Anda di halaman 1dari 2

KISAH ABU HURAIRAH, SEORANG PERAWI HADITS

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, was sholatu wassalamu ‘ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a’laa
alihi wa sahbihi ajmain amma ba’du. Puja dan puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberi kita semua rahmat dan hidayat sehingga kita bisa berkumpul disini dalam keadaan
sehat dan selalu dalam lindungannya.

Hadirin sekalian apakah kalian pernah mendengar

ٌ‫ص َدقَة‬ َ َ‫ك فِى َوجْ ِه َأ ِخ ْيكَ ل‬


َ ‫ك‬ َ ‫تَبَ ُّس ُم‬

yang mana artinya adalah “Senyummu pada wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR Tirmidzi).
ternyata ungkapan tersebut adalah hadits. Hadits itu sendiri ialah perkataan atau perbuatan yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW, yang dijadikan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.

Setelah mengetahui apa itu hadits, maka persilahkan saya untuk mengenalkan salah satu tokoh hadits.
Sebelum itu izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Fayola Anggrila Yunandar dari
kelas X MIPA 3. Saya akan mengisahkan tentang Abu Hurairah, yaitu salah satu perawi hadits
terbanyak pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Abu Hurairah merupakan sahabat Nabi yang dikenal paling banyak meriwayatkan hadis dibanding
sahabat-sahabat lainnya. Sebelum menjadi periwayat hadis, Abu adalah anak yatim, miskin, dan
seorang buruh di keluarga Busrah binti Ghazwan yang upahnya hanya berupa makanan pengganjal
perut.
Pada tahun ke-7 H ketika Rasulullah berada di Khaibar, Abu datang kepada beliau supaya
membimbingnya masuk Islam, bahkan saat itu nama Abu masih Abdu Syams yang merupakan nama
jahiliyah. Kemudian Rasul menggantinya menjadi Abdurrahman. Sosok Abdurrahman disebut sangat
menyayangi binatang dan dirinya memiliki kucing betina yang dirawat dengan istimewa. Karena
kucing peliharaan itu sangat setia mendampingi, ia kerap dipanggil dengan sebutan Abu Hurairah
sampai dikenal banyak orang.
Semenjak memeluk Islam, Abu menyadari bahwa dirinya bukan dari golongan sahabat Nabi yang
masuk Islam pada periode awal, sehingga merasa perlu untuk mengejar ketertinggalan ilmu.
Abu memiliki kelebihan dalam mengingat serta menghafal banyak hal yang diberikan Allah. Ingatan
kuat yang dimiliki Abu ini dimanfaatkan oleh dirinya untuk merekam semua ilmu-ilmu dari Rasul,
kemudian dilestarikan sebagai sebuah warisan hadis.

Tujuan atau Hikmah Abu Hurairah meriwayatkan hadis bukan semata-mata memperkaya ilmu bagi
dirinya, melainkan untuk disampaikan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Selama empat tahun setelah masuk Islam, Abu tidak pernah sekalipun jauh dari Rasul hingga wafat
dan ia termasuk orang paling setia mengikuti setiap majlis ilmu.
Di saat kaum Muhajirin sibuk berdagang di pasar dan kaum Anshar sibuk bertani, hanya Abu yang
selalu hadir di majelis tersebut.
Suatu hari Nabi bersabda, "Siapa yang membentangkan selendangnya hingga akhir hadisku kemudian
ia lipat kembali, maka ia tidak akan lupa sedikit pun dari yang ia dengar dariku."
Abu Hurairah berkata, "Aku pun membentangkan kain, lalu beliau bersabda kepadaku. Setelah itu aku
lipat kembali. Demi Allah aku tidak lupa sedikit pun hadis yang kudengar dari beliau."
Apabila diurut secara terperinci, berikut ini sejumlah alasan yang membuat Abu Hurairah pantas
menyandang gelar sebagai periwayat hadis.

Abu Hurairah mempunyai juga mempunyai kelebihan yaitu ingatannya kuat, sehingga mampu
menghafal semua hadis Rasul. Abu Hurairah tidak meriwayatkan hadis karena menginginkannya,
tetapi menyebar hadis Nabi merupakan tanggung jawab agama serta hidupnya.

Abu juga berprinsip jika mengabaikan ajaran Nabi, sama dengan menyembunyikan kebaikan dan hal
itu seperti perbuatan orang gegabah yang menanti balasan orang-orang gegabah.
"Sesungguhnya, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan- keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dan
al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua makhluk yang dapat melaknati."
(QS. Al- Baqarah:159). Atas dasar itulah Abu Hurairah terus gencar menyebarluaskan hadis hingga
tidak ada satu orang pun yang mampu menghalanginya untuk menyampaikan hadis-hadis tersebut.

Kepak sayap berirama


Burung bangau turun ke sawah
Tauhid adalah yang utama
Sebagai kunci menuju surga

Akhir kalam, wabillahi taufik wal hidayah,


Wassalamualaikum Warhmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai