Anda di halaman 1dari 42

MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA


MELALUI KEGIATAN SENI FINGER
PAINTING

ARTIKEL ILMIAH

OLEH
SINDU SONY WIBISONO
NIM 17010044012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
2021
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
ANAK TUNAGRAHITA MELALUI KEGIATAN SENI
FINGER PAINTING

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk memenuhi persyaratan penyelesaian
program sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh
SINDU SONY WIBISONO
NIM. 17010044012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Usulan artikel oleh : Sindu Sony Wibisono

NIM : 17010044012

Judul : MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK
HALUS ANAK TUNAGRAHITA
MELALUI KEGIATAN SENI
FINGER PAINTING

ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat


untuk diajukan kepada penilai.

Surabaya, 24 Maret 2021


Pembimbing

Drs. Edy Rianto, M.Pd.


NIP: 195612081985031003

ii
iii
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Alamat : Gedung O6 Kampus Lidah Wetan, Surabaya 60213
Telp : 031–7532160 Fax. 031-7532112

SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SINDU SONY WIBISONO
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 8 November 1997
NIM : 17010044012
Jurusan/Angkatan : Pendidikan Luar Biasa/2017
Alamat : Puri Indah blok DD-07, RT-30, RW-
09, Suko, Sidoarjo, Jawa Timur
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
(1) Artikel ilmiah yang diujikan ini benar – benar hasil karya saya
sendiri (tidak didasarkan pada data palsu dan/atau hasil
plagiasi/jiplakan atau autoplagiasi)
(2) apabila pada kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya
tidak benar, saya akan menanggung resiko dan siap
diperkarakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikianlah surat pernyataan yang saya buat dengan sebenar –
benarnya.
Surabaya, 8 Juni 2021
Yang Menyatakan,

Sindu Sony Wibisono


NIM. 17010044012

MOTTO

iv
Cintai dirimu sendiri dengan seungguh-sunguh, sebelum mencintai
orang lain ~

(Sindu Sony Wibisono)

HALAMAN PERSEMBAHAN
v
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak kenikmatan ilmu dan kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan Artikel Ilmiah ini sebagai salah satu
persyaratan kelulusan dalam menempuh program S1 Pendidikan
Luar Biasa, dengan penuh rasa bangga artikel ilmiah ini saya
persembahkan untuk :
1. Diri saya sendiri, karena sudah bertahan sampai saat ini
dan selalu berjuang dengan berbagai macam masalah,
meskipun lelah.
2. Kedua orang tua saya, Bapak Pamudji dan Ibu Rr. Sindu
Indah Nuryati yang selalu mendo’akan, memberi
motivasi dan dukungan baik moral maupun materi.
3. Adik, Kakak dan keluarga besar Sindu yang selalu
memberikan semangat serta perhatiannya.
4. Para dosen Pendidikan Luar Biasa yang telah
memberikan banyak ilmu serta pengalaman yang sangat
luar biasa selama menempuh pendidikan program
sarjana.
5. Teman-teman jurusan PLB angkatan 2017, spesifikasi
tunagrahita 2017, Kakak dan Adik tingkat PLB serta HMJ
PLB 2018 yang sudah memberikan warna baru dan
kebahagian selama perkuliahan.
6. Teman-teman satu bimbingan Bapak Edy Rianto yaitu
Eni, Nika, Dhevas dan Dormian yang selalu
mengingatkan dan memberikan semangat satu sama lain
selama proses mengerjakan artikel ilmiah.
7. Teman-teman Anak Khodam yaitu Budi, Fairus, Danu,
Gilang, Lingga, Nugi, Ubay dan Alm. Hohon.
8. Teman-teman Wedhus Punk yaitu Indi, Idaini, Mahar,
Nining dan Rita yang selalu memberikan support

vi
kepada saya.
9. Idola saya, Isyana Sarasvati yang telah menemani hari-
hari saya lewat karya-karyanya yang luar biasa.
10. Berbagai pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam segala hal dari
proses pengerjaan hingga selesainya artikel ilmiah ini.

KATA PENGANTAR

vii
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga artikel ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting”
yang didalamnya terdiri dari Pendahuluan, Hasil dan
Pembahasan, serta Penutup.

Artikel ilmiah ini disusun sebagai syarat kelulusan dala


menempuh program S1 Pendidikan Luar Biasa Universitas
Negeri Surabaya. Pada kesempatan penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian artikel ilmiah ini baik secara langsung maupun
tidak langsung yakni kepada:

1. Prof. Dr. H. Nurhasan M.Kes. selaku Rektor Universitas


Negeri Surabaya.
2. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.
3. Dr. Asri Wijiastuti, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Luar Biasa Universitas Negeri Surabaya.
4. Drs. Edy Rianto, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing dan memberikan ilmunya dalam
penyelesaian artikel ilmiah.
5. Dra. Siti Mahmudah, M.Kes. selaku penguji I yang telah
memberikan arahan dan saran dalam penyelesaian artikel
ilmiah.
6. Dr. Endang Pudjiastuti Sartinah, M.Pd. selaku penguji II
yang telah memberikan arahan dan saran dalam
penyelesaian artikel ilmiah.

viii
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Biasa yang
telah membantu dan memberikan ilmu pada penyusunan
artikel ilmiah ini.

Demikian artikel imiah ini disusun. Disadari bahwa


penyusunan artikel ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karna itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan penyusunan artikel ilmiah ini.

Surabaya, 8 Juni 2021

Penulis

ABSTRAK
ix
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
ANAK TUNAGRAHITA MELALUI KEGIATAN SENI
FINGER PAINTING

Nama : Sindu Sony Wibisono


NIM : 17010044012
Program Studi : S-1
Jurusan : Pendidikan Luar Biasa
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Drs. Edy Rianto, M.Pd.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis


kegiatan seni finger painting terhadap peningkatan kemampuan
motorik halus pada anak tunagrahita. Metode penelitian yang
digunakan adalah literature review dengan menggali sumber
yang berasal dari literatur dengan jenis penelitian Action
Research dan Pre-Experimental Designs. Analisis data dilakukan
dengan pendekatan kuantitatif untuk menyelesaikan masalah.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi adanya
peningkatan nilai pada kemampuan motorik halus anak
tunagrahita setelah diberikannya kegiatan seni finger painting.
Pada literatur dengan jenis penelitian Action Research di siklus 1
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 65,32 dan pada siklus 2
menjadi 81, sedangkan pada jenis penelitian Pre-Experimental
Designs nilai rata-rata pre-test yaitu 35,64 dan pada saat post-test
menjadi 71,59. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa kegiatan seni finger painting dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak tunagrahita.
Kata kunci: Motorik Halus, Tunagrahita, Finger Painting

x
ABSTRACT

xi
ENHANCING THE FINE MOTOR SKILLS OF MENTAL
RETARDATION CHILDREN THROUGH FINGER PAINTING
ART ACTIVITIES

Name : Sindu Sony Wibisono


Student ID : 17010044012
Degree : Bachelor Degree
Major : Special Education
Faculty : Faculty Educational Science
Institution : State University of Surabaya
Counselor : Drs. Edy Rianto, M.Pd.

The purpose of this study is to analyze about the art of


finger painting activities on the fine motor skills in mentally
retarded children. The research method used is a literature
review by digging sources from the literature with the type of
Action Research and Pre-Experimental Design Research. Data
analysis was carried out with a quantitative approach to solve the
problem. The results of data analysis showed that there was an
increase in the value of the fine motor skills of mentally retarded
children after being given finger painting art activities. In the
literature with the type of Action Research research in cycle 1, the
average value is 65.32 and in cycle 2 it is 81, while in the Pre-
Experimental Designs study the average value of the pre-test is
35,64 and at the time of post-test to 71,59. Based on these results,
it can be concluded that finger painting art activities can improve
fine motor skills in mentally retarded children.

Keywords: Fine Motor Skills, Mental Retardation Children,


Finger Painting

xii
DAFTAR ISI

Halaman

xiii
HALAMAN JUDUL.............................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI......... iv

MOTTO.................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................ vi

KATA PENGANTAR............................................................ viii

ABSTRAK................................................................................ x

ABSTRACT.............................................................................. xii

DAFTAR ISI............................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................... xv

PENDAHULUAN................................................................. 1

METODE................................................................................ 5

HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................. 6

PENUTUP............................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 18

