Anda di halaman 1dari 2

TUGAS EMBRIOLOGI

SUCI SISWATI /P07124322043

JUDUL JURNAL

Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH

VAKUOLA KEPALA SPERMA (SPERM HEAD VACUOLES) SEBAGAI


PREDIKTOR INFERTILITAS PRIA : SYSTEMATIC

Dalam sebuah studi meta-analisis tahun 2020 yang mengkaji faktor penyebab infertilitas
pada pria di Indonesia, ditemukan bahwa faktor internal pada tubuh pria merupakan
penyebab terbanyak (58%). Faktor internal seperti terjadinya mutasi genetik pada gen
mitokondria menyebabkan terjadinya gangguan pada proses spermatogenesis yang akan
berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sperma . Salah satu hal yang saat ini banyak
dibahas dalam menentukan kualitas sperma, adalah terlihatnya vakuola yang terdapat
paling sering pada bagian anterior dan medial kepala sperma, dimana keberadaannya dapat
menjadi prediktor baiknya kualitas sperma manusia.

Berdasarkan Vanderxwalmen’s criteria, ukuran vakuola dapat diklasifikasi kan menjadi 4


tingkat (grade) yaitu : grade I ( tidak terdapat vakuola), grade II (≤ 2 vakuola kecil), grade
III (≥ 1 vakuola besar) dan grade IV (vakuola besar dengan abnormalitas yang lain), dan
semakin tinggi tingkat vakuola maka semakin tinggi abnormalitas sperma.

Secara morfologi, pengamatan dengan menggunakan mikroskop electron memperlihatkan


vakuola kepala sperma sebagai lekukan inti pada kepala sperma yang berisi tumbukan
membran, membran ini tersusun teratur secara konsentris berupa lapisan-lapiran tipis dan
membantuk melingkar yang terkadang menonjol pada permukaan kepala sel sperma.5
Lingkaran membran yang kompleks ini tampak di berbagai area yang berbeda beda pada
inti sperma dan dapat menempati area yang luas pada inti kepala sperma, baik sperma
normal maupun tidak normal dan pada kebanyakan kasus, lingkaran membrane ini dilapisi
oleh akrosom utuh dan membrane plasma.5 Vakuola kepala sperma kebanyakan terdiri
dari membran-membran ganda dengan celah sempit dan padat dan membran-membran
tipis yang menyelimuti material flokulan.5
Pada spermatogenesis akhir, DNA sperma menjadi padat karena histon digantikan oleh
protamin, Namun ada kalanya terjadi gangguan pada kondensasi yang berakibat
terbentuknya ruang kosong yang tidak beraturan pada inti sperma. Kegagalan konsesasi
kromatin ini yang diduga dikaitkan dengan keberadaan vakuola kecil dan besar pada
kepala sperma.5,14 . Dalam studi yang dilakukan oleh Yari Et All pada tahun 2017,
dinyatakan bahwa semakin rendah vakuola sperma maka semakin rendah juga angka
terjadinya fragmentasi DNA dan dihubungkan juga dengan disorganisasi kromatin pada
kepala sperma, kondisi ini akan menyebakan bentuk kepala sperma yang abnormal, yang
akan mengurangi kualitas sperma dalam pembuahan terutama tahap blastokista

Anda mungkin juga menyukai