Anda di halaman 1dari 20

GURU PAK DAN PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP

(Entrepreneurship Seluruh Guru Khususnya Guru PAK Dalam


Pengembangan Pendidikan di SMP NILA HARAPAN )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S.Pd)

Oleh:

Edward Ginting

NIM: 19.02.711

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA ABDI SABDA MEDAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
MEDAN
2021
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA ABDI SABDA MEDAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Edward Ginting

NIM : 19.02.711

Jurusan : Pendidikan Agama Kristen

Judul Skripsi : Guru PAK dan Pendidikan Entrepreneurship

(Entrepreneurship Seluruh Guru Khususnya Guru PAK Dalam

Pengembangan Pendidikan di SMP NILA HARAPAN)

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar hasil karya saya dan bukan hasil

dari plagiat. Jika dikemudian hari terbukti tulisan ini hasil plagiat, maka saya bersedia menerima

sanksi yang diberikan oleh STT Abdi Sabda Medan dan melepaskan gelar kesarjanaan saya.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat

dipergunakan semestinya.

Hormat Saya

(Edward Ginting)
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai,

melindungi dan memberikan kekuatan kepada penulis dalam menjalani perkuliahan di STT Abdi

Sabda Medan. Selama penulis skripsi menyadari bahwa penyertaan Tuhan sungguh luar biasa

sehingga dimampukan untuk menulis skripsi ini. Ada banyak suka dan duka yang penulis

rasakan selama melewati masa perkuliahan hingga ke tahap terakhir skripsi ini. Dengan ini,

penulis menyadari bahwa banyak orang yang telah membantu dan menolong penulis baik itu

secara doa, semangat, motivasi, bimbingan dan mendukung penulis. Skripsi ini berjudul Guru

PAK dan Pendidikan Entrepreneurship (Entrepreneurship Seluruh Guru Khususnya Guru

PAK Dalam Pengembangan Pendidikan di SMP NILA HARAPAN). Dalam penulisan

skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga penulis menerima

kritik, saran dan masukan dari pembaca guna melengkapi dan menyempurnakan tulisan karya

ilmiah ini.

ABSTRAK

Perkembangan bangsa Indonesia sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia.

Orang yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, mampu

membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang

tepat dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selama inikita kurang

menanamkan jiwa entrepreneurship dalam hidup kita, sehingga banyaknya penganguran


terjadi di Indonesia ini. Maka dari itu untuk mengurangi tingginya pengangguran, kita harus

menumbuhkan jiwa entrepreneurship kita mulai sejak dini.

Pendidikan dipandang sebagai jalan terobosan paling baik untuk membangun wirausaha

didalam masyarakat serta didalam lingkungan sekolah. Lembaga pendidikan formal maupun

non formal diharapkan dapat menerapkan kurikulum kewirausahaan dalam kegiatan

pembelajaran. Agar bisa menghasilkan lulusan yang mempunyai sikap wirausaha.

Pendidikan entrepreneurship dapat diterapkan disemua jenjang pendidikan mulai dari

pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi, salah satunya adalah

sekolah menengah kejuruan (SMK). Maka dari itu saya mengangkat judul tentang guru PAK

dan pendidikan entrepreneurship dengan sub judul entrepreneurship seluruh guru khususnya

guru PAK dalam pengembangan pendidikan di SMP NILA HARAPAN.

Entrepreneurship guru PAK dalam pengembangan pendidikan di SD Swata TD. Pardede

Foundation, bertujuan untuk membentuk siswa secara utuh (holistik), sebagai insan yang

memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Penelitian ini

mengunakan penelitian kuantitatif. Hasil implementasi pendidikan entrepreneurship dalam

membentuk sikap wirausaha di SD Swasta TD. Pardede Foundation adalah bahwa produk

atau hasil pelajaran entrepreneurship tidak hanya diproduksi sendiri tetapi terbuka untuk

masyarakat yang dapat diaplikasikan anak didik diluar lingkungan sekolah.


