Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bryozoa berasal dari bahasa yunani yaitu “Bryon” yang berarti lumut dan
“Zoo” yang memiliki arti hewan. Bryozoa berupa koloni hewan yang menyerupai
lumut berbulu. Bryozoa yang lebih deikenal dengan “ectrocpocta” yang berasal dari
kata ektos yang memiliki diluar dan proctus yang berarti anus. Jadi bryozoa sendiri
merupakan kelompok hewan yang memiliki anus di bagian luar lophopore, saluran
pencernaan bryozoa lengkap membentuk huruf U dan mulut yang dikelilingi oleh
lophopore.
Bryozoa hidup di perairan laut dan ada juga yang hidup di air tawar, hidup
berkoloni dan tidak memiliki tangkai, beberapa jenis bryozoa mengeluarkan benda
berkapur berupa batu karang. Bryozoa bereproduksi dengan cara seksual dan
aseksual, semua jenis bryozoa yang fertilisasinya di air maupun di darat didalam
tubuh. Telur dan sperma dihasilkan secara bergantian adakalanya protandri testis pada
funiculus ovum terletak pada lophopore pada species dioceus, zooid jantan dan betina
terdapat pada suatu koloni atau koloni lain.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum kali ini adalah agar para
praktikan mengenal phylum jenis bryozoa. Sedangkan tujuannya agar para praktikan
dapat mendeskrifsikan dan mengaplikasikan phylum bryozoa ini dilapangan dengan
baik serta mengetahui lingkungan pengendapannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Praktikum
Pada hari kamis 11 Mei 2023, telah dilakukan praktikum mata kuliah
paleontologi dengan phylum byrozoa dilaboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik
- Universitas Pakuan, praktikum dilaksanakan secara tatap muka dan mendeskrifsikan
sampel berupa phylim bryozoa, dengan alat tulis lengkap dan sampel berupa phylum
bryozoa.

2.2 Deskripsi Fosil 1


Berikut hasil deskripsi sampel phylum bryozoa yang saya amati ketika
praktikum dengan no contoh (-), termasuk dalam jenis phylum bryozoa, termasuk
dalam kelas gymno laemata, sub klas/ordonya yaitu cheilosomata, memiliki genus
tubipira, genus dari phylum tersebuut adalah tubipora, dengan spesies tubipora
musica, memiliki bentuk test coaral, dengan proses pemilahan permineralisasi mineral
pembentuk dari phylum ini adalah CaCo3.

SKETSA
Ventral Dorsal

2.3 Lingkungan Pengendapan


Electra pilosa berasal dari daerah Timur laut dan Barat Samudra Atlantik, laut
mediterns, laut utara, wodden, laut putih dan laut Barnets. Electra pilosa ditemukan di
zona intertidal pantai berbatu terlindungi hingga kedalaman sekitar 50m. ( 164 kaki ).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan mendeskripsikan fosil, saya menjadi tahu bagaimana kondisi
lingkungan pada saat fosil tersebut masih hidup meskipun belum secara spesifik.
Pengenalan fosil ini sangat penting untuk mengenal fosil jauh lebih baik lagi nantinya.
Sehingga pada akhirnya saya bisa mencapai suatu tujuan yaitu, mengetahui kondisi
kehidupan pada masa lampau untuk lebih memahami mengenai masa lampau, maka
dilakukan lah praktikum paleontologi mengenai fosil dan proses pemfosilan. Untuk
mempelajari fosil, praktikan harus mengenal fosil tersebut dengan cara mengetahui
taksonominya, class, phylum, ordo, genus, hingga nama spesifiknya.

Anda mungkin juga menyukai