DISUSUN OLEH:
Wasim Sutarsim, SE.
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat karunianya kami dapat menyusun makalah ini selesai pada waktunya.
Makalah ini kami beri judul “Tim Pendamping Keluarga (TPK)”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas Akreditasi bagi
Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Periode bulan Juli - Desember 2021. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
pembaca terutama bagi pemerhati, pengambil kebijakan dan praktisi program
Bangga Kencana. Khususnya bagi kami sebagai penulis, makalah ini diharapkan
mampu meningkatkan keterampilan dalam hal menulis Karya Ilmiah, dan bagi
kami sebagai Penyuluh KB, tulisan ini diharapkan menjadi pengetahuan dasar
tentang Materi Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang merupakan salah satu
program Perioritas Nasional dari Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), sebagai modal dasar
serta penunjang dalam melaksanakan Advokasi dan KIE sebagai tugas dan fungsi
utama Penyuluh KB.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
i
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Keritik dan saran dapat
ditujukan kepada penulis melalui interaksi langsung maupun melalui media
dimana makalah ini dipublikasikan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi kami
sebagai penulis sekaligus sebagai Penyuluh Keluarga Berencana.
Menyetujui:
Kepala DPPKB Kabupaten Indramayu
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………….……………………………………..…… i
KATA PENGANTAR..…………………………………………………….…. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………....… iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….… 2
C. Tujuan……………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan Dibentuknya Tim Pendamping Keluarga…………………..…. 3
B. Sasaran Tim Pendamping Keluarga..............…………………………... 3
C. Unsur-Unsur Pembentuk Tim Pendamping Keluarga…………….…... 4
D. Peran Masing-Masing Unsur Dalam Tim Pendamping Keluarga.….... 5
E. Kasus Stunting Di Kabupaen Indramayu................................................ 12
F. Jumlah Tim Pendamping Keluarga Di Kabupaen Indramayu............. 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2020 - 2024, Bada Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) diberi mandat untuk berpartisipasi dalam mensukseskan terhadap 2
(dua) dari 7 (tujuh) Agenda Pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada
RPJMN IV 2020 - 2024, yaitu untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing, serta mendukung Revolusi Mental
dan Pembangunan Kebudayaan. SDM yang berkualitas dan berdaya saing,
yaitu SDM yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter,
dalam rangka menghadapi kondisi Indonesia berada pada Bonus Demografi
yang diperkirakan terrjadi antara tahun 2015 sampai dengan tahun 2045,
dimana kondisi komposisi penduduk yang usia produktif lebih banyak dari
pada penduduk yang usia tidak produktif.
Persoalan SDM saat ini yang perlu mendapatkan intervensi segera adalah
masalah stunting. Presiden Republik Indonesia, memberikan amanat melalui
Peraturan Presiden Nomor: 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting. Berdasarkan Perpres RI tersebut, BKKBN ditugaskan sebagai
koordinator pelaksanaan percepatan penurunan stunting di lapangan.
Dalam upaya penurunan stunting peran keluarga merupakan sesuatu yang
perlu dioptimalkan. Keluarga perlu memperhatikan periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) dalam pencegahan stunting dan perlu didampingi
oleh pendampingan petugas BKKBN yang bersinergi dengan Kader PKK
maupun bidan, yang disebut sebagai pendamping keluarga. Pendamping
keluarga yang dimaksud terdiri dari tiga komponen, yaitu seorang Kader KB,
seorang Kader PKK dan seorang bidan atau tenaga kesehatan terutama yang
menangani gizi. Oleh karena itu tiga komponen itu disebut Tim Pendamping
Keluarga, yang masing-masing memiliki tugas dan fungsinya dalam
pendampingan keluarga. keluarga/calon pengantin. Keluarga yang menjadi
1
2
sasaran terdiri dari, keluarga yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu
pasca melahirkan dan bayi bawah lima tahun.
B. Rumusan Masalah
a. Mengapa dibentuk Tim Pendamping Keluarga?
b. Siapa sasaran Tim Pendamping Keluarga?
c. Apa saja unsur Tim Pendamping Keluarga
d. Apa saja peran setiap anggota Tim Pendaping Keluarga?
