Alfina Limo
Alfina Limo
Disusun ol
KELOMPOK I
Keterangan :
H’= Indeks keanekaragaman jenis
pi =ni/N
ni=jumlah individu jenis setiap jenis
N=jumlah total individu seluruh jenis
C. Keseragaman (E)
H'
E= '
H Maks
Keterangan =
E=Indeks keseragaman
H ' =indeks keanekaragaman
'
H Maks =In s
H ' Maks =indeks keanekaragaman maksimum
D. Dominasi (C)
❑
C= ∑ pi 2
❑
Keterangan
C=indeks Dominansi
Pi =ni/N
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel 1. Kelimpahan Plankton
Fitoplankton St 1 St 2 St 3
1. Bacilariophyceae Rhizosolenia
longisela 19 13 9
2. Fragilaria capucina -
18 10
3. Ditylum brightwellii
21 18 8
4. Chlorophyceae Oidogonium -
crasiculum 30 29
5. Microspora sp
21 17 11
6. Oidogonium sp
12 5 2
7. Spirogyra setiformis - -
8
8. Cylindrocystis Sp -
9 1
9. Chlorophyta sp - -
2
10. Ulothrix sp
69 51 30
11. Scenedesmus -
maximus 4 2
13. Sp 1 - -
2
14. Sp 2 -
7 4
15. Euglenophyceae Trachelomonas - -
volvocina 2
5. Chlorophyceae Cosmarium - -
ordinatum 4
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul keanekaragaman plankton disungai hitamn provinsi
Bengkulu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelimpahan plankton dan peranan plankton
untuk meninjau keadaan kualitas air dengan menggunakan penghitungan saprobitas perairan
pada perairan muara Sungai Hitam, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.
Pada praktikukum didapati kelimpahan plankton yang dilakukan pada tiga stasiun dengan
masing-masing tiga kali pengulangan tiap stasiunnya. Dimana terdapat tiga kelas plankton yaitu
Bacilariophyceae, Chlorophyceae,dan Euglenophyceae serta total spesies yang didapat pada
seluruh kelas yaitu 15 spesies. Dimana dari tiga kelas tersebut kelimpahan spesies plankton
tertinggi terdapat pada Chlorophyceae dan yang terendah terdapat pada kelas Euglenophyceae.
Keragaman spesies plankton di dalam ekosistem perairan sering digunakan sebagai tolak
ukur untuk mengetahui produktivitas primerperairan dankondisi ekosistem perairan tersebut.
Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi Plankton menjadi salah satu
bioindikator untuk mengetahui produktivitas ekosistem perairan karena memiliki peran sebagai
produsen. Produktivitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya
energi dari senyawa-senyawa anorganik. Sedangkan ekosistem dengan keragaman rendah
bersifat tidak stabil dan rentan terhadap pengaruh tekanan dari luar dibandingkan dengan
ekosistem yang memiliki keragaman tinggi. Kondisi suatu ekosistem yang tidak stabil dapat
mempengaruhi produktivitas primer perairan tersebut sehingga berdampak pada jaring makanan
ekosistem.
Kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1 merupakan yang lebih banyak. Stasiun 1
pengamatan terletak di sekitar perairan yang terhubung ke arah laut terbuka. Wulandari (2011)
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa jumlah jenis dari fitoplankton di bagian perairan laut
terbuka (offshore) lebih tinggi dibanding bagian perairan dekat pantai (nearshore), tetapi untuk
kelimpahan, fitoplankton di perairan bagian dekat pantai secara umum lebih tinggi. Selanjutnya
dijelaskan bahwa pada perairan dekat pantai (nearshore) nilai kandungan nutrien lebih tinggi
karena mendapat masukan dari muara sungai dan dari aktivitas di daratan, sedangkan di perairan
laut terbuka (offshore) yang berada di laut terbuka menyebabkan miskinnya kandungan nutrien.
Kelompok fitoplanktonkelas Bacillariophyceae merupakan kelas dengan kelimpahan
spesies kedua yang tertinggi, dibandingkan dengan kelas fitoplankton lainnya. Hal ini diduga
fitoplankton pada kelas Bacillariophyceae memang umum ditemui pada perairan muara, karena
memiliki tingkat toleransi dan adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungan. Pada
kelimpahan zonkplankton didapati hasil dari pengambilan sampel sebanyak 5 kelas yaitu
Maxillopoda, Crustacea, Tubulinea, Branchiopoda, Chlorophyceae dan total spesies yang
diperoleh adalah 6 spesies. Pada kelimpahan spesiesnya tertinggi itu terdapat pada Maxillopoda
Adanya perbedaan nilai indeks keragaman dan dominansi disebabkan oleh faktor fisika air
serta ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi yang berbeda dari tiap individu. Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai indeks keanekaragaman dan dominansi dapat berasal dari faktor
lingkungan yaitu ketersediaan nutrisi seperti phospat dan nitrat, serta kemampuan dari masing-
masing jenis fitoplankton untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada
Menurut Shabrina et al., (2020)jika indeks kemerataan mendekati 1, maka komunitas
dalam kondisi stabil. Nilai indeks kemerataan yang tinggi menunjukkan bahwa setiap biota
mendapat peluang untuk memanfaatkan nutrient yang tersedia di perairan secara bersamaan,
walaupun kandungan nutrient di perairan tersebut terbatas keberadaannya. Namun, semakin kecil
kemerataan dalam suatu komunitas artinya bahwa penyebaran individu setiap spesies atau genera
tidak merata dan ada kecenderungan suatu komunitas akan didominasi oleh spesies atau genera
tertentu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu maka didapatkan
kesimpulan yaitu :
1.Keanekaragaman jenis plankton yang ada berada pada tingkatan sedang, tidak ada jenis
plankton yang mendominasi dan juga keseragaman organisme dalam keadaan seimbang. Hal ini
menunujukkan bahwa tidak terjadi persaingan terhadap tempat ataupun makanan yang terjadi
antar plankton.
2. Kelompok fitoplankton kelas Bacillariophyceae merupakan kelas dengan kelimpahan spesies
kedua yang tertinggi, dibandingkan dengan kelas fitoplankton lainnya. Hal ini diduga
fitoplankton pada kelas Bacillariophyceae memang umum ditemui pada perairan muara, karena
memiliki tingkat toleransi dan adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungan. Pada
kelimpahan zoonkplankton didapati hasil dari pengambilan sampel sebanyak 5 kelas yaitu
Maxillopoda, Crustacea, Tubulinea, Branchiopoda, Chlorophyceae dan total spesies yang
diperoleh adalah 6 spesies. Pada kelimpahan spesiesnya tertinggi itu terdapat pada Maxillopoda
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kelimpahan dan keanekaragaman plankton
disungai hitam kabupaten Bengkulu tengah, provinsi Bengkulu dengan pengambilan sampel
yang lebih banyak agar dapat ditemukan jenis-jenis fitoplankton lainnya dan mendeskripsi jenis-
jenis yang belum terdeskripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Davies, O.A.dan E. Ansa. 2010. Comparative Assessment Of Water Quality Parameters Of
Freshwater Tidal Earthen Ponds And Stagnant Concerete Tanks For Fish Production In
Port Harcourt, Nigeria. International Journal Of Science And Nature. Vol 1 (1). 34- 37.
Desmawati, I., Ameivia, A., dan Ardanyanti, L. B. 2020. Studi Pendahuluan Kelimpahan
Plankton di Perairan Darat Surabaya dan Malang. Rekayasa. 13(1): 61-66.
Fachrul MF, Haeruman H, Sitepu LC. 2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-Indikator
Kualitas Perairan Teluk Jakarta [Skripsi].Jakarta : FMIPA Universitas Indonesia.
Isnaini. 2014. Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Banyuasin Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan. Maspari Journal. Vol 4(1). Fakultas MIPA Universitas
Sriwijaya. Palembang.
Kusmeri, L. dan D.Rosanti. 2015. Struktur Komunitas Zooplankton di Danau OPI Jakabaring
Palembang. Jurnal Sainmatika. Vol 14 No 1. Juni 2015. Fakultas MIPA.Universitas
PGRI.Palembang.
Lonsdale, D.J., Greenfield, D.I., Hillebrand, E.M., Nuzzi R., & Taylor, G.T., 2006. Contrasting
microplanktonic composition and food web structure in two coastal embayments (Long
Island NY. USA). J.of Plankton Res. 28 : 907-918.
Mariana, T. & Rozza, T. K. (2011). Pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua di Provinsi Banten
sebagai ekosistem bernilai penting. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam, 8(1), 95-108
Nontji, A. (2008). Plankton laut. Yayasan Obor Indonesia.
Oktavia, N., Purnomo, T., dan Lisdiani, L. 2015. Keanekaragaman Plankton dan Kualitas Air
Kali Surabaya. LenteraBio. 4(1): 103-107.
Rahmatullah, Ali, M. S., dan Karina, S. 2016. Keanekaragaman dan Dominasi Plankton Di
Estuari Kula Rigaih Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Usyiah. 1(3): 325-330.
Sari, A. N., Hutabarat, S., & Soedarsono, P. (2014). Struktur komunitas plankton pada padang
lamun di pantai Pulau Jepara. Journal of Management Resources, 3(2), 82-91.
Soliha, E., Rahayu, S. Y. S., dan Triastinurmiatiningsih. 2016. Kualitas Air dan Keanekaragaman
Plankton Di Danau Cikaret, Cibinong, Bogor. Ekologia. 16(2): 1-10.
Yuliana.2012. Implikasi Perubahan Ketersediaan Nutrien Terhadap Perkembangan Pesat
(Blooming) Fitoplankton Di Perairan Teluk Jakarta. Disertasi. Fakultas Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wardana, W. 2003. Penggolongan Plankton. Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu
Prikanan: Jakarta.
LAMPIRAN