Anda di halaman 1dari 37

Modul Ajar Sejarah Kepercayaan KPC. X. MAS. 10.

1-3

Identitas Modul

Modul Ajar : KPC. X. E. MAS. 10.1 SEJARAH KEPERCAYAAN

Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

NAMA Penulis : MARUBAT SITORUS, S.Pd. M.M.

INSTANSI : SMA NEGERI 1 Siantar Narumonda,


Toba, SUMATERA UTARA

Kelompok : Pendidikan Kepercayaan Terhadap


Tuhan Yang Maha Esa

Kode MP : KPC

FASE / Kelas : E/X

Elemen : SEJARAH KEPERCAYAAN

Jenjang : SMA / SMK

Alokasi Waktu : 12 JP ( setara 4 pertemuan)

Jumlah siswa : 1-32 orang siswa / kelas

1
Modul Ajar Sejarah Kepercayaan KPC. X. MAS. 10.1-3

Cara Penggunaan Modul Ajar

Modul ajar ini dirancang untuk membantu guru SMA Kelas X (Fase E) yang melaksanakan Pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Di dalam modul ajar ini ada beberapa aktivitas yang saling berkaitan yaitu aktivitas belajar INQUIRY yang dipadu
dengan aktivitas belajar eksplorasi tentang Sejarah dan keberagaman kepercayaan, serta Konsep Ajaran Budi Luhur
kehidupan dan prosedur penumbuhan sikap budi pekerti luhur dalam dirinya sendiri. Untuk itu perlu disiapkan
borang pengamatan perkembangan sikap berkala untuk digunakan siswa, orang tua dan guru.
Selama penyajian modul perlu dilakukan beberapa kali asessmen. a s e s m e n b e r f u n g s i t e r u t a m a
sebagai asesmen Diagnostik di awal untuk memperbaiki pembelajaran, dan di
akhir mo dul d ilaku kan assessme n Formatif u ntu k melih at kemaju an belajar d an
s u m a t i f ( E v a l u a s i ) u n t u k m e n i l a i h a s i l b e l a j a r.
Disarankan
agar modul ajar ini dilakukan pada semester 2 akhir, sesuai fokus MODUL BELAAR DARI ALAM sebagai
kompetensi utama (ATP 10.8.3)
dari urutan di alur tujuan pembelajaran . Sekalipun terdapat tujuan pembelajaran terkait(ATP 10.5.3 dan 10.7.3)

Waktu yang direkomendasikan untuk modul ajar ini adalah


1 bulan setara 4 kali tatap muka dengan durasi kurang lebih 12 JP..
Sebainya guru menyiasati minimnya sumber tertulis dan sumber elektronik yang tersedia terkait Materi
Sejarah Kepercayaan, misalnya dengan mengombinasikan penugasan dan wawancara terhadap sesepuh
dan tokoh dalam organisasi kepercayaan masing-masing dan atau organisasi kepercayaan yang berbeda.

Minimnya sumber-sumber naskah kepercayaan:


Konsep Asal usul hidup dan kepercayaan dalam modul ini hanya salah satu contoh, sangat terbuka
kemungkinan adanya konsep yang berbeda sesuai konteks dan kepercayaan yang dianut siswa.
Minimnya dokumen dan bukti situs masa lalu terkait sejarah keberadaan kepercayaan, dimanfaatkan
guru sebagai pemantik diskusi, peserta didik juga diberi ruang merefleksikan peranan dan tanggung
jawab dirinya sebagai anak generasi penerus dalam komunitas penghayatnya .
.

2
Modul Ajar Sejarah Kepercayaan KPC. X. MAS. 10.1-3

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Proses Pembelajaran

Refleksi
Sarana dan Prasarana
Refleksi: dalam pembelajaran dilakukan oleh guru maupun
siswa. Refleksi bukan sekedar merenungi kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan, tetapi lebih pada penilaian diri sendiri Dalam modul ajar ini dibuat untuk proses belajar Campuran Tatap
secara mendalam dari apa yang sudah dilakukan. Muka dan Penugasan Daring sehingga perlu diperhatikan:
Siswa dilatih bertanya pada dirinya apa yang diperoleh (hasil belajar) Apakah memungkinkan belajar tatap muka?
baik kemampuan berpikir (pengetahuan), melakukan suatu
(keterampilan konkret maupun abstrak) dan pertumbuhan sikap Apakah guru mempunyai perangkat daring yang memadai?
positif (afektif) yang dialaminya. Apakah target belajar yang Apakah murid mempunyai perangkat daring yang memadai?
ditetapkan tercapai atau tidak. Begitu pula guru merefleksi Apakah narasumber kepercayaan lokal memadai ?
keefektifan program pembelajarannya untuk ditingkatkan. Proses Guru dapat menyiasati dengan terlebih dulu men-download naskah,
refleksi tidak harus menunggu akhir modul, dapat dilakukan gambar atau video yang diperlukan untuk dibagikan kepada murid dengan
berkali-kali. Siswa akhirnya merefleksikan bagaimana hasil belajar bentuk yang disesuaikan.
diterapkan dalam situasi kehidupannya yang nyata.

Peran Guru / Penyuluh


Keterbatasan sumber belajar
BUKAN SEBAGAI PENGAJAR... melainkan sebagai :
Fasilitator: memfasilitasi kegiatan, menyediakan media belajar, Apabila guru dan murid mempunyai keterbatasan sumber
lembar belajar, lembar kerja dan lain-lain.
Moderator: memberikan pertanyaan pemantik, moderasi proses
diskusi, dan memandu menyimpulkan. Untuk memvariasikan sumber konten, guru bisa mencari /
Penyedia Informasi: menyediakan artikel, video, tautan mewawancarai dengan telepon narasumber ahli misalnya dari
informasi dan kontak narasumber yang sesuai. Pemuka Kepercayaan lainnya, Penggiat Advokasi
Mentor: membimbing peserta didik dalam mengembangkan Kepercayaan, dan tokoh komunitas masyarakat adat sekitar
kemampuan mengolah informasi, keterampilan berpikir sebagai sumber belajar primer maupun sekunder. Adanya
kritis dan penumbuhan sikap pribadi, sosial dan spiritual. komunitas sesama guru/penyuluh Kepercayaan di Indonesia
Assessor ; terutama menjalankan penilaian diagnostik untuk juga dapat dijadikan media kolaborasi bertukar informasi
memantau kemudian mengatasi hambatan dan kendala sesama guru/penyuluh.
belajar siswa, memperbaiki proses pembelajaran.
3
Modul Ajar Sejarah Kepercayaan KPC. X. MAS. 10.1-3

Pendekatan Pembelajaran Discovery


Modul ajar ini dirancang untuk membantu guru, dengan Pendekatan Pembelajaran Discoveri yang berpusat pada siswa dengan tahapan

- Tahap I. Inisiasi dan Identifikasi Masalah


Guru memotivasi siswa dengan pertanyaan besar, misalnya:
Selanjutnya siswa menyusun pertanyaan-pertanyaan sendiri untuk digunakan dalam eksplorasi pengumpulan data dan informasi

- Tahap II. Pengumpulan data (Eksplorasi Menemukan informasi)


Mengeksplorasi sumber informasi dengan berbagai cara dan sumber menemukan jawaban pertanyaan.

- Tahap III. Pemrosesan data (Diskusi dan Elaborasi)


Memilah informasi yang sesuai (pro) maupun yang tidak sesuai (kontra) membandingkan dengan data pembanding yang
diberikan.

Tahap IV. Verifikasi dan Pembuktian


Mengklarifikasi pertanyaan pemantik, memberi jawaban dengan memilih informasi yang sesuai. Memberi
argumen logis yang mendukung.

- Tahap V. Simpulan dan Refleksi


Menarik kesimpulan terkait identifikasi masalah.
Melakukan Refleksi tentang proses dan hasil belajarnya (Penguasaan Pengetahuan, Sikap dan keterampilan) sesuai
target pembelajaran.

4
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian


Modul Ajar

TUJUAN
Sejalan dengan capaian pembelajaran di Fase E kelas X pada elemen Sejarah:
10.1. menganalisis dan mengkomunikasikan aspek sejarah, asal usul kehidupan dan
keragaman kepercayaan dengan argumentasi logis, santun dan kreatif dalam lingkungan
masyarakat, bangsa dan negara.
Modul Ajar dengan Topik SEJARAH KEPERCAYAAN ini bertujuan :
mengembangkan keterampilan bernalar kritis. Dengan pendekatan Inquiri melalui tahap bertanya,
menyelidiki, diskusi dan melakukan aksi peserta didik akan benar-benar memaknai tidak hanya
pengetahuan tentang SEJARAH, namun juga d i t u j u k a n a g a r s i s w a d a p a t
merefleksikan keteladanan para penghayat terutama tokoh kepercayaan dan pihak lainnya dalam
perjuangan kepercayaan, dalam bersikap terhadap dirinya, terhadap sesama dan memiliki sikap
percaya diri, lebih menghargai kemanusiaan, toleransi.
Dalam modul ajar ini juga disajikan contoh kegiatan EXPLORASI untuk mengumpulkan informasi
terkait Keberagaman Kepercayaan, Konsep asal usul kehidupan serta Perjalanan perjuangan
eksistensi kepercayaan untuk menginspirasi bertindak proaktif, tabah dan tangguh serta
berkomunikasi efektif dalam kehidupan sehari-hari.

5
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian


Modul Ajar
ALUR
Modul ajar ini menggunakan siklus belajar Discoveri,
diawali upaya guru membuat pertanyaan besar yang menginisiasi dan mengarahkan pentingnya pengumpulan data dan
informasi oleh siswa. “ Apakah kepercayaan itu adalah Aliran sebagai suatu paham dari sebuah sistem? Atau merupakan
suatu bentuk penyembahan roh leluhur bukan kepada Tuhan? Animisme ? Dinamisme ? Panteisme? Sinkretisme ?
Politeisme? “ Selanjutnya siswa dituntun mengumpulkan data (misalnya pendapat ahli yang pro dan kontra) Pemrosesan
data dilakukan dengan menggali konsep kepercayaan versi penghayatnya sebagai alat verifikasi/ Pembuktian. Dan akhirnya
mereka menarik kesimpulan.
Dalam modul ajar ini banyak kegiatan refleksi (misalnya bertanya: Mengapa demikian pendapat para ahli?) yang akan terjadi di setiap tahapan
proses, dan fokus pada sikap kritis, percaya diri serta dapat berkomunikasi efektif dengan argumentasi logis dalam dirinya terutama menghadapi
berbagai masalah terkait kepercayaan. Selain itu siswa dilatih menuliskan hasil eksplorasi, diharapkan tumbuh kesadaran pentingnya
“dokumentasi dan penulisan sejarah tentang kepercayaannya” agar informasi dalam publik tidak saja berasal dari pihak eksternal penghayat saja.
Siswa diajak merefleksikan apa yang dapat dipelajari selama mengikuti pembelajaran, misalnya menyadari persamaan dalam keberagaman, arti
pentingnya dokumentasi peristiwa dalam kepercayaan dan digitalisasi naskah ajaran.

Alur Rangkaian Kompetensi : Dimulai dari kompetensi pendukung menuju kompetensi utama, dari sederhana ke kompleks
Afektif : Sikap = Menghayati ajaran → Mengamalkan;
Nilai-nilai= Menerima nilai → Menghargai → Menilai → Meyakini → Menjalankan;

Pengetahuan: Memahami → Menerapkan → Menganalisis → Menilai → Mencipta;


Keterampilan : Meniru→ Mencoba → Membiasakan/Latihan → otonom/alamiah

6
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian


Modul Ajar

ALUR siklus belajar Discovery (Modifikasi)


Insiasi → Identifikasi →Pengumpulan data → Pemrosesan → Pembuktian → Kesimpulan  Refleksi

INISIASI / Pertanyan
Pemantik IDENTIFIKASI Masalah /
Pertanyaan investigasi

Generalisasi/ Refleksi
Pengumpulan Data /
Kesimpulan
Eksplorasi

Pemrosesan Informasi
Verifikasi / Pembuktian Kolaboratif

7
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Modul Ajar


Alur Tujuan Pembelajaran

CP : 10.1 Peserta didik dapat mengamalkan Ajaran Kepercayaannya dan menghayati rasa percaya diri sebagai penghayat dengan pemahaman
sejarah dan asal usul Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Peserta didik dapat menganalisis dan mengkomunikasikan aspek sejarah,
asal usul kehidupan dengan beberapa teori asal mula alam semesta dan keragaman kepercayaan dengan argumentasi logis, santun dan kreatif
dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.

ATP 10.1.1 mengamati dan mengumpulkan informasi ATP 10.1.6 Merefleksikan sikap percaya diri, perilaku
tentang beberapa kelompok penghayat Kepercayaan kejujuran, ketabahan dan rela berkorban, peningkatan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa ketaatan beribadah dalam perilaku sehari hari

ATP 10.1.2 mengidentifikasi keragaman Kepercayaan


ATP 10.1.5 Melalui diskusi kelompok dan atau
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dari berbagai
wawancara kepada tokoh kepercayaannya peserta
daerah/suku bangsa di Indonesia, dan variasi konsep
didik mendeskripsikan pokok-pokok ajaran dan konsep
tentang "perantara" manusia dengan Tuhan Yang
asal usul kehidupan dalam kepercayaannya
Maha Esa,

ATP 10.1.4 membuat infografis linimasa eksistensi


ATP 10.1.3 menyajikan tulisan sebagai hasil explorasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
dari berbagai sumber tulisan dan penuturan lisan. era perjumpaan kebudayaan di Nusantara
8
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Modul Ajar


TARGET:

Melalui modul ajar ini, peserta didik Fase E kelas X diharapkan bisa
1. mengidentifikasi keberagaman kepercayaan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi keberadaan penghayat kepercayaan di Indonesia.
2. Mengeksplorasi kesejarahan kepercayaannya dan menyajikan hasilnya berbentuk
naskah sederhana melalui presentasi, dan bagan info-grafik sejarah kepercayaan
di daerahnya dan di Indonesia.
3. Merefleksikan sikap percaya diri, perilaku kejujuran, ketabahan dan rela berkorban, peningkatan ketaatan
beribadah dalam perilaku sehari hari
4. Membentuk kompetensi sikap kerja keras, santun dan disiplin serta
5. memiliki konsep diri sesuai Profil Pelajar Pancasila: Beriman dan Berakhlak Mulia
(mengamalkan ajaran kepercayaannya, menghargai sesama, mencintai bangsa dan
negara), Mandiri (bertindak sesuai nilai budi pekerti luhur), Bernalar Kritis
(Mengajukan pertanyaan, Merefleksikan proses berpikir), Keragaman global
(toleransi dalam perbedaan) Bergotong royong (berkolaborasi mencapai tujuan
bersama, kerja sama, koordinasi sosial).

9
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3
TAHAPAN DALAM MODUL AJAR
- Perhatikan penekanan tahapan pembelajaran yang dicetak tebal pada setiap pertemuan!

Inisiasi/ Identifikasi Inisiasi/ Identifikasi Eksplorasi Inisiasi/ Identifikasi Inisiasi/ Identifikasi Eksplorasi
mengumpulkan data mengumpulkan data
Eksplorasi Eksplorasi
Pengolahan data (diskusi Pengolahan data (diskusi
mengumpulkan data mengumpulkan data
Pengolahan data (diskusi dan dan elaborasi), Verifikasi Pengolahan data (diskusi dan dan elaborasi), Verifikasi
elaborasi), Verifikasi dan dan Simpulan elaborasi), Verifikasi dan dan Simpulan
Simpulan Refleksi Simpulan Refleksi
(Keberagaman Kepercayaan = 3 JP) (Perjuangan eksistensi Penghayat di
(Asal usul kehidupan dan Pola Perjumpaan Budaya = 3 JP NKRI = 3 JP)
Ajaran Kepercayaan = 3 JP)
1. Orientasi Masalah Tentang Mengumpulkan data dan Bertanya dan mengeksplorasi Bertanya dan Mengeksplorasi
: Asal usul hidup dan Informasi melalui Eksplorasi Peristiwa Perjumpaan Budaya informasi terkait: Peristiwa,
Kepercayaan, Sejarah lebih mendalam tentang 2 di Nusantara dari Pra Hindu Peraturan hukum dan dinamika
kepercayaannya, pola ajaran kepercayaan hingga Abad XX keberadaan penghayat dalam
Eksplorasi : mengumpulkan yang kontras yaitu 1. serta Bagaimana respon sejarah NKRI.
informasi secara individual Kepercayaan terikat tradisi penghayat kepercayaan Diskusi: menajamkan
dari berbagai sumber, adat daerah, sepanjang dinamika kesesuaian jawaban
tentang asal mula istilah 2. Kepercayaan Perkumpulan perjumpaan budaya.
penghayat kepercayaan, pola pelaku spiritual (Paguyuban) Verifikasi :
umum ajaran dan asal Mendiskusikan bentuk-bentuk Mengakses sumber informasi
usulnya. Pemrosesan Informasi : pengaruh dinamika budaya formal seperti peraturan dan
Mengolah informasi melalui Diskusi dalam kelompok nusantara dalam sejarah undang-undang serta
Diskusi : tanya jawab dan tentang perbedaan dalam kepercayaan. dinamikanya.
memberi argumentasi dalam keberagaman, serta Peristiwa, tokoh dan babakan Melakukan pengamatan dan
kelompok maupun antar Verifikasi : menganalisis inti waktu terkait keberadaan wawancara, membuat
kelompok, serta dengan guru sari kesamaan ajaran komunitas kepercayaannya dokumen hasil, menyusun
Verifikasi: Membuat resume berbagai kepercayaan dan kepercayaan di Indonesia dokumentasi atau laporan
kegiatan. Menarik Kesimpulan Menarik Kesimpulan
Menarik Kesimpulan Presentasi hasil diskusi Selain menarik kesimpulan Kesimpulan dan Refleksi:
kelompok. Dan Membuat juga digunakan membuat Merangkum tentang Sejarah,
laporan individu disertai bagan infograpik babakan refleksi sikap dari pemahaman
argumen yang logis. sejarah kepercayaan sejarah kepercayaan.

10
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

KPC. E. X. MAS . 10.1

Judul Modul Ajar Budi Luhur Kepercayaan


Profil Pelajar Pancasila Yang Terkait
Bagian 1. Kepercayaan dan sejarahnya • Akhlak mulia (mengamalkan ajaran kepercayaannya dan berbudi pekerti
Kode KPC. E. X. MAS. 10.1 luhur, mengagumi Tuhan Pencipta, mensyukuri kenyataan keberagaman
Penulis suku, agama, budaya)
Marubat Sitorus /SMA N 1 Siantar Narumonda
• Gotong Royong (kerja sama kolaborasi, bersosialisasi),
Jumlah JP • Bernalar Kritis (menganalisis pengaruh perjumpaan budaya terhadap
12 jp (4 Pertemuan) setara 4 x 120 menit kepercayaan, menilai sikap penghayat dalam kehidupan berbangsa)
Fase CP • Kreatif (memanfaatkan TIK, mendokumentasikan naskah ajaran),
:Fase E Kelas X • Keberagaman global (mengapresiasi keberagaman budaya)
Elemen CP : Sejarah
Kata / Frase Kunci yang dipelajari:
Tujuan
Pembelajaran 10.1 • Asal usul kehidupan dan Kepercayaan
(dari ATP : MAS.21) Peserta didik dapat mengamalkan Ajaran • Keberagaman kepercayaan di Indonesia dan faktor yang mempengaruhi.
Kepercayaannya dan menghayati rasa • Pengaruh perjumpaan budaya di Nusantara terhadap Kepercayaan lokal
percaya diri sebagai penghayat dengan • Peristiwa penting dalam sejarah kepercayaan di daerah dan di Indonesia
pemahaman sejarah dan asal usul Keterampilan dan pengetahuan prasyarat :
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha • Garis besar Sejarah Kepercayaannya
Esa. • Keterampilan akses informasi dari media elektronik, terkait Sejarah
Peserta didik juga dapat menganalisis dan keberadaan penghayat di dalam NKRI
mengkomunikasikan aspek sejarah, asal usul
Sarana/ Prasarana
kehidupan dengan beberapa teori asal mula
• Koleksi Naskah, Catatan, foto-foto sejarah kepercayaan lokal (sesuai
alam semesta dan keragaman kepercayaan dengan yang dianut siswa)
dengan argumentasi logis, santun dan kreatif • Buku teks pelajaran Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Kls X
dalam lingkungan yang luas. • Laptop dan perangkat akses internet terutama dalam pelaksanaan PJJ
daring, (setidaknya untuk guru jika PJJ dilakukan secara luring)
• Guru perlu mempertimbangkan perlunya narasumber dari beberapa
sesepuh atau tokoh penghayat kepercayaan terkait sejarah – Peristiwa dan
tokoh dalam sejarah kepercayaan.

11
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Materi Ajar, Media, Alat Dan Bahan

Materi Ajar: Media Pembelajaran


# Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Gambar dan video tentang: Persebaran Kepercayaan; Peri
# Asal Usul Hidup (Rohaniah) dan Kepercayaan. kehidupan dan Spiritualitas Penghayat dan masyarakat adat.
# Keberagaman Kepercayaan. Media presentasi guru
# Pola Ajaran tentang Hubungan dengan Tuhan Platform atau Aplikasi digital berbasis PJJ Daring dan Luring
# Perjumpaan Kebudayan dan Religi Link sumber digital.
# Eksistensi Kepercayaan di Nusantara sepanjang sejarah Jika memungkinkan media dimaksud dapat diberikan link
# Dinamika memperjuangkan eksistensi Penghayat dalam berbangsa yang dipilih guru sebagai media eksplorasi kepada siswa
dan bernegara agar terbangun kemampuan liter asi informasi dan
memanfaatkan TIK.
Uraian ringkas materi ada pada “Pemahaman Bermakna”
setiap sesi/pertemuan.

Selanjutnya materi penting ada pada lampiran (hand out )

Alat Dan Bahan


-Laptop, Proyektor dan alat komunikasi

Selain alat pembelajaran dalam modul ini juga diperlukan


Alat dan Bahan eksplorasi (perekam, pengambil gambar )
ketika melakukan wawancara.

Tidak diperlukan alat bahan khusus.

12
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Materi Ajar, Media, Alat Dan Bahan


Bagan 1. 1 Peta konsep materi Sejarah Kepercayaan

Batin (roh/jiwa)
Pribadi
tingkat

Kepercayaan
Kepada Tuhan Komunitas

Asal usul Hidup & Manusia

Asal Usul Asal Usul Kepercayaan


Sejarah Kepercayaan

Keberagaman Kepercayaan

Perjumpaan Budaya
Eksistensi &
Perjuangan

Perjuangan Eksistensi

13
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Pendekatan :  Konsep  Inkuiri  Discoveri Remidial dan Pengayaan


- Bila memungkinkan siswa yang lambat dalam pencapaian pembelajaran
 Proyek  PBL  Sejarah dibantu temannya yang lebih cepat sebagai tutor sebaya.
- Remidial dapat dilakukan dengan bimbingan dan penugasan individu, atau
Moda Pembelajaran pembelajaran remidial secara klasikal jika lebih banyak. Kesempatan usaha
 Tatap Muka  PJJ Daring  PJJ Luring  Campuran siswa mencapai ketuntasan capaian pembelajaran individu selama Fase E (Kelas
(juga bisa memakai moda tatap muka atau luring dengan menyiasati bahan X)
elektronik online diunduh dan didistribusi ke siswa. Jika siswa memungkinkan
- Siswa individual yang memiliki kecepatan lebih diberikan pengayaan dengan
menjangkau internet sebaiknya guru mengumpulkan semua bahan elektronik /
penugasan mandiri misalnya membuat dokumentasi tulisan tentang Sejarah
linknya dalam blog, googlesites pribadi, atau memakai aplikasi google
dan Perkembangan organisasi kepercayaannya, mempelajari lebih mendalam
klassroom untuk memudahkan akses bagi siswa dan guru.
Status Penghayat dan Sikap Pemerintah sejk zaman sebelum kemerdekaan
Siswa Sasaran : hingga saat ini, serta Perjuangan Eksistensi Penghayat Kepercayaan.
 Siswa reguler /tipikal  Siswa pencapaian tinggi Referensi / Tautan :
 Siswa dengan ketunaan (*)  Siswa dengan hambatan belajar (*)
Artanegara, 2018. KAMPUNG TARUNG SUMBA. Cagar Budaya, BPCB
Bagaimana guru menilai ketercapaian Tujuan Pembelajaran? BALI, 21 November, CAGAR BUDAYA(1),
❏ Asesmen individu ❏ Asesmen kelompok http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/
Jenis asesmen:
1. Situs kuno, Komunitas Adat
❏ Tertulis ❏ Sikap ❏ Performa
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Konten/PetaBudaya/128 ;
Dilihat dari manfaat dan Tujuan asesmen: https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Konten/PetaBudaya/132
❏ Diagnosis ❏ Formatif ❏ Sumatif https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/homo_erectus/
Sarana dan Prasarana 2. Politik pemisahan Agamadan Adat sejak zaman kolonial. https://crcs.ugm.ac.id/kilas-sejarah-
- Jaringan internet; - Virtual meeting (Zoom, Google Meeting, Whatsapp Room) konstruksi-pengertian-adat-dan-agama-2/ dan Agama (Religion) sebagai Konstruksi Modern
- Perangkat komunikasi (HP, Laptop)
https://crcs.ugm.ac.id/agama-religion-sebagai-konstruksi-modern/

- Buku catatan murid 3. Hubungan Evolusi Manusia, Penyebarannya dengan Keyakinan Kepercayaan
https://crcs.ugm.ac.id/asal-mula-kepercayaan-dalam-penjelasan-evolusioner/
Pengorganisasian Siswa
4. Putusan Mahkamah Konstitusi yang terkait kehidupan penghayat Kepercayaan 2017, revisi
 Individu  berpasangan  kelompok 3-4  klassikal
Peninjauan Kembali dua pasal dalam UU Adminisitrasi Kependudukan; MAHKAMAH
Kebutuhan Instrumen Tambahan: KONSTITUSI (MKRI). (2017, November). (Konstitusi, 129(133), hal. 6, 14-26.
A. Panduan Siswa https://mkri.id/public/content/infoumum/majalahkonstitusi/pdf/Majalah_133_1/
❏ Lembar Kerja Siswa❏ Panduan Proyek ❏ Format Laporan Siswa

B. Rubrik
❏ Observasi Orang tua ❏ observasi oleh Guru
❏ penilaian Sikap ❏ penilaian Kinerja

14
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

RPP ke-1 (135 menit)

(Pertanyaan Kunci) URUTAN KEGIATAN BELAJAR


Pendahuluan 10 Salam, Penataan kelompok
Pemahaman Bermakna
memotivasi siswa pentingnya menguasai konsep ajaran
Manusia berbangsa-bangsa dan suku-suku diciptakan dan dipelihara Tuhan Yang Maha Esa. Apersepsi &
Dari sejak pertama Tuhan mengenalkan “kuasanya” kepada ciptaannya. Manusia diberi zat Motivasi kepercayaannya terkait Sejarah dan Asa Usul Hidup)
hidup kekal (roh) yang tiada tampak, dan kekal. Tuhan memberi pencerahannya melalui
leluhur “perantara” bagi penerusnya, dan para sesepuh. Keyakinan pada Tuhan itu ada menata
dan menuntun manusia hidup selaras dengan hukum alam kehendak Tuhan. Pertanyaan Apakah kepercayaan merupakan Aliran, Sekte atau
Kepercayaan adalah istilah yang pada mulanya ditujukan pada ajaran kerohanian, kebatinan, pemantik/ I
kejiwaan dan sistem keyakinan yang hidup di nusantara sejak sebelum masuknya agama- paham bagian dari sistem religi tertentu? Apakah
agama besar. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah hasil politik pemerintahan Stimulasi pemuja roh leluhur, animisme, panteisme atau
sekitar tahun 1970-an, bukanlah bentuk satu sistem religi tunggal. 15
politeisme? Mengapa ada pandangan semacam
Pertanyaan Pemantik : itu?
Mengapa ada stigma terhadap Penghayat kepercayaan, sebagai sesat, animisme, panteisme, Identifikasi
sinkretisme, bahkan oleh para ahli tertentu ? Mengapa masih ada dan bertahan Masalah Orientasi Masalah Tentang :
pandangan semacam itu? Pengertian, Ciri, Asal usul hidup dan Kepercayaan
Inti 100 Eksplorasi : mengumpulkan informasi secara
Tujuan Pembelajaran: individual dari berbagai sumber, tentang asal
Mengumpilkan
10.1.1 mengumpulkan informasi dan menganalisis ciri serta persamaan umum penghayat
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di nusantara.
data mula istilah penghayat kepercayaan, pola umum
10.1.5 mendeskripsikan pokok-pokok ajaran dan konsep asal usul kehidupan dan kepercayaan ajaran dan asal usulnya.
Indikator Pencapaian Mengolah informasi melalui Diskusi : tanya jawab
- Menguasai pengertian dan batasan istilah kepercayaan secara formal kenegaraan Pengolahan dan memberi argumentasi dalam kelompok
- Meyakini asal usul, tujuan dan sifat zat hidup (roh) dalam ajaran kepercayaan Data/ maupun antar kelompok, serta dengan guru
- Menjelaskan teori persebaran manusia serta hubungannya dengan religiositas suku
Processing Mengkonfirmasi sumber informasi primer sesuai
Pendekatan dan Model : Discovery Learning (Penemuan)
pendapat penghayat.
Fase Siklus/ Tahapan Model Pembelajaran pada pertemuan ini: Verifikasi
Membuat resume kegiatan.
 Inisiasi  Identifikasi  Pengumpulan data Kesimpulan Menarik Kesimpulan, Merefleksi sikap bernalar
 Pemrosesan Data  Verifikasi  Kesimpulan dan Refleksi kritis

Metode Belajar  Diskusi  Karya Tulis  Proyek


 Ceramah  Percobaan  Simulasi Penutup 10 Assesmen diagnostik pencapaian hasil belajar
 Wawancara  Refleksi sikap  Permainan dengan tanya jawab dan observasi sikap.
 Eksplorasi  Magang  Wisata
Salam Penutup

15
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

RPP ke-2 (120 menit)


(Pertanyaan Kunci)
URUTAN KEGIATAN BELAJAR
Pendahuluan 10 Salam, Penataan kelompok
Pemahaman Bermakna
Kelompok-kelompok kepercayaan memiliki pola ajaran yang sangat beragam, dilihat dari ritus
memotivasi siswa arti pentingnya dokumentasi pokok-
Apersepsi &
religius, ikatan dengan tradisi adat suku, keyakinan tentang peran leluhur perantara dan Motivasi pokok ajaran yang tertulis dan sistematis
bentuk organisasi komunitas penghayatnya. Sekalipun demikian dalam modul ini disajikan
dua tipe yaitu:
1. Kepercayaan religi dari tradisi / adat suku tertentu seperti Parmalim, Kaharingan, Marapu, Pertanyaan Apakah semua sistem keyakinan lokal di Indonesia
dan lainnya, umumnya meyakini peranan “leluhur terpilih” sebagai “utusan perantara”
pemantik/ I termasuk kategori Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
pencerahan dari Tuhan
2. Perkumpulan Komunitas Spiritual seperti beberapa paguyuban Maha Esa?
Stimulasi
Kerohanian/Kebatinan/Kejiwaan di Jawa, dicirikan proses memperoleh/penemuan petunjuk. 15
Pencerahan Ketuhanan yang sudah ada sejak leluhur terdahulu. Identifikasi Orientasi Masalah Tentang :
Kesamaannya ada pada inti sari ajaran tentang: HIDUP /Roh yang kekal adikodrati, Ajaran Budi Keberagaman Ajaran dan Sistem religi Kepercayaan.
Masalah
Luhur tuntunan kehidupan dan erat dengan kebudayaan lokal. Kesamaan inti sari Kepercayaan.
Pertanyaan Pemantik : Inti 90 Eksplorasi : mengumpulkan informasi secara
Bagaimana pola religi keyakinan ketuhanan dalam kepercayaan? Apakah semua kepercayaan
memiliki pola ajaran religi dan spiritual yang sama?
Mengumpilkan individual dari berbagai sumber, tentang Pokok-
data pokok ajaran kepercayaan setempat, dan
Tujuan Pembelajaran: Keberagaman Ajaran dan Sistem religi Kepercayaan.
10.1.2 mengidentifikasi keragaman Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dari menganalisis keragaman kepercayaan berdasarkan
berbagai daerah/suku bangsa di Indonesia
Pengolahan hasil diskusi dan tanya jawab antar kelompok,
Indikator Pencapaian serta dengan guru
Data/
- Mengidentifikasi pola-pola umum ajaran kepercayaan dan
Processing Membandingkan pola ajaran kepercayaannya
variasinya
- Menganalisis pokok-pokok ajaran kepercayaannya
dengan kepercayaan yang beragam.
Verifikasi
- Menghargai perbedaan dan keragaman keyakinan manusia Menemukan kesamaan dalam inti sari ajaran
- Membuat tulisan ringkasan ajaran kepercayaannya Kesimpulan dan kepercayaan yang beragam
Pendekatan dan Model : Discovery Learning (Penemuan) Refleksi Membuat tulisan tentang sejarah dan pokok ajaran
Fase Siklus/ Tahapan Model Pembelajaran pada pertemuan ini: kepercayaannya, Merefleksi sikap bernalar kritis
dan keberagaman global.
 Inisiasi  Identifikasi  Pengumpulan data
 Pemrosesan Data  Verifikasi  Kesimpulan Penutup 15 Menilai sendiri karya tulis Sejarah dan pokok ajaran
Assesmen kepercayaannya. Merefleksi pencapaian hasil belajar
Metode Belajar  Diskusi  Karya Tulis  Proyek diagnostik: melalui tes tertulis dan borang observasi sikap.
 Ceramah  Percobaan  Simulasi
 Wawancara  Refleksi sikap  Permainan Penugasan; Salam Penutup
 Eksplorasi  Magang  Wisata

16
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

RPP ke-3 (120 menit)


(Pertanyaan Kunci)
URUTAN KEGIATAN BELAJAR
Pendahuluan 10 Salam, Penataan kelompok
Pemahaman Bermakna
memotivasi siswa arti pentingnya dokumentasi
Nusantara diperkirakan merupakan area perdangan lintas benua sejak ribuan tahun sebelum Apersepsi &
masehi, hingga ke abad 20. Ada anggapan daratan SUNDALAND sudah memiliki peradaban Motivasi pokok-pokok ajaran yang tertulis dan sistematis
tinggi +- 6-11 ribu tahun yang lalu. Namun belu banyak diketahui keadaan sebelum masehi.
Diperkirakan perjumpaan budaya daratan India dengan nusantara terjadi hingga Abad 12,
disusul kedatangan bangsa-bangsa Timur Tengah Abad 13 dan Eropa di Abat 16-19. Selain Pertanyaan Apa dampak Perjumpaan budaya terhadap
pertukaran informasi, pengetahuan dan teknologi, terjadi dinamika kekuasaan dan tentu pemantik/ I dinamika Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
mempengaruhi sistem religi masyarakat nusantara.
Maha Esa?
Ada tiga bentuk respon terhadap keyakinan dari luar : 1. Eksis dengan adaptasi, 2. Berubah Stimulasi
keyakinan, 3. Akulturasi 15
Yang bertahan mempunyai dua pola : 1. Nilai religi berubah menjadi spiritualitas kehidupan Identifikasi Orientasi Masalah Tentang :
namun warganya memeluk agama baru, 2. Bertahan dengan sistem religi leluhur dan Masalah Perjumpaan budaya.
mengisolasi diri.
Inti 90 Eksplorasi : mengumpulkan informasi secara
Pertanyaan Pemantik : Mengumpilkan individual dari berbagai sumber, tentang
Apa dampak Perjumpaan budaya terhadap dinamika Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa? data Perjumpaan budaya serta Sistem religi
Tujuan Pembelajaran: Kepercayaan di Nusantara.
10.1.6 menganalisis pengaruh perjumpaan budaya dalam dinamika sejarah Kepercayaan menganalisis pengaruh budaya masa Hindu,
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di berbagai daerah/suku bangsa di Indonesia Pengolahan Islam dan Budaya Eropa
Indikator Pencapaian Data/ Menganalisis ada tidaknya unsur akulturasi
- Mengidentifikasi bentuk-bentuk perjumpaan budaya Processing dalam kepercayaan
Membuat peta pikiran Babakan Perjumpaan
Pendekatan dan Model : Discovery Learning (Penemuan) Verifikasi
Budaya Nusantara.
Fase Siklus/ Tahapan Model Pembelajaran pada pertemuan ini:
Kesimpulan
 Inisiasi  Identifikasi  Pengumpulan data dan Refleksi
 Pemrosesan Data  Verifikasi  Kesimpulan
Metode Belajar  Diskusi  Karya Tulis  Proyek Penutup 15 Menilai sendiri karya tulis Sejarah dan pokok
 Ceramah  Percobaan  Simulasi Assesmen ajaran kepercayaannya. Merefleksi pencapaian
 Wawancara  Refleksi sikap  Permainan diagnostik: hasil belajar melalui tes tertulis dan borang
 Eksplorasi  Magang  Wisata observasi sikap.
Penugasan; Salam Penutup

17
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

RPP ke-4 (135 menit)


(Pertanyaan Kunci)
URUTAN KEGIATAN BELAJAR
Pemahaman Bermakna
Manusia berbangsa-bangsa dan suku-suku diciptakan dan dipelihara Tuhan Yang Maha Esa. Pendahuluan 10 Salam, Penataan kelompok
Dari sejak pertama Tuhan mengenalkan “kuasanya” kepada ciptaannya. Manusia diberi zat
hidup kekal (roh) yang tiada tampak, dan kekal. Tuhan memberi pencerahannya melalui memotivasi siswa pentingnya menguasai konsep
Apersepsi &
leluhur “perantara” bagi penerusnya, dan para sesepuh. Keyakinan pada Tuhan itu ada menata
Motivasi ajaran kepercayaannya terkait Sejarah Perjuangan
dan menuntun manusia hidup selaras dengan hukum alam kehendak Tuhan.
Penghayat dalam berbangsa dan bernegara.
Kepercayaan adalah istilah yang pada mulanya ditujukan pada ajaran kerohanian, kebatinan,
kejiwaan dan sistem keyakinan yang hidup di nusantara sejak sebelum masuknya agama- Pertanyaan Bagaimana proses pengakuan hak-hak sipil
agama besar. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah hasil politik pemerintahan
pemantik/ I penghayat di NKRI?
sekitar tahun 1970-an, bukanlah bentuk satu sistem religi tunggal.
Stimulasi Orientasi Masalah Tentang :
Pertanyaan Pemantik : 15 Eksistensi dan perjuangan penghayat serta
Mengapa ada stigma terhadap Penghayat kepercayaan, sebagai sesat, animisme, panteisme, Identifikasi aturan hukum yang terkait.
sinkretisme, bahkan oleh para ahli tertentu ? Mengapa masih ada dan bertahan Masalah
pandangan semacam itu?
Inti 100 Eksplorasi : mengumpulkan informasi secara
Tujuan Pembelajaran: Mengumpilkan individual dari berbagai sumber, tentang
10.1.1 mengumpulkan informasi dan menganalisis ciri serta persamaan umum penghayat data dinamika peraturan hukum terkait
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di nusantara.
Penghayat kepercayaan sejak kemerdekaan.
10.1.5 mendeskripsikan pokok-pokok ajaran dan konsep asal usul kehidupan dan kepercayaan
Indikator Pencapaian
- Menguasai pengertian dan batasan istilah kepercayaan secara formal kenegaraan Pengolahan Membuat babakan sejarah keberadaan
- Meyakini asal usul, tujuan dan sifat zat hidup (roh) dalam ajaran kepercayaan Data/ penghayat dalam negara dan oleh
- Menjelaskan teori persebaran manusia serta hubungannya dengan religiositas suku Processing pemerintah dari masa ke masa. Peranan
Pendekatan dan Model : Discovery Learning (Penemuan) generasi penerus penghayat dalam negara.
Fase Siklus/ Tahapan Model Pembelajaran pada pertemuan ini: Verifikasi
Fakta pengalaman, praktik dan idealisme
 Inisiasi  Identifikasi  Pengumpulan data Kesimpulan undang-undang terkait penghayat.
 Pemrosesan Data  Verifikasi  Kesimpulan dan Refleksi Membuat Card info grafis status penghayat
secara hukum.
Metode Belajar  Diskusi  Karya Tulis  Proyek
 Ceramah  Percobaan  Simulasi
 Wawancara  Refleksi sikap  Permainan Penutup 10 Assesmen diagnostik pencapaian hasil belajar
 Eksplorasi  Magang  Wisata dengan tanya jawab dan observasi sikap.
Salam Penutup

18
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Contoh Lembar Kegiatan Siswa:

1.1 Keragaman dalam Kepercayaan

Baca baik-baik naskah singkat tentang 2 pola Kepercayaan berikut ini:

A. Dalam budaya spiritual Jawa, hidup (urip) adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia, bersifat adi kodrati, dari pemberian
Tuhan Yang Maha Esa. Pengakuan asal hidup manusia dari sang Pencipta tergambar dalam berbagai falsafah budi pekerti luhur
Jawa, di antaranya 1) Sangkan paraning dumadi, (kembalinya hidup kepada asal yang menjadikannya). Dengan menekuni laku
tuntunan pencerahan budi luhur dari Tuhan yaitu pemberi dan pemilik hidup itu. 2) Mamayu hayuning bawana, (menjadi
manusia panutan bagi kehidupan dan alam sekitarnya) agar mencapai 3) manunggaling kawula gusti (hidup diterima menyatu di
jalan kebenaran Tuhan Yang Maha Esa) atau sesuai kehendak-Nya.

Gusti Tuhan Yang Maha Esa adalah asal hidup, pencipta alam semesta. Pencipta langit dan bumi, dengan segala isinya. Tuhan
Yang Maha Esa juga menciptakan /menentu hukum alam semesta dan berlaku mutlak pada semua ciptaannya. Kehidupan di
bumi, tak terkecuali manusia juga bergantung pada proses-proses hukum alam itu, baik yang nyata bagi manusia maupun yang
tak dapat dijangkau pikiran manusia. Untuk memahami dan menjalani laku hidup dengan benar manusia memerlukan
pencerahan batin-jiwa-rohani, tuntunan guru jati yang bersumber dari pitutur budi luhur, dengan belajar menggunakannya
sebagai budi pakarti yang nyata dalam praktik sehari- hari.

B. Dalam budaya spiritual Batak di Sumatera Utara (Parmalim dari Batak Toba), meyakini manusia terdiri dari badan (diri)
dan tondi (roh). Hidup manusia itu secara hakikat adalah ‘tondi’ (roh) yang diberikan Mulajadi Nabolon. (Mula = awal,
jadi=penciptaan, naboloh=yang agung/besar). Roh menggerakkan sesuatu yang menjadi “HOSA” (nyawa, nafas kehidupan)
dalam badan yang menghasilkan kehidupan. Selain tubuh dan roh, manusia juga dikaruniai “ROHA” (akal, pikiran, kehendak,
hati, perasaan dan pengetahuan) yang akan dipakai mengelola HIDUP dalam dimensi badan maupun hidup dalam dimensi
tondi. Tondi ibarat Zat-adikodrati yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Tondi itu sendiri berharap bisa kembali kelak ke
asalnya, serta mewariskan hasrat kembali ke keabadian serta ketundukan kepada Sang Pencipta yaitu Mulajadi Nabolon pada
keturunannya. Dalam ajaran Ugamo Malim anutan Parmalim, Tuhan bersabda : “Hubahen do ho marroha, roha
jumadi bisuk, bisuk jumadi lapang ni hangoluan mu” artinya, Aku (Tuhan) membuat/mencipta-mu dengan akal
(hati dan pikiran) agar menjadi bijak, dan kebijaksanaan itu menjadikan berkat dalam kesempatan hidupmu
(menuju kesempurnaan). “gumogo ma ho mangaluli hangoluan ni naso niidam, sian hangoluan ni na niidam”
hendaklah kamu mengutamakan kehidupan tak-terlihat (bekal kehidupan rohani) daripada kehidupan dari dirimu
yang terlihat. Kehidupan yang tak terlihat itu sesungguhnya nyata dari seberapa bermanfaat hidupmu di jalan
Tuhan. Dan bukti kuat yang dapat kau lihat semasa hidup adalah keturunanmu yang hidup dalam cinta dan
damai. Ajaran budi pekerti dinamakan Poda Hamalimon (poda=tuntunan, Hamalimon=perilaku suci) menjadi
tuntunan dalam mengenal diri, cara hidup, cara pandang, berpikir dan bicara, serta bertindak dan berperilaku
menuju kebersihan hati, dalam kebenaran

Setelah membaca tulisan ringkas di atas,


1. bandingkanlah konsep hidup yang ada pada dua kelompok Kepercayaan itu. Diskusikanlah, apakah
di dalamnya tercermin pengaruh perjumpaan dengan budaya Hindu-Budha dan Islam dialamnya atau
tidak. Berikan argumentasi pada jawabanmu.
2. Temukan pula konsep seperti di atas dalam ajaran Kepercayaanmu!
3. Buatlah karya tulis pendek (Paper) tentang variasi konsep tentang asal-usul “Hidup” dalam Kepercayaan
tersebut dan dalam kepercayaan di daerahmu sendiri.
4. Mintalah bimbingan penyuluh (guru) dalam hal format tugas karya tulismu. Dan rapikan kembali karya
tulismu.
5. Kumpulkan karyamu kepada penyuluh (guru)
---oo0oo--

19
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

1.2 Kerja Proyek: Sejarah Kepercayaan di Daerahku

Sebagai tugas Proyek kalian diminta membuat dokumentasi tertulis hasil konstruksi pemikiran,
pengumpulan dan pengolahan data; terkait keberadaan Kepercayaan di Daerahmu.

Kalian bekerja dam tim orang, dengan pembagian tugas proyek yang jelas,
terjadwal untuk durasi 1 – 2 bulan.
Lakukan dengan didahului Perencanaan, Kegiatan Mengumpulkan informasi dan menyajikan data terkait
sejarah dan pokok-pokok ajaran kepercayaan di daerahmu; .
Sebelum memulai, mintalah panduan kegiatan dari guru, kemudian buat rancangan
dan ajukanlah rancangan proyekmu kepada guru/penyuluh.

Hasil akhir adalah laporan proyek berbentuk Makalah, d e n g a n j u d u l

“Kepercayaan ..... di ......


Sejarah dan Pokok-pokok Ajarannya”

Teknik pengumpulan data harus mencakup :


1. Studi kepustakaan
2. Wawancara dari setidaknya tiga narasumber internal dan 1 dari pihak eksternal

Cakupan isi: Asal usul, Pokok-Pokok Ajaran terkait Konsep Ketuhanan, Ritual atau Ibadah, Ajaran Budi
Pekerti Luhur, Ajaran tentang Kemanusian, Penghidupan dan Keselarasan dengan Alam, Pola
Pewarisan, Perkembangan dan dinamika keberadaannya, Tokoh dan peristiwa, Fakta-fakta
pengalaman penghayat kepercayaan tersebut di masa lampau.

Contoh Model Pembuatan Infografis

Gbr2 Foto lini masa Penghayat Parmalim di Toba 1920-2020

20
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Asesmen Kisis-kisi Asesmen dan Tipe instrumen

ALUR TUJUAN/ Target pembelajaran Bentuk Assesmen Instrumen yang Indikator Penilaian
diperlukan
10.1.1. mengamati dan mengumpulkan Tertulis Soal Evaluasi - Menentukan kesamaan dan perbendaan kontras
informasi tentang beberapa kelompok komunitas kepercayaan di Indonesia
penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan - Menjelaskan ciri umum Kepercayaan
Yang Maha Esa.
10.1.2. mengidentifikasi keragaman Tertulis Soal Evaluasi - Menentukan dan mengelompokkan konsep
Kepercayaan terutama dalam variasi Penilaian Karya keyakinan ada tidaknya “perantara” dalam
konsep tentang "perantara" manusia Tulis kepercayaan
dengan Tuhan Yang Maha Esa - Menyajikan tulisan terkait konsep keyakinan

10.1.3. menyajikan tulisan sebagai


Penilaian Karya Pedoman penilaian - Menyajikan tulisan terkait konsep keyakinan dan
Tulis Proyek Karya Tulis ajaran kepercayaannya
hasil eksplorasi dari berbagai
sumber tulisan dan penuturan
- Mengikuti kaidah penulisan makalah atau laporan

lisan.
- Mengembangkan sikap teliti, kritis, kreatif dalam
berkarya
10.1.4. membuat info grafis lini masa Penilaian kinerja Pedoman penilaian - Membuat karya info grafis tentang sejarah
eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan / produk produk (Info grafis) kepercayaan
Yang Maha Esa dalam era perjumpaan - Menganalisis informasi terkait peristiwa perjumpaan
kebudayaan di Nusantara budaya di Nusantara
10.1.5 Melalui diskusi kelompok dan atau Tertulis Soal Evaluasi - Menyajikan tulisan terkait konsep keyakinan dan
wawancara kepada tokoh Penilaian Karya Pedoman penilaian ajaran kepercayaannya
kepercayaannya peserta didik Tulis Proyek Karya Tulis
- Mengikuti kaidah penulisan makalah atau laporan
mendeskripsikan pokok-pokok ajaran dan
konsep asal usul kehidupan dalam - Menjelaskan konsep asal usul hidup dalam
kepercayaan
kepercayaannya
10.1.6. Merefleksikan sikap percaya diri, Borang observasi - Mengembangkan sikap teliti, kritis dan kreatif
perilaku kejujuran, ketabahan dan rela Sikap berkala
Penilaian Sikap
berkorban, peningkatan ketaatan
beribadah dalam perilaku sehari hari

21
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Instrumen Asesmen / Penilaian

Soal Evaluasi Hasil Belajar (Sumatif)

Pilihan Ganda

1. Dasar dari Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang hampir sama bentuknya dalam
berbagai kepercayaan adalah ....
A Ajaran Ketuhanan dan budi luhur dari dalam budaya lokal di Nusantara
B filosofi kehidupan keagamaan dan Dewa-dewa dari India kuno
C Tata ritual dan tradisi adat istiadat suku bercampur ajaran agama dari luar
D Aliran ajaran dari seseorang tokoh pada agama tertentu
E sempalan (pecahan) paham dari agama-agama besar di Indonesia

2. Kepercayaan merupakan hubungan manusia sebagai ciptaan dengan Pencipta alam semesta yang
memberi “roh hidup” dalam diri manusia. Pernyataan tersebut mengandung makna ...
A. Manusia berkewajiban menyembah Tuhan Yang Maha Esa
B. Manusia tunduk kepada roh-roh di alam semesta
C. Manusia adalah bagian dari Pencipta itu sendiri
D. Manusia mengendalikan hidupnya sendiri
E. Kehendak Manusia dapat mengatur alam semesta
3. Para peneliti biang antropologi budaya dari Eropa pada zaman kolonial, menemukan kepercayaan-
kepercayaan lokal di Nusantara meyakini satu Tuhan (supra natural), namun dalam ritus-ritus
kehidupan masyarakatnya bercampur dengan paham adanya roh leluhur dan roh-roh penghuni sekitar
tempat tinggal, di pohon dan tempat -tempat keramat. Para ahli itu menamakan agama lokal atau
kepercayaan demikian sebagai kepercayaan ...

A Animisme
B Dinamisme
C Totemisme
D Panteisme
E Paganisme
4. Bahwa : Kehidupan “roh” para leluhur terdahulu turut serta mengarahkan “roh-hidup” manusia
generasi selanjutnya, menemukan jalan kebenaran kehendak Tuhan. Konsep demikian terdapat dalam
ajaran agama atau kepercayaan ...
A. Budha dan Kristen
B. Islam dan Kejawen
C. Mappurondo di Sulawesi dan Budha
D. Sunda wiwitan dan Khatolik
E. Ugamo Malim di Batak Toba dan Marapu di Sumba
5. Ajaran Kepercayaan, selain ketundukan berserah kepada Tuhan, juga mengandung nilai -nilai
kearifan lokal yang menuntun manusia bertindak dan berperilaku kebenaran. Wujud perilaku
kebenaran yang nyata dalam perbuatan sehari - hari adalah ...
A Sangkan paran
B Manunggaling kawulo gusti
C Pitutur Adi Luhung
D Budi pekerti
E Panca Upakarti
6. Perhatikan beberapa Kepercayaan / Budaya Spiritual lokal berikut ini :
1. Kejawen di Jawa; 2. Kaharingan di Kalimantan
3. Ugamo Malim (Parmalim) di Sumatera, 4. Marapu di Sumba NTB
Kepercayaan/budaya spiritual lokal tertentu di Indonesia sebagian pernah dikategorikan oleh
pemerintah ke dalam agama Hindu. Hal ini terjadi pada ...
A. 1, 2, dan 3

22
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

B. 1, 2, dan 4
C. 2, dan 4
D. 1, dan 2
E. 3 dan 4
7. Keberadaan penghayat kepercayaan di Indonesia dijamin dalam undang -undang di Indonesia yaitu ...
A Permendikbud 27 tahun 2016
B Putusan Mahkamah Konstitusi : PMK /97 /Tahun 2016
C Pasal 28 huruf E, I dan J UUD 1945
D Pasal 29 ayat 2 UUD 1945
E Keppres no. 1 1965 tentang PNPS
8. KMRT Wonsonegoro merupakan satu tokoh nasional yang banyak berkiprah berjuang pada pergerakan
nasional hingga masa dekade pertama kemerdekaan, sebagai politikus dan pejabat negara. Beliau juga
sangat berjasa dalam perjuangan eksistensi kepercayaan di Indonesia, terutama ...
A. Menyatukan kelompok-kelompok paguyuban kepercayaan menjadi satu kepercayaan baru
B. Memelopori dan membentuk organisasi kepercayaan tingkat nasional
C. Menyebarkan ajaran kebatinan, kejiwaan, kejiwaan di Jawa
D. Masuknya Kepercayaan dalam Departemen Agama RI
E. Membentuk laskar pejuang Kepercayaan Kejawen
9. Tugas pembinaan penghayat kepercayaan oleh pemerintah di Indonesia berada pada satu
direktorat pada instansi/lembaga pemerintahan di Indonesia, yaitu ...
A. Kementerian Dalam Negeri
B. Kepolisian Negara RI
C. Kementerian Agama
D. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
E. Gubernur di daerah masing-masing
10. Sikap seseorang yang senantiasa nyaman bergaul dengan orang berbeda keyakinan, tetapi tidak
berkeinginan mendalami ajaran yang dianut orang lain sudah cukup baik memelihara kerukunan. Hal
ini sesuai dengan nilai -nilai Pancasila, terutama ...
A. Sila Pertama
B. Sila Kedua
C. Sila Ketiga
D. Sila Keempat
E. Sila Kelima

23
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

II. Soal Uraian :


1. Perjumpaan kebudayaan terjadi karena adanya kepentingan bangsa-bangsa lain untuk datang
ke wilayah Nusantara. Selain kepentingan perdagangan (kekayaan hasil bumi nusantara) kemukakan
dengan singkat dan jelas dua faktor lainya yang mendorong kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke
Nusantara.
2. Kerajaan besar di Pulau Jawa dalam sejarahnya memiliki corak budaya dan agama tertentu,
seperti Hindu-Budha dan Kesultanan bercorak Islam. Bahkan sebagian raja-rajanya dianggap simbol
kepemimpinan agama kerajaan di masanya. Bagaimana penjelasanmu bahwa hingga kini masih ada
penduduknya menganut kepercayaan asli leluhur Jawa dan Sunda?
Pertanyaan Pengayaan (tidak digabungkan dalam penilaian evaluasi).
1. Dahulu sebelum pengaruh “masa pencerahan religi” di Eropa melanda nusantara, masyarakat
tidak pernah memikirkan konsep agama sebagai hal yang berbeda dengan tradisi budaya. Mengapa
pemerintah kolonial merasa perlu menanamkan perbedaan antara kaum agama (religius) dengan
masyarakat adat (yang konsisten dengan adat istiadat lokal) ?
2. Berkaitan dengan pokok masalah pembedaan identitas masyarakat beragama dan kaum adat
tradisional, pada masa kolonial. Apakah hal tersebut berhubungan dengan kebijakan politis
pemerintahan 3. Konsep apa saja yang terdapat dalam kepercayaan sehingga disebut agama oleh
ahli antropologi?
setelah kemerdekaan, yang akhirnya memunculkan terminologi Agama dan Kepercayaan yang
dipertahankan hingga saat ini? Jelaskan hubungannya.
Petunjuk Jawaban :
Kunci Jawaban Pilihan Ganda :
1. A 3.D 5.D 7. D 9.D
2.A 4.E 6. D 8.B 10.A
Skor Pilihan Ganda : Maksimal 10 x 6 = 60
Petunjuk Penskoran Esai

No. Kata kunci yang dinilai Skor max Keterangan


1. - tujuan kemashyuran dan perluasan pengaruh 10
kekuasan
- upaya penyebaran agama tertentu seperti Islam
10
dan Nasrani

2. - ajaran para leluhur melekat kuat dalam peri 10


kehidupan sebagian masyarakatnya dan
dianggap relevan
- adanya kelompok atau individu yang kembali
menggali nilai-nilai luhur spiritual leluhurnya 10
Jumlah Skor Max 40

Nilai Sumatif Skala 0-100 = (Jlh Skor Pilihan Ganda + Jlh Skor Esai ) : 100 (%)

24
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Penjelasan Program Perbaikan dan Pengayaan

Berdasarkan hasil assesmen Diagnostik, Formatif dan sumatif guru mengetahui kecepatan pencapaian
pembelajaran Individual dan Klasikal. Kemudian guru menetapkan bentuk, metode dan jadwal program
pembelajaran perbaikan dan pengayaan.
Jika keseluruhan siswa atau mayoritas siswa mengalami kesulitan dan keterlambatan pencapaian target belajar
maka guru harus melakukan program remidial klasikal. Guru menyajikan kembali bagian-bagian modul ajar yang
sulit dipelajari siswa dengan mengganti metode, dan atau memodifikasi materi ajar yang dianggap sesuai.
Siswa individual yang belum memenuhi kecepatan capaian pembelajaran diberikan bimbingan individual melalui
penugasan dengan konteks yang lebih sederhana. Tutor Sebaya : Pembimbing dapat ditugaskan kepada siswa
yang lebih cepat untuk pengayaan. Waktu Asesmen Individual Hasil Remidial dapat dilakukan secara fleksibel
sesuai kesiapan peserta didik menyelesaikan program remidial, sepanjang masih dalam fase yang sama.
Program pengayaan diberikan kepada siswa dengan pencapaian lebih cepat dari perkiraan alokasi waktu normal.
Pengayaan dapat berupa penugasan sebagai tutor sebaya, dan memberikan tugas tambahan yang harus dipelajari
untuk memperluas wawasan dan atau pengalamannya. Misalnya diberikan link beberapa sumber bacaan dan
media elektronik tentang “sub topik” tertentu yang berhubungan dengan “topik” dalam modul ini.

Sundalan, Nusantara kuno?


Untuk siswa dengan kecepatan
penguasaan tinggi misalnya bisa diberi
tugas mengumpulkan rangkaian informasi
penemuan fosil manusian purba di
berbagai tempat di Indonesia
(Pithecantophus dan Homo erectus). Begitu
pula penemuan artepak-artepak kuno yang
lebih tua dari masa kedatangan Hindu-
Gbr3. Menguak Sundaland, Area Sekitar Gunung Anak Budha di Nusantara. Hal demilian dikaitkan
Krakatau yang Diduga Terdapat Jejak Atlantis – Boombastis.com
dengan penemuan Situs Gunung Padang,
Gua Maros dan sebagainya. Bagaimana kaitan semua itu dengan jejak peradapan leluhur Nusantara? Bagaimana
hipotesis tenyang Sundalandia sebagai awal peradaban manusia?. Apa pentingnya situs batu-batu kuno bagi
nenek moyang terdahulu?

25
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Contoh Rubrik Penilaian Karya / Produk

Rubrik Penilaian Karya Tulis


Mata Pelajaran : Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Fase/ Kelas :E/X
Nama Tugas : Makalah tentang Sejarah dan Pokok Ajaran Kepercayaan

KRITERIA PENILAIAN dan BOBOT


NAMA
NO. Keleng- Tata Jumla KETER
PESERTA Kesesuaia Sistematika
kapan bahas h ANGAN
DIDIK n Isi penulisan
gagasan a SKOR
(40%) 20% 20%
20%

dst

Keterangan : Isikan skore 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik

NILAI : Jumlah (skor perolehan X Bobot) X 100


Jumlah skor maksimal

Nilai akhir yang digunakan dalam penilaian portofolio menggunakan rentang 70 –


100
Kolom Keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari
hasil kerja tersebut

26
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Karya Info grafis sejarah kepercayaan

Rubrik Penilaian Produk


Mata Pelajaran : Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Fase/ Kelas :E/X
Nama Tugas : Bagan infografis Sejarah Kepercayaan

KRITERIA PENILAIAN dan BOBOT Jumla KETER


NAMA h ANGAN
NO. PESERTA SKOR
DIDIK
Penampila Kesesuaia
Kesesuaia Kejelasa
n dan n Alat
n gagasan Presisi n
/Bahan
dan 20% Fungsi
20%
konsep 20%
(40%)

dst

Keterangan : Isikan skor 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik

NILAI : Jumlah (skor perolehan X Bobot) X 100


Jumlah skor maksimal

Nilai akhir yang digunakan dalam penilaian portofolio menggunakan rentang 70 –


100
Kolom Keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari
hasil kerja tersebut

27
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Contoh Rubrik Pengamatan Sikap

Nama Siswa: _____________________________ Kelas : _________________________________________

Tanggal Pengisian : ________________________________

No. Indikator Sikap setelah mempelajari unit / modul Ya Tida Tindak


k Lanjut
Merasakan peningkatan rasa percaya diri sebagai seorang
penghayat
Menghayati asal usul kepercayaan sebagai bentuk universal
semua bangsa / kaum dengan keragamannya

Meyakini kemampuan diri sendiri mengkomunikasikan


sejarah kepercayaannya dan keberagaman kepercayaan di
Indonesia
dan seterusnya

Contoh Instrumen Observasi Sikap


No. Pernyataan sikap Sesuai Tidak
Sesuai
Memperlihatkan kesungguhan dalam mendalami, mencari informasi
1.
dan mengkomunikasikan gagasannya terkait sejarah kepercayaan.
Menunjukkan sikap santun, percaya diri
2.
dan keberanian yang wajar dalam pembelajaran, serta ungkapan
perasaan manfaat kesejarahan bagi penghayatannya dan sikap yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Menunjukkan peningkatan ketaatan
3.
religius sebagai landasan penghayatan spiritualitas
kepercayaannya.

dan seterusnya.....

Keterangan :

Isikan skore 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik

Kolom Keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil
kerja tersebut.

Pengolahan Nilai Sikap : observasi berkala dimasukkan dalam jurnal yang akan dilihat sebagai
MODUS pertumbuhan Sikap dan direkapitulasi per aspek dan Kriteria dalam Skala 4.

A= Amat Baik, B= Baik (umum) C= Cukup dan K=Kurang

28
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Instrumen Refeksi Mandiri Karakter Pelajar Pancasila

Survei MANDIRI Pertumbuhan dan Perkembangan Karater


Setelah mengikuti pembelajaran pada keseluruhan Bab ini renungkan kembali
perasaan dan perubahan sikap pribadimu sebagai Pelajar, Apakah sudah mengalami
peningkatan (berkembang) atau belum!
Berikan Tanda Cek pada kolom SS : Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai dan
TS = Tidak Sesuai
Karakter Indikator SS S KS TS
Berbudi Luhur Meningkatnya rasa
akhlak mulia penghayatan keyakinan
dan berserah diri
Kepercayaan
(Menjalankan ibadah)
Ber-kebhinnekaan Menghayati
global keberagaman dan
Toleran
menghormati perbedaan
agama. Suku, ras dan
citra
Gotongroyong Bersedia berperan aktif
Saling membantu bekerja sebagai bagian
Kolaborasi
tim
Bernalar Kritis Mampu mengidentifikasi
menganalisis masalah serta berusaha
masalah dan solusi
memberikan solusi
saintifik
(bukan asalan mengkritik)
Mandiri Bersikap mengambil
Berinisiatif beban kewajiban (iklas)
Tanggung jawab
dengan pengorbanan
pada tugas
demi tugas
Kreatif Semakin mudah
Ide /Teknik / Cara menemukan ide-ide dan
baru
cara kerja baru yang
lebih efektif dan efisien

Keterangan :

Isikan skore 0-4 ; 0 = tidak ada, 1=ada tapi tidak sesuai 2= kurang baik, 3= Cukup baik 4= Baik

Kolom Keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil
kerja tersebut.

Pengolahan Nilai Sikap : observasi berkala dimasukkan dalam jurnal yang akan dilihat sebagai
MODUS pertumbuhan Sikap dan direkapitulasi per aspek dan Kriteria dalam Skala 4.

A= Amat Baik, B= Baik (umum) C= Cukup dan K=Kurang

29
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Contoh Pedoman Penilaian Laporan Penugasan

Pada kolom nilai Ya dapat diisi dengan skala nilai 1-4


4 = sangat baik / sesuai 3=baik/sesuai
2 = cukup / sedikit kekurangan 1=kurang baik
0=tidak sesuai

30
Modul Ajar Sejarah dan Budi Pekerti Luhur KPC. X. MAS. 10.1-3

Program Perbaikan dan Pengayaan

Istilah yang perlu dijelaskan kepada siswa: Budaya spiritual, kearifan lokal, warisan leluhur, belajar dari alam, komunitas adat
tradisional, pertanian tradisional, sikap ekologi spiritual, hukum alam, intensifikasi pertanian, bioteknologi, kerusakan alam global,
Glosarium teknologi ramah lingkungan, emisi gas rumah kaca, kode tipe plastik, sumber energi ramah lingkungan, bahan bakar fosil,
deforestrasi, daur ekologi, pertanian organik, daur ulang plastik, penurunan emisi GRK, limbah organik dan anorganik, kerusakan
lahan, tani organik, hidroponik, MOL, PGPR, pupuk hayati, pupuk dan pestisida kimia, berpikir global bertindak lokal.
Apa saja yang perlu diubah dan disesuaikan dalam setiap pembelajaran dalam satu modul ini agar pembelajaran lebih efektif dan
efisien? Bagaimana menyelaraskan proyek siswa tentang tani organik dengan konsep pertanian warisan leluhur lokal setempat,
dan bagaimana keterkaitan proyek siswa dengan tugas mata pelajaran lainnya (biologi, prakarya dan bahasa Indonesia).
Bagaimana cara siswa memperoleh sumber-sumber informasi terkait: konsep ajaran tentang kewajiban memelihara alam dan
Refleksi Guru
hubungannya dengan bioteknologi? Guru/penyuluh perlu menelusurinya terlebih dahulu. Apa kendala yang dihadapi siswa dalam
melaksanakan tugas proyek “penerapan bioteknologi sederhana dalam pertanian organik”?
Kesiapan infrastruktur informasi seperti internet dan peralatan elektronik, kemampuan akses siswa terhadap sumber informasi
elektronik yang terbatas harus disiasati guru/penyuluh.
Referensi Artanegara, 2018. KAMPUNG TARUNG SUMBA. Cagar Budaya, BPCB BALI, 21 November, CAGAR BUDAYA(1),
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/ ,
Komunitas Adat, pelestari alam https://www.youtube.com/watch?v=ZV0NkADi2dc;
DEFORESTASI TANPA HENTI DI Indonesia https://www.youtube.com/watch?v=Ge0Wszz8ltc
Mudah Banget..!!! Membuat pupuk organik cair (POC) paling kaya nutrisi | Zat Perangsang Tumbuh
https://www.youtube.com/watch?v=f1NMctl2G5s
Ritual Merawat Alam, Larung Saji di Pantai Laut Selatan, https://www.youtube.com/watch?v=c4cFoI6W_TM
Pembuatan Agen Hayati POH di Lipi http://www.biologi.lipi.go.id/mikrobiologi/index.php/mikrobiologi-pertanian
Ocean Conservancy; McKinsey Center for Business and Environment, 2019. Stemming the Tide: Land-based strategies fora
plastic - free ocean ; https://oceanconservancy.org/wp-content/uploads/2017/04/full-report-stemming-the.pdf
Pelatuhan Pembuatan Agen Hayati POH http://www.bumisentosa.or.id/berita_galeri_detail.php?id=41
Daftar Pustaka Basuki, H., 2020. Paradigma Spirtualitas Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa. Jakarta: Direktorat Kepercayaan dan
Masyarakat Adat, Dirjend Kebudayaan Kemendibud.
Hernandi, A., 2017. Kemahaesaan Tuhan. Jakarta, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi.
Sitorus, M., 2020. Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kelas X. 1 penyunt. Jakarta: Puskubuk
Balitbang Kemdikbudristek RI.
Pusat Penilaian Pendidikan, 2015. Pedoman Penilaian oleh Pendidik (K13). Jakarta: Balitbang Kemendikbud RI

31
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3

Catatan Untuk Guru untuk mmilih Pendekatan dan orientasi Pembelajaran

1. Sikap Inklusif merupakan satu tujuan Mata Pelajaran Rumpun Agama dan Kepercayaan

Tujuan Pembelajaran Agama dan Kepercayaan di satuan pendidikan di antara adalah Sikap
Inklusif :”agar siswa di satu sisi mempelajari aturan dan ketentuan dalam ajaran agama /
kepercayaan; di sisi lain membangun sikap kesadaran siswa bahwa diri manusia hanyalah sebagai
ciptaan -Nya saja sama dengan manusia lainnya, hewan, tumbuhan dan alam. Pembelajaran
diarahkan agar siswa dapat memandang sesama ciptaan dengan kesetaraan, tidak berhak
menilai-rendah, memperlakukan sewenang-wenang, apalagi bertindak atau merasa seperti
Tuhan terhadap sesama ciptaan Tuhan.

Selain itu, penting untuk diperhatikan bahwa yang dipelajari siswa bukan saja isi/konten
Pendidikan Kepercayaan tetapi lebih lagi proses pembelajaran itu sendiri untuk mematang
peserta didik dalam kemampuan belajar bersikap, keterampilan dan memperoleh pengetahuan
baru.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek ada dalam modul ajar ini

Dalam modul ini terdapat kegiatan proyek tentang “Penerapan Bioteknologi Sederhana dalam
Pertanian Organik”. Pembelajaran berbasis proyek ditujukan untuk melatih siswa melakukan
kegiatan yang terencana, sistematis dan terukur. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
pemecahan masalah berbasis proyek, Membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan baru
selama pembelajaran, Melatih peserta didik lebih aktif memecahkan masalah yang kompleks
dengan hasil nyata, Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek, Meningkatkan kolaborasi
peserta didik dalam tim / kelompok

Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar (sikap, keterampilan dan pengetahuan). Siswa diatur
bekerja dalam satu tim dengan pembagian peran individu namun tetap bertanggung jawab
secara kolektif. Pembelajaran Proyek memiliki ciri : Lintas kompetensi dan lintas materi (antar
mata pelajaran), Memerlukan analisis biaya kegiatan, Kegiatan siswa dimulai dari Merancang,
Melaksanakan, Mengevaluasi dan melaporkan hasil Proyek, Memerlukan waktu penyelesaian
yang lama 2-4 bulan atau bahkan 1 semester, namun waktu efektif belajar dari guru hanya 3
sampai 6 pertemuan.

Guru perlu mengatur strategi pertemuan berselang untuk memberikan kesempatan bagi siswa
melaksanakan proyeknya dan menyelesaikan dokumentasi dan pelaporannya.

Siklus Belajar berbasis Proyek :

Solusi/Produk/
Rekomendasi

32
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3

Langkah-langkah pembuatan Project Based Learning :

Identifikasi Masalah
Memulai dengan pertanyaan besar dan menantang (start with the big question/essential question)
Di awal pembelajaran diberikan pertanyaan penuntun untuk memberi penugasan pada peserta
didik melakukan suatu aktivitas.
Investigasi dan eksplorasi
Selanjutnya siswa diajak melalukan pengumpulan informasi yang terkait dari sumber primer dan
sekunder untuk didalami. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan realitas dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Merencanakan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa memiliki. Perencanaan berisi tentang aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang
dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek.
Menyusun jadwal kegiatan (Kalender Kerja)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek
mengelola waktu yang ada. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah proyek yang
membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga guru meminta peserta didik
untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam sekolah. Ketika pembelajaran
dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
Melaksanakan Proyek / Menguji pemecahan masalah
Siswa bekerja harus sesuai dengan rancangan mereka sebelumnya. Guru berperan sebagai
penjaga waktu dan kelancaran pengerjaan proyek.
Mengawasi jalannya proyek (monitoring )
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap
proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Guru
mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta
didik dapat memilih perannya masing-masing dengan tidak mengesampingkan kepentingan
kelompok. Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru, akan tetapi guru juga
harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik melenceng dari tujuan proyek.
Penilaian
Guru menetapkan acuan penilaian dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik selama masa
pelaksanaan kegiatan.
Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan
kelompok lain secara bergantian.
Evaluasi
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

33
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3

Profil Pelajar Pancasila

Setiap proses pembelajaran dalam diri peserta didik juga dikembangkan beberapa

kompetensi elemen profil pelajar Panca Sila yang berkaitan dengan materi terutama

melalui bentuk kegiatan belajar para siswa. Enam elemen profil pelajar Panca Sila ada

pada bagan berikut.

4 Profil Pelajar Pancasila (Ils. Kemdikbud)

34
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3

Lampiran: Capaian Pembelajaran Fase E Kelas X Elemen : Sejarah (ditandai)

ELEMEN KONTEN
ELEMEN/ ALUR

Pada akhir Fase E peserta didik Pada akhir Fase E peserta didik Pada akhir FASE E, Pada akhir Fase E peserta didik Pada akhir Fase E peserta didik
dapat mengamalkan Ajaran mengamalkan dan peserta didik dapat menghayati menghayati dan mendeskripsikan menghayati dan
Kepercayaannya, dengan mengkomunikasikan konsep keagungan Tuhan dengan rasa pola ritual religius ajaran mengamalkan perbuatan baik
mengkomunikasikan sejarah prosedural penumbuhan sikap budi syukur atas karunia adanya Kepercayaan terhadap Tuhan menerapkan ajaran
Kepercayaan terhadap Tuhan pekerti luhur dalam dirinya serta ciptaan-Nya serta mendeskripsikan Yang Maha Esa di daerahnya kepercayaannya.
Capaian YME, dan juga dapat memberikan penerapannya kewajiban manusia sujud syukur serta mencintai nilai kearifan Peserta didik dapat
Pembelajaran Per- argumentasi pengetahuan tentang dalam wujud sikap tanggungjawab, sebagai makhluk ciptaan Tuhan lokal lingkungan hidup mendeskripsikan ragam larangan
Elemen sistem Kepercayaan prosedural kerja keras dan peduli berbagi, sopan - YME, dengan diri sendiri, sosial, dan kewajiban ajaran
asal-usul hidup dan kepercayaan menghargai, santun – menerima dan alam semesta. Mengamalkan Peserta didik mengamalkan nilai Kepercayaannya
dikitkan dengan teori asal mula berbeda pendapat, serta sikap taat ritual sujud manembah sesuai religius spiritual melalui kreasi
peradaban bangsa- azas kepercayaannya serta memahami penerpan nilai ekospiritual dan
bangsa/persebarannya. – terpercaya dalam kehidupannya pola -pola ritual dalam berbagai teknologi kekinian dalam
berbangsa dan bernegara kepercayaan di nusantara kehidupan dan penghidupan.

FASE / Kelas FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10 FASE E /KELAS 10

10.1 Peserta didik dapat 10.2 Peserta didik dapat menghayati 10.4 Peserta didik dapat 10. 6. Peserta didik dapat 10. 7. Peserta didik dapat
mengamalkan Ajaran tahapan belajar sepanjang hayat menghayati keagungan Tuhan serta mendeskripsikan keragaman menganalisis dan menilai
Kepercayaannya dan menghayati menumbuhkan budi pekerti luhur mendeskripsikan unsur-unsur diri budaya spiritual nusantara dan hubungan berbagai larangan
rasa percaya diri sebagai penghayat dalam diri melalui praktik manusia sebagai makhluk ciptaan nilai kearifan lokal warisan dalam Kepercayaan dengan
dengan pemahaman sejarah dan menerapkannya dalam kehidupan Tuhan YME, manembah dengan leluhur. Peserta didik juga hukum alam sebagai rambu
asal usul Kepercayaan terhadap nyata tanpa henti. Peserta didik dapat rasa syukur atas diri, sesama menghayati dan mendeskripsikan memenuhi kewajiban spiritual
Tuhan Yang Maha Esa. Peserta mengkomunikasikan konsep manusia dan lingkungan yang pola ritual religius ajaran manusia, relevan dengan sikap
didik dapat menganalisis dan prosedural penumbuhan sikap budi terikat dengan hukum-hukum alam Kepercayaan terhadap Tuhan
kehidupan berbangsa dan
mengkomunikasikan aspek sejarah, pekerti luhur dalam dirinya serta penciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Yang Maha Esa di daerahnya
bernegara
asal usul kenidupan dengan penerapannya dalam wujud sikap serta mencintai nilai kearifan
beberapa teori asal mula alam tanggung jawab, kerja keras dan peduli lokal lingkungan hidup
semesta.dan keragaman berbagi, sopan, menghargai, santun,
Capaian kepercayaan dengan argumentasi menerima berbeda pendapat, serta
Pembelajaran logis, santun dan kreatif dalam sikap taat azas, terpercaya dalam
Pertahun lingkungan masyarakat, bangsa dan kehidupannya
negara.
10.3 Peserta didik dapat
mendeskkripsikan untuk belajar
10.8 Peserta didik juga dapat
mengamalkan sikap mengamalkan
mengamalkan nilai religius
pengendalian diri dalam
spiritual melalui kreasi penerapan
mempraktikkan budi pekerti luhur
nilai ekospiritual lingkungan dan
kehidupan dalam lingkungannya
teknologi kekinian dalam
terutama sebagai sikap
kehidupan dan penghidupan
bertanggungjawab, mandiri, berbakti,
untuk memelihara kelestarian
peduli, menghargai orang lain, santun,
alam ciptaan Tuhan YME.
pemaaf, jujur, berintegritas.

35
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3

Alur Tujuan Pembelajaran


10.4.1 Melalui pengamatan
10.6.1 Peserta didik melalui
10.2.1 setelah membaca teks dan Video, gambar, atau narasi teks 10.7.1. Dengan menganalisis pokok-
10.1.1. Pelajar mengamati dan pengamatan video, membaca teks
diskusi tentang konsep prosedural tentang kebesaran Tuhan dilihat pokok perintah dan larangan
mengumpulkan informasi dari kekayaan budaya spiritual, dan
penumbuhan budi luhur pribadi, dari fenomena-fenomena alam kepercayaan dan ketentuan
berbagai sumber tentang keberadaan sumber online kearifan lokal budaya
Peserta didik Mengidentifikasi konsep yang menakjubkan, siswa larangan dalam norma adat istiadat,
penghayat yang beragam di berbagai nusantara, pelajar menerima melalui
nilai budi pekerti luhur dalam ajaran menerima keagungan Tuhan pelajar menjelaskan kemungkinan
daerah Nusantara seperti di Jawa, analisis logis peranan kearifan lokal
kepercayaan untuk merefleksikan sifat dengan kemampuan norma tersebut berasal dari ajaran
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, nusantara relevan membangun
dan tabiat dalam perilaku diri sendiri menjelaskannya sesuai ketundukan kepada Tuhan Yang
Alur Tujuan Nusa Tenggara. karakter dirinya, masyarakat/
terhadap nilai-nilai budi pekerti luhur. pemahaman logis dari Maha Esa
bangsa
Pembelajaran Fase E pengamatannya.
10.1.2. Pelajar mengidentifikasi 10.2.2. Mengklasifikasikan sikap 10.4.2 Melalui pengamatan 10.6.2 melalui pengamatan media, 10.7.2. Melalui membaca, diskusi
keragaman Kepercayaan Terhadap pribadi dalam 5 aspek nilai yaitu: langsung, gambar (foto) atau gambar, deskripsi teks atau dan analisis tentang Kewajiban
Tuhan Yang Maha Esa dari berbagai Kedudukan (Hak-Kewajiban), video, alam semesta serta pengalaman langsung siswa Kepercayaan sebagai ketundukan
daerah/suku bangsa di Indonesia Makan/Nafkah(Pekerjaan dan Harta), keteraturannya, mendiskusikan mengidentifikasi warisan leluhur kepada Tuhan, pelajar menilai peran
(misalnya: nama, daerah asal, Melihat (Sikap kepada sesama), Bicara sifat kemahakuasaan dan yang tetap hidup didaerahnya ajaran dalam kepercayaan
penyebutan terhadap Pencipta, (Pikiran, Kesantunan), Berjalan/Taat kebesaran Pencipta sebagai sendiri; serta melakukan atraksi, mempengaruhi adat istiadat lokal
Konsep manusia, dan ciri khas Asas (Tindakan dan kuasa).dengan awal dari segala yang ada. apresiasi unsur budaya tertentu dengan memberikan contohnya.
lainnya) berdasarkan pengamatan menggunakan rubrik penilaian sikap / sesuai bakat dan kemampuannya.
beragam media, dan wawancara tabiat pribadi yang disiapkan guru
narasumber
10.4.5. Pelajar menunjukkan
10.1.3. melalui lembar kegiatan indikator peningkatan melakukan
10.6.3. Menyajikan tulisan atau
peserta didik (LKPD) yang disiapkan kewajiban peribadatan dalam 10.7.3. Peserta didik dapat
10.2.3. Melatih diri bersikap positif presentasi singkat tentang bentuk-
guru, tentang bentuk keyakinan kepercayaannya, berpartisipasi mempresentasikan konsepsi dan
dalam 5 aspek secara rutin dengan bentuk warisan pengetahuan genius
kepercayaan nusantara sebelum aktif dalam persiapan ritual di nilai-nilai ajaran kepercayaannya
bantuan borang catatan perilaku lokal beberapa bidang (dipilih:
masuknya agama-agama (Hindu, rumah maupun dalam tentang perilaku moralitas,
sehari-hari; orang tua siswa menjadi aksara, penanggalan, kesenian,
Budha, Islam, dan Nasrani), dan era komunitasnya, rajin melatih diri kesejahteraan, dan kelestarian alam
pengamat selama masa latihan bahasa, arsitektur tradisional)
sebelum aksara, peserta didik bersujud sembah sesuai yang aktual serta menunjukkan
penumbuhan sikap tersebut secara daerah, sebagai bagian
menyajikan tulisan sebagai hasil kepercayaannya, dengan penerapannya dalam konteks
berkala. Kepercayaan sekaligus kekayaan
eksplorasi dari berbagai sumber perilaku yang terpantau dari hasil kehidupan kekinian.
kebudayaan nasional.
tulisan dan penuturan lisan. rubrik sikap berkala oleh guru
dan orang tuanya..
10.1.4. Melalui media online atau
sumber teks, gambar, video yang 10.8.1 Merefleksikan sikap
10.3.1. Peserta didik menidentifikasi 10.7.4. Melalui pengamatan
disiapkan guru, peserta didik tanggung jawab cinta lingkungan
pola bersikap dalam hidup sosial 10.5.1 Berdasarkan bacaan teks, pengalaman langsung, data tertulis,
membuat infografis linimasa hidup dalam aksi nyata seperti :
melalui diskusi menggunakan bantuan video, atau penjelasan guru dan atau wawancara tentang aturan
eksistensi Kepercayaan terhadap mengurangi dampak limbah plastik,
lembar kegiatan. dengan menerapkan tentang keragaman ritual dalam Kepercayaannya, pelajar
Tuhan Yang Maha Esa dalam era dan emisi GRK, pengolahan limbah
nilai budi luhur pribadi dalam bertindak kepercayaan nusantara, siswa menuliskan pokok-pokok Kewajiban
perjumpaan kebudayaan di organik, sebagai tanggung jawab
bersikap pada aspek kejujuran, menjelaskan bentuk-bentuk ritual dan larangan kepercayaannya serta
Nusantara. (berkaitan sejarah masa hubungan kepada alam dilihat dari
kepedulian, gotongroyong, dan Kepercayaan Nusantara. pola umum pada kepercayaan-
masuknya Hindu-Budha, Islam, masa hasil rubrik sikap secara berkala
toleransi. kepercayaan lain.
kolonial), era awal kemerdekaan oleh guru dan orang tua.
hingga setelah era reformasi.

36
LAMPIRAN Modul Ajar KPC X MAS 8.3

10.1.5. Melalui diskusi kelompok dan


10.3.2. Peserta didik berlatih dengan 10.5.2. Melalui diskusi
atau wawancara kepada tokoh
pembiasaan dalam keseharian menggunakan instruksi LKPD 10.8.2. Mendiskusikan keterkaitan
kepercayaannya peseta didik 10.7.5 Pelajar dapat merefleksikan
melakukan kebaikan berdasarkan nilai yang disiapkan guru, siswa dapat pengetahuan biologi dan ekologi
mendeskripsikan pokok-pokok ajaran pokok ajaran kepercayaannya yang
: jujur- ikhlas, kerja keras dengan rela merangkum 4 tahapan sujud dengan kewajiban merawat alam
dan konsep asal usul kehidupan tersirat terkait alam dan kelestarian
berbagi, tulus mencintai, berbuat demi manembah kepercayaan sebagai dalam kepercayaan dan
dalam kepercayaannya dengan lingkungan
kedamaian. (Rubrik pengamatan guru bagian belajar pengamalan diri menuangkan dalam karya grafis
menyebutkan sumber rujukan
dan orang tua) sujud dalam kepercayaannya
terverifikasi.
10.7.6. Pelajar menunjukkan
10.1.6. Merefleksikan sikap percaya
10.3.3. Menerima dan menjalankan 10.5.3. Peseta didik memiliki peningkatan pengamalan kewajiban
diri, perilaku kejujuran, ketabahan 10.8.3. Merancang dan
bimbingan dalam melatih diri kesadaran terhadap alam dan peribadatan dalam
dan rela berkorban, peningkatan melaksanakan kegiatan proyek mini
menumbuhkan sikap berbudi pekerti sebagai sesama ciptaan Tuhan kepercayaannya, berintegritas dan
ketaatan beribadah dalam perilaku penerapan bioteknologi ramah
luhur kepedulian pada sesama, sebagai dasar bersyukur serta bertanggungjawab mematuhi norma
sehari hari di sekolah dan dirumah lingkungan dalam pertanian dan
toleransi, mengalah demi kedamaian, peduli kelestarian lingkungan dan aturan dalam perilaku sehari-
yang dapat diamati guru dan orang penanganan limbah rumah tangga,
dengan prinsip keras pada diri sendiri hidup lokal dan global. hari, di sekolah dan lingkungan
tua melalui rubrik sikap.
sekitar dengan perilaku tampak..
Perkiraan jumlah jam
6 pekan / 18 jam pelajaran 9 pekan / 27 jam pelajaran 6 pekan / 18 jam pelajaran 9 pekan / 27 jam pelajaran 6 pekan / 18 jam pelajaran
pelajaran
Kata/frasa kunci menghayati kesejarahan konsep penumbuhan sikap berbudi mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran Menganalisis sumber kewajiban &
kepercayaannya pekerti kepercayaannya kepercayaannya larangan

Ragam Kepercayaan dan asal menumbuhkan budi pekerti pribadi mengidentifikasi warisan leluhur
membuat bagan prosedur berbuat
usulnya, Perjumpaan budaya, hak (menyadari Kedudukan, Kerja Keras, sifat dan kuasa Tuhan kearifan lokal, atraksi seni budaya
baik
sipil penghayat Menghargai, Bicara santun, taat asas), daerah/ kepercayaan
Glossarium - menerapkan budi pekerti hidup
Menyajikan : Makalah ragam mempraktikkan kearifan ekologi
bersama (Ikhlas, jujur/bersih, berbagi, elemen hidup manusia, bentuk menyajikan makalah menghindari
kepercayaan dan pokok-pokok ajaran spiritual (implementasi dalam
mengasihi, cinta damai) dalam ritual sujud manembah perbuatan tercela
kepercayaan pertanian organik)
bermasyarakat, bernegara dan global
Profil Pelajar Pancasila integritas, menyadari bahwa aturan
Pelajar menjadi pribadi yang
agama dan sosial merupakan aturan
berakhlak mulia (integritas, mawas
Pelajar menjadi pribadi yang yang baik dan menjadi bagian dari
diri; sebagai kewajiban ketaatan bukan Peserta diri memiliki sikap gotong
mandiri ( menghargai diri sendiri diri sehingga bisa menerapkannya
Pelajar menjadi pribadi yang mandiri karena pujian orang lain, budi luhur royong (belajar dari warisan leluhur
terwujud dalam sikap integritas, secara bijak dan kontekstual),
(sikap integritas, dalam menuliskan dengan prinsip keras pada diri sendiri), dan kearifan lokal), bernalar kritis
yakni menampilkan tindakan mandiri dalam berke-binnekaan
sendiri makalah sejarah mandiri ( refleksi atas penilaian (menganalisis nilai kearifan lokal
yang konsisten dengan apa yang global (Berpartisipasi
kepercayaannya sesuai wawancara terhadap dirinya ). bernalar kritis warisan leluhur), dan kreatif
dikatakan dan dipikirkan ). menentukan pilihan dan keputusan
dengan tokoh ). dan bernalar kritis ( (menganalisis sikap pribadinya secara (memanfaatkan TIK dan
bernalar kritis( mampu melalui proses bertukar pikiran
mampu menganalisisnya secara kritis tanpa pembenaran sendiri) dan bioteknologi, menggunakan
menganalisisnya secara kritis secara cermat dan mandiri),
kritis, logis, ilmiah ) kreatif ( senantiasa mencari cara teknologi ramah lingkungan dan
tanpa memaksakan pendapatnya bernalar kritis dan kreatif
menempa sikap pribadi berbudi luhur ). budaya), dan keberagaman global
sendiri) (Menganalisis dan mengevaluasi
serta kebinekaan global (gemar gotong
penalaran dalam menilai
royong)
gagasannya)

Glosarium Budaya spiritual, martabat budaya, hukum alam, hukum Tuhan, norma
sikap pribadi, penumbuhan budi pekerti
Kepercayaan leluhur, Perjumpaan atraksi budaya, kearifan lokal, adat, peradaban, rambu larangan,
diri, borang perilaku, aspek perilaku Roh, Perantara agung, hidup,
budaya, hidup rohaniah, hak-hak warisan budaya monumental, kewajiban kepada Tuhan, mencintai
pribadi (duduk, makan, melihat, bicara, ritual, sujud, manembah, religius,
sipil, pra-aksara, kebudayaan lokal, atraksi budaya, belajar dari alam, sesama ciptaan, larangan,
berjalan); budi pekerti kehidupan (iklas- spiritual, rubrik pengamatan
budaya spiritual, rubrik pengamatan sikap ekologi spiritual, hukum alam, kebajikan, prosedur berbuat baik,
jujur; bekerja keras; berbagi; welas sikap
sikap bioteknologi, kerusakan alam global, spiritualitas, rubrik pengamatan
asih, cinta damai)
ramah lingkungan sikap

37

Anda mungkin juga menyukai