Jesus put a parable before the crowds “The kingdom of heaven is like mustard seed which a man took and sowed in his field. It is the smallest of all the seeds, but when it has grown it is the biggest shrub of all and becomes a tree so that the birds of the air come and shelter in its branches.” He told them another parable, “The kingdom of heaven is like the yeast a woman took and mixed in with three measures of flour till it was leavened all through.” In all this Jesus spoke to the crowds in parables; indeed, he would never speak to them except in parables. This was to fulfill the prophecy: I will speak to you in parables and expound things hidden since the foundation of the world. Saudara dan saudari, saya kira kita semua sepakat bahwa segala sesuatu yang hidup dan berkembang berawal dari sesuatu yang kecil. Demikian juga dengan kerajaan Allah. Pertama- tama hanya Yesus dan para murid-Nya, kemudian berkembang menjadi besar sekali. Iman kita akan Allah juga pertama-tama kecil sekali, kemudian berkembang menjadi semakin besar dan semakin besar. Ketika Paus Johanes Paulus II memulai WYD, hal itu juga bukan sesuatu yang besar sekali seperti yang sekarang. Pasti berawal dari yang kecil. Kerajaan surga juga demikian. Ia berawal dari sesuatu yang kecil dan kemudian ia menjadi besar dan hadir di semua bangsa dan hampir di semua pelosok bumi. Dengan perumpamaan ini Yesus mau mengingatkan para murid-Nya dan para pengikut-Nya kemudian untuk tidak merasa putus asa melihat kenyataan bahwa dunia begitu luas, sementara para pengikut Kristus begitu “terbatas”. Yesus mau mengajak para pengikut-Nya untuk tetap bersemangat mewartakan kabar gembira di mana saja mereka berada dan di mana saja mereka bekerja. Dengan demikian diharapakan kerajaan Allah yang kecil itu bertumbuh menjadi besar dan bisa merambat kemana- mana. Kemudian Yesus mengutarakan perumpamaan yang kedua. Dalam perumpamaan yang kedua ini Yesus membandingkan kerajaan Allah dengan ragi. Kita tahu apa fungsi ragi. Ragi berfungsi mengawetkan dan “menghidupkan”. Di samping itu ragi juga berfungsi membuat roti menjadi enak untuk dimakan, roti menjadi lembut. Kalau tepung tidak diragii, maka roti itu menjadi kering dan tak menarik. Dengan perumpamaan ini Yesus mau mengingatkan bahwa kuasa Kerajaan Allah mengubah manusia, bagaikan ragi mengubah tepung. Kuasa kerajaan Allah menjadikan hidup lebih indah. Kuasa kerajaan Allah menjadikan hidup lebih menarik. Kuasa Kekristenan dan Kuasa Yesus menggerakkan manusia untuk semakin dekat pada Allah. Ragi bekerja secara “tak kelihatan”, namun kerja ragi tersebut berjalan terus. Kerajaan Allah juga demikian, bekerja secara “rahasia” mengubah dunia dan manusia.