1 Final MA Marubat SItorus KPC SMA E X Sejarah
1 Final MA Marubat SItorus KPC SMA E X Sejarah
1-3
Identitas Modul
Kode MP : KPC
1
Modul Ajar Sejarah Kepercayaan KPC. X. MAS. 10.1-3
Modul ajar ini dirancang untuk membantu guru SMA Kelas X (Fase E) yang melaksanakan Pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Di dalam modul ajar ini ada beberapa aktivitas yang saling berkaitan yaitu aktivitas belajar INQUIRY yang dipadu
dengan aktivitas belajar eksplorasi tentang Sejarah dan keberagaman kepercayaan, serta Konsep Ajaran Budi Luhur
kehidupan dan prosedur penumbuhan sikap budi pekerti luhur dalam dirinya sendiri. Untuk itu perlu disiapkan
borang pengamatan perkembangan sikap berkala untuk digunakan siswa, orang tua dan guru.
Selama penyajian modul perlu dilakukan beberapa kali asessmen. a s e s m e n b e r f u n g s i t e r u t a m a
sebagai asesmen Diagnostik di awal untuk memperbaiki pembelajaran, dan di
akhir mo dul d ilaku kan assessme n Formatif u ntu k melih at kemaju an belajar d an
s u m a t i f ( E v a l u a s i ) u n t u k m e n i l a i h a s i l b e l a j a r.
Disarankan
agar modul ajar ini dilakukan pada semester 2 akhir, sesuai fokus MODUL BELAAR DARI ALAM sebagai
kompetensi utama (ATP 10.8.3)
dari urutan di alur tujuan pembelajaran . Sekalipun terdapat tujuan pembelajaran terkait(ATP 10.5.3 dan 10.7.3)
2
Modul Ajar Sejarah Kepercayaan KPC. X. MAS. 10.1-3
Refleksi
Sarana dan Prasarana
Refleksi: dalam pembelajaran dilakukan oleh guru maupun
siswa. Refleksi bukan sekedar merenungi kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan, tetapi lebih pada penilaian diri sendiri Dalam modul ajar ini dibuat untuk proses belajar Campuran Tatap
secara mendalam dari apa yang sudah dilakukan. Muka dan Penugasan Daring sehingga perlu diperhatikan:
Siswa dilatih bertanya pada dirinya apa yang diperoleh (hasil belajar) Apakah memungkinkan belajar tatap muka?
baik kemampuan berpikir (pengetahuan), melakukan suatu
(keterampilan konkret maupun abstrak) dan pertumbuhan sikap Apakah guru mempunyai perangkat daring yang memadai?
positif (afektif) yang dialaminya. Apakah target belajar yang Apakah murid mempunyai perangkat daring yang memadai?
ditetapkan tercapai atau tidak. Begitu pula guru merefleksi Apakah narasumber kepercayaan lokal memadai ?
keefektifan program pembelajarannya untuk ditingkatkan. Proses Guru dapat menyiasati dengan terlebih dulu men-download naskah,
refleksi tidak harus menunggu akhir modul, dapat dilakukan gambar atau video yang diperlukan untuk dibagikan kepada murid dengan
berkali-kali. Siswa akhirnya merefleksikan bagaimana hasil belajar bentuk yang disesuaikan.
diterapkan dalam situasi kehidupannya yang nyata.
4
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
TUJUAN
Sejalan dengan capaian pembelajaran di Fase E kelas X pada elemen Sejarah:
10.1. menganalisis dan mengkomunikasikan aspek sejarah, asal usul kehidupan dan
keragaman kepercayaan dengan argumentasi logis, santun dan kreatif dalam lingkungan
masyarakat, bangsa dan negara.
Modul Ajar dengan Topik SEJARAH KEPERCAYAAN ini bertujuan :
mengembangkan keterampilan bernalar kritis. Dengan pendekatan Inquiri melalui tahap bertanya,
menyelidiki, diskusi dan melakukan aksi peserta didik akan benar-benar memaknai tidak hanya
pengetahuan tentang SEJARAH, namun juga d i t u j u k a n a g a r s i s w a d a p a t
merefleksikan keteladanan para penghayat terutama tokoh kepercayaan dan pihak lainnya dalam
perjuangan kepercayaan, dalam bersikap terhadap dirinya, terhadap sesama dan memiliki sikap
percaya diri, lebih menghargai kemanusiaan, toleransi.
Dalam modul ajar ini juga disajikan contoh kegiatan EXPLORASI untuk mengumpulkan informasi
terkait Keberagaman Kepercayaan, Konsep asal usul kehidupan serta Perjalanan perjuangan
eksistensi kepercayaan untuk menginspirasi bertindak proaktif, tabah dan tangguh serta
berkomunikasi efektif dalam kehidupan sehari-hari.
5
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Alur Rangkaian Kompetensi : Dimulai dari kompetensi pendukung menuju kompetensi utama, dari sederhana ke kompleks
Afektif : Sikap = Menghayati ajaran → Mengamalkan;
Nilai-nilai= Menerima nilai → Menghargai → Menilai → Meyakini → Menjalankan;
6
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
INISIASI / Pertanyan
Pemantik IDENTIFIKASI Masalah /
Pertanyaan investigasi
Generalisasi/ Refleksi
Pengumpulan Data /
Kesimpulan
Eksplorasi
Pemrosesan Informasi
Verifikasi / Pembuktian Kolaboratif
7
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
CP : 10.1 Peserta didik dapat mengamalkan Ajaran Kepercayaannya dan menghayati rasa percaya diri sebagai penghayat dengan pemahaman
sejarah dan asal usul Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Peserta didik dapat menganalisis dan mengkomunikasikan aspek sejarah,
asal usul kehidupan dengan beberapa teori asal mula alam semesta dan keragaman kepercayaan dengan argumentasi logis, santun dan kreatif
dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
ATP 10.1.1 mengamati dan mengumpulkan informasi ATP 10.1.6 Merefleksikan sikap percaya diri, perilaku
tentang beberapa kelompok penghayat Kepercayaan kejujuran, ketabahan dan rela berkorban, peningkatan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa ketaatan beribadah dalam perilaku sehari hari
Melalui modul ajar ini, peserta didik Fase E kelas X diharapkan bisa
1. mengidentifikasi keberagaman kepercayaan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi keberadaan penghayat kepercayaan di Indonesia.
2. Mengeksplorasi kesejarahan kepercayaannya dan menyajikan hasilnya berbentuk
naskah sederhana melalui presentasi, dan bagan info-grafik sejarah kepercayaan
di daerahnya dan di Indonesia.
3. Merefleksikan sikap percaya diri, perilaku kejujuran, ketabahan dan rela berkorban, peningkatan ketaatan
beribadah dalam perilaku sehari hari
4. Membentuk kompetensi sikap kerja keras, santun dan disiplin serta
5. memiliki konsep diri sesuai Profil Pelajar Pancasila: Beriman dan Berakhlak Mulia
(mengamalkan ajaran kepercayaannya, menghargai sesama, mencintai bangsa dan
negara), Mandiri (bertindak sesuai nilai budi pekerti luhur), Bernalar Kritis
(Mengajukan pertanyaan, Merefleksikan proses berpikir), Keragaman global
(toleransi dalam perbedaan) Bergotong royong (berkolaborasi mencapai tujuan
bersama, kerja sama, koordinasi sosial).
9
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
TAHAPAN DALAM MODUL AJAR
- Perhatikan penekanan tahapan pembelajaran yang dicetak tebal pada setiap pertemuan!
Inisiasi/ Identifikasi Inisiasi/ Identifikasi Eksplorasi Inisiasi/ Identifikasi Inisiasi/ Identifikasi Eksplorasi
mengumpulkan data mengumpulkan data
Eksplorasi Eksplorasi
Pengolahan data (diskusi Pengolahan data (diskusi
mengumpulkan data mengumpulkan data
Pengolahan data (diskusi dan dan elaborasi), Verifikasi Pengolahan data (diskusi dan dan elaborasi), Verifikasi
elaborasi), Verifikasi dan dan Simpulan elaborasi), Verifikasi dan dan Simpulan
Simpulan Refleksi Simpulan Refleksi
(Keberagaman Kepercayaan = 3 JP) (Perjuangan eksistensi Penghayat di
(Asal usul kehidupan dan Pola Perjumpaan Budaya = 3 JP NKRI = 3 JP)
Ajaran Kepercayaan = 3 JP)
1. Orientasi Masalah Tentang Mengumpulkan data dan Bertanya dan mengeksplorasi Bertanya dan Mengeksplorasi
: Asal usul hidup dan Informasi melalui Eksplorasi Peristiwa Perjumpaan Budaya informasi terkait: Peristiwa,
Kepercayaan, Sejarah lebih mendalam tentang 2 di Nusantara dari Pra Hindu Peraturan hukum dan dinamika
kepercayaannya, pola ajaran kepercayaan hingga Abad XX keberadaan penghayat dalam
Eksplorasi : mengumpulkan yang kontras yaitu 1. serta Bagaimana respon sejarah NKRI.
informasi secara individual Kepercayaan terikat tradisi penghayat kepercayaan Diskusi: menajamkan
dari berbagai sumber, adat daerah, sepanjang dinamika kesesuaian jawaban
tentang asal mula istilah 2. Kepercayaan Perkumpulan perjumpaan budaya.
penghayat kepercayaan, pola pelaku spiritual (Paguyuban) Verifikasi :
umum ajaran dan asal Mendiskusikan bentuk-bentuk Mengakses sumber informasi
usulnya. Pemrosesan Informasi : pengaruh dinamika budaya formal seperti peraturan dan
Mengolah informasi melalui Diskusi dalam kelompok nusantara dalam sejarah undang-undang serta
Diskusi : tanya jawab dan tentang perbedaan dalam kepercayaan. dinamikanya.
memberi argumentasi dalam keberagaman, serta Peristiwa, tokoh dan babakan Melakukan pengamatan dan
kelompok maupun antar Verifikasi : menganalisis inti waktu terkait keberadaan wawancara, membuat
kelompok, serta dengan guru sari kesamaan ajaran komunitas kepercayaannya dokumen hasil, menyusun
Verifikasi: Membuat resume berbagai kepercayaan dan kepercayaan di Indonesia dokumentasi atau laporan
kegiatan. Menarik Kesimpulan Menarik Kesimpulan
Menarik Kesimpulan Presentasi hasil diskusi Selain menarik kesimpulan Kesimpulan dan Refleksi:
kelompok. Dan Membuat juga digunakan membuat Merangkum tentang Sejarah,
laporan individu disertai bagan infograpik babakan refleksi sikap dari pemahaman
argumen yang logis. sejarah kepercayaan sejarah kepercayaan.
10
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
11
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
12
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Batin (roh/jiwa)
Pribadi
tingkat
Kepercayaan
Kepada Tuhan Komunitas
Keberagaman Kepercayaan
Perjumpaan Budaya
Eksistensi &
Perjuangan
Perjuangan Eksistensi
13
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
- Buku catatan murid 3. Hubungan Evolusi Manusia, Penyebarannya dengan Keyakinan Kepercayaan
https://crcs.ugm.ac.id/asal-mula-kepercayaan-dalam-penjelasan-evolusioner/
Pengorganisasian Siswa
4. Putusan Mahkamah Konstitusi yang terkait kehidupan penghayat Kepercayaan 2017, revisi
Individu berpasangan kelompok 3-4 klassikal
Peninjauan Kembali dua pasal dalam UU Adminisitrasi Kependudukan; MAHKAMAH
Kebutuhan Instrumen Tambahan: KONSTITUSI (MKRI). (2017, November). (Konstitusi, 129(133), hal. 6, 14-26.
A. Panduan Siswa https://mkri.id/public/content/infoumum/majalahkonstitusi/pdf/Majalah_133_1/
❏ Lembar Kerja Siswa❏ Panduan Proyek ❏ Format Laporan Siswa
B. Rubrik
❏ Observasi Orang tua ❏ observasi oleh Guru
❏ penilaian Sikap ❏ penilaian Kinerja
14
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
15
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
16
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
17
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
18
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
A. Dalam budaya spiritual Jawa, hidup (urip) adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia, bersifat adi kodrati, dari pemberian
Tuhan Yang Maha Esa. Pengakuan asal hidup manusia dari sang Pencipta tergambar dalam berbagai falsafah budi pekerti luhur
Jawa, di antaranya 1) Sangkan paraning dumadi, (kembalinya hidup kepada asal yang menjadikannya). Dengan menekuni laku
tuntunan pencerahan budi luhur dari Tuhan yaitu pemberi dan pemilik hidup itu. 2) Mamayu hayuning bawana, (menjadi
manusia panutan bagi kehidupan dan alam sekitarnya) agar mencapai 3) manunggaling kawula gusti (hidup diterima menyatu di
jalan kebenaran Tuhan Yang Maha Esa) atau sesuai kehendak-Nya.
Gusti Tuhan Yang Maha Esa adalah asal hidup, pencipta alam semesta. Pencipta langit dan bumi, dengan segala isinya. Tuhan
Yang Maha Esa juga menciptakan /menentu hukum alam semesta dan berlaku mutlak pada semua ciptaannya. Kehidupan di
bumi, tak terkecuali manusia juga bergantung pada proses-proses hukum alam itu, baik yang nyata bagi manusia maupun yang
tak dapat dijangkau pikiran manusia. Untuk memahami dan menjalani laku hidup dengan benar manusia memerlukan
pencerahan batin-jiwa-rohani, tuntunan guru jati yang bersumber dari pitutur budi luhur, dengan belajar menggunakannya
sebagai budi pakarti yang nyata dalam praktik sehari- hari.
B. Dalam budaya spiritual Batak di Sumatera Utara (Parmalim dari Batak Toba), meyakini manusia terdiri dari badan (diri)
dan tondi (roh). Hidup manusia itu secara hakikat adalah ‘tondi’ (roh) yang diberikan Mulajadi Nabolon. (Mula = awal,
jadi=penciptaan, naboloh=yang agung/besar). Roh menggerakkan sesuatu yang menjadi “HOSA” (nyawa, nafas kehidupan)
dalam badan yang menghasilkan kehidupan. Selain tubuh dan roh, manusia juga dikaruniai “ROHA” (akal, pikiran, kehendak,
hati, perasaan dan pengetahuan) yang akan dipakai mengelola HIDUP dalam dimensi badan maupun hidup dalam dimensi
tondi. Tondi ibarat Zat-adikodrati yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Tondi itu sendiri berharap bisa kembali kelak ke
asalnya, serta mewariskan hasrat kembali ke keabadian serta ketundukan kepada Sang Pencipta yaitu Mulajadi Nabolon pada
keturunannya. Dalam ajaran Ugamo Malim anutan Parmalim, Tuhan bersabda : “Hubahen do ho marroha, roha
jumadi bisuk, bisuk jumadi lapang ni hangoluan mu” artinya, Aku (Tuhan) membuat/mencipta-mu dengan akal
(hati dan pikiran) agar menjadi bijak, dan kebijaksanaan itu menjadikan berkat dalam kesempatan hidupmu
(menuju kesempurnaan). “gumogo ma ho mangaluli hangoluan ni naso niidam, sian hangoluan ni na niidam”
hendaklah kamu mengutamakan kehidupan tak-terlihat (bekal kehidupan rohani) daripada kehidupan dari dirimu
yang terlihat. Kehidupan yang tak terlihat itu sesungguhnya nyata dari seberapa bermanfaat hidupmu di jalan
Tuhan. Dan bukti kuat yang dapat kau lihat semasa hidup adalah keturunanmu yang hidup dalam cinta dan
damai. Ajaran budi pekerti dinamakan Poda Hamalimon (poda=tuntunan, Hamalimon=perilaku suci) menjadi
tuntunan dalam mengenal diri, cara hidup, cara pandang, berpikir dan bicara, serta bertindak dan berperilaku
menuju kebersihan hati, dalam kebenaran
19
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Sebagai tugas Proyek kalian diminta membuat dokumentasi tertulis hasil konstruksi pemikiran,
pengumpulan dan pengolahan data; terkait keberadaan Kepercayaan di Daerahmu.
Kalian bekerja dam tim orang, dengan pembagian tugas proyek yang jelas,
terjadwal untuk durasi 1 – 2 bulan.
Lakukan dengan didahului Perencanaan, Kegiatan Mengumpulkan informasi dan menyajikan data terkait
sejarah dan pokok-pokok ajaran kepercayaan di daerahmu; .
Sebelum memulai, mintalah panduan kegiatan dari guru, kemudian buat rancangan
dan ajukanlah rancangan proyekmu kepada guru/penyuluh.
Cakupan isi: Asal usul, Pokok-Pokok Ajaran terkait Konsep Ketuhanan, Ritual atau Ibadah, Ajaran Budi
Pekerti Luhur, Ajaran tentang Kemanusian, Penghidupan dan Keselarasan dengan Alam, Pola
Pewarisan, Perkembangan dan dinamika keberadaannya, Tokoh dan peristiwa, Fakta-fakta
pengalaman penghayat kepercayaan tersebut di masa lampau.
20
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
ALUR TUJUAN/ Target pembelajaran Bentuk Assesmen Instrumen yang Indikator Penilaian
diperlukan
10.1.1. mengamati dan mengumpulkan Tertulis Soal Evaluasi - Menentukan kesamaan dan perbendaan kontras
informasi tentang beberapa kelompok komunitas kepercayaan di Indonesia
penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan - Menjelaskan ciri umum Kepercayaan
Yang Maha Esa.
10.1.2. mengidentifikasi keragaman Tertulis Soal Evaluasi - Menentukan dan mengelompokkan konsep
Kepercayaan terutama dalam variasi Penilaian Karya keyakinan ada tidaknya “perantara” dalam
konsep tentang "perantara" manusia Tulis kepercayaan
dengan Tuhan Yang Maha Esa - Menyajikan tulisan terkait konsep keyakinan
lisan.
- Mengembangkan sikap teliti, kritis, kreatif dalam
berkarya
10.1.4. membuat info grafis lini masa Penilaian kinerja Pedoman penilaian - Membuat karya info grafis tentang sejarah
eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan / produk produk (Info grafis) kepercayaan
Yang Maha Esa dalam era perjumpaan - Menganalisis informasi terkait peristiwa perjumpaan
kebudayaan di Nusantara budaya di Nusantara
10.1.5 Melalui diskusi kelompok dan atau Tertulis Soal Evaluasi - Menyajikan tulisan terkait konsep keyakinan dan
wawancara kepada tokoh Penilaian Karya Pedoman penilaian ajaran kepercayaannya
kepercayaannya peserta didik Tulis Proyek Karya Tulis
- Mengikuti kaidah penulisan makalah atau laporan
mendeskripsikan pokok-pokok ajaran dan
konsep asal usul kehidupan dalam - Menjelaskan konsep asal usul hidup dalam
kepercayaan
kepercayaannya
10.1.6. Merefleksikan sikap percaya diri, Borang observasi - Mengembangkan sikap teliti, kritis dan kreatif
perilaku kejujuran, ketabahan dan rela Sikap berkala
Penilaian Sikap
berkorban, peningkatan ketaatan
beribadah dalam perilaku sehari hari
21
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Pilihan Ganda
1. Dasar dari Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang hampir sama bentuknya dalam
berbagai kepercayaan adalah ....
A Ajaran Ketuhanan dan budi luhur dari dalam budaya lokal di Nusantara
B filosofi kehidupan keagamaan dan Dewa-dewa dari India kuno
C Tata ritual dan tradisi adat istiadat suku bercampur ajaran agama dari luar
D Aliran ajaran dari seseorang tokoh pada agama tertentu
E sempalan (pecahan) paham dari agama-agama besar di Indonesia
2. Kepercayaan merupakan hubungan manusia sebagai ciptaan dengan Pencipta alam semesta yang
memberi “roh hidup” dalam diri manusia. Pernyataan tersebut mengandung makna ...
A. Manusia berkewajiban menyembah Tuhan Yang Maha Esa
B. Manusia tunduk kepada roh-roh di alam semesta
C. Manusia adalah bagian dari Pencipta itu sendiri
D. Manusia mengendalikan hidupnya sendiri
E. Kehendak Manusia dapat mengatur alam semesta
3. Para peneliti biang antropologi budaya dari Eropa pada zaman kolonial, menemukan kepercayaan-
kepercayaan lokal di Nusantara meyakini satu Tuhan (supra natural), namun dalam ritus-ritus
kehidupan masyarakatnya bercampur dengan paham adanya roh leluhur dan roh-roh penghuni sekitar
tempat tinggal, di pohon dan tempat -tempat keramat. Para ahli itu menamakan agama lokal atau
kepercayaan demikian sebagai kepercayaan ...
A Animisme
B Dinamisme
C Totemisme
D Panteisme
E Paganisme
4. Bahwa : Kehidupan “roh” para leluhur terdahulu turut serta mengarahkan “roh-hidup” manusia
generasi selanjutnya, menemukan jalan kebenaran kehendak Tuhan. Konsep demikian terdapat dalam
ajaran agama atau kepercayaan ...
A. Budha dan Kristen
B. Islam dan Kejawen
C. Mappurondo di Sulawesi dan Budha
D. Sunda wiwitan dan Khatolik
E. Ugamo Malim di Batak Toba dan Marapu di Sumba
5. Ajaran Kepercayaan, selain ketundukan berserah kepada Tuhan, juga mengandung nilai -nilai
kearifan lokal yang menuntun manusia bertindak dan berperilaku kebenaran. Wujud perilaku
kebenaran yang nyata dalam perbuatan sehari - hari adalah ...
A Sangkan paran
B Manunggaling kawulo gusti
C Pitutur Adi Luhung
D Budi pekerti
E Panca Upakarti
6. Perhatikan beberapa Kepercayaan / Budaya Spiritual lokal berikut ini :
1. Kejawen di Jawa; 2. Kaharingan di Kalimantan
3. Ugamo Malim (Parmalim) di Sumatera, 4. Marapu di Sumba NTB
Kepercayaan/budaya spiritual lokal tertentu di Indonesia sebagian pernah dikategorikan oleh
pemerintah ke dalam agama Hindu. Hal ini terjadi pada ...
A. 1, 2, dan 3
22
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, dan 4
D. 1, dan 2
E. 3 dan 4
7. Keberadaan penghayat kepercayaan di Indonesia dijamin dalam undang -undang di Indonesia yaitu ...
A Permendikbud 27 tahun 2016
B Putusan Mahkamah Konstitusi : PMK /97 /Tahun 2016
C Pasal 28 huruf E, I dan J UUD 1945
D Pasal 29 ayat 2 UUD 1945
E Keppres no. 1 1965 tentang PNPS
8. KMRT Wonsonegoro merupakan satu tokoh nasional yang banyak berkiprah berjuang pada pergerakan
nasional hingga masa dekade pertama kemerdekaan, sebagai politikus dan pejabat negara. Beliau juga
sangat berjasa dalam perjuangan eksistensi kepercayaan di Indonesia, terutama ...
A. Menyatukan kelompok-kelompok paguyuban kepercayaan menjadi satu kepercayaan baru
B. Memelopori dan membentuk organisasi kepercayaan tingkat nasional
C. Menyebarkan ajaran kebatinan, kejiwaan, kejiwaan di Jawa
D. Masuknya Kepercayaan dalam Departemen Agama RI
E. Membentuk laskar pejuang Kepercayaan Kejawen
9. Tugas pembinaan penghayat kepercayaan oleh pemerintah di Indonesia berada pada satu
direktorat pada instansi/lembaga pemerintahan di Indonesia, yaitu ...
A. Kementerian Dalam Negeri
B. Kepolisian Negara RI
C. Kementerian Agama
D. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
E. Gubernur di daerah masing-masing
10. Sikap seseorang yang senantiasa nyaman bergaul dengan orang berbeda keyakinan, tetapi tidak
berkeinginan mendalami ajaran yang dianut orang lain sudah cukup baik memelihara kerukunan. Hal
ini sesuai dengan nilai -nilai Pancasila, terutama ...
A. Sila Pertama
B. Sila Kedua
C. Sila Ketiga
D. Sila Keempat
E. Sila Kelima
23
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Nilai Sumatif Skala 0-100 = (Jlh Skor Pilihan Ganda + Jlh Skor Esai ) : 100 (%)
24
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Berdasarkan hasil assesmen Diagnostik, Formatif dan sumatif guru mengetahui kecepatan pencapaian
pembelajaran Individual dan Klasikal. Kemudian guru menetapkan bentuk, metode dan jadwal program
pembelajaran perbaikan dan pengayaan.
Jika keseluruhan siswa atau mayoritas siswa mengalami kesulitan dan keterlambatan pencapaian target belajar
maka guru harus melakukan program remidial klasikal. Guru menyajikan kembali bagian-bagian modul ajar yang
sulit dipelajari siswa dengan mengganti metode, dan atau memodifikasi materi ajar yang dianggap sesuai.
Siswa individual yang belum memenuhi kecepatan capaian pembelajaran diberikan bimbingan individual melalui
penugasan dengan konteks yang lebih sederhana. Tutor Sebaya : Pembimbing dapat ditugaskan kepada siswa
yang lebih cepat untuk pengayaan. Waktu Asesmen Individual Hasil Remidial dapat dilakukan secara fleksibel
sesuai kesiapan peserta didik menyelesaikan program remidial, sepanjang masih dalam fase yang sama.
Program pengayaan diberikan kepada siswa dengan pencapaian lebih cepat dari perkiraan alokasi waktu normal.
Pengayaan dapat berupa penugasan sebagai tutor sebaya, dan memberikan tugas tambahan yang harus dipelajari
untuk memperluas wawasan dan atau pengalamannya. Misalnya diberikan link beberapa sumber bacaan dan
media elektronik tentang “sub topik” tertentu yang berhubungan dengan “topik” dalam modul ini.
25
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
dst
Keterangan : Isikan skore 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik
26
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
dst
Keterangan : Isikan skor 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik
27
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
dan seterusnya.....
Keterangan :
Isikan skore 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik
Kolom Keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil
kerja tersebut.
Pengolahan Nilai Sikap : observasi berkala dimasukkan dalam jurnal yang akan dilihat sebagai
MODUS pertumbuhan Sikap dan direkapitulasi per aspek dan Kriteria dalam Skala 4.
28
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Keterangan :
Isikan skore 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik
Kolom Keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil
kerja tersebut.
Pengolahan Nilai Sikap : observasi berkala dimasukkan dalam jurnal yang akan dilihat sebagai
MODUS pertumbuhan Sikap dan direkapitulasi per aspek dan Kriteria dalam Skala 4.
29
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
30
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
Istilah yang perlu dijelaskan kepada siswa: Budaya spiritual, kearifan lokal, warisan leluhur, belajar dari alam, komunitas adat
tradisional, pertanian tradisional, sikap ekologi spiritual, hukum alam, intensifikasi pertanian, bioteknologi, kerusakan alam global,
Glosarium teknologi ramah lingkungan, emisi gas rumah kaca, kode tipe plastik, sumber energi ramah lingkungan, bahan bakar fosil,
deforestrasi, daur ekologi, pertanian organik, daur ulang plastik, penurunan emisi GRK, limbah organik dan anorganik, kerusakan
lahan, tani organik, hidroponik, MOL, PGPR, pupuk hayati, pupuk dan pestisida kimia, berpikir global bertindak lokal.
Apa saja yang perlu diubah dan disesuaikan dalam setiap pembelajaran dalam satu modul ini agar pembelajaran lebih efektif dan
efisien? Bagaimana menyelaraskan proyek siswa tentang tani organik dengan konsep pertanian warisan leluhur lokal setempat,
dan bagaimana keterkaitan proyek siswa dengan tugas mata pelajaran lainnya (biologi, prakarya dan bahasa Indonesia).
Bagaimana cara siswa memperoleh sumber-sumber informasi terkait: konsep ajaran tentang kewajiban memelihara alam dan
Refleksi Guru
hubungannya dengan bioteknologi? Guru/penyuluh perlu menelusurinya terlebih dahulu. Apa kendala yang dihadapi siswa dalam
melaksanakan tugas proyek “penerapan bioteknologi sederhana dalam pertanian organik”?
Kesiapan infrastruktur informasi seperti internet dan peralatan elektronik, kemampuan akses siswa terhadap sumber informasi
elektronik yang terbatas harus disiasati guru/penyuluh.
Referensi Artanegara, 2018. KAMPUNG TARUNG SUMBA. Cagar Budaya, BPCB BALI, 21 November, CAGAR BUDAYA(1),
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/ ,
Komunitas Adat, pelestari alam https://www.youtube.com/watch?v=ZV0NkADi2dc;
DEFORESTASI TANPA HENTI DI Indonesia https://www.youtube.com/watch?v=Ge0Wszz8ltc
Mudah Banget..!!! Membuat pupuk organik cair (POC) paling kaya nutrisi | Zat Perangsang Tumbuh
https://www.youtube.com/watch?v=f1NMctl2G5s
Ritual Merawat Alam, Larung Saji di Pantai Laut Selatan, https://www.youtube.com/watch?v=c4cFoI6W_TM
Pembuatan Agen Hayati POH di Lipi http://www.biologi.lipi.go.id/mikrobiologi/index.php/mikrobiologi-pertanian
Ocean Conservancy; McKinsey Center for Business and Environment, 2019. Stemming the Tide: Land-based strategies fora
plastic - free ocean ; https://oceanconservancy.org/wp-content/uploads/2017/04/full-report-stemming-the.pdf
Pelatuhan Pembuatan Agen Hayati POH http://www.bumisentosa.or.id/berita_galeri_detail.php?id=41
Daftar Pustaka Basuki, H., 2020. Paradigma Spirtualitas Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa. Jakarta: Direktorat Kepercayaan dan
Masyarakat Adat, Dirjend Kebudayaan Kemendibud.
Hernandi, A., 2017. Kemahaesaan Tuhan. Jakarta, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi.
Sitorus, M., 2020. Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kelas X. 1 penyunt. Jakarta: Puskubuk
Balitbang Kemdikbudristek RI.
Pusat Penilaian Pendidikan, 2015. Pedoman Penilaian oleh Pendidik (K13). Jakarta: Balitbang Kemendikbud RI
31
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3
1. Sikap Inklusif merupakan satu tujuan Mata Pelajaran Rumpun Agama dan Kepercayaan
Tujuan Pembelajaran Agama dan Kepercayaan di satuan pendidikan di antara adalah Sikap
Inklusif :”agar siswa di satu sisi mempelajari aturan dan ketentuan dalam ajaran agama /
kepercayaan; di sisi lain membangun sikap kesadaran siswa bahwa diri manusia hanyalah sebagai
ciptaan -Nya saja sama dengan manusia lainnya, hewan, tumbuhan dan alam. Pembelajaran
diarahkan agar siswa dapat memandang sesama ciptaan dengan kesetaraan, tidak berhak
menilai-rendah, memperlakukan sewenang-wenang, apalagi bertindak atau merasa seperti
Tuhan terhadap sesama ciptaan Tuhan.
Selain itu, penting untuk diperhatikan bahwa yang dipelajari siswa bukan saja isi/konten
Pendidikan Kepercayaan tetapi lebih lagi proses pembelajaran itu sendiri untuk mematang
peserta didik dalam kemampuan belajar bersikap, keterampilan dan memperoleh pengetahuan
baru.
Dalam modul ini terdapat kegiatan proyek tentang “Penerapan Bioteknologi Sederhana dalam
Pertanian Organik”. Pembelajaran berbasis proyek ditujukan untuk melatih siswa melakukan
kegiatan yang terencana, sistematis dan terukur. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah berbasis proyek, Membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan baru
selama pembelajaran, Melatih peserta didik lebih aktif memecahkan masalah yang kompleks
dengan hasil nyata, Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek, Meningkatkan kolaborasi
peserta didik dalam tim / kelompok
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar (sikap, keterampilan dan pengetahuan). Siswa diatur
bekerja dalam satu tim dengan pembagian peran individu namun tetap bertanggung jawab
secara kolektif. Pembelajaran Proyek memiliki ciri : Lintas kompetensi dan lintas materi (antar
mata pelajaran), Memerlukan analisis biaya kegiatan, Kegiatan siswa dimulai dari Merancang,
Melaksanakan, Mengevaluasi dan melaporkan hasil Proyek, Memerlukan waktu penyelesaian
yang lama 2-4 bulan atau bahkan 1 semester, namun waktu efektif belajar dari guru hanya 3
sampai 6 pertemuan.
Guru perlu mengatur strategi pertemuan berselang untuk memberikan kesempatan bagi siswa
melaksanakan proyeknya dan menyelesaikan dokumentasi dan pelaporannya.
Solusi/Produk/
Rekomendasi
32
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3
Identifikasi Masalah
Memulai dengan pertanyaan besar dan menantang (start with the big question/essential question)
Di awal pembelajaran diberikan pertanyaan penuntun untuk memberi penugasan pada peserta
didik melakukan suatu aktivitas.
Investigasi dan eksplorasi
Selanjutnya siswa diajak melalukan pengumpulan informasi yang terkait dari sumber primer dan
sekunder untuk didalami. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Merencanakan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa memiliki. Perencanaan berisi tentang aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang
dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek.
Menyusun jadwal kegiatan (Kalender Kerja)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek
mengelola waktu yang ada. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah proyek yang
membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga guru meminta peserta didik
untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam sekolah. Ketika pembelajaran
dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
Melaksanakan Proyek / Menguji pemecahan masalah
Siswa bekerja harus sesuai dengan rancangan mereka sebelumnya. Guru berperan sebagai
penjaga waktu dan kelancaran pengerjaan proyek.
Mengawasi jalannya proyek (monitoring )
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap
proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Guru
mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta
didik dapat memilih perannya masing-masing dengan tidak mengesampingkan kepentingan
kelompok. Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru, akan tetapi guru juga
harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik melenceng dari tujuan proyek.
Penilaian
Guru menetapkan acuan penilaian dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik selama masa
pelaksanaan kegiatan.
Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan
kelompok lain secara bergantian.
Evaluasi
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
33
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3
Setiap proses pembelajaran dalam diri peserta didik juga dikembangkan beberapa
kompetensi elemen profil pelajar Panca Sila yang berkaitan dengan materi terutama
melalui bentuk kegiatan belajar para siswa. Enam elemen profil pelajar Panca Sila ada
34
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3
ELEMEN KONTEN
ELEMEN/ ALUR
Pada akhir Fase E peserta didik Pada akhir Fase E peserta didik Pada akhir FASE E, Pada akhir Fase E peserta didik Pada akhir Fase E peserta didik
dapat mengamalkan Ajaran mengamalkan dan peserta didik dapat menghayati menghayati dan mendeskripsikan menghayati dan
Kepercayaannya, dengan mengkomunikasikan konsep keagungan Tuhan dengan rasa pola ritual religius ajaran mengamalkan perbuatan baik
mengkomunikasikan sejarah prosedural penumbuhan sikap budi syukur atas karunia adanya Kepercayaan terhadap Tuhan menerapkan ajaran
Kepercayaan terhadap Tuhan pekerti luhur dalam dirinya serta ciptaan-Nya serta mendeskripsikan Yang Maha Esa di daerahnya kepercayaannya.
Capaian YME, dan juga dapat memberikan penerapannya kewajiban manusia sujud syukur serta mencintai nilai kearifan Peserta didik dapat
Pembelajaran Per- argumentasi pengetahuan tentang dalam wujud sikap tanggungjawab, sebagai makhluk ciptaan Tuhan lokal lingkungan hidup mendeskripsikan ragam larangan
Elemen sistem Kepercayaan prosedural kerja keras dan peduli berbagi, sopan - YME, dengan diri sendiri, sosial, dan kewajiban ajaran
asal-usul hidup dan kepercayaan menghargai, santun – menerima dan alam semesta. Mengamalkan Peserta didik mengamalkan nilai Kepercayaannya
dikitkan dengan teori asal mula berbeda pendapat, serta sikap taat ritual sujud manembah sesuai religius spiritual melalui kreasi
peradaban bangsa- azas kepercayaannya serta memahami penerpan nilai ekospiritual dan
bangsa/persebarannya. – terpercaya dalam kehidupannya pola -pola ritual dalam berbagai teknologi kekinian dalam
berbangsa dan bernegara kepercayaan di nusantara kehidupan dan penghidupan.
FASE / Kelas FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10
10.1 Peserta didik dapat 10.2 Peserta didik dapat menghayati 10.4 Peserta didik dapat 10. 6. Peserta didik dapat 10. 7. Peserta didik dapat
mengamalkan Ajaran tahapan belajar sepanjang hayat menghayati keagungan Tuhan serta mendeskripsikan keragaman menganalisis dan menilai
Kepercayaannya dan menghayati menumbuhkan budi pekerti luhur mendeskripsikan unsur-unsur diri budaya spiritual nusantara dan hubungan berbagai larangan
rasa percaya diri sebagai penghayat dalam diri melalui praktik manusia sebagai makhluk ciptaan nilai kearifan lokal warisan dalam Kepercayaan dengan
dengan pemahaman sejarah dan menerapkannya dalam kehidupan Tuhan YME, manembah dengan leluhur. Peserta didik juga hukum alam sebagai rambu
asal usul Kepercayaan terhadap nyata tanpa henti. Peserta didik dapat rasa syukur atas diri, sesama menghayati dan mendeskripsikan memenuhi kewajiban spiritual
Tuhan Yang Maha Esa. Peserta mengkomunikasikan konsep manusia dan lingkungan yang pola ritual religius ajaran manusia, relevan dengan sikap
didik dapat menganalisis dan prosedural penumbuhan sikap budi terikat dengan hukum-hukum alam Kepercayaan terhadap Tuhan
kehidupan berbangsa dan
mengkomunikasikan aspek sejarah, pekerti luhur dalam dirinya serta penciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Yang Maha Esa di daerahnya
bernegara
asal usul kenidupan dengan penerapannya dalam wujud sikap serta mencintai nilai kearifan
beberapa teori asal mula alam tanggung jawab, kerja keras dan peduli lokal lingkungan hidup
semesta.dan keragaman berbagi, sopan, menghargai, santun,
Capaian kepercayaan dengan argumentasi menerima berbeda pendapat, serta
Pembelajaran logis, santun dan kreatif dalam sikap taat azas, terpercaya dalam
Pertahun lingkungan masyarakat, bangsa dan kehidupannya
negara.
10.3 Peserta didik dapat
mendeskkripsikan untuk belajar
10.8 Peserta didik juga dapat
mengamalkan sikap mengamalkan
mengamalkan nilai religius
pengendalian diri dalam
spiritual melalui kreasi penerapan
mempraktikkan budi pekerti luhur
nilai ekospiritual lingkungan dan
kehidupan dalam lingkungannya
teknologi kekinian dalam
terutama sebagai sikap
kehidupan dan penghidupan
bertanggungjawab, mandiri, berbakti,
untuk memelihara kelestarian
peduli, menghargai orang lain, santun,
alam ciptaan Tuhan YME.
pemaaf, jujur, berintegritas.
35
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3
36
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3
Ragam Kepercayaan dan asal menumbuhkan budi pekerti pribadi mengidentifikasi warisan leluhur
membuat bagan prosedur berbuat
usulnya, Perjumpaan budaya, hak (menyadari Kedudukan, Kerja Keras, sifat dan kuasa Tuhan kearifan lokal, atraksi seni budaya
baik
sipil penghayat Menghargai, Bicara santun, taat asas), daerah/ kepercayaan
Glossarium - menerapkan budi pekerti hidup
Menyajikan : Makalah ragam mempraktikkan kearifan ekologi
bersama (Ikhlas, jujur/bersih, berbagi, elemen hidup manusia, bentuk menyajikan makalah menghindari
kepercayaan dan pokok-pokok ajaran spiritual (implementasi dalam
mengasihi, cinta damai) dalam ritual sujud manembah perbuatan tercela
kepercayaan pertanian organik)
bermasyarakat, bernegara dan global
Profil Pelajar Pancasila integritas, menyadari bahwa aturan
Pelajar menjadi pribadi yang
agama dan sosial merupakan aturan
berakhlak mulia (integritas, mawas
Pelajar menjadi pribadi yang yang baik dan menjadi bagian dari
diri; sebagai kewajiban ketaatan bukan Peserta diri memiliki sikap gotong
mandiri ( menghargai diri sendiri diri sehingga bisa menerapkannya
Pelajar menjadi pribadi yang mandiri karena pujian orang lain, budi luhur royong (belajar dari warisan leluhur
terwujud dalam sikap integritas, secara bijak dan kontekstual),
(sikap integritas, dalam menuliskan dengan prinsip keras pada diri sendiri), dan kearifan lokal), bernalar kritis
yakni menampilkan tindakan mandiri dalam berke-binnekaan
sendiri makalah sejarah mandiri ( refleksi atas penilaian (menganalisis nilai kearifan lokal
yang konsisten dengan apa yang global (Berpartisipasi
kepercayaannya sesuai wawancara terhadap dirinya ). bernalar kritis warisan leluhur), dan kreatif
dikatakan dan dipikirkan ). menentukan pilihan dan keputusan
dengan tokoh ). dan bernalar kritis ( (menganalisis sikap pribadinya secara (memanfaatkan TIK dan
bernalar kritis( mampu melalui proses bertukar pikiran
mampu menganalisisnya secara kritis tanpa pembenaran sendiri) dan bioteknologi, menggunakan
menganalisisnya secara kritis secara cermat dan mandiri),
kritis, logis, ilmiah ) kreatif ( senantiasa mencari cara teknologi ramah lingkungan dan
tanpa memaksakan pendapatnya bernalar kritis dan kreatif
menempa sikap pribadi berbudi luhur ). budaya), dan keberagaman global
sendiri) (Menganalisis dan mengevaluasi
serta kebinekaan global (gemar gotong
penalaran dalam menilai
royong)
gagasannya)
Glosarium Budaya spiritual, martabat budaya, hukum alam, hukum Tuhan, norma
sikap pribadi, penumbuhan budi pekerti
Kepercayaan leluhur, Perjumpaan atraksi budaya, kearifan lokal, adat, peradaban, rambu larangan,
diri, borang perilaku, aspek perilaku Roh, Perantara agung, hidup,
budaya, hidup rohaniah, hak-hak warisan budaya monumental, kewajiban kepada Tuhan, mencintai
pribadi (duduk, makan, melihat, bicara, ritual, sujud, manembah, religius,
sipil, pra-aksara, kebudayaan lokal, atraksi budaya, belajar dari alam, sesama ciptaan, larangan,
berjalan); budi pekerti kehidupan (iklas- spiritual, rubrik pengamatan
budaya spiritual, rubrik pengamatan sikap ekologi spiritual, hukum alam, kebajikan, prosedur berbuat baik,
jujur; bekerja keras; berbagi; welas sikap
sikap bioteknologi, kerusakan alam global, spiritualitas, rubrik pengamatan
asih, cinta damai)
ramah lingkungan sikap
37