Anda di halaman 1dari 16

Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan

SOLID
Modul IV
Pengaruh Kadar Bahan Pengikat pada Migrasi
Obat Selama Waktu Pengeringan

Nama : Kholifatus Sa’diyah


NIM : K100200213
Kelas/kelompok : I/3
Dosen Pengampu : apt. Suprapto, M.Sc.
Tanggal Praktikum : Jum’at, 20 Mei 2022

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2022
A. TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama
waktu pengeringan granul.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengeringan mencakup proses transfer panas dan transfer masa panas ditransfer
ke material atau bahan, agar memungkinkan terjadinya penguapan lembab dari dalam
bahan. Transfer masa meliputi proses difusi air melalui bahan ke permukaan kemudian
proses ini diakhiri dengan penguapan air dari permukaan (Lieberman dkk, 1986).Salah
satu tahapan yang harus dilalui dalam granulasi basah adalah adalah pengeringan. Pada
saat pengeringan granul terjadi perpindahan massa dan panas secara bersamaan.
Perpindahan massa berupa perpindahan air dari dalam granul ke permukaan granul dan
menguapnya air dari permukaan granul mengikuti aliran udara. Apabila ada bahan obat
atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul maka pada saat difusi akan ikut
bersama dengan perpindahan air ke permukaan dan pada saat migrasi akan ikut bersama
perpindahan air dari satu granul ke granul lain.
(Lachman et al., 1994)
Perginya air dari dalam granul ke permukaan granul, disebut dengan migrasi.
Apabila ada bahan obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul, maka pada
saat migrasi akan ikut Bersama perpindahan air ke permukaan. Migrasi obat selama
proses pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenisasi artinya distribusi obat di
dalam granul setelah pencampuran dengan bahan pengikat yang homogen atau merata
menjadi tidak merata lagi. Migrasi obat menimbulkan maslah yang serius karena
menyebabkan ketidakseragaman kadar zat aktif dalam tablet terutama pada tablet yang
mengandung zat aktif dalam jumlah kecil. Proses migrasi tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor antara lain suhu pengeringan, ukuran partikel bahan pengisi, kekentalan
bahan pengikat, cara pengeringan.
(Endarti dkk., 2007)
Migrasi merupakan suatu fenomena yang dapat terjadi selama pengeringan
yang dihasilkan dari Pergerakan cairan yang larut dalam pelarut dalam granulasi basah.
Pergerakan cairan ini ke arah permukaan granul dengan proses penguapan. Ada 2 tipe
migrasi yang dapat terjadi selama pengeringan yaitu migrasi intergranuler (antar
granul) di mana cairan bergerak dari granul satu kegranul lainnya, sehingga terjadi
distribusi zat aktif yang tidak merata antara granul satu dengan granul lainnya. Migrasi
tipe ini dapat terjadi jika pengeringan granul dengan menggunakan alat pengering
statis(contoh:try drying).Terjadi pada pengeringan yang menggunakan metode
berdasarkan fluidization dan vakum tumbling sehingga tetap menjaga granul terpisah
satu sama lain selama pengeringan dan juga mencegah terjadinya migrasi intergranuler
(Aulton, 2002).
Pada saat pengeringan granul terjadi perpindahan massa dan panas secara
bersamaan. Perpindahan massa berupa perpindahan air dari dalam granul ke permukaan
granul dan menguapnya air dari permukaan granul mengikuti aliran udara. Apabila ada
bahan obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul maka pada saat difusi
akan ikut bersama dengan perpindahan air ke permukaan dan pada saat migrasi akan
ikut bersama perpindahan air dari satu granul ke granul lain (Lachman et al., 1994)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses migrasi adalah ukuran partikel bahan
pengisi, kekentalan bahan pengikat, dan cara pengeringan (Jarowski, 1982). Untuk
menghindari migrasi dengan cara menipiskan lapisan granul, mengenai zat aktif atau
zat warna yang tidak larut air, pengeringan suhu rendah, meningkatkan konsentrasi
bahan pengikat, menggunakan alat fluidized bed dryer, serta pelarut bukan air (Voigt,
1995).
(Siswanto dkk., 2015)

C. ALAT DAN BAHAN


C.1.Alat
 Sel pengering dan almari pengering
C.2.Bahan
 PTNA (Paracetamol, Teofilin, Natrium Diklofenak, Asetosal)
 Laktosa
 Gelatin

D. CARA KERJA SISTEMATIS


Dikeluarkan campuran dari mixer (modul 1) kemudian bagi 2 sama banyak
(campuran A dan campuran B)

Dibuat granul pada masing-masing campuran dengan larutan gelatin 5% dan 10%
(larutan gelatin sudah disediakan). Volume penambahan gelatin 5% dan 15% pada
kedua campuran harus sama

Kemudian diayak dengan ayakan no 12 mesh

Dimasukkan granul dalam sel pengering (sel pengering 3 lapis). Dipanaskan dalam
oven pada suhu 60oC hingga 45 menit

Dikeluarkan granul dari masing-masing lapisan pengering, homogenkan, kemudian


diambil 100 mg ad aquadest 100 mL pada labu takar hingga larut

Dihitung kadar masing-masing lapisan sel pengering. Pengenceran dapat disesuaikan


hingga range absorbansi 0,2-0,8

Ditetapkan kadarnya dengan spektrofotometer


(Persamaan kurva baku telah disediakan)
E. ANALISIS CARA KERJA
Pada percobaan modul IV pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat
selama waktu pengeringan diperlukan bahan laksota, gelatin dan Paracetamol.
Sedangkan alat yang digunakan yaitu sel pengering dan almari pengering. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan. Kemudian dibuat larutan
gelatin 5% dan 15% masing-masing sebanyak 100 mL. Ditimbang serbuk gelatin sesuai
dengan formula. Dituang 100 mL aquadest ke dalam bekker glass dan dimasukkan
serbuk gelatin yang sudah ditimbang. Ditunggu gelatin mengembang (idealnya
semalam). Kemudian diaduk sampai homogen dibantu dengan pemanasan. Setelah itu,
ditimbang bahan-bahan sesuai dengan formula, dan dicampur hingga homogen.
Pencampuran antara zat aktif dengan laktosa dilakukan secara porsi per porsi.
Kemudian dibuat massa granul untuk masing-masing formula dengan larutan gelatin.
Penambahan gelatin dilakukan sedikit demi sedikit sampai terbentuk massa granul yang
baik. Volume larutan gelatin yang ditambahkan untuk formula I dan II dibuat sama.
Setelah terbentuk massa granul yang baik kemudian diayak dengan ayakan no 12 mesh
secara searah. Setelah itu dimasukkan granul ke dalam sel pengering. Diratakan
permukaan tanpa penekanan menggunakan penggaris. Dipanaskan dalam almari
pengering selama 45 menit pada suhu 60˚C. Kemudian dari pengeringan tersebut
diambil sampel 100 mg dan dilarutkan hingga 100 mL aquades. Dibaca dengan
spektroftometer sesuai dengan panjang gelombang sesuai monografi zat aktif yang
digunakan.
F. HASIL PERCOBAAN

LEMBAR HASIL PRAKTIKUM MODUL IV


PENGARUH KADAR BAHAN PENGIKAT PADA MIGRASI
OBAT SELAMA WAKTU PENGERINGAN
DATA HASIL PERCOBAAN
a. Perhitungan kadar zat aktif
Formula Lapisan Berat FP (kali) Absorbansi Kadar Zat
sampel Aktif (%)
(mg)
Gelatin 5% 1 100 1 2,092 5,0400
2 100 1 2,042 4,9167
3 100 1 1,918 4,6107
4 100 1 1,931 4,6428
5 100 1 2,212 5,3361
Gelatin 15% 1 100 1 2,218 5,3509
2 100 1 2,000 4,8130
3 100 1 2,188 5,2769
4 100 1 2,222 5,3608
5 100 1 2,214 5,3411

b. Perhitungan Koefisien Migrasi


Keterangan Formula 1 (Gelatin 5%) Formula 2 (Gelatin 15%)
D1-2 0,0126 0,0514
D1-3 0,0437 0,0071
D1-4 0,0404 0,0009
D1-5 0,0302 0,0009
D2-3 0,0312 0,0444
D2-4 0,0279 0,0524
D2-5 0,0427 0,0505
D4-3 0,0033 0,0080
D5-3 0,0739 0,0061
D5-4 0,0706 0,0019
Koefisien migrasi 0,0753 0,04472
Mengetahui,
Surakarta, 20 Mei 2022
Supervisor (Asisten jaga) Kepala Pengawasan Mutu (Dosen jaga)
G. PERHITUNGAN
Persamaan kurva baku paracetamol
y = 0,40527x + 0,04942
r = 0,99916
λmax = 257 nm
1. Perhitungan Kadar Zat Aktif
a. Gelatin 5%
 Lapisan 1
y = 0,40527x + 0,04942
2,092 = 0,40527x + 0,04942
x = 5,0400% b/v
Kadar zat  x. fp
= 5,0400 . 1
= 5,0400% b/b
 Lapisan 2
y = 0,40527x + 0,04942
2,042 = 0,40527x + 0,04942
x = 4,9167% b/v
Kadar zat  x. fp
= 4,9167 . 1
= 4,9167% b/b
 Lapisan 3
y = 0,40527x + 0,04942
1,918 = 0,40527x + 0,04942
x = 4,6107% b/v
Kadar zat  x. fp
= 4,6107 . 1
= 4,6107% b/b
 Lapisan 4
y = 0,40527x + 0,04942
1,931 = 0,40527x + 0,04942
x = 4,6428% b/v
Kadar zat  x. fp
= 4,6428 . 1
= 4,6428% b/b
 Lapisan 5
y = 0,40527x + 0,04942
2,212 = 0,40527x + 0,04942
x = 5,3361% b/v
Kadar zat  x. fp
= 5,3361 . 1
= 5,3361% b/b
b. Gelatin 15%
 Lapisan 1
y = 0,40527x + 0,04942
2,218 = 0,40527x + 0,04942
x = 5,3509% b/v
Kadar zat  x. fp
= 5,3509 . 1
= 5,3509% b/b
 Lapisan 2
y = 0,40527x + 0,04942
2,000 = 0,40527x + 0,04942
x = 4,8130% b/v
Kadar zat  x. fp
= 4,8130 . 1
= 4,8130% b/b
 Lapisan 3
y = 0,40527x + 0,04942
2,188 = 0,40527x + 0,04942
x = 5,2769% b/v
Kadar zat  x. fp
= 5,2769 . 1
= 5,2769% b/b
 Lapisan 4
y = 0,40527x + 0,04942
2,222 = 0,40527x + 0,04942
x = 5,3608% b/v
Kadar zat  x. fp
= 5,3608 . 1
= 5,3608% b/b
 Lapisan 5
y = 0,40527x + 0,04942
2,214 = 0,40527x + 0,04942
x = 5,3411% b/v
Kadar zat  x. fp
= 5,3411 . 1
= 5,3411% b/b

2. Perhitungan Koefisien Migrasi


a. Formula 1 (Gelatin 5%)
Jumlah Kadar Zat Aktif = 5,0400 + 4,9167 + 4,6107 + 4,6428 + 5,3361
= 24,5463% b/b
5,0400−4,9167
 D1-2 =| 24,5463 | = 0,0126
2𝑥
5

5,0400−4,6107
 D1-3 =| 24,5463 | = 0,0437
2𝑥
5

5,0400−4,6428
 D1-4 =| 24,5463 | = 0,0404
2𝑥
5
5,0400−5,3361
 D1-5 =| 24,5463 | = 0,0302
2𝑥
5

4,9167−4,6107
 D2-3 =| 24,5463 | = 0,0312
2𝑥
5

4,9167−4,6428
 D2-4 =| 24,5463 | = 0,0279
2𝑥
5

4,9167−5,3361
 D2-5 =| 24,5463 | = 0,0427
2𝑥
5

4,6428−4,6107
 D4-3 =| 24,5463 | = 0,0033
2𝑥
5

5,3361−4,6107
 D5-3 =| 24,5463 | = 0,0739
2𝑥
5

5,0400−4,6428
 D5-4 =| 24,5463 | = 0,0706
2𝑥
5
Jumlah = 0,3765
0,3765
Koefisien Migrasi = = 0,0753
5
b. Formula 2 (Gelatin 15%)
Jumlah Kadar Zat Aktif = 5,3509 + 4,8130 + 5,2769 + 5,3608 + 5,3411
= 26,1427% b/b
5,3509−4,8130
 D1-2 =| 26,1427 | = 0,0514
2𝑥
5

5,3509−5,2769
 D1-3 =| 26,1427 | = 0,0071
2𝑥
5

5,3509−5,3608
 D1-4 =| 26,1427 | = 0,0009
2𝑥
5

5,3509−5,3411
 D1-5 =| 26,1427 | = 0,0009
2𝑥
5

4,8130−5,2769
 D2-3 =| 26,1427 | = 0,0444
2𝑥
5

4,8130−5,3608
 D2-4 =| 26,1427 | = 0,0524
2𝑥
5

4,8130−5,3411
 D2-5 =| 26,1427 | = 0,0505
2𝑥
5

5,3608−5,2769
 D4-3 =| 26,1427 | = 0,0080
2𝑥
5

5,3411−5,2769
 D5-3 =| 26,1427 | = 0,0061
2𝑥
5

5,3411−5,3608
 D5-4 =| 26,1427 | = 0,0019
2𝑥
5
Jumlah = 0,2236
0,2236
Koefisien Migrasi = 5 = 0,04472
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi obat selama waktu
pengeringan bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi
obat selama waktu pengeringan granul. Pengeringan adalah menghilangkan zat cair
yang volatile yang terkandung dalam solid (non volatile) dengan cara pemanasan. Pada
saat pengeringan granul terjadi peristiwa perpindahan panas dan perpindahan massa
yang berlangsung secara bersamaan. Perpindahan massa berupa perginya air dari dalam
granul ke permukaan granul dan menguapnya air dari permukaan granul mengikuti
aliran udara kering di ruang pengeringan. Pada perpindahan massa terjadi proses
migrasi yaitu perginya air dari dalam granul ke permukaan granul. Apabila terdapat
obat/zat warna yang larut dalam air di dalam granul, maka pada saat migrasi obat
selama proses pengeringan dapat mengakibatkan dehomogenisasi, artinya distribusi
kadar obat dan/atau zat warna di dalam granul sehabis pencampuran dengan bahan
pengikat yang semula telah merata di semua bagian, menjadi tidak merata lagi. Proses
migrasi sangat berikatan dengan homogenitas sediaan.
Pada praktikum ini zat aktif yang digunakan adalah paracetamol, bahan pengisi
yang digunakan yaitu laktosa sedangkan bahan pengikatnya yaitu gelatin. Larutan
gelatin dibuat dengan kadar yang berbeda yaitu 5% untuk formula I dan 15% untuk
formula II. Pembuatan larutan gelatin dibuat konsentrasi yang berbeda karena
banyaknya gelatin yang berfungsi sebagai bahan pengikat akan mempengaruhi migrasi
obat saat proses pengeringan. Penambahan larutan gelatin dilakukan sedikit demi
sedikit sampai terbentuk massa granul yang baik, jika terlau banyak dapat
mengakibatkan massa granul terlalu basah dan akan mempengaruhi sifat alir dari granul
tersebut. Untuk mengamati adanya proses migrasi granul digunakan sel pengering
(drying cell) yang terdiri dari 5 lapis. Proses pengeringan dilakukan pada suhu 60
selama 45 menit. Hal tersebut dimaksukan agar perpindahan massa dan perpindahan
panas terjadi atau berlangsung secara bersamaan. Pengeringan yang baik adalah
pengeringan dengan suhu yang rendah dan terdapat aliran udaranya karena tidak
merusak granul. Setelah 45 menit pengeringan diambil dari almari pengering dan
ditimbang 100mg sampel dari setiap larutan dan dilarutkan dengan 100 mL aquadest
dan ditentukan kadarnya dengan nilai absorbansi.
Secara teori, formula I (gelatin 5%) dengan kadar zat pengikat lebih kecil akan
memiliki keofisien migrasi yang lebih besar, sehingga konsentrasi zat aktif dalam
sediaan lebih sedikit. Sebaliknya dengan formula II (Gelatin 15%) dengan kadar zat
pengikat lebih besar akan memiliki koefisien migrasi lebih kecil. Sehingga konsentrasi
zat aktif dalam sediaan cenderung lebih banyak. Besar kecilnya konsenterasi zat
pengikat ini sangat berdampak pada migrasi granul karena berkaitan dengan jumlah air
dan kekuatan granul dalam mengikat air. Kadar zat aktif didapat dari persamaan regresi
linear parasetamol dengan absorbansi tiap lapisan sebagai nilai y dan dikalikan dengan
fp (faktor pengenceran). Faktor pengenceran didapat dari volume akhir dibagi volume
awal. Pada data hasil praktikum menunjukkan formula I gelatin 5% memiliki kadar zat
aktif dari lapisan 1, 2, 3, 4, dan 5 berturut-turut adalah 5,0400; 4,9167; 4,6107; 4,6428;
dan 5,3361. Pada formula II gelatin 15% didapatkan kadar zat aktif dari lapisan 1, 2, 3,
4, dan 5 berturut-turut adalah 5,3509; 4,8130; 5,2769; 5,3608; dan 5,3411(semuanya
dalam satuan %). Jika dibandingkan tiap kadar zat aktif perlapisan, kadar zat aktif
gelatin 5% lebih kecil dari zat aktif gelatin 15%, hal ini sudah sesuai dengan teori yang
ada.
Koefisien migrasi merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya zat aktif
terlarut dalam granul yang mengalami migrasi selama proses pengeringan. Banyak
faktor yang mempengaruhi proses migrasi, antar lain: suhu pengeringan, kekentalan
bahan pengikat, ukuran partikel bahan pengisi dan cara pengeringannya. Cara
mengatasi migrasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: digunakan zat
aktif/zat warna yang tidak larut dalam solvent, mengganti solvent (pelarut), menaikkan
konsentrasi bahan pengikat, pengeringan dengan T (suhu) rendah, dan lapisan solid
setipis mungkin. Pengaturan suhu selama pengeringan sebaiknya tidak terlalu tinggi
karena dapat menyebabkan panas yang disebarkan tidak merata. Agar proses migrasi
seimbang dan tidak hanya terjadi dipermukaan granul, disarankan menggunakan panas
yang relative rendah dan waktu pengeringan yang lebih lama. Suhu yang digunakan
yaitu 60oC dengan waktu pengeringan 45 menit.
Dalam praktikum ini, proses pengeringan menggunakan drying cell/ sel
pengering yang terdiri dari 5 lapisan kaca yang berlubang ditengah. Berfungsi untuk
menggantin adanya proses migrasi granul. Kadar zat aktif pada masing-masing lapisan
setelah pengeringan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV dan dihitung
nilai koefisien migrasinya. Hasil menunjukkan terjadinya kenaikan maupun penurunan
kadar zat aktif yang tidak konstan pada setiap lapisnya. Dilapisan dengan cell paling
atas secara teori memiliki kadar paling besar, data menunjukkan hasil yang tidak sesuai
dengan teori. Dalam perhitungan yang diperoleh, diketahui koefisien migrasi untuk
formula I (gelatin 5%) adalah 0,0753 dan formula II (gelatin 15%) adalah 0,04472.
Secara teori, dengan kadar zat pengikat lebih besar akan memiliki koefisien migrasi
lebih kecil, data menunjukkan ketidaksesuaian antara hasil dengan teori. Namun,
koefisien migrasi yang diperoleh tersebut sudah berkisar antara 0-1, dimana hal ini
dapat dikatakan sebagai koefisien migrasi yang baik.

I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Koefisien migrasi digunakan untuk mengungkapkan besarnya migrasi.
2. Konsentrasi bahan pengikat berpengaruh pada migrasi obat pada saat
pengeringan. Semakin besar kadar zat pengikat akan menyebabkan koefisien
migrasi mejadi kecil dan kadar zat aktif semakin besar.
3. Koefisien migrasi formula I (gelatin 5%) 0,0753 dan formula II (gelatin 15%)
0,04472
4. Hasil percobaan tidak sesuai dengan teoritisnya karena nilai koefisien migrasi
formula I (larutan gelatin 5%) lebih kecil daripada formula II (larutan gelatin
15%).
5. Obat bermigrasi selama proses pengeringan sehingga terjadi dehomogenisasi
yang mempengaruhi sifat fisikokimia dari obat tersebut.
J. DAFTAR PUSTAKA
Aulton, M.E. 2002. Pharmaceutics the science of dosage form design. Hongkong:
ELBS with Churchill Livingstone.
Endarti, D., Fudholi, A. 2007.. Pengaruh Kadar Bahan Pengikat Musilago Gummi
Arabici dan Ukuran Granul Basah terhadap Migrasi Obat Selama Proses
Pengeringan. Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 3 (3): 136 – 143.
Siswanto, A., Sudirman, I., dkk. 2007. Pengaruh Ukuran Granul dan Kadar Solutio
Gelatin sebagai Bahan Pengikat terhadap Migrasi Vitamin B6. 5 (1):1693-
3591.
Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi
Kedua, 1091-1098, UI Press, Jakarta.

K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai