Anda di halaman 1dari 10

PENDAMPINGAN GURU PAK DALAM PENDIDIKAN IMAN DI SEKOLAH MINGGU

GEREJA

Oleh:

Nama Kelompok 1 : Edward Ginting

: Giofani Manalu

: Gunawan Simanjuntak

: Indri Lolyta Natalia Br Pinem

: Novita Casanova Gulo

Tingkat/Jurusan : IV-PAK

Mata Kuliah : Bimbingan Proposal Skripsi

Dosen Pengampu : Dr. Ramli Harahap

STT ABDI SABDA MEDAN, T.A. 2022/2023


KAMIS, 15 DESEMBER 2022
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam bahasa Latin istilah pendidikan merupakan terjemahan dari “education” dalam
bahasa Inggris. Kata “education” berasal dari bahasa latin “ducere” yang berarti
membimbing. Jadi arti dasar dari pendidikan adalah suatu tindakan membimbing. 1
Pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2 Menurut Jean Piaget sebagaimana dikutip oleh
Saiful Sagala dalam bukunya yang berjudul “konsep dan makna pembelajaran untuk
membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar”, merumuskan pendidikan
adalah penghubung dua sisi, disatu sisi individu yang sedang tumbuh dan sisi lain nilai sosial,
intelektual dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu
tersebut.3 Secara etimologi juga disampaikan pengertian pendidikan yang artinya paedagogie
yang berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata”pais” yang artinya anak dan
“again” yang artinya membimbing. Jadi Pendidikan adalah suatu proses membimbing yang
diberikan kepada anak.4 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.5
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai
oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, 
yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu.
Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan komponen dari sistem pendidikan yang
menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidikan perlu
memahami dengan baik tujuan pendidikan6.

1
Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 9.
2
Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2008), 2.
3
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar
dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2012), 1.
4
H.Abu Ahmadi, Ilmu Pendidkan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 69.
5
W.J.S. Poerwardaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 791.
6
M Suardi,..Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Indeks, 2010), 7.
Pendidikan Agama Kristen dalam bahasa Inggris adalah “Christian Religious Education”
dalam arti Pendidikan Agama Kristen yang adalah tujuannya mendidik jiwa sehingga bisa
seperti Bait Tuhan.7 Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar dan terencana untuk
meletakkan dasar Yesus Kristus dalam pertumbuhan iman Kristus dengan cara mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan.8 Pendidikan Agama Kristen
adalah proses pengajaran dan pembelajaran berdasarkan Alkitab, berpusatkan Kristus dan
bergantung pada kuasa Roh Kudus. Pendidikan Agama Kristen adalah keseluruhan
pendidikan yang diorganisasikan apapun isi, tingkatan, metode baik formal atau tidak untuk
melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas
serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat
mengembangkan kemampuannya memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi
teknis profesionalnya dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam
perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan
sosial, ekonomu dan budaya yang seimbang dan bebas.9 Pendidikan Agama Kristen ialah
cara paguyuban iman Kristen membaharui kehidupan bersamanya dari generasi ke generasi
berikutnya.10 Pendidikan Agama Kristen merupakan usaha bersengaja dan sistematis,
ditopang oleh upaya rohani dan manusiawi untuk mentrasmisikan pengetahuan, nilai-nilai,
sikap-sikap, keterampilan-keterampilan dan tingkah laku yang bersesuaian atau konsisten
dengan iman Kristen, dalam rangka mengupayakan perubahan, pembaharuan dan reformasi
pribadi-pribadi, kelompok bahkan struktur oleh kuasa Roh Kudus, sehingga peserta didik
hidup dengan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan oleh Alkitab terutama dalam Yesus
Kristus.11 Tujuan PAK secara umum yaitu mengajak, membantu, menolong dan mengantar
seseorang mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan
pimpinan Roh Kudus dapat menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan kata-
kata maupun perbuatan dan tingkah laku. 12 Agar setiap pelajar, muda, tua, memasuki
7
Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: Andi,2006), 1.
8
Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yogyakarta:
Andi, 2012) 54.
9
H. Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 12.
10
Robert R Boehlke, Memperlengkapi bagi Pelayanan dan Pertumbuhan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2002), 135.
11
Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: Andi, 1996), 28.
12
Daniel Nuhamara, Pendidikan Agama Kristen, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 31.
persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, oleh dan dalam Dia. Atau dengan kata
lain PAK bertujuan untuk menolong orang-orang menjadi sadar akan penyingkapan diri
Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus yang senantiasa mencari orang dan serta
menjawabnya dengan kepercayaan dan kasih agar mereka tahu siapa dirinya, bertumbuh
sebagai anak-anak Allah yang berakar dalam persekutuan Kristen, memenuhi panggilannya
bersama-sama sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus di dunia dan tetap percaya pada
pengharapan Kristen.13Menurut Yohanes Calvin, PAK penting untuk anak karena bertujuan
mendidik semua putra-putri agar mereka dilibatkan dalam penelahaan Alkitab secara cerdas
sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus, diajar mengambil bagian dalam kebaktian serta
mencari keesaan gereja, dan diperlengkapi memilih cara-cara untuk mengabdi diri kepada
Allah Bapa Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab dan
mengucap syukur dalam Yesus Kristus.PAK bertujuan untuk membimbing dan
memperlengkapi individu khusunya dalam cara berpikir, sikap, iman dan perilaku.14

Seiring dengan perkembangan zaman, maka kecanggihan teknologi informasi semakin


meningkat dan membawa perubahan yang signifikan di tengah masyarakat, terlebih di
tengah gereja. Di era digital, anak-anak semakin mengikuti arus perkembangan teknologi
terbaru. Namun, kerap kali mereka menggunakannya ke arah yang negatif seperti suka
menonton pornografi, sehingga semakin hari kita melihat berkurangnya dan merosotnya
iman pada anak, terkhususnya anak-anak sekolah minggu. Selain itu juga terdapat banyak
faktor yang dapat menjadi batu sandungan bagi anak sekolah minggu dalam pertumbuhan
imannya. Dimana, anak tinggal di lingkungan yang kurang baik, dan anak terbiasa bergaul
dengan teman-teman sebaya yang sering berkata kasar dan kotor, sering berkelahi, serta
maraknya kegiatan perundungan pada temannya. Bahkan tidak menutup kemungkinan juga
faktor negatifnya berasal dari keluarganya sendiri, dimana anak berasal dari keluarga yang
kurang harmonis dan tidak ada inisiatif untuk mengenalkan Yesus kepada anak-anaknya,
serta tidak ada dorongan dari orangtua terhadap anak untuk mengikuti sekolah minggu,
tidak mengajari anaknya cara untuk berdoa, dan lagu sekolah minggu. Sehingga anak-anak

13
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek PAK dari Yohanes Amos –
Perkembangan PAK di Indonesia, 746.
14
Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek PAK dari Yohanes Amos Komenius
Sampai Perkembangan PAK di Indonesia, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994),746.
tersebut tidak mengenal siapa Allah dan bagaimana Allah berkarya. Maka beberapa faktor
itulah yang membuat anak gagal dan menghambat pertumbuhan iman mereka.

Sehingga disini sangat dibutuhkan adanya pendidikan iman bagi anak. Dimana kata Iman
berasal dari kata “he emin” dalam bahasa Ibrani yang artinya “mengamini”. Iman adalah
kegiatan menerima atau mengiakan sesuatu, bahkan ketika sesuatu itu tidak dapat terlihat
dan belum pernah dilihatnya.15 Iman adalah sikap yang di dalamnya seseorang menegaskan
andalan pada segala usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan entah itu kebaikan atau
apa saja. Kemudian sepenuhnya mengandalkan Yesus Kristus dan mengharapkan hanya dari
Dia segala sesuatu yang dimaksud oleh “keselamatan”. Iman di dalam Perjanjian Baru di
temukan di Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”Jadi, iman di pandang sebagai tangan yang
diulurkan manusia guna menerima kasih karunia Allah yang besar. Juga dapat dikatakan
bahwa iman dipandang sebagai “jalan keselamatan”.Dalam arti yang demikian jugalah kata
iman dipakai di dalam ungkapan “orang benar itu akan hidup oleh imannya atau
percayanya” Roma 1:17.16
Jadi pendidikan iman merupakan suatu usaha untuk membantu dan mempermudah
perkembangan iman seseorang melalui benih-benih yang ditaburkan Allah ke dalam dirinya
menuju kedewasaan iman. Dalam hal ini, pendidikan iman bertujuan untuk dapat membantu
anak agar mampu meneguhkan imannya dan mampu terlibat dalam dinamika kehidupan
gereja dan masyarakat.17 Sekolah minggu merupakan salah satu pendidikan nonformal yang
diterapkan dalam komunitas Gereja Kristen untuk mengajarkan agama bagi jemaat kategori
anak-anak. Sekolah minggu pertama kali lahir di Inggris, tepatnya pada tahun 1780. Sekolah
minggu berkembang dengan pesat hingga pada tahun 1817, didirikanlah American Sunday
School Union. Tokoh Dorris. A. Freese memberikan penjelasan tentang sekolah minggu,
yang mengatakan bahwa pertama, sekolah minggu pada dasarnya adalah sekolah. Artinya
bahwa di dalam sekolah minggu terjadi proses belajar mengajar persis seperti yang terjadi
sekolah pada umumnya. Letak perbedaannya hanya pada waktunya saja, dimana sekolah
15
Purnawan Rahmad, Katekismus Baru, (Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1992), 67.
16
Leon Morris, Iman, Kepercayaan, dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, peny, H. A. Oppusunggu dan
yang lainnya, pen., M. H. Simanungkalit, (Jakarta: Jakarta: Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999), 1.
http:repository.unwira.ac.id/2099/4/BAB%20111.pdf.
17
Diakses pada tanggal 08
Desember 2022 Pukul 17.55 wib.
minggu hanya diselenggarakan setiap hari minggu. Sedangkan sekolah pada umumnya
dilaksanakan mulai hari senin hingga sabtu. Kedua, sekolah minggu merupakan sekolah
Alkitab. Di dalamnya diberikan pengajaran Alkitab secara sistematis dan dapat dipelajari
dengan mudah oleh jemaat. Ketiga, sekolah minggu juga merupakan kegerakan kaum awam
(lay movement). Sejarah sekolah minggu di Inggris maupun Amerika Serikat sama-sama
menunjukkan peran kaum awam dalam PAK ini. Karena merupakan proses pemuridan,
Sekolah Minggu mendasarkan pada prinsip keterlibatan kaum awam seperti yang dikatakan
Paulus “Apa yang telah engkau dengar dari padakudi depan banyak saksi, percayakanlah
itu kepada orang-orang yang dpaat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain”
(2Tim. 2:2). Keempat, sekolah minggu pada dasarnya adalah suatu proses penginjilan. Para
murid dididik sejak lahir baru sampai dewasa dan sampai bisa memberitakan Injil untuk
memenangkan jiwa-jiwa bagi Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat umat
manusia.
Dalam mengajarkan pendidikan iman khusunya bagi anak-anak sekolah minggu, maka
sangat dibutuhkan seorang fasilitator untuk dapat mendorong terbentuknya iman anak-anak
sekolah minggu. Pada umumnya, Guru sekolah minggu atau Guru PAK memiliki hubungan
terdekat dengan murid dalam pengalaman gerejawi murid. Guru menunjukkan jalan menuju
iman Kristen. Guru sekolah minggu atau Guru PAK merupakan faktor penting dalam
pendidikan Kristen yang efektif. Mungkin dari semua orang dalam Gereja, Guru sekolah
minggu memiliki kesempatan yang lebih banyak agar dapat menyalurkan kehidupan Kristus
kepada anak-anak. Para guru sekolah minggu mempunyai lebih banyak kesempatan
daripada kebanyakan orang untuk memenangkan jiwa-jiwa yang kekal kepada Kristus
karena Injil yang mereka ajarkan adalah pusat iman Kristen.18
Dalam rangka mengembangkan iman anak, maka guru-guru sekolah minggu di jemaat
dan guru-guru PAK di sekolah, mempunyai peran dan andil di dalam pembentukan dan
pertumbuhan spiritual anak. Mereka adalah rekan kerja (Partner) orangtua di dalam
pembentukan dan pengembangan iman anaknya. Peran guru-guru itu menjadi lebih
signifikan lagi pada saat anak berada dan bertumbuh dalam keluarga yang suami-istri tidak
seiman atau tidak harmonis. Guru-guru sekolah minggu atau guru-guru PAK harus penuh
dengan kepedulian dan mampu membimbing anak untuk dapat mengenal dan bertumbuh di
18
Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yogyakarta:
Andi, 2012), 161.
dalam Yesus Kristus. Namun syarat mutlak pertama bagi seorang guru PAK adalah
pengalaman kelahiran baru yang kemudian diikuti kehidupan yang suci. Penyuluhan dan
pelatihan bagi guru-guru sekolah minggu penting untuk diadakan supaya mereka mengerti
dinamika pertumbuhan iman anak dan memahami dinamika kehidupan keluarga agar
mengerti hubungan pengasuhan dalam keluarga demi pertumbuhan rohani anak. Selain itu,
pembinaan cara mengelola kegiatan belajar bagi anak juga sangat perlu diperhatikan. Akan
tetapi, masih banyak gereja yang kurang mendukung pembinaan guru-guru sekolah minggu
atau guru PAK dengan membiarkan komisi sekolah minggu bekerja sendiri menopang dana
dan dayanya. Jikalau pelayanan mereka terhadap anak-anak lemah, kurang kreatif,
dampaknya mempengaruhi kehidupan gereja itu sendiri di masa depan. Jadi guru sekolah
minggu dan guru PAK sangat perlu meningkatkan diri secara terus menerus agar dapat
19
menuntun anak menjadi warga kerajaan surga. Selain itu, peran guru PAK juga sangat
penting dalam membentuk kepribadian anak untuk mewujudkan anak-anak yang beriman.
Dalam Amsal 22:6 dikatakan “didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
maka pada masa tuanya pun ia tidak menyimpang daripada jalan itu”. Peranan guru PAK
disini adalah mengjarkan teori tentang nilai-nilai yang harus diterapkan siswa untuk
memiliki kepribadian yang beriman Kepada Yesus. 20 Maka guru PAK sebagai pendamping
sekolah minggu perlu mengajarkan nilai-nilai Kristen, agar senantiasa mereka mampu
menjadi teladan. Oleh karena itu Peranan guru PAK dalam dunia pendidikan sangatlah
penting pagi perkembangan anak didik. Tanpa adanya seorang guru maka anak didik tidak
akan bisa memahami dan mengerti tentang Iman 21
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis membuat identifikasi
masalah sebagai berikut:
a. Terjadinya kemerosotan iman pada anak-anak sekolah minggu gereja
b. Adanya hambatan yang menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan iman anak sekolah
minggu gereja
c. Kurangnya pendampingan guru PAK dalam pendidikan iman anak sekolah minggu gereja
1.3. Rumusan Masalah
19
Binsen Samuel Sidjabat, Membesarkan Anak Dengan Kreatif, (Yogyakarta: Andi, 2008), 154-155.
20
Harianto G.P, Pendidikan Agama Kristen Dalam Alkitab Dan Dunia Pendidikan Masa kIni,160.
21
Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini, 52.
Adapun perumusan masalah dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengapa Guru PAK tidak mampu mendampingi dalam pendidikan iman anak sekolah
minggu gereja.
b. Apa faktor yang membuat Guru PAK tidak mampu mendampingi pendidikan iman anak
sekolah minggu gereja.
c. Apa solusi agar Guru PAK dapat mendampingi pendidikan iman anak sekolah minggu
gereja.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk dapat mengetahui mengapa Guru PAK tidak mampu mendampingi pendidikan
iman bagi anak sekolah minggu gereja.
2. Untuk dapat mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat pendampingan Guru PAK
dalam pendidikan iman anak sekolah minggu gereja.
3. Untuk dapat mengetahui cara pendampingan Guru PAK dalam pendidikan iman anak
sekolah minggu gereja.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Agar dapat menambah wawasan tentang mengapa Guru PAK tidak mampu mendampingi
pendidikan iman bagi anak sekolah minggu gereja.
2. Agar dapat menambah wawasan tentang faktor penyebab penghambat pendampingan
Guru PAK dalam pendidikan iman anak sekolah minggu gereja.
3. Agar dapat menambah wawasan tentang cara pendampingan Guru PAK dalam
pendidikan iman anak sekolah minggu gereja.
1.6. Metodologi Penelitian
Disini penulis menggunakan metodologi penelitian untuk mendukung keabsahan
penulisan karya ilmiah. Metodologi yang digunakan ialah metodologi kuantitatif. Metode ini
merupakan metode yang ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang konkret
atau eksperimental, sistematis, seimbang, terukur dan efisien. Metode ini disebut sebagai
metode kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-angka dan penyelidikannya
menggunakan statistik.22 Sehingga penulis membuktikan hipotesanya melalui data angket dan
kuesioner. Angket dan kuesioner adalah teknik yang digunakan seorang peneliti untuk

22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitataif, Kuantitatif dan R & D), (Bandung:
Alfabeta, 2010), 13.
mengumpulkan data dnegan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden.23

1.7. Sistematika Penulisan

Bab I Berisikan tentang pendahuluan yang membahas latar belakang masalah,


identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Berisikan tentang kerangka teoritis, keranhka konseptual dan pengajuan hipotesa.

Bab III Berisikan tentang metodologi penelitian yang mencakup lokasi, waktu
pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, alat pengumpulan data serta teknik
pengolahan data.

Bab IV Berisikan tentang hasil penelitian dan pembuktian hipotesa.

Bab V Berisikan kesimpulan dan saran.

1.8. Daftar Pustaka

Ahmadi, H.Abu. Ilmu Pendidkan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.


Boehlke, Robert R. Memperlengkapi bagi Pelayanan dan Pertumbuhan, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2002.
Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek PAK dari Yohanes Amos
Komenius Sampai Perkembangan PAK di Indonesia, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1994.
Elmubarok, Zaim. Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2008.
GP, Harianto. Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini,
Yogyakarta: Andi, 2012.
Kristanto, Paulus Lilik. Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: Andi,
2006.
Lepa, Royke. dkk, Paradogma Spritualitas Kristen Di Era 5.0, Yogyakarta: Andi, 2022.
Maryati, Kun. & Suryawati, Juju. Sosiologi, Jakarta: Erlangga, 2001.

23
Kun Maryati & Juju Suryawati, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2001), 130.
Morris, Leon. Iman, Kepercayaan, dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, peny, H. A.
Oppusunggu dan yang lainnya, pen., M. H. Simanungkalit, Jakarta: Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1999.
Nuhamara, Daniel. Pembimbing PAK, Bandung: Jurnal Info Media, 2007.
Poerwardaminta, W.J.S. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Rahmad, Purnawan. Katekismus Baru, Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1992.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2012.
Sidjabat, Binsen Samuel. Membesarkan Anak Dengan Kreatif, Yogyakarta: Andi, 2008.
Sidjabat, Samuel. Strategi Pendidikan Kristen, Yogyakarta: Andi, 1996.
Suardi, M. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi, Jakarta: Indeks, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitataif, Kuantitatif dan R & D),
Bandung: Alfabeta, 2010.
Suprijanto, H. Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
1.9. Sumber Lain

http:repository.unwira.ac.id/2099/4/BAB%20111.pdf. Diakses pada tanggal 08 Desember


2022 Pukul 17.55 wib.

Anda mungkin juga menyukai