Anda di halaman 1dari 16

SISTEM GELOMBANG MIKRO AKTIF

(RADAR)

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Karman Buamona (201964033) Hariyanto Aditya (202164028)

Toni Waly (202064026) Meiland Salkeri (202164036)

Agus Sri Boi Gea (202164020) Asmawati Lakeder (202164045)

Stevenia Djangu (20216400010) Yesi Agnes Tilukay (202164054)

Kiska Loissa Gloria Rijoly Hariyanto Aditya (202164028)


(202164020)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita anjatka kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan anugrahnya Makalah sistem gelombang mikro aktif (radar) dapat kami
selesaikan.walaupun dalam pengerjaan makalah ini terdapat banyak kendala teknis
dan non teknis.namun dapat kami atasi.

Kami dari kelompok 1 mengucapkan terimakasih atas bimbingan dari


berbagai pihak dalam menyelesaikan makalah sistem gelombang mikro aktif ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Kami kelompok 1 mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya


membangun.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan bagi para
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Asas Penginderaan Jauh System Radar ............................................................... 6
2.1.1 Tenaga radar ................................................................................................ 7
2.1.2 Variasi pancaran tenaga radar...................................................................... 8
2.1.3 Penginderaan jauh dengan radar .................................................................. 9
2.2 Sensor dan cara kerja Sensor pembentuk citra .................................................. 10
2.3 Aspek geometrik citra radar............................................................................... 11
2.4 Keunggulan dan keterbatasan Citra radar .......................................................... 11
2.5 Karakteristik Citra Dan Interpretasinya ............................................................. 13
2.6 Penggunaan Khusus Sistem Radar Dalam Bidang Kelautan ............................. 13
BAB III ............................................................................................................................. 15
PENUTUP ........................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 15
3.2 Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSAKA ......................................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Radar (Radio Detection and Ranging) adalah sistem elektronika yang


digunakan untuk mendeteksi dan mengukur jarak, kecepatan, dan arah suatu benda
atau target yang berada di udara, laut, atau darat. Ada dua jenis sistem radar, yaitu
sistem radar pasif dan sistem radar aktif. Sistem radar pasif hanya menerima sinyal
radio dari target yang dipancarkan oleh sumber lain seperti pesawat atau kapal,
sedangkan sistem radar aktif memancarkan sinyal radio dan kemudian menerima
pantulan dari target.
Sistem radar aktif memiliki beberapa komponen penting, yaitu pemancar,
antena, penerima, dan pengolah sinyal. Pemancar menghasilkan sinyal radio yang
dipancarkan oleh antena. Antena memancarkan sinyal ke dalam ruang, dan
kemudian menerima pantulan dari target. Penerima menerima pantulan dari antena
dan kemudian mengirimkan sinyal ke pengolah sinyal untuk dianalisis.
Sinyal radar terdiri dari pulsa elektromagnetik yang dipancarkan oleh
antena. Pulsa ini memiliki frekuensi yang berbeda tergantung pada jenis radar yang
digunakan. Frekuensi radar yang lebih tinggi akan memberikan resolusi yang lebih
baik, tetapi jangkauannya lebih pendek. Frekuensi yang lebih rendah memberikan
jangkauan yang lebih jauh tetapi resolusinya kurang baik. Radar biasanya
menggunakan frekuensi antara 1 hingga 100 gigahertz (GHz).
Kemampuan sistem radar aktif untuk mendeteksi target sangat bergantung
pada daya pancar sinyal radar. Daya pancar sinyal ini dapat ditingkatkan dengan
menggunakan amplifier daya yang lebih besar. Namun, peningkatan daya pancar
juga dapat menyebabkan masalah interferensi yang dapat mengganggu sistem
komunikasi lainnya.
Sistem radar aktif telah menjadi teknologi penting dalam berbagai bidang,
termasuk dalam pertahanan militer, navigasi kapal, penerbangan, dan lain-lain.
Sistem ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi target yang sulit atau tidak
terdeteksi oleh sistem radar pasif, serta dapat mengirimkan sinyal ke target untuk
mendapatkan informasi yang lebih akurat. Namun, sistem radar aktif juga memiliki
kekurangan, seperti biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan sistem radar pasif
dan daya yang besar yang dibutuhkan untuk bekerja.
Sejarah pengembangan sistem radar aktif dimulai pada awal abad ke-20
ketika fisikawan Skotlandia, Sir Robert Watson-Watt, mengembangkan sistem
radar pasif untuk mendeteksi pesawat yang terbang di udara selama Perang Dunia
II. Setelah perang berakhir, pengembangan sistem radar terus berlanjut dan banyak
teknologi baru dikembangkan, termasuk sistem radar aktif.
Penggunaan sistem radar aktif semakin penting di era modern karena
keamanan nasional dan pertahanan menjadi perhatian utama. Sistem ini digunakan
dalam berbagai aplikasi, seperti deteksi pesawat dan kapal musuh, navigasi kapal
di laut lepas, dan pengawasan lalu lintas udara. Selain itu, sistem radar aktif juga
digunakan dalam penelitian geologi dan meteorologi untuk mengamati kondisi
atmosfer dan bumi.
Sistem radar aktif juga sangat penting dalam penerbangan. Pesawat modern
dilengkapi dengan sistem radar aktif yang dapat mendeteksi benda yang ada di
depan pesawat dan memberikan informasi tentang jarak dan kecepatan. Hal ini
membantu pilot dalam membuat keputusan yang tepat dan menghindari tabrakan.
Dalam bidang militer, sistem radar aktif juga menjadi alat penting dalam
pengumpulan intelijen. Dalam pertempuran, sistem radar aktif dapat digunakan
untuk mendeteksi dan melacak target musuh, serta membantu dalam pengambilan
keputusan strategis.
Dalam kesimpulannya, sistem radar aktif telah membawa banyak manfaat
dalam berbagai bidang. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, teknologi ini
terus berkembang dan menjadi semakin penting dalam memastikan keamanan dan
kenyamanan manusia di era modern.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diajukan


adalah:
1. Apa saja Asas Penginderaan Jauh System Radar?
2. Bagaimana cara kerja Sensor pembentuk citra?
3. Apa Aspek geometrik citra radar?
4. Apa Keunggulan dan keterbatasan Citra radar?
5. Bagaimana Karakteristik Citra Dan Interpretasinya?
6. Apa penggunaan Khusus Sistem Radar Dalam Bidang Kelautan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dapat diajukan adalah:


1. Untuk mengetahui asas Penginderaan Jauh System Radar
2. Untuk mengetahui cara kerja Sensor pembentuk citra
3. Untuk mengetahui aspek geometrik citra radar
4. Mengetahui Keunggulan dan keterbatasan Citra radar
5. Mengetahui Karakteristik Citra Dan Interpretasinya
6. Mengetahui penggunaan Khusus Sistem Radar Dalam Bidang Kelautan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asas Penginderaan Jauh System Radar

Asas penginderaan jauh sistem radar melibatkan penggunaan gelombang


elektromagnetik untuk mendeteksi, melacak, dan menentukan sifat-sifat dari objek
atau target di suatu wilayah. Prinsip dasar dari sistem radar adalah pengiriman
sinyal elektromagnetik yang akan dipantulkan kembali oleh objek atau target,
kemudian sinyal pantulan tersebut diterima oleh sistem radar dan diolah untuk
mendapatkan informasi tentang target tersebut.

Dalam sistem radar aktif, sinyal yang dikirimkan oleh sistem radar
merupakan sinyal aktif yang dibangkitkan oleh sistem itu sendiri dan diarahkan
langsung ke target. Sinyal ini kemudian dipantulkan oleh target dan diterima oleh
sistem radar untuk diolah menjadi informasi yang berguna. Sistem radar aktif
memungkinkan deteksi dan identifikasi target dengan akurasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem radar pasif.

Sinyal yang digunakan dalam sistem radar dapat berupa gelombang


elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang, mulai dari mikro-gelombang
hingga inframerah. Penggunaan panjang gelombang yang berbeda-beda ini
memungkinkan sistem radar untuk mendeteksi target di berbagai kondisi
lingkungan, seperti di udara, di laut, atau di darat.

Selain itu, sistem radar juga dapat digunakan untuk mengukur jarak,
kecepatan, dan arah target dengan akurasi yang tinggi. Dalam sistem radar aktif
modern, informasi ini dapat ditampilkan dalam bentuk data grafis yang mudah
dipahami oleh pengguna.

Keunggulan dari sistem radar aktif adalah kemampuannya untuk


mendeteksi target yang sulit atau tidak terdeteksi oleh sistem radar pasif, serta dapat
mengirimkan sinyal ke target untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Namun, sistem radar aktif juga memiliki kelemahan, seperti biaya yang lebih mahal
dibandingkan dengan sistem radar pasif dan daya yang besar yang dibutuhkan untuk
bekerja.

Dalam kesimpulannya, sistem radar aktif merupakan teknologi penting


dalam berbagai bidang, seperti pertahanan militer, navigasi kapal, penerbangan, dan
penelitian geologi dan meteorologi. Prinsip dasar dari sistem radar adalah
pengiriman sinyal elektromagnetik yang akan dipantulkan kembali oleh objek atau
target, kemudian sinyal pantulan tersebut diterima oleh sistem radar dan diolah
untuk mendapatkan informasi tentang target tersebut.
2.1.1 Tenaga radar

Tenaga radar melibatkan penggunaan sinyal elektromagnetik untuk


mendeteksi, melacak, dan menentukan sifat-sifat dari objek atau target di suatu
wilayah. Sistem radar memancarkan sinyal elektromagnetik yang dikenal sebagai
gelombang radar yang menyebar di sekitar objek atau target yang dituju. Sinyal ini
kemudian dipantulkan oleh objek atau target dan diterima oleh sistem radar, dan
informasi ini kemudian diolah untuk mendapatkan data tentang objek atau target
tersebut.

Sinyal elektromagnetik yang digunakan dalam sistem radar memiliki


panjang gelombang yang berbeda, mulai dari mikro-gelombang hingga inframerah.
Dalam sistem radar, panjang gelombang yang digunakan tergantung pada jenis
aplikasi dan kebutuhan penggunaannya. Panjang gelombang yang lebih pendek,
seperti mikro-gelombang, digunakan dalam sistem radar untuk aplikasi militer,
sementara panjang gelombang yang lebih panjang, seperti inframerah, digunakan
dalam sistem radar untuk aplikasi komersial dan ilmiah.

Keuntungan dari menggunakan tenaga radar dalam sistem penginderaan


jauh adalah kemampuannya untuk mendeteksi objek atau target dalam kondisi yang
berbeda-beda, seperti dalam cuaca buruk atau di malam hari. Selain itu, sistem radar
juga dapat digunakan untuk mengukur jarak, kecepatan, dan arah target dengan
akurasi yang tinggi.

Namun, kelemahan dari penggunaan tenaga radar dalam sistem


penginderaan jauh adalah adanya gangguan elektromagnetik yang dapat
memengaruhi sinyal radar. Sinyal radar dapat dipantulkan atau diredam oleh objek
atau target tertentu, seperti bangunan, pepohonan, atau cuaca yang buruk.

Dalam kesimpulannya, asas penginderaan jauh sistem radar berdasarkan


tenaga radar memungkinkan penggunaan sinyal elektromagnetik untuk mendeteksi,
melacak, dan menentukan sifat-sifat dari objek atau target di suatu wilayah. Sinyal
elektromagnetik yang digunakan dalam sistem radar memiliki panjang gelombang
yang berbeda, dan penggunaannya tergantung pada jenis aplikasi dan kebutuhan
penggunaannya. Keuntungan dari menggunakan tenaga radar dalam sistem
penginderaan jauh adalah kemampuannya untuk mendeteksi objek atau target
dalam kondisi yang berbeda-beda, sementara kelemahan dari penggunaan tenaga
radar adalah adanya gangguan elektromagnetik yang dapat memengaruhi sinyal
radar.
2.1.2 Variasi pancaran tenaga radar.

Terdapat tiga jenis pancaran tenaga radar yang umum digunakan dalam
sistem radar, yaitu continuous wave (CW), pulsed wave (PW), dan frequency
modulated continuous wave (FMCW).

Pancaran tenaga CW adalah sinyal radar yang terus-menerus dipancarkan


dengan amplitudo dan frekuensi yang konstan. Sinyal radar CW biasanya
digunakan untuk mengukur jarak dengan presisi yang tinggi, karena frekuensi
sinyal radar CW konstan dapat digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan
untuk sinyal radar mencapai target dan kembali ke sistem radar.

Pancaran tenaga PW adalah sinyal radar yang dipancarkan dalam bentuk


pulsa, yaitu sinyal yang dipancarkan dalam waktu singkat dan diikuti oleh periode
tanpa pancaran. Sinyal radar PW biasanya digunakan untuk mengukur jarak,
kecepatan, dan arah target. Dalam pengukuran kecepatan, sinyal radar PW dapat
digunakan untuk mengukur perbedaan frekuensi antara sinyal pulsa yang dikirim
dan diterima. Dalam pengukuran arah, sinyal radar PW dapat digunakan untuk
mengukur waktu yang diperlukan sinyal radar untuk mencapai target dari dua sudut
pandang yang berbeda.

Pancaran tenaga FMCW adalah sinyal radar yang frekuensinya berubah


secara bertahap selama periode pancaran. Sinyal radar FMCW biasanya digunakan
untuk mengukur jarak dengan presisi yang tinggi, karena perubahan frekuensi
sinyal radar FMCW selama periode pancaran dapat digunakan untuk mengukur
waktu yang diperlukan sinyal radar untuk mencapai target dan kembali ke sistem
radar.

Selain ketiga jenis pancaran tenaga di atas, terdapat juga teknik


penginderaan jauh lainnya seperti synthetic aperture radar (SAR) dan inverse
synthetic aperture radar (ISAR). SAR digunakan untuk membuat citra permukaan
bumi dengan menggunakan sinyal radar yang dipancarkan secara terus-menerus
dari sebuah pesawat atau satelit. ISAR digunakan untuk membuat citra objek
dengan menggunakan sinyal radar yang dipancarkan dari satu arah dan diterima
dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Dalam kesimpulannya, asas penginderaan jauh sistem radar juga dapat


dibedakan berdasarkan variasi pancaran tenaga radar, seperti CW, PW, dan FMCW.
Masing-masing jenis pancaran tenaga radar memiliki keunggulan dan kelemahan
yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan aplikasinya. Selain itu, teknik
penginderaan jauh lainnya seperti SAR dan ISAR juga dapat digunakan untuk
membuat citra permukaan bumi atau citra objek dengan menggunakan sinyal radar.
2.1.3 Penginderaan jauh dengan radar

Penginderaan jauh dengan radar adalah penggunaan gelombang


elektromagnetik untuk mengirimkan sinyal ke suatu wilayah, kemudian sinyal
tersebut dipantulkan oleh objek atau target dan diterima kembali oleh sistem radar
untuk diolah menjadi informasi tentang objek atau target tersebut.

Proses penginderaan jauh dengan radar melibatkan empat tahapan utama,


yaitu:

Pengiriman sinyal: Sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh sistem


radar dikirimkan ke suatu wilayah atau area yang ingin diindera. Sinyal ini terdiri
dari pulsa elektromagnetik yang berisi energi frekuensi tinggi.

Pantulan sinyal: Sinyal yang dikirimkan oleh sistem radar akan dipantulkan
oleh objek atau target di wilayah tersebut. Semakin besar ukuran objek atau target,
semakin kuat pula pantulan sinyal yang dihasilkan.

Penerimaan sinyal: Sinyal yang dipantulkan oleh objek atau target akan
diterima kembali oleh sistem radar. Sinyal ini kemudian diubah menjadi sinyal
listrik yang dapat diolah lebih lanjut.

Analisis data: Sinyal listrik yang diterima oleh sistem radar akan diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek atau target yang dipantulkan.
Informasi ini dapat berupa jarak, kecepatan, ukuran, bentuk, dan komposisi objek
atau target tersebut.

Sistem radar memiliki kelebihan dalam mendeteksi target dalam berbagai


kondisi lingkungan, seperti di malam hari, saat hujan, dan di dalam kabut. Selain
itu, sistem radar juga memiliki jangkauan yang jauh dan kemampuan untuk
mendeteksi objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi.

Kelemahan dari sistem radar adalah terbatasnya resolusi spasial, yang dapat
mempengaruhi akurasi pengukuran ukuran dan bentuk objek atau target. Selain itu,
penggunaan sistem radar juga membutuhkan sumber daya yang besar dan mahal
dalam produksinya.

Dalam kesimpulannya, penginderaan jauh dengan radar merupakan asas


penting dalam sistem radar aktif. Sinyal elektromagnetik dikirimkan ke suatu
wilayah, kemudian dipantulkan oleh objek atau target, dan diolah untuk
mendapatkan informasi tentang objek atau target tersebut. Sistem radar memiliki
kelebihan dalam mendeteksi target dalam berbagai kondisi lingkungan, namun juga
memiliki kelemahan dalam resolusi spasial dan biaya produksi yang tinggi.
2.2 Sensor dan cara kerja Sensor pembentuk citra

Sensor pembentuk citra adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat


menangkap sinyal-sinyal cahaya dan mengubahnya menjadi citra atau gambar
digital. Sensor ini sangat penting dalam bidang fotografi, penginderaan jauh, dan
vision system dalam berbagai aplikasi industri.

Sensor pembentuk citra terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

1. Charge-Coupled Device (CCD): CCD adalah salah satu jenis sensor


pembentuk citra yang digunakan dalam kamera digital. CCD terdiri dari
rangkaian kisi-kisi elektronik yang mampu menangkap dan menyimpan
sinyal cahaya pada setiap piksel. Ketika cahaya mengenai kisi-kisi tersebut,
muatan listrik pada setiap piksel akan diubah dan diolah menjadi citra digital.
2. Complementary Metal-Oxide-Semiconductor (CMOS): CMOS adalah jenis
sensor pembentuk citra yang sering digunakan dalam kamera handphone dan
kamera digital kompak. CMOS memiliki struktur yang lebih sederhana
dibandingkan dengan CCD, sehingga lebih hemat daya dan lebih mudah
untuk diproduksi dalam skala besar. CMOS juga memiliki kemampuan untuk
merekam video dengan kecepatan tinggi.
3. Thermal imaging: Sensor pembentuk citra jenis ini mampu menangkap sinyal
cahaya yang dihasilkan oleh objek berdasarkan perbedaan suhu. Sensor ini
banyak digunakan dalam aplikasi seperti deteksi kebocoran gas dan
pencitraan pada kondisi lingkungan yang sangat gelap.

Cara kerja sensor pembentuk citra dimulai dengan pengiriman cahaya


melalui lensa ke sensor. Ketika cahaya masuk ke dalam sensor, muatan listrik pada
setiap piksel diubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Setelah itu,
muatan listrik pada setiap piksel diolah dan dikonversi menjadi data digital yang
dapat disimpan dalam memori. Data digital tersebut kemudian diolah dan
ditampilkan sebagai citra atau gambar pada layar monitor atau layar kamera.

Pada aplikasi penginderaan jauh, sensor pembentuk citra digunakan untuk


memperoleh informasi tentang suatu wilayah dari jarak jauh, seperti peta, informasi
kebakaran hutan, atau kualitas tanah. Dalam aplikasi industri, sensor pembentuk
citra digunakan untuk pengawasan dan kontrol kualitas, pengenalan wajah,
pengawasan produksi, dan sebagainya.

Dalam kesimpulannya, sensor pembentuk citra adalah perangkat elektronik


yang mampu menangkap sinyal cahaya dan mengubahnya menjadi citra atau
gambar digital. Ada beberapa jenis sensor pembentuk citra, di antaranya CCD,
CMOS, dan thermal imaging. Sensor pembentuk citra digunakan dalam berbagai
aplikasi seperti penginderaan jauh dan industri.
2.3 Aspek geometrik citra radar

Aspek geometrik citra radar merupakan aspek yang penting dalam


penginderaan jauh dengan menggunakan radar. Aspek geometrik ini berkaitan
dengan geometri antara objek yang dipindai, posisi sensor radar, dan posisi target
yang dipindai.

Beberapa aspek geometrik citra radar yang penting adalah:

1. Resolusi spasial: Resolusi spasial menunjukkan kemampuan sistem radar


untuk membedakan antara dua objek yang berdekatan. Resolusi ini dipengaruhi
oleh lebar pita frekuensi, aperture antena, dan jarak antara objek dan sensor
radar.
2. Resolusi temporal: Resolusi temporal menunjukkan kemampuan sistem radar
untuk merekam perubahan objek dalam waktu yang singkat. Resolusi ini
dipengaruhi oleh waktu penginderaan, kecepatan pergerakan objek, dan
kecepatan pemrosesan data radar.
3. Resolusi polarimetri: Resolusi polarimetri menunjukkan kemampuan sistem
radar untuk membedakan antara jenis material yang berbeda. Resolusi ini
dipengaruhi oleh polarisasi sinyal radar dan konfigurasi antena radar.
4. Resolusi altimetri: Resolusi altimetri menunjukkan kemampuan sistem radar
untuk mengukur ketinggian objek dari permukaan bumi. Resolusi ini
dipengaruhi oleh parameter seperti sudut elevasi, sudut azimuth, dan
ketinggian antena radar.

Selain itu, aspek geometrik citra radar juga mencakup penentuan posisi
objek dalam citra radar, seperti koordinat X-Y-Z. Hal ini penting untuk
mengidentifikasi posisi objek secara akurat dan melakukan analisis lebih lanjut,
seperti perhitungan volume atau perubahan elevasi.

Dalam penginderaan jauh dengan radar, pemrosesan data citra radar sangat
penting untuk menghasilkan citra yang akurat dan informatif. Oleh karena itu, aspek
geometrik citra radar harus diperhatikan dengan baik agar dapat menghasilkan
informasi yang akurat dan berguna dalam berbagai aplikasi, seperti pemetaan,
pengawasan lingkungan, dan analisis keamanan.

2.4 Keunggulan dan keterbatasan Citra radar

Citra radar memiliki keunggulan dan keterbatasan dalam penggunaannya


sebagai alat penginderaan jauh. Berikut adalah beberapa keunggulan dan
keterbatasan citra radar:
Keunggulan citra radar:

1. Dapat digunakan di kondisi cuaca buruk: Citra radar dapat digunakan


pada kondisi cuaca buruk, seperti hujan, kabut, atau awan tebal. Hal ini
karena sinyal radar tidak dipengaruhi oleh kondisi atmosfer.
2. Dapat digunakan pada waktu malam hari: Citra radar dapat digunakan
pada waktu malam hari, karena sinyal radar dapat menembus kegelapan
dan tidak memerlukan sumber cahaya tambahan.
3. Dapat memperoleh informasi 3D: Citra radar dapat memperoleh
informasi ketinggian atau elevasi dari permukaan bumi, sehingga dapat
menghasilkan citra 3D yang berguna untuk pemetaan.
4. Dapat memperoleh informasi pola polarisasi: Citra radar dapat
memperoleh informasi tentang pola polarisasi sinyal radar, sehingga
dapat mengidentifikasi jenis material yang berbeda, seperti air, tanah,
atau benda-benda keras.
5. Dapat digunakan untuk pemantauan dinamis: Citra radar dapat
digunakan untuk memantau perubahan dinamis pada objek, seperti
pergerakan gletser atau pengukuran aliran sungai.

Keterbatasan citra radar:

1. Resolusi spasial yang terbatas: Resolusi spasial citra radar lebih rendah
dibandingkan dengan citra optik atau citra satelit. Hal ini karena
tergantung pada lebar pita frekuensi, aperture antena, dan jarak antara
objek dan sensor radar.
2. Tidak dapat membedakan warna atau tekstur: Citra radar hanya dapat
membedakan antara permukaan yang berbeda berdasarkan
reflektivitasnya, namun tidak dapat membedakan warna atau tekstur
seperti citra optik.
3. Ketergantungan pada kondisi atmosfer: Meskipun citra radar tidak
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, tetapi dapat terpengaruh oleh kondisi
atmosfer, seperti refleksi dan interferensi.
4. Keterbatasan dalam deteksi objek kecil: Citra radar memiliki
keterbatasan dalam deteksi objek kecil, seperti benda-benda kecil di
permukaan tanah atau di dalam air.
5. Pengolahan data yang kompleks: Pengolahan data citra radar
memerlukan perangkat lunak khusus yang kompleks dan memerlukan
keahlian khusus dalam pengolahan data citra radar.
6. Meskipun citra radar memiliki keterbatasan, namun citra radar tetap
memiliki keunggulan dalam aplikasi tertentu, seperti pada kondisi cuaca
buruk atau pada malam hari. Oleh karena itu, citra radar masih sangat
berguna dalam berbagai aplikasi penginderaan jauh, seperti pemetaan,
pemantauan lingkungan, dan analisis keamanan.
2.5 Karakteristik Citra Dan Interpretasinya

Citra radar memiliki karakteristik yang berbeda dengan citra optik atau citra
satelit. Beberapa karakteristik citra radar dan interpretasinya adalah sebagai berikut:

1. Tingkat kecerahan: Tingkat kecerahan pada citra radar dipengaruhi oleh


reflektivitas permukaan bumi. Permukaan yang halus dan mengkilap akan
menunjukkan tingkat kecerahan yang tinggi, sedangkan permukaan yang
kasar dan tidak mengkilap akan menunjukkan tingkat kecerahan yang
rendah.
2. Bayangan: Bayangan dapat muncul pada citra radar akibat adanya
perbedaan elevasi di antara objek. Bayangan dapat digunakan untuk
memperkirakan ketinggian objek atau topografi permukaan bumi.
3. Kontras: Kontras pada citra radar dapat menunjukkan perbedaan antara
objek yang berbeda dalam bentuk dan ukuran. Kontras yang tinggi antara
objek akan menunjukkan perbedaan yang jelas dalam ukuran atau bentuk.
4. Pencitraan interferometrik: Teknologi pencitraan interferometrik pada citra
radar memungkinkan pengukuran perubahan ketinggian permukaan bumi
dalam skala yang sangat kecil. Teknologi ini sangat berguna dalam
pemantauan deformasi tanah, seperti gempa bumi atau penggalian tambang.
5. Pola polarisasi: Pola polarisasi pada citra radar dapat memberikan informasi
tentang jenis material yang berbeda, seperti air, tanah, atau benda-benda
keras. Pola polarisasi juga dapat digunakan untuk memperkirakan
kelembaban tanah atau untuk mendeteksi benda-benda yang terkubur di
dalam tanah.
6. Interpretasi citra radar memerlukan keahlian khusus dalam pengolahan data
citra radar. Pada umumnya, interpretasi citra radar melibatkan analisis
visual yang teliti terhadap tingkat kecerahan, bayangan, kontras, dan pola
polarisasi pada citra. Selain itu, interpretasi citra radar juga memerlukan
pemahaman yang baik terhadap topografi, geologi, dan jenis material yang
berbeda di permukaan bumi. Dalam aplikasi tertentu, seperti pemetaan atau
pemantauan lingkungan, interpretasi citra radar juga memerlukan
pemrosesan data yang lebih lanjut untuk memperoleh informasi yang lebih
detail.

2.6 Penggunaan Khusus Sistem Radar Dalam Bidang Kelautan

Sistem radar adalah teknologi yang dapat digunakan dalam berbagai bidang,
termasuk di bidang kelautan. Beberapa penggunaan khusus sistem radar dalam
bidang kelautan adalah sebagai berikut:
1. Navigasi: Sistem radar dapat digunakan dalam navigasi kapal untuk
membantu pengemudi kapal dalam menavigasi jalur pelayaran yang aman.
Radar dapat mendeteksi jarak dan posisi kapal terhadap benda-benda yang
ada di sekitarnya, seperti pulau, perairan dangkal, dan kapal lain.
2. Pencarian dan penyelamatan: Sistem radar dapat digunakan dalam operasi
pencarian dan penyelamatan di laut. Radar dapat mendeteksi keberadaan
kapal yang hilang atau orang yang tersesat di laut, dan membantu tim SAR
dalam mencari dan menyelamatkan korban.
3. Pemantauan cuaca: Sistem radar dapat digunakan untuk memantau cuaca
dan perkiraan cuaca di laut. Radar dapat mendeteksi gerakan awan dan
badai, serta memperkirakan kekuatan dan arah angin.
4. Penjaga pantai: Sistem radar dapat digunakan oleh penjaga pantai untuk
memantau kegiatan di perairan dan menjaga keamanan laut. Radar dapat
mendeteksi kapal yang mencurigakan atau melakukan aktivitas ilegal di
laut, seperti pencurian ikan atau perdagangan narkoba.
5. Pemantauan lingkungan: Sistem radar juga dapat digunakan dalam
pemantauan lingkungan di laut. Radar dapat mendeteksi polusi air, seperti
minyak atau limbah industri, serta membantu peneliti dalam mempelajari
kondisi laut dan ekosistem laut secara keseluruhan.
6. Penggunaan khusus sistem radar dalam bidang kelautan sangat penting
dalam menjaga keamanan dan keselamatan di laut, serta dalam melindungi
lingkungan laut. Dalam penggunaannya, sistem radar harus dioperasikan
dengan benar dan diatur agar tidak mengganggu navigasi kapal atau
aktivitas laut lainnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan kami diatas mengenai system Radar aktif,
maka kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu:

1. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, teknologi ini terus berkembang


dan menjadi semakin penting dalam memastikan keamanan dan
kenyamanan manusia di era modern.
2. Sistem radar aktif merupakan teknologi penting dalam berbagai bidang,
seperti pertahanan militer, navigasi kapal, penerbangan, dan penelitian
geologi dan meteorologi.
3. Asas penginderaan jauh sistem radar berdasarkan tenaga radar
memungkinkan penggunaan sinyal elektromagnetik untuk mendeteksi,
melacak, dan menentukan sifat-sifat dari objek atau target di suatu wilayah.
4. Asas penginderaan jauh sistem radar juga dapat dibedakan berdasarkan
variasi pancaran tenaga radar, seperti CW, PW, dan FMCW. Selain itu,
teknik penginderaan jauh lainnya seperti SAR dan ISAR juga dapat
digunakan untuk membuat citra permukaan bumi atau citra objek dengan
menggunakan sinyal radar.
5. Penginderaan jauh dengan radar merupakan asas penting dalam sistem radar
aktif. Sinyal elektromagnetik dikirimkan ke suatu wilayah, kemudian
dipantulkan oleh objek atau target, dan diolah untuk mendapatkan informasi
tentang objek atau target tersebut.
6. Citra radar memiliki karakteristik yang berbeda dengan citra optik atau citra
satelit.
7. Beberapa penggunaan khusus sistem radar dalam bidang kelautan adalah
Navigasi, pencarian dan penyelamatan, pemantauan cuaca, penjaga pantai,
pemantauan lingkungan.

3.2 Saran
Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu
obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal,
pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat
memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut. Oleh karena
itu system radar sangat berguna dalam bidang kelautan.
Dalam pembuatan makalah ini ada banyak terdapat kesalahn dan kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca maupun dosen pengampu mata kuliah Remote Sensing.
DAFTAR PUSAKA

Skolnik, M. I. (2008). Introduction to radar systems. McGraw-Hill Education.

Gao, G., & Zhang, Y. (2017). Marine Radar Signal Processing Based on Fuzzy
Logic. In 2017 5th International Conference on Information Technology,
Computer, and Electrical Engineering (ICITACEE) (pp. 26-31). IEEE.

Watson, N., & Sandven, S. (2010). Marine radar for coastal surveillance: Theory,
modeling, and validation. IEEE Journal of Oceanic Engineering, 35(4), 756-
765.

Chen, L., & Hu, D. (2015). Applications of Radar in Marine Research. In 2015 7th
International Conference on Intelligent Human-Machine Systems and
Cybernetics (IHMSC) (pp. 38-41). IEEE.

Dalgleish, F. R. (2011). The development of marine radar systems. Journal of


Navigation, 64(3), 401-417.

Goldstein, R. M., Engelhardt, H. M., & Klemas, V. (2017). Radar remote sensing
of coastal zones. Springer.

He, J., Gu, X., Wang, C., & Zhai, C. (2016). Design and implementation of a marine
radar data visualization system. Journal of Marine Science and Engineering,
4(4), 75.

Malmgren, H., & Nohlgren, J. (2017). Moving Target Detection and Tracking in
Marine Radar. In 2017 IEEE Radar Conference (RadarConf) (pp. 1125-
1130). IEEE.

Prabhakara, D., Gopikrishna, G., & Varadharajan, S. (2014). Marine navigation and
collision avoidance using X-band marine radar. International Journal of
Computer Applications, 91(10), 38-45.

Yang, F., Wang, J., & Zhao, Y. (2019). Design and implementation of a marine
radar imaging system based on convolutional neural network. International
Journal of Distributed Sensor Networks, 15(8), 1550147719862926.

Anda mungkin juga menyukai