Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TANJUNG LEIDONG
JLN. PUSKESMAS TELP: (0623) 71212 KODE POS 21475 Email : puskesmastanjungleidong54@gmail.com

KEPALA UPTD PUSKESMAS TANJUNG LEIDONG


KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

PERATURAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TANJUNG LEIDONG


NOMOR :445/ /PUSK-TL/I/2021

TENTANG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS


 DI UPTD PUSKESMAS TANJUNG LEIDONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS TANJUNG LEIDONG

Menimbang  : a.   bahwa UPTD Puskesmas Tanjung Leidong yang


mengutamakan mutu dan keselamatan pasien;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, keselamatan dan


kepuasan pasien di UPTD Puskesmas Tanjung Leidong maka
perlu dilaksanakan upaya–upaya yang terstruktur dan
terkoordinasi salah satunya melalui manajemen resiko klinis.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b perlu


disusun Pedoman Manajemen resiko Klinis.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


tahun 2014, tentang Puskesmas;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46


tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan    :   KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TANJUNG


                LEIDONG TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO
KLINIS DI UPTD PUSKESMAS TANJUNG LEIDONG.

KESATU : Pedoman Manajemen Resiko Klinis di UPTD Puskesmas


Tanjung Leidong sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

KEDUA...
-2-

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tanjung Leidong


pada tanggal 09 Januari 2021

Kepala UPTD Puskesmas Tanjung Leidong

DEWI DAULAY

kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS TANJUNG LEIDONG
NOMOR : 445//PUSK-TL/I/2021
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO
KLINIS DI UPTD PUSKESMAS
TANJUNG LEIDONG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS DI UPTD PUSKESMAS TANJUNG


LEIDONG :

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen risiko merupakan hal yang rutin dilakukan untuk
meminimalkan risiko terjadinya tuntutan hukum. Keberhasilan
program manajemen risiko bagaimanapun tergantung pada sistem
pembuatan dan monitoring keselamatan yang dirancang untuk
mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja sumber daya manusia.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Risiko Klinik adalah bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal - hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai
dampak asuhan klinik yang diberikan kepadanya
Manajemen resiko klinis adalah suatu upaya sistematis rumah
sakit dalam rangka mengurangi risiko akibat pelaksanaan pelayanan
medik. Manajemen risiko klinik secara spesifik fokus pada peningkatan
kualitas dan keselamatan pelayanan kesehatan dengan cara
mengidentifikasi faktor kemungkinan yang mengakibatkan pasien
berisiko cedera dan kemudian tindakan yang dilakukan untuk
mengontrol risiko tersebut.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
1) Meminimumkan terjadinya ‘medical error’, ‘adverse events’ , dan
‘harms’ pada pasien ( Membuat asuhan pasien lebih aman )
-2-

2) Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan


mengendalikan biaya klaim yang harus menjadi tanggungan
institusi dan dokter
2. Tujuan Khusus
1) Membuat sekecil mungkin cidera yang tidak diinginkan
2) Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan
3) Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan staf
4) Menjaga reputasi
5) Meminimumkan resiko finansial dengan manajemen yang lebih
baik
6) Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaik-
baiknya sumber daya yang ada
7) Meningkatkan kepercayaan publik bahwa dengan program
manajemen resiko klinis yang baik, keamanan menjadi lebih
terjamin.

II. SASARAN
Dengan adanya pedoman manajemen risiko klinis ini UPTD Puskesmas
Tanjung Leidong diharapkan mampu melaksanakan manajemen risiko
klinis dengan memperhatikan 3 aspek yaitu :
1. Pencegahan risiko klinis
2. Pengendalian risiko klinis
3. Penanganan jika sudah terjadi musibah klinis

III. PELAKSANAAN
Apabila terjadi adverse event atau insiden yang mengakibatkan cidera (harm),
kehilangan (loss), atau kerusakan (damage) maka potensi yang mungkin
terjadi adalah :
1. Adanya kasus medikolegal dimana kasus adverse event atau yang
dianggap sebagai adverse event akibat asuhan klinis/medis, yang dibawa
ke pengadilan oleh pasien atau keluarga (biasanya diwakili oleh advokat)
dengan klaim ganti rugi.
2. Dokter dapat dituduh melakukan malpraktek
3. Manajemen Puskesmas dapat dituduh lalai (negligence)
Untuk itu perlu dilakukan langkah untuk melakukan manajemen risiko klinis
sebagai berikut :
a. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial.
kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...
-3-

Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang akan diambil


manajemen terhadap risiko tersebut.
Instrumen yang di perlukan :
1) Keluhan Pasien
Data keluhan pasien ini dapat di peroleh dari keluhan tertulis pada
lembar kesan pelanggan yang disediakan di masing-masing unit /
bagian di UPTD Puskesmas Tanjung Leidong maupun dari keluhan
secara lisan.
2) Klaim
3) Laporan Insiden (Incident Report)
Laporan insiden (incident report) terdiri atas :
o Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang
dari yang direncanakan atau secara normal seharusnya tidak
terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien
o Pelaporan atas masalah / kejadian yang menghadapkan
pasien pada keadaan beresiko
o Pelaporan atas masalah / kejadian yang bertendensi /
berpotensi menghadapkan rumah sakit pada tuntutan hukum
o Masalah / kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan
cedera. Tetapi termasuk juga suatu keadaan yang potensial
menyebabkan cedera.
o Pelaporan atas masalah / kejadian yang dapat dijadikan
pelajaran untuk mengeliminasi atau menurunkan risiko
o Pelaporan dari masalah / kejadian yang mempunyai dampak
terhadap anggaran dan risiko ketersediaan keuangan,
peralatan maupun supplies.
4) Audit Medik, diselenggarakan oleh Sub komite Mutu Komite Medik.
b. Analisa Risiko
Analisa risiko merupakan upaya untuk menentukan estimasi risiko
secara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan tehnik-tehnik evaluasi
maupun matematis. Dan merupakan proses untuk mengenali bahaya
yang mungkin terjadi dan bagaimana potensi kegawatan dari bahaya
tersebut. Analisa risiko dilaksanakan untuk menentukan :
1) Risiko apa yang dapat terjadi.
2) Kapan risiko tersebut dapat terjadi.
3) Faktor yang berhubungan dengan
Instrumen yang diperlukan :
1) Severity Assessment

kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...
-4-

Memilih kejadian untuk dilakukan investigasi.


2) Root Cause Analysis (RCA)
RCA dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Investigasi kejadian
o Menentukan masalah
o Mengumpulkan bukti-bukti yang nyata
o Melakukan wawancara
o Meneliti lingkungan kejadian
o Mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya
kejadian
o Menggambarkan rantai terjadinya kejadian
b. Rekonstruksi kejadian
o Mengenali kejadian-kejadian yang mengawali terjadinya adverse
event ataupun near miss
o Melakukan analisis dengan menggunakan pohon masalah untuk
mengetahui kegiatan atau kondisi yang menyebabkan timbul
kejadian
o Lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem yang melatar belakangi
timbulnya kejadian atau sampai tidak beralasan lagi untuk
melanjutkan
c. Analisis sebab
o Mengidentifikasi akar-akar penyebab yang dapat bersumber dari :
1. Manusia
- Kelelahan
- Kurang terlatih
- Komunikasi yang buruk
- Kekuasaan / pengendalian
- Keterbatasan waktu
- Poor Judgement
- Keraguan (heuristic)
- Logic error
- Over confidence
2. Organisasi
- Rancang bangun ruang kerja
- Perencanaan kebijakan
- Administrasi / pembiayaan
- Insentif / dinsentif / kepemimpinan
- Manajemen suplai

kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...
-5-

- Supervisi / umpan balik


- Ketidakjelasan tugas
- Salah menempatkan personil
3. Teknikal
- Poor automation
- Peralatan yang buruk
- Keterbatasan peralatan
- Tidak memiliki decision support
- Kompleksitas
- Kurang terintegrasi
- Terlalu banyak informasi
- Tidak menggunakan checklist
o Rumuskan pernyataan akar masalah
d. Menyusun rencana tindakan
o Menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi penyebab yang
diidentifikasi, dan dapat diterima oleh pihak yang terkait dengan
kejadian.
o Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab kejadian
dan pengukuran untuk menilai efektifitas tindakan thd akar
penyebab
o Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam organisasi
e. Melaporkan proses analisis dan temuan
o Catat proses dan alat yang digunakan
o Biaya yang dibutuhkan
o Ringkasan kejadian
o Proses investigasi dan analisis
o Temuan
3) Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)
FMEA adalah Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara
rinci, dan mengenali model-model adanya kegagalan/kesalahan pada
suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap model
kesalahan/kegagalan, dengan mencari penyebab terjadinya, mengenali
akibat dari kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan
melakukan perubahan desain/prosedur.
FMEA dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Bentuk tim FMEA: orang-orang yang terlibat dalam suatu proses
b. Tetapkan tujuan, keterbatasan, dan jadual tim
c. Tetapkan peran dari tiap anggota tim

kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...
-6-

d. Gambarkan alur proses yang ada sekarang


e. Kenalilah Failure modes pada proses tersebut
Tipe medical eror :
1. Kekeliruan konsep meliputi :
- Wrong concept of disease (Kekeliruan konsep penyakit)
- Wrong concept of treatment (Kekeliruan konsep perawatan)
2. Kekeliruan Diagnostik
- Misdiagnosis
- Late diagnosis
- Gagal melakukan prosedur diagnosis
- Menggunakan prosedur yang usang
- Gagal melakukan pemantauan dan follow-up hasil pemeriksaan
penunjang
3. Kekeliruan Terapi
- Kesalahan melakukan tindakan medik / operasi
- Kekeliruan dalam memberikan terapi
- Kekeliruan dalam menetapkan dosis
- Kekeliruan dalam menetapkan cara pemberian obat
- Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan
hasil diagnostik sudah jelas
- Melakukan tindakan medik tidak adekuat dan tanpa indikasi
- Teknik yang keliru
4. Kekeliruan Pencegahan
- Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
- Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainnya
- Gagal dalam berkomunikasi dengan pasien atau tenaga
kesehatan lainnya
- Kegagalan peralatan
- Kegagalan sistem lainya
f. Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
g. Kenalilah apa akibat dari adanya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
h. Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan:
 Sering tidaknya terjadi (occurrence): (Occ)
0 : tidak pernah, 10 sangat sering
 Kegawatannya (severity): (SV)
0 : tidak gawat, 10 sangat gawat
kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...
-7-

 Kemudahan untuk terdeteksi: (DT)


0 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi
i. Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkalikan: Occ x
SV x DT
j. Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
k. Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)
l. Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
m. Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut

c. Pembahasan
Pembahasan berupa diskusi event-event yang berisiko yang ada di
rumah sakit dan memilih mana yang paling prioritas. Yang terlibat
dalam pembahasan manajemen risiko klinis adalah Panitia Audit
Medik, Ketua SMF yang terkait, Dokter yang terkait, dan Tim
Manajemen Resiko Klinik.

Jika terjadi adverse event, hal yang harus dilakukan adalah :


1. Merespons terhadap kebutuhan segera dari pasien dan pihak-pihak lain yang
terlibat, termasuk staf.
2. melakukan tindakan koreksi untuk menciptakan kembali suasanayang aman.
3. Semua bahan bukti dibiarkan sebagaimana adanya dan segera diamankan
untuk pemeriksaan kemudian. Semua obat dan alat yang rusak dihentikan
penggunaannya dan juga diamankan.
4. Berkomunikasi dengan pasien atau keluarga, mereka yang mengurus pasien,
teman, dll tentang apa yang sudah terjadi dalam waktu yang tepat.
5. Berkomunikasi secara lisan dan melalui laporan tertulis dengan pejabat
kesehatan setempat sesuai dengan asas positif dan bukan untuk menghukum
siapapun (non-punitive).
6. Berkomunikasi dengan dokter keluarga atau dokter spesialis yang mengirim
pasien.
7. Memberi informasi kepada stakeholder eksternal yang relevan.
8. Menghadapi pers dengan baik.
9. Belajar dari musibah agar kejadian yang sama tidak lagi terulang,dengan
melakukan analisis mendalam (root cause analysis) untuk mencari penyebab
sebenarnya dari adverse event yang telah terjadi. Menyusun strategi dan
rencana kegiatan (baru) untuk perbaikan.
10.Memantau dan mengevaluasi efektifitas tindakan-tindakan perbaikan yang
dilakukan.

kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...
-8-

11. Membangun ‘budaya melapor’ pada pasien dan staf tentang adverse
incidents, adverse events, dan near misses yang dialami, agar dapat dilakukan
analisis mendalam tentang kejadian-kejadian tetentu itu.

IV. PENUTUP
Demikian pedoman manajemen risiko klinis ini disusun agar dapat menjadi
acuan penyelenggaraan manajemen risiko klinis di UPTD Puskesmas Tanjung
Leidong.

    Ditetapkan di Tanjung Leidong


pada tanggal 09 Januari 2021

Kepala UPTD Puskesmas Tanjung Leidong

DEWI DAULAY

kkkkkkkkkkkkkkkKKKKkkkkkkKKKKKKKKKKKKKkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkggghaxhxvz
EDUA...

Anda mungkin juga menyukai