Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK)


PROGRAM GURU BELAJAR
SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM

Diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan

Dalam Jaringan:
Tanggal 14-18 Januari
2021

Disusun Oleh :
SUPRIYANTO, S.Pd
NIP. 19xxxxxx 200903 1 xxx

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPTD SDN TANJUNG 02 KEC. NGUTER
TAHUN 2021
IDENTITAS DIRI

1. Nama Sekolah : UPTD SDN Tanjung 02


2. Nama Guru : Supriyanto, S.Pd.
3. NIP : 19xxxxxx 200903 1 xxx
4. NRG : xx027xxxxxxx
5. NUPTK : xxxxxxxxxxxxxxxx
6. Sertifikat Pendidik : xxxxx027xxxxx
7. Jabatan/Golongan : Guru Muda, III/c
8. Alamat Instansi :
 Alamat Sekolah : : Dukuh RT 01/06
 Desa/Kecamatan : Tanjung/Nguter
 Kabupaten, Provinsi : Kabupaten Sukoharjo
 Provinsi : Jawa Tengah
 Telpon/Fax : -
 Email : sdntanjung02@gmail.com
9. Mengajar Guru Kelas/Mapel : Guru Kelas
10. SK Pengangkatan
a. Sebagai CPNS
: Bupati Sukoharjo
 Pejabat yang mengangkat
 Nomor SK : 813.2/59/2009
 Tanggal SK : 22 – 04 – 2009
 TMT : 01 – 03 – 2009
b. Pangkat Terakhir
 Pejabat yang mengangkat : Bupati Sukoharjo
 Nomor SK : 823.3/39/2020
 Tanggal SK : 28 – 09 – 2020
 TMT : 01 – 10 – 2020
11. Alamat Rumah
 Jalan : Karanganyar
 Kelurahan/Kecamatan : Karanganyar
 Kabupaten, Provinsi : Kab. Karanganyar , Prov. Jateng
 Telpon/Fax : HP. 085xxxxxxxxx
 Email : supri.511852@gmail.com

ii
PENGESAHAN LAPORAN
PENGEMBANGAN DIRI

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK)


PROGRAM GURU BELAJAR
SERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM

Disusun Oleh :

SUPRIYANTO, S.Pd.
NIP. 19xxxxxx 200903 1 xxx

Sukoharjo, 1 Februari 2021


Kepala UPTD SD Negeri Tanjung 02 Koordinator PKB,
Kecamatan Kartasura

Drs. Slamet, M. Pd.


NIP. 1962xxxx 198201 1 xxx NIP.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Pengembangan Diri
Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 14-18 Januari 2021.
Di dalam Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum serta penyusunan laporan ini, penulis telah
mendapat banyak kesempatan, menerima bimbingan, petunjuk, bantuan serta
saran-saran yang bermanfaat dari berbagai pihak, yang semuanya itu dapat
memberikan kemudahan dan menunjang dalam menyelesaikan penulisan
laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya, kepada:
1. Drs. Darno, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo.
2. Drs. Slamet, M. Pd., Kepala UPTD SDN Tanjung 02 Kabupaten Sukoharjo.
3. Panitia, peserta dan narasumber serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis berupaya menyusun laporan sebaik mungkin. Meskipun
demikian, jika terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan laporan
pengembangan diri ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi penulis sendiri khususnya.

Sukoharjo, 1 Februari
2021 Penulis,

Supriyanto, S.Pd
NIP. 19xxxxxx 200903 1 xxx

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


IDENTITAS DIRI ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI ....................................................
A. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
B. ALASAN MENGIKUTI DIKLAT .................................................... 3
C. PELAKSANAAN DIKLAT .............................................................. 3
D. TEMPAT DAN WAKTU .................................................................. 4
E. TUJUAN DIKLAT ............................................................................ 4
F. MATERI DALAM DIKLAT ............................................................. 4
G. NARA SUMBER ............................................................................... 26
H. PESERTA DIKLAT ........................................................................... 27
I. HASIL / MANFAAT YANG DIPEROLEH ..................................... 27
J. TINDAK LANJUT ............................................................................ 27
K. DAMPAK SETELAH MENGIKUTI DIKLAT ................................ 28
L. PENUTUP........................................................................................... 28

LAMPIRAN - LAMPIRAN

v
PELAKSANAAN KEGIATAN
“Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum Tahap 3”

A. PENDAHULUAN
Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada
pendidikan dasar dan menengah kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar
70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca di bawah minimum. Sama
halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di
bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah
kompetensi minimum untuk keterampilan sains. Skor PISA Indonesia
stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan Indonesia
menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA yang
terendah. Bagaimana pendapat Anda?
Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna
mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan
secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu pada tahun 2021 mendatang,
Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi
diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan
lembaga terkait.
Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu
sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki
konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun
memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi
siswa.
Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah
disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat
mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan video yang
disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem
Makarim. Silakan cermati dengan seksama dan mencatat poin penting yang

1
Anda peroleh..

2
B. ALASAN MENGIKUTI BIMTEK
1. Surat Undangan/Brosur Bimtek dari Dirjen GTK Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
2. Surat Tugas dari Kepala UPTD SDN Tanjung 02 Kabupaten Sukoharjo
3. Mengetahui bagaimana Konsep AKM
4. Dapat menerapkan AKM di masa Pandemi
5. Meningkatkan profesionalisme sebagai guru.

C. PELAKSANA BIMTEK
Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum Tahap 3 dilaksanakan oleh Dirjen GTK Kementrian Penidikan dan
Kebudayaan.

D. TEMPAT DAN WAKTU


Kegiatan Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum Tahap 3 dilaksanakan tanggal 14 – 18 Januari 2021 ,
bertempat di https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/

E. TUJUAN BIMTEK

Tujuan dilaksanakannya Bimbingan Teknis Program Guru Belajar


Seri Asesmen Kompetensi Minimum Tahap 3 adalah untuk :
1. Memahami konsep Asesmen Nasional.
2. Memahami bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional.
3. Menganalisis contoh asesmen literasi membaca pada Asesmen
Kompetensi Minimum.
4. Menganalisis contoh asesmen numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
5. Membaca dan menindaklanjuti laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
6. Melakukan pengimbasan dengan mengajak rekan guru yang lain untuk
mengikuti program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum.

3
F. MATERI DALAM BIMTEK
Materi pokok yang disajikan Bimbingan Teknis Program Guru
Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Tahap 3 adalah sebagai berikut:
Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum, Pengantar
Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum, Konsep
Asesmen Nasional Teknis Pelaksanaan Asemen Nasional, Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SD, Asesmen Numerasi pada Tingkat SD, Tindak Lanjut
Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum, Asesmen Pasca Program
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum.
Adapun Ringkasan materi pokok di atas adalah sebagai berikut
1. Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum
a. Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen Nasional
Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada
pendidikan dasar dan menengah kurang memadai. Pada tahun 2018,
sekitar 70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca di bawah
minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains,
71% siswa berada di bawah kompetensi minimum untuk matematika
dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum untuk keterampilan
sains. Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15 tahun terakhir.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang
konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah. Bagaimana
pendapat Anda?
Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna
mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu
pendidikan secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu pada tahun
2021 mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN)
sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan
hasil koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
sejumlah dinas dan lembaga terkait.
Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan
mutu sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak
memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa
4
namun

5
memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan
kompetensi siswa.
Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah
disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat
mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan video
yang disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Nadiem Makarim. Silakan cermati dengan seksama dan
mencatat poin penting yang Anda peroleh.
b. Pentingnya Asesmen Nasional
Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi
pada pencapaian siswa dalam menguasai materi pelajaran dan nilai
ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan
lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi
pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa
menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial untuk
menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki
kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi
informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada
masyarakat.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut?


Ya, menggunakan Asesmen Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan
sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang
harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil
6
belajar kognitif

7
siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga
memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya
sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi
tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan.
Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga
menjadi rujukan pencapaian karakter bagi seluruh siswa di
Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum
serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila
yang ingin dicapai oleh siswa yaitu:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.
2) Berkebhinekaan global
3) Mandiri
4) Bernalar kritis
5) Kreatif
6) Gotong royong

Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses
pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi.
Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep,
dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks.
Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi
lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep
yang dapat diterapkan di berbagai
8
konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan
hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik
inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.
Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan
abad 21 dan profil pelajar Pancasila? Simak penjelasannya pada
materi yang telah disediakan berikut ini.

2. Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen


Kompetensi Minimum.
Sebelum memulai proses belajar, Anda diharapkan mengisi
Asesmen Pra Program yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman awal Anda. Untuk itu, Anda diminta menjawab sesuai
dengan kemampuan Anda. Anda akan diberikan soal-soal pilihan ganda
yang terdiri atas 30 soal. Silakan memilih jawaban menurut Anda paling
tepat.
Bagaimana jika hasil asesmen pra kurang maksimal? Tidak perlu
khawatir bila mendapat hasil yang kurang memuaskan. Pada akhir
program, Anda akan mengisi kembali kuis ini pada aktivitas Asesmen
Pasca Program. Anda dapat membandingkan hasil yang diperoleh antara
asesmen pra dengan asesmen pasca. Dengan demikian, Anda dapat
mengukur perkembangan proses belajar secara mandiri.
3. Konsep Asesmen Nasional
a. Pengantar Asesmen Nasional

9
Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami
mengenai Asesmen Nasional. Melalui penjelasan pada fase orientasi,
apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional?
Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap
mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada
jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai
berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi,
dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan
pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi
tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar.
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur
kompetensi mendasar literasi membaca dan numerasi siswa.
Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan
kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa
Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai
aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat
sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons
yang disampaikan terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa,
orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait
penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional.
Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh
mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus disebarluaskan.
b. Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen
Nasional merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan
secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk
menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-
mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar
siswa.
1) Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a)
10
perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan
antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan
pendidikan:

11
antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah
negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok
berdasarkan atribut tertentu).
2) Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang
seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan
kompetensi dan karakter siswa.
3) Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik
esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan
utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan
Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada
perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu
memberikan manfaat, bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021,
Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional
dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara
nasional. Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk
mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah. Berikut infografis yang
menjelaskan manfaat asesmen nasional.

Kaitannya dengan infografis tersebut, secara jangka panjang


Asesmen Nasional memberi kesempatan sekaligus menuntut guru
dan sekolah untuk memperbaiki kualitas pengajarannya guna
menciptakan siswa yang lebih kompeten. Hal ini terlihat dari
penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus pada daya
nalar dalam bentuk literasi membaca dan numerasi.

12
Hal ini juga mendorong guru dan sekolah mengubah praktik-praktik
pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.
Bagaimana contohnya? Misalnya, guru ingin mengembangkan
keterampilan literasi pada siswa. Dalam hal ini, guru perlu
memotivasi siswa untuk membaca tidak hanya dari buku teks, tetapi
bisa dari berbagai sumber. Guru juga perlu mengajak siswa
berdiskusi dan mengevaluasi informasi yang dibaca, tidak sekedar
meringkas dan mengulang kembali. Bagaimana dengan keterampilan
numerasi? Pada keterampilan numerasi, guru perlu memastikan
siswa memiliki intuisi angka (number sense) dan pemahaman
aritmatika dasar sejak dini. Guru juga perlu memandu siswa
memecahkan masalah terkait numerasi yang terjadi dalam konteks
kehidupannya. Hal ini disebabkan masalah yang menuntut diskusi
dan penalaran tidak dapat dipecahkan hanya dengan menghafal
rumus semata.
c. Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional

13
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:
1) Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional
tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan pada topik dan aktivitas
sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi
mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional
bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara
individu.
2) AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas.
Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan.
Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah
pertama dan atas saja.
3) Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang
pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah
jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan
untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut
perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan
AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar
siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4) Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode
survei. Metode survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa
diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik
dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana
semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5) Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi
bukan sekedar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana
yang diberikan dalam UN.
6) Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada
asesmen nasional adalah literasi membaca dan numerasi.
Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum
yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di
masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran
14
yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu.
Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata

15
pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan.
Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang
diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.
7) Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya
berbasis komputer. AN menggunakan metode penilaian
Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah
metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap
siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya.
d. Evaluasi Ujian Nasional
Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan
Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional.
Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari
evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah
berlangsung selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi
pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang
berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan
sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan.
Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi
pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan
menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional.
Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan
kognitif siswa, sehingga input dan proses pembelajaran kurang dapat
tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan
pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21,
sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013. Harapan untuk
mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan
serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan
karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila
belum lengkap dilakukan melalui UN saja.
Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki
pembelajaran pada subjek siswa yang sama. Asesmen Nasional
dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran
16
yang inovatif dan

17
berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya
kemampuan bernalar.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu
pendidikan secara nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di
akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang
mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for
learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa
digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan
siswa.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang
kuat dari pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di
Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang
perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah
pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta
implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di
kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi
direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM
sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
4. Teknis Pelaksanaan Asemen Nasional
a. Petunjuk Teknis Pelaksanaan AKM
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang
petunjuk dan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda
cermati infografik berikut ini.

18
b. Kriteria Peserta Pelaksanaan Asesmen Nasional

19
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan
tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan
yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen
Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI
yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang
berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program
kesetaraan.
Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa?
Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen
Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai
prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap
individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui
Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional
merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan
sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa
perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan
adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap
sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen
Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya
perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI
dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional
20
dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih
berada di sekolah tersebut. Selain itu,

21
Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari
proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V, VIII,
dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga
sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang
diukur dalam Asesmen Nasional.
Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan
diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan
pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah
diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses
dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen
Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi
sebagai ujian kesetaraan.
c. Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda,
pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
1) Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar
dalam satu soal.
2) Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu
jawaban benar dalam satu
3) Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik
garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan
pertanyaan dengan jawabannya.
4) Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk
menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
5) Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk
menjelaskan jawabannya.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan
menempuh soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu
sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari
semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu
seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang
sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata
pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal
22
AKM.

23
5. Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD
a. Konsep Literasi Membaca
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling
mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi
Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi
membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa
yang dimaksud dengan literasi membaca dan menulis.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk
membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami
informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks
tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan
potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya,
mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar mampu mengeja
kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu
dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam
lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus
berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya
dalam berbagai mata pelajaran.
b. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca
Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi
mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM,
yaitu literasi membaca dan numerasi.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh
mengenai Asesmen Literasi Membaca yang berlaku untuk Asesmen
Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam
penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik
atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan
pada beberapa tingkat proses kognitif.

24
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang
digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks
informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif
menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk
dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level
tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi
serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks menunjukkan aspek
kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada
AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan
saintifik.

6. Asesmen Numerasi pada Tingkat SD


a. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi
Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu
Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta
Aljabar. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses
berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan
masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah
pemahaman, penerapan, dan penalaran. Sedangkan konteks
menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu
personal, sosial budaya, dan saintifik.

25
b. Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SD
Pada jenjang SD/MI terdapat 1 level pembelajaran. Pada level
pembelajarannya terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, bilangan,
geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 8, siswa akan belajar
merepresentasikan bilangan cacah. Siswa akan mengenal bangun
geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari
persamaan dan

26
pertidaksamaan bilangan, relasi dan fungsi bilangan, serta rasio dan
proporsi.
7. Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum
a. Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi
Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai
konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai
bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh butir soal AKM
literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali
pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi
Minimum dilaksanakan.
Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi
Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan
tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk
memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa,
berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan
pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya.
Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa
dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan
kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik
berikut ini:

27
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai
mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif
dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan
demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat
capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep,
keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata
pelajaran.
b. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis
Konten Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang
menunjukan
kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan
perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen
Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu
pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi
sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis konten
menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan tugas atau
pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau
bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam.
Misalnya memimpin organisasi.

28
Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan
mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan
keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik
utama dari

29
pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat
penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa
melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan
kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan
pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah
proses, pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu
sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan
pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah.
Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar
menguasai konten materi pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada
fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan
belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang
pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat
terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi
guru antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan
kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun
laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi
siswa.

c. Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak


Lanjut Pembelajaran
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang
bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan
30
siswa

31
untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan
peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan
terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam
melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada
kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih
tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi
dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat”
berdasarkan informasi baru.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana
telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan
dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang
tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat
kompetensi berdasarkan kebutuhan, pendekatan, struktur
pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan
penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan
mencermatinya.

32
33
8. Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

G. NARASUMBER

Narasumber Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen


Kompetensi Minimum Tahap 3 adalah oleh TIM guru belajar di Dirjen GTK
Kementrian Penidikan dan Kebudayaan.

H. PESERTA BIMTEK
Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum Tahap 3 diikuti oleh Guru semua jenjang di Seluruh Indonesia
yang telah mendaftar kegiatan Bimtek ini, Adapun kriteria peserta yang bisa
mengikuti kegiatan ini adalah :
1. Semua Guru SD, SMP dan SMA/SMK
2. Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA/SMK.
3. Pengawas SD, SMP dan SMA/SMK.
4. Semua Guru SDLB, SMPLB, dan SMALB.
5. Kepala Sekolah SDLB, SMPLB, dan SMALB.
6. Peserta yang berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
sederajat SD, SMP, SMA/SMK.
7. Telah memiliki Akun SIMPKB.

34
I. HASIL / MANFAAT YANG DIPEROLEH
Hasil / manfaat yang diperoleh dalam Bimbingan Teknis Program
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Tahap 3 antara lain :
1. Pengalaman belajar yang seru.
2. Pengalaman belajar bersama sesama guru, kepala sekolah,
pengawas, dan PKBM sederajat.
3. Pemahaman terhadap Asesmen Kompetensi Nasional.
4. Sertifikat Bimtek 32 JP dan Piagam Penghargaan.

J. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dari Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum Tahap 3 adalah sebagai berikut:
1. Peserta membuat laporan Bimtek dengan baik benar.
2. Mempersiapkan nilai pengembangan diri dan karya dalam pembelajaran
untuk kenaikan pangkat sedini mungkin.
3. Dapat semakin tergerak untuk menerapkan Pendidikan yang mengacu
pada Asesmen Kompetensi Nasional

K. DAMPAK SETELAH MENGIKUTI BIMTEK


Dampak yang diharapkan melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Tahap 3 antara
lain:
1. Peningkatan profesional guru, terutama di dalam penyusunan program
Pembelajaran di Sekolah.
2. Tidak mengalami kesulitan dalam perolehan nilai angka kredit terutama
dalam pengembangan diri.
3. Peningkatan profesionalitas guru yang dibuktikan dengan perubahan
perilaku, tingginya kreativitas, dan inovasi dalam pengembangan
pembelajaran.
4. Dengan adanya kreativitas guru dalam melaksanakan
perencanaan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.

35
L. PENUTUP
Melalui Bimbingan Teknis Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum Tahap 3 diharapkan dapat meningkatkan semangat
guru dalam mengambangkan Perencanaan dan pengembangan
Pembelajaran di Sekolah sehingga mampu menjawab tantangan yang ada
terkait perkembangan siswa Asesmen Kompetensi Minimum . Selain itu guru
juga memperoleh angka kredit unsur pengembangan diri nilai 1. Setelah
mengikuti Bimtek ini diharapkan Pembelajaran yang dilakukan guru di
dalam kelas semakin kreatif dan menarik, selain itu kenaikan pangkat guru
tidak lagi terkendala.

36
LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Surat Perintah Tugas dari Kepala UPTD SDN Tanjung 02


2. Undangan
3. Jadwal Kegiatan
4. Daftar Peserta Workshop / Daftar Hadir
5. Sertifikat
6. Foto kegiatan
Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO


DINAS PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH SD
NEGERI TANJUNG 02 KECAMATAN NSS 101031105012
NPSN 20310413
NGUTER
Alamat: Dukuh, RT 01/06, Tanjung, Nguter, Sukoharjo 57571, Hp: 081904546415, Email :
sdntanjung02@gmail.com

SURAT TUGAS
No:

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Drs. Slamet, M. Pd.
NIP : 1962xxxx 198201 1 xxx
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : UPTD SD Negeri Tanjung 02, Kec. Nguter
Menugaskan kepada :
Nama : Supriyanto, S. Pd.
NIP : 19xxxxxx 200903 1 xxx
Pekerjaan : Guru
Unit Kerja : UPTD SD Negeri Tanjung 02, Kec. Nguter
Untuk mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 14-18 Januari 2021.
Demikian surat tugas ini kami buat untuk dapat dilaksanakan dengan baik dan
penuh tanggung jawab.

Makamhaji, 12 Januari 2021


Kepala UPTD SD Negeri Tanjung 02

Drs. Slamet, M. Pd.


NIP. 1962xxxx 198201 1 xxx
Lampiran 2

Pengumuman Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek)


Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi
Minimum

Pada laman https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/


i-
Beranda Seri- la#nBerianyâ -

Kegiatan yang harus Anda selesaikan

Bimtek Guru Belajar seri


Asesmen Kompetensi Minimum
SD - Angkatan 3
3)
C , - S.. :n, 18-01-"""1
Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN
Bimbingan Teknis (Bimtek)
Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum

Pokok Materi Hari, Tanggal

1. Konsep Asesmen Nasional (6 JP) 14 s.d. 18 Januari 2021

2. Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional (4 secara daring pada laman

JP) https://
gurubelajar.kemdikbud.go.id/
3. Asesmen Literasi Membaca (5 JP)

4. Asesmen Numerasi (5 JP)

5. Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen

Kompetensi Minimum (10 JP)

6. Asesmen Pra dan Pasca Program (2 JP)


Lampiran 4

Mengikuti Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek)


Program Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-
19

Pada laman https://gurubelajar.kemdikbud.go.id/


Lampiran 6

Foto Kegiatan
Bimbingan Teknis (Bimtek)
Program Guru Belajar Seri AKM
Kegi at an yang tel ah Anda ikUti

Guru Belajar seri A sesmen Kompetensi Minimum SD (Angkatan 3)


MATRIK KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri AKM

Nama Diklat Tempat Jumlah Jam Nama Mata Diklat/Kompetensi Nama Dampak*)
Kegiatan Kegiatan Fasilitator Penyelenggara
Diklat Kegiatan
Guru Belajar Daring 32 Jam Tim 1. Konsep Asesmen Nasional (6 Direktorat Guru memiliki kemampuan
Seri Asesmen /Online GTK JP) Jenderal Guru untuk memahami tujuan,
Kompetensi /PJJ Kemdikbud 2. Teknis Pelaksanaan Asesmen dan Tenaga konsep dan bentuk
Minimum Nasional (4 JP) Kependidikan pelaksanaan Asesmen
(AKM) 3. Asesmen Literasi Membaca (5 Nasional, serta dapat
JP) menganalisis contoh
4. Asesmen Numerasi (5 JP) asesmen literasi membaca
5. Tindak Lanjut Laporan Hasil dan numerasi pada
Asesmen Kompetensi Asesmen Kompetensi
Minimum (10 JP) Minimum.
6. Asesmen Pra dan Pasca
Program (2 JP)
Lampiran 5
Struktur Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Nama . sur niYANTO
No : 0030/B/KP/2021
Tanggal : 18 Januari 2021

Struktur Program Tahap 1 8imbingan Teknis (8imtek)

No Pokok M ate r\ 0 u mla h 0P


A. Pokok
1. Konsep Asesmen Nasional

2. Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasiona! 4


3. Asesmen Literasi Membaca S
4. Asesmen Numerasi S
Tind ak Lanjut Laporan Hasil Asesmen
10
Kompetensi Minimum

B. Penunjang

1. Asesmen Pra dan Pasca Program 2


Jumlah 32

Anda mungkin juga menyukai