Kerangka kerja adalah struktur yang digunakan untuk memahami cara manusia berinteraksi
dengan komputer. Siklus tindakan evaluasi/eksekusi adalah konsep penyusunan tindakan
yang terdiri dari empat tahap: tujuan, eksekusi, dunia nyata, dan evaluasi. Tujuh langkah
tindakan terdiri dari: kejadian yang diinginkan terjadi di tahap tujuan/gol, memformulasikan
keinginan, menentukan tindakan, dan mengeksekusi tindakan di tahap eksekusi,
mengevaluasi hasil interpretasi, menginterprestasikan persepsi, dan memahami status dunia
nyata di tahap evaluasi.
Jarak pemisah eksekusi adalah perbedaan antara keinginan pengguna dan apa yang dapat
dilakukan oleh sistem atau seberapa jauh sistem tersebut dapat mendukung tindakan
pengguna. Jarak pemisah evaluasi adalah tingkat kesulitan pengguna untuk
menginterpretasikan status sistem.
Tujuh langkah tindakan dapat digunakan untuk memformulasikan pertanyaan selama proses
perancangan interaksi yang bertujuan untuk memperkecil kedua jarak pemisah. Kerangka
kerja interaksi terdiri dari sistem, pengguna, masukan, dan keluaran. Fase eksekusi pada
siklus interaksi terdiri dari artikulasi, pengerjaan, dan penyajian. Fase evaluasi pada siklus
interaksi terdiri dari observasi, artikulasi, dan evaluasi.
Materi ini membahas tentang fase evaluasi pada siklus interaksi, dimana pada fase ini
dilakukan observasi dan artikulasi oleh pengguna terhadap hasil yang muncul di layar dan
mencocokannya dengan gol semula dan bahasa tugas pada atribut psikologis dengan bahasa
masukan. Selain itu, juga dibahas bagaimana mengatasi kompleksitas dalam membangun
sistem yang mudah digunakan, yaitu dengan memahami bagaimana pengguna melihat
sesuatu, melihat dunia dengan kacamata pengguna, dan memahami apa yang dirasakan
pengguna ketika menggunakan program rancangannya.
Materi ini juga membahas tentang model mental dan karakteristiknya, dimana model mental
sangat penting untuk perancangan interaksi sebagai kerangka kerja dasar untuk
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Terdapat tiga bagian dalam teori model mental
normat, yaitu model konseptual (model perancang), gambaran sistem (sistem yang diciptakan
oleh perancang dan dilihat oleh pengguna), dan model mental (model yang diciptakan oleh
pengguna ketika berinteraksi dengan suatu sistem/user interface).
Selain itu, materi ini juga membahas tentang pemetaan, jarak semantik dan artikulator, serta
affordance sebagai aspek perancangan suatu objek yang menunjukkan tentang cara suatu
objek digunakan. Terdapat tiga paradigma dominan dalam perancangan konsep interaksi,
yaitu paradigma kontrol, paradigma sosial, dan paradigma komunikasi.
Dan juga paradigma interaksi adalah pendekatan dalam perancangan antarmuka yang
berfokus pada cara pengguna berinteraksi dengan sistem. Terdapat tiga paradigma dominan
dalam perancangan konseptual dan visual suatu antarmuka:
Perancangan antarmuka dapat melihat bahwa kebanyakan elemen antarmuka grafis yang
intuitif sesungguhnya merupakan idiom visual, seperti hyperlink, dropdown, penutup kotak,
dan pemisah layer.