C. Tujuan
a. Memahami tujuan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga
b. Mengetahui sasaran Tim pendampingan keluarga
c. Mengetahui beberapa unsur kader dengan latar belakang berbeda
d. Mengetahui peran setiap anggota dalam Tim Pendamping Keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
3. Satu orang dari unsur Kader KB, yang berperan sebagai pendamping
keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Seperti yang kita ketahui, bahwa kasus stunting umumnya dimulai dari
kurangnya asupan gizi pada ibu hamil hingga bayi usia 5 tahun, para pakar gizi
mengatakan bahwa masa bayi dalam kandungan hingga usia 5 tahun itu
diumpamakan seperti pondasi pada sebuah bangunan yang kokoh. Dengan
perumpamaan itu kiranya tidak berlebihan jika saat ini kita mulai untuk
melakukan langkah-langkah sistematis yang terprogram dalam pendampingan
terhadap keluarga yang memiliki ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita,
bahkan sebelum seorang calon ibu hamil idealnya harus sudah direncanakan
segala sesuatunya, ini adalah langkah awal dalam upaya mengantisipasi
terjadinya keluarga berisiko stunting, termasuk calon pengantin khususnya
calon Pasangan Usia Subur yang harus segera mendapat pendampingan untuk
identifikasi sesuai Aplikasi Pendampingan Catin Elsimil, dengan tujuan agar
dalam masa berbulan madu dimana ada kemungkinan terjadi fertilisasi kondisi
kedua pengantin baru itu benar-benar dalam kondisi sehat baik fisik maupun
mental.
13
1 HAURGEULIS 10 153 77
2 KROYA 9 92 47
3 GABUSWETAN 10 87 47
4 CIKEDUNG 7 12 33
5 LELEA 11 65 42
6 BANGODUA 8 33 24
7 WIDASARI 10 2 30
8 KERTASEMAYA 13 180 47
9 KRANGKENG 11 276 56
10 KARANGAMPEL 11 25 58
11 JUNTINYUAT 12 252 62
12 SLIYEG 14 36 46
13 JATIBARANG 15 74 54
14 BALONGAN 10 21 32
15 INDRAMAYU 18 163 90
16 SINDANG 10 13 34
17 CANTIGI 7 12 24
18 LOHBENER 12 87 41
19 ARAHAN 8 33 29
20 LOSARANG 12 102 40
21 KANDANGHAUR 13 73 77
22 BONGAS 8 8 43
23 ANJATAN 13 89 79
24 SUKRA 8 40 38
25 GANTAR 7 65 49
26 TERISI 9 34 38
27 SUKAGUMIWANG 7 6 28
28 KEDOKANBUNDER 7 ? 42
29 PASEKAN 6 3 24
30 TUKDANA 13 6 39
31 PATROL 8 39 43
KAB. INDRAMAYU 317 2.081 1.413
Ket
.
*) Sumber: Aplikasi GESIT Tanggal 27/12/2021 Pukul 19.00 WIB
**) Sumber : DPPKB Kab. Indramayu (Jadwal Pelaksanaan Orientasi TPK)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pembahasan makalah ini adalah:
Tingginya prevalensi stuntung di Indonesia, menuntut pemerintah dan seluruh
komponen bangsa ini untuk lebih serius dalam menangani stunting, terlebih
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional sebagai badan yang
diberi tanggung jawab atas penurunan persentasi stunting di Indonesia.
Dengan satu komando, di bawah Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021
Tentang Percepatan Penurunan Stunting, jajaran tenaga Program Bangga
Kencana mulai dari Kepala Badan hingga tenaga lini lapangan (Kader KB) di
tingkat desa diharapkan bisa bersinergi, untuk menggerakkan seluruh potensi
yanga ada sebagai kekuatan tenaga lini lapangan yang ada. Tidak main-main,
200.000 Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh Indonesia di bentuk,
dengan harapan mampu menurunkan prevalensi dari 27% pada tahun 2021,
menjadi 14% pada tahun 2024, tentu saja salah satu upaya dalam
mempersiapkan SDM Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing, SDM
yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter dalam
menyongsong Bonus Demografi Indonesia yang diperkiraan puncaknya pada
tahun 2030.
16
17
B. Saran
Penulis, yang juga berprofesi sebagai Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)
yang secara langsung merasakan berbagai kesulitan serta kendala yang ada di
lapangan dalam melakukan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi,
tentu saja sebagai upaya untuk meningkatkan wawasan masyarakat, terutama
yang terkait wawasan/pengetahuan tentang Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang diharapkan
seiring meningkatnya wawasan/pengetahuan masyarakat akan diikuti
meningkatnya kualitas prilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga harapan
memiliki Pertumbuhan Penduduk yang seimbang dan SDM SDM yang sehat
dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter akan segera terwujud,
dalam menyongsong Bonus Demografi Indonesia yang diperkirakan
berpuncak pada tahun 2030, dimana usia penduduk yang produktif benar-
benar berkualitas.
Saran penulis kepada:
18
3. https://www.bkkbn.go.id/detailpost/tim-pendamping-keluarga-hadir-di-tengah-
masyarakat-untuk-bantu-langkah-preventif-cegah-stunting
4. https://www.tribunnews.com/kesehatan/2021/12/14/maruf-amin-sebut-
prevalensi-stunting-di-indonesia-masih-berkisar-27-persen
5. https://stunting.go.id/perpres-nomor-72-tahun-2021-tentang-percepatan-
penurunan-stunting
6. https://www.info.populix.co/post/bonus-demografi
7. http://dinkes.indramayukab.go.id/wp-content/uploads/2020/09/LKjIP-Dinkes-
2019-2.pdf
19