Anda di halaman 1dari 12

Resume Sitohistoteknologi

SITOHISTOTEKNOLOGI

HISTOLOGI ORGAN DAN SISTEM EKSRESI

Oleh:

VIJA DETASYA POMONTOLO : 2320211043

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

2022
A. Definisi Histologi
Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan
secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang
dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga
disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Salah satu metode membuat sajian histologi yaitu metode histoteknik.
Teknik ini merupakan salah satu teknik laboratorium yang dipergunakan
dalam kegiatan eksperimental. Hasil pemeriksaan dari teknik ini adalah
berupa spesimen mikroskopik setelah dilakukan pewarnaan sesuai dengan
yang dibutuhkan, salah satunya adalah dengan pewarnaan Hematoxylin-
Eosin (HE) (Alwi, 2016).
B. Definisi Sistem Ekresi
Sistem ekresi merupakan sistem yang berperan dalam proses
pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (Zat Sisa) ataupun zat-zat
yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk larutan. Eksresi terutama
berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran senyawa nitrogen. Selama
proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan
diasorpsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk
membentuk protein-protein baru.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat – zat sisa metabolisme
yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Zat ini dapat berupa karbon
dioksida, urin, urea, keringat dan senyawa–senyawa lain yang bersifat
toksik (racun). Histologi sistem ekskresi adalah cabang ilmu biologi yang
mempelajari struktur sel dan jaringan yang ada didalam sistem ekskresi
(ginjal, paru2, hati, dan kulit.)

C. Histologi Organ Sistem Ekresi


1. Histologi Paru
Struktur histologi paru Paru merupakan suatu organ yang
menyerupai piramid berbentuk spons yang berisi udara dan terletak
pada rongga toraks. Terdapat bronkus, bronkiolus, bronkiolus
respiratori, alveoli, sirkulasi paru, saraf dan sistem limfatik
(Eroschenko, 2015).

Gambar Anatomi Paru-paru


(Sumber: Eroschenko, 2015)

a. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan segmen saluran konduksi yang terdapat di
dalalobulus paru. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan
maupun kelenjar dalam mukosanya tetapi rongganya masih
mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium
berbentuk kubus bersilia. Selain silia, bronkiolus juga
menghasilkan mukus yang berfungsi sebagai pembersih udara.
Epitelnya adalah epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel
7 goblet (kadang-kadang). Mukosanya berlipat dan otot polos yang
mengelilingi lumennya relatif banyak (Eroschenko, 2015).
b. Bronkiolus Intrapulmonal
Bronkus intrapulmonal terdiri dari beberapa lempeng tulang
rawan yang sangat berdekatan, disusun oleh epitel bertingkat semu
silindris dengan silia dan sel goblet. sel goblet merupakan suatu sel
yang dapat memproduksi lendir, strukturnya mirip seperti bentukan
piala pada umumnya. Dinding dari bronkus intrapulmonal dilapisi
oleh lamina propria yang tipis, selapis otot polos, submukosa
dengan kelenjar bronkial, lempeng tulang rawan hialin, dan
adventisia (Eroschenko, 2015).
Gambar Bronkiolus Intrapulmonal
Sumber: (Eroschenko, 2015)

c. Bronkiolus Terminalis

Gambar Bronkiolus Terminalis


Sumber: (Eroschenko, 2015)

Bronkiolus terminalis adalah bagian terkecil dari konduksi


saluran pernapasa, terdiri dari gambaran mukosa yang bergerombol
dengan epitel 8 silindiris bersilia tanpa sel goblet. Sedangkan
lamina proprianya tipis, masih memiliki adventisia, dan selapis otot
polos yang tumbuh dengan baik. Selain itu bronkiolus terminalis
terdiri dari sel kuboid tanpa silia atau di sebut dengan sel clara
yang memroduksi surfaktan (Eroschenko, 2015).
d. Bronkiolus respiratorius
Bronkiolus respiratorius berasal dari percabangan bronkiolus
terminalis yang memiliki fungsi untuk peralihan antara bagian
konduksi dengan bagian respirasi sistem pernafasan. Bronkiolus
respiratorius berhubungan langsung pada duktus alveolaris dan
alveoli. Pada bagian ini dilapisi oleh ephitel selapis silindris
pendek atau kuboid dan ada yang bersilian pada bagian proksimal.
Terdapat bagian kecil jaringan ikat yang akan menunjang lapisan
otot polos, dan elastin lamina propria, serta pembuluh darah
(Eroschenko, 2015).

Gambar Bronkiolus respiratorius


Sumber: (Eroschenko, 2015)

e. Duktus Alveolaris
Ducktus alveolaris berasal dari percabangan terminal
bronkiolus respiratorius, dinding dari duktus alveolaris dibentuk
dari sederetan alveoli yang saling berdekatan. Duktus alveolaris
dan alveolus dibungkus oleh sel alveolus yang berbentuk gepeng
halus, pada lamina propria yang melingkari dari bagian tepi
alveolus terdapat anyaman dari sel otot polos (Eroschenko, 2015).
Gambar Duktus Alveolaris
Sumber: (Eroschenko, 2015)

f. Alveolus
Alveolus adalah bagian yang menonjol (evaginasi) mirip
seperti kantung yang berdiameter 200 µm pada bronkiolus
respiratorius, duktus alveolaris, dan sakus alveolaris. Alveolus satu
dengan alveolus yang lain di pisahkan dengan septum yang
memiliki pori. Daerah di sekliling alveolus diisi oleh banyak
pembuluh kapiler yang membentuk pleksus. Pleksus ini yang akan
menjadi lokasi saluran respirasi melakukan fungsi utamanya
(Utama, 2018).
2. Histologi Hati
Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah
kanan atas rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah
tua karena kaya akan persediaan darah (Sloane, 2004).
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan
berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira & Carneiro., 2007). Sebagian
besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra dan
hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo,
pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai
hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006).
Gambar Lobular Hormal Hepar
(Sumber: Netter, 2006)

Sel–sel yang terdapat di hati antara lain: hepatosit, sel endotel, dan
sel makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer, dan sel ito (sel
penimbun lemak). Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus
hati dan membentuk lapisan sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan
bata. Lempeng sel ini mengarah dari tepian lobulus ke pusatnya dan
beranastomosis secara bebas membentuk struktur seperti labirin dan
busa. Celah diantara lempeng-lempeng ini mengandung kapiler yang
disebut sinusoid hati (Junqueira & Carneiro., 2007).
Sinusoid hati merupakan saluran darah yang berliku–liku dan
melebar, memiliki diameter yang tidak teratur, dilapisi sel endotel
bertingkat yang tidak utuh (sel endotel bernefestra). Struktur yang
berliku-liku memungkinkan pertukaran zat yang efisien antara
hepatosit dan darah. Sinusoid dibatasi oleh 3 macam sel, yaitu sel
endotel (mayoritas) dengan inti pipih gelap, sel kupffer yang fagositik
dengan inti ovoid, dan sel stelat atau sel Ito atau liposit hepatik yang
berfungsi untuk menyimpan vitamin A dan memproduksi matriks
ekstraseluler serta kolagen. Aliran darah di sinusoid berasal dari
cabang terminal vena portal dan arteri hepatik, membawa darah kaya
nutrisi dari saluran pencernaan dan juga kaya oksigen dari jantung
(Eroschenko, 2010)
3. Histologi Kulit

Gambar Struktur Kulit


Sumber: (Eroschenko, 2010)

Kulit adalah organ tubuh paling luar yang berfungsi melindungi


bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.
Luas permukaan kulit orang dewasa 1,5-2 m2 dengan berat kira-kira
15-20% berat badan. Ketebalan kulit berbeda-beda tergantung pada
tempat/lokasi, yaitu berkisar antara 0,5-4 mm.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama
yaitu:
a. Lapisan Epidermis atau Kutikel

Gambar Lapisan Epidermis atau Kutikel


(Sumber: Eroschenko, 2010)
Lapisan luar kulit yang berasal dari ektoderm, tersusun atas
epitel berlapis gepeng berkeratin dan lebih tipis dibanding lapisan
dermis (Muntiha, M. 2001).
b. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin)

Gambar Lapisan Dermis


(Sumber: Eroschenko, 2010)

Lapisan kulit yang tersusun dari jaringan ikat padat dan berasal
dari mesoderm, Lapisan yang lebih tebal dari pada epidermis.
Terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular
dan folikel rambut (Muntiha, M. 2001).
c. Lapisan Subkutis (hipodermis)

Gambar Lapisan Subkutis


Sumber: (Eroschenko, 2010)

Tidak ada garis tegas yang memisahkan antara dermis dan


subkutis. Lapisan ini ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar
dan adanya sel serta jaringan lemak. Terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan sel lemak
(panikulus adiposa) yang berfungsi sebagai cadangan makanan
merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir. Pada
lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan
getah bening. Vaskularisasi diatur oleh pleksus superfisialis yang
terletak di bagian atas dermis dan pleksus profunda yang terletak di
subkutis (Muntiha, M. 2001).
4. Histologi Ginjal

Gambar Anatomi Ginjal


Sumber: (Eroschenko, 2010)

Ginjal merupakan suatu organ ekskresi dalam verbrata yang


berbentuk mirip seperti kacang. Sebagai salah satu bagian dari sistem
urin, ginjal memiliki peran penting yaitu berfungsi menyaring kotoran
(yang terutama urea) dari daerah dan membuangnya bersama dengan
air dalam bentupk urin (Kurniawan A, 2020).
Manusia memiliki sepasang ginjal. Ginjal berbentuk seperti kacang
merah dan bewarna merah tua, karena ginjal sendiri memiliki banyak
kandungan kapiler darah. Organ ini bertempat terletak didalam rongga
perut bagian belakang agak ke atas. Masing-masing sisi ginjal
disambungkan oleh membran transparan yang disebut renal capsule,
yang membantu memproteksi kedua ginjal dari infeksi dan trauma.
Ginjal sendiri terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas
tulang belakang. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang,
dibawah hati dan lima. Pada bagian atas (superior) ginjal berada pada
gelenjar adrenal (atau disebut kelenjar suprarenal) (Kurniawan A,
2020).
Gambar Histologi Ginjal
Sumber: (Eroschenko, 2010)

Ginjal dibagi menjadi dua dari atas kebawah, dua daerah utama
yang dapat digambarkan secara konteks dibagi luar dan mendula pada
bagian dalam (Guyton & Hall, 2008). Beberapa struktur ginjal dari 1-4
juta nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal, nefton terdiri
dari korpuskulum renal , tubulu kontortus proksimal, ansa henle dan
tubulus kontortus distal (Junqueira & Carneriro,2007).
Setiap ginjal dibagi dalam konteks dibagian luar yang tercat gelap
dalam preparat mikroskopis dan medula bagian dalam yang tercat
lebih terang. Konteks ginjal terdiri dari pars konvulata dan pars
radiata. Pars konvulata/kontorta tersusun dari ginjal tubuli tang
terbentuk libirin kortikal. Pars radita tersusun dari bagian-bagian yang
lurus (segmen lurus tubulus proksimal dan segmen lurus tubulus
distal) dari nefton dan duktus koligens. Masa jaringan konteks yang
mengelilingi setiap piramid medula membentuk sebuah lobus renis,
dan setiap berkas medula pada ginjal terdiri dari 10-18 struktur yang
membentuk kerucut atau piramidal, seperti piramidal medula. Setiap
piramid medula terjulur berkas-barkas tubulus paralel, berkas medula,
yang menyusup kedalam konteks. Setiap berkas medula terdiri atas
satu atau lebih duktus koligens bersama bagian yang lurus beberapa
befren (junqueira et al.,2005)
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, M. A. 2016. Fiksasi 2 Minggu Pada Gambaran Histologi Organ


Ginjal, Hepar, dan Pankreas. Skripsi. Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Eroschenko, V. P., 2010, Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsiona
EGC, Jakarta
Junqueira, L,C. & Carneiro, J., 2007. Histologi dasar. Edisi 10. EGC. Jakarta.
Kurniawan, A. 2020. Pengertian ginjal – anatomi struktur, fungsi, bagian.
Dari: (https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ginjal/). Diakses
tanggal 11 November 2020.
Muntiha, M. 2001. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi Dari Jaringan
Hewan Dengan Pewarnaan Hematoksilindan eosin ( H&E ). Temu
teknis Fungsional Non Peneliti
Wonodirekso, S. 2003. Penuntun Praktikum Histologi. Dian Rakyat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai