiliki atau tidak
dimiliki oleh individu.
• Resiliensi melibatkan perilaku, pikiran, dan perasaan yang
menyertainya à yang dapat dikuatkan, dikembangkan dan
dipelajari (Meichenbaum, 2015)
• Merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan waktu dan
usaha
Resiliensi adalah kemampuan untuk…
• Bangkit kembali dan dapat mengatasi kesulitan secara efektif
• Lentur tetapi tidak patah di bawah tekanan ekstrim
• Menangani kesulitan, bertahan dan beradaptasi bahkan
ketika ada yang salah/tidak berjalan sebagaimana mestinya
• Menjaga keseimbangan ketika terjadi peristiwa yang sangat
tidak menyenangkan
• Melibatkan perilaku, pikiran, dan tindakan yang dapat
dipelajari dan dikembangkan oleh siapapun.
• Membuat individu menjadi tidak terlalu rentan terhadap
stres dan mempersiapkan diri untuk tantangan masa depan.
Psychological First Aid
Sebagai bentuk respons awal bagi korban/penyintas
Mitos atau Fakta?
• Penerima pengaduan perlu segera menggali kronologis kejadian dari
korban KS untuk menentukan penanganan selanjutnya.
• Setiap korban KS memerlukan layanan psikologis oleh psikiatri dan
psikolog.
• PFA dapat diberikan oleh siapa saja yang terlatih.
• Saat korban KS menangis, pendamping perlu meminta korban KS untuk
tidak menangis dan berfokus untuk menceritakan masalahnya agar dapat
segera dibantu
Psychological First Aid (PFA)
PFA merupakan tanggapan pertama: segera setelah terjadi
atau terungkapnya suatu peristiwa, yang bertujuan untuk
mengurangi dampak negatif stres dan mencegah timbulnya
gangguan kesehatan mental yang lebih buruk.
LINK
Webinar Series Yayasan Pulih
Look :
mengenali & memberikan perhatian
25
Hal-hal Yang Menghambat dalam memberi
Penangan yang Empatik
Faktor
Belum Bias lingkungan,
Terbiasa Pribadi sosbud, jenis
kelamin
Hambatan
Kondisi fisik
menggunakan
dan emosi
bahasa
(kelelahan
verbal/non
kepedulian)
verbal
Bagaimana Bila Penyintas
Tidak Mau Bicara?
• Beri waktu bagi penyintas untuk menstabilkan
emosinya
• Tetap hadir di dekatnya
• Menggunakan media yang dapat membantu (misal :
perlengkapan seni/menggambar, menulis dsb)
• Membantu penyintas dalam mencari informasi
dan bantuan yang diperlukan
• Menghubungkan penyintas dengan dukungan
Link : sosial (keluarga, teman,
sekolah/kampus/tempat kerja dsb)
Menghubungkan • Merujuk kepada professional atau pihak lain
Pihak Terkait yang terkait dengan masalah penyintas
• Identifikasi direktori rujukan sesuai
ketersediaan di daerah setempat.
Webinar Series Yayasan Pulih
Do’s & don’t’s: Prinsip Praktis dalam Pemberian PFA
Safe Place:
https://www.youtube.co
03 04 Butterfly hug:
https://www.youtube.com
m/watch?v=HEY3Mve_gg /watch?v=_wYoVGye_qI
A
Terima kasih
Jl. Teluk Peleng 63 A
Komplek AL-Rawa Bambu
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Telp : +62 21 788 42 580
Fax : +62 21 782 3021
https://yayasanpulih.org @yayasanpulih
@yayasanpulih
@YayasanPulih
32