LAMPIRAN............................................................................. 23

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

xiv
Lampiran 1 Surat Keterangan Anti Plagiasi....................... 23

Lampiran 2 Kartu Konsultasi Skripsi.................................. 24

Lampiran 3 Surat Keterangan Upload Jurnal.................... 25

xv
PENDAHULUAN

Motorik halus adalah gerakan-gerakan kecil yang


memerlukan bantuan otot-otot halus atau kecil dengan
penyelarasan antara mata dan tangan seperti pada kegiatan
menulis, melukis, menyusun balok, menggunting dan lain
sebagainya. Perkembangan motorik halus adalah faktor yang
sangat penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
khususnya pada kegiatan yang berhubungan dengan
penyelarasan mata dan tangan. Menurut Decaprio (2013),
perkembangan motorik halus memiliki peran yang sangat
penting terhadap keterampilan anak, selain itu juga dapat
menumbuhkan sikap mandiri sehingga anak dapat melakukan
aktivitas atau tugas yang melibatkan motorik halus tanpa
bergantung dengan bantuan orang lain.
Perkembangan motorik halus yang ada pada anak normal
sangat berbeda dengan perkembangan motorik halus pada
anak berkebutuhan khusus. Pada umumnya anak normal
mengalami perkembangan motorik halus yang cenderung lebih
cepat, sedangkan perkembangan motorik halus pada anak
berkebutuhan khusus mengalami keterlambatan. Anak
berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki
hambatan baik pada intelegensi, fisik, mental maupun
emosinya sehingga memerlukan cara yang khusus dalam
pembelajarannya. Salah satu jenis anak berkebutuhan khusus
adalah anak tunagrahita.
Menurut Apriyanto (2012), anak tunagrahita adalah anak
yang memiliki kemampuan berpikir di bawah atau lebih
lamban dari anak normal pada umumnya baik dari segi
kognitif, sosial serta motoriknya. Anak tunagrahita
membutuhkan pengawasan yang dilakukan secara

1
2

berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki


hambatan pada intelegensinya yang berpengaruh pada dirinya
sendiri.
Muzarofah & Ahmad (2016) mengatakan anak tunagarahita
memiliki hambatan yang sangat kompleks dalam beberapa
aspek, baik kognitif, motorik, maupun sosialnya. Salah satu
karaktersitik pada anak tunagrahita yaitu fisiknya terlihat sama
seperti anak pada umumnya, tetapi memiliki hambatan pada
motoriknya. Ibrahim (2011) menyatakan jika hampir semua
anak tunagrahita memiliki hambatan pada perkembangan
motoriknya, baik pada motorik halus seperti menggenggam
pensil, meremas maupun menggunting, kemudian pada
motorik kasar seperti berjalan, berlari dan lain sebagainya.
Oleh karena itu anak tunagrahita dirasa perlu untuk
mendapatkan intervensi atau penanganan untuk meningkatkan
kemampuan pada aspek motorik halusnya.
Pembelajaran motorik halus untuk anak tunagrahita
merupakan pembelajaran yang memiliki banyak manfaat untuk
perkembangan motoriknya, antara lain adalah pemberian
pembelajaran mengenai motorik halus dapat memaksimalkan
gerakan otot-otot pada motorik halus anak tunagrahita
sehingga dengan demikian anak tunagrahita akan dapat
menyelesaikan kegiatan sehari-hari yang mengandalkan atau
menggunakan motorik halusnya seperti menggambar,
menggunting, meremas dan lain sebagainya dengan mandiri
tanpa bantuan dari orang lain yang ada di sekitarnya. Dalam
implementasi pembelejaran motorik halus sangat diperlukan
bantuan dari beberapa pihak, baik pihak sekolah maupun
keluarga yang ada di rumah, sehingga pembelajaran motorik
halus anak tunagrahita dapat berjalan secara optimal.
Pemberian materi pembelajaran motorik yang diberikan juga
3

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam


mengoptimalkan motorik halus pada anak tunagrahita.
Kegiatan pembelajaran motorik halus memiliki beberapa
manfaat seperti dapat mengembangkan rasa percaya diri, bakat,
minat, interaksi dengan lingkungan sekitar serta menumbuhkan
sikap kemandirian pada anak tunagrahita. Kenyataannya,
terdapat guru yang masih kurang mampu dalam memberikan
kegiatan yang dapat merangsang kemampuan motorik halus
anak, dan media yang digunakan juga kurang bervariasi
sehingga menjadi penyebab kurang maksimalnya
perkembangan motorik halus pada anak tunagrahita yang
berpengaruh pada kegiatan anak tunagrahita baik dalam porses
belajar maupun ketika sedang bermain.
Berkaitan dengan hal di atas, maka perlu suatu cara
pemebelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak tunagrahita sesuai dengan
karakteristiknya yang mudah merasa bosan, sehingga dalam
pembelajaran harus menggunakan sebuah kegiatan yang dapat
menarik minat anak tunagrahita tersebut. Salah satu kegiatan
yang dapat menarik minat anak tunagrahita dalam
pembelajaran motorik halusnya adalah dengan kegiatan seni
Finger Painting.
Finger painting adalah kegiatan seni melukis menggunakan
jari-jari tangan secara langsung dengan cara menggoreskan
adonan warna berupa bubur warna pada media yang sudah
disediakan. Kegiatan finger painting memiliki banyak manfaat
antara lain:
1. Melatih motorik halus anak
2. Sebagai media untuk mengekspresikan emosi
3. Meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi pada anak
4. Meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan
4

5. Dapat mengurangi sifat hiperaktif pada anak autism.


Montolalu (2009) mengatakan finger painting merupakan
kegiatan melukis menggunakan jari jemari yang memiliki
tujuan untuk melatih motorik pada tangan, melatih koordinasi
antara mata dan tangan, serta dapat melatih kemampuan
mengkombinasikan warna.
Dalam kegiatan finger painting, anak tunagrahita tidak hanya
merasakan perasaan bahagia saja, tetapi anak juga akan
mendapatkan banyak manfaat seperti apa yang sudah
diuraikan di atas yang salah satunya yaitu dapat bermanfaat
dalam perkembangan motorik halusnya. Menurut Kurniawati,
Hastuti dan Prehedhiono (2018) dalam literatur jurnal
mengatakan melukis dengan jari atau finger painting dapat
dijadikan sebegai kegiatan alternatif pendukung untuk
merangsang motorik halus anak tunagrahita agar berkembang
secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas, pada artikel ilmiah ini akan
membahas mengenai peningkatan kemampuan motorik halus
anak tunagrahita melalui kegiatan seni finger painting. Tujuan
dari artikel ilmiah ini adalah untuk menganalisis kegiatan seni
finger painting terhadap peningkatan kemampuan motorik halus
pada anak tunagrahita.
METODE

Sehubungan dengan adanya pandemi COVID-19 yang


sedang berlangsung pada saat ini, maka metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode dengan literature
review. Sumber referensi penelitian yang digunakan berasal dari
jurnal dengan jenis penelitian yang berupa Action Research and
Pre-Experimental Design dan topiknya relevan dengan
pembahasan. Literature review adalah sebuah paparan yang di
dalamnya memuat pembahasan, rangkuman serta pemikiran
mengenai suatu teori dan temuan dari penelitian lain
sebelumnya yang didapatkan dari bahan dasar referensi untuk
dijadikan acuan dalam menyusun suatu kerangka pemikiran
yang jelas dari rumusan masalah yang diteliti, (Wahono, 2016).
Ditemukan 9 literatur yang topiknya relevan dengan topik
penelitian yang digunakan. Selanjutnya, hasil kajian kemudian
dianalisis untuk mengetahui mengenai adanaya peningkatan
kemampuan motorik halus anak tunagrahita melalui kegiatan
seni finger painting.

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Secara garis besar terdapat beberapa hasil temuan literatur
yang direview pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian Penelitian dari Kurniawati, Hastuti &
Prehedhiono (2018) di SDLB Kemala Bahayangkari
Trenggalek, Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memaparkan bagaimana kondisi motorik halus
pada siswa tunagrahita sebelum diberikan intervensi dan
sesudah diberikan intervensi yang berupa kegiatan finger
painting. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan uji Wilcoxon. Subjek dalam penelitian ini adalah 6
anak tunagrahita yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 1
anak perempuan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah setelah dierikannya intervensi berupa finger
painting, kemampuan motorik halus pada siswa
tunagrahita mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang
diperoleh pada saat pre-test yaitu 45,2 dan pada saat post-
test menjadi 80,6.
2. Penelitian dari Astria, Sulastri & Magta (2015) di Singaraja,
Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemampuan motorik halus anak TK menggunakan
metode bermain melalui kegiatan finger painting.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang penerapannya menggunakan dua siklus dan terdiri
dari empat tahapan, antara lain adalah tahap perencanaan
eksekusi atau tindakan, penerapan eksekusi atau tindakan,
tahapan observasi serta evaluasi kemudian yang terakhir
adalah tahapan refleksi. Subjek dalam penelitian ini
6
7

sebanyak 29 anak. Hasil yang diperoleh setelah


diterapkannya kegiatan finger painting adalah terjadi
peningkatan pada kemampuan motorik halus anak TK
Santa Maria, hal ini terbukti setelah melihat peningkatan
yang cukup tinggi sebanyak 17% dari siklus I ke siklus II.
Pada saat siklus I anak masih mengalami beberapa
hambatan seperti kurang memperhatikan penjelasan guru,
masih merasa asing dengan bubur cat, serta masih belum
bisa dalam mengekspresikan apa yang ingin dilukisnya.
Pada siklus II kemampuan motorik halus anak mengalami
peningkatan, hambatan yang terjadi pada siklus I perlahan
dapat berkurang sesuai dengan berjalannya proses
pembelajaran finger painting.
3. Penelitian dari Sawitri & Shodiq (2017) di SDLB Kepanjen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempersiapkan
kematangan pada motorik halus anak tunagrahita dalam
aspek menulis permulaan melalui kegiatan finger
painting. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
dengan uji Wilcoxon. Subjek dalam penelitian ini adalah
sebanyak 6 anak tunagrahita kelas II sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah kegiatan finger painting memberikan
dampak terhadap kemampuan motorik halus anak
tunagrahita pada aspek menulis permulaan, hal ini
terbukti dari nilai rata-rata pada saat pre-test yaitu 39 dan
pada saat post-test menjadi 73.
4. Penelitian dari Taiyeb (2016) di Gowa, Sulawesi Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan
kemampuan motorik halus anak downsyndrome melalui
kegiatan finger painting. Penelitian ini merupakan jenis
eksperimen kuantitatif deksriptif. Subjek dalam penelitian
8

ini adalah anak downsyndrome kelas VII berinisial TI.


