Anda di halaman 1dari 3

Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan

oleh virus dengue dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai

lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia (Rohim, 2004). Demam berdarah

dengue atau Dengue Hemmoraghic Fever atau sering disingkat dengan DHF

adalah salah satu penyakit yang sulit disembuhkan hal ini disebabkan karena

sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DHF ini.

Di banyak negara tropis, virus dengue sangat endemik. DHF banyak ditemukan di

daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia

menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DHF setiap tahunnya

(Hidayat, 2009).

Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virus dengue di Surabaya dan

Jakarta, baik dalam jumlah penderita maupun daerah penyebaran penyakit terjadi

peningkatan yang pesat. Sampai saat ini DBD telah ditemukan di seluruh propinsi

di Indonesia, dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa. Incidence

rate meningkat dari 0,005 per 100,000 penduduk pada tahun 1968 menjadi

berkisar antara 6-27 per 100,000 penduduk. Pola berjangkit infeksi virus dengue

dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban udara. Pada suhu yang panas (28-32°C)

dengan kelembaban yang tinggi, nyamuk Aedes akan tetap bertahan hidup untuk

jangka waktu lama. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama

di setiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap

tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari,

meningkat terus sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April-Mei

setiap tahun (Depkes, 2008).


Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD

sangat kompleks, yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi, (2) Urbanisasi

yang tidak terencana & tidak terkendali, (3) Tidak adanya control vektor nyamuk

yang efektif di daerah endemis, dan (4) Peningkatan sarana transportasi (Depkes,

2008). Morbiditas dan mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai factor

antara lain status imunitas pejamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus

dengue, keganasan (virulensi) virus dengue, dan kondisi geografis setempat.

Meningkatnya kasus DBD di masyarakat membuat banyak anak terjangkit

penyakit tersebut dan mengharuskan mereka menjalani hospitalisasi di rumah

sakit. Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Syok

Sindrom yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien

mengalami deficit volume cairan akibat meningkatnya permeabilitas kapiler

pembuluh darah sehingga darah menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya

hampir 35% paien DHF yang terlambat ditangani di RS mengalami syok

hipovolemik hingga meninggal (Dewi, 2013)

Oleh karena itu diharapkan perawat memiliki ketrampilan dan pengetahuan

yang cukup dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF.

Ketrampilan yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi

tanda-tanda syok dan kecepatan dalam menangani pasien yang mengalami

Dengue Syok Sindrom (DSS).


Judul:

1. Asuhan keperawatan pada klien DHF dengan hipertermia

2. Asuhan keperawatan pada klien DHF dengan ketidakefektifan perfusi

jaringan perifer

3. Asuhan keperawatan pada klien DHF dengan resiko perdarahan

Anda mungkin juga menyukai