Anda di halaman 1dari 9

SOAL TAKE HOME UAS HUKUM KELUARGA DI NEGARA MUSLIM

Berikan analisis saudara tentang perbandingan dan keberanjakan UU modern dari kitab-kitab fikih di beberapa Negara Muslim berikut!

NAMA ; M sholakhudin al ayubi

Nim ; 126102202125

Kelas ; HKI 3C

1. Batas Usia Pernikahan

ASPEK Turki Tunisia Iran Pakistan Indonesia


Batas Minimal usia nikah 18 tahun untuk laki- Laki-laki maupun 18 tahun bagi laki- Berumur dibawah 18 Batas usia standart 19
laki dan 17 tahun perempuan di Tunisia laki dan 15 tahun tahun untuk laki-laki tahun untuk laki-laki
untuk perempuan dapat melakukan bagi perempuan dan berumur dibawah dan 16 tahun untuk
perkawinan jika telah 16 tahun untuk perempuan
berusia 20 tahun. perempuan
Sanksi bagi yang Menurut UU sipil Turki Perkara diputuskan Jika mempelai yang Diancan hukum Dalam UU
melanggar 1926 pasal 88 dipengadilan menikah dibawah penjara selama 1 perlindungan anak,
menyatakan “Seorang usia yang telah bulan dan denda tidak tertera sanksi jika
laki-laki dan ditetapkan, maka maksimal seribu terjadi pernikahan
perempuan tidak dapat akan mendapat rupee dibawah umur.
manikah sebelum hukuman penjara 6
bulan sampai 2
berumur 17 tahun dan
tahun. Bahkan
15 tahun,kecuali kasus
apabila usia
tertentu. Jadi
perempuannya
pelanggar akan dibawah umur 13
dilaporkan ke tahun, maka akan
pengadilan jika dikenakan penjara
melanggar. selama 2-3 tahun.
Disamping itu harus
membayar denda
antara 2000-20.000.
Terhukum (siapa?) Pelaku pelanggar Pelaku pelanggar Kedua mempelai Pelaku pelanggar Pelaku pelanggar
menikah dibawah
usia yang telah
ditetapkan .
Metode pembaharuan Batas usia perkawinan Metode yang digunakan di Metode Metode pembaharuan Metode pembaharuan
yang digunakan di Turki tertulis dalam negara ini adalah Talfiq, pembaharuan yang di Pakistn adalah di Indonesia
The Turkis Civil Code Ijtihad dengan jalan digunakan adalah Regulatory Reform menggunakan Metode
194, sebuah menginterpretasikan teks The Iranian Family Maslahah Mursalah
pembaharuan hukum syariah serta Laws
dari ketentuan menggunakan alternatif
berupa aturan
sebelumnya, yakni
administratif
Otonom Law of Family
Right 1974,pasal 4 dan
dalam The Turkish
Family Law of Cyprus
tahun 1951 pasal 6
diatur tentang usia
pernikahan .

2. Poligami

ASPEK Turki Tunisia Iran Pakistan Indonesia


Larangan perkawinan Melalui UU Hukum Pasa 18 UU Hukum Undang undang Secara hukum islam Dalam pasal 3 ayat 1
poligami Keluarga Turki code Keluarga Tunisia keluarga tahun 1974 di perbolehkan UU No 1 tahun 1974
covil 192, dengan menyatakan bahwa beristri yang hingga kini menurut hukum tahun tentang perkawinan
memberikan regulasi lebih dari seorang adalah masih berlaku di iran 1961 tetapi di batasi bahwa seorang lelaki
tidak diperbolehkannya perbuatan yang dilarang. pemerintah shah hanya lelaki yang hanya boleh
polihgami, kecuali mengizinkan lelaki mnganut agama islam mempunyai seorang
pernikahan pertama dalam kondisi yang di izinkan istri dan seorang
telah bubar, maka tertentu untuk secara hukum untuk perempuan hanya
setelah itu menikahi istri kedua masuk dalam ikatan boleh mempunyai
diperbolehkan menikah namun poligami poligamidengan seorang suami
kembali dengan tidak di sukai di iran maksimal empat istri
pasangan yang lain. dalam satu waktu
Sanksi bagi yang Hukuman Pidana Diancam hukuman penjara Di kenakan sanksi Membayar seluruh Berkaitan dengan
melanggar 1 tahun/denda setinggi- mahar dengan segera ketidak izin poligami
tingginya 240.000 Malim. kepada istri/ istri- atau (poligami yang di
istrinya, baik tunai lakukan secara liar)
maupun secara maka dapat di kenakan
ditangguhkan dan sanksi pidana
jika tidak maka ia
akan diperoleh
sebagai tunggakan
atas sewa tanah, di
hukum penjara
maksimal satu tahun/
denda maksimal 5000
rupee/ kedua-duanya.
Terhukum (siapa?) Pelaku pelanggar Pria yang menikah dan Pelaku pelanggar Pelaku pelanggar Pelaku pelanggar
nikahnya belum putus
secara hukum kemudian
menikah lagi
Status perkawinan Tidak sah Tidak sah Sah Tidak sah Sah, jika sang suami
memenuhi syarat

Metode pembaharuan Prinsip takhayyur Metode deskriptif analisis Reformasi regulatory The muslim family Metode deskriptif
yang digunakan dalam aturan taklik Laws ordinance analisis
talak yang ada dalam tahun 1961 pasal 6
UU tahun 1917. ayat 1-3
Sedangkan pelanggaran
poligami terdpat dalam
UU sipil Turki 1926
dengan prinsip ijtihad,
reinterpretasi teks yaitu

3. Pencatatan Perkawinan

ASPEK Turki Tunisia Iran Pakistan Indonesia


Hukum pencatatan Menurut kitab undang- Tununsia menetapkan Pencatatan MFLO mengatur Di Indonesia
perkawinan undang hukum (KUH) perkawinan hanya dapat perkawinan melalui Section 5 pencatatan
perdata turki,pihak dibuktikan dengan catatan merupakan salah bahwa setiap perkawinan
yang diberi wewenang resmi dari pemerintah satu materi perkawinan harus ditempatkan sebagai
untuk mengeshkan sesuai dengan UU reformasi hukum dicatat oleh petugas sesuatu yang penting.
pernikahan sipil adalah Tununsia no.40 tahun keluarga yg yang telah dibentuk Hal ini ditandai dengan
pemerintah.
pejabat kota, kepala 1957, yang sudah dilakukan di Iran. adanya pengaturan
desa dan misi luar diperbaharui pada tahun Dalam hal ini setiap mekanisme. Ketentuan
negri. Sekarang, musti 1981 pada pasal 4. perkawinan sebelum mengenai pencatatan
telah ditambahkan dilaksanakan harus perkawinan secara
kedalam daftar itu. dicatatkan pada umum diatur dalam
lembaga yang undang-undang nomer
KUH tersebut berwenang sesuai 1 tahun 1974. Pada
menuliskan,penduduk dengan aturan yang pasal 2 ayat 2,
yang ingin menikah berlaku walaupun di undang-
harus telah mencapai undang perkawinan
usia 18 tahun. Batas perkawinan masalah
usia bisa dikurangi pencatatan
menjadi 17 tahun bila perkawinan ini hanya
ada izin dari orang tua di atur oleh satu ayat.
atau putusan dari Namun masalah
pengadilan dalam pencatatan ini sangat
kasus tertentu. UU dominan.
baru yang dikeluarkan
parlemen tidak Lebih lanjut, di dalam
melakukan perubahan PPnomer 9 tahun 1975
mengenai usia tentang pelaksanaan
pernikahan yang sah. undang-undang
perkawinan pada pasal
Selain melaksanakan 3 ayat 1 dinyatakan:
pernikahan sipil, “Setiap orang yang
muslim diturki juga akan melangsungkan
melakukan pernikahan perkawinan
secara agama. memberitahukan
Pernikahan ini biasa kehendaknya kepada
dilakukan oleh para pegawai pencatat di
imam, tidak ilegal dan tempat perkawinan
dapat dilakukan sesuka akan dilangsungkan”
hati. Namun mereka
yang menikah secara Dengan demikian
agama tidak memilik terlihat bahwa
status yang mengikat pencatatan
secara hukum. perkawinan
merupakan
Di daerah perdesaan persyaratan formil
turki, tidak jarang sahnya perkawinan.
beberapa orang
mengadakan
pernikahan secara
agama tanpa
melakukan pernikahan
sipil. Pernikahan agama
rentang merugikan
pasangan, terutama
perempuan karena
tidak memiliki akte
terhadap hak hukum
seperti yang diberikan
oleh pernikahan sipil
Sanksi bagi yang Ditindak pidana Saksi pidana Pelanggaran ini tidak Hukum penjara Ketentuan mengenai
melanggar sampai selama 3 bulan bagi sanksi pidana, baik
mengakibatkan tidak pengantin laki-laki/ bagi orang yang tidak
sahnya perkawinan, dikenai denda menghiraukan
namun terhadap maksimal 1000 rupee pencatatan
pelanggaranya perkawinannya,
dikenai hukum fisik. maupun bagi pegawai
Yaitu penjara selama pencatat yang
satu hingga enam melanggar ketentuan
bulan (Hukum juga dimuat dalam Bab
perkawinan 1931, IX pasal 45 peraturan
pasal 1) pemerintahan nomer 9
tahun 1975.
Terhukum (siapa?) SI pelaku Si pelaku Si pelaku Si pelaku
Metode pembaharuan Intra doctrinal reform Menggunakan legal Regulatory Konsep konvensional
yang digunakan dan extra doctrinal drafting menjadi RUU (administratif) dan kontemporer
reform

4. Waris

ASPEK Turki Tunisia Iran Pakistan Indonesia


Hukum waris Dalam UU kewarisan Pasal 88 yang Ketentuan hukum MFLO Section 4 Hukum kewarisan yang
ada prinsip kesetaraan menyatakan bahwa waris dalam mengatur tentang termuat dalam KHI
antara laki-laki dan seorang ahli waris yang perundangan Iran bagian warisan bagi terdiri atas VI bab dan
perempuan yang dengan sengaja diatur dalam Bab IX cucu yang orantuanya 44 pasal (171-241),
berkaitan dengan menyebabkan kematian undang-undang meninggal terlebih dari segi yuridis
warisan, berbeda dengan pewaris, baik sebagai n.188 tahun 1959 dahulu sebelum formalnya perkara
apa yang ada dalam pelaku utama atau hanya meninggalnya
tentang Personal perkawinan belum
hukum islam, dimana pendukung saja, atau kakek/neneknya.
Status Law and pernah dibahas dalam
laki-laki dan perempuan mengungkapkan
Amendments, peraturan perundang-
mendapatkan bagian kesaksian palsu terhadap
pengaturan tentang undangan Indonesia,
yang sama. Sedangkan kematian pewaris, orang
dalam Al-Qur’an, laki- tersebut tidak berhak waris mulai pada baru dalam KHI aturan
laki mendapat 2 bagian mendapat warisan dari pasal 86 sampai tersebut diberlakukan.
2X dari yang diterima almarhum, Ini merupakan dengan 93. Selama ini para hakim
perempuan. pendapat dari Madzhab peradilan agama
Syafi’i. menetapkan hukum
kewarisan berdasarkan
sumber hukum, yaitu
Al-Qur’an dan hadits
dan kitab-kitab fiqih
Wasiat wajibah Kewarisan dalam UU Dalam UU Tunisia, Dalam UU No.188 Bahwa cucu yatim Dalam kitab-kitab fiqih
sipil turki diatur dalam ketentuan tentang wasiat tahun 1959 Tentang tersebut akan dijelaskan paling tidak
buku ketiga, buku ini wajibah hanya Personal Status Iran mendapatkan bagian ada tiga alasan yang
memuat tentang diperuntukkan bagicucu yang membahas warisan dalam bentuk menjadikan seeorang
kewarisan tanpa wasiat yatim dan generasi wasiat wajibah wasiat otomatis dari bisa saling mewarisi
yang diadopsi dari UU pertama, baik laki-laki terdapat pada pasal nenek/kakek sebesar dengan orang lain
maupun perempuan 74 yang mengatur paling banyak
sipil swiss. Undang- yakni dengan sebab
(pasal 192), dengan bahwa : Jika anak sepertiga bagian.
undang ini sekaligus perkawinan, sebab
catatan bahwa cucu laki- meninggal, baik laki-
menggantikan UU nasab, dan sebab
laki mendapat bagian dua laki maupun
hanafi yang berlaku memerdekakan budak
kali lebih besar dari perempuan, sebelum
sebelumnya hingga bagian cucu perempuan. meninggalnya bapak
1926 dan ibunya, maka ia
dianalogikan kepada
hukum ketia orang
tuanya meninggal
dan hak waris akan
berpindah kepada
anak-anaknya , baik
laki-laki maupun
perempuan sesuai
hukum syariat yang
berlaku dengan di
ibaratkan pada
kewajiban wasiat
yang tidak boleh
melebihi sepertiga
dari harta warisan
Metode pembaharuan Dalam UU kewarisan ini Kodifikasi hukum The Civil Inheritance by right Menggunakan
yang digunakan ada prinsip kesetaraan madzab maliki Code,2000:67-68 yaitu bahwa cucu deskriptif-analitik,
antara laki-laki dan yang demikian itu yaitu dengan
perempuan yang memperoleh bagian memaparkan dan
berkaitan dengan warisan dari harta menganalisa secara
warisan, berbeda warisan terperinci mengenai
nenek/kakeknya sama
dengan apa yang ada aplikasi wasiat
persis jumlahnya
pada hukum islam. wajibah.
dengan jumlah yang
Dimana laki-laki dan
akan diterima
perempuan orangtuanya apabila
mendapatkan bagian ian belum meninggal
yang sama, sedangkan dunia.
dalam Al-Qur’an laki-
laki mendapatkan
bagian dua kali dari
yang diterima
perempuan

Catatan:

Tugas dikumpulkan secara kolektif dalam bentuk soft file paling lambat tanggal 13 Desember 2021 ke alamat email rahma.ringinpitu@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai