Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

1. Diklat Manajemen Kebencanaan Geologi bertujuan untuk meningkatkan kualitas


langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan peringatan dini

2. Manajemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang didesain untuk


mengendalikan situasi bencana dan darurat dan untuk mempersiapkan kerangka
untuk membantu orang yang renta bencana untuk menghindari atau mengatasi
dampak bencana tersebut

3. Indonesia terletak di antara 3 lempeng tektonik utama di dunia, dikenal sebagai


Pacific Ring of Fire, beberapa ancaman terjadi di Indonesia antara lain:
 Ancaman Letusan Gunungapi (Indonesia memiliki 127 Gunungapi Aktif,
merupakan terbanyak di dunia)
 Gempa Bumi dan Tsunami (Tiga tektonik lempeng yang aktif meningkatkan potensi
bahaya gempa bumi dan tsunami)
 Gerakan Tanah/Tanah Longsor (Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah
hujan yang tinggi sehingga meningkatkan potensi tanah longsor)

4. Dinamika tektonik yang kompleks dan sangat aktif menjadikan Indonesia sebagai
negara yang sangat rawan terlanda bencana letusan gunungapi, gempabumi, tsunami
dan gerakan tanah. Setidaknya ada sekitar 4 juta orang tinggal di kawasan rawan
bencana, sedangkan kerugian ekonomi yang ditimbulkan periode 2005-2013
mencapai 2 Milyar USD

5. Dalam manajemen bencana dibagi kedalam 3 tahap, yakni Pra Bencana, Pada Saat
Bencana dan Pasca Bencana.

Page 1 of 3
6. Salah satu tahap Pra Bencana adalah Mitigasi, mitigasi adalah serangkaian untuk
mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU No,24 Tahun 2007).
Mitigasi dibagi dalam 2 bentuk yakni:
 Mitigasi struktural (membuat chekdam, Bendungan, tanggul sungai, dll.)
 Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan (termasuk mitigasi
spiritual)

7. Salah satu tahap pada pasca bencana adalah rehabilitas, adalah perbaikan dan
pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat
pada wilayah pasca bencana.

8. Selain rehabilitasi, ada rekonstruksi pasca bencana, adalah perumusan kebijakan


dan usaha serta langkah-langkah nyata yang terencana baik, konsisten dan
berkelanjutan untuk membangun kembali secara permanen semua prasarana, sarana

Page 2 of 3
dan sistem kelembagaan, baik di tingkat pemerintahan maupun masyarakat, dengan
sasaran utama tumbuh berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi masyarakat
sipil dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah pasca bencana.

9. Selain pembelajaran di kelas, diklat manajemen kebencanaan geologi juga dilengkapi


dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL), Peserta Diklat mendapat tugas Pergerakan
Tanah, tujuan PKL sendiri adalah untuk:
 Memberikan pembelajaran kepada peserta untuk melaksanakan tentang dasar-
dasar manajemen kebencanaan pada setiap tahapan kebencanaan, khususnya
bencana geologi gerakan tanah.
 Memberikan wawasan tentang bencana geologi, khususnya gerakan tanah dan
memberikan gambaran fisik tentang gerakan tanah di kawasan sekitar sesar
Lembang

10. Lokasi PKL dilakukan di kawasan Gunung Batu di Kabupaten Bandung Barat yang
dilintasi oleh sesar Lembang ini dijadikan sebagai contoh pemeriksaan dari bencana
geologi jenis gerakan tanah atau tanah longsor.
11. Berdasarkan peninjauan lapangan yang dilakukan, sesar Lembang memiliki bentuk
morfologis sangat khas karena ada bagian yang bergeser. Apabila sesar itu
mengalami deformasi (pergerakan atau pergeseran) dalam 10 tahun terakhir, maka
dikategorikan sesar aktif. Pergerakan itu akan memicu akumulasi energi yang
sewaktu-waktu bisa dilepaskan hingga menyebabkan gempa bumi. Efeknya bisa
dirasakan sampai ke permukaan bumi karena energi yang dihasilkan dipancarkan ke
segala arah berupa gelombang gempa

12. Selama pengamatan, daerah Gunung Batu yang dijadikan lokasi observasi belum
terjadi longsoran, tetapi terindikasi rawan longsoran dari hasil pengamatan selama
kegiatan kerja lapangan, untuk menghindari bencana longsoran tanah sebaiknya
disusun dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah yang berbasis kebencanaan atau
memperhatikan aspek kebencanaan.

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai