Anda di halaman 1dari 2

RESILIENSI AKADEMIK

Pada lingkungan akademik, banyaknya jumlah dan ragam tugas seringkali dipersepsikan
sebagai beban (Oyoo, 2018). Oleh karena itu, perlu adanya :
 kemampuan untuk mengidentifikasi munculnya persepsi
 mengenali sumber pikiran negatif
 dan cara mengelolanya secara efektif

Martin dan Marsh (2003) mendefinisikan resiliensi akademik sebagai kemampuan untuk
menghadapi kemunduran (setback), stres atau tekanan secara efektif pada
lingkungan akademik.

Martin dan Marsh (2003) mengemukakan bahwa resiliensi akademik memiliki dimensi sebagai
berikut :
1. Confidence (self-belief)
Confidence (self-belief) merupakan keyakinan mahasiswa akan kemampuan diri
sendiri untuk melakukan tugas akademik dengan baik, menghadapi tantangan
yang harus dihadapi, dan memberikan kemampuan yang terbaik dalam
mengerjakannya.
2. Control (a sense of control)
Control (a sense of control) merupakan kemampuan mahasiswa untuk
mengelola dan mengendalikan diri dalam menghadapi tuntutan dan tantangan
yang muncul dari proses belajar.
3. Composure (vs anxiety)
Composure artinya dalam kamus Bahasa Indonesia adalah kb. ketenangan,
kesabaran. to regain o`s c. memperoleh ketenangan kembali. Maknanya adalah
ketenangan dalam hal pikiran, pembawaan, dan penampilan. Faktor yang
mempengaruhi composure terdiri atas dua bagian, rasa cemas dan khawatir.
Rasa cemas dimaknai sebagai perasaan yang dialami mahasiswa saat berpikir
tentang tugas, ujian, dan penelitian akademik. Sementara rasa khawatir diartikan
sebagai perasaan yang dialami mahasiswa saat tidak mampu lakukan tugas, ujian
dengan baik.
4. Commitment (persistence)
Commitment atau persistence adalah kemampuan mahasiswa untuk tetap
berusaha menyelesaikan beban akademik yang diterima olehnya meskipun hal
tersebut tidak mudah dan penuh tantangan.

Penelitian Karimi et al., (2014), menyebutkan faktor yang dapat mempengaruhi


resiliensi akademik adalah kemampuan self-regulated learning. Hal ini karena
self-regulated learning dapat mempengaruhi ranah kognisi dan motivasi.
Self Regulation adalah proses dimana seseorang dapat mengatur pencapaian
dengan aksi mereka, mengevaluasi kesuksesan mereka saat mencapai target atau
saat mengalami kemunduran. Suatu pembelajaran yang mengajarkan individu
untuk dapat mengatur dirinya.

Sementara itu, Rojas (2015) mencatat bahwa dukungan sosial berupa bimbingan
dan dukungan keluarga memiliki kontribusi besar dalam mempengaruhi
kemampuan resiliensi akademik.

Resiliensi akademik akan tercapai jika mahasiwa mampu mengidentifikasi


penyebab persepsi tugas akademik sebagai beban (distres), dan mengetahui
cara mengelola persepsi tersebut secara efektif.

Dalam membantu anda mengidentifikasi penyebab persepsi tersebut, anda perlu


paham dan mampu mengidentifikasi pikiran negatif yang merupakan fondasi
perilaku coping stress yang maladatif.

Anda mungkin juga menyukai