Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN


“ PENYAKIT HIPERTERMIA”

DOSEN MATA KULIAH :


YEPNI NENSI, M.KEP

DIBUAT OLEH :
MEROZHA DENIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA


PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “PENYAKIT
HIPERTERMIA” dapat penulis selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang penyakit hipertermia.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terutama dosen mata kuliah, yaitu Ibu Yepni Nensi, M.Kep karena dengan penugasan ini,
pengetahuan penulis mengenai penyakit hipertermia bertambah. Harapan penulis, informasi
dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia ini, karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah penulis selanjutnya.

Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada makalah ini, penulis mohon maaf.
Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Padang, 27 Maret 2023

Merozha Denia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertermia
2.2 Faktor Penyebab Hipertermia
2.3 Gejala Hipertermia
2.4 Faktor Resiko Hipertermia
2.5 Pengobatan Hipertermia

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertermia dapat membahayakan keselamatan anak jika pengobatan hipertermia

tidak memadai dan lambat, dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan

perkembangan anak. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dapat menyebabkan

komplikasi lain seperti: demam, penurunan kesadaran hingga menimbulkan kejang.

Hipertermia yang mencapai suhu 41°C angka kematiannya mencapai 17%, Dan pada

suhu 43°C akan koma dengan kematian 70%, dan pada suhu 45°C akan meninggal

dalam beberapa jam (Wardiyah, 2015). World Health Organization (WHO)

memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 16-33 juta setiap

tahun dan 50-600.000 meninggal (Hasan, 2018). Data dari kunjungan ke fasilitas

kesehatan anak di Brasil menunjukkan bahwa 19% hingga 30% anak diskrining untuk

hipertermia. Sehingga sebagian besar anak usia 3 hingga 36 bulan rata-rata

mengalami 6 serangan hipertermia per tahun. (Hasan, 2018)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu hipertermia?

2. Apa saja faktor penyebab hipertermia?

3. Apa saja gejala hipertermia?

4. Apa saja faktor resiko hipertermia?

5. Bagaimana langkah pengobatan penyakit hipertermia?

1.3 Tujuan
Agar pembaca mengetahui tentang penyakit hipertermia, gejala, penyebab, faktor

resiko dan pengobatan penyakit hipertemia.


1.4 Manfaat

 Mengetahui penyakit hipertermia dan gejala terjadinya penyakit hipertermia.


 Mengetahui faktor resiko penyakit hipertemia
 Mengetahui penyebab dan pengobatan penyakit hipertermia.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipertermia

Hipertermia adalah kondisi yang terjadi saat suhu tubuh naik melebihi suhu normal.

Suhu tubuh yang normal berada diantara 36 – 37,5 derajat Celcius. Hipertermia ini

terjadi akibat suhu lingkungan yang tinggi dan tubuh tidak lagi mampu beradaptasi

terhadap perubahan ekstrem tersebut. Seseorang diktakan mengalami hipertermia bila

suhu tubuh berada di atas 40 derajat Celcius.

2.2 Penyebab Hipertermia

Hipeterrmia disebabkan oleh paparan suhu ekstrem yang tidak lagi mampu diregulasi

oleh tubuh. Hal ini terjadi karena tubuh menyerap lebih banyak panas dibandingkan

dengan yang dilepaskan. Normalnya, keringat adalah mekanisme tubuh dalam upaya

mendinginkan tibuh, tetapi pada pengidap hipertermia keringat tidak mampu menjaga

suhu tubuh normal. Kondisi ini yang membuat peningkatan suhu tubuh terus terjadi.

Melakukan kegiatan dan olahraga yang berat di cuaca yang sangat panas dengan paparan

sinar matahari langsung adalah salah satu penyebab utama hipertermia. Namun, ada juga

beberapa penyebab lainnya, seperti:

 Kurang mengonsumsi air putih.

 Tidak memiliki sirkulasi udara yang baik di dalam rumah.

 Menggunakan pakaian yang terlalu tebal saat cuaca panas.


2.3. Gejala Hipertermia

Hipertermia ditanda dengan meningkatkan suhu tubuh hingga diatas 40 derajat Celcius.

Selain itu, pengidap hipertermia juga akan merasakan haus berlebihan meskipun sudah

mengonsumsi air putih.

Pengidap hipertermia juga akan mengalami gejala lain, seperti kesulitan berkeringat,

perubahan denyut jantung, kulit memerah, kebingungan, pusing, gangguan penglihatan,

tekanan darah rendah, kelelahan, mual, muntah, hingga lemas.

2.4. Faktor Resiko Hipertermia

Beberapa kondisi juga diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami

hipertermia. Kondisi tersebut, meliputi:

 Dehidrasi.

 Lansia, akibat fungsi kelenjar keringat dan peredaran darahnya sudah mulai menurun.

 Berusia di bawah 4 tahun.

 Mengidap gangguan ginjal, jantung, dan paru.

 Mengidap tekanan darah tinggi yang sedang dalam pembatasan asupan garam.

 Sedang menggunakan obat-obat tertentu, seperti diuretik, obat bius, dan obat

pengontrol tekanan darah.

 Penyalahgunaan alkohol.

 Obesitas atau terlalu kurus.


2.5 Pengobatan Hipertermia

Pengobatan hipertermia dilakukan dengan mengamankan pengidap dari kondisi yang

membuat suhu tubuhnya meningkat drastis. Langkah yang bisa dilakukan, meliputi:

 Hentikan kegiatan yang sedang dilakukan.

 Jika sedang menggunakan pakaian yang tebal, segera ganti dengan pakaian yang tipis.

 Pindahkan pengidap ke tempat yang sejuk, sebaiknya ke tempat dengan sirkulasi

udara yang baik atau yang memiliki pendingin ruangan.

 Kompres dingin terutama di bagian pergelangan tangan, leher, lipat ketiak, dan

selangkangan.

 Berikan minum bila pengidapnya masih sadar.

 Hindari pemberian teh dan kopi yang mengandung kafein.


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penderita hipertermia harus segera cepat diberi pertolongan, baik itu pertolongan
pertama terlebih dahulu dan baru nanti ditangani di rumah sakit.

3.2 Saran

Tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan, jika ada kesalahan kata, ucapan dan
tempat kami penulis mohon maaf sebesar-besarnya
DAFTAR PUSTAKA

Penulis Tidak Diketahui. Penyakit Hipotermia. Universitas


Muhammadiyah Jember.

Hipotermia. Alodokter.com

Anda mungkin juga menyukai