Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

TAFSIR PERJANJIAN BARU (KITAB MATIUS 13:31-35)

Dosen Pengampu: Fransisca Sudarmi, M.Th, M.Pd

Oleh :

Nama : Natanael Tarigan......


NIM : S.1/T/210710
Prodi : Teologi
Semester : IV

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHESADA


2023
Tafsir : Matius 13:31-35”
“Perumpamaan Tentang Biji Sesawi dan Ragi””

1. Pendahuluan
Perumpamaan biji sesawi dan ragi merupakan penjelasan Tuhan Yesus
tentang Kerajaan Allah yang akan makin memberikan pengaruhnya..
2. Isi perumpamaan
 Ayat 31-32 :
 Biji sesawi adalah biji yang paling kecil dari segala jenis biji-bijian
yang ada; besarnya hanya 1 mm/seukuran kepala jarum pentul dan
beratnya seperseribu gram. Tetapi jika benih ini tumbuh, maka
ketinggiannya dapat mencapai 2m- 3m, melebihi tanaman sayuran
lainnya, bahkan dapat menjadi pohon, sehingga burung-burung dapat
bersarang diatasnya. Demikian pula halnya dengan Kerajaan Sorga.
Yesus memulai pengajaran tentang Kerajaan Sorga dari sesuatu yang
kecil/ sederhana, dimana Ia memulai pelayanan dari desa yang
terpencil, metode pelayanan yang tampak sederhana (berjalan kaki
dari desa yang satu ke desa yang lain), Ia berkhotbah di tengah-tengah
masyarakat yang beragama Yahudi, tetapi tidak banyak orang yang
percaya kepada-Nya. Murid-Nya pun hanya 12 orang. Semuanya itu
kelihatan sebagai “suatu biji sesawi” saja. Tetapi pada akhirnya
sekalipun pemberitaan tentang Kerajaan Sorga itu dimulai dari sesuatu
yang kecil/ sederhana, dengan jumlah pengikut-Nya yang masih
sedikit, namun dikemudian hari menjadi lebih besar, yang ditandai
dengan semakin banyak orang-orang yang tertarik dengan
pemberitaan Yesus. Bahkan pemberitaan tersebut membawa orang-
orang dari segala bangsa untuk masuk/ ambil bagian dalam Kerajaan
Sorga (seperti burung-burung yang datang bertengger di atas pohon
sesawi). Pekerjaan Yesus yang dimulai dari pelayanan kecil di
kampung Galilea, telah menyebar luas hingga ke seluruh dunia. Dari
jaman Yesus hingga masa kini, pengikut Kristus semakin bertambah;
sama halnya kekristenan telah berkembang dengan cukup pesat
sehingga menjadi salah satu agama besar di dunia saat ini. 

 Ayat 33 :           
 Ragi adalah sesuatu yang sering dipakai oleh perempuan di Palestina
untuk membuat roti, demikian juga perempuan dalam bacaan kita saat
ini, dimana dikatakan bahwa ia memasukan sedikit ragi ke dalam
3 sukat ( 1 sukat 12 liter; 3 sukat berarti ± 36 liter) tepung sehingga
adonan tersebut menjadi khamir (artinya mengembang) seluruhnya.
Walaupun ragi itu sedikit saja kalau dibandingkan dengan tepung yang
banyak itu, namun pada akhirnya ragi itu “menang,” sehingga adonan
tersebut menjadi khamir seluruhnya. Demikian pula halnya dengan
Kerajaan Sorga, sekalipun pemberitaan-Nya dimulai dari sesuatu yang
kecil (dari kampung yang sederhana), namun pada akhirnya
pemberitaan itu memberi dampak bagi orang banyak di Palestina
bahkan hingga ke kota-kota (Galilea-Yudea dan sekitarnya).
Pemberitaan tentang Kerajaan Sorga telah membawa pertobatan bagi
banyak orang; ajaran Yesus telah membawa perubahan besar bagi
kehidupan orang banyak pada waktu itu hingga saat ini.

 Ay. 34-35 :         


 Mengapa Yesus menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan
tentang Kerajaan Sorga? Supaya genaplah apa yang dikatakan Firman
Allah melalui nabi bahwa “Yesus akan menyingkapkan apa yang
tersembunyi, hal tentang Kerajaan Sorga dengan suatu
perumpamaan.”

 Dari perumpamaan tersebut kita diajarkan bahwa : 


a. Sesuatu yang dimulai dari hal-hal yang kecil atau sederhana, jika
dilakukan dalam terang Firman Allah, maka dikemudian hari ia akan
berdampak besar (seperti biji sesawi yang kecil namun dikemudian
hari ia menjadi tanaman yang lebih tinggi dari tanaman lainnya). Hal
ini dapat kita mulai pertama-tama di tengah kehidupan keluarga kita
masing-masing. Ketika suami mau menolong meringankan pekerjaan
istri di rumah, maka pekerjaan istri di rumah tangga menjadi lebih
ringan. Demikian pula sebaliknya, ketika istri dapat menggunakan
uang dengan seperlunya, maka akan meringankan beban suami.
Anakpun demikian. Ketika anak tidak banyak menuntut agar orang tua
selalu memenuhi keinginannya, maka itu akan meringankan beban
orang tua.
b. Sesuatu yang kecil, mampu mengubahkan hal-hal disekitar. Misalnya
ketika ada sesama kita yang sedang sakit atau sedang susah kita mau
mendoakan atau bahkan menolong meringankan beban mereka, maka
apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak besar dalam
kehidupan mereka. 

3. Pesan rohani dari perumpamaan


Pesan Rohani yang bisa kita dapatkan dari perumpaman yang terdapat
dalam Matius 13:31-35 adalah Demikian juga halnya dalam hidup ini,
ketika kita melakukan “sesuatu yang kecil atau melakukan hal-hal yang
sederhana,” maka dikemudian hari “sesuatu yang kecil” atau “sesuatu
yang sederhana” itu akan menjadi besar dan memberi dampak bagi orang
banyak. Inilah yang diajarkan Yesus dalam perumpamaan biji sesawi dan
ragi.
4. Aplikasi masa kini
Dalam menjalani kehidupan ini, seringkali kita menganggap bahwa hidup
ini hanya perlu diisi dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar
dan mengabaikan sesuatu yang kita anggap sebagai hal-hal yang terlalu
kecil atau sederhana untuk dilakukan. Kita berpikir bahwa dengan
melakukan hal-hal yang besar dalam hidup ini maka hidup kita akan lebih
bermakna. Misalnya seandainya saya memiliki uang yang banyak, maka
akan saya gunakan untuk membuka usaha dan menolong yang
kekurangan; seandainya saya punya uang yang banyak, saya akan
memberikan persembahan yang besar untuk mendukung pelayanan di
gereja; seandainya saya dsb. Apakah memang demikian Bpk/Ibu/Sdr/i?
Menjadikan hidup ini lebih bermakna tidak selamanya diukur dari
“sesuatu yang besar” tetapi juga ketika kita melakukan “hal-hal yang
kecil/sederhana,” tetapi memberi dampak bagi kehidupan orang
banyak. Hal ini dapat kita mulai pertama-tama di tengah kehidupan
keluarga kita masing-masing. Ketika suami mau menolong meringankan
pekerjaan istri di rumah, maka pekerjaan istri di rumah tangga menjadi
lebih ringan. Demikian pula sebaliknya, ketika istri dapat menggunakan
uang dengan seperlunya, maka akan meringankan beban suami. Anakpun
demikian. Ketika anak tidak banyak menuntut agar orang tua selalu
memenuhi keinginannya, maka itu akan meringankan beban orang
tua. Sesuatu yang kecil, mampu mengubahkan hal-hal disekitar. Lalu Apa
yang akan kita lakukan dalam hidup ini untuk menjadi berkat bagi
sesama? Khususnya bagi Hormat dan Kemuliaan nama
Tuhan? Misalnya ketika ada sesama kita yang sedang sakit atau sedang
susah kita mau mendoakan atau bahkan menolong meringankan beban
mereka, maka apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak besar
dalam kehidupan mereka. Bahkan dalam kehidupan beriman, ketika kita
melihat ada saudara-saudari kita yang sudah lama tidak ke Gereja, maka
kita dapat mengingatkan mereka agar kembali dekat dengan Tuhan
melalui kehidupan persekutuan bersama. Ingatlah biji sesawi dan ragi,
sekalipun kecil, namun memiliki dampak yang luar biasa bagi orang
banyak. Sekecil apapun perbuatan kita, selama itu berkenan di hadapan
Tuhan, maka akan berdampak dan menjadi berkat bagi sesama. Tuhan
Yesus memberkati kita semua, amin.

Anda mungkin juga menyukai