Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kami kesempatan, kekuatan, rahmat, dan hidayahnya sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah ini. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada

Nabiullah Muhammad SAW yang telah membawa kami keluar dari lembah

jahiliah menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan keimanan.

Penulisan Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan

oleh dosen pengampuh mata kuliah Administrasi Pembangunan.

Dalam penulisan Makalah ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, dan

kami menyadari terdapat kekurangan dalam Makalah ini. Oleh sebab itu, saran

dam kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan Makalah ini. Kami juga

berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang

pembanggunan dalam suatu daerah.

Sengkang, 1 Okober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penulisan 3

D. Manfaat Penulisan 3

BAB II 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

A. SDM 4

B. Teori Pembangunan 5

BAB III 12

PEMBAHASAN 12

A. SDM Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia 12

B. Kesehatan Rakyat dan Pembangunan 13

C. Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pendidikan 14

D. Keadaan Ketenaga Kerjaan Di Indonesia 16

BAB IV 20
PENUTUP 20

A. Kesimpulan 20

B. Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 22
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum pembangunan merupakan proses upaya yang sistematik

saling berkesinambungan sehingga memperoleh sebuah kondisi yang dapat

menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi bagi

masyarakat. Dengan perkataan lain proses pembangunan merupakan proses

memanusiakan manusia. Di Indonesia dan di berbagai Negara berkembang,

istilah pembangunan sering kali lebih berkonotasi fisik artinya sering kali

melakukan kegiatan kegiatan membangun yang bersifat fisik, bahkan sering

kali secara lebih sempit di artikan sebagai membangun infrastruktur atau

fasilitas fisik. Pengertian dari pemilihan alternatif yang sah dalam definisi

pembangunan di atas diartikan bahwasanya upaya pencapaian aspirasi tersebut

dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku atau dalam tatanan kelembagaan

atau budaya yang dapat diterima.

Indonesia memiliki kekayaan atas sumber daya manusia dan sumber daya

alam beserta isinya, kekayaan alam yang dimaksud serta sumber daya manusia

yang dimiliki oleh Indonesia ini tersebar di seluruh pulau di Indonesia.

Kekayaan itu patut untuk dijaga agar terjadi keharmonisan di antara kedua

sumber dayanya. Dengan perkembangan zaman yang mendorong munculnya

globalisasi ini, tidak melulu memberikan dampak negatif bagi Indonesia. Perlu

diketahui, dengan adanya globalisasi di Indonesia dapat mendorong Indonesia


dalam hal pembangunan di berbagai aspek dan bidang guna mensejahterakan

penduduk yang tinggal di Indonesia.

Pada abad sekarang ini terjadi perubahan perubahan yang sangat mencolok

di seluruh dunia. Indonesia sebagaimana Negara-negara berkembang lainnya.

Pada saat ini dengan sengaja mengadakan dan merencanakan perubahan

perubahan di dalam masyarakat melalui usaha pembangunan. Perubahan-

perubahan itu tidak berasal dari alam, tetapi dari manusia dan masyarakat.

Perubahan-perubahan ini tidak hanya terjadi pada individu-individu,

melainkan pada seluruh masyarakat.

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi syarat mutlak untuk

melaksanakan pembangunan. Setiap manusia dituntut kompetensi individunya

untuk berinovasi guna memacu pembangunan ekonomi disegala bidang.

Meningkatkan kualitas SDM merupakan investasi manusi jangka panjang,

karena setiap orang menempuh jalur pendidikan tidak secara otomatis

menjadikan dirinya berkualitas. Masih diperlukan proses dalam dunia

kerjanya menuju ke jenjang yang lebih ahli atau berkualitas. Namun, saat ini

SDM di Indonesia masih belum memliki kualitas yang dapat mendukung laju

pertumbuhan ekonomi secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal,

dari masalah pendidikan, kesejahteraan sosial, ketenagakerjaan, dan lain

sebagainya. Maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai masalah SDM di

Indonesia dan bagaimana cara meningkatkan kualitas SDM yang ada.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pembangunan SDM dalam konteks pembangunan Ekonomi

dan kesehatan ?

2. Bagaimana peningkatan SDM melalui pendidikan ?

3. Bagaimana ketenagakerjaan di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan SDM dalam konteks

pembangunan Ekonomi dan kesehatan

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan SDM melalui pendidikan

3. Untuk mengetahui bagaimana ketenagakerjaan di Indonesia

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menggali fakta tenang pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam

hal pembangunan nasional di Indonesia.

2. Menambah wawasan dalam hal pengambilan keputusan dan kebijakan

pemerintah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SDM

Saat kita berbicara apa itu SDM? Maka kita akan langsung menjawab

SDM adalah Sumber Daya Manusia. Dalam hal kepanjangan setiap orang

sudah mengalami persamaan bahwa SDM kepanjangan dari sumber daya

manusia. Namun jika ditanya dari segi persepsi atau pengertian sumber daya

manusia, maka terdapat jawaban yang beragam atau tidak jarang kita dibuat

bingung mengenai pengertiann SDM. Maka diperlukan pembahasan

mengenai pengertian SDM agar kita memiliki pemahaman yang sama

mengenai SDM. Ahmad Tohardi (2002:12) menyimpulkan bahwa; sumber

daya manusia adalah segala potensi yang ada pada manusia baik berupa akal

pikiran, tenaga, keterampilan, emosi, dan sebagainya yang dapat digunakan

baik untuk dirinya maupun untuk organisasi atau perusahaan (Suherman,

2012). Mathis dan Jackson (2006) mengungkapkan bahwa SDM adalah

rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan

penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan

organisasi. Selain itu Hasibuan (2003) mendefinisikan pengertian SDM adalah

kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.

Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya,

sedangkan prestasi kerjanya dimotifasi oleh keinginan untuk memenuhi

kepuasannya. Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa sumber daya

manusia adalah segala potensi yang di miliki manusia baik berupa daya pikir,
tenaga, keterampilan, emosi, dan potensi lainya yang dapat digunakan secara

efektif dan efisien untuk memenuhi keinginannya sendiri ataupun untuk

mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

B. Teori Pembangunan

Teori pembangunan merupakan salah satu teori besar yang juga dikenal

dengan istilah ideologi developmentalisme. Sesuai namanya teori ini berporos

pada sebuah aspek pembangunan, kemudian lebih khususnya pembangunan

ekonomi atau pertumbuhan ekonomi. Gagasan inti teori pembangunan adalah

asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan motor penggerak terciptanya

kesejahteraan sosial dan progres politik. Kesejahteraan sosial dicapai dibawah

naungan sistem kapitalisme. Sedangkan progres politik dicapai dengan

diterapkannya sistem demokrasi. Pembangunan melalui kapitalisme akan

membawa masyarakat dari tradisional, terbelakang, dan tribal menuju

masyarakat yang modern, maju, dan progress. Apabila masyarakat mengalami

transformasi menjadi masyarakat yang modern, aspek politik akan bergerak ke

arah demokrasi, Dua konsep ini: kapitalisme dan demokrasi adalah poros

utama teori pembangunan.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam rangka mendorong proses

pembangunan secara terpadu dan efesien. pada dasarnya perencanaan

pembangunan nasional di Indonesia mempunyai 5 tujuan dan fungsi pokok.

Adapun tujuan dan fungsi pokok perencanaan pembangunan tersebut sebagai

berikut:
1) Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan

2) Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi

antar Daerah.

3) Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

4) Untuk mengoptimalkan partisipasi dan peran masyarakat dalam

perencanaan.

5) Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara

efisien, efektif dan adil.

Pembangunan di negara-negara berkembang secara histori, memulai

pembangunan ekonomi modern biasanya dengan tenaga kerja, modal, dan

pasar perdagangan yang mendekati tingkat efisiensi (Williamson, 1965).

Makna pembangunan secara dinamis, pembangunan merupakan orientasi

kegiatan usaha dalam berbagai aspek yang mempengaruhi oleh lingkungan

sekitar. Pembangunan dapat menjadi sebuah proses yang berkembang

tergantung pada kekuatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang

menghendaki adanya pertumbuhan untuk kesejahteraan masyarakat dengan

bentuk perubahan atau growth plus change di berbagai bdang seperti jasa atau

industri, reformasi kelembagaan, perbaikan regulasi serta kerjasama pihak

swasta maupun pemerintah secara rasional bagi pengembangan pembangunan

nasional.

Pembangunan sebagai proses perubahan yang melibatkan semua elemen

masyarakat: ekonomi, sosial-budaya, politik struktur fisik, dan sistem nilai


dan cara hidup masyarakat, buku ini secara komprehensif menyatukan ide-ide

tentang pembangunan dan transformasi masyarakat dari berbagai disiplin

ilmu. Proses pembangunan dan menganalisis berbagai aspek konsep

pembangunan. Ini memberikan wawasan yang kaya tentang karakteristik

masyarakat berkembang, teori pembangunan ekonomi, masalah demografis

dalam pembangunan, peran pembangunan pertanian dalam transformasi

ekonomi, proses urbanisasi dan pengembangan pasar yang terjadi bersamaan,

dan aspek pembangunan sosiologis dan politik. (Portes, 1976; Alexander,

1994).

Kemudian Siagian (2000) mengatakan pembangunan merupakan suatu

usaha atau rangkaian dari pertumbuhan dan perubahan oleh sebuah negara

menuju ke era mordenisasi sebagai upaya pembinaan bangsa atau nation

building. Bratakusumah (2005) pembangunan memiliki arti berbeda dari satu

orang dengan orang yang lainnya ataupun daerah yang satu sama daerah

lainnya, baik pun ke negera satu dengan negara lainnya sehingga secara

umum pembangunan merupakan hasil kesepakatan untuk melakukan proses

perubahan pada sebuah peristiwa.

Pembangunan pastinya membutuhkan perencanaan karena kebutuhan

pembangunan mempunyai prioritas yang besar melihat besarnya Sumber

Daya Manusia yang membutuhkan pembangunan tersebut, demi terwujudnya.

perkembangan pembangunan, berikut ini unsur unsur perencanaan

pembangunan di antaranya yaitu:


1) Tujuan yang diinginkan

2) Prioritas dan sasaran yang dikehendaki dalam bentuk

mewujudkannya

3) Memiliki jangka waktu

4) Masalah-masalah yang akan dihadapi

5) Sumber daya manusia atau modal yang akan diperuntukan

6) Partisipasi masyrakat, organisasi maupun badan pelaksananya

7) Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pengawasan

Kemudian menurut (Rostow, 1959) menjelaskan bahwasnya sebuah

negara dalam proses pembangunan dari dengan kondisi masyarakat

tradisional memiliki lima langkah yang perlu diperhatikan yaitu

1) Negara pada kondisi masyarakat yang masih menerapkan

tradisional dengan memegang ekonomi pembangunan yang

susisten. artinya dimana proses pembangunan dengan

melibatkan ikatan persaudaraan yang masih kuat akibat kultur

dan budaya yang primitif dan belum mengenal perkembangan.

teknologi yang ada yang telah dirasakan oleh masyarakat

modern.

2) Negara yang kondisinya masyarakat dalam proses

pembangunannya dengan mengangakt karakteristik utama

masyarakat yang siap landas. Artinya pada langkah ini

munculah sebuah keberadaan teknologi dalam pengunaannya

yang mengacu pada system perbankan dan investasi yang akan


mengahsilkan nilai-nilai perubahan pada transformasi dari

masyarakat tradisional ke masyarakat modern dalam

memperkuat pembangunan dalam sebuah daerah.

3) Selanjutnya Negara memikirkan proses pembangunan

karakteristik pada elemen tradisional tenggelam oleh

modernisasi. Lalu munculah urbanisasi terjadi di kota-kota

besar, pertanian mengalami komersialisasi, dan industrialisasi

berkembang pesat. Grafik pertumbuhan ekonomi juga

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dalam proses

pembangunan tersebut.

4) Negara yang kondisi masyarakatnya menuju kedewasaan dalam

proses pembangunan. Artinya karakteristik utama masyarakat

yang menuju dewasa meliputi pertumbuhan ekonomi yang

secara umum konsisten meskipun ada fluktuasi pada

pembangunan yang akan dilaksanakan.

5) Selanjutnya negara yang kondisi masyarakatnya menuju

masyarakat konsumsi (the age of high mass consumption).

Karakteristik utama masyarakat berada pada peralihan dari

produksi barang ke produksi) jasa. Masyarakat telah mencukupi

kebutuhan dasarnya dan menghabiskan konsumsi untuk jaminan

dan kesejahteraan sosial. Hal ini sangat dipertimbangkan dalam

peran masyarakat sebagai langkah strategis menuju masyarkat

yang konsumsi.
Lalu (Alirasta, 2014) menambahkan perlunya pembangunan yang baru

merupakan pengembangan dan modifikasi dari teori petumbuhan tradisional

yang khusus untuk dirancang untuk menjelaskan kenapa equilibrium

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang bisa positif dan bervariasi di

berbagai negara dan mengapa pula arus modal cenderung mengalir dari

negara-negara miskin ke Negara-negara maju meskipun rasio modal-tenaga

kerja masih rendah. Dalam teori modern ini, faktor-faktor produksi yang

krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal,tetapi juga kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) dan kemajuan teknologi (yang terkandung di

dalam barang modal atau mesin), energi, kewirausahaan, bahan baku,dan

material. Bahkan dalam era globalisasi dan perdagangan: bebas dunia saat

ini,kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket yang

menjadi penentu utama keberhasilan suatu bangsa dan negara. Selain itu,

faktor-faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersedian dan kondisi infrastruktur,

hukum, serta peraturan stabilias poitik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan

dasar tukar internasional.

Masing-masing pendekatan memiliki keungulan dan kelemahannya

sendiri, namun kenyataan akan masih adanya kontroversi, baik itu secara

idealogis. Teoritis, maupun empiris. Justru menjadi bidang studi tersebut

semakin menantang dan memikat. Ilmu ekonomi pembangunan tidak

memiliki paradigma pembangunan yang telah diterima secara universal.

Meskipun masih dalam taraf formatif atau pemantapan, teori pertumbuhan


yang baru juga telah menyodorkan konsep-konsep penting, terutama fokusnya

mengenai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi endogen, yang

memungkinkan kita untuk lebih memahami divergensi pertumbuhan ekonomi

jangka panjang antar Negara-negara maju dan Negara-negara berkembang.

Model proses pembangunan telah memodifikasi dan mengembangkan sendiri

asumsi asumsinya sehingga tidak lagi bisa disamakan dengan asumsi-asumsi

yang masih dianut oleh teori pertumbuhan tradisional.


BAB III

PEMBAHASAN

A. SDM Dalam Konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia

Sebelum kita berbicara mengenai peran sumber daya manusia dalam

pembangunan ekonomi Indonesia, terlebih dahulu mari kita bahas mengenai

pembangunan ekonomi. Pada umumnya pembangunan ekonomi diartikan

sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan

kegiatan ekonominya sehingga infrastuktur lebih banyak tersedia, perusahaan

semakin banyak, dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi

dan teknologi semakin meningkat (Sukirno, 2011: 3).

Dalam pembangunan ekonomi suatu negara melibatkan faktor-faktor yang

berperan penting, salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM). Keadaan

SDM suatu negara sanggat mempengaruhi pembangunan ekonomi negara

tersebut. Untuk dapat mempercepat tingkat pembangunan ekonomi maka

diperlukan SDM yang unggul diberbagai bidang.

Minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya peningkatan

sumberdaya manusia (SDM), yaitu :

1) Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya

seperti jasmani, rohani, dan kejuangan, maupun kualitas

kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang sehat;

2) Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan

penyebarannya;
3) Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam

memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai IPTEK yang

berwawasan lingkungan, serta

4) Pengembangan pelantara yang meliputi kelembagaan dan

perangkat hukum yang mendukung peningkatan kualitas SDM.

Secara oprasional, upaya peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui

berbagai sektor pembangunan, antara lain sektor pendidikan, kesehatan,

kesejahtraan sosial, kependudukan, tenaga kerja, dan sektor-sektor

pembangunan lainnya (Mulyadi S, 2003:2).

B. Kesehatan Rakyat dan Pembangunan

Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab bagi gangguan kesehatan

dan kematian yang prematur. Sering tidak terpenuhi kebutuhan kalori sehari-

hari yang diperlukan secara minimal untuk menjaga kesehatan. Persyaratan

minimal mengenai kebutuhan kalori, protein, vitamin dan unsur-unsur mineral

dalam makanan harus diperhatikan dari sudut mutu SDM dalam proses

pembangunan. Hal itu satu sama lain mempengaruhi pertumbuhan fisiknya

maupun kemampuan nalarnya dan perkembangan mentalnya.

Dari beberapa masalah dan target untuk meningkatkan SDM kita tidak

terlepas dari faktor ekonomi terutama masalah investasi yang sangat besar

untuk meningkatkan kualitas SDM supaya target pembangunan di masa

datang dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan

kualitas SDM perlu dipersiapkan mulai dari kebutuhan makanan yang


menyangkut dengan perbaikan gizi, sampai kepada penyempurnaan

pendidikan yang sesuai dengan tuntutan di masa depan. Sudah barang tentu

membutuhkan investasi yang sangat besar sekali terutama untuk penyediaan

sarana dan prasarana.

Untuk perbaikan gizi pemerintah Indonesia telah memulai sejak PJP I

yaitu diterapkannya pemakaian Air Susu Ibu (ASI), penyediaan posyandu

dengan tenaga medis dan bermacam imunisasi untuk ibu hamil dan anak

balita, perbaikan gizi, semuanya ini untuk meningkatkan kualitas manusia

masa depan dan menperpanjang harapan hidup anak Indonesia. Sehingga pada

PJP II diharapkan anak Indonesia mampu menjadi manusia yang berkualitas

yang dapat menyokong roda pembangunan di masa akan datang.

C. Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya

manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pendapatan

nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktifitas kerja. Pendidikan

berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga

kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya. Hal ini

selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara

pada kesejahtraan penduduk. Titik singgung antara pendidikan dengan

pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas tenaga kerja (labor productivity).

Dengan asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi

produktivitas tenaga kerja, dan semakin tinggi pula pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat (Mulyadi S, 2003: 41).


Hebatnya suatu pendidikan suatu Negara sering menjadi cerminan

tingginya kualitas SDM tatanan warga bangsa tersebut. Pendidikan akan

menjadi tolak ukur mutu SDM dimanapun mereka berada. Jika kegitan

pendidikan dilaksanakan dengan baik, maka SDM pun akan kualified.

Persoalanya, terjangkaukah pendidikan yang diinginkan oleh setiap individu

yang ingin meningkatkan kualitasnya.

Kenyataannya sekarang di Indonesia menunjukan bahwa semakin banyak

anggota masyarakat yang tidak bisa melanjutkan pendidikan (formal) ke

jenjang yang diinginkan. Hal ini cenderung disebabkan oleh kekurangan biaya

yang dimilikinya. Banyak fenomena lain yang memberikan indikasi mahal

atau murahnya “dunia pendidikan”.

Pendidikan yang mahal ialah yang harganya tinggi tetapi jasa yang didapat

oleh pembayar kurang sesuai atau tidak sebanding dengan pengeluaran yang

dilakukan oleh pembayar tadi. Pendidikan dikatakan mahal apa bila mutunya

rendah, fasilitas pembelajaran kurang memadai, pendidiknya relatif kurang

prefesional, output-nya biasa-biasa saja. Kondisi demikian yang dianggap

mahal walaupun harganya biasa-biasa saja. Sebaliknya apa bila kualitasnya

tinggi, sarana dan prasarana representative, para guru/dosen prefesional,

lulusannya hebat, dampaknya positif, dan istimewa serta memiliki berbagai

macam keunggulan, maka yang demikian bisa dikatakan murah walaupun

biayanya cukup tinggi. Sayangnya penyelengaraan pendidikan yang seperti ini

sulit terjangkau oleh kalangan yang mempunyai keterbatasan financial seperti

yang terjadi di Indonesia (Suherman, 2012: 17-18).


D. Keadaan Ketenaga Kerjaan Di Indonesia

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam

pembangunan ekonominya adalah masalah ketenangakerjaan. Permasalahan

yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah tingginya tingkat

penganguran dan setengah pengangguraan karena banyaknya bidang usaha

yang ditutup karena mengalami pailit. Selain itu masih rendahnya tingkat

kualitas dan produktivitas kerja, serta belum memadainya perlindungan

terhadap tenaga kerja termasuk tenaga kerja Indonesia diluar negeri.

Melihat kondisi di atas maka pembangunan ketenagakerjaan mempunyai

tujuan untuk menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha, sehinga setiap

angkatan kerja memperoleh pengkerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) dan

ini merupakan ciri khas dari system ekonomi kerakyatan. Selanjutnya dalam

GBHN 1999-2004 diamanatkan bahwa pembangunan ketenagakerjaan

diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja,

peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahtraan, perlindungan ketenaga

kerjaan, dan kebebasan berserikat. Disamping itu perlu peningkatan kualitas

dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memperhatikan

kompetensi, perlindungan, dan pembelaantenaga yang dikelola secara terpadu

dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja (Subandi, 2012: 109).

Berdasarkan arah kebijakan yang telah digariskan oleh GBHN 1999-2004

maka program-program pembangunan bidang ketenaga kerjaan diarahkan

kepada:
1. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

Adapun sasarannya adalah memperluas kesempatan kerja dalam

berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja mandiri, serta

tersedianya system informasi dan perencanaan-perencanaan tenaga

kerja, melalui :

a) Peningkatan pelatihan yang berkaitan dengan teknologi

tepat guna, pengembangan kewirausahaan, serta

keterampilan pendukung lainnya;

b) Infestasi dan pengkajian potensi kesempatan kerja, serta

karakteristik pencari kerja (termasuk informasi pasar kerja);

c) Pembangunan pemukiman transmigrasi baru serta

pembinaannya untuk meningkatkan kesempatan kerja

dibidang pertanian; dan

d) Penyempurnaan mekanisme pengiriman, pembinaan,

pembimbingan, dan seleksi yang lebih ketat, serta

perlindungan hukum yang memadai bagi tenaga kerja

Indonesia yang bekerja diluar negeri (Subandi, 2012: 109).

2. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Adapun sasaran ini adalah tersedianya tenaga kerja yang

berkualitas, produktif, dan berdaya saing tinggi baik di pasar dalam

negeri maupun luar negeri, melalui :

a) Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi;


b) Peningkatan relevansi, kualitas, dan efesiensi pelatihan

kerja melalui pembinaan dan pemberdayaan lembaga

pelatihan kerja; dan

c) Pemasyarakatan nilai dan budaya produktif, pengembangan

system dan metode peningkatan produktivitas, serta

pengembangan kader dan tenaga ahli produktivitas

(Subandi, 2012: 110).

3. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja

Sasaran dari program ini adalah peningkatan peran kelembagaan

tenaga kerja diperusahaan, perbaikan kondisi kerja, serta jaminan

kesehatan dan keselamatan kerja, melalui :

a) Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga

kerja;

b) Peningkatan pengawasan norma kerja, keselamatan dan

kesehatan kerja, serta jaminan social kerja;

c) Peningkatan perlindungan, pengawasan, dan penegakan

hukum terhadap peraturan yang berlaku; dan

d) Peningkatan pembinaan syarat-syarat kerja dan penegakan

terhadap pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan (Subandi,

2012: 110).
4. Migrasi dan Pembangunan

Makin pesatnya pembangunan dinegara-negara berkembang

menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk dari desa kekota. Hal

ini dipandang sebagai hal yang menguntungkan bagi pembangunan

ekonomi. Terjadinya migrasi internal dianggap sebagai suatu proses

yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan ditarik dari

sektor pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi

pertumbuhan industri di perkotaan.

Migrasi juga dianggap suatu proses yang bisa menghilangkan

ketidak seimbangan struktural antara desa dengan kota melalui dua

sisi, yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. Dilihat dari sisi

penawaaran migrasi internal ini cenderung menambah pertumbuhan

penawaran tenaga kerja (pencari kerja) di perkotaan sementara di

pedesan terjadi penurunan jumlah sumber daya manusia.

Dilihat dari sisi permintaan, penyediaan lapangan kerja di

perkotaan lebih sulit dibandingkan dengan penyediaan lapangan kerja

di pedesaan karena kebutuhan sumber daya komplementer sektor

industri. Selain tekanan kenaikan upah dan tunjangan tambahan

lainnya, permasalahan penyediaan lapangan kerja di perkotaan juga

masalah ketidak adaan alatalat teknologi produksi padat karya yang

dapat mengimbangi kenaikan output sektor modern dengan kenaikan

produktivitas kerja
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan materi di atas, dapat kita simpulkan bahwa sumber daya

manusia memiliki peran penting dalam pembangunan sebuah Negara. Maka

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai investasi pembangunan

sangat di perlukan. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang

sumber daya manusianya masih kurang dari segi kualitas dan produktifitasnya.

Untuk dapat mengatasi masalah kurangnya kualitas dan produktifitas Sumber

Daya Manusia di negara berkembang seperti Indonesia. Maka kita perlu

memahami cara-cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui

bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan , dan migrasi seperti yang di

ulas dalam tulisan ini.

B. Saran

Rekomendasi dari penelitian ini ada beberapa alternatif untuk

pengembangan model pembangunan di negara-negara berkembang yang

nantinya memberikan kontribusi vang signifikan diantaranya adalah yang

pertama peran masyarakat tradisional ditransmisi menjadi masyarakat modern

untuk menunjang produktivitas tenaga kerja untuk perkembagan

pembangunan melalui pemberdayaan SDM demi kebutuhan zaman dari waktu

ke waktu
Kemudian yang kedua dalam meningkatkan investasi dalam pertumbuhan

berkala yang berdampak pada pembangunan nasional, hal ini perlu ada

dorongan kapasitas pemerintah pusat untuk mendorong penanaman modal

dalam negeri maupun luar negeri demi terciptanya pembangunan dari tingkat

daerah maupun tingkat nasional untuk menekan angka pengangguran dan

menretaskan kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA

Alirasta, R. ( 2014) . Teori - teori pembangunan. Kompasiana: Beyond Blogging.

Bratakusumah, D. S. (2001). Otonomi Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah:


Deddy Supriady Bratakusumah, Dadang Solihin. Gramedia Pustaka
Utama.

Isin, E.F. dan Turner, B.S. 2007. “Investigating Citizenship: An agenda for
Citizenship Studies.” Citizenship Studies, Vol. 11, No. 1, February, pp. 5-
17.

Kato, I., Faridi, A., Revida, E., Damanik, D., Siregar, R. T., Purba, S., ... & Weya,
I. (2021). Manajemen Pembangunan Daerah. Yayasan Kita Menulis.

Mahi, I. A. K., Trigunarso, S. I., & SKM, M. K. (2017). Perencanaan


Pembangunan Daerah Teori dan Aplikasi. Kencana.

Mulyadi S. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT. Rajagafindo


Persada.

Mulyadi S. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT. Rajagafindo


Persada.

MUTTAQIN, K. (2014). INISIATIF DAN PARTISIPASI DALAM


PEMBANGUNAN DI TINGKAT DESA” Study Penelitian Di Desa
Mojorejo Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo” (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo).

Osler, A. dan Starkey, H. 2006. “Education for Democratic Citizenship: A Review


of Research, Policy and Practice 1995- 2005,” Research Papers in
Education, Vol. 21, No. 1, December, pp. 433-466

Portes, A. (1976). On the sociology of national development: Theories and


issues. American Journal of Sociology, 82(1), 55-85.

Rostow, W. W. (1959). The stages of economic growth. The economic history


review, 12(1), 1-16.

Siagian, S. P. (2000). Administrasi pembangunan: konsep, dimensi, dan


strateginya. Bumi Aksara.
Subandi. 2012. Ekonomi Pmbangunan. Bandung: Alfabeta

Suherman, Eman, 2012. Kiat Sukses Membangun SDM Indonesia. Bandung:


CV.Allfabeta..

Sukirno, Sadono. 2011. Ekonomi Pembangunan:Proses,Masalah, dan Dasar


Kebijakan. Jakarta: kencana.

Williamson, J. G. (1965). Regional inequality and the process of national


development: a description of the patterns. Economic development and
cultural change, 13(4, Part 2), 1-84.

Anda mungkin juga menyukai