DAFTAR ISI

Tanda Persetujuan Skripsi

Lembar Pengesahan Skripsi

Lembar Pernyataan Skripsi

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Abstrak.............................................................................................................................v

Daftar Isi........................................................................................................................vii

Lampiran........................................................................................................................xii

Daftar Singkatan..........................................................................................................xiii

Daftar Tabel...................................................................................................................xv

BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1........................................................................................................................................Latar

Belakang Masalah .........................................................................................................1

1.2........................................................................................................................................Identifik

asi Masalah....................................................................................................................10

1.3........................................................................................................................................Pembata

san Masalah...................................................................................................................11

1.4........................................................................................................................................Perumus

an Masalah.....................................................................................................................11
1.5........................................................................................................................................Tujuan

Penelitian.......................................................................................................................11

1.6........................................................................................................................................Manfaat

Penelitian.......................................................................................................................12

1.7........................................................................................................................................Metode

Penelitian.......................................................................................................................12

1.8........................................................................................................................................Sistemat

ika Penulisan..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang sifat dan dinamikanya beraneka

ragam, mulai dari kebutuhan hidup sehari-hari akan sandang, papan, dan pangan. Untuk

memenuhi kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk bekerja, sebagaimana disadari dengan

bekerja akan mendapat upah yang layak sehingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Akan tetapi lapangan pekerjaan saat ini semakin sulit untuk di dapatkan, sehingga semakin

menambah jumlah pengangguran. Dimasa kini peluang untuk memperoleh pekerjaan sangat

susah, oleh karena itu diharapkan membuka usaha sendiri. Jadi peluang untuk mendapat

pekerjaan sangat susah dimasa kini dikarenakan banyaknya persaingan. Maka anak didik perlu

diarahkan, dibina supaya mereka bisa membuka usaha sendiri. Seorang tidak akan pernah dapat

berkembang tanpa menggunakan daya pikir dan fisik untuk menciptakan suatu karya demi suatu

perubahan, seorang wirausahawan senantiasa berusaha melakukan inovasi untuk memperbaiki

suatu keadaan. Wirausahawan mengetahui cara mencapai tujuan yang direncanakan, dan mampu
berkonsentrasi serta berinisiatif memanfaatkan pengetahuan dari pengalaman untuk mengatur

langkah sesuai dengan rencana yang telah di buat menuju target. Seorang wirausahawan adalah

seorang pembaru yang mengorganisir sebuah perubahan, mendapatkan modal untuk usaha, dan

mengelola aktifitas bisnis.1

Pendidikan Agama Keristen adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan

Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus, yang membimbing

semua tingkat pada pertumbuhan, melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan

pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan

memperlengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus Sang Guru

Agung dan perintah yang mendewasakan para Murid.2 Guru PAK harus mempunyai dasar yang

kuat dalam hidupnya yaitu percaya dan mencintai Tuhan dengan rasa cinta yang murni. 3 Peran

guru PAK yaitu sebagai pendidik (educator), pengajar (instructor), pembimbing (guide),

pengarah (director), pelatih (trainer), dan penilai (evaluator).4

Kepemimpinan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kesiapan, kemampuan yang

dimiliki oleh guru dalam proses mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan anak didik dalam pelaksanaan, pembelajaran agar berjalan secara efektif dan

efisien, yang pada gilirannya dapat mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah

ditetapkan.5 Dalam UU Sisdiknas Pasal 39 ayat 2 UU No 20 Tahun 2003: guru/ pendidik

1
Masud Machfuedz dan Mahmud Machfuedz, Kewirausahaan Metode, Manajemen dan Implementasi
(Yogyakarta : BPFE, 2005), 8-9.
2
E.G.Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK-GM, 2009), 19.
3
Nuni Yusvavera Syatra, Desain Relasi Efektif Guru dan Murid (Yogjakarta: Buku Biru, 2013), 51-58.
4
A,M Mngunhardjana, Pembinaan: Arti dan Metodenya (Yogyakarta: Kanisius, 1986), 84.
5
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter (Bandung: ALFABETA, 2017), 142.
profesional merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan.6

Jika menelaah pengertian guru, tepat kiranya jiwa kewirausahaan juga melekat pada seorang

yang berprofesi guru. Guru harus mampu meng”up dead” dirinya dalam hal apapun. Dalam

Kewirausahaan, yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa-jiwa pengusaha, banyak sifat-sifat

yang harus dimiliki antara lain percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil, risiko,

kepemimpinan, berorientasi ke masa depan, serta jujur dan tekun. Sifat-sifat ini kalau dimiliki

oleh guru PAK, akan semakin dahsyat efeknya terhadap dirinya sendiri. Pembenahan pendidikan

terutama bertujuan memperbaiki proses penyelenggaraan pendidikan agar peserta didik memiliki

kemampuan dalam beradaptasi dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan

dunia kerja. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di semua jenjang pendidikan

memegang peranan penting dalam mendukung terciptanya sumber daya manusia yang

berkualitas. Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu adanya upaya nyata yang harus dilakukan

oleh setiap sekolah dalam rangka memperbaiki, memotivasi, dan meningkatkan kinerja dan

profesionalisme guru, khususnya yang berkaitan dengan meningkatkan kinerja dan

profesionalisme guru PAK.7 Guru diberi tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi keberhasilan.8

Perubahan dalam dunia pendidikan tidak akan dapat terjadi jika inisiatif guru tidak

direalisasikannya. Mengembangkan visi guru sebagai pelaku perubahan merupakan mutable

condition (kondisi yang bisa berubah) bagi pembaruan dalam dunia pendidikan. 9 Jika kita ingin

6
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), 19-28.
7
Das Salirawati, Smart Teaching (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 1-3.
8
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Depok: Rajawali Pers, 2018), 147.
9
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter (Jakarta: PT Grasindo, 2019), 116.
memperbaiki mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sebenarnya tidak cukup hanya

memberi tekanan pada latihan-latihan keterampilan. Guru juga secara fleksibel mengantisipasi

perubahan, mengadaptasikan metodenya dengan tuntutan dan kebutuhan baru, serta menghadapi

tuntutan ataupun tantangan yang menghadang dirinya.10 Beberapa pokok permasalahan adalah

kurangnya pemahaman guru tentang entrepreneurship, kurangnya penanaman nilai-nilai

(mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepemimpinan, kerja

keras, disiplin, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan motifasi yang kuat untuk sukses), anak didik

kurang kreatif dalam mengembangkan jiwa entrepreneurship. Untuk mengembangkan jiwa

entrepreneurship guru dan anak didik, minat menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran, karena anak didik akan belajar sungguh-sungguh apabila memiliki minat

belajar yang sudah ditanamkan guru dalam jiwa anak didik. Penyempurnaan sistem pendidikan

menitik beratkan pada pelaksanaan peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan.11

Lembaga pendidikan dapat menciptakan wirausaha dalam sekolah yang bertujuan untuk

memuaskan semua warga sekolah, yang dikembangkan dalam dunia pendidikan karna

kewirausahaan yaitu guru harus mengembangkan pembelajaran yang terkait dengan

kewirausahaan. Ini harus dirancang untuk membantu para pendidik maju dalam memproleh

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan.12

Istilah entrepreneurship baru mulai terkenal dalam kosakata bisnis pada tahun 1980-an,

walaupun istilah entrepreneurship telah muncul pada abad ke- 17. Kata entrepreneur berasal dari

bahasa Prancis, entre berarti “antara” dan prendre berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya

digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berani mengambil resiko dan memulai

sesuatu yang baru. Selanjutnya, pengertian entrepreneurship diperluas hingga mencakup inovasi.
10
B. S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2009), 67.
11
Kunandar, Guru Profesional (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 16-17.
12
Kiki Saputra, Pendidikan Berbasis Entrepreneurship (Yogyakarta: Diva Press, 2015), 23.
Melalui inovasi munculah kebaharuan yang dapat berbentuk produk baru hingga sistem

distribusi baru. Entrepreneurship atau kewirausahaan, merupakan sebagian dari usaha

pemperkecil jumlah pengangguran yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan. Dengan adanya

entrepreneurship manusia dituntut untuk memiliki niat yang kuat dalam membangun sebuah

usaha. Niat kewirausahaan akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian untuk diteliti karena

diyakini bahwa suatu niat yang berkaitan dengan perilaku terbukti dapat menjadi cerminan dari

perilaku yang sesungguhnya. Bentuknya seperti memberikan pembelajaran dan pelatihan hingga

memberikan modal awal merealisasikan usaha untuk menjadi seorang entrepreneurship. Untuk

menjadi seorang entrepreneurship memang butuh kemauan dan kerja keras, karena seorang

entrepreneurship, bukan hanya cerdas di dalam melihat peluang, lalu mengeksekusinya menjadi

sebuah bentuk usaha nyata.13

Entrepreneurship merupakan salah satu ciri atau karakter yang harus dimiliki guru

khususnya guru PAK. Dalam pendidikan entrepreneurship tidak hanya sekedar alat untuk

melakukan perbaikan dan perubahan dalam kehidupan, tetapi juga harus dibuktikan bahwa

entrepreneurship dapat berperan signifikan di dalam mewujudkan kualitas diri masyarakat dan

bangsa. Menjadi seorang wirausaha bukan sebagai alternative profesi, tetapi menjadi wirausaha

adalah sebuah pilihan strategis yang harus dibuat dengan tekat yang bulat dan kuat. Adapun

entrepreneurship guru PAK yang dapat diterapkan dalam meningkatkan pembelajaran

kewirausahaan anak didik di sekolah yaitu anak didik diajarkan untuk membuat sarung Alkitab,

membuat salib, membuat pohon natal dari akua, membuat sapu lidi, membuat bunga dari kertas

origami atau barang-barang bekas, membuat tirai dari bahan pipet, membuat kotak pensil dari

bahan kardus, membuat keset kaki dari kain perca. Kemampuan (ability), keterampilan (skill),

13
Serian Wijatno, Pengantar Entrepreneurship (Jakarta: PT Grasindo, 2009), 1 & 4.
dan motivasi ( motivation) akan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas kinerja guru

PAK apabila disertai dengan upaya yang dilakukan untuk mewujudkannya. Jadi guru PAK yang

memiliki jiwa entrepreneurship adalah guru yang memiliki passion, inspirasional, dapat

mendengar dengan baik, menjalin relasi dengan teman sekerjanya, kreatif dan inovatif, mandiri,

pantang menyerah.14

Contoh besar dari entrepreneurship yaitu Allah yang kreatif dalam dunia ciptaan-Nya,

Allah bisa menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Allah sendiri memiliki

jiwa entrepreneurship yang luar biasa yang mampu mengadakan segalanya, jadi sebagai orang

yang percaya mengimani Allah yang kereatif, kita juga diharapkan memiliki karakter yang

menjiwai kreativitas Allah. Inilah salah satu contoh yang dapat dilihat dan diterapkan anak didik

dalam membangun jiwa entrepreneurshipnya.15

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan

kreativitas. Dengan ilmu kewirausahaan tercipta mindset di dalam diri seorang guru untuk tidak

hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik

lainnya selain menjadi pendidik, guru juga dapat menciptakan lapangan kerja. Tentu saja hal itu

bisa tercapai apabila entrepreneurship seorang guru PAK yang profesional sudah dibekali

dengan pengetahuan, wawasan, keterampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang dapat dia buat

dalam sebuah usaha atau bisnis yang dia peroleh, yaitu kewirausahaan yang cerdas (smart

entrepreneurship), bukan hanya kerja keras semata. Maka sudah saatnya dilakukan proses

penginternalisasian pendidikan kewirausahaan di dunia pendidikan khususnya kepada guru PAK


14
Http://www-kompasiana-com.cdn.ampproject. Jiwa Entrepreneur Seorang Guru. diakses pada tanggal 18
Desember 2022, pukul12.44 WIB.
15
Yusrita SE, H.Usman, H. Nur Mhd Ridho, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Dini
(Bandung: Citapustaka Media, 2015), 38.
agar memiliki karakter atau perilaku wirausaha yang tangguh. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi upaya berwirausaha yakni faktor dari dalam diri (internal) misalnya prestasi

belajar, motivasi, sikap, minat, maupun kondisi fisiologis seperti kesehatan dan panca indra.

Faktor dari luar (eksternal) misalnya peluang, pengalaman, lingkungan sekitar.16

Unsur utama yang ada dalam entrepreneurship, yaitu penerapan kreativitas dan inovasi,

pemanfaatan peluang, membuat perubahan, dan memberikan nilai tambah bagi diri sendiri dan

orang lain. Suatu ide atau gagasan dapat menjadi peluang, guru PAK bersedia melakukan

evaluasi terhadap peluang secara terus menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan

berbeda. Untuk memperoleh peluang menjadi entrepreneurship guru harus memiliki berbagai

kemampuan dan pengetahuan, ide pasti menghasilkan peluang dan sebaliknya tidak ada ide yang

tidak akan menghasilkan peluang. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk

memberdayakan sumber-sumber agar dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan

nilai.17 Entrepreneurship guru PAK harus memiliki visi misi dan tujuan usaha, berani mengambil

resiko waktu dan dana, merencanakan, mengorganisasikan dan menjalankan, bekerja keras

sesuai tingkat kepentingannya, membangun hubungan dengan teman sejawat, bertanggung jawab

atas kesuksesan dan kegagalan.18

Dalam refleksi teologis Kristen, entrepreneurship diartikan sebagai kreativitas dan inovasi

yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani sesama dalam mengatasi

masalah yang sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Oleh karena manusia dicipta segambar dan

serupa dengan Tuhan, maka pada manusia ada kemampuan kreatifitas dan inovatif, Kejadian

16
http://s.docworkspace.com/d/. Entrepreneurship, diakses pada tanggal 20 Desember, 2022, pukul 15.05
WIB.
17
Syahrial Yusuf, Entrepreneurship Teori dan Praktik Kewirausahaan Yang Telah Terbukti (Jakarta:
Lentera Ilmu Cendekia, 2010), 22 & 174.
18
Dun Steinhoff dan Jhon F. Burgess, Small Business Fundamentals (Singapore: Mcgraw-Hill Co, 1993),
38.
1:27, dan 2:15 menegaskan potensi entrepreneurship dan perwujudan entrepreneurship dalam

diri manusia. Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk kreatifitas dan inovasi,

perhatikan kata: pelihara dan usahakan dalam Kejadian 2:15. Dalam konteks Iman Kristen,

firman Allah dalam Alkitab menjadi dasar teologis entrepreneurship Kristen. Inti dari

entrepreneurship adalah kemampuan mengubah masalah menjadi peluang kesuksesan melalui

kreativitas dan inovasi.19

Dalam Alkitab terdapat tokoh-tokoh yang sukses dalam entrepreneurship yaitu Paulus,

Kisah Para Rasul 18:3 “dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-

sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.

Artinya bahwa Paulus melakukan kegiatan entrepreneurship dengan membuat tenda untuk

dijual. Paulus mendalami bisnis property (peralatan) dalam konteks kekinian untuk membiayai

pelayanannya. Paulus bukan seorang pelayan yang dapat menikmati hasil pelayanannya lewat

apa yang diberikan kepada jemaat. Apa yang Paulus lakukan setidaknya memberikan sebuah

gambaran bahwa pelayan dapat berinovasi untuk memenuhi kebutuhan dari sekedar

mengandalkan belas kasihan. Pada bagian inilah pelayan Tuhan membutuhkan jiwa seorang

entrepreneur bukan untuk mencari kekayaan melainkan mencukupkan kebutuhan. Jiwa

entrepreneur adalah jiwa yang penuh inovasi dan kreativitas. Pelayan Tuhan memerlukan hikmat

untuk mengaktualisasikan dirinya.20

2 Tesalonika 3:6-15, pada nats ini Paulus menekankan tentang pentingnya setiap orang

bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Ayat 7, Paulus menegaskan untuk mencontoh dirinya

yang tidak menjadi beban bagi jemaat sekalipun berhak menerimanya dalam konteks pelayanan.
19
http://blog.tifwe.org/entrepreneurship-in-the-bible/ diakses tanggal, 22 Desember 2022 pukul 12.40
WIB.
20
Harls Evan, Rianto Siahaan, Hikmat Sebagai Implikasi Pendidikan Kristiani Dalam Keluarga, Jurnal
Teologi dan Pendidikan Kristiani (2016), 15-30.
Paulus mendapat laporan tentang jemaat Tesalonika dari Timotius bahwa jemaat bermalas-

malasan dan hidup tidak senonoh, inilah yang mendorong Paulus menyampaikan nasihat dan

teguran dengan menekankan pengajaran (paradosin).21 Paulus adalah orang yang bekerja keras.

Paulus ingin menjelaskan supaya jemaat tidak bermalas-malasan dalam bekerja. Paulus punya

hak untuk mendapat tunjangan selama melayani Tuhan, namun Paulus tidak mengambil haknya.

Paulus berbuat demikian supaya menjadi teladan bagi orang-orang yang dilayaninya supaya

melakukan pekerjaan sebagai sarana untuk memenuhi keperluan hidupnya.22

Bagi guru PAK yang memiliki jiwa entrepreneurship, pengalaman itu sangatlah penting

dalam rangka mengasah kemampuan dalam meningkatkan pembelajaran. Pembelajaran adalah

proses interaksi anak didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar,

yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran menyiratkan adanya

interaksi antara pengajar dengan anak didik.23 Guru dan anak didik adalah padanan frase yang

serasi, seimbang, dan harmonis. Hubungan keduanya berada dalam relasi kejiwaan yang saling

membutuhkan. Guru mengajar dan anak didik belajar dalam proses intraksi edukatif yang

menyatukan langkah mereka kesatu tujuan yaitu mengembangkan potensi diri anak didik. 24

Pentingnya pembelajaran entrepreneurship dalam mengembangkan pendidikan di sekolah yaitu

meningkatkan kreativitas anak, mengembangkan inovasi, melatih kedisiplinan, melatih tanggung

jawab, memiliki sifat yang jujur, melatih anak untuk menjadi lebih mandiri, dan memiliki

komitmen dan jiwa berkompetisi yang tinggi. 25

21
Hasan Sutanto, Hermeneutik, Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 2000), 289.
22
Waren W. Wiersbe, Bersiap Sedia Di Dalam Kristus (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, tanpa.tahun), 161.
23
Oktaryana, pembelajaran Gerak Dasar Senam Irama Berbasis Multimedia (Lampung: GRE
PUBLISHING, 2019), 1.
24
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),
1.
25
Yusrita SE, H.Usman, H. Nur Mhd Ridho, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Dini, 108.
Guru yang ingin melakukan sebuah usaha dalam sekolah mereka harus memiliki motivasi

yang kuat, mindset yang tepat (produktif, kreatif, positif) dan make it agar mereka dapat

mengembangkan jiwa entrepreneurship yang mereka miliki. Guru PAK yang efektif adalah guru

yang dilandasi oleh sikap-sikap adil, mengedepankan persamaan, memiliki integritas, jujur

bermartabat dan memiliki keseimbangan, mau melayani, sabar, tekun, peduli, keteguhan hati dan

senantiasa berfikir positif. Wirausahawan yang efektif adalah guru PAK yang pro-aktif, tidak

membatasi diri pada keterbatasan yang ada, namun menyadari bahwa mereka memiliki

kebebasan untuk menentukan karakter yang mereka miliki. Guru PAK yang berorientasi pada

tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan, akan tetapi meningkatkat kualitas dan

pengetahuan anak didiknya.26

Entrepreneruship adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk

menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan

lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.27 Masalah yang dihadapi adalah kurangnya

penanaman nilai-nilai entrepreneurship dalam jiwa guru dan anak didik. Jadi guru PAK yang

memiliki jiwa entrepreneurship (Wirausahawan) adalah guru yang memiliki passion,

inspirasional, dapat mendengar dengan baik, menjalin relasi dengan anak didiknya dan memiliki

mindset (pola pikir) yang dapat meningkatkat kualitas pendidikan di SMP NILA HARAPAN,

supaya proses pembelajaran lebih maju dan berkembang dengan memiliki jiwa entrepreneurship

guru PAK. Jadi melalui pokok permasalahan di SMP NILA HARAPAN membuat sekolah

kurang berkembang, maka dari itu entrepreneurship sangat berperan penting dalam jiwa guru

khususnya guru PAK, entrepreneurship bukan saja sebagai bisnis tetapi itu mengarah pada
26
Yusrita SE, H.Usman, H. Nur Mhd Ridho, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Dini, 109-
110.
27
Eddy Soeryanto Soegoto, Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung (Jakarta: Kompas Gramedia, 2009),
3.
usaha, untuk memberdayakan diri sendiri atau memberdayakan orang lain. Maka dari itu sangat

erat hubungannya keguruan dengan entrepreneurship, sekolah-sekolah bisa berkembang,

pengetahuan-pengetahuan bisa berkembang karena entrepreneuship. Melihat latar belakang

masalah diatas, maka penulis mengangkat judul proposal “Guru PAK dan Pendidikan

Entrepreneurship Dengan Sub Judul Entrepreneurship Seluruh Guru Khususnya Guru

PAK Dalam Pengembangan Pendidikan di SMP NILA HARAPAN.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikas masalah dalam penulisan ini adalah :

1. Kurangnya pemahaman guru PAK tentang entrepreneurship.

2. Kurangnya penanaman nilai-nilai entrepreneurship dalam jiwa guru PAK dan anak

didik.

3. Guru kurang memberikan pengajaran dengan inovasi baru.

4. Kurangnya kemampuan anak didik untuk dapat memecahkan masalah.

5. Kurangnya pemahaman guru tentang kebutuhan anak didik.

6. Anak didik kurang kreatif dalam mengembangkan jiwa entrepreneurshipnya.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diidentifikasi lebih terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan

dibahas, maka penulis akan membahas tentang: Guru PAK dan Pendidikan

Entrepreneurship (Entrepreneurship Seluruh Guru Khususnya Guru PAK Dalam

Pengembangan Pendidikan di SMP NILA HARAPAN)


1.4. Perumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan entrepreneurship ?

2. Apakah guru sudah menerapkan jiwa entrepreneurship siswa didalam pengembangan

pendidikan ?

3. Apa tujuan dan manfaat pendidikan entrepreneurship?

4. Bagaimana nilai-nilai yang di tanamkan dalam pendidikan PAK berbasis

entrepreneurship?

5. Bagaimana pengaruh entrepreneurship guru PAK dalam mengembangkan pendidikan di

SMP NILA HARAPAN?

1.5. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang pengertian entrepreneurship.Untuk mengetahui pentingnya tujuan

dan manfaat pendidikan entrepreneurship dalam membangun jiwa entrepreneurship guru.

2. Untuk mengetahui peran guru PAK dalam membangun entrepreneurship anak didik.

3. Untuk mengetahui manfaat dan nilai-nilai dalam pendidikan.

4. Untuk mengetahui tentang entrepreneurship seluruh guru khususnya guru PAK dalam

mengembangkan pendidikan di SMP NILA HARAPAN.

1.6. Manfaat Penelitian


1. Untuk memperdalam pengetahuan penulis maupun pembaca mengenai Entrepreneurship

Guru Dalam Pengembangan Pendidikan.

2. Untuk memperkaya wawasan mengenai entrepreneurship guru khususnya guru PAK

sehingga dapat diterapkan dalam pengembangan sekolah.

3. Untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship anak didik dalam pengembangan

pengetahuannya.

4. Dengan adanya pendidikan entrepreneurship di sekolah, diharapkan dapat menemukan

strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik.

5. Sebagai bahan masukan kepada guru dan guru PAK dalam meningkatkan entrepreneurship.

6. Menambah kajian ilmiah di perpustakaan STT Abdi Sabda Medan.

1.7. Metode Penelitian

Adapun metode yang dipakai penulis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu : untuk menemukan sumber-sumber

dan teori informasi melalui buku-buku yang berhubungan dengan judul tulisan.

2. Metode penelitian lapangan (field research) yakni mengambil data-data dari lokasi

penelitian yang berhubungan dengan judul karya ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Machfuedz Masuddan Machfuedz Mahmud, Kewirausahaan Metode, Manajemen dan


Implementasi , Yogyakarta : BPFE, 2005.
Homrighausen E.G, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK-GM, 2009.
Syata Nuni Yusvavera, Desain Relasi Efektif Guru dan Murid, Yogjakarta: Buku Biru, 2013.
Mngunhardjana A.M, Pembinaan: Arti dan Metodenya, Yogyakarta: Kanisius, 1986.
Gunawan Heri, Pendidikan Karakter, Bandung: ALFABETA, 2017.
Hamalik Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Salirawati Das, Smart Teaching, Jakarta: Bumi Aksara, 2018.
Mustasari Mohamad, Manajemen Pendidikan, Depok: Rajawali Pers, 2018.
Koesoema Doni, Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Grasindo, 2019.
Sidjabat B.S, Mengajar Secara Profesional, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2009.
Kunandar, Guru Profesional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Saputra Kiki, Pendidikan Berbasis Entrepreneurship, Yogyakarta: Diva Press, 2015.
Serian Wijatno, Pengantar Entrepreneurship (Jakarta: PT Grasindo, 2009), 1 & 4.
Usman H, Nur Mhd Ridho H, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Dini, Bandung:
Citapustaka Media, 2015.
Yusuf Yusuf, Entrepreneurship Teori dan Praktik Kewirausahaan Yang Telah Terbukti, Jakarta:
Lentera Ilmu Cendekia, 2010.
Steinhoff Dun dan F. Burgess Jhon, Small Business Fundamentals, Singapore: Mcgraw-Hill Co,
1993.
Evan Harls, Rianto Siahaan, Hikmat Sebagai Implikasi Pendidikan Kristiani Dalam Keluarga,
Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 2016
Sutanto Hasan, Hermeneutik, Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, Malang: Seminari Alkitab
Asia Tenggara, 2000.
W. Wiersbe Waren, Bersiap Sedia Di Dalam Kristus Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
tanpa.tahun.
Oktaryana, pembelajaran Gerak Dasar Senam Irama Berbasis Multimedia, Lampung: GRE
PUBLISHING, 2019.
Bahri Djamarah Syaiful, Guru dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005.
SE.Yusrita, H.Usman, Mhd Ridho H, Nur, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak
Dini, 108.
Soeryanto Soegoto Eddy, Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Jakarta: Kompas
Gramedia, 2009.

Sumber Lain :

Http://www-kompasiana-com.cdn.ampproject. Jiwa Entrepreneur Seorang Guru. diakses pada


tanggal 18 Desember 2022, pukul12.44 WIB Yusrita SE,

Anda mungkin juga menyukai