Anda di halaman 1dari 2

Fenomena:

Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik. Demam thypoid

dijumpai secara luas di berbagai Negara berkembang terutama terletak di daerah

tropis dan subtropis. Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi pada usus

halus yang disebabkan oleh salmonella typoid, dimana penularanya terjadi melalui

makanan, minuman dan mulut yang terkontaminasi oleh kuman salmonella

thyposa. Gejala yang timbul pada kasus demam thypoid sangat bervariasi, dalam

minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut seperti

muncul gejala demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual muntah,

obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut dan batuk. Pada minggu kedua

gejala timbul lebih jelas, berupa demam, bradikardi relatif, lidah kotor,

hepatomegali, splenomegali, gangguan kesadaran bahkan menyebabkan kematian

(Riyadi & Suharsono, 2010).

Laporan WHO yang diterbitkan pada tahun 2015 menyebutkan bahwa

insidensi penyakit Typhoid Fever sekitar 22 juta kasus dan 200.000 kematian

terkait typhoid terjadi setiap tahun di seluruh dunia (WHO, 2015). Indonesia

sendiri, penyakit typhoid bersifat endemik, menurut WHO angka penderita

demam typhoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000 (Kemenkes RI, 2013).

Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai

dapat mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang

dikonsumsi kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam tifoid bila

terdapat demam terus-menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan

obat demam dan diperkuat dengan kesan anak baring pasif, nampak pucat, sakit
perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari (Bahtiar, 2008). Terjadinya

peningkatan suhu tubuh pada penderita dengan demam thypoid disebabkan oleh

adanya reaksi kuman salmonella yang masuk ke dalam tubuh, kemudian kuman

berkembang biak dan masuk ke peredaran darah kembali. Pasien demam tifoid

akan mengalami bakteremia dan masuk ke dalam retikuloendotelial sistem dan

limpa. Hal ini akan menyebabkan inflamasi pada hati dan limpa sehingga

menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali) yang menyebakan penurunan

motilitas usus. Akibatnya asam lambung akan meningkat dan membuat klien mual

dan muntah sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh (Nurarif & Kusuma, 2016).

Peran perawat terhadap masalah ini adalah pemberi asuhan keperawatan

kepada anggota keluarga yang sakit, sebagai pendidik kesehatan, dan sebagai

fasilitator agar pelayanan kesehatan mudah dijangkau dan perawat dengan mudah

dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga serta membantu

mencarikan jalan pemecahannya, misalnya mengajarkan kepada keluarga untuk

mencegah agar tidak terjadi penyakit tifus.

Masalah:

1. Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami demam tifoid dengan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami demam tifoid dengan

hipertermia

Anda mungkin juga menyukai