Hasil yang diperoleh setelah diberikannya intrvensi
melalui teknik finger painting adalah terjadi peningkatan
dari tiga aspek antara lain koordinasi antara mata dan
tangan, melukis dengan menggerakan semua jari dan
dengan menggerakan jari dengan sili berganti, hal ini
dibuktikan dengan hasil nilai rata-rata yang diperoleh
sebelum mendapatkan intervensi yaitu 16,25 dan setelah
mendapatkan intervensi menjadi 56,25..
5. Penelitian dari Nurjanah, Suryaningsih & Putra (2017) di
TK At-Taqwa Cimahi. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat efek dari diberikannya finger painting pada
motorik halus anak prasekolah. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Subjek dalam penelitian
ini adalah sebanyak 25 anak dengan usia 26 sampai 72
bulan. Pemberian intervensi ini dilakukan sebanyak 6 kali
pertemuan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
terjadi perkembangan motorik halus yang sangat
signifikan pada anak usia pra sekolah dengan
diberikannya kegiatan finger painting, hal ini dibuktikan
dengan nilai rata-rata pada saat pre-test yaitu 4,00 dan
pada saat post-test mendapatkan 6,00.
6. Penelitian dari Handayani & Lestari (2020) di Lembang,
Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan pada aspek motorik halus anak dengan
memberikan kegiatan finger painting. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
penerapannya menggunakan dua siklus dan terdiri dari
empat tahapan antara lain adalah tahap perencanaan
eksekusi atau tindakan, penerapan eksekusi atau tindakan,
tahapan observasi serta evaluasi kemudian yang terakhir
9

adalah tahapan refleksi. Subjek pada penelitian ini


sebanyak 12 anak berusia 4 sampai 5 tahun. Pengumpulan
data menggunakan metode observasi dengan
mengalanisis data secara kualitatif. Hasil yang diperoleh
pada saat siklus I adalah anak masih sulit untuk
mengontrol koordinasi antara gerakan mata dan tangan,
anak juga masih kaku ketika menggerakan tangannya dan
memerlukan bantuan guru. Pada saat siklus II anak sudah
mengalami perubahan, anak mulai terampil dalam
menggerakan jari-jemarinya dan sudah cukup mampu
untuk mengkontrol koordinasi antara mata dan tangan.
7. Penelitian dari Harsismanto J, dkk (2020) di Bengkulu.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana
dampak dari kegiatan finger painting pada motorik halus
anak usia pra sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif eksperimen semu. Subjek dalam penelitian ini
adalah sebanyak 26 anak sesuai dengan kriteria yang
sudah ditetapkan oleh peneliti. Pemberian intervensi
dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan pembelajaran. Hasil
dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan pada aspek
motorik halus anak usia pra sekolah saat sesudah
diberikan intervensi berupa kegiatan finger painting, hal
ini dibuktikan dengan saat sebelum mendapatkan
intervensi rata-rata nilai yang didapat adalah 34,6
kemudian meningkat menjadi 88,5 setelah diberikannya
intervensi kegiatan finger painting. Pada saat pemberian
intervensi beberapa anak menunjukan rasa antusias yang
tinggi ketika mewarnai dengan jari, kemudian
penyusunan warna oleh anak sudah mulai rapi serta tidak
ada warna yang keluar dari garis dasar, hal ini
menunjukkan kemampuan perkembangan motorik halus
10

anak semakin membaik.


8. Penelitian dari Bidakwati (2018) di Donggala. Penelitian
ini bertujuan meningkatkan kemampuan motorik halus
yang dimiliki oleh anak melalui kegiatan finger painting.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas
yang dalam pelaksanaanya dilakukan dengan kerja sama
dengan guru kelas. Subjek yang diambil dalam penelitian
ini adalah 15 anak, yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 10
anak perempuan. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
adalah kegiatan finger painting berhasil meningkatkan
kemampuan motorik halus anak, hal ini dibuktikan pada
siklus ke I mendapatkan nilai rata-rata sebesar 80%,
sedangkan pada siklus ke II mengalami peningkatan nilai
rata-rata yaitu 93%.
9. Penelitian dari Ulpi, Rasyidin & Hardiyanti (2018) yang
memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kegiatan
finger painting terhadap motorik kasar pada anak.
Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen
dengan one group pretest posttest design. Subjek dalam
penelitian ini adalah 13 anak yang terdiri dari 6 anak laki-
laki dan 7 anak perempuan. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah adanya pengaruh dari kegiatan finger
painting terhadap kemampuan motorik kasar anak, hal ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata yang meningkat dari
yang sebelumnya 38,8 kemudian setelah mendapatkan
perlakuan dari kegiatan finger painting menjadi 71,2.
Menurut beberapa hasil penelitian di atas, terjadi
peningkatan nilai rata-rata pada kemampuan motorik
halus anak tunagrahita setelah diberikannya kegiatan seni
finger painting. Pada literatur dengan jenis penelitian Action
Research di siklus 1 menunjukkan nilai rata-rata sebesar
11

