TGS PJBL Kel 4
TGS PJBL Kel 4
Rasa syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya
penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini
penulis beri judul Pendekatan Degradasi Termodinamika Untuk Mengukur Respon Stress
Manusia.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas PJBL Termodinamika dari dosen
pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi penulis dan bagi para pembaca. Khususnya tentang hal yang berkaitan dengan
Pendekatan Degradasi Termodinamika Untuk Mengukur Respon Stress Manusia.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Renol Afrizon,
S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Termodinamika. Tidak lupa pula bagi pihak-
pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
penulis membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan penulis, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.
Penulis
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keriput diwajah dan tingkat stress juga termasuk contoh dari perubahan entropi,
Stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia.
Kupriyanov dan Zhdanov (2014) menyatakan bahwa stres yang ada saat ini adalah
sebuah atribut kehidupan modren. Hal ini dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup
yang tidak bisa terelakkan. Baik di lingkungan sekolah, kerja, keluarga, termasuk anak-
anak, remaja, dewasa, atau yang sudah lanjut usia. Dengan kata lain, stres pasti terjadi
pada siapapun dan dimanapun.
Banyak peneliti telah mempelajari fisiologi stres manusia untuk lebih memahami
kompleksitas respons stres terhadap peristiwa stres di lingkungan yang berbeda. Sistem
fisiologis manusia mempertahankan suhu inti internal (98.6 ∘ F) pada tingkat normal
dengan meningkatkan atau menghambat produksi panas dan kehilangan panas. Status
mempertahankan suhu internal yang konstan disebut keadaan homeotermikdan fenomena
itu disebut homeostasis. Suhu kulit jari, yang dianggap mewakili sistem saraf simpatis
(SNS), merupakan indikator kuat dari respons stres manusia.
2. Rumusan masalah
1. Bagaimana perubahan keadaan entropi antara sistem fisiologis manusia dan lingkungan
fisik?
3. Tujuan
1. Mengetahui perubahan keadaan entropi antara sistem fisiologis manusia dan lingkungan
fisik
PEMBAHASAN
A. Perubahan Keadaan Entropi Antara Sistem Fisiologis Manusia dan Lingkungan Fisik
Di sisi lain, ada pula orang-orang sesat di dunia ini. Mereka adalah orang-orang
yang tidak setuju dengan dogma entropi untuk melestarikan kehidupan dan meningkatkan
kebahagiaan untuk melanggengkan eksistensi manusia. Mereka adalah para pendukung
perang. Mereka adalah orang-orang yang bersorak saat pemimpin dunia atau tokoh yang
mengancam atau melecehkan negara lain dengan alasan apa pun, yang oleh karenanya
dapat menyebabkan perang nuklir skala penuh. Mereka adalah orang-orang yang
mendukung hancurnya peradaban manusia. Ketika kita melihat orang-orang ini dengan
skala kosmos, mungkin merekalah “orang baik” yang sebenarnya. Mungkin mereka
adalah versi manusia yang telah berevolusi lebih jauh, sehingga secara tidak sadar
menginginkan alam semesta hidup lebih lama tanpa peradaban kita yang merusak.
Setelah melihat dua tipe manusia di atas, kebingungan moral muncul: yang
manakah yang “baik”, mereka yang melestarikan peradaban manusia, atau mereka yang
mempercepat kehancurannya demi melestarikan alam semesta? Penulis berpendapat
bahwa hal tersebut tergantung pada perspektif, namun entropi yang perkasa mungkin
memiliki satu kepentingan yang menguntungkan umat manusia. Ia ingin manusia
melestarikan peradabannya, sehingga entropi dapat mendaur ulang alam semesta sedikit
lebih cepat apabila ia melakukannya tanpa manusia.
PENUTUP
Kesimpulan
Studi ini melibatkan penggunaan ekspresi perubahan entropi untuk menilai respon stres
manusia dalam kerangka metodologi degradasi termodinamika. Diakui bahwa perubahan entropi
hanyalah degradasi entropi seperti yang diungkapkan oleh suhu kulit jari. Tingkat penuaan
diperoleh dari rasio distribusi entropi selama tugas stres dengan waktu pemulihan. Secara
khusus, metode degradasi termodinamika ini dapat digunakan dalam pengaturan profesional di
mana pekerja terkena berbagai tekanan lingkungan.
Saran