Fariza Faradillah (210641100067) Muhammad Rahadian Alif P (210641100077) Dina Nabila (210641100078) Rizqoh Mufidah (210641100088) Endah Nuryanti (210641100090)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA SEMESTER GENAP 2022/2023 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha terencana yang dilakukan oleh pendidik guna
mewujudkan proses pembelajaran yang efektif agar peserta didik aktif dalam mengembangkan potensi dirinya, Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang termuat dalam UU RI No. 20 tahun 2003 yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mempunyai akhlak mulia sehat, berilmu kreatif, mandiri dan demokratis serta memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagai bagian dari upaya pemulihan Pendidikan di Indonesia dari masa pandemi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia mengembangkan Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai Kurikulum Prototipe). Kurikulum terbaru ini didiperkenalkan dengan kerangka kurikulum yang lebih fleksibel sekaligus berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik. Kurikulum Merdeka mengedepankan gotong royong seluruh pihak untuk mencapai kesuksesan pelaksanaannya. Peserta didik bukan lagi menjadi “wadah” yang hanya duduk menerima semua materi, namun dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Bahkan seluruh proses pembelajaran bisa jadi didominasi oleh peserta didik. Kontribusi pendidik di dalam kelas adalah berupaya mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat, aktif dalam kegiatan diskusi, serta menyelesaikan pembelajaran berbasis permasalahan. Kurikulum ini sejalan dengan proses pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA dalam praktik seharusnya adalah pembelajaran yang membuat siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. IPA dipelajari dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, dan penyusunan teori untuk mendapatkan pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar. Jika hanya duduk di kelas mendengarkan materi guru, IPA hanya akan menjadi ilmu teori yang dihafal tanpa tau kebenarannya di alam. Dengan ini, penerapan Kurikulum Merdeka sangat efektif membantu peserta didik mencapai hakikat IPA yaitu sains sebagai proses, sains sebagai sikap, sains sebagai produk, dan penerapan sains dalam teknologi. Tidak dipungkiri, Kurikulum Merdeka memberikan tuntutan yang sangat besar kepada peserta didik. Bukan hanya harus aktif dalam mengemukakan pendapat atau aktif dalam diskusi, peserta didik juga harus memiliki keterampilan berfikir kritis. Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk memahami suatu permasalahan dan mencari solusi pemecahan masalahnya, serta selalu berpikiran terbuka terhadap hal-hal baru untuk menemukan solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi. Kemampuan siswa dalam berpikir kritis memang sangat diperlukan agar siswa nantinya mampu menghadapi permasalahan dalam kehidupannya dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara bijak. Peserta didik dapat melatih keterampilan berfikir kritis dengan mempelajari dan memecahkan masalah IPA. Fenomena-fenomena yang disajikan alam akan merangsang keterampilan berfikir klritis mulai dari tahap yang sederhana sampai kompleks diantaranya memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, memberikan penjelasan lebih lanjut, menyimpulkan, terakhir mengatur strategi dan taktik. Sayangnya, dalam praktiknya, Kurikulum Merdeka tidak selalu berjalan sukses di semua Lembaga Pendidikan. Beberapa masih memiliki kendala sehingga peserta didik kesulitan untuk memenuhi capaian keterampilan berfikir kritis utamanya dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan fakta di lapangan tersebut, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui nilai rata-rata keterampilan berfikir kritis serta capaian keterampilan berfikir kritis peserta didik tingkat SMP dalam pembelajaran IPA. Peneliti melakukan penelitian dengan memberikan tes tulis berupa fenomena-fenomena yang berhubungan dengan IPA. Setiap soalnya merefleksikan tingkatan keterampilan berfikir kritis. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah peserta didik tingkat SMP dapat mencapai semua indikator keterampilan berfikir kritis dalam pembelajaran IPA? 1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata keterampilan berfikir kritis serta capaian keterampilan berfikir kritis peserta didik tingkat SMP dalam pembelajaran IPA.