65,32 dan pada siklus 2 menjadi 81, sedangkan pada jenis


penelitian Pre-Experimental Designs nilai rata-rata pre-test
yaitu 35,64 dan pada saat post-test menjadi 71,59.

B. PEMBAHASAN
Anak tunagrahita merupakan Anak tunagrahita
merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang
memiliki kemampuan intelegensi di bawah rata-rata atau
berbeda dengan anak pada umumnya. Anak tunagrahita
memiliki hambatan pada beberapa aspek, baik kognitif,
interaksi sosial serta pada motoriknya. Salah satu hambatan
pada anak tunagrahita yang dirasa perlu untuk mendapatkan
intervensi lebih dalam adalah hambatan pada aspek
motoriknya, baik itu pada motorik kasar maupun motorik
halus. Delphie (2007) mengatakan, pada umumnya anak
tunagrahita mengalami kelemahan pada segi keterampilan
koordinasi gerak, fisik yang kurang sehat, kurangnya
kepekaan perasaan terhadap situsasi dan keadaan sekitarnya
serta kurangnya keterampilan gross motor dan fine motor.
Pada aspek motorik anak tunagrahita jika dilihat secara fisik
memang tidak ada perbedaannya ketika dibandingkan
dengan anak-anak normal sebaya pada umumnya, namun jika
diasesmen lebih dalam akan terlihat adanya hambatan pada
motorik anak tunagrahita baik pada motorik kasar maupun
motorik halusnya.
Motorik memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan, yang dimana setiap harinya melakukan aktivitas
atau kegiatan yang memerlukan bantuan motorik.
Perkembangan fisik yang terjadi pada sebagian anak
tunagrahita memang mengalami hambatan, hal ini berakibat
pada kurangnya keterampilan gerak anak tunagrahita, (Utari
12

dan Indahwati, 2015). Menurut Erim & Caferoğlu (2017),


pertumbuhan fisik dan perkembangan pada anak tunagrahita
cenderung lebih lambat dibanding dengan anak normal
lainnya, hal ini berdasarkan pada faktor yang berbeda
sehingga berpengaruh pada motorik halusnya seperti
koordiinasi antara tangan dan matanya.
Ketidakmampuan anak tunagrahita dalam
mengkoordinasikan motorik halusnya akan sangat
berpengaruh pada aktivitas sehari-harinya, hal ini membuat
anak tunagrahita menjadi tidak mandiri sehingga akan
ketergantungan dengan bantuan orang lain jika hal ini tidak
mendapat penanganan atau intervensi sejak dini. Kemampuan
motorik halus pada anak tunagrahita dapat dikembangkan
melalui beberapa kegiatan salah satunya yaitu dengan
kegiatan seni finger painting.
Menurut Sawitri & Shodiq (2017) finger painting merupakan
kegiatan seni lukis dengan menggoreskan warna-warna pada
kertas secara bebas dengan menggunakan jari sebagai alat
lukisnya. Sedangkan menurut Menurut Siregar, Yuliyana &
Khatimah (2017) finger painting adalah teknik melukis dengan
menggunakan tangan secara langsung tanpa menggunakan
kuas. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan finger painting merupakan kegiatan seni
melukis menggunakan jari-jari tangan secara langsung tanpa
menggunakan alat bantu kuas dan melukis di atas media yang
sudah disediakan dengan cara memberi goresan bubur warna
(adonan warna) secara bebas.
Kegiatan seni Finger painting dapat menjadi kegiatan
alternatif yang cocok karena kegiatan ini bukan sekedar
kegiatan melukis untuk mencari kesenangan,
mengekspresikan nilai estetika atau melatih kreativitas saja,
13

tetapi finger painting juga memiliki banyak manfaat salah


satunya dapat melatih kemampuan motorik halus. Hal ini
diperkuat oleh Angermeier, Krzyzanowski, & Moir (2009)
yang berpendapat bahwa kegiatan seni finger painting
memiiliki tujuan untuk meningkatkan ketanggapan pada
mata dan jari. Melalui kegiatan finger painting dapat
membantu meningkatkan serta mengoptimalkan
ketanggapan tangan beserta jari-jari, melatih keterampilan
motorik halus pada anak yang membutuhkan gerakan antara
otot-otot jari maupun tangan, serta dapat meningkatkan
koordinasi antara mata dengan tangan.
Pada kegiatan finger painting juga menggunakan warna
yang bewarna-warni sehingga dapat menarik minat serta
perhatian anak tunagrahita yang memiliki karakteristik
mudah bosan dan merasa lebih tertarik dengan sesuatu yang
dianggap menyenangkan. Selain itu pada kegiatan seni finger
painting lebih menekankan pada prinsip belajar sambil
bermain, dengan demikian akan dapat membuat anak
tunagrahita menjadi antusias dan dapat mendukung
keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan motorik
halusnya. Dengan diberikannya kegiatan seni finger painting
anak tunagrahita juga diajarkan untuk menggunakan indra
perabaanya, karena pada kegiatan finger painting
mengharuskan anak tunagrahita untuk menyentuh cat atau
adonan bubur secara langsung sebagai bahan untuk melukis
dengan menggunakan jari-jemari mereka tanpa alat bantu
seperti kuas.
Pada saat penerapan kegiatan finger painting untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita,
guru mempraktikkan serta memberi penjelasan terlebih
dahulu, anak akan mengamati saat guru memberikan contoh
14

melakukan finger painting. Setelah dipraktikan oleh guru, anak


tunagrahita dapat mempraktikkan secara langsung kegiatan
finger painting.
Keberhasilan dari kegiatan seni finger painting dalam
meningkatkan motorik halus pada anak tunagrahita juga
dipengaruhi oleh faktor lain salah satunya adalah metode
yang digunakan selama kegiatan berlangsung. Guru memiliki
peran penting dalam memilih metode yang sesuai untuk anak
tunagrahita dan tetap menyesuaikan dengan kondisi serta
karakteristik masing-masing anak tunagrahita. Selain itu, guru
juga dapat memberikan motivasi serta apresiasi ketika
kegiatan finger painting berlangsung, karena dengan adanya
motivasi dan apresiasi akan dapat membuat anak tuangrahita
menjadi percaya diri ketika kegiatan finger painting
berlangsung.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Disimpulkan dari beberapa


referensi yang telah direview
bahwa terjadi peningkatan nilai
rata-rata pada kemampuan
motorik halus anak tunagrahita
setelah diberikannya kegiatan
seni finger painting, karena pada
dasarnya finger painting
memiliki manfaat pada
mengkoordinasikan jari-jari dan
mata serta anak akan lebih
tertarik dengan kegiatan finger
painting yang menggunakan
banyak warna, hal ini dapat
membuat anak tunagrahita
menjadi tidak bosan selama
kegiatan pembelajaran motorik
berlangsung. Selain itu
pemberian kegiatan finger
painting juga harus dilaksanakan
secara konsisten serta dengan
metode yang cocok dan sesuai
dengan karakteristik anak
tunagrahita agar kemampuan
motoriknya dapat mengalami
peningkatan.

15
16

B. Saran
Berdasarkkan penelitian yang sudah dilakukan, maka
diperlukan saran-saran antara lain sebagai berikut:
1. Untuk pihak sekolah dapat menjadikan kegiatan seni
finger painting sebagai kegiatan alternatif untuk
meningkatkan serta mengoptimalkan motorik halus
anak tunagrahita, serta mampu memberikan atau
menyediakan fasilitas finger painting.
2.Untuk guru hendaknya dapat mengaplikasikan
pembelajaran menggunakan kegiatan finger painting
yang bertujuan untuk melatih kemampuan motorik
halus pada anak tunagrahita. Dengan diberikannya
kegiatan seni finger painting, anak tunagrahita dilatih
untuk dapat dijadikan sebagai pengalaman baru bagi
anak tunagrahita.
3.Untuk para peniliti lebih lanjut diharapkan untuk dapat
mengkaji lebih jauh lagi mengenai kegiatan seni finger
painting agar tidak hanya memberikan pengaruh pada
kemampuan motorik halusnya saja, tetapi juga dapat
meningkatkan kognitif maupun interaksi sosial pada
anak tunagrahita.
17
18

Halaman ini sengaja dikosongkan.

DAFTAR PUSTAKA
19

Angermeier, P. Krzyzanowski, J. & Moir, K. K. (2009). Learning In


Motion. USA: Future Horizons.
Apriyanto, Nunung. 2012. Seluk-Beluk Tunagrahita & Strategi
Pembelajarannya. Yogyakarta: Javalitera.
Astria, N., Sulastri, M., & Magta, M. 2015. Penerapan Metode
Bermain Melalui Kegiatan Finger Pinting Untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus. e-Journal PG
PAUD, Volume 3 (1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/arti
cle/view/6204
Bidakwati, Zaini. 2018. Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Melalui Kegiatan Finger Painting. Early
Childhood Education Indonesian Journal, volume 1 (3), 196-
198.Http://Jurnal.Unismuhpalu.Ac.Id/Index.Php/Eceij/
Article/View/1002
Decaprio, Richard. 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di
Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Delphie, B. 2007. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: PT
Refika Aditama.
Erim, G., & Caferoğlu, M. 2017. Determining the Motor Skills
Development of Mentally Retarded Children through the
Contribution of Visual Arts. Universal Journal of
Educational Research, volume 5 (8), 1300–1307.
https://doi.org/10.13189/ujer.2017.050803
Handayani, Y., & Lestari, R. H. 2020. Meningkatkan Keterampilan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Finger Painting di
Kelompok A. Jurnal Ceria, volume 3 (3), 245-249.
Https://Journal.Ikipsiliwangi.Ac.Id/Index.Php/Ceria/A
rticle/View/4144
Harsismanto, J., Fredrika, L., Padila, & Andri, J. 2020. Pengaruh
Intervensi Finger Painting Terhadap Peningkatan
20

Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah.


Prosiding Senantias, volume 1 (1), 473-482.
Http://Www.Openjournal.Unpam.Ac.Id/Index.Php/Se
nan/Article/View/8942/5691
Ibrahim, Rusli. 2011. Psikologi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
PLB. Direktorat Pembinaan Khusus dan Layanan Khusus
Pendidikan Dasar Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan Nasional.
Kurniawati, A., Hastuti, W. D., & Phrehedhiono, H. 2018. The
Effect of Finger Painting towards Fine Motor Skill of
Intelelctual Disability. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Luar Biasa, Volume5 (1), 47-51.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jppplb/article/vie
w/4187
Montolalu. 2009. Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Muzarofah, R., & Ahmad, I. 2016. Permainan Gerak Irama
Terhadap Kemampuan Mengenal Arah Anak
Tunagrahita Ringan Di SLB. Jurnal Pendidikan Khusus,
Volume 8 (1).
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
pendidikan-khusus/article/view/15032
Nurjanah, N., Suryaningsih, C., & Putra, B. D. A. 2017. Pengaruh
Finger Painting Terhadap Perkembangan Motorik Halus
Anak Prasekolah di TK At-Taqwa. Volume 5 (2), 65-73.
Https://Ejournal.Bsi.Ac.Id/Ejurnal/Index.Php/Jk/Articl
e/View/2628
Sawitri, A. D., & Shodiq. 2017. Finger Painting dalam Menulis
Permulaan pada Siswa Tunagrahita Ringan. Jurnal
Ortopedagogia, Volume 3 (1), 24-29.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jo/article/view/49
21

65
Siregar, H. M., Yuliyana, R., & Khatimah, K. 2017 Effect of
Approach Play With Finger Painting on Social Interaction
Ability among Autism Childrens’s. Indonesian Journal Of
Nursing And Midwifery, Volume 5 (3).
https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/
view/476
Taiyeb, Hudayah. 2016. Kemampuan Motorik Halus Melalui
Teknik Finger Painting Anak Down Syndrome. Jurnal
Psikologi Pendidikan & Konseling, Volume 2 (2), 93-107.
Https://Doi.Org/10.26858/Jpkk.V2i2.2159
Ulpi, W., Rasyidin, N., & Hardiyanti. 2018. The Effect Of Finger
Painting Activities On Roughmotor Skills In Children.
International Journal of Advances in Science Engineering and
Technology, volume 6 (2), 41-46.
http://ijaseat.iraj.in/paper_detail.php?
paper_id=12716&name=The_Effect_of_Finger_Painting_
Activities_on_Roughmotor_Skills_in_Children
Utari, Y. I., & Indahwati, N. 2015. Upaya Meningkatkan Gerak
Dasar Lokomotor Anak Tunagrahita Ringan Melalui
Permainan Tradisional (Pada Siswa- Siswi Sekolah Dasar
Luar Biasa Tunas Mulya Surabaya). Jurnal Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, Volume 3 (2), 279-282.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnalpendidika
n-jasmani/article/view/13528
Wahono, R. S. 2016. A Systematic Lierature Review of Software
Defect Prediction: Research Trens, Datasests, Methods
and Framework. Journal of Softwre Enginering, Volume 1
(1).
https://www.researchgate.net/publication/275945834_
A_Systematic_Literature_Review_of_Software_Defect_Pr
22

ediction_Research_Trends_Datasets_Methods_and_Fram
eworks
23

Halaman ini sengaja dikosongkan.

LAMPIRAN
Lampiran 1
24
25

Lampiran 2
26

Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai