Anda di halaman 1dari 33

01

Akuntansi Pajak
untuk Investasi

TRINIK SUSMONOWATI
Jangka Pendek
(Sekuritas)
PSAK 50 & 55
02 Instrumen Keuangan
• Investasi sementara dana tunai yang
menganggur (idle) ke dalam surat
berharga (sekuritas) seperti saham &
obligasi, wesel tagih, deposito
berjangka, sertifikat deposito (certificate
of deposit), commercial paper dan
sejenisnya

• Disebut Investasi jangka pendek karena


diperkirakan investasi tersebut akan cair
dalam 12 bulan mendatang
PSAK 50 & 55
Instrumen Keuangan 03
Ada 2 Jenis Investasi Jangka Pendek, Yaitu :
Investasi dalam bentuk surat utang jangka Pendek (sekuitas hutang)
• Dapat dipegang hingga jatuh tempo atau dijual kembali dipasar sekuritas
• Contoh :
• Obligasi  surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman
yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (investor),
• certificates of deposit  Bank menerbitkan surat hutang jangka pendek dengan bunga tetap
• Commercial paper  surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan besar dengan rating kredit
sangat baik
• Treasury obligation  surat hutang yang diterbitkan pemerintah seperti Surat Utang Negara
(SUN)

Investasi dalam bentuk ekuitas (sekuritas ekuitas)

• Investasi saham di perusahaan lain dengan tujuan akan dijual dalam tempo satu tahun sesuai
kebutuhan
PSAK 50 & 55
04 Instrumen Keuangan
Pembelian Investasi Jangka Pendek di catat sebesar harga perolehan (cost
method), yaitu harga pembelian ditambah ongkos pembelian, seperti jasa
perantara dan lain-lain

Tersedia untuk di jual (trading securities)


• Artinya untuk aktif di perdagangkan

Dipegang hingga jatuh tempo (held to maturity securities)

• Artinya direncakan untuk di pegang hingga jatuh tempo

Senantiasa tersedia untuk di jual (available for sale securities)

• Artinya bukan untuk aktif di perdagangkan namun dapat di jual sebelum jatuh tempo
05 Penghasilan dari Saham
Sekuritas Saham :
80 1. Saham Biasa
2. Saham Preferen

60 Penghasilan dari Saham :


1. Dividen (Tunai, Saham atau harta)
2. Saham Bonus (dari revaluasi aktiva atau kapitalisasi agio)
40 3. Hak membeli emisi saham (Stock warrants)
4. Keuntungan karena enjualan investasi saham (Capital gain)

20

0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4
Penghasilan dari Obligasi 06
80
Penghasilan dari Obligasi:
1. Bunga
2. Keuntungan penjualan investasi obligasi (capital
60
Gain)
3. Disagio (Selisih Antara nilai nominal dengan nilai
perolehan)
40

20

0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4
Penyajian
Penyajian investasi jangka pendek di neraca
07
ditentukan oleh motif atau tujuan perusahaan dalam Item 5
20%
Item 1
20%

membeli sekuritas.
• Untuk Tujuan Trading securities, investasi jangka
pendek (sekuritas hutang dan ekuitas)
diklasifikasikan sebagai asset lancar di neraca Item 4 Item 2
20% 20%
dan disajikan berdasarkan nilai wajar (market
value/fair value), penghasilan bunga dan dividen
diakui sebagai pendapatan, serta laba atau rugi Item 3
20%

perubahan nilai disajikan dalam laporan laba rugi.


Penyajian 08
• Untuk Tujuan Held to Maturity, investasi Item 5
20%
Item 1
20%

jangka pendek (sekuitas hutang) di


klasifikasikan sebagai asset lancar
atau investasi jangka panjang
Item 4 Item 2
tergantung dari sisa masa manfaatnya, 20% 20%

dan disajikan berdasarkan nilai yang


telah diamortisasi dan penghasilan Item 3
20%

bunga diakui sebagai pendapatan di


laporan laba rugi
Penyajian
• Untuk Tujuan Available for sale securities, investasi
09
jangka pendek (sekuritas hutang dan ekuitas) Item 5 Item 1
20% 20%

diklasifikasikan sebagai asset lancar di neraca dan


disajikan berdasarkan nilai wajar (market
value/fair value), penghasilan bunga dan dividen
diakui sebagai pendapatan, serta laba atau rugi
Item 4 Item 2

perubahan nilai disajikan di laporan laba rugi 20% 20%

sedangkan laba atau rugi yang belum di


realisasikan disajikan dalam laba komprehensif Item 3
20%
lain di rekening ekuitas
10 KETENTUAN PAJAK
Untuk Tujuan Perpajakan
Penilaian investasi jangka pendek (sekuritas hutang dan ekuitas) dapat
dilakukan berdasarkan Harga Perolehan atau harga pasar secara taat
asas

Perpajakan Tidak memperkenankan :


Penggunaan metode nilai terendah Antara nilai perolehan dan harga
pasar, sebab bertentangan dengan prinsip nilai historis yang dianut
perpajakan
Jika sebagian dari Investasi jangka pendek (sekuritas
hutang dan ekuitas ) perusahaan yang sama dijual,
Maka Harga Pokok surat berharga yang dijual dihitung dengan metode
FIFO atau Rata-rata secara taat asas
Ketentuan Pajak 11
Penghasilan Bunga Obligasi :
1. Penghasilan Bunga Obligasi yang diterima oleh
WPLN selain BUT dikenai PPh Pasal 26 Final
dengan tariff 10% dari jumlah Bruto bunga sesuai
dengan masa kepemilikan obligasi (Semula tariff
20%) – PP No. 9 tahun 2021 tentang perlakukan
perpajakan untuk mendukung kemudahaan
berusaha
2. Penghasilan bunga obligasi yang diterima oleh
WPDN dalam bentuk usaha tetap dikenaik PPh
Pasal 4 ayat 2 Final dengan tarif 10% dari jumlah
bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan
obligasi (Semula tariff 15%) – PP No 91 tahun
2021 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh
WPDN dan BUT (mulai berlaku 30 Agustus 2021)
12 Ketentuan Pajak
Penghasilan Transaksi Penjualan Saham:
• Pasal 4 ayat 2.c UU PPh, PP Np 14 Tahun 1997
Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1994 dan Keputusan Meteri Keuangan
No 282/Kmk.04/1997 tentang Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
disebutkan besarnya tariff pajak Penghasilan Final
atas Penjualan saham adalah 0,1% dari jumlah
bruto nilai transaksi penjualan. Sementara, untuk
pemilik saham pendiri dikenakan tambahan pajak
penghasilan dan bersifat final sebesar 0,5% dari
nilai saham
• Pajak hanya dikenakan atas transaksi atas
penjualan saham dan penghasilan dalam bentuk
deviden yang di terima oleh investor, sementara
untuk transaksi pembelian saham tidak kena pajak
Ketentuan Pajak 13
Penghasilan dari Saham berupa Deviden :

1. Dibebaskan dari Pajak atas Deviden yang berasal


dari dalam negeri yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak :
a. Orang Pribadi Dalam Negeri sepanjang Dividen
tersebut diinvestasikan di Indonesia dalam
jangka waktu tertentu; dan /atau
b. Badan Dalam Negeri
Ketentuan Pajak
Penghasilan dari Saham berupa Deviden : 14
2. Dividen yang berasal dari Luar Negeri dan Penghasilan
setelah Pajak dari suatu bentuk usaha tetap di Luar Negeri
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri atau
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sepanjang di
investasikan atau digunakan untuk mendukung kebutuhan
bisnis lainnya di Indonesia dalam jangka waktu tertentu dan
memenuhi persyaratan :
a. Dividen dan Penghasilan setelah pajak yang
diinvestasikan tersebut paling sedikit sebesar 30% dari
laba setelah pajak; atau
b. Dividen yang berasal dari badan usaha di luar negeri
yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek
diinvestasikan di Indonesia sebelum Direktur Jendral
Pajak menerbitkan surat Ketetapan Pajak atas Dividen
tersebut
15 Ketentuan Pajak
Dividen yang berasal dari Luar Negeri tersebut merupakan :
a. Dividen yang dibagikan berasal dari badan di Luar Negeri
yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek; atau
b. Dividen yang dibagikan berasal dari badan usaha diluar
negeri yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek sesuai dengan proporsi kepemilikan saham

Dalam hal dividen yang dibagikan berasal dari badan usaha


di Luar negeri yang sahamnya tidak diperdagangkan di
bursa efek dan penghasilan setelah pajak dari suatu bentuk
usaha tetap di Luar Negeri; di investasikan di wilayah
Negara kesatuan Republik Indonesia < 30% dari jumlah laba
setelah pajak; berlaku ketentuan :
16 Ketentuan Pajak
a. Atas Dividen dan Penghasilan setelah pajak yang
diinvestasikan tersebut, dikecualikan dari pengenaan
Pajak Penghasilan

b. Atas selisih dari 30% laba setelah pajak dikurangi


dengan dividen dan /atau penghasilan setelah pajak
yang diinvestasikan dikenai Pajak Penghasilan;

c. Atas Sisa Laba setelah Pajak dikurangi dengan dividen


dan /atau penghasilan setelah pajak yang di invetasikan
serta atas selisihnya tidak dikenai pajak penghasilan.
Contoh 17
X Limited membagikan dividen sebesar $20.000 (20% dari laba
setelah Pajak sebesar $100.000). PT A Memiliki 70% saham X
Limited , menerima pembagian dividen $14.000.
PT A menginvestasikan dividen ke Indonesia sebesar $10.000
dalam jangka waktu tertentu.
1.Dividen diinvestasikan ($10.000) di kecualikan dari PPh
2. Batas minimal (threshold) :
30% x 70% x $100.000 = $21.000
Dividen Dibagikan :
20% x 70% x $100.000 = $ 14.000
Selisih
10% x 70% x $100.000 = $ 7.000
3. Sisa Dividen yang tidak diinvestasikan $14.000 -10.000 = $4.000
 Objek PPh
Total Objek PPh Dividen = $7.000+ $4.000 = $11.000
18 Ketentuan Pajak
Dalam Hal Dividen yang dibagikan berasal dari Badan usaha Luar
Negeri yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek dan
Penghasilan setelah pajak dari suatu bentuk usaha tetap di Luar
Negeri, diinvestasikan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia > 30% dari jumlah laba setelah Pajak, berlaku ketentuan :
a. Atas Dividen dan Penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan
tersebut, dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan
b. Atas sisa laba setelah Pajak dikurangi dengan dividen dan/atau
penghasilan setelah pajak yang diinvestasikan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a) tidak dikenai Pajak Penghasilan;
Ketentuan Pajak 19
Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Luar Negeri tidak
melalui bentuk usaha tetap yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Badan
dalam Negeri atau Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri dikecualikan
dari Pengenaan Pajak Penghasilan dalam hal Penghasilan tersebut
diinvestasikan di Indonesia dalam jangka waktu tertentu dan memenuhi
persyaratan berikut :

a. Penghasilan berasal dari usaha aktif di Luar Negeri


b. Bukan Penghasilan dari Perusahaan yang dimiliki di Luar Negeri

Contoh : Penghasilan bunga, Royalti dan Sewa dari Penggunaan Harta


bergerak / harta tidak bergerak, imbalan jasa, keuntungan pengalihan
saham dsb
Ketentuan Pajak 20
Pajak atas Penghasilan yang telah dibayar atau terutang di Luar Negeri atas
Penghasilan tersebut berlaku ketentuan :
a. Tidak dapat diperhitungkan dengan Pajak Penghasilan terutang;
b. Tidak dapat dibebankan sebagai biaya atau pengurang penghasilan; dan/atau
c. Tidak dapat dimintakan pengembalian kelebihan pembayaran pajak;

Dalam Hal Wajib Pajak tidak menginvestasikan Penghasilan dalam jangka waktu
tertentu, berlaku ketentuan :
a. Penghasilan dari LN tersebut merupakan penghasilan pada tahun pajak
diperoleh; dan
b. Pajak atas Penghasilan yang telah dibayar atau terutang di LN atas
Penghasilan tersebut merupakan kredit Pajak
Ketentuan Pajak 21
Ketentuan Pajak 22
Contoh 23
Tanggal 1 Maret 2020 PT OWL memilki investasi saham PT ABC Tbk yang dulu
dibeli dengan harga Perolehan sebesar Rp. 1.000.000
PT OWL bermaksud ingin menjual investasi saham tersebut dengan 2 Asumsi
sebagai berikut :
1. Dijual dengan harga jual Rp.1.100.000 dan biaya penjualan Rp. 20.000
2. Dijual dengan harga jual Rp. 950.000 dan biaya penjualan Rp. 10.000

Jawab
1. Dijual dengan harga Jual Rp. 1.100.000 dan biaya penjualan Rp. 20.000
Perhitungan :
Harga Jual 1.100.000
Biaya Penjualan (20.000)
Harga Jual Bersih 1.080.000
Di Pot PPh Final 0,1% x 1.100.000 (1.100)
Kas diterima 1.078.900
Contoh
Jawab 24
1. Perhitungan Laba Rugi Penjualan
Harga Jual Bersih 1.080.000
Harga Perolehan 1.000.000
Laba Penjualan Investasi 80.000

Jurnal Penjualan :
Kas 1.078.900
Beban Pajak *) 1.100
Laba Penjualan Investasi Saham**) 80.000
Investasi Dalam Saham 1.000.000

Untuk Tujuan penghitungan PPh Badan Tahunan pada akhir tahun pajak,
*) beban pajak tidak dapat dijadikan pengurang terhadap penghasilan (non Deductible
expense)  Beda Permanen  Koreksi Fiskal Positif
**) Laba Penjualan investasi saham tidak dapat dijadikan penghasilan, karena merupakan
penghasilan yang dikenakan pajak final  Beda Permanen  Koreksi Fiskal Negatif
Contoh 25
Jawab
2. Dijual dengan harga Jual Rp. 950.000 dan biaya penjualan Rp. 10.000
Perhitungan :
Harga Jual 950.000
Biaya Penjualan (10.000)
Harga Jual Bersih 940. 000
Di Pot PPh Final 0,1% x 950.000 (950)
Kas diterima 939.050

Perhitungan Laba Rugi Penjualan


Harga Jual Bersih 940.000
Harga Perolehan 1.000.000
Rugi Penjulan Investasi 60.000
Contoh
Jawab 26
Jurnal Penjualan :
Kas 939.050
Beban Pajak *) 950
Rugi Penjualan Invesyasi Saham **) 60.000
Investasi Dalam Saham 1.000.000

Untuk Tujuan penghitungan PPh Badan Tahunan pada akhir tahun pajak,
*) beban pajak tidak dapat dijadikan pengurang terhadap penghasilan (non Deductible
expense)  Beda Permanen  Koreksi Fiskal Positif
**) Rugi Penjualan investasi saham tidak dapat dijadikan pengurang, karena berasal dari
penghasilan yang dikenakan pajak final  Beda Permanen  Koreksi Fiskal Positif
27 Contoh
Pada tanggal 1 Maret 2020 PT ABC membeli obligasi PT
Bank XYZ Tbk Nominal Rp. 100.000 per lembar dengan kurs
102. biaya provisi dan materai Rp. 10.000
Bunga obligasi 12% setahun dibayarkan seriap 6bulan sekali
yaitu tanggal 1 Juli dan 1 Januari
Taggal 1 Agustus 2020 seluruh obligasi PT Bank XYZ Tbk
dijual dengan kurs 104, biaya penjualan Rp. 2.000,-
Jawab
Perhitungan Harga Perolehan tanggal 1 Maret 2020
28
Harga Pembelian 102/100 x Rp. 100.000 Rp. 102.000
Provisi dan Materai Rp. 10.000
Harga Perolehan Rp. 112.000
Bunga Berjalan (1 Jan 2020 – 1 Maret 2020) 2 Bulan
2/12 x 12% X Rp. 100.000 Rp. 2.000
Kas dibayar Rp. 114.000

*) Bunga berjalan 2 bulan di catat sebagai pendapatan bunga dibayar dimuka

Jurnal Transaksi 1 Maret 2020

Investasi dalam Obligasi 112.000


Pendapatan bunga obligasi 2.000
Kas 114.000
Jawab
Pembayaran Bunga tanggal 1 Juli 2020
29
Pendapatan bunga yang diterima untuk masa 6 Bulan dihitung sejak 1 Jan 2020 – 1 Juli 2020,
seharusnya bunga yang di terima adalah 4 bulan ( 1 Maret – 1 Juli), tetapi karena pernah membayar
bunga dimuka 2 bulan ketika pembelian obligasi, jadi total bunga diterima adalah 6bulan
Perhitungan Bunga : 6/12 X 12% X Rp. 100.000 Rp. 6.000
Di Pot PPh Final Pasal 4 ayat 2 ; 15% x Rp. 6.000 (900) *)th 2021 10%
Kas diterima Rp. 5.100

Jurnal penerimaan bunga tanggal 1 Juli 2020 :


Kas 5.100
Beban Pajak*) 900
Pendapata Bunga Obliasi **) 6.000

Untuk Tujuan penghitungan PPh Badan Tahunan pada akhir tahun pajak,
*) beban pajak tidak dapat dijadikan pengurang terhadap penghasilan (non Deductible expense) 
Beda Permanen  Koreksi Fiskal Positif
**) Pendapatan bunga obligasi tidak dapat dijadikan penghasilan, karena merupakan penghasilan
yang dikenakan pajak final  Beda Permanen  Koreksi Fiskal Negatif
Jawab
Perhitungan Harga Penjualan tanggal 1 Agustus 2020
30
Harga Penjualan 104/100 x Rp. 100.000 Rp. 104.000
Biaya Penjualan (2.000)
Harga Jual Bersih Rp. 102.000

Perhitungan Laba Rugi Penjualan


Harga Jual Bersih Rp. 102.000
Harga Perolehan Rp. 112.000
Rugi Penjualan Rp. 10.000
Bunga Berjalan dihitung sejak 1 Juli 2020 s.d 1 Agusus 2020 = 1 Bulan
Perhitungan bunga
1/12 x 12% x Rp. 100.000 Rp. 1.000
Dipotong PPh Final Pasal 4 ayat 2; 15% x Rp. 1000 (Rp. 100)
Kas diterima Rp. 900
Jawab
Jurnal Transaksi 1 Agustus 2020:
31
Kas 102.900
Beban Pajak*) 100
Rugi Penjualan Inv Obligasi **) 10.000
Pendapata Bunga Obliasi ***) 1.000
Investasi Dalam Obligasi 112.000

Untuk Tujuan penghitungan PPh Badan Tahunan pada akhir tahun pajak,
*) beban pajak tidak dapat dijadikan pengurang terhadap penghasilan (non Deductible expense) 
Beda Permanen  Koreksi Fiskal Positif
**) Rugi Penjualan investasi Obligasi dapat dijadikan pengurang terhadap penghasilan (Deductible
Expense), karena penjualan investasi obligasi bukan objek pph final
**) Pendapatan bunga obligasi tidak dapat dijadikan penghasilan, karena merupakan penghasilan
yang dikenakan pajak final  Beda Permanen  Koreksi Fiskal Negatif
TUGAS
1. Tanggal 20 Mei 2021 PT ABC memiliki Investasi saham PT Agro Tbk yang dulu dibeli dengan
harga perolehan sebesar Rp. 24.000.000. PT ABC bermaksud ingin menjual investasi saham
32
tersebut dengan harga jual Rp. 24.200.000 dan biaya penjualan (jasa pialang) Rp. 300.000.
Buatlah
Perhitungan atas penjualan investasi saham tersebut, catatlah transaksi penjualan investasi saham
tersebut kedalam bentuk jurnal dan informasikan transaksi yang akan mengalami koreksi fiscal
untuk tujuan perhitungan PPh Badan pada akhir tahun pajaknya.

2. Pada tanggal 20 Mei 2021 PT BCG membeli obligasi PT Antam Tbk nominal Rp. 500.000 per
lembar dengan kurs 103. biaya provisi dan materai adalah Rp. 150.000 bunga obligasi 9% /tahun,
dibayarkan setiap 6 bulan sekali yaitu pada tanggal 1 Juni dan 1 Desember. Tanggal 1 September
2021 seluruh obligasi PT Antam Tbk di jual dengan kurs 102 dengan biaya penjualan Rp. 200.000
Buatlah
- Perhitungan harga perolehan obligasi dan jurnal pembelian obligasinya
- Perhitungan bunga tanggal 1 juni dan Jurnal penerimaan bunga
- Perhitungan penjulan obligasi dan jurnal penjualannya
- dan informasikan transaksi yang akan mengalami koreksi fiscal untuk tujuan perhitungan PPh
Badan pada akhir tahun pajaknya.
Thank you!
LET ME KNOW IF YOU HAVE
QUESTIONS OR CLARIFICATIONS.

Anda mungkin juga menyukai