Anda di halaman 1dari 58

BEST PRACTICE

“BINLAT SEKERAS BAJA”


JU-JITSU JUARA

OLEH :
KUSNIN, S.Pd, M.Pd
KEPALA SMP NEGERI 6 PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 6 PONOROGO
JL. HOS COKROAMINOTO 84 PONOROGO JAWA TIMUR
2021

i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
BEST PRACTICE

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : KUSNIN, S.Pd, M.Pd
NIP : 19700928 199802 1 001
NUPTK : 5260748650200003
Pangkat / Golongan : Pembina Tk.I, IV/b
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMP Negeri 6 Ponorogo
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Best Practice ini saya buat sendiri dan
tidak menyalin atau menjiplak karya orang lain. Apabila terbukti tidak sesuai
dengan persyaratan tersebut di atas, saya bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya.

Ponorogo, 28 Januari 2021


Yang membuat pernyataan
Kepala Sekolah Selaku Penulis

KUSNIN, S.Pd, M.Pd


NIP. 19700928 199802 1 001

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : KUSNIN, S.Pd, M.Pd
NIP : 19700928 199802 1 001
NUPTK : 5260748650200003
Pangkat / Golongan : Pembina Tk.I, IV/b
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SMP Negeri 6 Ponorogo

Telah membuat Best Practice dalam rangka Uji Kompetensi Kepala Sekolah
(UKKS)

Ponorogo, 28 Januari 2021


Menyetujui,
Pengawas Kepala Sekolah Selaku Penulis

Drs. TRISETYO MISENO, M.Pd K U S N I N, S.Pd, M.Pd


NIP. 19630420 198803 1 012 NIP. 19700928 199802 1 001

Mengetahui,
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN PONOROGO

Ir. ENDANG RETNO WULANDARI, M.M


Pembina Utama Muda
NIP. 19630411 198903 2 007

iii
ABSTRAK

Kusnin, 2021 “Binlat Sekeras Baja” Ju-Jitsu Juara.


Kata Kunci : Pembinaan dan Pelatihan, Kerja keras, Berjuang, Ju-Jitsu.

Selama ini disadari dan masih banyak dijumpai, bahwa program pembinaan dan
pelatihan kegiatan ekstra di sekolah-sekolah, masih sering terjebak pada “rutinitas”
belaka. Dalam arti belum ada perencanaan yang matang, kurang gregat berlatih,
kurangnya fasilitas latihan, pola latihannya monoton, pelatih yang kurang kualified,
minim uji tanding, minim ikut kejuaraan, kurang teknik dan strategi, dan bahkan kurang
adanya target yang jelas. Padahal pengembangan bakat, potensi dan kemampuan peserta
didik yang mengikuti kegiatan ekstra harus dilakukan secara optimal agar meraih prestasi
tinggi (juara). Melihat situasi dan kondisi yang demikian, maka Kepala Sekola sebagai
manajer berkewajiban mencari inovasi baru dalam pola pembinaan dan pelatihan kegiatan
ekstra sehingga bisa membawa perubahan dan kemajuan kearah yang lebih baik dan
mengantarkan bisa meraih juara, untuk itu dituntut tanggungjawab Kepala Sekolah dari
sisi manajemen dan kepemimpinan, dalam rangka tetap menjamin kualitas pendidikan.
Sehubungan dengan itu, mengingat SMP Negeri 6 Ponorogo juga ingin mencetak pelajar
pancasila yang memiliki inovasi dan kreatifitas yang tinggi, dan memiliki keterampilan
yang mumpuni khususnya dalam bidang kegiatan ekstra Ju-Jitsu, maka diterapkanlah
program “Binlat Sekeras Baja” Ju-Jitsu Juara. Upaya-upaya yang dilakukan kepala
sekolah dalam menerapkan pogram “Binlat Sekeras Baja” Ju-Jitsu Juara ini adalah
dengan cara mengoptimalkan Binlat Sekeras Baja melalui: (1) Penyusunan perencanaan
secara sistematik dan sistemik, (2) Melaksanakan binlat karakter sekeras baja (3)
Penerapan teknik binlat yang cocok (4) Penerapan strategi binlat yang tepat, (5)
Penerapan program latih tanding antar Dojo, (6) Mengirim Atlet dalam
turnamen/kejuaraan, (7) Refleksi, evaluasi, dan tindak lanjut. Hasil dari penerapan
penerapan program “Binlat Sekeras Baja” Ju-Jitsu Juara ini, telah membawa atlet-atlet Ju-
Jitsu SMP Negeri 6 Ponorogo meraih prestasi baik tingkat Kabupaten, Regional, Propinsi,
dan Nasional.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Best Practice
dengan judul “BINLAT SEKERAS BAJA” JU-JITSU JUARA di SMP Negeri 6
Kabupaten Ponorogo.
Karya tulis ini merupakan praktek/ pengalaman terbaik penulis, yang telah
memberikan manfaat terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk
mengembangkan bakat dan potensinya. Yang mana peserta didik tidak hanya
dibekali sikap dan keterampilan sebagai Pelajar Pancasila.
Laporan Best Practice ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis ucapkan
terimakasih kepada:
1. Ir. Endang Retno Wulandari, MM, Selaku Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Ponorogo.
2. Drs. Trisetyo Miseno, M.Pd, Selaku Korwas Dinas Pendidikan Kabupaten
Ponorogo
3. Guru-guru dan TU SMP Negeri 6 Ponorogo
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan best practice ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan sarannya sangat penulis harapkan. Namun dibalik
kesederhanaan dan kekurangsempurnaan semoga ada guna dan manfaatnya dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Ponorogo, 28 Januari 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Keaslian............................................................................. ii
Halaman Persetujuan........................................................................................... iii
Abstrak .............................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................... v
Daftar Isi ............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ....................................................................................................... viii
Daftar Gambar .................................................................................................... ix
Daftar Lampiran.................................................................................................. x
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Masalah ...................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................ 2
1.4. Manfaat ...................................................................................... 2
BAB. II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pembinaan Dan Pelatihan (Binlat) ............................................. 3
2.2. Kerja Keras ................................................................................. 6
2.3. Berjuang Akan Jadi Juara (Baja)................................................. 7
2.4. Ju-Jitsu ........................................................................................ 8
2.5. Meraih Juara ............................................................................... 11
2.6. Penelitian Dan Praktek Terdahulu .............................................. 12
BAB. III PEMBAHASAN MASALAH
3.1. Optimalisasi Binlat Sekeras Baja ............................................... 13
3.2. Kendala ....................................................................................... 24
3.3. Hasil ............................................................................................ 24
BAB. IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Simpulan .................................................................................... 27
4.2. Rekomendasi .............................................................................. 27

vi
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 29
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 30

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Tabel 3.1. Perencanaan Program Binlat Ju-Jitsu .......................................... 13
2. Table 3.2. Contoh Rencana RKAS Th. 2018-2019 ...................................... 14
3. Tabel 3.3. Jadwal Ekstra Ju-Jitsu ................................................................. 16
4. Tabel 3.4 Daftar Raihan Prestasi .................................................................. 25

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Gambar 3.1. Pertemuan dan Pembinaan Kepala Sekolah Kepada Pelatih ... 15
2. Gambar 3.2. Arahan Dan Motivasi Kepala Sekolah Kepada Peserta
Ekstra Ju-Jitsu ......................................................................... 16
3. Gambar 3.3. Kepala Sekolah Mendampingi Latihan Ju-Jitsu ...................... 20
4. Gambar 3.4. Latih Tanding Antar Dojo ....................................................... 21
5. Gambar 3.5. Kejuaraan Tingkat Kabupaten ................................................. 22
6. Gambar 3.6. Kejuaraan Tingkat Regional .................................................... 22
7. Gambar 3.7. Kejuaraan Tingkat Provinsi ..................................................... 23
8. Gambar 3.8. Kejuaraan Tingkat Nasional .................................................... 23
9. Gambar 3.9. Kepala Sekolah Mengangkat Tropi Kejuaraan ....................... 26

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Link Youtube


https://www.youtube.com/watch?v=0q5s4WRxIBQ&feature=youtu.be ... 30
2. Lampiran 2 : ................................................................................................ 31
a. Daftar Peserta Eksta Ju-Jitsu
b. Daftar Hadir Peserta Ekstra Ju-Jitsu
3. Lampiran 3 : Surat Permohonan Bantuan Pelatih
4. Lampiran 4 : Berkas Seminar
a. Berita Acara Seminar
b. Daftar Hadir
c. Notulen
d. Foto Seminar
5. Lampiran 5 : Foto Diri Penulis

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepala Sekolah sebagai manager mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang mulia, khususnya untuk membawa perubahan besar terhadap sekolah
yang dipimpinnya. Bagaimana upaya sekolah bias menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan kegiatan Ekstrakurikuler dengan
baik. Yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak
lanjutnya. Hal ini dalang rangka untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Nasional seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Oleh karena itu pola pembinaan dan pelatihan peserta didik ditingkat
satuan pendidikan harus mempunyai sasaran dan bermuaran pada
pembentukan insan Pelajar Pancasila yang kreatif, Inovatif, dan mempunyai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mumpuni. Tentunya ini sejalan
dengan Grand Design dari Kemenpora yang akan selalu membina dan melatih
atlet berprestasi tinggi dari bangku-bangku sekolah, sehingga nantinya akan
tersedia bibit-bibit atlet unggul usia dini berprestasi, sesuai bakat dan
potensinya masing-masing.
Namun selama ini disadari masih banyak program oembinaan dan
pelatihan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah (Non Akademis) masih
sering terjebak pada rutinitas, kurang greget, kurang terpantau, kurang adanya
target yang jelas, monoton dan masih banyak lagi. Yang berimplikasi
terhadap rendahnya pencapaian prestasi peserta didik. Bakat dan potensi
peserta didik belum bias “Tereksplore” secara optimal. Kajian, evaluasi dan
pemetaan mutu program dan kegiatan Non Akademik perlu ditata ulang
kembali.
SMP Negeri 6 Ponorogo yang juga ingin mewujudkan insan pelajarar
pancasila yang unggul dan berprestasi tinggi, menerapkan program “BINLAT
SEKERAS BAJA” JU-JITSU JUARA, ternyata mampu mengantarkan Ju-

1
Jitsu meraih juara tingkat nasional. “BINLAT SEKERAS BAJA” Merupakan
akronim dari Pembinaan, Pelatihan, Selalu Kerja Keras dan Berjuang Akan
Jadi Juara.

1.2. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan
yaitu: “Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk
menerapkan program Binlat Sekeras Baja Ju-Jitsu Juara di SMP Negeri 6
Ponorogo?”

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan Best Practice ini
adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah
dalam menerapkan program “Binlat Sekeras Baja” Ju-Jitsu Juara di SMP
Negeri 6 Ponorogo.

1.4. Manfaat
a. Bagi Kepala Sekolah
Sumber informasi bagi Kepala Sekolah untuk menentukan upaya-upaya
dalam penerapan program Binlat Sekeras Baja untuk meraih Juara
Nasional.
b. Bagi Guru dan Pelatih
Sumber informasi untuk pelaksanaan program Binlat Sekeras Baja untuk
meraih Juara Nasional.
c. Bagi Siswa
Untuk meningkatkan motivasi dan aktualisasi diri untuk meraih prestasi
tertinggi (Nasional).

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pembinaan dan Pelatihan ( Binlat)


2.1.1. Definisi Pembinaan dan Pelatihan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang di maksud
dengan pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan
secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap
pola kehidupan yang direncanakan. Kaitannya dengan peserta didik,
pembinaan diartikan sebagai sebuah perbaikan terhadap pola dan
system untuk lebih mengoptimalkan bakat dan potensinya.
Sedangkan pelatihan adalah aktivitas atau kegiatan untuk
membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kaitan dengan
ketrampilannya (KBBI) diartikan pula bahwa pelatihan adalah suatu
proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur-
prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga peserta belajar
mengenal pengetahuan teknik dan keahlian untuk tujuan tertentu
(Hasibun 2008 : 69)

2.1.2. Tujuan Pembinaan dan Pelatihan


Dalam suatu lembaga atau organisasi, tujuan adanya pembinaan
adalah melatih atau mendidik individu maupun kelompok dengan
tindakan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan
yang diinginkan. Dalam arti juga melakukan penilaian apakah pola
kinerja dan pengelolaan (Manajemen) yang digunakan sudah tepat
untuk mencapai tujuan kegiatan.
Sedangkan tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, sikap, ketrampilan tertentu bagi individu
atau organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan efektif dan efisien
sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

3
2.1.3. Manfaat Pembinaan dan Pelatihan
Pembinaan yang dilakukan oleh seorang manajer seperti halnya
Kepala Sekolah akan memberikan manfaat yang besar terhadap
kemajuan proses dan hasil, yaitu akan mengingkatkan semangat kerja
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi atau kegiatan yang
ditetapkan.
Disisi lain pelatihan juga memberikan manfaat yang luar biasa
yaitu dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan peningkatan kualitas
secara professional termasuk didalamnya mempelajari inovasi baru,
meningkatkan kedisiplinan, meningkatkan etos kerja, dan
meningkatkan produktifitas.

2.1.4. Teknik Pembinaan dan Pelatihan


Menurut Miftah dalam bukunya yang berjudul Managemen
disebutkan bahwa teknik pembinaan itu ada 4, yaitu :
1) Teknik Adaptif (Teknik yang berliku-liku)
Yaitu suatu teknik yang mampu berjalan berliku-liku dalam
menghadapi suatu hambatan.
2) Teknik Perencanaan (Planning Strategy)
Teknik ini memberikan kerangka pedoman dan petunjuk arah yang
jelas.
3) Teknik Sistematik dan Terstruktur
Teknik yang berdasarkan pilihan yang rasional mengenai peluan
dan ancaman sesuai misi dan kemampuan lembaga/organisasi.
4) Teknik Inkrementalisme Logis
Teknik perencanaan yang mempunyai gagasan yang jelas mengenai
tujuan organisasi. (Miftah, 1997: 16-17).
Adapun teknik pelatihan antara lain :
1) Skill Training (Pelatihan Keahlian), yaitu untuk menguasai skill
tertentu.
2) Re Training (Pelatihan untuk menghadapi kemajuan IPTEK)

4
3) Cross Functional Training (Pelatihan dengan menerapkan pola baru
diluar job description)
4) Creativity Training (Pelatihan untuk melatih skill dan bukan bakat)
5) Team Training (Pelatihan untuk membangun tim work)
(Miftah, 1997:16-17)

2.1.5. Strategi Pembinaan dan Pelatihan


Menurut Robert H. Hayes yang dikutip oleh Alfonsus Sirait
dalam bukunya Manajemen, mengidentifikasikan lima strategi
pembinaan (directing strategy) yaitu :
1) Wawasan Waktu (Time Horizon)
Strategi yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang
meliputi waktu yang jauh ke depan, yaitu waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan kagiatan tersebut dan juga waktu yang
diperlukan untuk mengamati dampaknya.
2) Dampak (Impact)
Dengan mengikuti suatu strategi tertentu, dampak akhirnya akan
sangat berarti.
3) Pemusatan Upaya (Concentration of effort)
Sebuah strategi yang efektif mengharuskan pusat kegiatan, upaya
atau perhatian terhadap rentang sasaran yang sempit.
4) Pola Keputusan (Pattern Decision)
Keputusan-keputusan harus saling menunjang, artinya mengikuti
suatu pola yang konsisten.
5) Peresapan
Suatu strategi yang mencakup spectrum kegiatan yang luas mulai
dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan dalam
pelaksanaannya.
Adapun strategi pelatihan yang terbaru dan cukup efektif dalam
pencapaian program/tujuan adalah strategi berikut :

5
1) Microlearning, yaitu strategi pelatihan untuk trik belajar dalam
waktu pendek (3-5 menit) saja dalam setiap sesinya. Hasil maksimal
dari jenis pelatihan ini bersifat system interaktif yang berjalan
sepanjang pelatihan.
2) Shadowing (Meniru), yaitu strategi pelatihan yang mana peserta
mendapatkan sebuah penjelasan mendalam mengenai sebuah topik,
yang nantinya mereka akan melakukan sebuah proses pembelajaran
bersama-sama.
3) One-on, One Meeting, yaitu strategi pelatihan yeng
mempertemukan satu persatu antara pelatih dan yang dilatih.
4) Lunch and Learn, yaitu strategi pelatihan yang dikemas dalam
bentuk makan siang bersama-sama sehingga lebih bias santai dan
relaxing.
5) Video Recording, yaitu strategi pelatihan dengan cara belajar dan
berlatih melalui rekaman video.

2.2. Kerja Keras


Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagi hambatan belajar dan tugas, serta melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya. Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh pekerja
keras adalah :
1) Selalu berusaha melawan rasa malas yang datang.
2) Berusaha menggunakan waktu seefisien mungkin.
3) Mempunyai inisiatif yang tinggi.
4) Pantang menyerah.
5) Selalu berusaha memperbaiki diri.
Perilaku suka bekerja keras sangat dibutuhkan dalam setiap organisasi
atau lembaga, apalagi di dunia pendidikan. Karena keberadaannya sangat
berkaitan erat dengan sikap tangguh dan tanggung jawab. Manakala
kolaborasi ketiganya berjalan dengan baik dan mantap, sudah dapat

6
dipastikan pada diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang sifat dan
karakter sebagai berikut:

7
1) Menyelesaikan tugas tepat waktu.
2) Tekun.
3) Memiliki rasa kepedulian terhadap diri orang lain.
4) Tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah.
5) Peduli pada diri dan orang lain.
6) Memberikan manfaat pada lingkungan sekitar.
7) Bertahan di tengah tekanan.
8) Merelakan hal yang tidak penting.
9) Tidak meragukan kemampuan diri sendiri.
10) Menentukan tujuan yang ingin di capai.

2.3. Berjuang Akan Jadi Juara (Baja)


Seseorang yang memiliki mental pemenang akan selalu berusaha untuk
menjadi yang terbaik dalam hal apa saja yang sedang mereka lakukan.
Mereka sangat mempercayai bahwa dengan terus belajar dan mengasah
kemampuan, meraka akan lebih mudah meraih tujuan dan mencapai
kesuksesan yang diinginkan. Mental “Baja” inilah yang harus tetap
tertanam/terinternalisasi dalam diri peserta didik. Jangan gampang menyerah,
putus asa, ataupun ragu-ragu dalam menggapai asa.
Untuk itu sebagai Kepala Sekolah harus bisa memberikan
contoh/teladan dalam menggapai prestasi peserta didiknya. Dan yang lebih
terpenting lagi adalah memberi bekal yang kuat dalam bentuk 5 (lima) pola
pikir seorang juara, yaitu :
1) Memiliki keyakinan yang kuat pada diri sendiri.
Pola pikir seorang juara memiliki kepercayaan bahwa mereka bisa
melakukan yang terbaik dalam meraih sebuah tujuan. Mereka juga percaya
bahwa mereka bisa mencapai apa yang ingin diraih di masa depan.
Kepercayaan yang ada dalam diri sendiri inilah yang akan memberikan
kekuatan tambahan dan membimbing mereka menuju kesuksesan.

8
2) Mempunyai mental yang tangguh
Pola piker seorang juara adalah mereka yang mampu menghadapi
rintangan dan kegagalan dalam proses meraih sebuah tujuan. Tidak hanya
itu saja, mereka juga memiliki kemauan yang kuat untuk mengatasi setiap
kegagalan dan belajar memperbaikinya. Hal ini terjadi karena mereka
sadar bahwa kesuksesan dan tujuan hanya bias diraih jika merka mau
menghadapi rintangan dan kegagalan dalam prosesnya.
3) Memiliki komitmen untuk sukses
Komitmen dan keyakinan yang ada dalam diri sendiri membuat mereka
mempunyai motivasi tinggi untuk menghadapi rintangan dan kegagalan.
Komitmen untuk sukses menjadikan seorang juara bersedia untuk
meluangkan waktu dan energy dalam mencapai sebuah tujuan,
4) Mereka dalam pembelajar yang selalu bersemangat
Apapun tujuan dan impian yang akan diraih setiap pemenang
membutuhkan ilmu untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka sangat
mempercayai bahwa dengan terus belajar dan mengasah kemampuan
meraka akan lebih mudah meraih tujuan. Mereka akan terus mencari
peluang agar bisa belajar dan memperbaiki diri.
5) Mereka memiliki orang-orang yang selalu mendukung
Setiap juara pasti memiliki orang-orang yang selalu memberikan
dukungan, apakah itu teman, keluarga, mentor, guru, pelatih, dan
sebagainya. Temukan orang-orang hebat yang ada disekitar, agar anda bisa
mudah menjadi orang yang hebat dan mendapatkan juara.

2.4. Ju-Jitsu
Ju-Jitsu adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang yang
menggunakan teknik memegang, memiting, membanting, dan menyerang
lawan disertai dengan pengetahuan tentang titik-titik saraf, anatomi dan
mekanika tubuh manusia yang digunakan untuk menyerang dan
melumpuhkan lawan, berat dan tenaga lawan bisa digunakan untuk
menyerang dirinya sendiri. Disamping itu ju-Jitsu focus untuk menangkal

9
serangan dari lawan dengan pergerakan yang lembut serta fleksibel,
kemudian menjatuhkan menggunakan senjata ataupun tangan kosong.
Ju-Jitsu masuk ke Indonesia pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara
Jepang yang bernama Ishikawa. Kemudian berkembang, khususnya di
kalangan TNI dan Polri yang ditandai berdirinya Ju-Jitsu Club Indonesia
(JCI) oleh almarhum Bapak Ferry Soneville pada tahun 1950 dan tumbuh
berkembang sampai saat ini.
Teknik Dasar Ju-Jitsu diantaranya (1) Kuncian, (2) Cekikan, (3)
Menendang dan memukul, (4) Bergulat, (5) Lemparan, (6) Takedown/
menyeret ke lantai.
Kelas yang dipertandingkan dalam Ju-Jitsu adalah:
1. Komite Amatir Perseorangan
a. Junior SMP (< 16 tahun)
1) Komite Perseorangan Putra
 Kelas A : < 35
 Kelas B : 36 – 40
 Kelas C : 41 – 45
 Kelas D : 46 – 50
 Kelas E : 51 – 55
 Kelas F : 56 >
2) Komite Perseorangan Putri
 Kelas A : < 30
 Kelas B : 31 – 35
 Kelas C : 36 – 40
 Kelas D : 41 – 45
 Kelas E : 46 – 50
 Kelas F : 51 >
b. Senior SMA
1) Komite Perseorangan Putra
 Kelas A : < 45

10
 Kelas B : 46 – 50
 Kelas C : 51 – 55
 Kelas D : 56 – 60
 Kelas E : 61 – 65
 Kelas F : 66 – 70
 Kelas G : 71 >
2) Komite Perseorangan Putri
 Kelas A : < 40
 Kelas B : 41 – 45
 Kelas C : 46 – 50
 Kelas D : 51 – 55
 Kelas E : 56 – 60
 Kelas F : 61 – 65
 Kelas G : 66 >
2. Newaza
a. Putra
- Kelas A : < 50
- Kelas B : 51 – 56
- Kelas C : 57 – 64
- Kelas D : 65 – 71
- Kelas Bebas : > 72
b. Putri
- Kelas A : < 45
- Kelas B : 46 – 52
- Kelas C : 53 – 59
- Kelas D : 60 – 66
- Kelas Bebas : > 67

11
2.5. Meraih Juara
2.5.1. Arti Juara
Juara adalah seseorang maupun kelompok yang telah memenangkan
turnamen, kompetisi, liga, olimpiade, atau kontes dalam bidang
tertentu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Juara mempunyai arti :
1) Orang (regu) yang mendapat kemenangan dalam pertandingan yang
terakhir
2) Orang yang gagah berani, orang yang pandai bersilat, pendekar,
jagoan
3) Pengatur dan pelerai dalam persabungan ayam
4) Pemimpin peralatan (pesta dsb.)
5) Ahli ; Terpandai dalam sesuatu pelajaran dan sebagainya.
Contoh : Siswa itu dua tahun berturut-turut berhasil menjadi juara di
kelasnya.
2.5.2. Tingkatan Juara
Dalam pembagian tingkatan zona kawasan, terdapat berbagai macam
juara, yaitu :
1) Juara Klub : Pemenang kompetensi dalam sebuah Klub
2) Juara Kabupaten : Pemenang kompetensi dalam sebuah Kabupaten
3) Juara Provinsi : Pemenang kompetensi dalam sebuah Provinsi
4) Juara Nasional : Pemenang kompetensi dalam sebuah Negara
5) Juara Kawasan : Pemenang kompetensi dalam sebuah Benua
2.5.3. Kata-kata Bijak Juara
Kata bijak juara ini adalah sebagai motivasi yang bisa memacu
semangat untuk meraih prestasi (juara). Untuk bisa meraih kemenangan
pastinya membutuhkan perjuangan yang besar.
Berikut kata-kata bijak sebagai pelecut semangat pantang menyerah :
1) Bekerja keraslah, bermimpilah lebih besar dan jadilah yang terbaik
2) Janganlah mengharapkan sesuatu yang luar biasa jika kamu hanya
melakukan hal yang biasa saja

12
3) Pemenang sejati selalu membarikan 100 persen upayanya, bahkan
ketika tidak seorangpun melihatnya.
4) Orang yang berhenti belajar dan berlatih akan menjadi pemilik masa
lalu, orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.
5) Untuk meraih apa yang benar-benar kamu inginkan, fokus saja tidak
cukup. Kamu harus memiliki rasa lapar untuk meraihnya
6) Semua impianmu akan menjadi kenyataan jika kamu berani
mengejarnya.
7) “Juara berlatih, pecundang mengeluh”
8) Kami tahu anda tidak bisa menjadi juara tanpa perjuangan (Eric
Cantona)
9) Untuk menjadi juara yang hebat, bersainglah dengan orang terbaik.
Tetapi, untuk menjadi juara terhebat, bersainglah dengan diri anda
sendiri (Matshona Dhliwayo)
10) Saya harus tetap rendah hati, tetap disiplin, dan terus berlatih.
Begitulah cara saya akan terus menjadi juara (Andy Ruiz Jr)
11) Juara didorong oleh keinginan, bukan didorong oleh rasa takut
(Denis Waitley)
12) Semua orang jatuh, satu-satunya perbedaan adalah juara selalu
bangkit (Matshona Dhliwayo)
13) Seorang juara sejati dapat beradaptasi dengan apapun (Floyd
Mayweather, Jr)
14) Pemenang lahir, Juara diciptakan (Robert Falcon Scott)
15) Setiap orang memiliki apinya, tetapi para juara tahu kapan harus
menyalakan api (Amit Ray)
2.6. Penelitian dan Praktek Terdahulu
Skripsi Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya denga judul “Penerapan Pola
Pembinaan dan Pelatihan Ekstra Ju-Jitsu di Dojo Unesa Surabaya” oleh Imam
Santoso tahun 2015, menyimpulkan bahwa pola pembinaan dan pelatihan
yang berkarakter/menyentuh hati, niscaya akan mendongkrak prestasi yang
lebih tinggi.

13
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Optimalisasi Binlat Sekeras Baja


“Binlat Sekeras Baja” Ju-Jitsu Juara di SMP Negeri 6 Ponorogo ini,
sebenarnya merupakan upaya Kepala Sekolah untuk mengantarkan,
khususnya prestasi bela diri Ju-Jitsu agar meraih juara Nasional. Maka dari
itu, upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang notabene nya
sebagai manajer adalah sebagai berikut:
3.1.1. Menyusun Perencanaan Program Binlat secara Sistematik dan Sistemik.
Setiap awal tahun pelajaran Kepala sekolah pasti selalu membuat
program kerja tahunan yang di break down dari program kegiatan
jangka menengah (4 tahunan). Termasuk juga di dalamnya perencanaan
program Binlat (Pembinaan dan Pelatihan) bela diri Ju-Jitsu yang
menjadi salah satu ekstrakurikuler unggulan disamping program
ekstrakurikuler yang lain.
Perencanaan program Binlat Ju-Jitsu yang disusun secara
Sistematik dan Sistemik, dan berkesinambungan ini diharapkan bisa
memenuhi target untuk meraih kejuaraan, baik tingkat kabupaten,
Regional (Karesidenan), Propinsi dan bahkan Nasional. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :

Table 3.1. Perencanaan Program Binlat Ju-Jitsu SMP Negeri 6 Ponorogo


No
Jenis Kegiatan Waktu Penganggungjawab
.
1 Seleksi calon peserta Juli 2018 KS dan Tim
ekstrakurikuler Ju-Jitsu seleksi
2 Pengumuman peserta Juli 2018 KS dan Tim
ekstrakurikuler Ju-Jitsu seleksi
3 Penandatangan Surat Juli 2018 KS dan Tim
Pernyataan seleksi
4 Pendataan dan Juli 2018 Pembina dan
Penyusunan absen Pelatih
5 Penyusunan program Juli 2018 KS, Waka,

14
kegiatan (target dan Pembina
pembiayaan)
6 Mendatangkan pelatih Juli 2018 KS dan Pembina
7 Jadwal Binlat (Jadwal Agustus 2018 KS, Pembina,
kegiatan) s/d Juni 2019 Pelatih
8 Latih tanding antar Desember 2018 Pembina, Pelatih
Dojo
9 Mengikuti Juni 2019 KS, Pembina,
Turnamen/Kejuaraan Pelatih
10 Refleksi, Evaluasi dan Juli 2019 KS, Waka,
Tindak Lanjut Pembina, Pelatih

Perencanaan program Binlat Ju-Jitsu di atas, tentunya harus


tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), Tahun
Anggaran 2018 dan 2019.

Tabel 3.2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah Tahun 2018 dan
2019
Satuan
No Kode Uraian Jumlah
2018 2019
1 Program Sekolah
Pengembangan
2.
Standar Proses
2.1. Ekstra Ju-Jitsu
2.1.1. Transport Pembinaan 3.500.000 3.500.000 7.000.000
Akomodasi Lomba/
2.1.2. 9.000.000 9.000.000 18.000.000
Kejuaraan

3.1.2.Melaksanakan Binlat Karakter Sekeras Baja (Selalu Bekerja Keras,


Berjuang akan jadi juara)
Kepala Sekolah sebagai motivator kepada pelatih dan peserta didik
yang mengikuti Ekstra Ju-Jitsu, memberikan arahan dan semangat agar
bisa meraih prestasi yang optimal.
Semangat dan motivasi untuk pelatih adalah ;
1) Memiliki Kedisiplinan dalam melatih.
2) Memiliki Skill/Ketrampilan dalam melatih.
3) Memiliki Keyakinan yang kuat atas hasil binaannya.

15
4) Memiliki Mental yang tanggung
5) Memiliki Komitmen untuk sukses meraih juara.
6) Memiliki Teknik dan Strategi dalam melatih.
7) Bisa menjadi teladan.

Gambar 3.1. Pertemuan dan Pembinaan Kepala Sekolah kepada Pelatih


Sedangkan arahan dan motivasi Kepala Sekolah kepada peserta
didik yang mengikuti Ju-Jitsu adalah:
1) Memiliki kedisiplinan dalam berlatih, taat dan patuh kepada pelatih,
dan menepati jadwal latihan yang telah disusun.
2) Memiliki keyakinan yang kuat pada diri sendiri.
3) Mempunyai mental yang tangguh.
4) Memiliki komitmen untuk sukses atau menjadi juara.
5) Kuasai teknik dan Strategi bertanding
6) Semangat terus dan raihlah prestasi.
7) Selalu bekerja keras.
8) Terus berjuang menggapai asa.
9) Dibelakangmu banyak orang yang selalu mendukungmu.
10) Sabar, tabah, tawakal, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT.

16
Gambar 3.2. Arahan dan Motivasi Kepala Sekolah kepada Peserta ekstra
Ju-Jitsu

Setelah mendapat pembekalan dari Kepala Sekolah yang berupa


arahan dan motivasi, maka pelatih dan peserta didik selanjutnya
melaksanakan jadwal kegiatan rutin latihan. Dalam satu pekan,
program/jadwal latihan diadakan dua kali, yaitu hari Selasa dan Jum’at
antara jam 15.00 – 17.00 WIB. Akan tetapi jika ada event-event
kejuaraan tertentu, maka akan diadakan TC (Training Center) dengan
waktu dan jadwal yang menyesuaikan.
Di sisi lain, agar peserta didik bersemangat dalam berlatih dan
bisa mendapatkan pola dan strategi pembinaan yang baik, dirasa perlu
untuk mendatangkan pelatih yang memiliki kualifikasi Nasional.

Tabel 3.3. Jadwal Ekstra Ju-Jitsu

No. Ekstrakurikuler Hari Waktu


1 Ju-Jitsu 1. Selasa Pukul. 15.00 – 17.00
2. Jum’at Pukul. 15.00 – 17.00

17
3.1.3. Penerapan Teknik Binlat yang Cocok
Kepala Sekolah, Pembina dan pelatih ekstra Ju-Jitsu yang telah
memiliki kesepakatan akan raihan prestasi tertinggi, menyadari bahwa
salah satu upaya yang diambil dalam rangka mewujudkan tujuan yang
diinginkan adalah pemilihan teknik pembinaan dan pelatihan. Diantara
teknik-teknik pembinaan dan pelatihan yang ada dan jumlahnya yang
banyak seperti yang disampaikan oleh (Miftah, 1997: 16-17), ternyata
ada yang paling cocok/sesuai dengan pola pembinaan ju-jitsu serta
kondisi yang ada di smp Negeri 6 Ponorogo, yaitu:
1) Teknik Pembinaan Perencanaan (Planing Strategy) yaitu teknik
yang memberikan kerangka pedoman dan petunjuk arah yang jelas.
Hal ini tentunya sesuai dengan pola pembinaan yang ada di SMP
Negeri 6 Ponorogo, yang mana arah dan pola pembinaannya
dilakukan secara berjenjang dan pencapaian juaranya diraih secara
bertahap mulai dari tingkat Kabupaten, Regional, Propinsi,
Nasional.
2) Teknik Pembinaan sistematik dan terstruktur.
Program pembinaan dan pelatihan ekstra Ju-jitsu di SMP Negeri 6
ponorogo di dasarkan atas pilihan yang rasional terhadap peluang
dan ancaman berdasarkan kemampuan sekolah. Sehingga betul-
betul bisa sedini mungkin mengantisipasi setiap gejala atau
fenomena yang bisa menghambat pencapaian juara.
3) Teknik Inkrementalisme Logis
Teknik perencanaan yang mempunyai gagasan yang jelas mengenai
tujuan organisasi.
4) Skill Training (Pelatihan Keahlian)
Pelatihan untuk menguasai skill tertentu. Dalam hal ini, pelatih Ju-
Jitsu SMP Negeri 6 Ponorogo memiliki skill yang mumpuni yang
harus berbeda dengan pelatih-pelatih lain.
Contoh: Teknik Bantingan, Kuncian, bahkan sampai dengan
serangan

18
19
5) Creativity Training
Pelatihan untuk melatih skill, bukan bakat. Dan ini harus
ditanamkan kepada peserta didik, bahwa kemampuan ini diperoleh
dari latihan keras, semangat pantang menyerah, dan bukan karena
bakat. Meskipun berbakat tetapi malas berlatih, berjuang, tentunya
tak aka nada hasilnya. Nonsen bisa juara.
6) Team Training
Seluruh tim pendukung Binlat Sekeras Baja Ju-Jitsu Juara di SMP
Negeri 6 Ponorogo adalah Tim Work yang solid. Kita bangun
komitmen tersebut sehingga diantara tim yang ada saling membantu
dan melengkapi.
3.1.4. Penerapan Strategi Binlat yang Tepat
Perencanaan program yang tersusun dengan sistematik dan
sistemik, tim yang solid, sarana pendukung yang memadai, pembiayaan
yang cukup, dan tim pembina pelatih yang memiliki kapabilitas
belumlah cukup dalam rangka untuk memperlancar meraih juara,
manakala belum menemukan strategi Binlat yang tepat. Karena hanya
dengan strategi binlat yang tepat, peserta ekstra Ju-Jitsu akan mudah
untuk menyerap materi pelatihan, teknik-teknik handal, meniru dan
mempraktekkan gerakan-gerakan fenomenal tak terukur yang bisa
menjadi andalan dalam bertanding.
Untuk itu, Strategi Binlat (Directing Strategy) di SMP Negeri 6
Ponorogo adalah sebagai berikut:
1) Strategi wawasan waktu (Time Horizon)
Yaitu strategi pembinaan kepada peserta didik yang mengikuti
ekstra Ju-Jitsu untuk melihat waktu yang jauh ke depan. Artinya,
latihan itu harus dilakukan secara ajeg, kontinyu, terus menerus,
agar bisa mencapai prestasi tinggi. Dan tentunya harus sesuai
dengan pola pembinaan dan pelatihan dari sang pelatih.

20
2) Strategi pelatihan Microlearning
Strategi pelatihan terhadap peserta didik untuk belajar dalam waktu
pendek (3-5 menit). Sehabis itu, peserta didik langsung
mempraktekkannya. Dengan demikian penguasaan skill cepat
terasah.
3) Shadowing (Meniru)
Peserta didik akan mendapat materi latihan melalaui penjelasan
terhadap topik tertentu, untuk selanjutnya mereka melakukan proses
pembelajaran bersama-sama. Dengan demikian, peserta didik cepat
menguasai gerakan-gerakan dan praktek secara langsung sattu per
satu dengan pelatih.
4) Video Recording
Melalui rekaman video, peserta ekstra Ju-Jitsu akan mudah
mengamati trik, tipuan, penguasaan jurus, dan style/gaya bertarung.
Dengan demikian, secara leluasa, bebas, inovasi gerak dari masing-
masing peserta didik untuk menunjukkan jati dirinya, sehingga
kemampuannya bisa tereksplore secara optimal.
5) “Inovasi” Pelatihan
Selain strategi pembinaan dan pelatihan seperti yang tertera dalam
point 1, 2, 3, 4 di atas, masih ada lagi strategi baru sebagai
pelengkap untuk optimalisasi kegiatan ju-jitsu, yaitu:
(1) Melakukan approach/pendekatan langsung ke peserta didik
untuk mengetahui talenta dan karakternya.
(2) Memberi pilihan ke peserta didik akan model-model pelatihan
yang diinginkan atlet.
(3) Pembekalan teknik menjaga diri dalam pertandingan
(bagaimana cara menjaga berat badan, porsi latihan, teknik-
teknik “kunci/rahasia” dalam pertandingan)

21
Gambar 3.3. Suasana Latihan Rutin Ekstra Ju-Jitsu Dengan Didampingi
Kepala Sekolah

3.1.5. Penerapan Program Latih Tanding Antar Jodo


Setelah sekian lama peserta didik yang mengikuti ekstra Ju-Jitsu
menyelesaikan program latihan yang mengacu pada struktur dan jadwal
latihan, maka dalam rangka mengasah kemampuan diri, melatih
kepekaan agar tidak demam panggung, supaya tidak minder/lebih
percaya diri dan menguatkan mental bertanding, maka dirasa perlu
untuk mengadakan latihan bersama dan sekaligus eksebisi pertandingan
antar Dojo yang ada di sekitar wilayah Ponorogo. Dengan demikian ada
mitra berlatih dan mitra tanding yang bisa memberikan bekal
pengalaman dan sebagai tolok ukur progress/perkembangan kemajuan
prestasi atlet.
Untuk kebersamaan, biasanya koordinator Dojo juga memberikan
informasi-informasi terbaru yang berkaitan dengan teknik dasar dan
teknik lanjutan pengembangan Ju-Jitsu, dan ini biasanya terjadwal di
bulan Desember setiap tahunnya.

22
Gambar 3.4. Latih Tanding Antar Dojo

3.1.6. Mengikutsertakan/Mengirimkan Atlet Dalam Tournamen atau


Kejuaraan
Pengiriman atlet Ju-Jitsu dalam suatu tournament/kejuaraan
merupakan prioritas utama yang harus di kedepankan.
Tournament/kejuaraan yang diikuti itu baik tingkat Kabupaten,
Regional, Propinsi maupun Nasional. Hal ini sebagai tolok ukur
sekaligus program untuk meraih juara. Oleh karena itu.baik Kepala
Sekolah, Pembina, pelatih sudah menentukan pola TC (Training
Center) untuk kesiapan atlet, mulai dari menambah porsi latihan, game,
menjaga berat badan, kecepatan, forward, maupun senjata pamungkas,
bantingan dan kuncian.
Teamwork yang solid dan cerdas senantiasa akan selalu
memberikan arahan, motivasi dan suasana pertandingan yang
seharusnya disikapi bersama. Sehingga atlet-atlet yang turun di
kelasnya masing-masing akan mempunyai keyakinan menang yang
tinggi secara sportif dan akhirnya bisa menjadi juara.

23
Gambar 3.5. Tournamen/Kejuaraan Tingkat Kabupaten

Gambar 3.6. Tournamen/Kejuaraan Tingkat Regional (Karesidenan)

24
Gambar 3.7. Tournamen/Kejuaraan Tingkat Propinsi

Gambar 3.8. Tournamen/Kejuaraan Tingkat Nasional

3.1.7. Mengadakan Refleksi, Evaluasi dan Tindak lanjut.


Refleksi dilakukan untuk mengetahui langkah yang sudah
dilaksankakan terhadap program-program yang perlu pembenahan atas
tindakan. Evaluasi dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah
antara proses dan hasil sudah ada kesesuaian. Sedangkan tindak lanjut

25
dilakukan untuk mencari solusi-solusi perbaikan terbaru, dalam rangka
optimalisasi pencapaian tujuan.
Jadi pada intinya, upaya refleksi, evaluasi dan tindak lanjut ini
dilakukan dalam rangka sebagai upaya untuk melihat, mengkaji dan
memperbaiki program-program yang sudah dilaksanakan.

3.2. Kendala
Ada beberapa kendala yang muncul saat pelaksanaan pembinaan dan
pelatihan ekstra Ju-Jitsu di SMP Negeri 6 Ponorogo, yaitu:
1) Semangat para peserta terkadang menurun.
Untuk mengatasi hal tersebut, pelatih membuat suasana yang berbeda
dalam latihan. Termasuk pemberian materi pelatihan yang bervariasi dan
menyenangkan.
2) Peserta ekstra Ju-Jitsu kadang-kadang kurang focus dalam berlatih.
Untuk mengatasi hal tersebut, baik Pembina maupun pelatih memberi
arahan, nasehat dan motivasi sehingga lebih bisa berkonsentrasi.
3) Penguasaan materi pembinaan dan pelatihan peserta ekstra Ju-Jitsu yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini berimbas pada target
materi.
Solusinya adalah pelatih mengajak peserta yang sudah menguasai materi
untuk mempraktekkan atas arahan pelatih.
4) Peserta didik kadangkala kurang bisa menjaga kondisi berat badan (over
weight).
Solusinya, Pembina dan pelatih memberi nasehat dan arahan agar bisa
menjaga diri, khususnya saat mau ikut bertanding di
tournament/kejuaraan.

3.3. Hasil
Tim Ju-Jitsu SMP Negeri 6 Ponorogo yang telah mengikuti program
“Binlat Sekeras Baja” yang tersusun secara sistematik, sistemik dan
berkelanjutan, akhirnya berhasil menorehkan tinta emas dalam kejuaraan.

26
Akhirnya, Ju-Jitsu Juara sebagai bukti kebanggaan dan aktualisasi diri dan
lembaga. Kuukir prestasi untuk siswa, guru, Pembina dan pelatih, dan
tentunya nama harum Kabupaten Ponorogo. Dan ini sangat berbeda,
manakala program Binlat ekstra Ju-jitsu hanya dengan pola binlat
konvensional. Tanpa perincian yang jelas, tanpa target, tanpa semangat juang
yang tinggi, tanpa pelatih handal, tanpa teamwork yang solid, tanpa daya
dukung stakeholder bahkan tanpa teknik dan strategi yang jitu.
Berikut daftar raihan prestasi Ju-Jitsu SMP Negeri 6 Ponorogo

Tabel 3.4. Daftar Raihan Prestasi


No
Nama Kejuaraan Tahun Tingkat Juara (Kelas)
.
1 - Fayi Archika F. Kapolres 2018 Propinsi - Juara 1 (E)
- Ghaida Silmi Adillah Madiun Cup I - Juara 1 (F)
- Wahyu Fajar P. - Juara 3 (E)
2 - Ghaida Silmi Adillah UNESA Open 2018 Nasional - Juara 1 (E)
- Nadia Shofi F. - Juara 1 (A)
- Meyta Savanda - Juara 3 (E)
3 - Nadia Shofi F. SMAGA 2019 Regional - Juara 1 (B)
- Silvya Gita Soraya Championship - Juara 1 (C)
- Fayi’ Archika F - Juara 1 (E)
- Ghaida Silmi Adillah - Juara 1 (E
Senior)
- Talenta Maharawi - Juara 3 (C)
- Wahyu Fajar P. - Juara 2 (E)
- Juara Umum
Tingkat Junior
4 - Nadia Shofi F. SKANSA Cup 2019 Propinsi - Juara 1 (B)
- Vebriyanti Indah S. I Antar Pelajar - Juara 2 (B)
- Talenta Maharawi - Juara 1 (C)
- Faradiva Elisa P - Juara 2 (E)
- Ghaida Silmi A. - Juara 1 (F)
- Fayi’Archika - Juara 2 (F)
- Wahyu Fajar P. - Juara 1 (D)
- Bagus Setyo P. - Juara 1 (E)
- Ilham Laksana F. - Juara 2 (E)
- Juara Umum
tingkat Junior
5 - Yeska Aramitta F. UNESA Open 2019 Nasional - Juara 3 (B)
- Jesica Wijaya - Juara 1 (C)
- Nadia Shofi F. - Juara 2 (C)

27
- Talenta Maharawi - Juara 2 (D)
- Adiva Sahwa Nur A. - Juara 3 (D)
- Inaka Intan Liana - Juara 1 (F)
- Esa Azaria - Juara 2 (F)
6 - Nafisah Zerlina A. SMAGA 2020 Regional - Juara 2 (A)
- Azahra Valentina Championship - Juara 2 (B)
- Yeska Aramitta F. - Juara 2 (C)
- Nadia Shofi F. - Juara 3 (C)
- Talenta Maharawi - Juara 2 (D)
- Eza Azaria - Juara 1 (E)
- Jesica Wijaya - Juara 3 (E)
- Drajat Nur S. - Juara 3 (A)
- Tirano Bima G. - Juara 3 (E)
7 - Yeska Aramitta F. Unmuh 2020 Nasional - Juara 3 (A)
- Talenta Maharawi Ponorogo Ju- - Juara 1 (B)
- Elsynda Olivia A. Jitsu - Juara 2 (B)
- Nisriina Fitri H. Tournament - Juara 3 (B)
- Jesica Wijaya - Juara 2 (C)
- Esa Azaria A. - Juara 1 New
Aza (C)
- Sabrina Choiru H. - Juara 3 New
Aza (A)
- Riswarna Siwitama - Juara 2 (E)
- Azahra Valentina - Juara 2 A)

Gambar 3.9. Kepala Sekolah Mengangkat Trophy Kejuaraan

28
29
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Simpulan
Program Binlat Sekeras Baja Ju-Jitsu Juara di SMP Negeri 6 Ponorogo
ternyata sangat efektif dalam rangka mengantarkan peserta ekstra Ju-Jitsu
untuk meraih juara baik di tingkat Kabupaten, Regional, Propinsi dan
Nasional. Karena dalam program Binlat ini ada inovasi baru dalam
pembinaan dan pelatihan atlet yang notabenenya masih berstatus peserta
didik. Di binlat ini ada perpaduan antara factor eksternal dan internal yang
kolaboratif sehingga mampu menghasilkan juara sejati.
Perpaduan antara Binlat yang menyentuh hati (Karakter Sekeras Baja)
dan Binlat yang berkaitan penerapan teknik, strategi, dan inovasi baru dalam
pelatihan, menimbulkan kekuatan yang luar biasa dan bisa memberikan
semangat dan daya juang yang tinggi untuk meraih juara. Disamping karena
adanya teamwork yang solid di sekolah dan juga dukungan dari pelatih yang
punya lisensi nasional, kami menyadari dengan mendatangkan sentuhan
pelatih Nasional, atlet-atlet Ju-Jitsu SMP Negeri 6 Ponorogo bisa menjadi
atlet yang punya pribadi yang kuat, daya juang tinggi, punya skill yang baik,
dan bermental juara.
Hal ini sangat berbeda, manakala program Binlat itu hanya dilakukan
biasa-biasa saja (terjebak rutinitas belaka). Tanpa konsep yang jelas, tanpa
perencanaan, tanpa monev, tanpa refleksi, evaluasi dan tindak lanjut, dan
lebih berbahaya lagi tanpa adanya teknik dan strategi. Pastinya impian jadi
juara hanya angan-angan belaka.

4.2. Rekomendasi
Berkenaan simpulan di atas, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1) Hendaknya program Binlat Sekeras Baja Ju-Jitsu Juara ini tetap konsisten
diterapkan di SMP Negeri 6 Ponorogo, mengingat sudah terbukti tujuan

30
dan hasilnya. Termasuk untuk kegiatan ekstra yang lainnya (SH Terate,
Perisai Diri, Futsal, Bola Voli, Basket dll).
2) Hendaknya sekolah tetap mendatangkan pelatih Nasional atau yang setara
dalam rangka mendongkrak prestasi dan alih skill/ketrampilan melatih
kepada pelatih local.
3) Hendaknya sekolah menyiapkan fasilitas yang memadai untuk tumbuh
kembangnya bibit-bibit dan prestasi yang berbasis IT, sehingga pola
pembinaan dan pelatihan atlet seiring perkembangan budi pekerti dan
Ilmu Pengetahuan Teknologi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Andang, 2014. Managemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media.
Ben Haryo, 2006. Teknik Jujitsu dan Judo, Yogyakarta: Rejagrafindo Persada.
Juliantoro, Mohamad, 2017. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan (Dalam Jurnal Al-Hikmah, 2 Oktober 2017).
Mulyasa, E, 2004. Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional. Bandung: Rosda
Miftah, Toha, 2015. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Yogyakarta: Rajawali
Pers.
Suhardiman, Budi, 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan
Aplikasi. Rineka Cipta.
Wibowo, Agus, 2012. Startegi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wadib, Su’udi, 2017. Meningkatkan Mutu Pendidikan. Malang: Litera Media
Tama.

32
Lampiran 1 : Link Youtube

https://www.youtube.com/watch?
v=0q5s4WRxIBQ&feature=youtu.be

33
Lampiran 2 :

a. Daftar Peserta Ekstra Ju-Jitsu


b. Daftar Absensi Ekstra Ju-Jitsu

34
35
36
37
38
Lampiran 3 :

Surat Permohonan Bantuan Menjadi pelatih

39
40
Lampiran 4 :

Berkas Seminar
a. Berita Acara Seminar
b. Daftar Hadir
c. Notulen
d. Foto Seminar

41
42
43
44
45
46
DOKUMENTASI SEMINAR
BEST PRACTICE

Penyaji Memaparkan Materi Best Practice

Aktivitas Peserta Seminar

47
Lampiran 5 : Foto Diri Penulis

48

Anda mungkin juga menyukai