Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TEKNIK BANDAR UDARA

(Pertemuan Ke - 7)

Oleh:

NAMA : MUHAMMAD ARYA NURFAJRI

NIM : 2020D1B100

KELAS : 6C

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022/2023
1. Organisasi Penerbangan Internasional

1.1. Jelaskan tugas dan tujuan ICAO


ICAO singkatan dari International Civil Aviation Organization/Organisasi Penerbangan
Sipil Internasional, merupakan salah satu badan khusus yang berada di bawah naungan
organisasi internasional United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai sebuah badan
khusus, ICAO didirikan tanggal 4 April 1947 sebagai kelanjutan dari Konvensi Penerbangan
Sipil Internasional (Konvensi Chicago) yang ditandatangani di Chicago pada 1944 oleh
awalnya 52 negara (anggota pendiri). Pembentukkan Konvensi Chicago sendiri memiliki
latar belakang di tengah situasi perang dunia kedua. Amerika Serikat beserta aliansinya yang
menginisiasi pembentukan konvensi itu, untuk menciptakan kondisi perdamaian dunia lewat
pembangunan penerbangan sipil. Pada pembukaan Konvensi Chicago, tertulis bahwa
kerjasama pembangunan penerbangan sipil mampu membantu menjaga persahabatan dan
kesepahaman antar negara, misalnya seperti adanya pengakuan kedaulatan wilayah udara
dari sebuah negara.. Kini, Konvensi tersebut telah diratifikasi oleh 193 negara. Adapun
mandat dari Konvensi Chicago untuk menciptakan tujuan damai bagi dunia adalah dengan
membentuk organisasi khusus yang dapat mengelola pembangunan penerbangan sipil.
sebelum ICAO resmi didirikan sebagai mandat Konvensi Chicago, lebih dulu dibentuk
PICAO (Provisional Civil Aviation Organization) pada 6 Juni 1945 di Montreal Kanada.
Badan persiapan pembentukan organisasi penerbangan sipil internasional itu berakhir tepat 4
April 1947, bebarengan dengan terbentuknya ICAO. Kemudian, ICAO resmi masuk jadi
bagian PBB pada tanggal 13 Mei 1947. Di mulai dari situ, setiap negara anggota PBB berhak
untuk menjadi anggota dari ICAO. Anggota ICAO sendiri kini berjumlah 193 negara,
termasuk Indonesia. Selain berisi anggota biasa, ICAO secara struktur juga terdapat dewan
khusus yang terdiri dari 36 negara anggota. Dewan tersebut dipilih setiap tiga tahun sekali
yang diselenggarakan lewat sidang umum ICAO. Anggota Dewan ICAO ini bisa dikatakan
sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas–tugas organisasi, dalam menyukseskan
pembangunan penerbangan internasional untuk tujuan damai.
Melanjutkan mandat Konvensi Chicago, tugas ICAO adalah menjadi badan yang
mengelola pembangunan penerbangan sipil untuk tujuan damai. ICAO memiliki tugas untuk
memelihara hubungan diplomatik antar anggota, menganalisis dan mengevaluasi kebijakan
penerbangan, serta membuat standarisasi penerbangan yang disahkan oleh anggota dewan.
Dalam menjalankan tugas untuk membuat standarisasi penerbangan, ICAO melakukan yang
namanya Standards and Recommended Practices (SARPs) and Procedures for Air Navigation
Services (PANS). Dua proses tersebut intinya dilakukan untuk membuat standar kelayakan
keselamatan penerbangan. Standar tersebut dibuat dengan melibatkan tinjauan dari berbagai
pakar dan akhirnya menghasilkan sebuah rekomendasi kebijakan baru. Tinjauan untuk
menghasilkan rekomendasi kebijakan kelayakan penerbangan itu bersumber juga dari
laporan investigasi kecelakaan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu, rekomendasi
bakal dipertimbangkan oleh dewan ICAO untuk kemungkinan pengadopsian menjadi sebuah
kebijakan kelayakan penerbangan yang baru. Rekomendasi tak selalu bersifat teknis,
melainkan juga bersifat non-teknis. Beberapa kali ICAO mengadopsi peraturan yang bisa
mencegah perpecahan antar negara, misal seperti peraturan anti-diskriminasi. Peraturan
ICAO tersebut diadaptasi agar tidak ada diskriminasi berdasar ras, warna kulit, dan
sebagainya, yang terjadi di penerbangan sipil, sehingga bisa bisa mencegah konflik yang
lebih besar. Untuk keberlangsungan penerapan kebijakan keselamatan penerbangan, baik
yang bersifat teknis atau non-teknis, anggota dewan ICAO memegang peranan penting.
Dewan ICAO bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan kelayakan
penerbangan dari tiap negara anggota. Dalam menjalankan fungsi pengawasan, anggota
Dewan ICAO rutin memberikan laporan evaluasi ke majelis. Didapuk memiliki tugas seperti
itu, anggota dewan ICAO bukan dipilih secara sembarangan. Negara yang jadi anggota
dewan ICAO dipilih salah satunya karena memiliki catatan yang baik dalam
menyelenggarakan kebijakan keselamatan penerbangan.

1.2. Jelaskan tugas dan tujuan FAA

Federal Aviation Administration (disingkat FAA: Badan Penerbangan Federal Amerika


Serikat) merupakan lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat. Sebagai bagian
dari Kementerian Transportasi Amerika Serikat, badan ini bertanggungjawab sebagai
pengatur dan pengawas penerbangan sipil di Amerika Serikat (fungsinya mirip dengan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Indonesia). Undang-Undang Penerbangan Federal
1958 menjadi dasar hukum berdirinya lembaga ini dengan nama "Lembaga Penerbangan
Federal" (Federal Aviation Agency), dan menggunakan namanya yang sekarang pada tahun
1966 ketika FAA bernaung di bawah Jawatan Pengangkutan (Kementerian Transportasi AS).
FAA berfungsi untuk:

 Mengatur transportasi udara komersial di Amerika Serikat.


 Mengatur geometri dari navigasi udara dan standar inspeksi penerbangan
 Mendorong dan mengembangkan aeronautik sipil, termasuk inovasi baru di
bidang aviasi
 Mengeluarkan, menangguhkan, atau mencabut sertifikat pilot
 Mengatur penerbangan sipil untuk meningkatkan keselamatan, terutama melalui
kantor lokal yang disebut Flight Standards District Office
 Mengembangkan dan mengoperasikan sistem pemanduan lalu lintas udara, untuk
penerbangan sipil maupun militer
 Melakukan riset dan mengembangkan National Airspace System
 Mengembangkan dan mengeluarkan program untuk mengatur polusi suara dan
masalah lingkungan lain yang timbul akibat aktivitas aviasi

Tugas utama yang diemban oleh Federal Aviation Administration, diantaranya:

 Mengatur transportasi udara komersial di Amerika Serikat,


 Mengatur geometri dari navigasi udara dan standar inspeksi penerbangan,
 Mendorong dan mengembangkan aeronautik sipil, termasuk inovasi baru di
bidang aviasi,
 Mengeluarkan, menangguhkan, atau mencabut sertifikat pilot,
 Mengatur penerbangan sipil guna meningkatkan keselamatan, terkhusus melalui
kantor lokal yang disebut Flight Standards District Office,
 Mengembangkan dan mengoperasikan sistem pemanduan lalu lintas udara, dalam
penerbangan sipil maupun militer,
 Melakukan riset dan mengembangkan National Airspace System,
 Mengembangkan dan mengeluarkan program untuk mengatur polusi suara serta
masalah lingkungan lain yang disebabkan oleh aktivitas aviasi.
1.3. Jelaskan garis besar isi dari Aerodromes “Annex 14” (standar perancangan dan
operasional bandara)
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization), Bandar Udara
adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan)
yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan
dan pergerakan pesawat. Menurut Undang-undang No.15 Tahun 1992 dan Peraturan
Pemerintah No.70 Tahun 2001, Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan
untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan / atau bongkar
muat kargo dan / atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan
sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi Pengertian Landasan Pacu ( Runway ),
Taxyway dan Apron a. Landasan Pacu ( Runway ) Menurut SKEP 161 IX (Petunjuk
Perencanaan Runway, Taxiway dan Apron, 2003, Runway) adalah jalur perkerasan yang
dipergunakan 10.

2. Dalam konteks Runway (Landas Pacu) - sebut dan jelaskan komponen komponen yang
mempengaruhi Panjang Landas Pacu
Runway adalah landasan pacu pesawat terbang untuk mendarat (Landing) maupun untuk
terbang (Takeoff). Bagian-bagian dari runway antara lain :

a. Structural Pavement
Bagian yang memikul beban pesawat yang diberi lapis keras sesuai dengan
perhitungan bebannya
b. Shoulder
Bagian yang berbatasan dengan structural pavement untuk menahan erosi akibat
air dan hembusan pesawat atau tempat peralatan dalam melakukan perbaikan
c. Runway Safety Area
Daerah pengamanan landasan (termasuk structural pavement dan shoulder)
d. Blast Pad
Untuk menahan erosi pada bagian permukaan yang terletak di ujung runway
akibat hembusan pesawat. Oleh karena itu dapat diperkeras atau ditanami
rerumputan. Panjang Blast Pad sekitar 200 ft; bila melayani pesawat berbadan
lebar dapat mencapai 400 ft.
e. Extended Safety Area
Bagian yang berbatasan dengan structural pavement untuk menahan erosi akibat
air dan hembusan pesawat atau tempat peralatan dalam melakukan perbaikan.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan lapangan terbang :

 Peraturan-peraturan atau pedoman yang disyaratkan/ direkomendasikan dalam


perencanaan lapangan terbang dari FAA (Federal Aviation Administration) dan
ICAO (International Civil Aviation Organization) serta dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
 Inventarisasi data tentang kondisi geografis dan geologis daerah, curah hujan
tahunan, peta topografi daerah dan peta aliran angina
 Studi tentang perkiraan prospek eksistensi bandar udara untuk jangka pendek (5
tahun) menengah (10 tahun) dan jangka panjang (15- 20 tahun) berdasarkan
kebutuhan pelayanan transportasi udara.
 Kebutuhan pengembangan dan pengadaan fasilitas pendukung pada bandar udara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi atau ukuran lapangan terbang :

 Karakteristik dan spesifikasi pesawat terbang rencana berpengaruh pada


perencanaan ukuran panjang dan lebar dari landasan pacu dan landasan
penghubung.
 Kepadatan lalu lintas penerbangan yang dilayani mempengaruhi jumlah landasan
pacu dan susunan landasan penghubung.
 Kondisi iklim dan cuaca pada lokasi lapangan terbang, aspek temperatur udara
berpengaruh pada ukuran panjang landasan pacu dan aspek arah angin
berpengaruh pada jumlah dan konfigurasi landasan pacu.

Anda mungkin juga menyukai